• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Hand body lotion

1. Pengertian Hand body lotion

Hand body lotion adalah sediaan kosmetik golongan emolien

(pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit. Memberi lapisan minyak, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak terasa berminyak dan mudah dioleskan. hand body lotion (lotion tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Arief, 2014).

Hand body lotion juga dapat didefinisikan pada kulit tanpa

digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang tersuspesikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang digunakan, dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana medium nya berupa air.

Biasanya dicampur dengan gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (Arief, 2014).

Sediaan hand body lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan

(2)

sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa Sediaan hand body lotion tersusun atas komponen zat ber lemak, air, zat pengemulsi dan humektan.

Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun onionik. Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol, propilenglikol dan poli alkohol (Setyaningsih dkk., 2013).

Dalam pembuatan hand body lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah fungsi dari hand body lotion yang diinginkan untuk dikembangkan. Fungsi dari hand body lotion adalah untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah kehilangan air dan mempertahankan bahan aktif. Komponen- komponen yang menyusun hand body lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi dan pengawet (Setyaningsih dkk., 2013).

2. Formulasi Hand Body Lotion

Adapun secara umum komposisi dari hand body hand body lotion yaitu air yang berfungsi untuk menyesuiakan teksur hand body lotion menjadi suspensi yang lembut dan tidak kering, kandungar dari hand body lotion berkisar antara 5-20 %, hydrolized milk protein yang berfungsi untuk dapat memperbaiki, meregenerasi dan meremajakan kulit secara lebih baik, selain itu juga membantu membuat kulit tetap lembab dan tidak

(3)

kering sepanjang hari, kolagen berfungsi menjaga elastisitas kulit, menjaga kelembutan kulit, meregenerasi sel kulit sehingga tidak terlihat kusam dan lebih sehat, arbutin dapat menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan melanin sehingga aktivitas melanin pada kulit dapat dihambat serta juga efektif mencerahkan kulit, butyrospermumparkii (sheabutter) yakni pelembab alami kulit yang

berperan memperbaharui sel-sel kulit dan meratakan warna kulit, vitamin E (tocopherylacetate) yang berfungsi mempertahankan kadar air alami di dalam kulit sehingga kulit tetap lembab dan tida kusam serta mencegah tanda-tanda penuaan pada kulit seperti kerutan dan kulit kusam dan UV protection yang berfungsi sebagai perlindungan kulit dari sinar UV A dan

UV B sehingga sinar radiasi matahari tidak merusak dan mengganggu kesehatan kulit (Djajadistara, 2013).

Proses pembuatan hand body lotion adalah dengan cara mencampurkan bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak. Bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan hand body lotion adalah sunscreen, humektan, thickening, mineral oil, setil alkohol, silikon dan reservatif. Sunscreen berfungsi

sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari juga bahan dasar pembuatan krim/hand body lotion . Gliserin sebagai humektan berfungsi menahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan serta mineral oil dan silikon yang berfungsi sebagai pelembab kulit (Setyaningsih dkk., 2013).

(4)

Hand body lotion pemutih dimaksudkan untuk tujuan memutihkan

kulit dan terkadang digunakan pula untuk memutihkan daerah yang terkena sinar matahari ataupun sebagai perawatan dari bintik – bintik hitam dikulit. Hand body lotion pemutih dapat menghambat pembentukan melanin sehingga kulit tampak lebih cerah, bersih, dan segar. Bahan pemutih yang digunakan saat ini kosmetik yang menggunakan hidrokuinon yang melebihi kadar membuat kulit menjadi lebih cepat putih dibandingkan dengan bahan alami. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemutihan mencapai 2-4 minggu, tergantung dari zat yang dipakai.

Apabila kulit sudah terlihat putih, hand body lotion tetap harus digunakan secara terus menerus, karena apabila penggunaan dihentikan maka kulit akan kembali seperti semula (Wisesa, 2014). Hand body lotion yang mengandung zat aktif hidrokuinon dapat berubah warna dari putih menjadi warna coklat selama 3 – 4 bulan (Maibach, 2000).

B. Hidrokuinon

1. Definisi Hidrokuinon

Hidrokuinon adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi pigmen yang tidak merata, tepatnya berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit. Melanin adalah pigmen kulit yang memberikan warna gelap kecokelatan, sehingga muncul semacam bercak atau bintik cokelat atau hitam pada kulit. Banyaknya produksi melanin menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi. Hidrokuinon digunakan untuk mencerahkan kulit yang kelihatan gelap akibat bintik, melasma, dan

(5)

titik-titik penuaan. Hidrokuinon sebaiknya tidak digunakan pada kulit yang sedang terbakar sinar matahari, kulit yang iritasi, kulit yang luka terbakar, dan kulit pecah karena hidrokuinon dapat memperparah keadaan kulit (Prabawati dkk., 2012).

2. Struktur dan Sifat Fisika Kimia Hidrokuinon

Hidrokuinon memiliki nama IUPAC yaitu 1,4-benzenediol, yang memiliki rumus molekul C6H6O2 dengan berat molekul 110,11 g/mol.

Struktur kimia dari hidrokuinon adalah seperti pada Gambar 2.1

OH HO

Gambar 2.1 Struktur Hidrokuinon (Depkes RI, 1995)

Hidrokuinon berbentuk jarum halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara. Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter. Hidrokuinon mempunyai sifat depigmentasi kulit. Penggunaan krim yang mengandung hidrokuinon tidak boleh digunakan di dekat mata atau kulit yang teriritasi, atau biang keringat. Larutan hidrokuinon akan berwarna coklat dikarenakan proses oksidasi dengan adanya udara. Dalam suasana basa, hidrokuinon akan mengalami oksidasi dengan cepat, oksidasi ini bersifat reversibel yaitu senyawa dikarbonil mudah direduksi kembali menjadi senyawa dihidroksi (hidrokuinon), karena hidrokuinon merupakan agen pereduksi (Mustofa, 1982).

(6)

Hidrokuinon merupakan golongan senyawa fenol. Fenol yang dibiarkan di udara terbuka cepat berubah warna karena pembentukan hasil oksidasi. Hidrokuinon sendiri teroksidasi menjadi kinon (1,4- benzokuinon).

Kinon termasuk dalam golongan senyawa karbonil. Strukturnya siklik dan merupakan diketon yang berkonjugasi (Hart, 1983).

3. Penggunaan dan Mekanisme Kerja Hidrokuinon

Hidrokuinon yang digunakan sebagai agen pencerah atau depigmentasi untuk memutihkan kulit dan menghilangkan kulit yang dalam kondisi hiperpigmentasi seperti melasma, bercak-bercak atau bintik–bintik hitam, dan lentigines. Karena mampu mengelupas kulit bagian luar dan menghambat pembentukan melanin pada kulit. Melanin adalah pigmen pada kulit yang memberikan warna gelap atau coklat (Anonim, 2006).

Hidrokuinon penggunaannya membutuhkan waktu beberapa minggu sebelum muncul suatu efek, tapi depigmentasi terjadi setelah 2-6 bulan.

Aplikasi hidrokuinon harus dihentikan jika tidak ada peningkatan setelah melindungi 2 bulan perawatan. Hidrokuinon harus digunakan dua hari sekali hanya untuk kulit dari sinar matahari dan mengurangi depigmentasi.

Selain itu, kegunaan hidrokuinon adalah sebagai antioksidan dalam fotografi (pencucian film) untuk mereduksi ion perak menjadi logam perak halida, sebagai penghambat polimerisasi, sebagai bahan dasar herbisida, karet antioksidan, dan bahan pewarna rambut (Wenningner dkk., 2000).

Hidrokuinon merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan dalam sediaan pencerah kulit. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari

(7)

hidrokuinon yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi enzimatik dari tirosin ke 3, 4- dihidroksifenilalanin. Enzim tirosinase ini merupakan enzim utama dalam pembentukan melanin, sehingga jika kerjanya dihambat maka jumlah pigmen melanin pemberi warna gelap atau cokelat kulitpun menjadi berkurang sehingga menjadi kulit lebih putih (Anonim, 2006).

Hidrokuinon bekerja menghalangi pengeluaran melanin oleh enzim tirosinase pada melanosit yang terletak di lapisan epidermis kulit, mendegradasi melonosom pada kulit, menembus lapisan kulit, dan menyebabkan penebalan pada lapisan kolagen. Produksi melanin oleh enzim tirosinase pada melanosit ini biasanya diaktifasi oleh sinar matahari, hormonal, penyakit, obat, alergi dan iritasi yang akhirnya membuat kulit menjadi berflek, berwarna tak merata dan lebih gelap dari sebelumnya (Daniel, 2010).

4. Persyaratan Kadar

Konsentrasi hidrokuinon ≥ 2 % dalam hand body lotion termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter (BPOM RI, 2007).

5. Efek Samping Hidrokuinon

Kosmetik hidrokuinon boleh dipasarkan tetapi harus berdasarkan resep dari dokter. Penggunaan dalam kosmetik bebas tidak boleh lebih dari 2% dan penggunaan hidrokuinon lebih dari 2% b/b termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter sebab dapat

(8)

mengakibatkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan terbakar, kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati (hepatocelluler adenoma). Selain itu, penggunaan hidrokuinon yang berlebihan juga dapat menyebabkan ochronosis (kulit berbintil seperti pasir dan berwarna coklat kebiruan, serta terasa gatal dan seperti terbakar) terhadap orang yang berkulit gelap (Anonim, 2006 ). Bahaya pemakaian hidrokuinon dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker darah, dan kanker sel hati (POM RI, 2009).

6. Identifikasi Hidrokuinon

a. Spektrofotometer UV-Vis (Harmita, 2006).

Identifikasi hidrokuinon menggunakan spektrofotometer UV- Vis karena sampel yang dianalisis adalah senyawa organik. Senyawa organik yang dapat memberikan serapan adalah senyawa yang mempunyai gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah gugus fungsional tidak jenuh yang dapat memberikan serapan pada daerah UV atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai ikatan rangkap seperti alkena, C=O, NO2, benzene dan lain-lain.

Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti OH, NH2, X, yaitu gugus yang mempunyai elektron non bonding dan tidak mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang diatas 200 nm, akan tetapi mengabsorbsi sinar UV jauh.

(9)

b. Titrasi redoks (DepKes, 1995)

Hidrokuinon merupakan suatu reduktor dengan potensial elektrokimia E0. + 268 mV. Pada titrasi oksidasi reduksi, hidrokuinon akan melepaskan elektron (mengalami oksidasi) sementara titran akan mengalami reduksi karena mengikat elektron. Prosedur analisis hidrokuinon secara titrasi redoks menurut Depkes RI (1995) :

Sampel ditimbang sebanyak 250 mg dan dilarutkan dalam campuran 100 ml air dan 10 ml asam sulfat 0,1 N, ditambahkan 3 tetes difenilamin dan dititrasi dengan serium IV sulfat 0,1 N hingga warna merah lembayung, selanjutnya dilakukan penetapan blanko dengan 1 ml serium IV sulfat 0,1 N setara dengan 5,506 mg C6H6O2.

c. Kromatografi Lapis Tipis (Siddique et al., 2012)

Analisis hidrokuinon menggunakan fase diam yang bersifat polar dan fase diam yang bersifat nonpolar. Kuantitas hidrokuinon dihitung dengan membandingkan luas puncak bercak sampel terhadap bercak standar menggunakan alat densitometri yang diukur pada panjang gelombang maksimumnya. Fase gerak yang dapat digunakan adalah :

1. Metanol-kloroform (50:50) (DepKes,1995) 2. Heksana-aseton (3:2) (Siddique et al., 2012) d. HPLC (High Permormance Liquid Chromatography)

Sistem kromatografinya merupakan kromatografi fase terbalik.

(10)

Dimana fase diam bersifat non polar dengan fase gerak bersifat polar.

Berikut merupakan kondisi kromatografi untuk penetapan kadar hidrokuinon menggunakan HPLC :

Fase gerak : Etanol:air (55:45)

Sistem kromatografi : Detektor 295nm, kolom ODS (Oktadesil Silika) (25cm x 4,6 mm), laju alir 1,5 ml/menit.

Kadar hidrokuinon dalam sampel diperoleh dengan membandingkan luas puncak larutan sampel dengan standar hidrokuinon (siddique et al., 2012) .

e. Misellar Electrokinetic Chromatography (Jangseokminet al., 2005).

Metode ini menggunakan surfaktan seperti SDS (Sodium Dodesil Sulfat) dan CTAB (Cetil Trimetil Ammonium Bromida) untuk

menigkatkan resolusi dengan interaksi hidrofobik antara inti hidrofobik dalam misel dengan analit. Sistem kromatografinya menggunakan kolom kapiler fused silica dengan detector UV.

f. Capillary Electrochromatography (Desiderio et al., 2000)

Merupakan teknik analisis terbaru yang menggunakan kapiler fused silica dengan kombinasi mekanisme elektroporetik dan

kromatografi. Analit dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan partisi dalam fase gerak dan fase diam. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa analit netral maupun analit yang bermuatan.

g. Kolorimetri (Ibrahim et al., 2004)

(11)

Metode ini menggunakan pereaksi floroglusin untuk penentuan kadar hidrokuinon dalam hand body lotion. Kondisi pengukuran dioptimumkan berdasarkan penentuan pengaruh konsentrasi natrium hidroksida, penentuan pengaruh lama pemanasan dan suhu optimum serta penentuan pengaruh jumlah pereaksi floroglusin. Hasil yang diperoleh kemudian diambil sebagai prosedur baku dalam reaksi warna.

Teknik kolorimetri mempunyai keunggulan karena senyawa yang bersama dengan hidrokuinon yang mengabsorbsi radiasi.

C. Uji Kualitatif Hidrokuinon

Uji pendahuluan hidrokuinon dilakukan dengan uji warna. Uji pendahuluan hidrokuinon dilakukan dengan reagen etanol dan ferri klorida (FeCl3). Sampel hand body lotion dimasukkan dalam tabung reaksi, dilarutkan dengan etanol 96% lalu direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna kuning keperakan (Adriani dan Safira, 2018).

D. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200 - 400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.

Spektrofotometri digunakan untuk mengukur besarnya energi yang diabsorbsi atau diteruskan. Sinar radiasi monokromatik melewati larutan yang mengandung zat yang dapat menyerap sinar radiasi (Harmita, 2006).

(12)

Pengukuran dengan spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.

Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert - Beer (Rohman, 2007). Instrument spektrofotometri UV - Vis :

Gambar 2.2 Instrumen spektrofotometri UV-Vis

1. Sumber Cahaya

Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbs adalah lampu wolfram. Pada daerah UV digunakan lampu hidrogen .Kebaikan lampu wolfram adalah energy radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromator dari sumber radiasi yang

Sumber cahaya

Recorder Detektor

Kuvet Monokromat

or

(13)

memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator terdiri dari susunan:

celah (slit) masuk – filter – prisma – kisi (grating) – celah (slit) keluar.

3. Wadah Sampel (Kuvet)

Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Kuvet dari leburan silika (kuarsa) dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah pengukuran 190 – 1100 nm, dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah pengukuran 380 – 1100 nm karena bahan dari gelas mengabsorbsi radiasi UV.

4. Detektor

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder akan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader.

5. Recorder

Sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk persen maupun absorbansi (Khopkar, 2003).

Interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinan dihamburkan, diabsorbsi atau diserap sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, ataupun spektroskopi emisi. Faktor – faktor yang menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer UV-Vis yaitu :

a. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna

(14)

b. Serapan kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang baik.

c. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbs sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensivitas dari alat yang digunakan.

Spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kuantitatif Cara yang dilakukan untuk analisis dengan metode ini adalah diukur panjang gelombang secara spektrofotometri UV - Vis pada panjang gelombang 200 - 400 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar dalam sampel dihitung dengan menggunakan kurva baku dengan persamaan :

y = a ± bx

dimana : y = absorbansi a = intercept b = slope

x = konsentrasi (Garcia dkk., 2007).

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep hand body

lotion

Identifikasi kualitatif hidrokuinon

Penentuan kadar hidrokuinon

Uji tabung

Spektrofotometri UV-Vis

(15)

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, maka pertanyaan dalam penelitian ini antara lain :

1. Apakah ada hidrokuinon dalam hand body lotion tanpa ijin edar (TIE) di Kabupaten Klaten ?

2. Apakah kadar hidrokuinon dalam hand body lotion tanpa ijin edar (TIE) di Kabupaten Klaten memenuhi persyaratan BPOM yaitu ≤ 2%?

G. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Variabel penelitian Definisi Operasional Cara Pengukuran

Satuan

Ukur Skala Analisis kadar

hidrokuinon pada hand body lotion pemutih (TIE)

Analisis kadar

hidrokuinon pada hand body lotion dilakukan dengan uji kualitatif dan kuantitatif

- - -

Sub Variabel 1. Uji kualitatif

hirdokuinon

Uji kualitatif dilakukan dengan mengetahui ada atau tidaknya hidrokuinon dalam hand body lotion

Uji Tabung Perubah an warna

Nominal

2. Uji Kuantitatif hidrokuinon

Penetapan kadar hidrokuinon pada hand body lotion yang positif (+) mengandung

hidrokuinon pada uji sebelumnya yaitu uji kualittatif

Spektrofoto metri UV - Vis

Persen (%)

Rasio

Gambar

Gambar 2.2  Instrumen spektrofotometri UV-Vis
Gambar 2.3  Kerangka Konsep hand body lotion  Identifikasi kualitatif hidrokuinon Penentuan kadar hidrokuinon  Uji tabung  SpektrofotometriUV-Vis

Referensi

Dokumen terkait

Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fasa bergerak dalam kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut digunakan maka perbandingan yang

Kemudian pada akhirnya aksi, proses, dan objek bersama dengan skema yang lain diorganisasi dalam skema yang utuh tentang suatu konsep dan dapat digunakan untuk menyelesaikan

Dalam hal laporan keuangan Yayasan Darul Falah yang sudah terkomputerisasi dengan berusaha mengoptimalkan microsoft excel tetapi neracanya ternyata tidak balance, maka hal

Mengetahui besar risiko yang diperoleh dari estimasi Value at Risk (VaR) dengan metode simulasi Monte Carlo - copula Gumbel pada saham syariah yang

Pertama, memasukkan beberapa logam atau serbuk seng ke dalam tabung reaksi berpipa samping dan memasang selang yang dihubungkan dengan penampung gelas ukur yang diletakkan terbalik

Berdasarkan permasalahan prioritas dari mitra maka solusi pertama yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memanfaatkan Industri

Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa: 1 telah dihasilkan produk bahan ajar IPA berbasis ensiklopedia materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan yang memiliki

Berdasarkan hasil penelitian dalam pengujian secara regresi sederhana dapat dilihat dari hasil persamaan Y = 39,268 + 0,378X ini menunjukan bebas pada penelitian ini berpengaruh