• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT TAMANSARI SALATIGA BERDASARKAN PSAK No 45 KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT TAMANSARI SALATIGA BERDASARKAN PSAK No 45 KERTAS KERJA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI LAPORAN KEUANGAN GPIB JEMAAT TAMANSARI SALATIGA BERDASARKAN PSAK No 45

Oleh :

MANASE NUGRAHA PUTRA MARU’

NIM: 232010203

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah dan kasih-Nya yang sungguh luar biasa kepada penulis mulai dari awal sampai pada akhir kuliah dan pembuatan kertas kerja ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan kertas kerja ini dengan baik.

Gereja merupakan organisasi yang didirikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan warga jemaatnya untuk beribadah kepada Tuhan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut gereja perlu melakukan evaluasi kinerja dan mempertanggungjawabkan pelayanannya baik kepada jemaat terlebih kepada Tuhan. Laporan Keuangan dibuat dengan tujuan memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Dalam perkembangan pelayanannya gereja dihadapkan pada perkembangan kondisi sosial dan ekonomi yang menuntut penyajian laporan keuangan yang lebih baik. Dengan adanya kondisi tersebut gereja memerlukan alat bantu yang lebih baik pula dalam mengatur keuangannya. Di Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan aturan baku yang didalamnya terdapat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 45 yang merupakan standar pelaporan bagi organisasi nirlaba. . Sehingga pada penelitian ini penulis memberi judul “Evaluasi Lapora Keuangan GPIB Jemaat Tamansari Salatiga berdasarkan PSAK No 45”.

Penulisan kertas kerja ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Besar harapan penulis agar kertas kerja ini dapat bermanfaat dan memperkaya pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian mendatang.

Salatiga, 10 Agustus 2015

Penulis

MANASE NUGRAHA PUTRA MARU’

(7)

vii UCAPAN TERIMA KASIH

Kertas kerja ini dapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, dorongan, serta semangat. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait,di antaranya :

1. Kedua orang tua saya yang telah mendidik, memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan dan doa. Terimakasih Papa dan Mama atas kasih sayang kalian kepadaku dari kecil hingga saat ini, aku janji akan membahagiakan kalian dan menjadi anak yang berbakti.

2. Adikku Kefas Dwicahyo Putra Maru’ yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.

3. Bapak Dr Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis menyelesaikan kertas kerja ini. Terimakasih atas ide-ide, saran dan kritik yang membangun selama ini. Suatu kebanggaan bagi saya pernah dimbimbing oleh Bapak.

4. Ibu Maria Rio Rita, SE., MSi selaku wali studi terima kasih atas saran-saran yang sangat bermanfaat.

5. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja SE., ME., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

6. Ibu Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., M.Si., Akt., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis maupun Fakultas lainnya yang telah membagikan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga demi kemajuan dan perkembangan akademik penulis.

(8)

viii 8. Staf Tata Usaha (TU) Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membantu penulis

selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

9. Sahabat-sahabat terbaik penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana: Febrian, Refila, Sonya, Putri D.M, serta rekan 2010 Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Salatiga, 10 Agustus 2015 Penulis

MANASE NUGRAHA PUTRA MARU’

(9)

ix

MOTTO

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

(Ibrani 11: 1)

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23 : 18)

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

(Yesaya 40 : 29)

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka

yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.

(Efesus 4:29)

(10)

x Abstract

The study was conducted at GPIB Tamansari Salatiga Church, which is one type of non-profit organizations. This study aimed to evaluate how the implementation of the financial statements of the GPIB Salatiga guided by SFAS No. 45. The analytical method used is descriptive qualitative methods that are disjoint, describing, comparing the data. Results and conclusions of this study is the GPIB Tamansari Salatiga preparing the financial statements have not prepare financial statements in accordance with the guidelines contained in the Statement of Accounting Standards No. 45. The form of financial statements GPIB Tamansari Salatiga was Receipts and Expenditures report. Financial transactions are recorded in the Daily Cash Book, Asset and Inventory recorded in the list of assets and inventory. The Church has not yet prepared Statements of Financial Position, Statement of Activity report, Statement of Cash Flows and Notes of Financial Statements. Based on the evaluation to the Financial Statements GPIB Tamansari Salatiga to conform with SFAS No. 45 is the grouping of financial transactions and Net Asset consisting of Net Assets are not tied, Net Assets tied to temporary and Net assets tied permanently.

Keywords: SFAS No. 45, non-profit, Church, financial statement

Abstraksi

Penelitian dilakukan pada Gereja GPIB Jemaat Tamansari Salatiga yang merupakan salah satu jenis organisasi nirlaba. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana penerapan laporan keuangan Gereja GPIB Jemaat Tamansari Salatiga yang berpedoman pada PSAK No 45. Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah Gereja GPIB Jemaat Tamansari Salatiga menyusun laporan keuangan belum menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 45. Bentuk laporan keuangan Gereja GPIB Tamansari Salatiga adalah Laporan Penerimaan dan Pengeluaran. Transaksi keuangan dicatat dalam Buku Kas Harian sedangkan Aset dan Inventaris Gereja dicatat dalam daftar aset dan inventaris. Gereja belum menyusun Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Berdasarkan evaluasi agar Laporan Keuangan Gereja GPIB Tamansari Salatiga agar sesuai dengan PSAK No 45 adalah pengelompokan transaksi keuangan dan Aset Neto yang terdiri dari Aset Neto tidak terikat, Aset Neto terikat temporer dan Aset Neto Terikat permanen.

.

Kata kunci : PSAK No 45, Nirlaba, Gereja, Laporan Keuangan.

(11)

xi DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Manase Nugraha Putra Maru’

Tempat, Tanggal Lahir : Toraja, 27 September 1991

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Karebet I No. 10 RT.02/08, Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah

Telepon : 085696815956

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. 1999 – 2004 : SD Kristen Makale 1 2. 2004 – 2007 : SMPN 1 Rantepao 3. 2007 – 2010 : SMAN 1 Rantepao

PENGALAMAN PANITIA / KERJA:

1. 2011 – 2012 : Anggota Seksi Perlengkapan “Festifal Film Salatiga”

2. 2012 – 2013 : Koordinator Seksi Keamanan“Festival Film Salatiga”

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... ... iii

Ucapan Terima Kasih ... ... iv

Abstraksi ... v

Abstract ... vi

Daftar Isi ... vii

PENDAHULUAN ... 1

TELAAH LITERATUR ... 5

METODE PENELITIAN ... 10

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 12

PENUTUP ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN

(13)

1 PENDAHULUAN

Organisasi nirlaba didirikan dengan tujuan tidak untuk memperoleh laba melainkan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Organisasi nirlaba memiliki beberapa perbedaan karakteristik jika dibandingkan dengan organisasi laba.

Perbedaan yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumberdaya yang digunakan dalam melakukan berbagai aktifitas operasionalnya dimana sumber dayanya bersumber dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Hendrawan, 2011).

Dengan adanya perbedaan tersebut Gereja sebagai salah satu organisasi nirlaba yang bergerak di bidang keagamaan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan umat Tuhan untuk beribadah. Seiring dengan perkembangan zaman gereja dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutu serta pelayanan kepada jemaat. Namun untuk merealisasikan peningkatan tersebut banyak masalah yang dihadapi oleh gereja di mana terdapat pikiran yang hanya menekankan gereja pada fungsi sosial semata, namun tidak memperhatikan fungsi ekonomi (Danuarta, 2005). Sesuai dengan fungsi tersebut gereja dapat mengatur keuangan organisasinya secara efektif dan efisiendemi kelancaran pelayanan kepada jemaat. Fungsi ekonomi inilah salah satu fungsi yang memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas pelayanan gereja itu sendiri, meskipun gereja tidak bertujuan mencari laba.

Untuk memenuhi fungsi ekonomi tersebut, Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Tamansari Salatiga sebagai salah satu organisasi nirlaba telah melakukan usaha dalam rangka mengatur keuangannya Gereja telah melakukan pencatatan keuangan dan merangkumnya menjadi laporan keuangan yang diterbitkan setiap minggunya. Tujuan dari laporan keuangan tersebut adalah sebagai pemberi informasi sejauh mana kemampuan gereja dalam memberikan jasa dan sebagai pertanggungjawaban pengurus gereja kepada jemaat dan juga pada Tuhan.

Disamping itu ada juga laporan keuangan yang dibuat khusus untuk majelis jemaat.

Laporan Keuangan tersebut berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran. Adapun fungsi dari laporan keuangan tersebut adalah sebagai informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan gereja.

(14)

2 Oleh karena itu dalam rangka memenuhi syarat-syarat tersebut tentunya ada standar-standar atau aturan baku yang menjadi acuan. Di Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan aturan baku yang didalamnya terdapat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 45 yang merupakan standar pelaporan bagi organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba tersebut salah satunya adalah Gereja.

Gereja menyusun susunan organisasi serta anggaran keuangan berdasarkan surat Surat Pendirian Gereja dan didaftarkan secara hukum sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2004 yang mengatur tentang yayasan. Berdasarkan PSAK No 45 Gereja memiliki karakteristik organisasi nirlaba yaitu:

1. Sumber pendanaan yang berasal dari anggota jemaat maupun donatur dari luar yang tidak mengharapkan pengembalian manfaat ekonomi.

2. Tujuan utama Gereja yaitu melakukan pelayanan dan tidak bertujuan mencari laba.

3. Tidak adanya kepemilikan organisasi.

Dengan demikian Gereja merupakan salah satu organisasi nirlaba yang harus menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK no 45. Kegiatan administrasi keuangan Gereja meliputi pembuatan anggaran belanja dan pendapatan Gereja.

Bentuk laporan keuangan Gereja Kristen dibuat berdasarkan kebutuhan Gereja dan disesuaikan dengan program kerja yang ditetapkan setiap periode pelayanan.

Menurut aturan PSAK No 45 proses akuntansi yang meliputi pencatatan, peringkasan, penggolongan sampai tersaji laporan keuangan yang menggambarkan aktifitas gereja sangatlah penting. GPIB Tamansari dalam melakukan pencatatan sebagai bagian dari proses penyajian laporan keuangan belum dilakukan secara memadai. Hal itu dapat dilihat dari belum adanya jurnal yang berguna untuk mencatat sekaligus mengelompokkan transaksi keuangan tersebut.

(15)

3 Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tetang Bagaimana bentuk penyajian Laporan Keuangan dalam organisasi Gereja, bagaimana penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK), sehingga laporan yang dihasilkan dapat memnuhi syarat-syarat yang ditentukan yaitu dapat dengan mudah dipahami oleh warga jemaat.

Laporan keuangan mempunyai dua fungsi utama, pertama menyajikan informasi mengenai kemampuan organisasi dalam memberikan jasa. Dengan adanya informasi tersebut organisasi dapat mengevaluasi diri dan dapat mengusahakan peningkatan mutu pelayanan kepada jemaat. Kedua laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengurus organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian akan terjalin hubungan yang baik antara pengurus selaku penyaji laporan keuangan dan pengguna laporan keuangan.

Oleh karena itu diperlukan sebuah aturan baku yang dapat digunakan oleh gereja sebagai pedoman dalam menyajikan laporan keuangan. Di mana dengan adanya aturan tersebut laporan keuangan yang disajikan dapat menggambarkan secara jelas kemampuan gereja dalam menyediakan jasa serta laporan tersebut relevan dan reliabel sehingga dapat memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangan.

Adapun masalah yang akan dijawab oleh penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk laporan keuangan pada GPIB Jemaat Tamansari Salatiga?

2. Bagaimana seharusnya penyajian laporan keuangan Gereja GPIB Tamansari Salatiga yang sesuai dengan PSAK No. 45?

3. Apa saja yang harus dipersiapkan agar laporan keuangan Gereja GPIB Tamansari Salatiga sesuai dengan PSAK No.45?

(16)

4 Berdasarkan persoalan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi bagaimana praktek akuntansi dan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh gereja.

2. Dapat menjadi referensi bagi organisasi gereja agar penyusunan laporan keuangan yang lebih relevan dan reliabel .

3. Sebagai sumber informasi dan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

(17)

5 TELAAH LITERATUR

Laporan Keuangan

Menurut Kieso, et.al (2009:5) Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), seperti yang dikutip dan diterjemahkan oleh Harahap (2007:126) merumuskan empat tujuan laporan keuangan :

a. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk mencapai tujuan

b. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif Sumber Daya Manusia dan faktor produksi lainnya

c. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan d. Membantu fungsi dan pengawasan sosial

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.Menurut Mardiasmo (2009: 167) Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah sebagai berikut.

1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.

2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.

3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.

(18)

6 4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, data kekayaan Neto organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.

5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode.

Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan Neto organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yan berguna untuk menilai kinerja.

6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 45

Merupakan pernyataan yang berisi aturan baku dan standar laporan keuangan organisasi nirlaba. Akuntansi organisasi nirlaba meliputi bentuk laporan keuangan dan nama-nama rekening. Unsur-unsur laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 antara lain:

a. Laporan posisi keuangan

Laporan posisi keuangan merupakan nama lain dari neraca pada laporan keuangan lembaga komersial. Laporan ini memberikan informasi mengenai besarnya aset atau harta lembaga dan sumber perolehan aset tadi (bisa dari hutang atau dari aktiva Neto) pada satu titik tertentu.

b. Laporan aktivitas

Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya lembaga selama satu periode anggaran. Pendapatan digolongkan berdasarkan restriksi atau ikatan yang ada. Sedangkan beban atau biaya disajikan dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria fungsional, dengan demikian beban

(19)

7 biaya akan terdiri dari biaya kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

c. Laporan arus kas

Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kas masuk dan keluar harus digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut.

1) Aktivitas Operasi

Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi adalah sebagai berikut.

a) Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan aktivitas).

b) Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap sebagai biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap tahun.

c) Perubahan pada akun piutang lembaga.

d) Akun (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya dibayar di muka dan lain-lain.

2) Aktivitas Investasi

Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan aktiva tetap, penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

a) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjangl lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;

b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain.

(20)

8 3) Aktivitas Pendanaan

Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva Neto dari surplus-defisit lembaga.

Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas masuk dan keluar dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:

a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi.

c) Bunga, deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan.

Catatan atas laporan keuangan dapat berupa:

1) Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva tetap;

2) Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya. (IAI, 2009 : 45)

Dengan adanya penyusunan laporan keuangan yang mengacu kepada PSAK No. 45, diharapkan laporan keuangan yang disusun dapat dengan mudah dipahami, relevan, dan mempunyai daya banding yang tinggi. Menurut PSAK No. 45 Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Namun seringkali organisasi menyajikan laporan keuangan belum berpedoman pada PSAK No. 45 sehingga laporan keuangan tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh aturan baku tersebut. Akibat dari hal tersebut para pengguna

(21)

9 laporan keuangan tersebut tidak mendapat informasi yang memadai sehingga berdampak pada keputusan yang akan diambil. Kemampuan organisasi dalam memberi jasa tercermin dari laporan posisi keuangan, sedangkan tanggung jawab pengurus organisasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan ditunjukkan oleh laporan arus kas dan laporan aktivitas organisasi.

Laporan keuangan mempunyai tujuan antara lain:

1. Memberikan informasi tentang jumlah/sifat aktifa, kewajiban dan aktiva neto.

2. Memberikan informasi mengenai pengaruh transaksi dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktifa neto.

3. Informasi mengenai arus kas masuk dan keluar.

4. Menunjukkan informasi mengenai pendapatan dan belanja kas (liquiditas) Istilah lainnya yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Aset Neto Tidak Terikat

Merupakan sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

2. Aset Neto Terikat Temporer

Adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Pembatasan penggunaan ini bisa ditetapkan oleh donatur maupun oleh organisasi nirlaba itu sendiri (misal: untuk melakukan ekspansi, atau untuk membeli aset tertentu).

3. Aset Neto Terikat Permanen

Adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan secara permanen. Namun demikian, organisasi nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. Contoh aset jenis ini adalah dana abadi, warisan, maupun wakaf.

(22)

10 METODE PENELITIAN

Objek Penelitian, Satuan Analisis dan Satuan Pengamatan

Penelitian ini dilakukan dengan metode Studi Kasus dengan melibatkan data kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah Organisasi GPIB Jemaat Tamansari yang terletak di kota Salatiga. Alasan peneliti memilih Gereja tersebut karena GPIB Taman Jemaatsari merupakan salah satu gereja yang cukup besar. Adapun alasan praktis yaitu peneliti juga bertempat tinggal di Salatiga sehingga menghemat waktu dan biaya.

Satuan analisis berhubungan dengan bagi siapa kesimpulan yang ditarik akan diberikan. Dalam penelitian ini satuan analisisnya adalah GPIB Jemaat Tamansari Salatiga. Satuan pengamatan menunjukkan kelompok dari mana data atau sumber data yang akan dianalisa diperoleh. Dalam penelitian ini yang menjadi satuan pengamatannya adalah pengurus harian organisasi gereja yaitu Majelis Gereja atau pihak yang terlibat langsung dalam prenyusunan laporan keuangan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yang menyesuaikan berbagai hasil analisis. Kemudian hasil analisis tersebut dibandingkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Metode deskriptif digunakan karena hasil penelitian ini dapat berupa data yang berbentuk narasi, deskripsi, cerita, yang isinya menggambarkan bagaimana organisasi Gereja menyajikan laporan keuangan.

(23)

11 Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dgunakan untuk menjawab persoalan penelitian adalah:

1. Data Primer

Hasil wawancara dengan dengan Kasir dan Bendahara GPIB Tamansari Salatiga selaku pihak yang terlibat langsung dalam proses penyajian laporan keuangan.

2. Data sekunder

a. Profil dan struktur organisasi Gereja GPIB Tamansari Salatiga b. Arsip Laporan Keuangan

Adapun prosedur pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan kasir dan bendahara GPIB Tamansari Salatiga selaku pihak yang terlibat langsung dalam proses penyajian laporan keuangan.

Langkah Analisis

Adapun langkah analitis dalam penelitian ini antara lain:

1. Mengelompokkan akun-akun transaksi dalam laporan keuangan GPIB Tamansari Salatiga berdasarkan PSAK No 45

2. Menuliskan rincian apa saja yang dibutuhkan oleh GPIB Tamansari Salatiga agar laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PSAK No 45.

3. Melakukan penyusunan laporan keuangan GPIB Tamansari Salatiga berdasarkan PSAK No 45.

4. Mendeskripsikan susunan laporan keuangan GPIB Tamansari Salatiga berdasarkan PSAK No 45

5. Membuat kesimpulam mengenai evaluasi laporan keuangan GPIB Tamansari Salatiga Berdasarkan PSAK No 45

(24)

12 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

Sejarah Singkat Organisasi GPIB Jemaat Taman Sri Salatiga

Sebelum GPIB Jemaat Tamansari Salatiga terbentuk, gereja ini bernama De Indiche Kerk. Gereja tersebut merupakan gereja yang berkedudukan di negeri Belanda yang kemudian masuk ke indonesia untuk melayani orang-orang kristen asal negeri Belanda dan sebagian orang-orang Indonesia. Dalam perkembangannya gereja ini juga sampai ke Salatiga dan melayani, antara lain pegawai pemerintah Hindia-Belanda, pegawai perkebunan dan tentara Belanda.

Pada tahun 1951 dalam babtisan dan sidi salah satu anggota jemaat, di sinilah untuk pertama kalinya nama GPIB di Salatiga digunakan. Setelah berjalan selama kurang lebih lima tahun sejak jemaat tersebut diresmikan barulah Jemaat GPIB Salatiga, yang dikenal dengan nama GPIB Jemaat Salatiga.

Kemudian dengan alasan untuk memperindah kota dibangun sebuah taman.

Taman ini dahulu terletak di sebelah selatan gedung gereja. Di dalam taman ini ditanami beberpa macam kembang, air mancur dan terdapat kebun binatang mini.

Daerah ini pada masa lampau dikenal dengan sebutan Tamansari. Kemudian dalam perkembangan pelayanannya, nama inilah yang kemudian menjadi identitas gereja yang sampai sekarang dikenal dengan nama GPIB Tamansari Salatiga.

Struktur Orgnisasi Badan Pengelolaan GPIB Tamansari Salatiga

Bentuk organisasi Gereja GPIB Jemaat Tamansari Salatiga mengikuti bentuk Presbiterial Sinodal dimana pengambilan keputusan dilakukan melalui Sidang Majelis Jemaat (SMJ). SMJ dilaksanakan sekali setiap 3 bulan. Pemimpin Jemaat dalam organisasi gereja adalah majelis jemaat. Majelis jemaat diketuai oleh seorang pendeta yang ditugaskan dalam sidang sinode. Majelis jemaat kemudian bersidang dalam Sidang Majelis Jemaat dan membentuk Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ). PHMJ Terdiri dari 11 orang anggota majelis jemaat yang bertugas sebagai pelaksana sehari-hari dari keputusan Sidang Majelis Jemaat.

(25)

13 Hasil Analisis Data dan Pembahasan

Pencatatan Keuangan Gereja GPIB Jemaat Tamansari Salatiga

Kegiatan operasional pelayanan di Gereja GPIB Tamansari Salatiga dibiayai oleh warga jemaat dan penggunaanya diatur oleh Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) yang ditunjuk oleh majelis jemaat gereja sendiri. Pencatatan pendapatan dan pengeluaran tersebut dilakukan oleh kasir yang merupakan seseorang yang mengerti tentang keuangan. Kasir tersebut ditugaskan untuk mengurus kas jemaat.

Dalam melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran tersebut kasirjemaatmembuat buku kas yang dikenal dengan buku kas harian gereja, sedangkan bendahara adalah majelis jemaat yang ditugaskan berdasarkan sidang majelis jemaat bersama-sama dengan kasir gereja bertugas untuk membuat laporan keuangan.

1. Buku Kas Harian

Merupakan buku yang berisi catatan transaksi keuangan berupa penerimaan dan pengeluaran kas jemaat yang terjadi selama satu periode pelayanan gereja. Baik pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas gereja dicatat berdasarkan tanggal realisasi terjadinya perpindahan uang jemaat dan juga menggunakan tanda bukti serta keterangan yang lengkap. Pada akhir periode catatan transaksi tersebut kemudian dirangkum dan disusun menjadi laporan keuangan.

2. Aset dan Inventaris Gereja

Untuk pencatatan aset, seperti peralatan ibadah dan rumah tangga gereja, hanya dilakukan pencatatan pada saat aset tersebut diperoleh.

Gereja memperoleh aset tersebut melalui penggunaan kas jemaat yang sengaja dikhususkan maupun diputuskan secara bersama dalam Sidang Majelis Jemaat. Ada juga beberapa aset yang diperoleh oleh gereja dari sumbangkan anggota jemaat yang terkadang tidak memberitahu nilai perolehan dari aset tersebut. Terkait penjualan, penghapusan, pemindahan hak kepemilikan atas inventaris Gereja dan nilai jualnya juga diputuskan oleh majelis jemaat secara bersama dalam Sidang Majelis Jemaat.

(26)

14 Selain itu ada juga aset yang diperoleh oleh gereja berdasarkan warisan. Seperti Gereja GPIB Tamansari Salatiga yang mewarisi aset utamanya berupa Tahah, Gedung Gereja, dan Rumah Pastori dari De Indische Kerksehingga nilai buku dari aset utama tersebut tidak diketahui lagi.Untuk aset utama tersebut, penjualan, pelepasan, atau pemindahan hak kepemilikan, ruilslag (tukar guling), atau pinjaman atas aset utama Gereja dan nilai jualnya diputuskan dalam Persidangan Sinode atau Persidangan Sinode Istimewa.

Adapun pencatatan aset Gereja GPIB Tamansari dituliskan dalam daftar inventaris gereja. Dalam catatan inventaris tidak tercantum nilai dari inventaris gereja tersebut, gereja hanya mencatatnya dalam satuan unit disertai dengan keterangan kondisi inventaris gereja. Disamping itu gereja tidak memperbaharui secara menyeluruh daftar inventaris gereja, hal ini karena gereja belum pernah melakukan pemeriksaan secara berkala mengenai jumlah dan kondisi aset/inventaris yang sebenarnya, terkait kondisi aset/inventaris gereja hanya memperbaharui daftar inventaris gereja jika ada laporan dari pengurus atau warga jemaat yang merawat atau menggunakan aset/inventaris terkait. Daftar inventaris Gereja GPIB Tamansari Salatiga dapat dilihat dalam bagian Lampiran.

3. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran

Pada akhir periode pelayanan Gereja juga menyajikan laporan keuangan yang akan dievaluasi dalam rapat pleno majelis jemaat sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada jemaat. Dalam laporan keuangan tersebut Gereja GPIB Tamansari Salatiga hanya melaporkan penerimaan dan pengeluaran mereka.

Sesuai dengan Pedoman Penatalayanan dan Perbendaharaan GPIB di Tingkat Jemaat, Gereja GPIB Tamansari Salatiga Menyusun Laporan Keuangan berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran disusun berdasarkan basis Kas. (Cash Basis). Laporan Penerimaan dan Pengeluaran mencerminkan kegiatan

(27)

15 GPIB sesuai dengan Pokok-Pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (PKUPPG).

Laporan Penerimaan dan Pengeluaran sesuai dengan namanya menunjukkan penerimaan dan pengeluaran, disamping itu laproran ini juga menunjukkan saldo (sisa) kas dan setara kas pada awal dan akhir periode yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan “kas dan setara kas”

adalah jumlah uang tunai di kas Besar maupun Kas Kecil Jemaat dan Jumlah uang di bank. Uang di bank dapat ditempatkan sebagai deposito.

Gereja GPIB Tamansari melaporkan Laporan keuangan ini secara triwulan dalam sidang majelis jemaat. Namun pada akhir periode pelayanan gereja merangkum dan melaporkan laporan keuangan tersebut dalam rapat pertanggungjawaban Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ)

Dalam laporan keuangan tersebut penerimaan Gereja GPIB Jemaat Tamansari salatiga dibagi menjadi tiga kelompok besar, yang pertama merupakan penerimaan rutin. Penerimaan rutin tersebut terdiri dari Persembahan, Kolekte, Sumbangan, dan penerimaan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah Penerimaan Program, yang terdiri dari Pelayanan dan Kesaksian (PELKES), Komisi Usaha dan Dana (Komdada), serta Natal, Paskah dan Pembangunan. Sedangkan pengeluarannya terdiri atas pengeluaran yang dikelompokkan berdasarkan bidang-bidang pelayanan gereja yang terdiri dari Iman Ajaran Ibadah (IAI), Pelayanan dan Kesaksian (PELKES), Gereja dan Masyarakat (GERMASA), Pembinaan Pengembangan Sumber Daya Insani (PPSDI) dan Pelayanan Kategorial (PELKAT), Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG), serta Informasi dan Komunikasi (INFORKOM). Selain itu gereja juga melaporkan pengeluaran dari masing-masing pos pelayanan. Kelompok pengeluaran yang terakhir adalah pengeluaran Telepon, Listrik, admin dan bank.

Laporan keuangan Gereja GPIB Tamansari Salatiga adalah sebagai berikut:

(28)

16 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT

JEMAAT TAMAN SARI SALATIGA

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BULAN APRIL 2013 s/d Maret 2014

Kasdansetarakas 148,745,088

Deposito 15,000,000

Penerimaan Rutin

Persembahan 397,804,600

Kolekte 355,976,650

Sumbangan 38,447,500

PengembalianPiutang -

Lain-Lain 26,878,200

Program

PelayanandanKesaksian 33,317,800

LabaKomdada 1,001,500

Natal, Paskah,

Pembangunan 61,705,100

Bank 2,914,137

JumlahPenerimaan 918,045,487

Pengeluaran

Iman. Ajaran. Ibadah (IAI) 234,034,000

PelayanandanKesaksian

(PELKES) 67,529,775

GerejadanMasyarakat

(GERMASA) 36,284,600

PPSDI danPelkat 89,154,100

Pembangunan EkonomiGereja 105,026,150

InformasidanKomunikasi 416,384,177

Pospel

Kembang Sari 1,125,000

Kalimangli 1,200,000

KaumanKidul

Telp, Listrik, adm, bank 14,887,270

JumlahPengeluaran 965,625,072

(29)

17 Evaluasi Laporan Keuangan Gereja GPIB Tamansari Menurut PSAK No 45

Pada beberapa organisasi gereja, sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai pelayanan kepada jemaat berasal dari warga jemaat itu sendiri, sehingga pengukuran jumlah serta keterangan penggunaan, saat dan kepastian aliran kas Gereja baik itu masuk maupun keluar menjadi ukuran kinerja yang sangat penting bagi para pemakai laporan keuangan. Tujuan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 adalah menyajikan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, dan donatur yang menyediakan sumber daya bagi organisasi gereja.

Tujutan tersebut terkait tentang penyajian laporan keuangan sehingga mudah dipahami, memiliki relevansi, dan daya banding yang tinggi.

Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

1. Penyusunan Laporan Posisi Keuangan

Berdsarkan rincian laporan penerimaan, Gereja GPIB Tamansari Salatiga mempunyai sumbangan yang tidak terikat terdiri dari persembahan, kolekte, sumbangan serta penerimaan lain-lain yang penggunaannya tidak dibatasi oleh penyumbang dalam hal ini adalah warga jemaat sehingga dalam laporan posisi keuangan dikelompokkan ke dalam Aset Neto tidak terikat. Adapun kotak persembahan Playanan dan Kesaksian (PELKES) dikhususkan untuk kegiatan pelayanan dan kesaksian, selain itu ada juga sumbangan yang dikhususkan untuk pelaksanaan program pelayanan Natal, Paskah, dan Pembangunan.

Sumbangan PELKES, Natal dan Paskah penggunaannya dikhususkan untuk memenuhi program yang ditentukan dalam satu periode pelayanan.

Untuk Pembangunan pembatasannya berakhir saat tercapainya kondisi tertentu yang ditetapkan oleh majelis jemaat sehingga dalam laporan posisi keuangan sumbangan tersebut dikelompokkan menjadi Aset Neto terikat temporer. Untuk Aset Neto terikat permanen terdiri dari tanah dan

(30)

18 bangunan gedung Gereja yang merupakan warisan serta kendaraan GPIB Tamansari Salatiga yang penggunaanya dipertahankan secara permanen.

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA BAGIAN BARAT JEMAAT TAMANSARI SALATIGA

Laporan Posisi Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir Pada 31 Maret 2014 Aset :

Kas dan Setara Kas Rp. 85.976.340

Investasi Jangka Pendek Rp. 15.000.000

Kendaraan Rp. 126.700.000

Tanah dan Bangunan Rp. 2.639.082.000

Jumlah Aset Rp. 2.866.758.430

Kewajiban

Kewajiban -

Aset Neto

Aset Bersih Tidak terikat Rp. 97.727.540

Aset Bersih Terikat temporer Rp. 3.248.800

Aset Bersih Terikat permanen Rp. 2.765.782.000 Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih Rp. 2.866.758.430

Sumber: Data Olahan

a. Aset

Kas dan Setara kas yang disajikan merupakan total dari jumlah Aset Neto pada akhir periode. Selain itu gereja juga membentuk investasi jangka pendek berupa deposito di bank.

Gereja GPIB Tamansari Salatiga tidak memiliki piutang, sedangkan untuk aset terdiri dari tanah dan bangunan serta kendaraan yang dihitung dari perkiraan nilai wajar.

b. Kewajiban dan Aset Neto

Gereja GPIB Tamansari tidak memiliki kewajiban sedangkan Aset Neto gereja terdiri dari Aset Neto Tidak Terikat, Aset Neto Terikat Temporer dan Aset Neto Terikat Permanen. Nilai Aset Neto tidak terikat merupakan hasil perhitungan jumlah pendapatan dari sumbangan tidak terikat dikurangi dengan beban dari pengeluaran terkait. Untuk Aset Neto terikat temporer dalam laporan keuangan merupakan saldo akhir dari perhitungan sumbangan terkait dikurangi penggunaan untuk biaya-biaya sesuai pembatasan dalam satu periode pelaporan,

(31)

19 penyajiannya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan Aset Neto Terikat Permanen Terdiri dari Perkiraan nilai wajar warisan berupa tanah dan bangunan gedung serta kendaraan Gereja GPIB Jemaat Taman Sari Salatiga.

2. Penyusunan Laporan Aktivitas

Laporan Akitivitas menyajikan saldo Aset Neto pada akhir tahun yang merupakan hasil dari penjumlahan kenaikan Aset Neto dan saldo Aset Neto pada awal tahun.

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA BAGIAN BARAT JEMAAT TAMANSARI SALATIGA

Laporan Aktivitas

Untuk Tahun yang Berakhir Pada 31 Maret 2014

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT :

Persembahan Rp. 397.804.600

Kolekte Rp. 355.976.650

Sumbangan Rp. 38.447.500

Surplus Komdada Rp. 1.001.500

Penghasilan dari Investasi Rp. 2.914.137

Lain-lain Rp. 26.878.200

Jumlah Rp. 823.022.587

Aset Neto yang Berakhir Pembatasannya (Catatan C) :

Pemenuhan Program Pembatasan Rp. 91.774.100

Jumlah Rp. 91.774.100

Jumlah Pendapatan Rp. 914.796.687

Beban

Setoran ke Sinode Rp. 24.000.000

Biaya Umum Rp. 14.887.270

Bidang Iman dan Ajaran Ibadah (IAI) Rp. 234.034.000 Bidang Gereja dan Masyarakat (GERMASA) Rp. 36.284.600

Bidang PPSDI dan Pelkat Rp. 89.154.100

Bidang Informasi dam Komunikasi Rp. 416.384.177

Pengeluaran Pospel Rp. 2.325.000

Jumlah Beban Rp. 817.069.147

Kenaikan Jumlah Aset Neto Tidak Terikat` RP. 97.727.540

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER

Aset Neto terikat temporer yang dibatasi Rp. 95.022.900 Aset Neto terbebaskan dari pembatasan ( Rp. 91.774.100) Kenaikan (Penurunan) Aset Neto Terikat Temporer Rp. 3.248.800

KENAIKAN ASET NETO Rp. 100.976.340

ASET NETO AWAL TAHUN Rp 2.765.782.090

ASET NETO AKHIR TAHUN Rp. 2.866.758.430

(32)

20 a. Aset Neto Tidak Terikat

Berdasarkan penyusunan Laporan Aktivitas Gereja GPIB Tamansari Salatiga Aset Neto Tidak Terikat terdiri dari pendapatan atas persembahan, kolekte, sumbangan serta penerimaan lain-lain. Nilai persembahan adalah jumlah dari persembahan-persembahan yang terdiri dari persembahan dan persepuluhan. Untuk kolekte didapat dari jumlah yang masuk dari tiap ibadah rumah tangga dan kegiatan BPK selama satu periode pelayanan. Sumbangan yang disajikan merupakan total dari sumbangan dana yang dikumpulkan dari jemaat melalui kegiatan usaha dana gereja. Sedangkan penerimaan lain-lain adalah total pendapatan dari hal-hal yang tidak dicatat oleh pendapatan di atas.

b. Aset Neto yang Dibebaskan dari Pembatasan

Pemenuhan program pembatasan yang termasuk dalam Aset Neto yang dibebaskan dari pembatasan merupakan total aset yang dikeluarkan untuk program pembatasan, nilainya juga merupakan aset yang pembatasannya berakhir karena telah digunakan untuk memenuhi program yang telah dibatasi.

Perhitungannya dapat dilihat pada Catatan C pada Catatan atas Laporan Keuangan.

c. Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain

Merupakan penjumlahan jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya dengan jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat.

d. Beban dan Pengeluaran

Yang termasuk dalam beban dan pengeluaran adalah semua penggunaan dana untuk membiayai program setiap bidang, operasional Gereja, pelunasan kewajiban ke sinode dan lain- lain.

(33)

21 e. Pemenuhan Program Pembatasan

Yang disajikan dalam pemenuhan program pembatasan adalah total sumbangan terikat, dan aset yang terbebaskan dari pembatasan.

3. Penyusunan Laporan Arus Kas

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA BAGIAN BARAT JEMAAT TAMANSARI SALATIGA

Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang Berakhir Pada 31 Maret 2014

AKTIVITAS OPERASI :

Kas dari Persembahan Rp. 397.804.600

Kas dari Kolekte Rp. 355.976.650

Kas dari Sumbangan Rp. 38.447.500

Surplus Komdada Rp. 1.001.500

Penerimaan Lain-lain Rp. 26.878.200

Iman Ajaran Beribadah (IAI) ( Rp. 234.034.000 ) Gereja dan Masyarakat (GERMAS) ( Rp. 36.284.600 ) PPSDI dan Pelkat ( Rp. 89.154.100 ) Pembangunan Ekonomi Gereja (PEG) ( Rp. 36.284.600 ) Informasi dan Kmunikasi ( Rp. 148.374.490 ) Biaya Gaji, Tunjangan dan Honorium ( Rp. 212.626.287 ) Biaya Pospel ( Rp. 2.325.000 ) Biaya Umum ( Rp. 40.361.683 ) Kas yang diterima (digunakan)

untuk aktivitas operasi Rp. 20.663.690

AKTIFITAS INVESTASI :

Investasi Peralatan Gereja ( Rp. 55.383.400)

Kas yang diterima (digunakan)

untuk aktivitas investasi ( Rp. 55.383.400)

AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari Kontribusi jemaat untuk :

Pelayanan dan Kesaksian (PELKES) Rp. 33.317.800 Natal, Paskah dan Pembangunan Rp. 61.705.100

Penerimaan dari Investasi Rp. 2.914.137

Aktivitas Pendanaan Lain

Kontribusi Kegiatan Natal, Paskah

dan Pembangunan ( Rp. 58.456.300 )

Kontribusi Kegiatan Pelayanan dan Kesaksian ( Rp. 67.529.775 ) Kas Neto yang diterima (digunakan)

untuk aktivitas Pendanaan ( Rp. 28.049.038 ) Kenaikan (penurunan) Neto

dalam kas dan setara kas ( Rp. 62.768.748 ) Kas dan setara kas pada awal periode Rp. 148.745.088

Kas dan setara kas pada akhir periode Rp. 85.976.340

(34)

22 a. Arus Kas dari aktivitas operasi

Akun-akun yang disajikan adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan terkait operasional gereja seperti kas dari persembahan, kolekte, sumbangan dan penerimaan lain-lain, Biaya dalam bidang pelayanan, Biaya umum, biaya gaji tunjangan serta honorium, dan biaya lain-lain yang terkait dengan operasional gereja.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Yang termasuk dalam perkiraan ini adalah semua pengeluaran terkait investasi atas peralatan gereja.

c. Arus Kas dari aktivitas Pendanaan

Perkiraan yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah perkiraan penerimaan dari kontribusi jemaat yang penggunaannya dibatasi, dan penerimaan dari investasi jangka pendek.

(35)

23 4. Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas lapporan keuangan Gereja GPIB Jemaat Tamansari Berupa:

a. Kebijakan Majelis Jemaat GPIB Tamansari Salatiga b. Catatan Aset Neto Terikat Temporer

c. Catatan Aset Neto yang dibebaskan dari pembatasan

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA BAGIAN BARAT JEMAAT TAMANSARI SALATIGA

Catatan Atas Laporan Keuangan

Untuk Tahun yang Berakhir Pada 31 Maret 2014

Catatan A menguraikan kebijakan gereja yang menyebabkan catatan B dan C disajikan Catatan A

Jemaat GPIB Tamansari Salatiga menyajikan sumbangan terikat dalam dua akun, akun tersebut terdiri dari Pelayanan dan Kesaksian (PELKES) serta Natal, Paskah dan Pembangunan. Jika kebutuhan untuk dua akun tersebut telah terpenuhi, maka dana tersebut dapat digunakan untuk pembiyaan aktivitas lain gereja. Apabila sumbangan Pelayanan dan kesaksian serta Natal, Paskah dan Pembangunan tidak cukup membiyayai maka akan dipenuhi oleh dana dari sumbangan tidak terikat.

Catatan B

Aset Neto terikat temporer yang dibatasi untuk :

a. Pelayanan dan Kesaksian Rp. 33.317.800

b. Natal Paskah dan Pembangunan Rp. 61.705.100

Jumlah Rp. 95.022.900

Catatan C

Aset Neto yang dibebaskan dari pembatasan penyumbang melalui terjadinya beban tertentu atau kondisi yang disyaratkan oleh penyumbang :

Tujuan Pembatasan yang dicapai

Kegiatan Pelayanan dan Kesaksian Rp. 33.317.800 Kegiatan Natal, Paskah dan Pembangunan Rp. 58.456.300 Pembatasan Yang terpenuhi* Rp. 91.774.100

(*)Merupakan jumlah penggunaan Aset Neto dari kegiatan pelayanan dan kesaksian di tambah penggunaan Aset Neto untuk Natal, Paskah dan Pembangunan.

(36)

24 PENUTUP

Kseimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk Laporan Keuangan Gereja GPIB Tamansari Salatiga berupa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran. Menurut Evaluasi yang dilakukan berdasarkan PSAK No. 45 laporan keuangan GPIB Tamansari Salatiga belum memiliki jurnal pencatatan keuangan yang memadai karena semua jenis transaksi keuangan dicatat dalam satu buku yaitu Buku Kas Harian. Selain itu sebagai bentuk pengawasan terhadap aset, gereja menyusun daftar aset dan inventaris gereja.

2. Berdasarkan PSAK No 45 Seharusnya laporan keuangan GPIB Tamansari Salatiga terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Sesuai dengan PSAK no. 45 hal-hal yang harus disiapkan oleh gereja dalam menyusun laporan keuangan antara lain: pengelompokan transaksi keuangan, serta pengelompokan Aset Neto yang terdiri dari Aset Neto tidak terikat, Aset Neto terikat temporer dan Aset Neto Terikat Permanen.

Walaupun dalam segi bentuk penyajian Laporan Keuangan masih belum sesuai, namun dari tanggung jawab akuntansi tujuan dari laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja GPIB Jemaat Tamansari Salatiga telah terpenuhi.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih bersifat normatif dimana penelitian hanya didasarkan pada teori dan ketuntuan yang ada sehingga masih belum diketahui apakah penelitian ini akan dibutuhkan oleh GPIB Tamansari Salatiga.

.

(37)

25 Saran

Agar penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 maka gereja GPIB Tamansari Salatiga sebaiknya mencatat dan menggolongkan transaksi keuangan serta menyiapkan Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan sehingga Laporan Keuangan yang dihasilkan lebih lengkap dan mudah dipahami baik sehingga dapat memenuhi tuntutan anggota jemaat maupun donatur lain dari luar Gereja.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Jika ingin mengadakan penelitian di GPIB Tamansari Salatiga sebaiknya hasil penelitian dikomunikasikan dengan pihak pengurus GPIB Tamansari Salatiga sehingga hasil penelitian tersebut dapat menjadi pedoman penyajian laporan keuangan yang dapat menyediakan informasi yang memadai sesuai dengan tuntutan pemakai laporan keuangan.

(38)

26 DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. 2007. Penerapan PSAK No. 45 pada beberpa organisasi nirlaba khususnya di kota Salatiga.Skripsi. UKSW. Salatiga

Abineno, J.L.C., 1995. Garis-garis Besar Hukum Gereja.BPK Gunung Mulia: Jakarta.

Danuarta, S, 2005. Komparasi Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Salatiga dengan PSAK No. 45 Tahun 2002. Skripsi. UKSW. Salatiga

Gasong, C, 2007. Desain Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Tana Toraja Sesuai Dengan PSAK No.45 Tahun 2004.Skripsi. UKSW.

Salatiga

Kardiman ., 2010. Accounting, Yudistira: Jakarta

Kaomaneng I.S. 2010. Penerapan Sistem Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan Gereja.

Kristina, F.M. 2010. Studi atas Akuntansi pada Organisasi Gereja yang Dilihat dari Sudut Pandang Laporan Keuangan. Skripsi. STIE Perbanas. Surabaya.

Majelis Sinode GPIB. 2005. Pedoman Penatalayanan Perbendaharaan GPIB Di Tingkat Jemaat. Jakarta.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,2010, Salemba Empat: Jakarta

Pontoh, C.R.S. 2013. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 pada Gereja BZL. Jurnal EMBA, Vol.1, No.3, Universitas Sam Ratulangi.Manado.

Pordjowijono., 2008. Manajemen Gereja: Sebuah Alternatif. Gunung Mulia: Jakarta Rahardi, F., 2007. Menguak Rahasia Bisnis dalam Gereja. Visimedia: Jakarta.

Silvia, J. 2011. Akuntabilitas Dalam Prespektif Gereja Protestan.Jurnal Simposium Nasional Akuntansi,Vol.14, No.9.

Simanjuntak, D.A. & Januarsi. Y.,2011, Akuntabilitas dan Pengelolaan Keuangan Di Masjid. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi,Vol.14, No.7.

Supramono dan Utami, Intyas., Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan Keuangan,UKSW-Press, Salatiga.

Waltz, E., 2006. Bagaimana Mengelola Gereja Anda?.Gunung Mulia: Jakarta

Zacharias, Ch.J ; Zacharias, L.J.H & Lahade, S.S., 2012 GPIB Jemaat Taman Sri Salatiga Menuju Jemaat Misioner (1956-2010), Widya Sari Press: Salatiga

(39)

27

LAMPIRAN

(40)

28 LAMPIRAN 1

StrukturOrganisasiPelaksanaHarianMajelisJemaat (PHMJ) Gereja GPIB JemaatTamansariSalatiga

BerdasarkanPembagianTugas

KETUA MAJELIS JEMAAT

KETUA I

SEKRETARIS I

KETUA II KETUA III KETUA IV

SEKRETARIS II

KETUA V BENDAHARA I

BENDAHARA II

SEKRETARI S

(41)

29 LAMPIRAN 2

StrukturOrganisasiPelaksanaanPerbendaharaanJemaat Gereja GPIB JemaatTamansariSalatiga

BerdasarkanPembagianTugas

MajelisJemaat PHMJ

Ketua IV Bendahara Bendahara I

BPK Panitia

Bendahara – Bendahara BPK danPanitia Kasir

(42)

30 LAMPIRAN 3

BaganMekanismePencatatanKeuangan Gereja GPIB TamansariSalatiga PENERIMAAN

BUKTI-BUKTI PENYETORAN

(LembarPersembahan, lembar PTB danBuktiSetoranLainnya)

BUKTI HARUS JELAS DAN LENGKAP DENGAN KETERANGAN

BUKU BUKTI PENCATATAN PENERIMAANRangkap 3 1. AsliuntukarsipGereja 2. ArsipBendahara 3. ArsipPenyetoranUang

PENGELUARAN BUKTI-BUKTI PENYETORAN

(Nota, Kwitansidan Lain-lain)

BUKTI HARUS JELAS DAN LENGKAP DENGAN KETERANGAN

BUKU BUKTI

PENCATATAN PENGELUARAN Rangkap 3

1. AsliuntukarsipGereja 2. ArsipBendahara 3. ArsipPenerimaUang

BUKU KAS HARIAN

CATAT SEMUA

PENERIMAAN DAN PENGELUARAN SECARA TERATUR SETIAP SAAT MENURUT TANGGAL REALISASI DAN HARUS DIBERI NOMOR URUT

BUKTI NOMOR RUBRIK TIAP HARI HARUS DITUTUP

(43)

31 LAMPIRAN 4

UraianTugasdanWewenangPimpinanOrganisasi Gereja GPIB TamansariSalatiga

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing posisi tersebut menurut Tata Gereja GPIB antara lain:

4. Ketua Majelis Jemaat

Ketua Majelis Jemaat adalah seorang pendeta yang ditugaskan oleh Majelis Sinode dalam jabatan struktural, sekaligus Ketua Pelaksanaan Harian Majelis Jemaat. Adapun tugas dari Ketua Majelis Jemaat antara lain:

a. Membina, mengembangkan, meningkatkan, dan memelihara kelembagaan dan ketatalayanan jemaat berdasarkan ketentuan GPIB.

b. Memimpin, mengkoordinasikan, mendorong kerja sama, dan mencermati seluruh pelaksanaan kegiatan dalam penyelenggaraan panggilan dan pengutusan-Nya dalam persekutuan bersama Majelis Jemaat.

c. Menggembalakan, membimbing, dan menjaga kehidupan berjemaat yang tenang, damai, dan berwibawa.

d. Memimpin SMJ dan rapat-rapat.

e. Melaksanakan disiplin gereja terhadap penatua, diaken, dan warga jemaat.

f. Menandatangani surat-surat gerejawi (surat babtis, surat sidi, dan surat nikah.

g. Mengkoordinasikan pembuatan laporan rutin kepada SMJ dan kepada Majelis Sinode.

h. Membuat laporan akhir jabatan kepada majelis sinode.

5. Majelis Jemaat

Majelis Jemaat adalah pemimpin dari jemaat dalam lingkungan GPIB. Tugas majelis jemaat antara lain:

a. Menjabarkan keputusan dan ketetapan Persidangan Sinode GPIB dan tugas- tugas yang dipercayakan oleh Majelis Sinode dengan berpedoman pada Visi dan Misi GPIB.

(44)

32

b. Membuat dan Menetapkan Program Kerja dan Anggaran (RKA) yang mengacu kepada PKUPPG.

c. Membuat Laporan Tahunan kepada Majelis Sinode BPIB.

d. Menetapkan Penatalayanan jemaat dan mengawasi pelaksanaannya.

e. Memberdayakan Unit-Unit Misioner f. Menjaga kemurnian ajaran GPIB

Adapun wewenang dari majelis jemaat adalah.

a. Memilih Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) melalui Sidang Majelis Jemaat (SMJ) dan melaporkan kepada Majelis Sinode untuk ditetapkan.

b. Menetapkan langkah-langkah dan melaksanakan tindakan disiplin gereja terhadap warga jemaat.

c. Mengangkat dan memberhentikan anggota Unit Misioner di lingkup Jemaat.

d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pegawai GPIB kepada Majelis Sinode.

e. Membuat Peraturan Pelaksanaan Majelis Jemaat (PPMJ) untuk disahkan oleh Majelis Sinode.

f. Mengelola sumber daya perbendaharaan gereja di jemaat sesuai dengan tata cara pengelolaan perbendaharaan.

g. Mengangkat pegawai lokal (honorer)

h. Menetapkan/mengutus presbiter ke persidangan sinode.

i. Memilih dan mengusulkan seorang Presbiter sebagai pelaksana tugas Ketua Majelis Jemaat untuk dilaporkan kepada Majelis Sinode jika terjadi kekosongan jabatan KMJ.

6. Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ)

Adalah representasi harian yang sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Adapun susunan PHMJ di Jemaat GPIB Tamansari Salatiga serta pembagian tugasnya antara lain:

(45)

33

1. Ketua Majelis Jemaat yang membidangi

c. Teologi yang meliputi Bidang Iman, Ajaran, Ibadah, Musik Gereja, dan Pengkajian Teologi

d. Persidangan Gerejawi

2. Ketua I membidangi Pelayanan dan Kesaksian yang meliputi bidang Pengembangan dan Penatalayanan Pos Pelkes PMKI, Diakonia, Crisis Centre, Satgas Penanggulangan Bencana

3. Ketua II membidangi Gereja, Masyarakat dan Agama-Agama (GERMASA), mencakup Keesaan Gereja (oikumene), Kemasyarakatan : Hak Asasi Manusia (HAM), Hukum, Lingkungan Hidup dan Lintas Agama-Agama.

4. Ketua III membidangi :

a. Pembinaan sumber Daya Insani (PPSDI) yang meliputi Pengembangan Warga Gereja (Warga Jemaat, Kategorian dan Presbiter)

b. Pelayanan Kategorial (PELKAT) meliputi Peningkatan Peran Keluarga (Anak, Teruna, Pemuda, Perempuan, Bapak, dan Kaum Lanjut Usia), Kelompok Profesi dan Fungsional.

5. Ketua IV membidangi: Pembangunan Ekonomi Gereja meliputi bidang keuangan (perbendaharaan dan akuntansi). Daya dan Dana, Pemanfaatan dan Pengembangan Hak Milik Gereja, Badan Usaha/Badan Hukum GPIB.

6. Ketua V membidangi:

a. Informasi, organisasi dan Komunikasi (INFORKOM) meliputi bidang Sistem Informasi Manajemen (SIM), Perencanaan Organisasi dan Komunikasi.

b. Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) 7. Sekretaris

a. Bersama para ketua membidangi Teologi dan Persidangan Gerejawi b. Bersama para Ketua Menetapkan kebijakan Majelis Jemaat,

pengendalian administrasi, pengintegrasian kegiatan, dan Personalia.

(46)

34

c. Bersama ketua V menangani Bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua V.

8. Sekretaris I, Bersama Ketua I dan Ketua II menangani bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua I dan Ketua II.

9. Sekretaris II, Bersama Ketua III dan Ketua IV menangani bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua III dan Ketua IV.

10. Bendahara menangani Perbendaharaan dan Pengelolaan Keuangan 11. Bendahara I menangani Perbendaharaan dan Pembukuan

(47)

35 LAMPIRAN 5

UraianTugasPengurusKeuangan Gereja GPIB TamansariSalatiga

Pengurus Harian Majelis Jemaat yang menangani bagian keuangan antara lain : Ketua IV, Bendahara, Bendahara I, Kasir, Pemegang Buku I dan II, dan Bendahara BPK-BPK dan Panitia. Adapun uraian tugas dari masing-masing pengurus antara lain:

A. Ketua IV

1. Dalam bidang umum bertugas:

1.1.Menggantikan Ketua lainnya dalam perjalanan fungsinya, bilamana ketua lainnya berhalangan.

1.2.Dapat menggantikan Ketua lainnya dalam memimpin Sidang Majelis Jemaat atau rapat-rapat tertentu bila dianggap perlu.

1.3.Mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan bidang yang dikoordinasikan.

2. Dalam bidang Khusus Bertugas:

2.1.Mengendalikankegiatan yang mencakup bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan.

2.2.Mengendalikan pelaksanaan tugas dan kegiatan antara lain:

a. Komisi pengembangan Ekonomi dan Keuangan.

b. Komisi Dana, Sarana dan Pembangunan c. Panitia-panitia dana

2.3.Mengarahkan dan membina bidang keuangan.

2.4.Memberikan otorisasi Pengeluaran Anggaran Belanja sesuai alokasi dan penandatanganan surat-surat berharga dan yang berhubungan dengan keuangan bersama dengan bendahara.

2.5.Bersama Bendahara menyiapkan bahan-bahan untuk penyusunan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun anggaran berikutnya.

(48)

36

2.6.Bersama Bendahara berupaya mengambil kebijakan apabila realisasi Anggaran Pendapatan terjadi tidak sebanding dengan Anggaran Belanja.

2.7.Bersama Bendahara menandatangani surat-surat Bank.

2.8.Melaksanakan Evaluasi Kegiatan-kegiatan yang dibidangi secara periodik per triwulan.

B. Bendahara

1. Dalam bidang umum bertugas:

1.1.Bersama Ketua IV mengendalikan Keuangan dan Perbendaharaan Jemaat serta mengambil kebijakan keuangan apabila diperlukan.

1.2.Bersama Ketua IV menyiapkan data-data/keuangan untuk penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat.

1.3.Mengelola Administrasi keuangan dan Perbendaharaan Jemaat sesuai dengan ketentuan, tata laksana administrasi keuangan GPIB serta memperhatikan Petunjuk Pelaksanaan Anggaran dan Petunjuk Teknis Pengadaan Barang.

1.4.Memeriksa dan memberikan persetujuan bembayaran atas pengeluaran keuangan sesuai dengan anggaran yang telah di tetapkan oleh Sidang Majelis Jemaat.

1.5.Bersama Ketua IV menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan Perbendaharaan dan surat-surat Bank.

2. Dalam bidang khusus bertugas:

2.1.Mengupayakan dan mengalokasikan keuangan yang tidak dianggarkan khusus kegiatan, selanjutnya dapat direalisasi setelah disetujui oleh Pengurus Harian Majelis Jemaat dan dilaporkan dalam Sidang Majelis Jemaat.

2.2.Membuat dan menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Jemaat secara berkala untuk diajukan pada Sidang Majelis Jemaat (SMJ)

2.3.Bersama Ketua IV menandatangani cek, giro dan mutasi keuangan lainnya.

(49)

37

2.4.Mewakili Majelis dalam Rabat-rapat Musyawarah Pelayanan dan Sinodal yang menyangkut Perbendaharaan dan Keuangan.

2.5.Sewaktu-waktu siap menerima dan melaksanakan Pemeriksaan Kas oleh Ketua/Pejabat lainnya yang ditunjuk untuk Pemeriksaan Keuangan Jemaat.

2.6.Bersama Bendahara I melakukan pengawasan dan atau penerimaan Uang Persembahan Ibadah Minggu di Kantor Gereja.

C. Bendahara I

1. Dalam bidang umum bertugas:

1.1.Menggantikan Bendahara dan menjalankan segala fungsinya apabila Bendahara berhalangan

2. Dalam bidang khusus bertugas:

2.1.Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan Keuangan Jemaat secara sentralisasi Anggaran Belanja

2.2.Bersama Bendahara memikirkan dan mengembangkan usaha Keuangan dan Pembukuan Keuangan Jemaat termasuk mutasi-mutasi kekayaan gereja.

2.3.Bersama Bendahara membina dan membimbing pelaksanaan administrasi Keuangan di sektor-sektor Pelayanan Jemaat dan BPK.

2.4.Bersama Bendahara mengelola seluruh Harta Milik Gereja.

2.5.Bersama Bendahara melaksanakan pengawasan dan atau penerimaan Uang Persembahan Ibadah Minggu di Kantor Gereja.

D. Kasir

1. Menerima dan mengeluarkan uang (kasir).

2. Bersama Bendahara dan majelis, menghitung kolekte.

3. Menyelenggarakan buku kas kasir 4. Membuat warta keuangan (Mingguan).

5. Menyiapkan formulir perhitungan Kolekte hari minggu.

6. Membuat berita acara perhitungan kolekte.

E. Pemegang Buku I

1. Menyelenggarakan buku-buku Bank.

Referensi

Dokumen terkait