• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOORDINASI KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

(PPNS) KEHUTANAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN

TINDAK PIDANA KEHUTANAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana

Gethaf Pondang Leonardo NIM : 312015707

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)

ii

Lembar Persetujuan

KOORDINASI KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KEHUTANAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA

KEHUTANAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana

Gethaf Pondang Leonardo NIM: 312015707

Pembimbing

Ari Siswanto, SH., M.Hum.

(5)

iii

Lembar Pengujian Komisi Penguji

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH.,M.Si Ari Siswanto, SH., M.Hum.

Penguji III

Dr. Khrisna D. Darumurti S.H.,M.H.,

Diuji pada tanggal 1 Agustus 2016

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Ilmu Hukum

(6)

iv

LEMBAR HASIL UJIAN SKRIPSI

Salatiga, 1 Agustus 2016

Penguji I

Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH., M.Si.

NAMA : GETHAF PONDANG LEONARDO NIM : 312015707

JUDUL : KOORDINASI KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI

NEGERI SIPIL (PPNS) KEHUTANAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN

CATATAN:

1. Koordinasi harus diletakkan pada usaha penyidikan yang asasnya differensial fungsional.

2. Diperjelas kewenangan Penyidik dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dibuatkan tabel sehingga jelas pembedanya.

(7)

v

LEMBAR HASIL UJIAN SKRIPSI

Salatiga, 1 Agustus 2016

Penguji II

Arie Siswanto, SH., M.Hum

NAMA : GETHAF PONDANG LEONARDO NIM : 312015707

JUDUL : KOORDINASI KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI

NEGERI SIPIL (PPNS) KEHUTANAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN

CATATAN:

(8)

vi

LEMBAR HASIL UJIAN SKRIPSI

Salatiga, 1 Agustus 2016

Penguji III

Dr. Krishna Djaya Darumurti, SH.,MH

NAMA : GETHAF PONDANG LEONARDO NIM : 312015707

JUDUL : KOORDINASI KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI

NEGERI SIPIL (PPNS) KEHUTANAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN

CATATAN:

(9)

vii

Lembar Pernyataan Orisinalitas Skripsi

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Gethaf Pondang Leonardo NIM : 312015707

Judul Skripsi : Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak mempunyai persamaan dengan skripsi lain.

Demikian pernyataan ini dibuat tanpa paksaan dari pihak manapun. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka akan diberikan sanksi oleh Pimpinan Fakultas.

Salatiga, 20 Juli 2016

(10)

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penelitian sampai tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak dengan kesabaran serta ketulusannya memberikan semangat, dorongan, bimbingan serta pengarahan kepada penulis baik moril maupun materiil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH.,M.Si selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Ibu Dr. Christina Maya Indah, SH., M.Hum, selaku Kaprogdi Ilmu Hukum.

3. Bapak Dr. Khrisna D. Darumurti S.H.,M.H., sebagai wali studi yang telah membantu Penulis selama masa-masa perkuliahan.

4. Bapak Arie Siswanto,SH.,M.Hum selaku pembimbing yang membimbing Penulis hingga terselesaikannya skripsi ini .

5. Seluruh Dosen Fakultas Hukum yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan Ilmu Hukum ,dan Staff bagian Tata Usaha yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan segala urusan admininistrasi.

6. Kedua Orang Tua Penulis Bapak.L.Sianturi & Ibu Flora br.Pardede,dan ke dua Saudara Penulis Josua & Sandro yang telah senantiasa mensupport penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

(11)

ix

8. Seluruh civitas Akademika UKSW dan Kota Salatiga yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan Fakultas Hukum di UKSW.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Koordinasi Kewenangan

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan Dan Penyidik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan” dengan lancar. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana. Skripsi ini tersusun dalam tiga Bab yang terdiri dari : Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Hasil Penelitian, Analisis dan Bab III Penutup.

Dalam Bab I dijabarkan poin-poin mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian.

Selanjutnya, dalam Bab II diuraikan mengenai dasar hukum yang digunakan dalam menganalisa serta analisa kasus, yang terdiri dari:

a. Pengertian Penyidikan dan Penyidik Dalam Perkara Pidana. b. Tindak Pidana Kehutanan.

c. Hasil penelitian, Pengaturan Kewenangan PPNS Kehutanan Dan Penyidik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan.

d. Analisis Penelitian, yaitu Kedudukan PPNS Kehutanan dan Penyidik Polri Dalam Sistem Peradilan Pidana

e. Koordinasi Kewenangan Antara PPNS Kehutanan dan Penyidik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan.

(13)

xi

Penulis sebagai penyusun skripsi menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih penuh dengan kekurangan, tetapi penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa Fakultas Hukum khusunya dan kepada para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 20 Juli 2016

(14)

xii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI... . vii

(15)

xiii

4. Konsep Sistem Peradilan Pidana ... ... 23

B Hasil Penelitian: Pengaturan Kewenangan PPNS Kehutanan Dan Penyidik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan ... ... 26

C Analisis ... ... .. 34

1. Kedudukan PPNS Kehutanan dan Penyidik Polri Dalam Sistem Peradilan Pidana.... 34

2. Koordinasi Kewenangan Antara PPNS Kehutanan dan Penyidik Polri Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan... 38

BAB III PENUTUP... 46

A. Kesimpulan ... ... 46

B. Saran ... ... 49

(16)

xiv

ABSTRAK

Fenomena kenyataan ruwetnya penegakan hukum tindak pidana kehutanan di Indonesia, terutama dimulai dari tahap penyidikan. Lemahnya koordinasi antar instansi penegak hukum dapat menimbulkan tumpang tindih kewenangan dan kebijakan masing-masing, sehingga sangat rawan menimbulkan konflik kepentingan. Penyidikan terhadap tindak pidana di bidang kehutanan tidak hanya dapat ditangani oleh penyidik Kepolisian, tetapi juga PPNS kehutanan. Tujuan penelitian ini mengetahui dan menganalisis koordinasi kewenangan antara PPNS kehutanan dan penyidik Polri dalam penyidikan tindak pidana kehutanan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif melalui pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Kepolisian memperoleh atribusi berdasarkan KUHAP dan UU Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, sedangkan PPNS Kehutanan memperoleh atribusi berdasarkan KUHAP, UU Nomor 41 Tahun 1999 jo UU Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan, UU Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dan PP Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan. Kewenangan PPNS Kehutanan berdasarkan Undang-Undang Kehutanan terbatas, sehingga ada poin-poin kegiatan penyidikan yang mau tidak mau PPNS Kehutanan harus meminta bantuan Penyidik Polri antara lain : untuk menangkap atau menahan seorang tersangka PPNS kehutanan harus meminta bantuan atau setidaknya harus berkoordinasi dengan penyidik Polri (vide Pasal 77 ayat 2 huruf f UU No. 41 Tahun 1999); Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang dikirim PPNS Kehutanan kepada Jaksa Penuntut Umum harus melalui Penyidik Polri (vide Pasal 32 UU No 18 Tahun 2013); Penyerahan Berkas Perkara dan tersangka kepada Jaksa Penuntut Umum harus melalui Penyidik Polri (vide Pasal 77 ayat 3 UU No. 41 Tahun 1999).

Dalam pelaksanaan tugasnya (penyidikan), PPNS Kehutanan berada di bawah koordinasi dan pengawasan (korwas) penyidik Polri. Koordinasi adalah suatu bentuk hubungan kerja antara Penyidik Polri dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam melakukan penyidikan tindak pidana tertentu yang menjadi dasar hukumnya, sesuai sendi-sendi hubungan fungsional. Koordinasi penyidikan antara PPNS Kehutanan dan Penyidik Polri sebagaimana termaktub dalam Pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan, Dan Pembinaan Teknis Terhadap Kepolisian Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Dan Bentuk-Bentuk Pengamanan Swakarsa.

(17)

xv

Motto

"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di

tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu."

~Keluaran 20: 12~

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,

maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu..”

Referensi

Dokumen terkait

Orang Karo zaman sekarang, hanya melihat rumah adat khususnya simbol pengeret-ret sebagai peninggalan budaya yang bisa dimanfaatkan untuk mata pencaharian yang

Hasil pengujian DSC pada Gambar 4–8 menunjukkan bahwa metode UNIFAC dapat digunakan untuk melakukan perhitungan prediksi kesetimbangan cair-cair sistem PP-MNR.

dan perpanjangan putus, kekerasan dan compression set menggunakan metode ASTM. Morfologi termoplastik vulkanisat diuji menggunakan SEM dan DTA. Hasil pengujian..

(meskipun dari disain dasar yang sama)... Strategi pemasaran untuk merespon konsumen yang diterapkan PT.ADD  Make to Stock. Meskipun metode yang digunakan dalam proses produksi

Berdasarkan analisis histogram maka tegangan tabung yang digunakan sebaiknya menggunakan tegangan yang minimum yaitu 40 kV sebab grafik histogram yang dihasilkan pada citra

Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin,

Setelah melakukan uji normalitas, langkah kedua adalah menguji homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kontrol dengan uji F, uji F ini dilakukan untuk mengetahui

Kegunaan kegiatan kerja praktik bagi ilmu pengetahuan yaitu untuk membangun komunikasi secara akademik antara D-III Perbankan Syariah dengan Lembaga Keuangan