• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan bunyi-bunyi an pada pembelajaran tari pengembangan kreativitas siswa kelas VII SMPN 2 Baleendah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "penggunaan bunyi-bunyi an pada pembelajaran tari pengembangan kreativitas siswa kelas VII SMPN 2 Baleendah."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..………...…. i

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI ………...…. iii

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang………...………. 1

B.

Rumusan Masalah………..….…… 3

C.

Tujuan Penelitian………..…..……. 4

D.

Manfaat Penelitian……….…....…...…... 5

E.

Definisi Operasional……… 6

F.

Tinjauan Pustaka………. 6

G.

Metode Penelitian……….…. 7

H.

Lokasi Penelitian ………..…..… 8

I.

Populasi dan Sampel………..9

J.

Teknik Pengumpulan Data ……….…..… 9

K.

Tekhnik Analisis Data ………...…10

BAB II

LANDASAN TEORI ATAU KAJIAN PUSTAKA………..….. 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Pendekatan dan Metode……… 22

(2)

C.

Instrumen Penelitian……….. 27

D.

Teknik Pengumpulan Data……… 28

E.

Teknik Analisis Data………... 29

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.

Pembahasan………..………. 30

B. Hasil Penelitian……….………...….. 48

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.

Kesimpulan……….... 51

B.

Implikasi……….………... 52

DAFTAR PUSTAKA………...….54

LAMPIRAN-LAMPIRAN.………..…57

RIWAYAT HIDUP………...…80

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

kurikulum yang digunakan pada saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

tahun 2006, mata pelajaran seni budaya harus menjadi pendorong potensi siswa dalam

mengekspresikan diri secara kreatif. Kreativitas siswa yang diharapkan dalam KTSP tersebut

harus bersifat multidimensial, yaitu mengembangkan kompetensi yang meliputi konsepsi,

apresiasi, dan kreasi dengan memadukan unsur estetika, logika, kinestika, dan etika. Kreativitas

yang diharapkan juga harus bersifat multilingual, siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya

melalui berbagai media yaitu bahasa rupa, gerak, bunyi, pesan, dan perpaduannya. Selain itu

kreativitas siswa juga harus bersifat multikultural yang mengandung makna siswa dapat

menumbuhkembangkan apresiasi terhadap beragam seni budaya nusantara dan mancanegara.

(4)

hasil dari pembelajaran yang ingin dicapai adalah kreativitas siswa yang indikasinya dilihat dari

tahap-tahap: eksplorasi gerak, penyusunaan gerak menjadi sebuah tarian, dan menampilkan hasil

kreasi siswa sendiri didepan kelas. Peranan guru dalam proses pembelajaran disini hanya sebagai

motivator dan fasilitator saja.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kreativitas siswa kelas VII di SMPN 2 Baleendah,

sehubungan dengan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari, masih banyak ditemukan

siswa yang kurang kreatif. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang kurang

berani mengungkap ide, kurang biasa menterjemahkan idenya dalam bentuk gerak, kurang

kreatif bereksplorasi, kurang mampu mengkreasikan dan mengkombinasikan gerak hasil

eksplorasinya dan sebagainya. Apabila gejala tersebut di biarkan terus menerus maka tidak

menutup kemungkinan proses belajar mengajatr seni tari tidak akan berjalan dengan baik dan

tujuan pembelajaran juga tidak akan tercapai.

Philip Sheppared (dalam peran musik terhadap perkembengan anak, 2007: 117)

mengungkapkan bahwa “Gerakan adalah katalitas kunci untuk perkembangan kemampuan

koordinasi kinestetis, dan musik salah satu stimulus utama untuk gerakan yang terkendali.”

Pendapat ini menyatakan pentingnya stimulus untuk memberikan motivasi dalam bergerak.

Salah satu strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar (PMB) adalah pengguna

stimulus dalam pembelajran. Dalam penelitian ini, stimulus yang digunakan adalah media bambu

dari lingkungan sekitar untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Fungsi tetabuhan dari bambu kreasi

siswa ini dalam pembelajaran hanya sebatas sebagai perangsang kepada siswa sebagai proses

kreativitas penciptaan gerak tari.

(5)

siswa. Terlebih lagi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Baleendah tidak ada pelajaran seni

tari. Pembelajaran seni tari dilakasanakna di ekstra kurikuler atau kegiatan pengembangan diri.

Namun demikian, pada saat penelitian ini dilakukan di SMP N 2 diajarkan seni tari di kelas VII.

Oleh karena siswa merasa kesulitan di dalam praktek menari, maka digunakan media bambu

untuk menstimulasi gerakan dan mengembangkan koordinasi fisik serta mengendalikannya.

Diharapkan dengan stimulus media bambu ini dapat meningkatkan kreativitas siswa.

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengadakan perbaikan dan perubahan cara

pembelajaran tari yang selama ini dianggap masih terfokus kepada gerak saja. Memotivasi siswa

untuk bergerak dengan iringan musik bambu diharapkan siswa mampu berkreasi dan meningkat

minat belajar tari. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik dan mencoba melakukan

tindakan pembelajaran seni tari dengan media bambu yang nantinya didapatkan gambaran yang

jelas mengenai keberhasilan atau ketikdakberhasilan proses pembelajaran seni tari.

B. Rumusan Masalah

Dalam proses belajar mengajar seni tari, siswa adalah sentral dari seluruh kegiatan. Siswa

didorong untuk aktif dalam berapresiasi dan berkreasi semaksimal mungkin tanpa mengabaikan

karakter dan potensinya untuk mengembangkan kreativitasnya dalam penciptaan gerak,

penyusunan gerak, dan kemudian menampilkan hasil kreasi tarinya.

(6)

1.

Bagaimana proses belajar dan mengajar tari dengan menggunakan media bambu?

2.

Bagaimana proses kreatif siswa pada pembelajaran tari dengan menggunakan media bambu?

3.

Bagaimana hasil kreativitas siswa kelas 7 SMPN 2 Baleendah dengan menggunakan media

bambu?

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka akan dilakukan sebuah penelitian tindakan kelas

untuk melihat penggunaan bambu sebagai media pembelajaran dan sebagai iringan tari maupun

alat bantu tari.

C. Tujuan Penelitian

Adapun secara khusus yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tahap pembelajaran tari dengan menggunakan media bambu.

2. Mendeskripsikan tahap kreativitas siswa dalam pembelajaran tari.

3. Mendeskripsikan hasil kemampuan siswa kelas VII SMPN 2 Baleendah berkreasi tari dengan

menggunakan media bambu.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kreativitas

siswa dalam pembelajaran seni tari dan untuk mengembangkan kreativitas siswa kelas VII di

SMPN 2 Baleendah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti.

(7)

Dengan menggunakan media bambu sebagai iringn dan properti tari, siswa dapat

mengembangkan potensi dan kreativitasnya dalam pembelajaran seni tari, diantaranya

kerjasama, interaksi, dan meningkatkan sikap positif pada pembelajaran seni tari dan

meningkatkan hasil belajar.

2.

Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh pelaksanaan pembelajaran seni tari dalam

menggali kompetensi siswa. Selain ini, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar Seni Budaya di SMPN 2 Baleendah.

3.

Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan acuan bagi sekolah untuk

meningkatkan partisipasi aktif siswa melalui pembelajaran seni tari.

4.

Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam memperoleh data mengenai langkah-langkah

guru dalam menerapkan pembelajaran seni tari dengan menggunakan media bambu untuk

mengembangkan kreatifitas siswa kelas VII di SMPN 2 Baleendah dan memperoleh hasil

belajar siswa serta diharapkan bias dijadikan sebagai rujukan utuk penelitian selanjutnya

mengenai proses pembelajaran seni tari.

E. Definisi Operasional

(8)

kentongan, kesrek dan tongkat. Hal tersebut dikarenakan bambu ini berfungsi sebagai stimulus

siswa pada saat eksplorasi gerak.

Gagne, Briggs, dan Wager (1992:3) menjelaskan tentang istilah pembelajaran yaitu:

“Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar.”

Menurut Heinich, dlek (1993):

Media merupakan alat saluran komunikasi. Media pembelajaran pada hakikatnya

merupakan saluran atau pembantu dari pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

kepada siswa dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan

tepat sesuai dengan tujuan.

Kreativitas merupakan suatu proses untuk menjadikan suatu yang baru. Kreativitas perlu

dipupuk dan dikembangkan khususnya dalam bidang seni tari karena kreativitas tari merupakan

ungkapan seseorang dalam mengeluarkan ide-ide atau gagasan baru dalam bereksplorasi,

berekspresi, dan bereksperimen.

F. Tinjauan Pustaka

Alasan penggunaan media bambu untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam

pembelajaran tari kreasi adalah sebagai alat bunyi-bunyian yang memiliki fungsi dalam situasi

tertentu. Bambu pada media musik kreatif dalam pembelajaran tari kreasi hanya sebagai variasi

tempo dan irama saja. Hal tersebut dikarenakan musik kreatif bambu ini hanya berfungsi sebagai

stimulus siswa pada saat eksplorasi gerak. Sudjana dan Rivai (1990 : 1) mengemukakan bahwa :

Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metoda

mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalan

alat ukur untuk mengukur taraf tercapai tidaknya Tujuan pengajaran.

(9)

pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri.

Media pembelajaran sederhana adalah jenis-jenis media pembelajaran yang relatif mudah dibuat,

bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganya lebih murah. Namun demikian

sederhana tidaklah suatu media tersebut sebenarnya tergantung pada kondisi suatu sekolah.

Pemilihan media pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat di gunakan dan sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah PTK (Peneliti Tindakan Kelas) atau Classroom Action

Research yaitu Action Research (Penelitian Tindakan) yang dilakukan di kelas. Tahap-tahap

yang dilakukan yaitu: tahap perencanaan, tahap melakukan tindakan, tahap mengamati, dan

tahap refleksi. Langkah-langkah utama dalam pelaksanaan meliputi : identifikasi masalah,

menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan PTK, dan melaksanakan PTK. Pada

kegiatan penelitian ini, peneliti sekaligus berperan sebagai guru aprikan (researcher as teacher)

dan dilaksanakan secara kolaburatif dengan melibatkan rekan sejawat sebagai observer.

(10)

H. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMPN 2 Baleendah, Kec. Baleendah, Kab. Bandung. Alasan

memilih lokasi di SMPN 2 Baleendah adalah karena peneliti menjadi pengajar di sekolah

tersebut dan mengajar seni budaya dan pengembangan diri, sehingga peneliti tahu persis

permasalahan siswa dan pembelajaran tari di sekolah tersebut.

Desain Penelitian yaitu Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)

-

Plan (Perencanaan)

:Mendorong siswa untuk mencari jawaban sendiri (exsplolasi).

-

ACP (Tindakan)

: Mendorong siswa mendapatkan jawaban yang mereka pahami dan

minati.

-

Observe (Pengamatan)

: Mencatat hasil pengamatan.

-

Reflect (Refleksi)

: Pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap

pencapaian tujuan tindakan pembelajaran.

I. Populasi dan Sampel

(11)

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII H yang berjumlah 48 orang, terdiri dari

26 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik

purvosive sampling, yaitu dengan cara memilih kelas yang kiranya dianggap dapat mendukung

pelaksanaan penelitian.

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.

Observasi

Observasi dilakukan secara langsung pada saat mengajar di kelas dan secara tidak

langsung di luar kelas.

2.

Studi dokumentasi

Tehnik pengumpulan data melalui studi dokumentasi dilakukan dengan mengamati

catatan dan tugas siswa dalam pembelajaran tari.

3.

Tes

(12)

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan cara triangulasi yaitu analisis data hasil observasi,

studi dokumentasi, dan hasil tes. Data kuantitatif hasil tes praktek dicari rata-rata nilai dengan

cara perhitungan melalui rumus yang dikemukakan oleh Nar Heryanto dan H.M. Akib Hamid

(2007) sebagai berikut :

X = x1 + x2 + x3+…x3 atau x =

N

X= nilai rata-rata

(13)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.

Pembahasan

Pada dasarnya proses kreativitas merupakan sebuah model yang mengarahkan

seorang guru untuk tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan dan siswa tidak

hanya sbagai onjek pendengar, tetapi siswa harus dikondisikan pada pembelajaran yang

lebih mempertimbang-kan aspek aktivitas dan kreativitas siswa.

Selama proses penelitian, peneliti bertindak sebagai guru pengajar yang dibantu

oleh 2 orang observer dari rekan sejawat yang telah memahami indikator-indikator

yang dimaksud untuk mengamati setiap proses dan kejadian yang terjadi selama

penelitian berlangsung dan mencatatnya yang kemudian digunakan sebagai bahan

refleksi serta untuk mencari solusinya pada setiap pertemuan peneliti mempersiapkan

materi, media dan langkah-langkah pembelajarannya.

Kegiatan Siklus 1

1.

Identifikasi Masalah

Bardasarkan pengamatan di lapangan, kreativitas siswa masih banyak

diteemukan siswa yang kutang kreatif, hal tersebut dapat dilihat dari banyak siswa yang

kurang berani mengungkap ide, kurang mampu menterjemahkan idenya dalam bentuk

gerak

kurang

aktif

bereksplorasi,

kurang

mampu

mengkreasikan

dan

mengkombinasikan gerak hasil eksplorasinya dan sebagainya. Apabila gejala tersebut

dibiarkan terus menerus maka tidak menutup kemungkinan PBM seni tari tidak akan

(14)

2.

Renacana Pembelajaran

Peneliti/Guru mencoba menerapkan media stimulus dari bambu pada

pembelajaran tari mengenai ragam gerak tari yang berdasar pada unsur-unsur tari yang

tujuannya untuk mengembangkan kreativitas siswa baik secara individu maupun

kelompok. Adapun media bambu yang digunakan berbentuk kentongan dan tongkat

yang nantinya akan dijadikan bentuk musik/iringan yang akan membantu siswa dalam

bereksplorasi gerak sesuai dengan irama musik bambu yang dimainkan oleh

masing-masing siswa secara kelompok.

Pada tahap pembuatan rencana pembelajaran, guru merencanakan untuk

merancang konsep pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) kemudian diberikan kepada observer untuk dipelajari, observer dalam penelitian

ini selain sebagai pengamat juga berperan sebagai pemberi masukan apabila dalam

proses pembelajaran terdapat kekurangan pada pencapaian indikator yang telah

ditentukan.

Pada tahap pembelajaran guru melaksanakan :

-

Mengkondisaikan siswa dan memotivasi siswa mengenai penyusunan ragam gerak

tari sesuai dengan unsur-unsur tari.

-

Membimbing dan membagi kelompok masing-masing sembilan orang.

-

Mengarahkan dan membimbing siswa dalam bereksplorasi gerak kemudian

menggabungkan gerakannya secara berkelompok.

-

Membuat musik atau tetabuhan sesuai dengan keinginan siswa swcara kelompok.

-

Mengintruksikan pada siswa agar melakukan latihan bersama dengan kelompoknya

(15)

3.

Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan 1

Guru dan siswa memulai pelajaran dengan membaca basmalah, pembelajaran

dilakukan di ruangan atau kelas kosong yang terpisah dengan kelas tempat siswa

belajar, dengan maksud agar siswa secara leluasa dalam mengolah gerakan. Pada

pertemuan pertama ini para siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pelajaran

seni tari dan ragu-ragu dalam bergerak seperti tidak bersemangat. Kemudian guru

mengatur strategi dan membuat konsep pembelajaran dengan materi yaitu memberi

contoh memeragakan gerak dasar tari seperti gerak dasar tangan, kaki, dan kepala.

Kemudian siswa meniru dan mengembangkannya dan kemudian dapat merangkaikan

atau menggabungkan gerakan secara berkelompok. Kemudian siswa membentuk

kelompok yang sudah ditentukan guru dan mereka berusaha untuk mengkomposisikan

gerakannya menjadi suatu susunan gerakan tari kelompok. Setelah siswa mengolah

gerakan secara berkelpmpok, kemudian siswa dapat berlatih secara berkelompok. Pada

kegiatan akhir guru menanyakan kesulitan selama pelajaran berlangsung dan

menyarankan siswa untuk berlatih secara kelompok tidak hanya dalam KBM tapi di

luar jam pelajaran atau di luar sekolah. Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil dari

kegiatan/aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran tari dan memberi motivasi pada

siswa.

Berikut adalah gambaran siswa ketika siswa meniru gerak-gerak dasar tari yang

(16)

Siswa pada awal kegiatan terlihat kurang antusias, tetapi setelah diberikan

materi siswa mulai terlihat serius mengikuti pelajaran. Pada pertemuan ini masih

banyak siswa yang masih kaku tidak menggerakan badannya dan tangannya atau

kurang gairah, setelah itu siswa dalam membentuk kelompok masih terlihat banyak

siswa yang kebingungan karena belum menguasai gerakan.

Pertemuan 2

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua guru menyapa siswa dengan

memberi salam dan menanyakan tentang kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran

berikutnya yaitu memainkan iringan atau tetabuhan dari bambu secara bersama-sama

(17)

suatu iringan dari bambu maka siswa dapat menggabungkan gerak tarinya secara

berkelompok. Guru menyarankan agar siswa secara bergantian mengkomposisikan

gerakannya dengan musik/iringan menjadi suatu tarian. Guru memberi bimbingan dan

arahan kepada setiap kelompok dan memotivasi siswa untuk terus berlatih

menyesuaikan gerakannya dengan iringan. Pada akhir pembelajaran guru menanyakan

kesulitan selama pelajaran berlangsung dan menyarankan agar siswa berlatih secara

berkelompok untuk persiapan tampil minggu depan. Berikut adalah gambaran ketika

siswa sedang mencoba menyusun gerakan yang disesuaikan dengan iringan secara

(18)

Pada pertemuan kedua hanya sebagian siswa yang bersungguh-sungguh dalam

mempelajari gerakannya sebagai siswa lagi ada yang masih ragu-ragu, ada juga yang

bercanda dan bermain-main saja pada saat pembelajaran, sehingga dalam

mengkomposisikan gerakannya belum sempurna atau masing-masing tidak serempak,

tidak berani tampil.

Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga, guru memulai pelajaran dengan membaca basmalah

kemudian mengkondisikan siswa untuk bersiap-siap menampilkan tariannya sesuai

dengan iringan secara bergantian. Dengan antusias siswa secara serempak

mempersiapkan tugas yang diberikan oleh guru seminggu yang lalu yaitu tampil

didepan kelas. Siswa tampil sesuai urutan kelompok misalnya kelompok 1 menari

kelompok 2 mengiringinya, kelompok 2 menari kelompok 3 mengiringinya, demikian

seterusnya sampai kelompok 5 dilakukan secara bergantian. Selama siswa tampil guru

mengamati dan memberi penilaian secara kelompok dan memberi kesimpulan tentang

hasil pembelajaran yang telah dicapai. Berikut adalah gambaran ketika siswa

menampilakn teriannya dengan iringan bambu yang dimainkan kelomok lain.

(19)

Pada pertemuan ketiga setelah guru menyuruh siswa untuk membuat iringan

dari bambu bersama-sama siswa mulai tampak semangat dan berani dalam menari

karena terangsang oleh bunyi-bunyian dari bambu. Pada kegiatan ini mulai terlihat

aktivitas siswa dan terlihat sebagian siswa yang berkembang kreativitasnya baik secara

perorangan maupun kelompok dalam mengkomposisikan gerakannya dengan iringan

sehingga menjadi suatu tarian. Itu juga hanya sebagian siswa yang aktif dan kreatif

dalam bereksplorasi, sedangkan yang lainnya hanya ikut-ikutan saja, tidak percaya diri,

tetapi dalam memeragakan gerakannya sudah kelihatan kompak.

Konsep Pembelajaran Pada Pertemuan 1

Konsep Pembelajaran pertemuan ke 2

Eksplorasi gerak-gerak dasar tari

Pemahaman penyajian tari kelompok

Menggabungkan dan mengkomposisikan

gerakan secara berkelompok

Mengembangkan gerak-gerak dasar tari

Rangsang penggunaan media bambu dengan

menyusun pola irama

Eksplorasi iringan dari bambu berupa

tetabuhan kreasi bersama

Latihan penggabungan gerakan dengan

iringan musik bambu

(20)

Konsep Pembelajaran pertemuan ke

4.

Hasil Pembelajaran siklus 1

Hampir seluruh siswa dalam kelompok 1 dapat menirukan gerakan dan

merangkaikan gerakan dengan cepat misalnya gerakan gedig sambil tumpang tali,

capang ukel dan baplang, engkek gigir sambil lontang, sirig sambil saruk. Dapat

menyesuaikan gerakan dengan iringan bambu, tetapi masih ada sebagian siswa yang

ragu-ragu dan ikut-ikutan temannya saja yang paling aktif.

Dalam kelompok 2 hanya sebagian siswa dapat menirukan dan merangkaikan

gerakan, misalnya capang, baplang, tumpang tali dan saruk hanya diam ditempat saja

tidak divariasikan dengan gerakan tari, hanya kelihatan satu gerakan kaki yaitu keupat.

Ada bagian-bagian gerakan yang tigak sesuai dengan irama musik bambu.

Siswa dalam kelompok 3 tidak dapat menggabungkan gerakan, karena

gerak-gerak yang dicontohkan guru hampir semua tidak terkuasai. Tetapi ada sebagian siswa

yang menguasai gerakan yaitu saruk, tumpang tali, baplang dan sembah, sedangkan

siswa yang lainnya masih kebingungan. Dalam menari gerakan terlalu cepat atau

mendahului irama iringan bambu.

Demonstrasi tari kelompok

Pemahaman penggunaan media bambu

dengan gerakan

(21)

Hampir semua siswa dalam kelompok 4 menguasai gerakan dan kompakdalam

mengkomposisikan gerakan, misalnya gerak minced sambil saruk, seser sambil

tumpang tali bawah, minced sambil capang kemudian keupat sambil lontang. Dalam

menari dapat menyesuaikan irama.

Hanya sebagian siswa dalam kelompok 5 yang menguasai gerakan dan siswa yang

lainnya hanya mengikuti saja, misalnya gerakan engkek gigir sambil saruk, keupat

ditempat sambil gerak tangan ngarumbai dan baplang sembah. Dalam menari gerakan

belum pas dengan iringan atau gerakan agak lambat.

5.

Refleksi

Pembelajaran pada tahap ini berjalan cukup baik, kegiatan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti bersama-sama dengan observasi pada

tahap perencanaan. Pada awalnya siswa terlihat kurang antusias, tetapi setelah

mendengarkan penjelasan materi pelajaran tampak siswa mulai semangat, terlebih pada

saat peneliti menstimulus siswa melalui media bambu. Siswa tidak banyak mengalami

kesulitan mengenai materi pembelajaran, pemahaman siswa pada materi gerak-gerak

dasar tari yang diiringi tetabuhan bambu sehingga dapat memudahkan dalam tahap

eksplorasi gerak dan kemudian menyusun gerakannya menjadi sebuah tarian.

Penjelasan yang mudah diterima serta bimbingan yang tidak putus pada saat

siswa melakukan aktifitas eksplorasi menjadi faktor kelancaran pembelajaran pada

tahap ini, siswa terlihatgembira dan antusias. Observer hanya sedikit memberikan

solusi untuk pertemuan ini sebab, indikator yang ingin dicapai telah sesuai dengan

(22)

Pada pertemuan 1-3 dengan sub tema merangkaikan / menggabungkan

gerak-gerak dasar tari menjadi suatu tari kelompok dengan diiringi musik dari bambu, tetapi

hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Siswa dalam menari banyak yang tidak

main-main, gerakannya ngawur tidak mengikuti irama musik dari bambu (gerak tidak sesuai

dengan tempo atau ketukan yang sesuai dengan irama musik bambu. Sementara masih

banyak siswa yang ikut-ikutan, sementara siswa yang kreatif dalam menari sesuai irama

musik dari bambu masih sedikit.

Observer menilai, pertemuan ke 1-3 ini kreativitas siswa sangat sedikit, sebagai

solusinya observer memmberikan saran untuk melakukan pemanasan lebih dulu

sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Pemanasan hendaknya sekaligus sebagai upaya

memberikan contoh pada siswa. Bimbingan dan motivasi harus terus diberikan baik

secara individu maupun kelompok, dan apabila ada siswa atau kelompok mengalami

kesulitan atau kebingungan segera dihampiri.

Dalam hal ini peneliti mencoba merancang strategi baru, yaitu menambah

(23)

Kegiatan Siklus 2

1.

Identifikasi Masalah

Guru mengulang tahap eksplorasi yang sama dengan pertemuan yang sebelumnya dan

siswa hanya diminta menyusun gerakan / memeragakan kreasi tari kelompok sesuai dengan

iringan. Ternyata dari hasil eksplorasi gerak siswa tidak menunjukan suatu kesatuan susunan tari.

Hanya sebagian siswa yang menguasai iringan dalam menampilkan kreasi tarinya, sedangkan

siswa yang lainnya hanya ikut-ikutan dan bingung karena terpengaruh keadaan. Dalam hal ini

peneliti / guru membuat strategi baru yaitu membimbing dan mengarahkan siswa secara

kelompok untuk membuat pola lantai tari yang disesuaikan dengan susunan gerak yang mereka

buat dan menambah media bambu yang bernada yaitu suling ditambah dengan goong.

2.

Rencana Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti / guru menyusun rencana untuk pelaksanaan pembelajaran

berikutnya, antara lain :

-

Mengkondisikan dan memotifasi siswa untuk tetap mengikuti pembelajaran lebih

sungguh-sungguh dan kompak dengan kelompoknya.

-

Memberikan arahan dan bimbingan untuk menyusun komposisi gerak yang bervariasi yang

disesuaikan dengan susunan gerak tarinya.

-

Menyediakan alat musik bamboo yang bernada yaitu suling tambah goong yang tujuannya

melengkapi iringan yang disesuaikan dengan pola irama musik bambu.

(24)

-

Menggunakan alat musik bambu tak bernada (kentongan dan tongkat) dengan yang bernada (

suling).

-

Menyuruh siswa mendiskusikan hasil kegiatannya dan menyimpulkan susunan gerak

tariannya dengan bentuk pola lantai secara tertulis.

3.

Pelaksanaan Pembelajaran

Guru membuat strategi baru yaitu menerapkan bentuk pola lantai pada penyajian tari

kelompok dan menambah media bambu yang bernada yaitu gunanya untuk mengatur irama dan

tempo pada sebuah tarian supaya siswa dalam membawakan tariannya teratur dan terarah.

Pertemuan 4

(25)

Siswa secara berkelompok sudah mulai kelihatan kompak dan menguasai gerakan dalam

menari, meskipun masih ada siswa yang meniru temannya yang didepan. Sehingga mereka

dalam menari tidak percaya diri dan tidak sesuai dengan irama dalam menariya, karena

pandangannya terpaku pada temannya yang dianggap hapal dan bisa. Seolah-olah musik yang

mengiringi tariannya tidak didengarnya.

Pertemuan 5

(26)
(27)

Pada pertemuan lima siklus 2 ini, siswa berusaha untuk menggabungkan tetabuhannya

dengan alat musik lain yaitu saron dan goong. Alat musik yang bernada dapat mengatur irama

dan sebagai penegas rasa sehingga musik bambu kedengaran lebih hidup dengan adanya musik

ini maka siswa dapat mengatur gerakannya sesuai dengan irama atau tempo. Dalam hal ini

hampir semua siswa kelihatan semangat dan kompak dalam membawakan tariannya.

Pertemuan 6

(28)

Pada pertemuan 6 siklus 2, setelah bereksplorasi antara musik dan tarian, siswa selama

mengikuti proses pembelajaran dari pertemuan satu sampai enam sudah kelihatan perubahan dan

peningkata kreativitas baik secara individu dan kelompok. Pada akhir kegiatan siklus 2, setiap

kelompok membuat dan menampilkan karya tari sebagai berikut.

Konsep Pembelajaran pertemuan ke 4

Eksplorasi beragam bentuk pola lantai

(29)

Konsep Pembelajaran pertemuan ke 5

Konsep Pembelajaran pertemuan ke 6

Penyajian tari kelompok

Latihan penggabungan gerak dengan pola

lantai

Eksplorasi iringan musik bambu dengan alat

musik lainnya

Latihan menggabungakan gerakan dengan

iringan

Penyajian tari kelompok

Mengkomposisikan gerakan dengan bentuk

pola lantai sesuai iringan

Pemahaman penyajian tari kelompok

Diskusi menyimpulkan proses pembelajaran

tari

(30)

4.

Hasi Pembelajaran

Hasil pembelajaran kelompok 1 adalah, siswa aktif mengeluarkan ide dalam gerak,

menjadi pelopor dalam menemukan gerak, dapat mengkombinasikan dan memvariasikan gerak,

dapat mengkomposisikan gerak,seperti gerak tumpang sari, gerak capang, gerak ukel baplang,

gerak lontang dan gerakan saruk. Gerakan tersebut disusun sesuai dengan bentuk pola lantai dan

dapat menyesuaikan dengan iringan bambu yang dimainkan oleh kelompok 2.

Hasil pembelajaran kelompok 2 adalah, siswa tidak aktif mengeluarkan ide/gagasan, tetap

berusaha menemukan gerak dan mengkomposisikannya yang terdiri dari gerakan capang,

gerakan baplang tumpang tali sambil jalan, saruk, keupat dengan gerakan tangannya ngarumbai

dn sebelah lagi nangreu. Pola lantainya hampir semua bentuk huruf. Gerakan sesuai dengan

iringan bambu yang dimainkan oleh kelompok 3.

Hasil pembelajaran kelompok 3 adalah, siswa tidak aktif mengeluarkan ide/gagasan, pasif

pada saat bereksplorasi, kurang dapat mengimitasikan gerak. Adapun gerakannya kurang variasi

seperti gerak seruk saja yang jelas yang lainnya kurang jelas gerakannya dan dengan iringan

yang dimainkan oleh kelompok 4 tidak sesuai tetapi bentuk pola lantai sudah kelihatan

bervariasi.

(31)

Hasil pembelajaran pada kelompok 5 adalah, siswa aktif mengeluarkan ide/gagasan, aktif

berusaha menemukan gerak, dapat mengkombinasikan gerak dan dapat memeragakan gerak

sesuai ide. Diantaranya terdiri dari gerakan variasi tumpang tali, saruk keupat, gerak tangan

rumbai nangre d n gerak penutup baplang sembah agak kurang pas dengan iringan dan bentuk

pola lantai kurang variasi.

5.

Refleksi

Kesulitan siswa pada pertemuan sebelumnya ini lebih disebabkan kepada kurangnya

informasi dari guru mengenai unsur-unsur pokok tari dengan gerak yang telah dieksplorasi

sebelumnya. Guru hanya mengulang tahap eksplorasi yang sama dengan pertemuan sebelumnya,

dan siswa hanya diminta membuat gerakan sesuai dengan iringan. Hasil dari eksplorasi gerak

siswa berpesan berdiri sendiri tidak menunjukan suatu kesatuan susunan tari.

Saran dari observer, supaya guru memberikan juga contoh variasi gerak dengan iringan.

Pertemuan ke 4-6 sebagai perbaikan dari pertemuan sebelumnya menunjukan hasil yang

lebih baik. Kreativitas siswa lebih meningkat sebab contoh dan penjelasan yang dibutuhkan

siswa telah terpenuhi dengan baik. Siswa tidak mengalami hambatan dalam bereksplorasi lagi,

guru juga lebih baik dalam memberikan bimbingan dan motivasi siswa dalam penerapan

tindakan.

(32)

B.

Hasil Penelitian

Dalam tahap evaluasi (hasil kreativitas siswa) masih kurang aktif dan kreatif, sebagian

siswa hanya ikut-ikutan saja dan masih ragu-ragu, tetepi meskipun demikian pada proses

pembelajaran seni tari hampir semua kelihatan semangat dan gembira meskipun perolehan nilai

pada pre-test masih banyak yang rendah. Kriteria penilaian adalah:

1= Mengemukakan ide

-

Mengajukan ide

-

Resfect terhadap ide teman

-

Menyimpulkan ide

-

Mencari solusi baru

2= Kesesuaian gerak dengan ide

-

Menyesuaikan gerak dengan ide

-

Melakukan eksplorasi

-

Menerima gerakan dari temannya

-

Mengembangkan gerakan sendiri

3= Menyusun gerakan sendiri

-

Menguasai gerakan

-

Menggabungkan gerakan

-

Mengkomposisikan gerakan

-

Menyesuaikan gerakan

4= Mengkomposisikan gerak secara kelompok

-

Menguasai pola lantai

-

Kesesuaian gerak dengan pola lantai

-

Kerapihan dalam posisi

-

Mengemukakan ide pola lantai

5= Menguasai irama / iringan bambu

(33)

-

Tidak tepat

-

Tidak bisa

Mengingat penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, maka diperlukan standar

nilai buatan guru. Standar penilaian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

Rentang nilai digunakan 10-100 point.

1.

Sangat baik

: dengan standar nilai 80-85

2.

Baik

: dengan standar nilai 74-79

3.

Cukup baik

: dengan standar nilai 68-73

4.

Cukup

: dengan standar nilai 60-67

Bila siswa aktif mengeluarkan ide/gagasan, dapat menterjemahkan ide eke dalam gerak,

menjadi pelopor dalam menemukan gerak, dapat mengkombinasikan dan memvariasikan gerak,

dapat menkomposisikan gerak ada juga siswa kurang aktif mengeluarkan ide/gagasan, aktif

berusaha menemukan gerak, dapat mengimitasikan gerak, dapat memeragakan gerak, dapat

mengimitasikan gerak, dapat memeragakan gerak dan siswa tidak aktif mengeluarkan

ide/gagasan, tetap berusaha menemukan gerak, dapat mengimitasikan gerak serta siswa tidak

aktif mengeluarkan ide/gagasan, pasif saat bereksplorasi, kurang dapat mengimitasikan gerak.

(34)

Hasil yang diharapkan melalui proses belajar praktek tari meliputi aspek kognitif, afektif

dan psikomotor yaitu siswa mampu mengembangkan gerak-gerak dasar tari termasuk proses

kognitif, afektif siswa dapat dilihat dari keberanian, inisiatif, kerjasama kelompok dan tanggung

jawab, sedangkan siswa bergerak dalam upaya mengekspresikan karyanya termasuk kedalam

proses psikomotor.

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa melalui stimulus

media bambu pada pembelajaran tari di kelas VII H SMPN 2 Baleendah kabupaten Bandung,

mengalami perubahan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil penilaian siklus I dan siklus 2.

Pre-test sebelum pembelajaran siklus 1 rata-rata nilai siswa adalah 68,7, sedangkan rata-rata nilai

setelah selesai siklus 1 adalah 73,75, selisihnya adalah 73,75-68,70 = 5,05. Melihat hasil

tersebut, maka kemampuan siswa dapat dikatakan meningkat setelah pembelajaran tari dengan

menggunakan alat musik bambu. Rata-rata nilai pada akhir siklus 2 adalah 74,40. Selisih nilai

dari siklus I ke Siklus 2 adalah 74,40-73,75 = 1, 35. Data ini menunjukan bahwa pada siklus dua

terjadi sedikit peningkatan kemampuan.

Kreativitas siswa semakin meningkat pada setiap penerapan tindakan. Dengan stimulus

media bambu kreativitas siswa dirangsang untuk lebih aktif dalam penuangan gagasan, dalam

bereksplorasi gerak maupun bermusik, dalam keberanian untuk menampilkan karya sendiri,

bekerja sama dan bertanggung jawab. Stimulus media bambu musik kreasi siswa dapat menjadi

media penghubung kemampuan awal siswa yang sudah terbentuk melalui musik dengan materi

pada pembelajaran seni tari.

(36)

maupun kelompok. Siswa lebih ekspresif dalam bereksplorasi dan merasa memiliki kemampuan

yang sama dalam menari, sebab setiap gerakan diciptakan oleh siswa sendiri, disusun secara

bersama-sama dengan teman sebaya, dan setiap siswa bebas untuk berkreasi dan menghasilkan

karya sendiri.

A.

Implikasi

1.

Implikasi Bagi Guru

Penggunaan stimulus media bambu dengan musik bambu untuk peningkatan kreativitas

siswa dapat dijadikan referensi bagi guru dalam kegiatan proses belajar mengajar pendidikan

seni tari. Penggunaan stimulus ini dalam pembelajaran, berkaitan dengan gaya belajar siswa yang

beragam serta dapat lebih memacu daya kreatif siswa, sebab bahan yang digunakan berasal dari

lingkungan sekitar, dan musik yang dihasilkan adalah murni hasil kreativitas siswa sendiri.

Stimulus media bambu dengan musik dari bambu dapat dijadikan sebagai model pembelajaran

terpadu dalam mata pelajaran terpadu dalam mata pelajaran seni budaya yang dituntut untuk

dapat memberikan materi bidang seni yang lain kepada siswa.

2.

Implikasi Bagi Siswa

(37)

Kreasi musik bambu sebagai stimulus yang dihasilkan siswa diharapkan dapat menjadi

sarana pengembangan kreativitas siswa dalam bidang seni musik dan keterampilan dengan

menggunakan bahan dasar bambu serta member alternative manfaat bambu sebagai alat

tetabuhan/musik.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Ahmad Dahidi, Tri Karyono dan Ace Iwan Suryawan. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni.

Bandung. Basen Press

Arini, Sri Hermawati Dwi Arini, dkk. (2008). Seni Budaya. Jakarta. Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan

BSNP. (2007). Model Silabus dan Rencana Perlaksanaan Pembelajaran (Mata Pelajaran: Seni

Budaya). Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

DEPDIKNAS. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

DEPDIKNAS. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung. UPI

Herrhyanto, Nar dan H.M. Akib Hamid. (2007). Statistika Dasar. Jakarta. Universitas Terbuka

Masunah, Juju dan Tati Narawati. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional (P4ST) UPI

Riduan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung. Alfabeta

Rosala,Dedi. (2008). Pengembangan Kreatifitas Tari Sebagai Salah Satu Alternatif

Pembelajaran Pada Sekolah. Makalah Pada Seminar Nasional Seni dan Pendidikan

Seni ke-2. GPKI. Sukabumi

(39)

Sheppard, Philip. (2007). Musik Makes Your Child Smarter: Peran Musik dalam Perkembangan

Anak. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Umum

Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. UPI

Undang, Gunawan. (2008). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Sayagatama

Wiriatmaja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT. REMAJA

ROSDA

Referensi

Dokumen terkait

(2) mendeskripsikan pelaksanaan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar pada keterampilan

Apakah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kebisingan di

Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik Tunagrahita di SLB C Aditya Grahita Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penjelasan mengenai keterkaitan variabel makroekonomi seperti inflasi, nilai tukar dan suku bunga Bi Indonesia, indeks EIDO, indeks Nikkei 225 , indeks harga saham gabungan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS. Universitas

[r]