• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DI CV BARA MITRA KENCANA (BMK) SAWAHLUNTO TAHUN 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DI CV BARA MITRA KENCANA (BMK) SAWAHLUNTO TAHUN 2014."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN

UNSAFE ACTION DAN UNSAFE CONDITION

DENGAN

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA

BAWAH TANAH DI CV BARA MITRA KENCANA (BMK)

SAWAHLUNTO TAHUN 2014

Oleh :

RINI WULANDARI

No. BP. 1010332033

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

i

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DI CV BARA MITRA KENCANA (BMK) KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2014

x+65 halaman, 14 tabel, 5 gambar, 6 lampiran

ABSTRAK Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan unsafe action dan unsafe condition

dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang batubara bawah tanah di CV Bara Mitra Kencana tahun 2014.

Metode

Desain penelitian ini adalah cross-sectional study dan dilakukan dari bulan Desember - Juni 2014. Populasi sebanyak 327 orang dan sampel sebanyak 81 pekerja. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

probability proporsional to size. Data dikumpulkan dengan wawancara

menggunakan kuesioner. Data diolah dengan SPSS dan dianalisis dengan uji statistik

Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (α= 0,05).

Hasil

Hasil penelitian adalah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja (18,5%), pekerja yang melakukan unsafe action (61,7%), pekerja yang berada pada unsafe condition

(48,1%). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara

unsafe action dengan kecelakaan kerja PR= 8,67 (P value = 0,01 , 95% CI (1,2-62,7) dan terdapat hubungan yang bermakna antara unsafe condition dengan kecelakaan kerja PR =4,3 (P value = 0,01, (1,3-14,1).

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara unsafe action dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang batubara bawah tanah di CV Bara Mitra Kencana (BMK) Kota Sawahlunto Tahun 2014.

Daftar Pustaka : 26 (1995-2014)

(3)

ii FACULTY OF PUBLIC HEALTH ANDALAS UNIVERSITY

Undergraduate Thesis, June 2014

RINI WULANDARI, No. BP.1010332033

ASSOCIATION OF UNSAFE ACTIONAND UNSAFE CONDITION WITH ACCIDENT AT WORK IN UNDERGROUND COAL MINE’S WORKER IN CV BARA MITRA KENCANA (BMK) SAWAHLUNTO IN 2014

x+65 pages, 14 tables, 5 figures, 6 appendices

ABSTRACT Objective

The purpose of this research is to determine the association of unsafe action and unsafe condition with accident at work in underground coal mine’s worker in CV Bara Mitra Kencana BMK Sawahlunto in 2014.

Methods

The research design that used cross-sectional study and conducted from December to June 2014. The amount of this research are 327 workers and its sample are 81 workers. Technique of sampling in this research using probability proporsional to size. The data were analyzed by using univariate and bivariate with 95% CI (α = 0.05). Collecting data by interviewing respondent with questionnaire.

Results

The results of the research are workers that got accident at work (18.5%), workers who performed unsafeactions 61.7%), workers who was in unsafe condition (48.1%). Based on the test results obtained statistically there is significant association between accidents at work with unsafeaction with PR= 8,67 (P value = 0,01 , 95% CI (1,2-62,7) and there is a significant association between accidents at work with unsafe condition with PR =4,3 (P value = 0,01, (1,3-14,1).

Conclusions

There is an significant association between unsafe action with accidents at work and there is a significant association between unsafe condition with accidents at work in CV Bara Mitra Kencana BMK Sawahlunto in 2014.

Bibliography : 28 (1995-2014)

(4)

1

BAB 1 :PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi

peningkatan jumlah perusahaan, meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

penerapan teknik-teknik kerja, dan penerapan teknologi dalam proses produksi. Hal

ini dapat meningkatkan risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja

dan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan. (1)

Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya

dan melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi

serta produktifitas nasional. Setiap orang lainnya di tempat kerja perlu terjamin pula

keselamatannya.(2)

Menurut International Labor Organization (ILO) tahun 2003, setiap tahun

terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan

kerja. 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian

karena penyakit akibat kerja, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit karena

pekerjaan baru setiap tahunnya. (3)

Berdasarkan data World Safety dalam (Suma’mur) 2009, setiap tahunnya

terjadi 270 juta kecelakaan kerja. Oleh karena kecelakaan kerja tersebut, tenaga kerja

yang meninggal adalah 355.000 orang per tahunnya. Insidensi penyakit akibat kerja

adalah 160 juta kasus ssetiap tahunnya. Kematian oleh kecelakaan dan penyakit

(5)

2

dunia atau US 1.251.353 juta hilang oleh karena membiyai cedera, kematian dan

penyakit.(4)

Berdasarkan data Jamsostek, angka kecelakaan kerja di Indonesia cendrung

meningkat setiap tahunnya. Tahun 2010 terdapat 98.711, tahun 2011 terdapat 99.491

kasus, tahun 2012 103.074 kasus dan 103.283 kasus kecelakaan kerja pada tahun

2013.(5) Menurut Jamsostek dalam Yani (2013) untuk wilayah Sumatera Barat, kasus

kecelakaan kerja adalah sebanyak 3.235 kasus kecelakaan kerja pada tahun

2009-2012, dan tahun 2013 bulan Januari hingga Mei sebanyak 451 kasus.(6)

Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku

kerja yang tidak aman (unsafe human act) dan kondisi yang tidak aman (unsafe

condistions). Beberapa hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor manusia

memegang perananan penting timbulnya kecelakaan kerja.(3) Heinrich melakukan

analisis terhadap 75.000 laporan kecelakaan di perusahaan dan mengembangkan

teori domino. Hasil dari analisisnya menunjukkan 88% kecelakaan disebabkan oleh

tindakan berbahaya.(15)

Menurut Suma’mur, penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah karena

adanya kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman dari pekerja. Khusus mengenai

unsafe action (tindakan tidak aman) ini sangat erat kaitannya dengan faktor manusia

atau terjadi karena kesalahan manusia.(4) Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Patrick Sherry dalam Yani (2013), 80-90% penyebab kecelakaan kerja berkaitan

dengan human error atau faktor perilaku pekerja. Pekerja cenderung untuk

berperilaku dengan mengabaikan keselamatan walaupun itu sangat berguna untuk

kepentingannya sendiri, misalnya dalam melaksanakan tugas, pekerja sering kali

tidak mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan dalam Standard Operating

(6)

3

disebabkan oleh keadaan pengaman yang berlebihan, alat dan peralatan yang sudah

tidak layak, terjadi kemacetan, sistem peringatan yang berlebihan, ada api dan

ditempat yang berbahaya, alat penjaga / pengaman gedung kurang standar, kondisi

suhu yangmembahayakan sepertiterdapat gas dan lain – lain, dan terpapar bising.(7)

Teori penyebab kecelakaan kerja Heinrich menyatakan bahwa kecelakaan

kerja disebabkan oleh 5 faktor yang berdiri sejajar. Kelima faktor tersebut

dianalogikan sebagai kartu domino yang berdiri sejajar. Apabila salah satu dari kartu

domino itu jatuh, menyebabkan jatuhnya kartu lain. Faktor tersebut adalah akan

jalur keluarga dan lingkungan sosial, kesalahan orang, tindakan tidak aman dan/atau

mekanik atau resiko fisik, kecelakaan, dan luka-luka/kerugian.(8) Berdasarkan Loss

Causation Model yang dikemukakan Frank E. Bird penyebab langsung kecelakaan

kerja disebabkan oleh unsafe action dan unsafe condition.(1)

Menurut Depnaker 1997, akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan terdiri dari

kerugian yang bersifat ekonomi baik langsung maupun tidak langsung, meliputi :

kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan dan perawatan

korban, tunjangan kecelakaan, hilangnya waktu kerja, menurunkan jumlah maupun

mutu produksi dan sebagainya dan Kerugian yang bersifat non ekonomi yaitu

berupa penderitaan korban baik luka ringan, cidera berat, hingga kematian

sekalipun dan juga penderitaan keluarga bila korban mengalami cacat.(6)

Pertambangan penuh dengan risiko kecelakaan, baik terjatuh, atau tertimpa

benda jatuh termasuk atap tambang atau dinding yang rubuh, terbentur maupun

terjadinya peledakan. Rubuh/runtuhnya atap atau dinding lobang tambang biasanya

akibat sistem penyokong dinding atau atap yang kurang baik struktur atau

(7)

4

Berdasarkan analisis penyebab kecelakaan kerja di tambang batubara yang

berjudul “Based on the coal mine's essential safety management system of safety

accident cause analysis” (2013), 70-90% kecelakaan pada pertambangan batubara

disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak aman. Selain itu, lingkungan kerja yang

tidak aman serta kondisi tanah pertambangan juga merupakan penyebab terjadinya

kecelakaan tambang.(9)

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan adalah

CV. Bara Mitra Kencana yang terletak di Perambahan, Desa Batu Tanjung,

Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Propinsi Sumatra Barat dan didirikan pada

hari Selasa tanggal 30 Januari 2010. Luas izin usaha penambangan 70,53 Ha dan

secara geografis daerah penambangan tersebut terletak pada koordinat 100° 47’ 12”

-100°46’58” Bujur Timur (BT) dan 00°37’11”-00°36’11” Lintang Selatan (LS).

Proses penambangan pada CV Bara Mitra Kencana menggunakan sistem

penambangan bawah tanah yang mempunyai risiko tinggi tuntuk terjadinya

kecelakaan kerja. Pertambangan bawah tanah sangat membahayakan bagi pekerja

terutama kondisi lingkungan kerja yang tidak berhubungan langsung dengan udara

luar, ventilasi udara yang kurang memadai serta sikap pekerja yang tidak

menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja akan meningkatkan risiko

terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari CV. Bara Mitra

Kencana, jumlah kecelakaan kerja yang dilaporkan yang terjadi pada tahun 2013

adalah sebanyak 21 kasus kecelakaan kerja, sedangkan dari Januari hingga Februari

2014 terjadi 6 kasus kecelakaan kerja. Kecelakaam kerja yang terjadi di CV. BMK

antara lain pekerja terkena baling, tertimpa runtuhan napar, terbentur lori, tertusuk

bambu, terkena kapak dan lainnya. CV. Bara Mitra Kencana telah menetapkan

(8)

5

proses penambangan, menerapkan safety talk, safety meeting dan kegiatan

pencegahan kecelakaan kerja lainnya.(10)

Kegiatan penambangan batubara bawah tanah di CV BMK terdiri dari

pemotongan batubara, pemuatan, pemasangan penyangga, penanganan gob

(ambrukan), transportasi permuka kerja serta gateaway dan penanganan gas serta

debu batubara dipermuka kerja. Masing-masing kegiatan tersebut mempunyai risiko

kecelakaan kerja bagi para pekerja.(10)

Berdasarkan uraian data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul hubungan unsafe action dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja

pada pekerja tambang batubabara bawah tanah di CV. Bara Mitra Kencana (BMK)

Sawahlunto Tahun 2014.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara

unsafe action dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang

batubara bawah tanah di CV. BMK Sawahlunto tahun 2014”?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan unsafe action

dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang batubara bawah

(9)

6

1.3.2Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Distribusi frekuensi kecelakaan kerja pada pekerja tambang batubara bawah

tanah di CV. Bara Mitra Kencana (BMK), Sawahlunto tahun 2014.

2. Distribusi frekuensi unsafe action pada pekerja tambang batubara bawah

tanah di CV. Bara Mitra Kencana (BMK), Sawahlunto tahun 2014.

3. Distribusi frekuensi unsafe condition pada pekerja tambang batubara bawah

tanah di CV. Bara Mitra Kencana (BMK), Sawahlunto tahun 2014.

4. Hubungan unsafe action dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang

batubara bawah tanah di CV. BMK Sawahlunto tahun 2014.

5. Hubungan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang

batubara bawah tanah di CV. BMK Sawahlunto tahun 2014.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan hubungan unsafe

action dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang

batubara bawah tanah di CV. BMK Sawahlunto tahun 2014.

2. Untuk memberikan kemampuan lebih kepada peneliti dalam mempersiapkan,

mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginformasikan data yang

diperoleh.

3. Sebagai bahan tambahan referensi ilmu kesehatan masyarakat khususnya di

(10)

7

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Perusahaan Tambang Batubara

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi pihak perusahaan agar lebih memperhatikan tindakan dan

kondisi yang aman pada setiap pekerja serta dapat melakukan tindakan

pencegahan kecelakaan.

2. Bagi Tenaga Kerja

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai

tindakan dan kondisi yang aman dalam melakukan pekerjaan serta dapat

mencegah kecelakaan kerja terkait tindakan dan kondisi yang tidak aman.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam membuat

penulisan karya tulis ilmiah khususnya yang berhubungan dengan kecelakaan

kerja pada pekerja sehingga ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan

dapat diaplikasikan.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Bara Mitra Kencana (BMK) Tanah Kuning

Parambahan, Talawi, Sawahlunto untuk melihat hubungan unsafe action dan unsafe

condition dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang batubara bawah tanah di

CV. BMK Sawahlunto tahun 2014. Faktor-faktor yang ingin diteliti yaitu hubungan

Referensi

Dokumen terkait