PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL JUZ ’AMMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL
MATALI
SMP Negeri 45 Jakarta, Provinsi DKI Jakarta [email protected]
ABSTRAK
Selama ini guru agama islam dalam menyampaikan pembelajaran lebih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Kemampuan menyimak peserta didik terhadap guru tidak lebih dari 200 kata. Selebihnya makin melemah konsentrasinya dan akhirnya hilang. Oleh karena itu hasil belajarnya pun kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menghafal juz’ama peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran Metode Drill di kelas 7A SMP Negeri 45 Jakarta Tahun Pelajaran 2016-2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri 2 siklus. Indikator hasil belajar yang dicapai pada siklus I yaitu ketuntasan belajar peserta didik mencapai 48%
dengan nilai rata-rata 75,13 dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mencapai 100% dengan nilai rata-rata 85.38.
Kata Kunci : Menghafal, Juz ‘Amma, Metode Drill ABSTRACT
Far, Islamic religious teachers in delivering learning use more conventional learning models, namely lectures. The ability to listen to students to the teacher is not more than 200 words. The rest weakened his concentration and eventually disappeared. Therefore, the learning outcomes were not good. The purpose of this study is to increase the ability to memorize juz'ama students in the subject of Islamic Religious Education through the Drill Method learning model in class 7A SMP Negeri 45 Jakarta in theacademic 2016-2017year.
The research method used is the Classroom Action Research method which consists of 2 cycles. Indicators of learning outcomes achieved in the first cycle, namely learning mastery of students reached 48% with an average value of 75.13 and in cycle II, students' learning completeness reached 100% with an average value of 85.38.
Keywords : Memorizing, Juz ‘Amma, Drill Method
PENDAHULUAN
Membaca Al-Qur’an adalah merupakan kewajiban yang dilakukan oleh setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) yang rata-rata sudah memasuki usia baligh harus dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
terutama berkaitan dengan kewajiban melaksanakan shalat yang bacaan surahnya harus banyak dihafalkan, maka salah satu cara dalam melaksanakan shalat dengan baik dan benar adalah memiliki kemampuan menghafal beberapa surat dalam Juz’ama.
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari gerakan-gerakan dan bacaan yang sudah diatur pelaksanaannya di dalam agama, di mana bahasa yang digunakan adalah bahasa Al Qur’an yang tidak dapat diganti dengan bahasa apapun, sehingga untuk dapat melaksanakan shalat dengan baik dan benar membutuhkan beberapa hafalan surat Juz’ama yang membutuhkan waktu cukup lama dan saling berkelanjutan cara menghafalnya.
Pembelajaran Al-Qur’an di dalam pendidikan formal sudah dimulai sejak di bangku Taman Kanak-kanak ( TK ), sehingga ketika berada di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP ) sebenarnya menghafalkan Juz’ama bukan hal yang baru dan asing bagi siswa apabila pernah belajar di TPA atau TK Islam.
Namun demikian dari hasil evaluasi melalui tes unjuk kerja terhadap siswa kelas IXc sebelum melakukan tindakan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IXc masih
menunjukkan kemampuan yang rendah dalam menghafal surat-surat dalam Juz’ama terutama dalam kemampuan menghafal bacaan-bacaan surat dalam melaksanakan shalat lima waktu atau shalat fardhu maupun shalat sunah.
Hal ini terjadi karena tidak adanya proses pembelajaran yang berkelanjutan pada awal kelas VII, 7A sampai kelas IX, disamping kurangnya pengamalan hafalan Juz’ama dalam shalat wajib baik di rumah maupun sekolah.
Oleh karena itu penulis berusaha untuk meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat Juz’ama terutama dalam aplikasinya pada shalat wajib bagi siswa kelas 7A di SMP Negeri 45 Jakarta dengan cara melatih hafalan bacaan- bacaan dalam surat Juz’ama secara berkesinambungan dengan menggunakan metode drill secara bersama-sama di setiap awal pelajaran agama Islam.
Melakukan pengulangan hafalan surat-surat yang ada di dalam Juz’ama dalam memulai pembelajaran sekitar 10-15 menit dapat meningkatkan hafalan siswa/siswi. Pengulangan hafalan tersebut dilakukan mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX, dengan membagi Juz’ama dalam tiga bagian, yaitu; 1) Tahap pertama di mulai Qs. An-Nash s/d Qs. At-Takatsur, 2) Tahap kedua di mulai Qs.
Al-Qori’ah s/d Qs. Al-Fajr, 3) Tahap ketiga di mulai Qs. Al-Ghosiyyah s/d Qs.
An-Naba’.
Apakah metode drill yang dilakukan secara bersama-sama di awal setiap pelajaran Agama Islam dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX-C di SMP Negeri 45 Jakarta dalam menghafal surat-surat Juz’ama.
Ingin mengetahui apakah metode drill yang dilakukan secara bersama- sama di setiap awal pelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas 7A di SMP Negeri 45 Jakarta dalam menghafal surat-surat dalam Juz’ama.
1. Bagi Guru : Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menghafal surat-surat dalam Juz’ama.
2. Bagi Peneliti lain : Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang lain.
3. Bagi Siswa : Hasil penelitian ini akan membantu bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghafal surat dalam Juz’ama.
4. Bagi Kepala Sekolah : Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas sekolah secara umum.
Apabila pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode drill secara bersama-sama di awal setiap pelajaran maka kemampuan menghafal surat-surat dalam juz’ama akan meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 45 Jakarta Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 7A di SMP Negeri 45 Jakarta tahun ajaran 2016-2017 sejumlah 42 siswa. Pemilihan latar dan subyek penelitian didasarkan pada pertimbangan peneliti sebagai berikut :
1. Peneliti adalah guru agama pada SMP Negeri 45 Jakarta sehingga hal ini akan sangat membantu peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai guru di sekolah yang bersangkutan.
2. Bacaan surat-surat pada pelajaran shalat terdapat pada silabus kelas 7 dan usia siswa kelas 7 termasuk usia yang mendekati dan atau sudah memasuki usia baligh.sehingga menjadi kehawatiran peneliti apabila terdapat siswa kelas 7 yang masih belum dapat melaksanakan shalat dengan baik. Sedangkan alasan peneliti dalam menentukan subyek penelitian kelas 7A dimaksudkan karena dalam hal kemampuan shalat ,berdasarkan penilaian unjuk kerja sebelum melakukan tindakan penelitian menunjukkan bahwa kelas 7A memiliki prosentase kemampuan lebih rendah dari kelas lainnya.
Penelitian yang dipilih di sisni adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini disebabkan peneliti adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam yang di dalam proses pembelajaran shalat menemukan permasalahan dalam diri siswa yaitu kurangnya kemampuan menghafal surat-surat dalam juz’ama wajib,sehingga dengan melakukan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan menghafal surat-surat dalam juz’ama wajib.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif.Jenis penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,kejadian yang terjadi pada saat sekarang dengan menyimpulkan permasalahan dari deduktif ke induktif dan sebaliknya (Sujana,1999 : 64 ). Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa penelitian ini mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah- masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian ini dilaksanakan. Dalam metode deskritif kualitatif terkandung petunjuk bagaimana cara melaksanakan penelitian, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Prosedur pelaksanan penelitian tindakan ini terdiri dari 2 siklus,di mana kedua siklus tersebut saling terkait, artinya pelaksanaan siklus 2 merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan siklus I.
1. Siklus I
Pada siklus I dibuat rencana kegiatan sebagai berikut :membuat rencana pelaksanaan penggunaan metode drill di setiap awal pelajara,membuat instrumen pengumpulan data penelitian dan menyusun lembar observasi serta menyusun jadwal pelaksanaan tindakan.
Sebelum peneliti menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tindakan, ada beberapa hal yang dijelaskan di sini ,yaitu :
a. Rencana tindakan
1) Mengingat waktu yang disediakan untuk melaksanakan tindakan ini sedikit yaitu sekitar 10 menit disetiap awal pelajaran, maka cara menghafal siswa adalah dengan menirukan guru yang mendemonstrasikan bacaan secara fasih.
2) Bacaan surat-surat juz’ama wajib yang harus dihafalkan oleh siswa terdiri dari 13 surat yang terdiri dari surat kelas 7 (An Nash – Al Ashr), kelas 8 (Al Qariah – Al balad) kelas 9 (Al Ghasiyah – An Naba)
b. Observasi
Di dalam observasi peneliti mengadakan pengamatan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari siswa yaitu sejauh mana peningkatan yang dicapai siswa dengan menggunakan metode drill di setiap awal pelajaran agama.
c. Refleksi
Setelah diadakan evaluasi, observasi dan analisa data, maka selanjutnya peneliti melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap hasil analisa data dengan melihat kembali proses tindakan yang telah dilakukan. Melalui refleksi ini akan ditetapkan apakah tindakan perlu ditindak lanjuti dengan tindakan siklus II atau tindakan ditetapkan sudah menghasilkan penyelesaian terhadap masalah yang ada, sehingga penelitian di anggap berakhir.
2. Siklus II
a. Rencana Tindakan
Pada siklus II peneliti merencanakan tindakan untuk melanjutkan program siklus I dengan menambahkan tindakan menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin dan memberi contoh bacaan secara bergantian.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I .Perbedaan hanya terletak pada pemberi contoh bacaan.Pada siklus I, pemberi contoh bacaan terpusat hanya kepada guru, sedangkan pada siklus II, pemimpin dan pemberi contoh bacaan diserahkan kepada siswa secara bergantian, supaya lebih menarik dan menambah motivasi untuk lebih menguasai bacaan-bacaan shalat.
b. Observasi
Observasi pada siklus II sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I yaitu untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa setelah diadakan tindakan siklus II yang dilanjutkan dengan analisis data sebagai acuan untuk melakukan refleksi.
c. Refleksi
Refleksi yang dilakukan pada siklus ini meliputi seluruh kegiatan pada siklus II. Dari refleksi ini akan diketahui apakah dengan pelaksanaan tindakan pada siklus II yang telah menambahkan perbaikan dalam pelaksanaan sudah dapat menunjukkan hasil yang diharapkan sehingga penelitian dianggap telah selesai atau masih perlu dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya dengan menambahkan beberapa perbaikan lagi.
Data penelitian merupakan sumber utama kajian yang akan menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, data yang digali adalah data kemampuan siswa kelas 7A dalam menghafal surat-surat dalam juz’ama wajib, maka bentuk data yang perlukan adalah skor dari penilaian unjuk kerja secara lesan pada siswa yaitu berupa surat-surat dalam juz’ama wajib.
Instrumen Penelitian, untuk mendapatkan data yang baik dan akurat sesuai dengan jenis data yang diinginkan, dibutuhkan seperangkat alat pencari data atau instrumen penelitian. Sesuai dengan jenis data yang diinginkan, maka instrumen dalam penelitian ini adalah berupa lembar penilaian unjuk kerja dengan bentuk soal berupa surat-surat dalam juz’ama wajib.
Teknik yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes unjuk kerja baik pada saat pra siklus atau sebelum pelaksanaan tindakan maupun setelah selesai tindakan. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mengadakan tes unjuk kerja untuk melihat kemampuann siswa
dalam menghafal bacaan-bacaan shalat yang dilaksanakan di semester I, di mana pada semester I kelas 7 memang terdapat bacaan surat shalat. Dari hasil data yang diperoleh, maka peneliti melakukan analisa, dan dari hasil analisa data, peneliti melanjutkan dengan melakukan tindakan siklus I.
Setelah diadakan tindakan siklus I, peneliti mengadakan tes yang sama dengan tes yang dilakukan pada saat pra siklus yaitu tes unjuk kerja untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dalam kemampuan menghafal bacaan-bacaan shalat wajib. Demikian juga pada saat selesai pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti kembali mengumpulkan data siswa dengan menggunakan teknik tes/penilaian unjuk kerja.
Menurut Lexy J. Moleong (1989 : 103) Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa Analisa data adalah proses pengolahan data, sehingga dirumuskan suatu hipotesis atau anggapan dasar dari penelitian yang dilakukan. Hal ini juga menggambarkan bahwa analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data dalam penelitian ini adalah prosentase.
HASIL PENELITIAN a. Pra Siklus
Studi awal ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa kelas 7A dalam menghafal surat-surat dalam juz’ama wajib yang termasuk kompetensi dasar dalam silabus kelas 7 Sekolah Menengah Pertama.Dengan kegiatan ini masalah yang dihadapi siswa berkaitan dengan menghafal surat-surat dalam juz’ama wajib dapat dideskripsikan dan selanjutnya dapat dipakai sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian tindakan.
Berdasarkan data studi awal yang diperoleh dari hasil tes unjuk kerja pada siswa dapat disajikan data nilai siswa 7A hafalan surat-surat dalam juz’ama wajib.
Tabel 1
Nilai rata-rata kelas 7A hafalan Juz ‘Ammatanpa menggunakan metode drill di setiap awal pelajaran agama Islam
No. ASPEK DATA AWAL
1. Rata-rata kelas 61.04
2. Siswa yang berhasil 12
3. Persentase keberhasilan 29 %
b. Siklus 1
Tabel 2
Nilai rata-rata kelas hafalan juz ‘Amma setelah menggunakan metode drill di setiap awal pelajaran agama Islam pada siklus I
No. ASPEK DATA AWAL SIKLUS I
1. Rata-rata kelas 61.04 75.13
2. Siswa yang berhasil 12 20
3. Persentase keberhasilan 29% 48 %
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa kemampuan siswa hafalan juz ‘Amma adalah sebagai berikut :
1. Ada peningkatan prestasi siswa dalam menghafal Juz ‘Ammadari data awal yang menunjukkan rata-rata 61.04 menjadi 75.13.Hal ini menunjukkan adanya kenaikan nilai sebesar 14.09.
2. Adanya kenaikan jumlah siswa yang berhasil menghafal Juz ‘‘Ammadengan nilai di atas 75.00 sebanyak 20 .dari sebelumnya yang hanya berjumlah 12.Hal ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 8 siswa.
3. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang berhasil maka dapat disimpulkan adanya peningkatan persentase keberhasilan.Dalam hal ini persentase keberhasilan meningkat 19 %( dari data awal 29 %.menjadi 48 %.pada siklus I).
c. Siklus II
Pada siklus II ini diadakan perbaikan dalam tindakan yaitu menjadikan siswa sebagai model pembelajaran yang mendemonstrasikan bacaan dan memimpin dalam menghafal secara bersama-sama dengan cara bergantian.
Adapun hasil pelaksanaan tindakan siklus ini dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3 :
Nilai rata-rata kelas hafalan bacaan juz ‘Amma setelah menggunakan metode drill di setiap awal pelajaran agama Islam pada siklus II
No ASPEK SIKLUS I SIKLUS II
1. Rata-rata kelas 75.13 85.38
2. Siswa yang berhasil 20 42
3. Persentase keberhasilan 48 % 100 %
Dari data di atas dapat dilaporkan hasil sebagai berikut :
1. Terdapat kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 10.25 dari siklus I yang menunjukkan rata-rata 75.13 menjadi 85.38 pada siklus II.
2. Seluruh siswa ( 42 siswa ) mendapat nilai di atas atau sama dengan 75.00. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 22 siswa.
3. Persentase keberhasilan siswa mencapai 100 %.Ini menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 52 % dari data hasil siklus I )
PEMBAHASAN
Perbandingan hasil studi awal dengan hasil siklus I dan siklus II merupakan suatu analisis untuk mengetahui perkembangan kemampuan yang dicapai siswa dalam menghafal bacaan-bacaan shalat wajib. Adapun data perbandingan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4
Data Perbandingan nilai rata-rata kelas pada data awal,siklus I dan Siklus II No ASPEK DATA AWAL SIKLUS I SIKLUS II
1. Rata-rata Kelas 61.04 75.13 85.38
2. Siswa yang berhasil 12 20 42
3. Persentase Keberhasilan 29 % 48 % 100 %
Dari data di atas maka dapat dilihat perbandingan dari hasil studi awal, tindakan siklus I dan siklus II sebagai berikut :
a. Terdapat peningkatan kemampuan atau prestasi belajar yang cukup tinggi.Berdasarkan data dari temuan awal ke siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan nilai.
b. Dengan diterapkannya metode drill di awal setiap pelajaran agama Islam, maka terdapat peningkatan rata-rata kelas dari sebelumnya yaitu 61.04 menjadi 75.13. Sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85.38. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan persentase keberhasilan dari temuan awal ke siklus II sebesar 71%.
c. Kenaikan nilai dari siklus I ke siklus II tersebut merupakan akibat dari penambahan tindakan berupa mengambil model pembelajaran untuk mendemonstrasikan dan memimpin dalam menghafal bersama secara bergantian.
Dari data-data yang diperoleh mulai dari studi awal atau sebelum diterapkan metode drill di setiap awal pelajaran agama Islam sampai diadakannya penelitian tindakan yang terdiri dari siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan hasil analisa sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan hafalan siswa pada Juz ‘‘Amma sangat diperlukan proses pembiasaan atau metode yang mengarah pada pembentukan kebiasaan yaitu dengan menggunakan metode drill. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh dari kelas 7A SMP Negeri 45 Jakarta yang menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan setelah diterapkan metode
drill secara bersama-sama dalam menghafal Juz ‘‘Amma yaitu dengan peningkatan sebesar 71 %.
b. Penggunaan metode drill akan lebih hidup dan bermakna bagi siswa apabila dalam pelaksanaannya melibatkan siswa sebagai sentral dan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini terbukti dari data yang didapat, dimana pada siklus I yang masih menempatkan guru sebagai sentral dan siswa hanya menirukan didapat peningkatan sebesar 19 % sedangkan pada siklus II dengan menjadikan siswa sebagai sentral dan guru hanya sebagai fasilitator didapat peningkatan yang lebih tinggi yaitu sebesar 52 %.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghafal surat-surat dalam Juz’ama wajib pada siswa SMP Negeri 45 Jakarta sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan menghafal Juz ‘Amma pada siswa SMP Negeri 45 Jakarta tanpa didukung dengan penerapan metode drill di setiap awal pelajaran Agama Islam secara bersama-sama masih sangat rendah atau dibawah standar minimal prestasi yang diharapkan, di mana nilai rata-rata kelas hanya sebesar 61.65 dan persentase keberhasilan hanyamencapai 29 %. b. Kemampuan menghafal Juz
‘Amma pada siswa SMP Negeri 45 Jakarta kelas 7A dapat meningkat dengan diterapkannya metode drill di setiap awal pelajaran agama Islam dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 14.09 ( dari rata-rata kelas 61.65 menjadi 75.13 pada siklus II ). Sedangkan peningkatan persentase keberhasilan mencapai 19 % ( dari persentase keberhasilan sebesar 29 % menjadi 48 pada siklus II ) c.
Kemampuan menghafal Juz ‘‘Ammapada siswa SMP Negeri 45 Jakarta kelas 7A akan menunjukkan hasil yang lebih baik apabila penerapan metode drill di setiap awal pelajaran agama Islam lebih banyak melibatkan siswa dan guru hanya sebagai fasilitator yaitu dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 10.25 ( dari nilai rata-rata kelas sebesar 75.13 pada siklus I menjadi 85.38 pada siklus II ).
Sedangkan peningkatan persentase keberhasilan mencapai 52 % ( dari siklus I mencapai 48 % menjadi 100 % pada siklus II )
Saran-saran.
Saran-saran dalam penelitian ini ditujukan kepada :
Guru supaya selalu berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai metode dan strategi pengajaran yang bervariasi dan relevan.termasuk pengajaran dalam pelajaran agama. Kepala Sekolah supaya lebih meningkatkan dukungan dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan beragama pada anak didik atau siswa dalam bentuk lebih banyak menyediakan buku-buku
penunjang agama Islam yang dapat meningkatkan pengetahuan agama dan motivasi untuk lebih mendalami agama Islam. Selalu mendukung kegiatan keagamaan baik yang diselenggarakan di dalam dan di luar sekolah termasuk pengiriman siswa dalam lomba-lomba yang diselenggarakan oleh instansi terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Zuhairini,1 983, Metodik khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Usaha Nasional
Rasyid, Sulaiman, 2005, Fiqh Islam, Jakarta: Sinar Baru Algensindo Hassan. A, 2006, Tarjamah Bulughul Maram,Bandung :CV.Diponegoro Jexy J. Moleong, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana, 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru
Al Zubair, Hisyam, 2016, Terjemah Juz’ama, Jakarta : Barus