• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variabel Makroekonomi, Indeks Eido dan Indeks Nikkei 225 terhadap Tingkat Pengembalian dengan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai Variabel Intervening pada Reksadana Saham di Bapepam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Variabel Makroekonomi, Indeks Eido dan Indeks Nikkei 225 terhadap Tingkat Pengembalian dengan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai Variabel Intervening pada Reksadana Saham di Bapepam"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Reksadana

Reksadana berasal dari kata “Reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan kata “Dana” berarti uang, sehingga reksadana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Berikut ini pengertian reksadana menurut beberapa ahli dan menurut Undang-Undang sebagai berikut:

1. Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27, reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

2. Menurut Saunders, et al, (2011:128) mengatakan bahwa “mutual fund is financial institutions that pool the financial resources of individuals and

companies and invest in diversified portofolio of assets.”

3. Menurut Elton, et al, (2011:35) mengatakan bahwa “the investor can instead choose to invest indirectly by purchasing the share of investment companies. A

mutual fund holds a portofolio of securities usually in line with a started policy

and objective.”

(2)

Didalam reksadana sendiri terdapat sebuah pepatah “Jangan menaruh telur didalam satu keranjang”, artinya investasi pada reksadana adalah melakukan investasi menyebar pada sekian instrument investasi yang diperdagangkan dipasar modal dan pasar uang. Jadi, reksadana dapat didefinisikan sebagai surat berharga yang diterbitkan oleh manajer investasi, kemudian dijual kepada investor. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk membuat resiko didalam portofolio menurun dan keuntungan relatif lebih besar (Widoatmodjo, 2009:109).

Menurut Gumanti (2011:211), reksadana merupakan wadah untuk mempermudah pemodal berinvestasi dipasar modal. Wahana inii menghimpun dana secara kolektif dengan cara menerbitkan saham unit penyertaan kepada individu maupun lembaga. Didalam melakukan investasi reksadana, terdapat seorang manajer investasi dalam membantu investor dalam mengambil keputusan. Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1993 adalah pihak yang kegiatannya mengelola kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pension dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Samsul,, 2006:346)

2.1.1.1 Klasifikasi Reksadana

Reksadana dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Sifat Reksadana

(3)

1. Reksadana Tertutup (Close-Ended)

Reksadana tertutup adalah reksadana dimana manajer investasi sebagai pengelola reksadana maupun direksi sebagai pihak yang menerbitkan reksadana tidak dapat membeli kembali unit saham reksadana yang telah terjual kepada investor dan jual beli dilakukan melalui bursa efek dimana unit saham reksadana dicatatkan

2. Reksadana Terbuka (Open-Ended)

Menurut undang-undang pasar modal, reksadana terbuka dalah reksadana yang menawarkan atau menjual unit penyertaan reksadana serta dapat membeli kembali unit penyertaan dari investor. Unit penyertaan terbuka tidak dicatat di bursa efek karena jual beli dapat berlangsung secar terus-menerus antara manajer investasi dan investor.

2. Berdasarkan bentuk hukum reksadana

Menurut Darmadji (2006:212), reksadana dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Reksadana berbentuk perseroan.

Dalam reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham kemudian hasil penjualannya diinvestasikan pada berbagai jenis efek di pasar modal dan pasar uang.

(4)

Dalam reksadana ini, kontrak antara manajer investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.

3. Berdasarkan Jenis Reksadana

Menurut Hariyani dan Serfianto(2010:239), reksadana dapat dibagi menjadi empat yaitu:

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuannya adalah menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

2. Reksadana pendapatan tetap (Fixed Income funds)

Reksadana ini melakukan investasi melakukan investasi minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang, reksadana ini juga mempunyai resiko relatif lebih besar dari pasar uang dan bertujuan menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

3. Reksadana Saham (Equity funds)

(5)

panjang dengan komposisi saham sebagai komposisi utamanya. Sedangkan, menurut Widoatmodjo (2009:115), reksadana ini memiliki portofolio saham biasa artinya reksadana ini khusus menggunakan dana yang dihimpunnya untuk dibelanjakan saham biasa.

Reksadana saham memiliki sasaran dalam bentuk pertumbuhan. Sasaran pertumbuhan dimana reksadana selalu berusaha meningkatkan harga - harga surat berharga yang menjadi objek investasinya sehingga reksadana ini mendapatkan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang besar dimasa mendatang.

4. Reksadana Campuran (Discretionary Funds)

Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek bersifat utang. Tujuan reksadana ini agar manajer investasi dapat lebih fleksibel melakukan diversifikasi terhadap portofolio efek reksadana yang dikelola.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jenis reksadana menurut Simatupang (2010:195-204), terbagi menjadi 10 reksadana, berikut ini lanjutan dari jenis reksadana sebagai berikut:

5. Reksadana Terproteksi

(6)

6. Reksadana Penjaminan

Reksadana penjaminan adalah reksadana yang memberikan jaminan atas nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Penjaminan tidak dilakukan oleh manajer investasi tetapi pihak ketiga seperti bank asuransi.

7. Reksadana Indeks

Reksadana yang portofolio efeknya yang terdiri atas efek yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Kelebihan reksadana indeks adalah diversifikasi otomatis mengacu kedalam komposisi efek indeks tersebut.

8. Reksadana Syariah

Reksadana ini produk keuangannya harus mengacu kepada sistem keuangan islam. Reksadana ni muncul karena semakin banyak animo masyarakat terhadap produk investasi yang berpedoman pada kaidah islam.

9. Reksadana Exchange Trade Fund (ETF)

Reksadana dimana portofolio didasarkan pada suatu indeks tertentu seperti indeks LQ-45, indeks Hang-Seng dan lain-lain.

10. Reksadana Real State

(7)

2.1.1.2 Manfaat Reksadana

Manfaat yang diperoleh jika melakukan investasi dalam reksadana seperti yang dicakup dari

1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi dalam bentuk efek, sehingga dapat memperkecil resiko sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portofolio obligasi yang tidak mungkin dilakukan jika tidak memiliki dana besar. Dengan reksadana, maka akan terkumpl jumlah dana yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrument di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham dan obligasi.

2. Reksadana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi dipasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. 3. Efesiensi Waktu

(8)

2.1.1.3 Biaya Reksadana

Menurut Simatupang, (2010:161), biaya reksadana dapat berpengaruh langsung dengan kinerja reksadana yang bersangkutan. Berikut ini biaya reksadana sebagai berikut:

1. Biaya Pengelolaan (Manajement fee)

Biaya pengelolaan adalah biaya yang merupakan jasa manajer investasi sebagai pihak yang mengelola reksadana dan biaya manajemen menjadi tanggungan para investor dan besarnya sangat tergantung dari masing-masing manajer investasi. Besarnya biaya pengelolaan suatu portofolio reksadana dapat dipengaruhi oleh jenis reksadana. Jenis reksadana akan menimbulkan tingkat kesulitan yang berbeda-beda yang akan dihadapi oleh manajer investasi dalam mengelola reksadana dimana prinsipnya semakin sulit tingkat pengelolaan yang dihadapi para manajer investasi maka akan semakin besar beban biaya pengelolaan yang ditanggung oleh para investor reksadana.

2. Biaya Penyimpanan (Kustodian fee)

(9)

3. Biaya Penjualan (Selling fee)

Biaya penjualan adalah biaya yang dikenakan kepada setiap investor akan membeli reksadana melalui manajer investasi maupun melalui agen penjual reksadana yang ditunjuk , dimana ketentuan mengenai besaran biaya penjualan ini mengacu pada penetapan besaran biaya pengelolaan. Semakin sulit atau berisiko jenis produk reksadana yang akan dikelola manajer investasi maka akan semakin besar biaya penjualan yang dikenakan kepada setiap investor.

4. Biaya Penjualan Kembali (Redemption fee)

Biaya penjualan kembali adalah biaya yang dikenakan kepada para investor reksadana ketika akan menjual kembali reksadana yang dimilikinya. Hanya seluruh produk reksadana yang berbentuk KIK, kecuali untuk reksadana KIK, ETF, penjualan unit reksadana dilakukan investor kepada manajer investasi dan manajer investasi wajib untuk membelinya sesuai dengan NAB per unit yang diumumkan setiap hari kerja bursa.

5. Biaya Penggantian (Switching fee)

(10)

2.1.1.4 Pihak-pihak dalam Reksadana

Menurut Rodoni (2009:87), seorang calon investor yang akan menginvestasikan dananya pada salah satu reksadana terbuka umumnya akan menghadapi pihak-pihak yang terkait didalamnya yaitu:

1. Perusahaan Reksadana

Merupakan perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam-LK yang akan mengelola dan bertanggung jawab atas dana dari pemegang saham reksadana.

2. Manajer Investasi

Merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksadana. Kegiatan manajer investasi yang dimaksud adalah manajemen portofolio (jual beli), dan analisa efek serta perdagangan (jual beli) efek dengan harga terbaik. Menurut Simatupang (2010:163), peran manajer investasi adalah:

1. Mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah 2. Mengelola reksadana

3. Mengadakan riset atas efek 4. Menganalisis kelayakan investasi. 3. Agen Penjual Efek Reksadana (APERD)

(11)

4. Bank Kustodian

Bank Kustodian adalah institusi yang berfungsi memberikan jasa penitipan dan mengamankan efek (surat berharga). Bank kustodian tidak terlibat dalam operasi sehari hari yang berhubungan dengan keputusan investasi. Menurut Undang-undang Pasar Modal Pasal 43 ayat 1, menyebutkan bahwa yang dapat bertindak sebagai Bank Kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP), perusahaan efek dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari Bapepam dan lembaga-lembaga keuangan.

2.1.1.5 Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Menurut Simatupang (2010:159), ukuran dari nilai portofolio efek suatu reksadana adalah nilai aktiva bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). Kinerja portofolio suatu produk reksadana dapat dilihat dari masing-masing reksadana yang menjadi acuan dari nilai aset suatu reksadana. Nilai aktiva bersih reksadana dapat berfluktuasi walaupun tidak sesering saham. Secara umum, nilai aktiva bersih (NAB) reksadana sangat bergantung pada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio reksadana yang bersangkutan yaitu harga pasar reksadana.

(12)

harga saham setiap hari. Faktor yang mempengaruhi harga pasar adalah dividen dan capital gain.

Menurut Samsul (2006:350), kinerja suatu produk reksadana dapat dilihat dari NAB masing-masing reksadana yang menjadi satuan dari nilai aset suatu reksadana. Nilai aktiva bersih suatu reksadana dapat berfluktuasi seperti saham. Manajer investasi wajib menerbitkan NAB, investor yang membeli NAB dengan unit penyertaan hari ini sebelum jam 13.00 wib kemudian akan memperoleh hasilnya di hari berikutnya. Total nilai wajar aktiva dapat berubah karena nilai pasar setiap aset investasi berubah, pendapatan bunga bank harian, perhitungan pendapatan kupon obligasi harian dan instrumen dari pasar keuangan ditambah dividen dikurangi biaya operasional reksadana. Rumus menghitung NAB yaitu:

Menurut Simatupang (2010:159), dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 29, menjelaskan bahwa unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif. Unit penyertaan memiliki arti yang sangat penting bagi para investor reksadana. Hak-hak pemegang unit penyertaan reksadana yaitu:

1. Hak untuk memperoleh bukti penyertaan.

2. Hak untuk memperoleh pembagian hasil investasi.

(13)

4. Hak untuk memperoleh informasi mengenai NAB per unit harian.

2.1.1.6 Tingkat Pengembalian Reksadana

Menurut Samsul (2006:304), return portofolio adalah return investasi dalam berbagi instrumen keuangan selama suatu periode tertentu. Reksadana merupakan portofolio yang dikelola manajer investasi untuk dijual kepada masyarakat luas dan tunduk pada peraturan Bapepam. Portofolio yang bukan merupakan reksadana yang tidak akan terikat pada Bapepam, tetapi terikat pada peraturan tertentu.

Menurut Manurung (2010:113), tingkat pengembalian reksadana adalah

capital gain atas investasi reksadana tersebut. Capital gain adalah selisih positif antara harga jual dikurangi harga beli. Dalam mengambil keputusan membelia atau menjual reksadana diperlukan informasi mengenai kecenderungan harga akan naik atau turun. Apabila harga naik maka keputusan yang diambil adalah membeli namun jika harga turun maka keputusan yang diambil adalah menjual. Sehingga, dapat diketahui, return

positif jika harga naik sedangkan return negatif jika harga turun.

Menurut Samsul (2006:370), didalam reksadana, nilai aktiva bersih (NAB) merupakan harga pasar suatu reksadana yang harus dibayar jika membeli akan diterima jika menjual. NAB dapat membantu investor dalam menghitung return harian, mingguan, atau bulanan dengan rumus sebagai berikut:

(14)

Keterangan:

NABt = nilai aktiva bersih pada waktu ini

NABt-1 = nilai aktiva bersih pada waktu sebelumnya.

2.1.2 Makroekonomi

Menurut Mankiw (2003:13), makroekonomi adalah studi tentang perekonomian secara menyeluruh termasuk pertumbuhan, pendapatan, perubahan harga dan tingkat pengangguran. Para ekonom makro berusaha menjelaskan peristiwa ekonomi dan memikirkan kebijakan untuk meningkatkan kinerja ekonomi. Menurut Widoatmodjo (2015:233), musuh utama investasi adalah makro ekonomi. Beberapa variabel makroekonomi yang mempengaruhi suatu negara adalah inflasi, nilai tukar dan suku bunga BI.

2.1.2.1 Inflasi

Menurut Abimanyu (2004:12), inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang langsung secara terus menerus. Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Laju inflasi adalah tingkat perubahan harga umum dan dapat diukur sebagai berikut:

Keterangan:

IHKt = Indeks harga konsumen pada waktu ini

IHKt-1 = Indeks harga konsumen pada waktu sebelumnya. Laju Inflasi = IHK� −IHK�−1

(15)

Menurut Mankiw (2000:308), beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:

1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index)

Pengukuran inflasi yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen yang dikenal juga dengan IHK, IHK mengukur biaya sekelompok barang-barang dan jasa dipasar, termasuk harga harga makanan, pakaian, pemukiman, bahan bakar, transportasi dan lain lain yang menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari.

2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholescale Price Index)

Indeks ini sering dikenal dengan indeks harga produsen yang mengukur tingkat produsen atau perdagangan besar. Timbangan tetap yang digunakan dalam menghitung IHP adalah penjualan bersih komoditi, indeks ini banyak digunakan oleh dunia usaha.

3. GNP Deflator

GNP deflator adalah rasio GNP nominal terhadap GNP riil dan dapat diinterprestasikan sebagai harga dari seluruh komponen GNP (konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor neto) daripada sebagai harga pada sektor tunggal.

(16)

1. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya, kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu berpendapatan tetap.

2. Inflasi dapat mengurangi kekayaan yang berbentuk uang, sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, sehingga nilai riil akan turun juka inflasi berlaku.

3. Memperburuk pembagian kekayaan telah menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatan dari pemilik kekayaan bersifat keuangan yang mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya.

Menurut Sukirno (2006:354), bentuk kebijakan pemerintah perlu dilakukan secara serentak untuk meningkatkan keefektifannya. Bentuk masing-masing kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan fiskal yaitu menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.

2. Kebijakan moneter yaitu mengurangi, menaikkan suku bunga dan membatasi kredit.

(17)

Menurut Abimanyu (2004:12), inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori sebagai berikut:

1. Berdasarkan parah tidaknya inflasi, inflasi terbagi menjadi empat macam yaitu:

a. Inflasi ringan, apabila berada dibawah 10% setahun.

b. Inflasi sedang, apabila berada antara sekitar 10% sampai 30% setahun.

c. Inflasi berat, apabila berada antara 30% sampai 100% setahun. d. Hiperinflasi, apabila berada antara 30% sampai 100% setahun. 2. Berdasarkan Penyebabnya, inflasi terbagi menjadi dua macam yaitu:

a. Demand-pull Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan kenaikan permintaan barang dan jasa. Masyarkat terlalu tnggi sedangkan produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh sehingga tidak akan mungkin meningkatkan produksi lagi.

b. Cosh-push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan penurunan dan penawaran barang dan jasa. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan harga input didalam negeri maupun harga barang impor. Pada inflasi seperti ini, harga input naik lebih dahulu dan diikuti oleh kenaikan harga output.

3. Berdasarkan Asalnya, inflasi terbagi menjadi dua macam yaitu:

(18)

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi yang sumbernya berasal dari kenaikan harga barang impor merupakan salah satu komponen indeks harga konsumen sehingga akan meningkatkan biaya produksi sehingga inflasi pun terjadi.

2.1.2.2 Nilai Tukar

Menurut Sukirno (2006:397), nilai tukar adalah nilai yang menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Nilai tukar mata uang akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti kondisi perekonomian, politik, intervensi bank sentral dan lain-lain. Menurut Booke dan Kurtz (2007:159), nilai mata uang berfluktuasi bergantung pada permintaan dan penawaran terhadap masing-masing mata uang dipasar internasional. Sedangkan menurut Samuelson (2004:305), nilai tukar adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain.

(19)

valuta asing dengan membeli mata uang asing tersebut dengan tujuan spekulatif sehingga membuat permintaan saham mengalami penurunan (Tandelilin, 2010:344).

Menurut Heru (2008), nilai tukar terhadap mata uang asing mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dalam pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan baku yang digunakan untuk produksi dan meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai tukar membuat perusahaan untuk melakukan ekspor. Adapun faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap valuta asing sebagai berikut:

1. Faktor Pembiayaan Impor dan Faktor Penerimaan Ekspor

Semakin tinggi impor barang dan jasa akan semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah, sedangkan dalam penerimaan ekspor, semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa akan semakin besar jumlah valuta asing sehingga nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat.

2. Faktor Aliran Modal Masuk dan Keluar

(20)

3. Kegiatan Spekulasi

Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka akan semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingag memperlemah nilai tukar mata uang domestik.

Menurut Samuelson (2004:319), jenis-jenis kurs terbagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Kurs fleksibel yang bebas yaitu kurs yang murni ditentukan oleh permintaan dan penawaran tanpa adanya intervensi pemerintah.

2. Kurs tetap adalah ketika pemerintah menetapkan suatu kurs resmi yang dipertahankan melalui intervensi dan kebijakan moneter.

3. Kurs terkendali adalah gabungan antara kurs tetap dengan kurs fleksibel dengan pemerintah yang berusaha mempengaruhi kurs secara langsung dengan membeli atau menjual mata uang asing melalui kebijakan moneter dengan menaikan atau menurunkan suku bunga.

Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, menurut Sukirno (2006:402) faktor faktor yang mempengaruhi kurs yaitu:

1. Perubahan citarasa masyarakat

(21)

impor semakin besar. Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing.

2. Perubahan harga barang ekspor dan impor

Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga relatif murah akan menaikan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspor akan berkurang. Begitu juga impor, peningkatan harga barang impor akan mengurangkan jumlah impor.

3. Kenaikan harga barang umum (inflasi)

inflasi memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kurs valuta asing. Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung utnuk menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan ini akan menyebabkan harga-harga didalam negeri lebih mahal daripada harga luar negeri sehingga impor bertambah dan ekspor pun berkurang.

4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi

(22)

Nilai mata uang tergantung pada pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan ini diakibatkan ekspor maka permintaan mata uang akan meningkat sehingga nilai tukar menguat, tetapi apabila kemajuan diakibatkan karena impor maka permintaan mata uang akan menurun sehingga nilai tukar melemah.

2.1.2.3 Suku Bunga

Menurut Sukirno (2006:128), suku bunga dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Suatu rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabung akan diperoleh. Pada suku bunga rendah, investor tidak begitu suka membuat tabungan karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi atau berinvestasi daripada menabung. Dengan demikian, apabila suku bunga rendah, masyarakat akan cenderung menambah pengeluaran konsumsinya atau pengeluaran untuk berinvestasi.

(23)

Menurut Bank Indonesia dalam websit yang dijadikan adalah BI rate. BI rate adalah suku bunga yang kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI rate

apabila inflasi kedepan melampaui sasaran yang telah ditetapkan sebaliknya jika inflasi dibawah sasaran maka Bank Indonesia akan menurunkan BI rate.

Tingkat suku bunga dalam suatu perekonomian memiliki beberapa fungsi (Sunariyah, 2006:80), sebagai berikut:

1. Sebagai daya tarik bagi penabung individu, institusi atau lembaga yang mempunyai dana yang lebih untuk diinvestasikan.

2. Dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana langsung investasi pada sektor-sektor ekonomi.

3. Sebagai alat moneter dalam mengendalikan penawaran dan permintaan uang beredar dalam suatu perekonomian.

4. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk meningkatkan produksi, sehingga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.

(24)

1. Kebijakan Bank Sentral

2. Besarnya defisit anggaran pendapatan dan belanja negara 3. Neraca perdagangan luar negeri

4. Tingkat kegiatan usaha

2.1.3 Indeks Eido

Eido merupakan kepanjangan dari iShares MSCI Indonesia Investable Market Index Fund. Eido adalah indeks mutual funds sejenis ETF atau reksadana di bursa “NYSE/ New York Stock Exchange” yang didalamnya terdapat saham saham Indonesia yang dipilih berdasarkan dari Morgan Stanley Composite Index. Indeks Eido ini mulai diperdagangkan sejak 7 Mei 2010. Indeks Eido yang terdaftar saham-saham perusahaan terbesar di Indonesia merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pergerakan IHSG karena terdapat perusahaan-perusahaan besar Indonesia.

(25)

2.1.4 Indeks Nikkei 225

Indeks Nikkei 225 merupakan sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo. Indeks ini telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak 7 September 1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga rata- rata (unit dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum dalam indeks akan ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks Nikkei 225 merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan dalam bursa efek Tokyo. Saat ini, Nikkei adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai panduan bagi investor ketika akan berinvestasi. Metode perhitungan indeks Nikkei 225 menggunakan weighted averaged sama seperti perhitungan pada indeks Dow Jones (www.en.wikipedia.org).

(26)

2.1.5 Indeks Harga Saham Gabungan

Menurut Samsul (2006:185), indeks harga saham gabungan atau dikenal sebagai Jakarta Composite Index = JCI atau JSX Composite. Indeks harga saham gabungan merupakan indeks gabungan dari jenis saham yang tercatat dibursa efek. Indeks harga saham gabungan diterbitkan oleh bursa efek. Pihak yang diluar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks tersebut masih kalah dengan indeks harga saham parsial seperti untuk keperluan hedging. Perhitungan IHSG sangat berbeda dengan indeks harga saham parsial berbeda pada jumlah emitennya. IHSG dihitung setiap hari bahkan setiap detik selama jam perdagangan sesuai dengan kebutuhan. IHSG berubah setiap saat disebabkan karena:

1. Perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari. 2. Adanya saham tambahan.

Menurut Lubis (2006:158), dalam menghitung indeks harga saham gabungan (IHSG) maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku H0 = Total harga saham pada waktu dasar

Bila IHSG berada diatas 100, berarti kondisi pasar sedang dalam keadaan ramai, sedangkan IHSG berada dibawah 100, berarti kondisi pasar sedang dalam keadaan lesu. Namun bila IHSG berada didalam kendaraan 100, maka kondisi pasar masih dalam keadaan stabil. Naiknya IHSG tidak berarti seluruh jenis saham

IHSG =�H�

(27)

mengalami kenaikan. Jika suatu saham naik maka IHSG akan naik sehingga saham memiliki korelasi positif terhadap IHSG.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu dirangkum secara singkat karena mengingat penelitian ini mengaju kepada penelitian terdahulu. Meskipun ruang lingkup dari beberapa penelitian yang akan dirangkum ini sama, namun memiliki objek dan waktu yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa rangkuman penelitian sebelumnya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Analisis

Data Hasil Penelitian

1. Yenita Maurina, R Rustam Hidayat, Sri Sulasmiyati (2015)

Pengaruh Tingkat inflasi, Kurs Rupiah dan Tingkat Suku Bunga BI terhadap IHSG

Variabel positif dan tidak 3. Tingkat suku

bunga BI berpengaruh negatif signifikan. 2. Fatharani Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Indeks Harga Saham n reksadana. 2. Tingkat Suku

(28)

(Lanjutan Tabel 2.1) Penelitian Terdahulu

saham Sertifikat BI 3.Indeks harga

saham Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Indeks Harga Saham

Suku Bunga Sertifikat BI 5.Indeks 5. Tingkat Suku

Bunga

Sertifikat BI berpengaruh

(29)

(Lanjutan Tabel 2.1) Penelitian Terdahulu

(2015) Gabungan dan Bursa Asing terhadap

Sertifikat BI 2.Tingkat

inflasi tidak berpengaruh dan Esmael Ramazan Pour (2015)

The Effect of Economic Factors on the efficienct of Mutual Funds In Iran positif dan signifikan

Defining and designing a model to predict the performance of mutual funds by using

macroeconomics variables in Tehran Stock Exchange

(30)

(Lanjutan Tabel 2.1) Penelitian Terdahulu

3. Nilai tukar

Prasetya, Dr. Deni

Saepudidin, Rian Febrian Umbara (2014)

Prediksi Indeks Harga Saham 1.Indeks Dow

Jones 2.Indeks Eido 3.Nilai Kurs Dollar

Dengan Metode SVM, rata-rata akurasi testing terbaik diperoleh sebesar 62,93% pada kombinasi feature input IHSG terhadap Indeks Eido.

7. Ria Astuti, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional terhadap IHSG

Variabel Suku Bunga 2.Nilai Tukar Rupiah

3.Inflasi 4.Bursa Internasional yaitu Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hangseng

Regresi Linear

1. Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap IHSG.

3. Indeks Nikkei 225 dan Indeks

Hangseng berpengaruh positif dan Signifikan

(31)

(Lanjutan Tabel 2.1) fundamentals on stock prices : evidence from Indian Data

Variabel Dependen : Indeks pasar saham India

Variabel

tukar Riil

Co-industri dan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap

indeks pasar saham India. 2. Inflasi

berpengaruh negatif

terhadap indeks pasar saham India. 3. Tingkat suku

bunga dan nilai tukar tidak

berpengaruh signifikan terhadap

indeks pasar saham India 9. Mohamed

Effects of Macroeconomic variables on Stock Prices in Malaysia: An Approach of Error seperti inflasi, nilai tukar, jumlah uang beredar

berpengaruh signifikan terhadap KLCI

10. Sujoko (2009)

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Kurs Mata Uang dan Dana kelolaan

Variabel Dependen: Imbal Hasil Reksadana

Eviews 7 1. Suku Bunga berpengaruh negatif dan tidak

(32)

(Lanjutan Tabel 2.1) Penelitian Terdahulu

Reksadana 3.Kurs Mata Uang positif dan signifikan

terhadap imbal hasil

reksadana.

3. Kurs Mata Uang

berpengaruh negatif sangat kecil terhadap imbal hasil reksadana.

4. IHSG berpengaruh positif dan signifikan

terhadap imbal hasil

reksadana. 5. Dana Kelolaan

berpengaruh positif dan tidak

2.3 Kerangka Konseptual

(33)

1. Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Menurut Abimanyu (2004:12), inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Hal ini sejalan dengan pendapat Tandelilin (2001:214) yang menyatakan bahwa kenaikan inflasi akan memberikan dampak negatif para investor karena inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya produksi. Jika peningkatan biaya faktor produksi lebih tinggi dari peningkatan harga oleh perusahaan, maka profitabilitas akan turun sehingga efek ekuitas menjadi kurang kompetitif akan membuat saham menjadi menurun dan berdampak pada indeks harga saham gabungan juga akan menurun. Hal ini sesuai pada penelitian Wibowo (2016), Laila (2014) dan Astut (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap indeks harga saham gabungan

2. Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

(34)

tukar memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

3. Suku Bunga BI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Kenaikan suku bunga memiliki dampak negatif bagi perusahaan, apabila terjadi kenaikan suku bunga kredit karena akan meningkatkan beban bunga sehingga menurunkan laba bersih (Samsul, 2006:201). Hal ini membuat orang cenderung menabung dengan harapan untuk menghadapi resiko menjadi kecil sehingga permintaan saham menurun dan saham yang ada di indeks haga saham gabungan menurun. Hal ini sesuai pada penelitian Maurina, dkk (2015) dan Laila,dkk (2014) menyatakan bahwa BI rate berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

4. Indeks Eido terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

(35)

5. Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Perusahaan yang telah tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Dengan naiknya indeks Nikkei 225 maka kinerja perekonomian Jepang ikut membaik karena sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia membuat pertumbuhan ekonomi jepang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik investasi langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal (Sunariyah, 2006:142). Hal ini tentu saja akan berdampak pada indeks harga saham gabungan. Hal ini sesuai pada penelitian Astuti (2013) menyatakan bahwa indeks Nikkei 225 memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

6. Indeks harga saham gabungan terhadap Tingkat pengembalian reksadana saham

(36)

(2009) menyatakan bahwa IHSG memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian reksadana saham.

Maka, berdasarkan hubungan dari variabel diatas maka kerangka konseptual dari penelitian ini untuk melihat pengaruh variabel makroekonomi, indeks Eido dan Indeks Nikkei 225 terhadap tingkat pengembalian reksadana saham dengan indeks harga saham gabungan sebagai variabel intervening sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual diatas penulis menarik hipotesis sebagai berikut:

1. Variabel Makroekonomi, Indeks Eido, Indeks Nikkei 225 berpengaruh dan signifikan secara parsial dan simultan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

2. Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh dan signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Reksadana Saham.

Inflasi (X1)

Nilai Tukar (X2)

Tingkat Pengembalian Reksadana Saham

(Y) IHSG

(Z) Suku Bunga BI

(X3) Indeks EIDO

(X4)

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Kami sangat meyakini bahwa dengan kepemimpinan yang baik dan komitmen kuat dari semua anggota direksi dalam mengelola Dahana sesuai dengan budaya perusahaan dan pedoman

Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis membahas tentang bagaimana membuat modul interaktif Sistem Digital Flip-flop dengan menggunakan Macromedia Flash MX. Seiring dengan

 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN  DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI  KANTOR INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN,

Pembuatan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pembuatan website sederhana yaitu tentang produk makanan kesehatan yang diproduksi oleh Tianshi dengan menggunakan

Selain itu juga bisa melihat-lihat isi berita serta dapat mengikuti forum diskusi yang ada dalam fasilitas website Toko Buku StarMoon Queen Untuk mempermudah dalam pemeliharaan,

• Secara konsep Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak jauh berbeda dengan best practices CSR yang dilakukan.

FORMULASI TEPUNG JAGUNG, TEPUNG PISANG NANGKA DAN OATMEAL PADA PRODUK FLAKES DITINJAU DARI.. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI

standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak. yang menugaskan), serta dengan kriteria penilaian lain