• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN SISWA MEMBUAT FREE-BODY DIAGRAMS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN SISWA MEMBUAT FREE-BODY DIAGRAMS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan masalah ...4

1.3. Batasan Masalah ...5

1.4. Variabel Penelitian ...5

1.5. Definisi Operasional ...6

1.6. Tujuan penelitian ...7

1.7. Hipotesis ...7

BAB II ... 8

LANDASAN TEORI ...8

2.1. Multiple Representations ...8

2.1.1. Free-Body Diagrams ... 10

(2)

2.3. Free-Body Diagrams dan Prestasi belajar ...15

BAB III ... 17

METODE PENELITIAN ... 17

3.1. Metode dan Desain Penelitian ...17

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...18

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...19

3.3.1. Observasi ... 19

3.3.2. Tes Kemampuan siswa membuat Free body diagrams. ... 20

3.3.3. Tes Prestasi Belajar ... 20

3.4 Prosedur Penelitian ...21

3.5 Teknik Analisis Instrumen Penelitian ...24

3.6 Hasil Uji Coba Soal ...30

3.7 Teknik Pengolahan Data ...32

BAB IV ... 38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. HASIL PENELITIAN ...38

4.1.1. Keterlaksanaan Pembelajaran. ... 38

4.1.2. Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 39

4.1.3. Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams ...40

4.1.4. Kemampuan Membuat Free-Body Diagrams dengan Prestasi Belajar Siswa ... 41

4.2. PEMBAHASAN ...43

4.2.1. Profil Prestasi Belajar Siswa ... 43

(3)

BAB V ... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1. Kesimpulan...55

5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Perbedaan ahli dan pemula ketika memecahkan masalah ...9

3.1. Skema One Shoot Case Study ...17

3.2. Interpretasi Validitas ...25

3.3. Interpretasi Reliabilitas ...26

3.4. Interpretasi Daya Pembeda ...28

3.5. Distribusi hasil uji validitas instrument tes prestasi ...30

3.6. Distribusi hasil uji tingkat kesukaran instrument tes prestasi ...31

3.7. Distribusi hasil uji daya pembeda instrument tes prestasi ...31

3.8. Rubrik Penilaian Free-Body Diagrams ...32

4.1. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Mode Pembelajaran Oleh Guru ...39

4.2. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan ModeL Pembelajaran Oleh Siswa ...39

4.3. Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa ...40

4.4. Perolehan Nilai Kemampuam Siswa Membuat Free-Body Diagrams ...41

4.5. Persentase siswa yang menjawab benar pada setiap aspek kognitif Bloom ...46

4.6. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 0 ...47

4.7. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 1 ...49

4.8. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 2 ...50

4.9. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 3 ...51

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika ...2

3.1. Bagan Alur Penelitian ...23

4.1. Diagram Batang Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa Setelah

Pembelajaran. ...42

4.4. Contoh Free-Body Diagrams yang dibuat oleh siswa dengan

skor 2 (kurang) ...48

4.5. Contoh Free-Body Diagrams yang dibuat oleh siswa dengan

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelajaran Fisika seringkali berupa konsep-konsep yang abstrak. Siswa tidak

hanya mengalami kesulitan pada saat pemahaman konsep tetapi juga dalam

pemecahan masalah. Roswati dalam Wisma (2008) mengemukakan bahwa,

“siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika. Kesulitan

tersebut antara lain sulit memahami soal, sulit menghubungkan

konsep-konsep, sulit membuat gambar penolong, dan sulit mengaplikasikan konsep

atau aturan mekanika.”

Kesulitan-kesulitan tersebut secara langsung berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ketika PLP di

salah satu SMA Negeri di kota cimahi, peneliti menemukan bahwa siswa yang

mengalami kesulitan-kesulitan yang disebutkan oleh Roswati tersebut cenderung

memperoleh prestasi belajar yang rendah dalam fisika.

Gita Tashoobshirazy (2007) mengemukakan beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi prestasi belajar siswa dalam pelajaran fisika diantaranya,

(7)

representasi. Faktor yang akan disoroti dalam penelitian ini adalah representasi yang

digunakan oleh siswa. Representasi dapat berupa lisan(kata-kata), tuisan, gambar atau

diagram dan persamaan matematis. Adalah penting untuk merepresentasikan suatu

masalah agar dapat menentukan pendekatan yang tepat untuk memecahkan masalah

tersebut misalnya untuk mengidentifikasi gaya yang bekerja (Simon, 1987). Gita

Tashoobshirazy (2007) memvisualisasikan hubungan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam materi fisika pada bagan sebagai berikut,

Gambar 1.1. faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika

Berdasarkan skema yang dibuat oleh Gita Tashoobshirazy (2007) di atas

(8)

prestasi belajar fisika tetapi berpegaruh langsung terhadap strategi yang digunakan

oleh siswa dalam memecahkan masalah.

Pada masalah mekanika, salah satu solusi dikemukakan oleh Kersch

dan McDonald, J. (1991) yang merekomendasikan siswa untuk membuat diagram

atau gambar pada tahap memahami masalah, gambar tersebut dibuat untuk

membantu siswa dalam proses pemecahan masalah selanjutnya misalnya dalam

mengkonstruksi persamaan matematis.Salah satu representasi gambar yang

digunakan oleh siswa adalah Free-Body Diagrams. Etkina (2009) dengan

melakukan penelitian terhadap mahasiswa pada materi mekanika dan listrik magnet.

Hasil yang didapat adalah ketika memecahkan masalah beberapa siswa

menggunakan Free-Body Diagrams tidak hanya untuk mengidentifikasi masalah

tetapi juga untuk membantu mengkonstruksi persamaan matematis.

Membuat Free-Body Diagrams sendiri dalam kegiatan pemecahan masalah

tentang gaya merupakan tahap pertama dalam kegiatan memecahkan masalah atau

pada tahap mengidentifikasi masalah. Tahap tersebut sekaligus juga berperan dalam

tahapan selanjutnya dalam proses pemecahan masalah. Dengan kata lain jika siswa

dapat membuat dan menggunakan Free-Body Diagrams dengan benar maka

peluang siswa tersebut menyeolesaikan masalah lebih tinggi. Menurut H. Simon

(1987) kemampuan siswa dalam menggunakan representasi secara tidak langsung

(9)

Berdasarkan uraian di atas, jika kemampuan siswa membuat Free-Body

Diagrams termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka

penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan siswa

membuat Free-Body Diagrams tersebut terhadap prestasi belajar siswa dengan judul

penelitian “Pengaruh Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams Terhadap

Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gerak”.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan

diteliti adalah “Bagaimanakah Pengaruh Kemampuan Siswa Membuat Free-Body

Diagrams Terhadap Prestasi Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hukum Newton

Tentang Gerak”.

Untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka rumusan masalah di atas

dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil prestasi belajar siswa setelah pembelajaran yang

menekankan penggunaan Free-Body Diagrams baik dalam pemahaman konsep

maupun pemecahan masalah?

2. Bagaimanakah korelasi antara kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams

terhadap prestasi belajar siswa?

3. Bagaimanakah kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams

(10)

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka dilakukan

pembatasan sebagai berikut:

1. Profil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran umum prestasi belajar

siswa yang dikemukakan berdasarkan hasil nilai post-test yang diperoleh siswa

setelah pembelajaran. Jenis tes yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda.

2. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada besarnya kontribusi

kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams terhadap prestasi belajar siswa

atau besarnya variasi prestasi belajar siswa yang dapat diterangkan oleh

kemampuan siswa membuat Free-Body Diagram. Besarnya kontribusi tersebut

dinyatakan berdasarkan indeks determinasi yang merupakan kuadrat dari

koefisien korelasi. Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka 1

maka kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams terhadap

prestasi belajar siswa semakin tinggi. Sebaliknya jika nilai koefisien determinasi

mendekati 0 maka kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams

terhadap prestasi belajar siswa semakin rendah.

1.4. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membuat

(11)

1.5. Definisi Operasional

1. Free-Body Diagrams adalah representasi gambar yang sering digunakan

oleh ahli fisika untuk menganalisis gaya yang bekerja pada sebuah objek

yang menjadi perhatian. Free-Body Diagrams menunjukkan semua

kekuatan dari semua jenis gaya yang bekerja pada benda. Kemampuan

siswa membuat Free-Body Diagrams yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan siswa untuk membuat Free-Body Diagrams dengan

benar sesuai dengan konsep yang sudah diajarkan. Kemampuan siswa

membuat Free-Body Diagrams diukur menggunakan tes tertulis berupa

soal yang pilihan ganda beralasan. Alasan yang dimaksud adalah

bagaimana siswa menyelesaikan soal tersebut. Soal yang dibuat adalah

bentuk soal yang mengharuskan siswa membuat Free-Body Diagrams

sehingga dalam penyelesaiannya alasan yang diperoleh adalah Free-Body

Diagrams yang dibuat oleh siswa beserta persamaan matematisnya.

Kemampuan yang dinilai adalah berdasarkan Free-Body Diagrams yang

dibuat oleh siswa dan dinyatakan dengan skor menggunakan rubrik

penilaian Free-Body Diagrams dengan skala 0 sampai 3 (tabel 3.2).

(Eugina Etkina, 2009)

2. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

pada ranah kognitif meliputi : kemampuan ingatan (C1), pemahaman

(12)

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran maka digunakan tes tertulis

dalam bentuk pilihan ganda. (Bloom, 2001)

1.6. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan

umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan siswa membuat

Free-Body Diagrams terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan tujuan khusus dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui profil prestasi belajar siswa setelah pembelajaran.

2. Untuk mengetahui hubungan korelasi antara kemampuan siswa membuat

Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui besar kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body

Diagrams terhadap prestasi belajar siswa.

1.7. Hipotesis

Terdapat hubungan korelasi positif antara kemampuan siswa membuat

Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa. Artinya semakin besar kemampuan

siswa membuat Free-Body Diagrams maka semakin besar pula prestasi belajar

(13)
(14)
(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen (

eksperimen semu). Menurut Syambasri Munaf (dalam Nurjanah, 2006) penelitian eksperimen

semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan dapat diperoleh dengan

eksperimen sebenarnya, dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau

memanipulasi semua variabel yang relevan.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Shot Case Study dimana

perlakuan dilakukan kemudian diberikan evaluasi berupa postes di akhir penelitian (Fraenkel,

2008). Pengaruh Kemampuan Siswa membuat Free-Body Diagrams diukur dari pengolahan

data yang didapat dari skor tes prestasi belajar dengan skor kemampuan membuat Free-Body

Diagrams siswa.

Tabel.3.1. Bagan One Shot Case Study

Treatment Post-test

X O

Simbol X menunjukan treatment yang diberikan kepada siswa. Treatment dalam

penelitian ini yaitu pembelajaran yang melatihkan siswa untuk membuat diagram ketika

(16)

dimana siswa diarahkan dalam pembelajaran yang menekankan penggunaan representasi selama

proses pembelajaran.

Sedangkan O merupakan pengukuran atas perlakuan (treatment yang telah dilakukan)

data pengukuran diperoleh menggunakan instrumen berupa soal tes prestasi dan soal tes

kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams yang diberikan kepada siswa setelah treatment

dilakukan.

Data yang didapat kemudian diolah untuk mengetahui hubungan antara skor kemampuan

siswa membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan

skor yang diperoleh siswa pada tes prestasi belajar.

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sudjana (2005) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukutan, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya.

Sedangkan menurut Panggabean (1996) populasi adalah suatu kelompok manusia atau objek

yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu penelitian atau suatu wadah penyimpulan (inferensi)

dalam suatu penelitian. Adapun sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti

yang dianggap mewakili populasi dengan menggunakan teknik sampling (Panggabean, 1996 ).

Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMA

Swasta di Bandung sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari salah satu kelas X

di salah satu SMA Swasta di Bandung . Sampel dalam penelitian ini diambil dengan

(17)

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data adalah segala sesuatu yang akan di ukur, yaitu kemampuan

siswa membuat Free-Body Diagrams, dan prestasi belajar. Dalam Pengumpulan data dilakukan

pada setiap aktivitas siswa yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan, yaitu

dengan Tes Prestasi Belajar dan Tes Free-Body Diagrams.

3.3.1. Observasi

Observasi dilakukan pada dua objek yaitu guru dan siswa. Observasi ini digunakan untuk

melihat sejauhmana keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Observasi ini dibuat

dalam bentuk cheklist (). Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda cheklist ()

pada kolom yang telah disediakan. Lembar observasi dapat dilihat pada.

3.3.2. Tes Kemampuan siswa membuat Free body diagrams.

Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa membuat Free- Body Diagrams.

Disusun berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Butir

soal dalam tes ini termasuk ke dalam tes prestasi.

3.3.3. Tes Prestasi Belajar

Teknik tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Instrumen tes ini disusun

berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Instrumen tes ini

dibatasi hanya pada aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).

Bentuk tes berupa pilihan ganda. Tes ini dilakukan diakhir pembelajaran berupa postest.

(18)

a) Menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan kurikulum mata pelajaran fisika

b) Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum

c) Membuat soal tes dan kunci jawaban beserta rubriknya.

d) Menjudgement soal yang dibuat kepada dosen dan guru bidang studi.

e) Menggunakan soal yang telah di-judgement dalam uji coba soal.

f) Menganalisis instrumen hasil uji coba.

g) Menggunakan soal yang valid dan reliabel dalam penelitian.

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

tahap pengolahan, dan tahap penarikan kesimpulan. Keempat tahap tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Untuk tahap ini dilakukan beberapa persiapan yaitu:

a. Melakukan studi pendahuluan melalui telaah pustaka dan studi lapangan.

b. Merancang kegiatan pembelajaran yang menekankan penggunaan Free-Body

Diagrams dalam memecahkan masalah.

c. Menyusun instrumen penelitian.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

e. Mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan digunakan dalam

pengambilan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(19)

b. Memberikan postest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan Free-Body Diagrams serta pengaruhnya

terhadap prestasil belajar siswa.

3. Tahap pengolahan dan analisis data

Pengolahan data dan analisis data terhadap postest dan Free-Body Diagrams yang dibuat

oleh siswa pada lembar jawaban masing-masing.

4. Tahap penarikan kesimpulan

Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian akan dilakukan penarikan kesimpulan, dan

menyusun laporan penelitian.

(20)

3.5.Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Analisis uji coba instrumen

Pra persiapan:  Studi pendahuluan  Penyusunan proposal

Persiapa:

Kajian teoretis tentang multiple

representations dan Free-Body Diagrams

Pelaksanaan pembelajaran dengan penekanan penggunaan representasi baik dalam pemahaman konsep maupun penyelesaian masalah.

Tes kemampuan siswa membuat

Free-Body Diagrams dan Tes

Prestasi Belajar Siswa.

Pengolahan data dan analisis Kesimpulan

(21)

Kualitas instrumen sebagai alat pengambilan data harus teruji kelayakannya dari segi

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.

1. Validitas

Validitas tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009). Tes yang valid adalah tes yang benar-benar

mengukur apa yang hendak diukur. Validitas item soal dari suatu tes adalah ketepatan

mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat

butir item tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas item adalah rumus korelasi product

momen dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

 

= koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y

N = Jumlah sisa uji coba

X = Skor tiap butir soal

(22)

XY

 = Jumlah perkalian XY

Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut dibagi kedalam kategori

seperti berikut ini:

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Item

Range Validitas

0.00-0.20 Sangat rendah (SR)

0.21-0.40 Rendah (R)

0.41-0.60 Sedang (S)

0.61-0.80 Tinggi (T)

0.81-1.00 Sangat tinggi (ST)

(Arikunto, 2009)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan gambaran

yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Rumus yang digunakan

untuk menentukan reliabilitas adalah rumus berikut:

(23)

11

r = koefisien reliabilitas tes

2 1 2 1

r = koefisien korelasi ganjil-genap

untuk menentukan koefisien korelasi ganjil-genap digunakan teknik korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson:



rgg = koefesien korelasi ganjil-genap

N = jumlah peserta tes

X = skor siswa menjawab benar bernomor g

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,81  r  1,00 sangat tinggi

0,61  r  0,80 Tinggi

0,41  r  0,60 Cukup

(24)

0,00  r  0,20 sangat rendah

(Arikunto, 2009)

3. Daya pembeda

Suharsimi Arikunto (2009) menyatakan bahwa ”daya pembeda adalah kemampuan

sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang menunjukan besarnya daya

pembeda disebut indeks diskriminasi (D), yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. dengan

rumus sebagai berikut:

B

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

(Arikunto, 2009)

(25)

Range Daya Pembeda

0,00-0,19 Jelek

0,20-0,39 Cukup

0,40-0,69 Baik

0,70-1,00 Baik Sekali

negatif Semua tidak baik, sebaiknya dibuang saja

(Arikunto, 2009)

4. Tingkat Kemudahan

Arikunto (2008) menyatakan bahwa bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty indekx). Besarnya indeks kesukaran antara

0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut :

JS B P

Dimana :

P = Indeks kesukaran

B = banyaknya sisa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

(26)

Indeks kesukaran diklasifikasika sebagai berikut :

a. Soal dengan P 1,00 sampai 0,29 adalah soal sukar

b. Soal dengan P 0,30 sampai 0,69 adalah soal sedang

c. Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2009)

3.6.Hasil Uji Coba Soal

Sebelum instrumen diberikan kepada kelas eksperimen, terlebih dahulu instrumen

diujicobakan kepada kelas lain, dimana kelas tersebut memiliki karakteristik sama dengan

sampel penelitian. Setelah instrumen tersebut diujicobakan, maka instrumen tersebut dianalisis.

Secara garis besar hasil perhitungan validitas butir soal, taraf kesukaran, dan daya pembeda dari

butir adalah sebagai berikut.

Ditinjau dari reliabilitas tes, untuk tes prestasi instrumen tes dinyatakan reliabel dengan

kriteria sangat tinggi, yaitu 0,85. Dari 30 soal yang telah diuji validitasnya terdistribusi dalam 4

kategori yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.5. Distribusi Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi

Kategori Jumlah Soal Persentase

Sangat Rendah 7 23,3%

(27)

Sedang 9 30%

Tinggi 5 16,7%

Selain Uji Validitas, hasil uji instrumen juga diolah untuk menentukan Daya Pembeda dan

Tingkat Kesukarannya yang distribusinya ndapat dilihat pada Tabel Berikut.

Tabel 3.6. Distribusi Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Prestasi

Kategori Jumlah Soal Persentase

Sukar 7 23,3%

Sedang 13 43,3 %

Mudah 10 33,3%

Tabel 3.7. Distribusi Hasil Uji Daya Pembeda Tes Prestasi

Kategori Jumlah Soal Persentase

Sangat Baik 1 3,3%

Baik 6 6,7%

Cukup 12 40%

Jelek 11 36%

Berdasarkan hasil uji instrumen yang hasilnya telah dipaparkan di atas, dari 30 puluh soal

7 soal diperbaiki dan tidak ada soal yang dibuang karena setelah dianalisis, soal dengan validitas

(28)

Diagrams sehingga soal tersebut tidak dibuang tetapi diperbaiki saja sehubungan dengan tujuan

penelitian ini yaitu tentang pengaruh siswa kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams

terhadap Prestasi siswa maka soal tersebut sangat diperlukan.

3.7.Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan terhadap data skor postest serta rubrik penilaian penggunaan

Free-Body Diagrams . Teknik pengolahan data instrumen adalah dengan menggunakan analisis

kuantitatif untuk mengetahui hubungan antara kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams

dengan prestasi siswa dengan langkah sebagai berikut:

1. Memberikan skor untuk setiap jawaban benar pada posttest. Skor tersebut digunakan

sebagai skor prestasi siswa.

2. Memberikan skor pada Free-Body Diagrams yang dibuat oleh siswa berdasarkan rubrik

penilaian sebagai berikut.

Tabel. 3.8. Rubrik Penilaian Free-Body Diagrams

0 1 2 3

(Alan Van Heuvelen, 2009)

3. Menentukan jenis hubungan antara kedua variabel di atas dengan langkah-langkah sebagai

(29)

a. Menentukan persamaan regresi kedua variabel menggunakan persamaan:

Y = a + bX

Dalam penelitian ini kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams menjadi

variabel bebas (X) dan prestasi belajar siswa menjasi variabel terikat (Y). Dimana

a= (∑x2) (∑y2) - (∑x) (∑xy)

n∑x2 - (∑x)2

b= n∑ xy - (∑x) (∑ y)

n∑x2 - (∑x)2

(Panggabean, 1996)

b. Uji Linieritas Regresi

Setelah didapat persamaan regresinya, maka persamaan tersebut harus diuji kembali

untuk menentukan kelinierannya menggunakan Uji Linieritas Regresi, dengan tahapan

sebagai berikut:

i. menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKa), dengan rumus:

 

n JKa

y

(30)

ii. menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a (JKbla)

iii. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKr)

a b a r JK JK

JK

y

2  /

iv. menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKkk)

 

Untuk pemakaian rumus ini, variable X diurutkan menurut besarnya dan variabel

y menurut pasangannya

v. menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan (JKtc), dengan rumus:

kk r

tc JK JK

JK  

vi. menghitung derajat kebebasan kekeliruan (DKkk), dengan rumus:

DKkk = n – k , n = banyaknya data

k = banyaknya kelas

vii. menghitung deraja kebebasan ketidakcocokan (DKtc), dengan rumus:

DKtc= K – 2

viii. menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan (RKkk)

(31)

ix. menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan (RKtc), dengan rumus:

RKtc= JKtc : DKtc

x. menghitung nilai F ketidakcocokan (Ftc), dengan rumus

Ftc= RKtc : RKkk

xi. Menentukan nilai F dari tabel distribusi F pada tingkat kepercayaan tertentu

dengan DKtc / DKkk hasil perhitungan menurut langkah 6 dan 7

xii. Memeriksa linieritas regresi, dengan ketentuan :

 Ftc hasil perhitungan < Ftabel, maka regresi tersebut linier.

 Ftc hasil perhitungan > Ftabel, maka regresi tersebut tidak linier.

(Panggabean, 1996)

4. Menentukan derajat hubungan antara kedua variabel menggunakan Uji korelasi dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X terhadap Y menggunakan rumus,

(Sudjana, 2005)

Keterangan :

n = banyaknya data

(32)

Y= Skor tes prestasi belajar siswa (Variabel Terikat)

5. Menentukan ρ = 0

Jika, maka regresinya tidak linier

Jika, menghitung interval harga

Adapun langkah-langkan untuk menentukan ρ = 0 yaitu dengan membandingkan harga thitung

dengan ttabel

Jika thitung ≥ttabel atau thitung ≤ ttabel, maka ρ ≠ 0

Jika ttabel > thitung >ttabel maka ρ = 0

6. Menentukan interval harga ρ

7. Menentukan besar kontribusi Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams terhadap

prestasi belajar siswa dengan menghitung indeks determinasi. Indeks determinasi (r2)

digunakan untuk menyatakan besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.

Secara umum berlaku 0 ≤ I ≤ 1, kontribusi semakin besar jika harga I mendekati 1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams dan

variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa. Jika persamaan regresi linier telah

(33)
(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum profil prestasi belajar siswa setelah pembelajaran dapat dijabarkan sebagai

berikut :

 Nilai rata-rata yang diperoleh dari 35 siswa adalah 59,31 dengan nilai tertinggi

yaitu 77,68 dan nilai terendah 0,71. Terdapat 15 siswa dengan nilai diatas

rata-rata dan 20 siswa dengan nilai dibawah rata-rata-rata-rata.

 Nilai KKM yang ditetapkan sekolah adalah 73 sehingga hanya terdapat 6 orang

siswa yang memiliki nilai diatas KKM dan 29 sisanya masih di bawah KKM.

 Terdapat 10 orang siswa dengan daya serap >65% (tuntas) dan 25 siswa <65%

(belum tuntas)

2. Hipotesi bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang tinggi antara kemampuan siswa

membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa diterima berdasarkan

berdasarkan taksiran harga ρ (0,64 < ρ < 0,92) yang didapat. Hubungan antara

kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa

diterima berdasarkan berdasarkan uji signifikansi hubungan korelasi antara kemampuan

siswa membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa dikategorikan tinggi

(35)

indeks determinasi yang didapat yaitu sebesar 0,68 dan 32% sisanya dipengaruhi oleh

faktor lain di luar penelitian.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat disarankan

beberapa hal sebagai berikut.

1. Kondisi siswa dan peneliti yang belum bisa menciptakan suasana yang memungkinkan bagi

siswa untuk melaksanakan tes dengan disiplin, memungkinkan siswa untuk mencontek,

sehingga data yang didapat kurang akurat, maka bagi peneliti selajutnya dianjurkan untuk

menciptakan suasana yang disiplin dan kondusif ketika tes agar mendapatkan data yang

akuran misalnya dengan bantuan observer dalam mengawasi siswa ketika tes.

2. Untuk membuat Free-Body Diagrams dengan benar, siswa diantaranya harus mengetahui

konsep tentang vector terlebih dahulu, dalam penelitian ini peneliti mengalami kesulitan

karena beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam konsep vector sehingga belum

maksimal menerima konsep tentang Free-Body Diagrams, maka bagi peneliti selanjutnya

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, Luhut P., Drs. M.Pd. 2001. Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA UPI

Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Arikunto. Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi

aksara

Sudjana, Nana. (2008). Penilaiam Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya: Bandung

Van Heuvelen, Alan dan Eugina Etkina. 2009. Do Student Use And Understand Free-Body

Diagrams?. USA: Physical Education Research.

Van Heuvelen, Alan . 2009. Free-Body Diagrams nessecary or suficient?. New Brunswick:

Rutgers University.

Nurjannah. 2005. Pengaruh Penggunaan Model Penalaran Kausal dan Kolaborasi Terstruktur

Terhadap Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Tetang Medan Magnetik. UPI: Tesis

Akin, Ömer. 2001. "Simon Says": Design is Representation. Carnegie Mellon University

Ayesh. 2010. The effect of student use of the free-body diagram representation on their

performance. International Research Journals

Dufresne, Robert J. 1997. Solving Physics Problems with Multiple Representations. University

of Massachusetts

de Klee,r Johan.--.Multiple Representations Of Knowledge In A Mechanics Problem~Solver.

Artificial Intelligence Laboratory Massachusetts Institute of Technology Cambridge,

(37)

Eliyarti, Wisma.2008.Program Pembelajaran Fisika Melalui Latihan Memecahkan Masalah

Dengan Berfikir Reflektif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Pokok

Bahasan Kinematika Patrtikel. UPI:TESIS

Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

J. H. Larkin dan H. A. Simon. (1987). Why a diagram is sometimes worth ten thousand words. USA: ELSEVIER

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1.1.  faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

change detection model, in which a multi-kernel function on multi-feature space was combined after applying an independent kernel function for different feature

Program Pelatihan Bina Diri Terhadap Orang Tua dalam Mengembangkan Kemampuan Bina Diri Anak Tunagrahita Ringan di SLB Ayahbunda Parungpanjang Bogor.. Universitas Pendidikan Indonesia

The hyper-temporal NDVI and landscape-ecological maps were validated with the help of reported crop statistics for two and three cropping rice land use systems

lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Usia lanjut merupakan hal alami yang dapat terjadi pada manusia

Kemampuan lateralisasi tersebut yaitu, arah kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah. Teknik

Using seven basic features of mean layer values such as Blue, Green, Red, Infrared, Pan, Brightness and Maximum difference, a vegetation index as the Soil Adjusted Vegetation

Kader Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kebupaten Deli

Gambaran keungan yang ditampilkan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah berkaitan studi kelayakan, kepada berbagai pihak khususnya petani apabila