i PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PERTANAMAN CAMPURAN ANTARA
Brachiaria brizantha DENGAN Macroptilium atropurpureum PADA LAHAN KERING
SKRIPSI
Oleh
NENY NURENI . S I111 14 027
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
ii PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PERTANAMAN CAMPURAN ANTARA
Brachiaria brizantha DENGAN Macroptilium atropurpureum PADA LAHAN KERING
SKRIPSI
Oleh
NENY NURENI . S I111 14 027
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
iii
iv
v KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, karena dengan segala berkah, kehendak, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga penyusunan tugas akhir yang berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Pertanaman Campuran antara Brachiaria brizantha dengan Macroptilium atropurpureum pada Lahan Kering” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan pada Nabiyullah Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam sebagai suri tauladan ummat manusia.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua, Ayahanda Alm. Suparman dan Ibunda Samida yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik penulis sampai saat ini dukungan dan lantunan doa kesuksesan di setiap shalatnya. Penulis juga menghanturkan terima kasih kepada saudara Masniar. S, Masnawati. S, Misnawati. S, Tasmir. S, Ahriadi. S, Rudianto. S, Rahim. S, Rauf. S serta seluruh keluarga besar yang selalu memberi motivasi atas perhatian, doa dan dukungan yang diberikan selama ini.
Terima kasih tak terhingga kepada Ibu Dr. Rinduwati, S.Pt., MP. sebagai pembimbing utama dan bapak Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc. selaku pembimbing kedua yang senangtiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
vi dalam mengarahkan penulis merancang skipsi dan mencurahkan perhatian untuk membimbing penulis dalam penyusunan skipsi ini.
Pada kesempatan ini Penulis tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan, petunjuk, arahan danmasukan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Terima kasih kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi yang telah memberi penulis beasiswa BIDIKMISI penulis mengenal pendidikan dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku dekan fakultas peternakan 3. Dr. Ir. Budiman Nohong, MP. Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc
dan ibu Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si sebagai pembahas yang telah memberikan masukan, saran dan motivasi.
4. Dr. Ir. Anie Asriany, M.Si. sebagai pembimbing akademik yang telah memberi motivasi dan dukungan bagi penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen tanpa terkecuali serta seluruh staf Pegawai Fakultas Peternakan, terima kasih semua yang diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan.
6. Sahabat seperjuangan “ 5 cm “ Pratiwi, Imelda Arsyad, Muh. Bauzad dan Surahman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasinya.
7. Kanda Sema, S.Pt dan Tim Asisten Laboratorium Ilmu Tanaman Pakan atas segala bantuan, dukugan dan motivasinya.
vii 8. Teman-teman ANT 14, keluarga besar HUMANIKA dan teman-teman KKN Angkatan 96 Kecamatan Polongbangkeng Utara khususnya Kelurahan Matompodalle. Kalian merupakan sahabat bahkan saudara terima kasih atas canda tawa, kebersamaan serta kebahagiaan selama penulis menjalani perkuliahan dan belajar bersama.
9. Teman-teman : Kanda Jemma, Erni Damayanti, S.Pt, Sumardiyanto, Nurdianti, Marwah dan Ripandi serta semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan meski telah berusaha melakukan yang terbaik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran ataupun kritikan yang bersifat konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita dan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Makassar, Mei 2018
Neny Nureni.s
viii RINGKASAN
Neny Nureni.S (I111 14 027). Pertumbuhan dan Produksi PertanamanCampuran antara Brachiaria brizantha dengan Macroptilium atropurpureum pada Lahan Kering. (Dibawah bimbingan) Rinduwati sebagai Pembimbing Utama dan Syamsuddin Hasan sebagai Pembimbing Anggota.
Usaha meningkatkan produktivitas ternak ruminansia diperlukan ketersediaan hijauan pakan yang bermutu sepanjang tahun, sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi pertanaman campuran antara rumput Brachiaria brizantha dengan legum siratro (Macroptilum atropurpureum) pada lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium ilmu Tanaman Pakan dan Pasture pada bulan Februari-April 2018. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan, 5 kelompok dan 5 ulangan. Adapun perlakuan pada penelitian ini yakni P0= Kontrol 100%
Rumput BB; P1= Rumput BB 60% + Siratro 40%; P2= Rumput BB 50% + Siratro 50%; P3= Rumput BB 40 %+ Siratro 60%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat kering, kandungan klorofil dan jumlah anakan rumput Brachiaria brizantha. Disimpulkan bahwa rumput Brachiaria brizantha tertinggi pada perlakuan tanpa pertanaman campuran sedangkan pertumbuhan (klorofil dan anakan) yang paling baik yaitu pertanaman campuran dengan komposisi (60 : 40).
Kata Kunci : Rumput BB, Siratro, berat kering, klorofil, jumlah anakan.
ix ABSTRACT
Neny Nureni.S (I111 14 027). The Growth and Planting Mixture Production Between Brachiaria brizantha and Macroptilium atropurpureum on Dry Land.
Under Supervised Rinduwati as Main Supervisor and Syamsuddin Hasan as Cosupervisor.
Efforts to increase the productivity of ruminant livestock are needed for the availability of high quality forages throughout the year, so that their needs can be fulfilled. The aim of this study was to determine the effect of growth and mixed production between Brachiaria brizantha grass and siratro legume (Macroptilum atropurpureum) on dry land. This research was conducted in the Food Crops and Pasture Science Laboratory From February to April 2018. This Research was designed by Randomized Block Design with 4 treatments, 5 groups and 5 replications. The treatments in this research were ; P0 = 100% BB grass as a control ; P1 = 60% BB grass + 40% Siratro; P2 = 50% BB grass + 50% Siratro ; P3 = 40% BB grass + 60% Siratro. The result of variance showed that the treatment had significant effect (P <0,05) to dry weight, chlorophyll content and tiller number of Brachiaria brizantha. It was concluded that the highest Brachiaria brizantha grass was treated without mixed cropping, and the best growth (chlorophyll and tiller) was mixed with composition (60: 40).
Keywords: Brachiaria brizantha, dry weight, chlorophyll, Macroptilium atropurpureum, tiller number.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... v
RINGKASAN ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
PENDAHULUAN Latar belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan Kering untuk Tanaman Hijauan Pakan ... 4
Pertanaman Campuran Antara Rumput dengan Legum ... 5
Gambaran Umum Rumput BB (Brachiaria Brinzantha) ... 7
Gambaran Umum Legum Siratro (Macropitilium atropurpureum) .. 9
Hipotesis ... 11
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 12
Materi Penelitian ... 12
Metode Penelitian ... 12
Parameter yang Diamati ... 14
Analisis Data ... 15
xi HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Berat Kering ... 16
Kandungan Klorofil ... 17
Jumlah Anakan ... 18
PENUTUP Kesimpulan ... 20
Saran ... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 21
LAMPIRAN ... 24 RIWAYAT HIDUP
xii DAFTAR TABEL
No.
Teks
1. Rancangan Penelitian ... 12 2. Denah Penempatan Perlakuan ... 13 3. Rata-Rata Produksi Berat Kering, Klorofil dan Jumlah Anakan BB
Dengan Kombinasi Legum Siratro ... 16 Halaman
xiii DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
1. Rumput BB (Brachiaria brizantha) ... 8 2. Siratro (Macropitilium atropurpureum)... 10
Halaman
1 PENDAHULUAN
Latar belakang
Usaha meningkatkan produktivitas ternak ruminansia diperlukan ketersediaan hijauan pakan yang bermutu sepanjang tahun, sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Hijauan pakan merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup dan berproduksi dari seekor ternak. Kebutuhan hijauan akan semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya populasi ternak yang dimiliki petani peternak. Kendala utama dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak tetap sepanjang tahun. Saat musim penghujan, produksi hijauan pakan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau hijauan berkurang, karena tingkat produksi tanaman akan rendah atau bahkan tanaman akan mati.
Pertanaman campuran merupakan sistem penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam sebidang lahan pada musim tanam yang sama. Dengan demikian pertanaman campuran dimungkinkan terjadi persaingan atau saling mempengaruhi antara komponen pertanaman yang berlangsung selama periode pertumbuhan tanaman yang mampu mempengaruhi hasil kedua atau lebih tanaman tersebut. Menurut Gardner dkk, (1991) menyatakan bahwa pada pertanaman campuran leguminosa memberi sumbangan N pada rumput selama pertumbuhannya. Beberapa syarat perlu diperhatikan pada tanaman campuran, yaitu dapat menimbun N, tanaman tahunan yang berumur pendek, spesies-spesies yang permanen, tanaman yang tumbuh rapat, rendah dan lambat berbunga.
Salah satu keuntungan dari sistem pertanaman campuran adalah dapat meningkatkan produktivitas lahan per satuan luas dan untuk meningkatkan
2 kualitas hijauan. Pola pertanaman campuran antara rumput dan leguminosa meningkatan produksi hijauan, dibandingkan dengan pertanaman monokultur (Mansyur, 2005).
Rumput Brachiaria brizantha merupakan jenis rumput unggul yang mengandung nilai nutrisi yang cukup baik serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Menurut Fanindi dan Prawirodiputra., (2000) rumput brachiaria brizantha adalah salah satu rumput padang penggembalaan yang memiliki produksi lebih baik memiliki nutrisi yang tinggi serta tumbuh dengan cepat. Sedangkan legum siratro merupakan tanaman sumber protein dan mineral bagi ternak ruminansia serta dapat tumbuh baik pada daerah basah dan kondisi kering (Farizaldi 2014).
Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman lain, yaitu dapat menambat N2 atmosfer bila berasosiasi (simbiosa) dengan bakteri tanah, rhizobia. Sehingga tanaman leguminosa dapat menyediakan pupuk N sendiri bahkan dapat memberi kontribusi pada tanaman di sekitarnya. Mikroba lain yang bermanfaat adalah bakteri Pseudomonas spp. (non-pathogen), Bacillus spp, bakteri ini lebih berfungsi sebagai pelarut fosfat di tanah yang biasanya terikat didalam koloidal tanah sehingga tidak tersedia untuk tanaman (Purwantari, 2008). Percampuran leguminosa dan tanaman mempunyai potensi untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik. Selain itu, pertananam campuran dengan tanaman leguminosa dapat menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah (Horne dan Stur, 1999).
Pada pertanaman campuran antara rumput dan legum terjadi Biological Nitrogen Fixation (BNF) yaitu legum mampu menghasilkan N2 sebagai
3 pengganti pupuk kimia terutama N, sehingga dapat menghasilkan produksi biomassa hijauan pakan (Hasan, dkk 2016).
Rumusan Masalah
Umumnya lahan kering miskin unsur hara N, P, K. Oleh karena itu perlu di tambahkan pupuk untuk membantu tanaman, sehingga tersedia unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam pertumbuhannya. Tetapi jika menggunakan pupuk an-organik atau pupuk kimia harganya agak mahal pada tingkat petani-peternak dan dapat merusak lahan jika sering digunakan berulang-ulang. Salah satu alternatif yang tepat dilakukan yaitu pertanaman campuran antara rumput dan legum untuk meningkatkan produksi dan pertumbuhan.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi pertanaman campuran antara rumput Brachiaria brizantha dengan legum siratro (Macroptilum atropurpureum) pada lahan kering dan sejauh mana pengaruh BNF (Biological Nitrogen Fixation) pada pertanaman campuran rumput Brachiari brizantha dengan legum siratro (Macroptilium atropurpureum).
Kegunaan dari penelitian ini adalah memberi informasi bagi masyarakat petani/peternak mengenai manfaat pertanaman campuran pada hijauan rumput brachiaria brizantha dengan legum siratro (Macroptilum atropurpureum).
4 TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan Lahan Kering untuk Tanaman Hijauan Pakan
Lahan untuk pengembangan peternakan termasuk kebun rumput dan padang penggembalaan umumnya kekurangan unsur hara. Kerusakan tanah dapat terjadi karena kehilangan unsur hara, hal ini menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk baik pupuk anorganik maupun organik adalah salah satu cara untuk meningkatkan produksi hijauan pada lahan-lahan yang tidak produktif. Pengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan agar tidak menimbulkan kerusakan lahan dan menurunkan produktivitas lahan. Proses evaluasi lahan dan perencanaan tataguna lahan perlu dilakukan karena menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan tentang penggunaan lahan sehingga kita dapat merencanakan dan mengembangan sumber daya lahan yang menjamin kelestarian pemanfaatan sumberdaya masa yang akan datang (Hasan, 2015).
Dalam pengembangan hijauan pakan, lahan yang yang digunakan adalah lahan kelas III - kelas VIII dengan kategori lahan kering (Hasan, 2015). Lebih lanjut dikemukakan bahwa fungsi tanah (lahan) sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman, sehingga produksi biomassa yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan dalam penyedia nutrisi tanah (kesuburan tanah).
Menurut Yulipriyanto (2010) bahwa pada tanah yang subur terutama yang kandungan unsur haranya memadai bagi organisme tanah, serta bahan organik yang tinggi akan mendorong organisme tanah berkompetisi untuk mendapatkan makanan dan tumbuh serta berkembang di habitat tersebut. Kandungan bahan
5 organik tinggi sebagai aktivitas organisme tanah meningkat, yaitu menguraikan bahan-bahan tersebut dengan demikian akan tercipta siklus hara yang berkelanjutan. Begitu pun sebaliknya pada tanah yang rendah kesuburannya seperti pada lahan kelas III - kelas VIII perlu di input dengan pemupukan, apakah itu pemberian pupuk an-organik atau pupuk kimia maupun pupuk organik.
Ada beberapa cara untuk menyediakan unsur hara pada lahan kering pada pengembangan tanaman hijauan pakan diantaranya yaitu pemberian pupuk an- organik dan pemberian pupuk organik baik dalam bentuk padat maupun cair (Goenadi, 2006). Pemberian pupuk an-organik merupakan cara yang agak mahal bagi tingkat petani-peternak, namun kelebihannya dapat menyediakan unsur hara tertentu seperti unsur N,P dan K, dalam waktu yang tepat namun kelemahnnya adalah dapat merusak tanah jika berulang-ulang diberikan pupuk kimia. Oleh karena itu cara yang paling tepat dilakukan adalah melakukan pertanaman campuran antara rumput dengan leguminosa.
Pertanaman Campuran Antara Rumput dengan Legum
Pertanaman campuran merupakan sistem penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam sebidang lahan pada musim tanam yang sama. Dengan demikian pertanaman campuran dimungkinkan terjadi persaingan atau saling mempengaruhi antara komponen pertanaman yang berlangsung selama periode pertumbuhan tanaman yang mampu mempengaruhi hasil kedua atau lebih tanaman (Gardner dkk,1991).
Model pertanaman campuran antara rumput dan legum sasaran utamanya adalah pemanfaatan BNF (Biological Nitrogen Fixation) yang dilakukan oleh leguminosa, dimana nitrogen yang berada diudara diubah menjadi amonia dan
6 kemudian nitrogen tersedia untuk tanaman yang dimanfaatkan oleh rumput sendiri. Proses ini dilakukan oleh bakteri genus rhizobium yang membentuk asosiasi simbiosis dengan akar leguminosa. Bakteri rhizobium berada pada nodul tanaman dan memperbaiki N2 agar menyediakan nitrogen untuk pertumbuhan tanaman (Ademir dkk., 2008).
Kombinasi antara rumput dan legum sebagai sumber BNF telah dibuktikan melalui penelitian pada padang penggembalaan kering kritis, hasilnya yaitu dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi hijauan dipadang penggembalaan. Namun setiap spesies legume memiliki kemampuan BNF yang berbeda-beda (Hasan dkk., 2015).
Esnawan (2006) dalam Purwantari (2008) menyatakan bahwa penambatan nitrogen secara biologis dalam suatu sistem pertanian dapat menguntungkan secara finansial maupun lingkungan bila dikelola dengan tepat. Keuntungan finansial antara lain input produksinya akan lebih kecil (murah), mengingat kebutuhan pupuk kimia akan berkurang. Lebih lanjut dikatakan bahwa sumbangan N dari penambatan N2 secara simbiotik masih sangat kurang sehingga belum dapat diperkirakan seberapa besar substitusi pupuk anorganik oleh simbiosa ini.
Penggunaan tanaman leguminosa yang diinokulasi dengan strain rhizobia yang tepat akan meningkatkan hara N di dalam tanah.
Berdasarkan beberapa laporan hasil penelitian pada pertanaman campuran antara rumput dengan legum menunjukkan bahwa ada peningkatan produksi biomassa dan kualitas hijauan yang tinggi (Bahar dkk., 1992). Penelitian pertanaman campuran tanaman lamtoro (Leucaena leucocephala) dan rumput benggala (Panicum maximum) ditanam berlajur dan tanpa pemupukan telah
7 dicoba pada lahan kritis menunjukkan bahwa dari dua kali panen pemupukan tidak menaikkan produksi hijauan lamtoro, namun berpengaruh terhadap kenaikan produksi hijauan rumput benggala. Pemupukan meningkatkan kadar protein hijuan lamtoro dari 23,63% menjadi 29,81% dan rumput benggala dari 12,3%
menjadi 13,25% (Humphreys, 1994).
Tanaman leguminosa didaerah tropis tumbuh lebih lambat dari pada tanaman rumput, agar bisa tumbuh dengan baik, maka dilakukan pertanaman campuran. Keuntungan pertanaman campuran adalah : 1) memperbaiki unsur Nitrogen dalam tanah, karena kemampuan leguminosa untuk mengikat N dari udara, 2) memperbaiki mutu pakan ternak ruminansia, karena kandungan protein dan mineral lebih tinggi, 3) daerah tropis yang lembab akan membatasi pertumbuhan rumput, namun dengan pencampuran rumput dan leguminosa, leguminosa dapat memperbaiki pertumbuhan rumput, karena akarnya lebih dalam, 4) tanaman campuran rumput dan leguminosa mampu meninggikan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak dan total kenaikan berat badan lebih tinggi (Marhaeniyanto, 2009).
Gambaran Umum Rumput BB (Brachiaria brizantha)
Rumput Brachiaria brizantha adalah salah satu rumput padang penggembalaan yang memiliki produksi lebih baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nutrisi yang tinggi, lebih tahan pada musim kemarau, dan cocok untuk daerah tropis. Rumput Brachiaria brizantha tumbuh dengan cepat, dan dapat dipanen atau digunakan untuk pengembalaan ringan (light grazing) pada umur 3 sampai 5 bulan setelah biji disebar. Rumput ini juga
8 dapat terus menerus tumbuh atau dirotasi dengan tinggi pemotongan 20 sampai 30 cm (Fanindi dan Prawirodiputra, 2000).
Rumput Brachiaria brizantha memiliki produksi biomassa yang tinggi dalam tiap panen dan kandungan nutrien yang tinggi. Jumlah produksi rumput yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan pakan hijauan untuk ternak.
Ketersediaan pakan baik secara kuantitas, kualitas maupun kontinyuitas merupakan faktor penting dalam mendukung pengembangan suatu peternakan.
Produksi rumput pada musim hujan sangat melimpah di daerah tropik seperti Indonesia, sebaliknya pada musim kemarau ketersediaan hijauan terbatas sehingga para peternak sering dihadapkan pada masalah kekurangan rumput (Santoso dan Hariadi, 2008). Rumput Brachiaria brizantha juga mengalami siklus produksi rumput seperti rumput lainnya, bahwa akan berlimpah saat musim hujan dan terbatas pada musim kemarau. Produksi rumput Brachiaria brizantha pada musim hujan yang melebihi kebutuhan untuk ternak, dapat dikelola dan dimanfaatkan pada musim kemarau dengan suatu teknologi pengolahan pakan.
Gambar 1. Rumput BB (Brachiaria brizantha) Sumber : Fanindi dan Prawirodiputra, 2000
Rumput Brachiaria brizantha sangat cocok ditanam di daerah yang tropis lembab dengan ketinggian antara 0-3000 m. Mudah beradaptsi pada tanah dengan
9 kadar asam tinggi dan tidak subur, tetapi memerlukan tanah yang agak lebih subur dibanding rumput signal. Rumput ini mampu mentoleransi lingkungan dengaan paparan sinar matahari atau lingkungan yang ternaungi.
Rumput Brachiaria brizantha ini memiliki keunggulan, dapat bertahan hidup dalam jangka panjang, penyebaran dan pertumbuhan cepat, mudah beradaptasi dengan media, sebagai pakan ternak ruminansia, pemeliharaan dan buidaya tergolong mudah, serta daya tahan hidup terhadap iklim sangat bagus. Rumput Brachiaria brizantha merupakan salah satu spesies rumput yang memiliki fungsi ganda yang dapat dipakai sebagai rumput potongan maupun pengembalaan, dan sangat disukai oleh ternak (palatabilitas tinggi) serta pertumbuhannya cepat, sehingga mampu bersaing dengan tanaman lain.
Disamping itu, tanaman ini tahan terhadap kemarau yang sedang, sehingga menjadi salah satu pilihan potensial untuk mendukung produksi hijauan.
Gambaran Umum Legum Siratro (Macroptilium atropurpureum)
Siratro (Macroptilium atropurpureum) merupakan tanaman tahunan dengan akar tunggang besar yang dalam dan batang membelit, menjalar dan memanjat. Batang pada dasar tanaman lebih tua berserat, diameter > 5 mm, batang yang lebih muda berdiameter sekitar 1-2 mm, kadang-kadang membentuk nodul akar pada kondisi yang ideal. Daun berdaun tiga (trifoliate), helai daun memanjang 2-7 x 1,5-5 cm, hijau tua dan berbulu halus pada permukaan atas, berwarna hijau abu. Bunga berbentuk tabung, panjang 8-9 mm dan lebar 3 mm, berwarna ungu tua dengan merah didekat dasar bunga. Buah polong lurus, panjang 5-10 cm, diameter 3-5 mm, mengandung 12 -15 biji. Buah polong akan menyebar ketika masak. Biji berbentuk bulat pipih, 4 x 2,5 x 2 mm, 75.000
10 biji/kg. Tanaman ini utamanya digunakan pada padang pengembalaan jangka pendek dan permanen. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk cut and curry dan membuat hay (biasanya bersama rumput), sifatnya yang saling membelit mungkin akan menyulitkan panen, juga digunakan sebagai konservasi tanah dan sebagai penutup tanah. Nilainya sebagai sumber protein pada musim kering berkurang karena kecenderungannya untuk mengugurkan daun pada kondisi yang sangat kering (Hindriwati, 2012).
Gambar 2. Siratro (Macropitillium atropurpureum) Sumber :Yutono, 1982
Siratro adalah legum tropik yang mempunyai hormon auksin pada pangkal daun dan dapat mengekploitasi radiasi matahari lebih efektif dalam proses pembentukan bintil akar, fiksasi N dan produksi tanaman. Protein kasar 16,60%
pada umur 4 minggu, produksi bahan kering 1,60-2,37 ton/ha/tahun pada umur 8 minggu (Reksohadiprodjo, 1981). Tanaman Siratro adalah jenis legum yang sering digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya bakteri rhizobium dalam tanah. Penggunaan strain rhizobium kedelai akan memungkinkan terbentuk bintil akar pada tanaman Siratro (Yutono, 1982).
Siratro memiliki daya adaptasi dan kemampuan untuk tumbuh bersama rumput tanpa menekan pertumbuhan rumput. Legum tersebut tumbuhnya membelit dan memanjat pada rumput yang tumbuh bersamanya. Kelebihan dari legum ini adalah kemampuan menghasilkan biji yang banyak. Hal ini
11 memungkinkan terjadinya regenerasi secara terus menerus dari biji-biji yang jatuh, menyebar dan berkecambah untuk menghasilkan tanaman baru. Tanaman siratro juga mampu meningkatkan kualitas dan produksi hijauan yang ada disekitarnya serta memperbaiki unsur hara tanah (Bahar dkk., 1992).
Hipotesis
Diduga bahwa pertanaman campuran Brachiaria brizantha dengan legum siratro pada lahan kering akan berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput Brachiaria brizantha.
12
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2018 dilaboratorium Lapangan Ilmu Tanaman Pakan dan Pasture Fakutas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Alat-Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, cangkul, timbangan, meteran, leaf area meter dan klorofil meter.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pols rumput Brachiaria brizantha dan anakan legum siratro air dan tali rafiah
.
Metode Penelitian
a. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan, 5 kelompok dan 5 ulangan (Gomez and Gomez, 2015) adalah :
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Perlakuan %
P0 Kontrol 100% Rumput BB
P1 Rumput BB 60% + Siratro 40%
P2 Rumput BB 50% + Siratro 50%
P3 Rumput BB 40% + Siratro 60%
13 b. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan pengolahan lahan dengan tujuan untuk menghasilkan produktivitas hijauan pakan yang berkualitas. Tanah yang digunakan pada lokasi penelitian adalah tanah dengan kelas tekstur berpasir (Hasan dkk., 2016). Langkah pertama yang dilakukan adalah membersihkan areal yang tertutupi semak-semak, perpohonan dan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman rumput dan legum. Tahap selanjutnya adalah melakukan pencangkulan tanah untuk memecah lapisan menjadi bongkahan sehingga penggemburan lebih mudah. Setelah lahan bersih, lahan seluas 80 m2 dibagi menjadi 20 petak (ukuran), setiap petak 4 m2/petak (2 x 2 m) jarak antara tiap petakan 1 m inilah yang akan menjadi media tanam setiap perlakuan. Denah penempatan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Lahan yang telah bersih diukur tiap petak 2x2 m (4 m2) ditanami anakan legum siratro sesuai dengan komposisi perlakuan pada setiap petakan dengan jarak tanam 40 cm. Anakan kemudian ditanam kedalam tanah. Selanjutnya sobekan /pols rumput bb yang digunakan ditanam kedalam masing-masing petak sesuai dengan komposisi perlakuan dengan jarak tanaman setiap rumput 70 cm.
Setelah itu, kemudian dilakukan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore).
Pengambilan data dilakukan pada umur rumput Brachiaria brinzantha 60 hari setelah tanam.
Tabel 2. Denah Penempatan Perlakuan
Blok I Blok II Blok III Blok IV BlokV
P0
1 P11 P21 P31 P02P12 P22 P32 P03 P13
P23 P33 P04 P14 P24
P34 P05 P15 P25 P35
14 Keterangan:
P0 = Kontrol 100% Rumput BB (20 pols)
P1 = Rumput BB 60% (11 pols) + Siratro 40% (5 anakan) P2 = Rumput BB 50% (8 pols) + Siratro 50% (8 anakan) P3 = Rumput BB 40% (5 pols)+ Siratro 60 % (11 anakan)
c. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada saat rumput berumur 60 hari setelah penanaman. Sebelum pengambilan sampel dilakukan perhitungan anakan rumput Brachiaria brizantha dan penentuan jumlah klorofil dengan cara menjepit bagian tengah daun menggunakan klorofil meter (SPAD Monica Minolta). Penentuan jumlah klorofil dilakukan dengan mengukur 25 helai daun rumput Brachiaria brizantha dalam satu petakan kemudian hasilnya dirata-ratakan. Kemudian sampel diambil dengan cara memotong seluruh rumput dan legum pada setiap petakan kemudian dimasukkan kedalam sampel yang telah diberi kode. Sampel tersebut kemudian dioven selama 3 hari, setelah dikeringkan sampel ditimbang untuk mengukur produksi berat keringnya. Semua data hasil pengamatan dan pengukuran di catat.
Parameter yang diamati
Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu produksi berat kering, klorofil dan jumlah anakan Brachiaria brinzantha.
15 Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara statistik dngan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan 5 kali ulangan (Gomez, 2015).
Model matematika adalah sebagai berikut:
Yij = µ + αi + βj + ∑ij i= 1,2,3,4 j= 1,2,3,4 Keterangan :
Yij : hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke- j µ : nilai rata – rata umum
αi : pengaruh perlakuan ke-i βj : pengaruh kelompok ke-j
∑ij : pengaruh acak perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j.
Analisis data menggunakan program Softwere SPSS 16 dan data-data di uji lanjut menggunakan uji Duncan.
16 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dan pengukuran rata-rata produksi berat kering, klorofil dan jumlah anakan rumput Brachiaria brizantha yang ditanam dengan kombinasi legum siratro untuk melihat pengaruh pertanaman campuran dengan perlakuan komposisi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Produksi Berat Kering, Klorofil dan Jumlah Anakan Brachiaria brizantha dengan Kombinasi Legum Siratro.
Perlakuan Berat Kering (g / petak )
Klorofil Daun (unit)
Jumlah anakan
P0 33,50c 35,62a 12,00a
P1 27,12b 59,82 c 22,20d
P2 24,28a 46,94b 17,40c
P3 21,88a 44,28ab 14,40b
Keterangan : Superskip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).
Produksi Berat Kering
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan kering. Dapat dilihat pada Tabel 3 produksi berat kering tertinggi diperoleh pada perlakuan P0 (33,50) diikuti perlakuan P1 (27,12), P2 (24,28) dan P3 (21,88). Hal ini disebabkan karena jumlah rumput Brachiaria brizantha yang ditanam lebih banyak sehingga menghasilkan proporsi batang dan daun lebih banyak pada P0 dibandingkan perlakuan lain. Serta beberapa faktor pada padang pengembalaan seperti iklim dan tingkat kesuburan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa (Foth,1997) Kesuburan tanah adalah kondisi suatu tanah yang mampu menyediakan unsur hara essensial untuk tanaman tanpa efek racun dari hara yang ada Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam kandungan unsur haranya yang tersedia bagi
17 tanaman adalah cukup dan tidak terdapat perbatasan-perbtasan tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2010).
Menurut Suratmini dkk., (1997) berat kering rumput tropika pada pertanaman tunggal maupun pertanaman campuran dengan legum akan meningkat ketika pemberian unsur hara nitrogen meningkat akan tetapi produksi berat kering menurun pada pemberian unsur hara nitrogen yang terlalu tinggi.
Rumput Brachiaria brizantha mempunyai produksi bahan kering 40 sampai 63 ton ha/tahun dengan rata-rata kandungan gizi yaitu : protein kasar 9,66%, BETN 41,34%, serat kasar 30,86%, lemak 2,24% abu 15,96 dan TDN 51
% ( Susetyo, dkk, 1996).
Unsur hara yang diserap oleh akar menyebabkan pertambahan berat kering pada pertumbuhan, oleh karena itu berat kering tumbuhan sering digunakan sebagai parameter untuk menggambarkan dan mempelajari tumbuhan karena berat kering merupakan integrasi dari hampir semua proses yang dialami tumbuhan.
Pengeringan bertujuan untk menghilangkan semua kandungan air bahan dan menghentikan aktivitas metabolism (Peni dkk., 2004).
Kandungan Klorofil
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap terhadap kandungan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha. Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa kandungan klorofil tertinggi diperoleh pada perlakuan pertanaman campuran yaitu P1 (59,82) diikuti perlakuan P2 (46,94), P3 (44,28). Hal ini dipengaruhi oleh sumbangan nitrogen dan cahaya matahari. Menurut Sumenda (2011) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain faktor genetik, cahaya, oksigen, karbohidrat, air
18 dan unsur hara N, Mg, Fe. Unsur hara N yang merupakan hara esensial yang berfungi untuk menyusun asam-asam amino, klorofil dan protein merupakan bahan terpenting dalam proses fotosintesis yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Soepartini dkk., 1994).
Menurut Marhaeniyanto (2009) pengembangan hijauan pakan secara ekonomis terdiri dari campuran rumput dan leguminosa. Tanaman legum mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara dan menyumbangkan kepada tanah. Nitrogen ini akan tersedia bagi tanaman jika bagian tanaman legum sudah membusuk dan terurai menjadi ion di dalam tanah sehingga produksi tanaman akan meningkat dan menghemat pemupukan
Hardjowigeno (1992) juga mengatakan bahwa nitrogen yang terkandung dalam legum adalah suatu bahan diberikan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengganti unsur-unsur hara yang hilang dari tanah. Tiap-tiap jenis legum mempunyai kandungan unsur hara, kelarutan dan kecepatan kerja yang berbeda sehingga proses fiksasi N yang diberikan berbeda untuk tiap jeni tanaman dan jenis tanah yang digunakan.
Jumlah Anakan
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) pada jumlah anakan rumput Brachiaria brizantha yang ditanam campuran dengan legum siratro. Dapat dilihat pada Tabel 3 diperoleh rata-rata jumlah anakan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P1 (22,20) diikuti perlakuan P2 (17,40), P3 (14,40) dan P0 (12,00). Jumlah anakan pada rumput Brachiaria brizantha perlakuan P1 menghasilkan produksi anakan yang tinggi karena rumput ini memiliki sistem perakaran yang baik dan pertumbuhan cepat. Hal ini sesuai
19 dengan pendapat Fanindi dan Prawiroputra, (2000) menyatakan bahwa rumput Brachiaria brizantha dapat tumbuh dengan cepat dan dapat terus menghasilkan anakan.
Jumlah anakan yang banyak dipengaruhi juga oleh faktor iklim dan kondisi lahan dimana rumput bb ditanam pada saat musim hujan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sema (2015) yang menyatakan bahwa rumput Brachiaria brizantha juga mengalami siklus produksi rumput seperti rumput lainnya, dimana pada saat musim hujan produksi melimpah dan terbatas pada musim kemarau.
Rumput Brachiaria brizantha yang memiliki produksi anakan yang tinggi disebabkan karena sistem perakaran yang bagus. Hal ini sesuai dengan pendapat Harjadi (1984) yang menyatakan bahwa tanaman yang mengalami peningkatan jumlah tunas mempunyai pertumbuhan sistem perakaran yang baik sehingga pembentukan anakan lebih cepat. Anakan yang tumbuh dari satu tanaman berasal dari pertumbuhan rhizoma-rhizoma yang ada didalam tanah melalui sistem perakaran yang baik.
Menurut Reksohadiprodjo (1985) bahwa rumput ini dapat tumbuh pada curah hujan 1000 mm/tahun dengan toleransi pH tanah cukup luas mulai dari 6-7.
Rumput ini juga tahan pada kekeringan selama 6 bullan, cuaca dingin dan pengembalaan.
20 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka disimpulkan bahwa produksi rumput Brachiaria brizantha tertinggi pada perlakuan tanpa pertanaman campuran, sedangkan pertumbuhan (klorofil dan anakan) Brachiaria brizantha yang paling baik yaitu pertanaman campuran dengan komposisi 60: 40.
Saran
Sebaiknya penerapan pertanaman campuran antara rumput Brachiaria brizantha dan legum perlu diterapkan untuk meningkatkan produksi hijauan pakan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
21 DAFTAR PUSTAKA
Ademir Sergio F, M.V.B. Figueiredo and R.T.R. Monteiro. 2008. Potential of Biological Nitrogen Fixation as Indicator of Soil Pollution. Laboratório de Ecotoxicologia, Av. Centenário, S/N, Piracicaba, SP, Brazil.
Bahar S, R. Rakhmat, D. Bulo Dan R. Salam. 1992. Produksi dan Kualitas Rumput Urochloa pullulans yang Ditanam Tunggal dan Campuran dengan Beberapa Jenis Leguminosa Herba. Dalam Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati Vol.3 No.1
Fanindi, A. dan B.R. Prawiradiputra. 2000. Karakterisasi dan pemanfaatan Rumput Brachiaria Sp. Dalam : Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Hal 154- 161.
Foth, H.D (1997). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke-enam. Penerjemah.
Soenartono Adisoemarto. Jakarta: Penerbit Erlanggga.
Farizaldi. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Abu Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Rumput Brachiaria brizantha pada Ultisol.
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Jambi.
Gardner F.P, Pearce R.B, and Mitchell R.L. 1991. Physiology of Crop Plants.
Diterjemahkan oleh H.Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Goenadi, D. Hadjar. 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan Berbasis Hayati Dari Cawan Petri ke Lahan Petani. Yayasan John Hi-Tech
Idetama.Jakarta.
Gomez., K.A. and A.A. Gomez, 2015. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Edisi Kedua. Penerjemahan: Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah. Jakarta : Penerbit UI Press. ISBN 979-456-139-8.
Hasan, S., Budiman. R., Ilham, Sudarsono. 2015. Peningkatan Produktivitas Padang Penggembalaan Kritis melalui Pertanaman Campuran antaraRumput dan Legum sebagai Sumber Biological Nitrogen Fixation (BNF)di Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Prosiding Unpad Semnas 7.
Hasan, S., Budiman, Sutomo S., A. Suarda, A. Ansar and Y.Ishii. 2016.
The investigation of biological nitrogen fixation (BNF) process and production between dwarf elephant grass (Pennisetum purpureum cv.
Mott) with siratro legume (Macroptilium atropurpureum) in critical dry pasture.
Hindrawati S. 2012 Koleksi Leguminosa di BPTU Sembawa. www.bptu- sembawa.net.Diakses 26 Desember 2017.
22 Horne.P.M., W.W.Stur, 1999. Developing Forage Techonologies with
smallholder Farmer. Monograph. No.62.80.pp.
Harjadi, S.S. 1984. Pola Pertumbuhan Tanaman. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. Penerbit PT. Mediyatma Sarana Perkasa, Jakarta.
Humphreys L.R., 1994. Tropical forages. Their Role in Sustainable Agriculture.
Longman Scientific dan Technical.
Mansyur, N.P, Indrani., S. Lawat. 2005. Peranan Leguminosa Tanaman
Penutup Pada Sistem Pertanaman Campuran Jagung untuk Hijauan Pakan.
Marhaeniyanto, E. 2009. Solusi Pengembangan Hijauan di daerah Tropis
‘’Integrasi Rumput danLeguminosa’’. http://mrhaen03science.blogspot.co.i d/2009/01/ solusi-pengembangan-hijauan-didaerah_4904.html. Diakses 15 April 2018.
Peni K. D., Solichatu, E. Anggarwulan. 2004. Pertumbuhan, Kadar klorofil- karotenoid, saponin, aktivitas nitrat reduktasi Anting-anting (Acalypha indica L) pada konsentrasi asam giberelat (GA3) yang berbeda. Jurnal Biofarmasi 2 (1): 1-8
Purwantari, N.D. 2008. Penambatan nitrogen secara biologis:Perspektif Dan Keterbatasannya.Jurnal Wartazoa 18 (1).
Reksohadiprodjo. S. 1981. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika.
Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada Yogyakarta.
Reksohadiprodjo. S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika.
Edisi kedua Yogyakarta penerbit BPFE UGM.
Santoso, B dan B.Tj. H. 2008. Komposisi kimia, Degradasi nutrien dan produk gas metana in vitro rumput tropik yang diawet-kan dengan metode silase dan hay. Med.Pet. 31: 128-137.
Sema. 2015.Pemberian Pupuk Hijau Cair terhadap Produksi Rumput Brachiaria brizantha pada Lahan Marginal. Skripsi. Makassar. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas peternakan Universitas Hasanuddin.
Soepartini, M., Nurjaya, A. Kasno, S. Ardjakusumah, S. Moersidi, dan J.S.
Adiningsih. 1994. Status hara P dan K serta sifat-sifat tanah sebagai penduga kebutuhan pupuk padi sawah di pulau Lombok. Jurnal Pemb.
Pen. Tanah dan Pupuk 12 (2).
23 Suratmini, P., Y.Siti., N. D. Purwantari dan E. Sutedi. 1997. Pengaruh pertanaman campuran leguminosa arachis dengan dua jenis rumput pada berbagai tingkat pemupukan nitgen terhadap produksi hijauan pakan. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997.
Sumenda. L., L. H. Rampe dan R. F.Mantiri 2011. Analisis kandungan klorofil daun manga (mangifera indica L) pada tingkat perkembangan daun dan yang berbeda. Jurnal biologis. Vol. 1 No. 1.
Susetyo, S., T. Kismono dan B. Soewardi, 1996. Hijauan Makanan Ternak.
Jakarta: Direktorat Peternakan Rakyat. Dirjen Peternakan, Deptan.
Sutedjo, M.M. (2010). Pupuk dan pemupukan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Cet 8.
Yulipriyanto, H., 2010. Biolagi Tanah dan Strategi Pengolahannya.Yogyakarta Yutono 1982. Fiksasi Nitrogen (N2) pada Leguminose dalam Pertanian. Fakultas
Pertanian UGM. Yogyakarta.
24
LAMPIRAN.
Lampiran 1 . Berat Kering
Oneway
Descriptives Berat Kering
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
P0 5 33.5060 3.43429 1.53586 29.2418 37.7702 30.05 38.07 P1 5 27.1280 .95248 .42596 25.9453 28.3107 26.05 28.51 P2 5 24.2860 .71514 .31982 23.3980 25.1740 23.10 24.93 P3 5 21.8800 .35263 .15770 21.4421 22.3179 21.49 22.18 Total 20 26.7000 4.76375 1.06521 24.4705 28.9295 21.49 38.07
ANOVA Berat Kering
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 377.823 3 125.941 37.771 .000
Within Groups 53.349 16 3.334
Total 431.172 19
Homogeneous Subsets
Berat Kering
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana P3 5 21.8800
P2 5 24.2860
P1 5 27.1280
P0 5 33.5060
Sig. .054 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
25 Lampiran 2. Kandungan Klorofil
Oneway
Descriptives Klorofil Daun
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
P0 5 35.6200 3.98961 1.78421 30.6662 40.5738 31.10 39.50 P1 5 59.8200 12.96194 5.79676 43.7256 75.9144 49.30 78.60 P2 5 46.9400 .47223 .21119 46.3537 47.5263 46.40 47.50 P3 5 44.2800 1.97661 .88397 41.8257 46.7343 41.30 46.80 Total 20 46.6650 10.89733 2.43672 41.5649 51.7651 31.10 78.60
ANOVA Klorofil Daun
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1504.050 3 501.350 10.664 .000
Within Groups 752.236 16 47.015
Total 2256.286 19
Homogeneous Subsets
Klorofil Daun
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Duncana P0 5 35.6200
P3 5 44.2800 44.2800
P2 5 46.9400
P1 5 59.8200
Sig. .063 .548 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
26 Lampiran 3. Jumlah Anakan
Oneway
Descriptives Jumlah_Anakan
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
P0 5 12.0000 1.41421 .63246 10.2440 13.7560 10.00 13.00 P1 5 22.2000 1.64317 .73485 20.1597 24.2403 20.00 24.00 P2 5 17.4000 1.14018 .50990 15.9843 18.8157 16.00 19.00 P3 5 14.4000 1.14018 .50990 12.9843 15.8157 13.00 16.00 Total 20 16.5000 4.09750 .91623 14.5823 18.4177 10.00 24.00
ANOVA Jumlah_Anakan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 289.800 3 96.600 52.932 .000
Within Groups 29.200 16 1.825
Total 319.000 19
Homogeneous Subsets
Jumlah_Anakan
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Duncana P0 5 12.0000
P3 5 14.4000
P2 5 17.4000
P1 5 22.2000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
27 Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
1. Pengolahan lahan
2. Penanaman Anakan Hijauan
28 3. Pengambilan Data Pertanaman Campuran
29 RIWAYAT HIDUP
NENY NURENI. S, lahir di Tolada, Kab.Luwu Utara pada tanggal 12 November 1996, anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Anak dari pasangan Alm. Suparman dan Samida.
Jenjang pendidikan formal yang pernah di tempuh adalah MI. Muhammadiyah Tolada masuk pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 2 Malangke pada tahun 2008 dan tamat pada tahun 2011 dan melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN 1 Masamba pada tahun 2011 dan tamat pada tahun 2014, setelah menyelesaikan tingkat SMA pada tahun 2014, penulis mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan diterima melalui Jalur Seleksi Nasional masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Fakultas Peternakan dan sebagai penerima beasiswa Bidikmisi, Universitas Hasanuddin. Selama di kampus penulis aktif di bidang ke organisasian yaitu (HUMANIKA) Himpunana Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak. Penulis selama kuliah di Fakultas Peternakan pernah menjadi asisten mata kuliah Ilmu Tanaman Pakan dan Tatalakasana Padang Pengembalaan Peternakan Rakyat.