DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMA KASIH...iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan masalah ...4
1.3. Batasan Masalah ...5
1.4. Variabel Penelitian ...5
1.5. Definisi Operasional ...6
1.6. Tujuan penelitian ...7
1.7. Hipotesis ...7
BAB II ... 8
LANDASAN TEORI ...8
2.1. Multiple Representations ...8
2.1.1. Free-Body Diagrams ... 10
2.3. Free-Body Diagrams dan Prestasi belajar ...15
BAB III ... 17
METODE PENELITIAN ... 17
3.1. Metode dan Desain Penelitian ...17
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...18
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...19
3.3.1. Observasi ... 19
3.3.2. Tes Kemampuan siswa membuat Free body diagrams. ... 20
3.3.3. Tes Prestasi Belajar ... 20
3.4 Prosedur Penelitian ...21
3.5 Teknik Analisis Instrumen Penelitian ...24
3.6 Hasil Uji Coba Soal ...30
3.7 Teknik Pengolahan Data ...32
BAB IV ... 38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1. HASIL PENELITIAN ...38
4.1.1. Keterlaksanaan Pembelajaran. ... 38
4.1.2. Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 39
4.1.3. Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams ...40
4.1.4. Kemampuan Membuat Free-Body Diagrams dengan Prestasi Belajar Siswa ... 41
4.2. PEMBAHASAN ...43
4.2.1. Profil Prestasi Belajar Siswa ... 43
BAB V ... 55
KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1. Kesimpulan...55
5.2. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Perbedaan ahli dan pemula ketika memecahkan masalah ...9
3.1. Skema One Shoot Case Study ...17
3.2. Interpretasi Validitas ...25
3.3. Interpretasi Reliabilitas ...26
3.4. Interpretasi Daya Pembeda ...28
3.5. Distribusi hasil uji validitas instrument tes prestasi ...30
3.6. Distribusi hasil uji tingkat kesukaran instrument tes prestasi ...31
3.7. Distribusi hasil uji daya pembeda instrument tes prestasi ...31
3.8. Rubrik Penilaian Free-Body Diagrams ...32
4.1. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Mode Pembelajaran Oleh Guru ...39
4.2. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan ModeL Pembelajaran Oleh Siswa ...39
4.3. Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa ...40
4.4. Perolehan Nilai Kemampuam Siswa Membuat Free-Body Diagrams ...41
4.5. Persentase siswa yang menjawab benar pada setiap aspek kognitif Bloom ...46
4.6. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 0 ...47
4.7. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 1 ...49
4.8. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 2 ...50
4.9. Persentase Nilai Prestasi Belajar Siswa dengan skor FBD 3 ...51
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika ...2
3.1. Bagan Alur Penelitian ...23
4.1. Diagram Batang Perolehan Nilai Prestasi Belajar Siswa Setelah
Pembelajaran. ...42
4.4. Contoh Free-Body Diagrams yang dibuat oleh siswa dengan
skor 2 (kurang) ...48
4.5. Contoh Free-Body Diagrams yang dibuat oleh siswa dengan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelajaran Fisika seringkali berupa konsep-konsep yang abstrak. Siswa tidak
hanya mengalami kesulitan pada saat pemahaman konsep tetapi juga dalam
pemecahan masalah. Roswati dalam Wisma (2008) mengemukakan bahwa,
“siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika. Kesulitan
tersebut antara lain sulit memahami soal, sulit menghubungkan
konsep-konsep, sulit membuat gambar penolong, dan sulit mengaplikasikan konsep
atau aturan mekanika.”
Kesulitan-kesulitan tersebut secara langsung berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ketika PLP di
salah satu SMA Negeri di kota cimahi, peneliti menemukan bahwa siswa yang
mengalami kesulitan-kesulitan yang disebutkan oleh Roswati tersebut cenderung
memperoleh prestasi belajar yang rendah dalam fisika.
Gita Tashoobshirazy (2007) mengemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi prestasi belajar siswa dalam pelajaran fisika diantaranya,
representasi. Faktor yang akan disoroti dalam penelitian ini adalah representasi yang
digunakan oleh siswa. Representasi dapat berupa lisan(kata-kata), tuisan, gambar atau
diagram dan persamaan matematis. Adalah penting untuk merepresentasikan suatu
masalah agar dapat menentukan pendekatan yang tepat untuk memecahkan masalah
tersebut misalnya untuk mengidentifikasi gaya yang bekerja (Simon, 1987). Gita
Tashoobshirazy (2007) memvisualisasikan hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam materi fisika pada bagan sebagai berikut,
Gambar 1.1. faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fisika
Berdasarkan skema yang dibuat oleh Gita Tashoobshirazy (2007) di atas
prestasi belajar fisika tetapi berpegaruh langsung terhadap strategi yang digunakan
oleh siswa dalam memecahkan masalah.
Pada masalah mekanika, salah satu solusi dikemukakan oleh Kersch
dan McDonald, J. (1991) yang merekomendasikan siswa untuk membuat diagram
atau gambar pada tahap memahami masalah, gambar tersebut dibuat untuk
membantu siswa dalam proses pemecahan masalah selanjutnya misalnya dalam
mengkonstruksi persamaan matematis.Salah satu representasi gambar yang
digunakan oleh siswa adalah Free-Body Diagrams. Etkina (2009) dengan
melakukan penelitian terhadap mahasiswa pada materi mekanika dan listrik magnet.
Hasil yang didapat adalah ketika memecahkan masalah beberapa siswa
menggunakan Free-Body Diagrams tidak hanya untuk mengidentifikasi masalah
tetapi juga untuk membantu mengkonstruksi persamaan matematis.
Membuat Free-Body Diagrams sendiri dalam kegiatan pemecahan masalah
tentang gaya merupakan tahap pertama dalam kegiatan memecahkan masalah atau
pada tahap mengidentifikasi masalah. Tahap tersebut sekaligus juga berperan dalam
tahapan selanjutnya dalam proses pemecahan masalah. Dengan kata lain jika siswa
dapat membuat dan menggunakan Free-Body Diagrams dengan benar maka
peluang siswa tersebut menyeolesaikan masalah lebih tinggi. Menurut H. Simon
(1987) kemampuan siswa dalam menggunakan representasi secara tidak langsung
Berdasarkan uraian di atas, jika kemampuan siswa membuat Free-Body
Diagrams termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka
penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan siswa
membuat Free-Body Diagrams tersebut terhadap prestasi belajar siswa dengan judul
penelitian “Pengaruh Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams Terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gerak”.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan
diteliti adalah “Bagaimanakah Pengaruh Kemampuan Siswa Membuat Free-Body
Diagrams Terhadap Prestasi Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hukum Newton
Tentang Gerak”.
Untuk lebih terarahnya penelitian ini, maka rumusan masalah di atas
dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah profil prestasi belajar siswa setelah pembelajaran yang
menekankan penggunaan Free-Body Diagrams baik dalam pemahaman konsep
maupun pemecahan masalah?
2. Bagaimanakah korelasi antara kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams
terhadap prestasi belajar siswa?
3. Bagaimanakah kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka dilakukan
pembatasan sebagai berikut:
1. Profil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran umum prestasi belajar
siswa yang dikemukakan berdasarkan hasil nilai post-test yang diperoleh siswa
setelah pembelajaran. Jenis tes yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda.
2. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada besarnya kontribusi
kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams terhadap prestasi belajar siswa
atau besarnya variasi prestasi belajar siswa yang dapat diterangkan oleh
kemampuan siswa membuat Free-Body Diagram. Besarnya kontribusi tersebut
dinyatakan berdasarkan indeks determinasi yang merupakan kuadrat dari
koefisien korelasi. Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka 1
maka kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams terhadap
prestasi belajar siswa semakin tinggi. Sebaliknya jika nilai koefisien determinasi
mendekati 0 maka kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams
terhadap prestasi belajar siswa semakin rendah.
1.4. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa membuat
1.5. Definisi Operasional
1. Free-Body Diagrams adalah representasi gambar yang sering digunakan
oleh ahli fisika untuk menganalisis gaya yang bekerja pada sebuah objek
yang menjadi perhatian. Free-Body Diagrams menunjukkan semua
kekuatan dari semua jenis gaya yang bekerja pada benda. Kemampuan
siswa membuat Free-Body Diagrams yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan siswa untuk membuat Free-Body Diagrams dengan
benar sesuai dengan konsep yang sudah diajarkan. Kemampuan siswa
membuat Free-Body Diagrams diukur menggunakan tes tertulis berupa
soal yang pilihan ganda beralasan. Alasan yang dimaksud adalah
bagaimana siswa menyelesaikan soal tersebut. Soal yang dibuat adalah
bentuk soal yang mengharuskan siswa membuat Free-Body Diagrams
sehingga dalam penyelesaiannya alasan yang diperoleh adalah Free-Body
Diagrams yang dibuat oleh siswa beserta persamaan matematisnya.
Kemampuan yang dinilai adalah berdasarkan Free-Body Diagrams yang
dibuat oleh siswa dan dinyatakan dengan skor menggunakan rubrik
penilaian Free-Body Diagrams dengan skala 0 sampai 3 (tabel 3.2).
(Eugina Etkina, 2009)
2. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
pada ranah kognitif meliputi : kemampuan ingatan (C1), pemahaman
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran maka digunakan tes tertulis
dalam bentuk pilihan ganda. (Bloom, 2001)
1.6. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan siswa membuat
Free-Body Diagrams terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan tujuan khusus dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui profil prestasi belajar siswa setelah pembelajaran.
2. Untuk mengetahui hubungan korelasi antara kemampuan siswa membuat
Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui besar kontribusi kemampuan siswa membuat Free-Body
Diagrams terhadap prestasi belajar siswa.
1.7. Hipotesis
Terdapat hubungan korelasi positif antara kemampuan siswa membuat
Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa. Artinya semakin besar kemampuan
siswa membuat Free-Body Diagrams maka semakin besar pula prestasi belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen (
eksperimen semu). Menurut Syambasri Munaf (dalam Nurjanah, 2006) penelitian eksperimen
semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan dapat diperoleh dengan
eksperimen sebenarnya, dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau
memanipulasi semua variabel yang relevan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Shot Case Study dimana
perlakuan dilakukan kemudian diberikan evaluasi berupa postes di akhir penelitian (Fraenkel,
2008). Pengaruh Kemampuan Siswa membuat Free-Body Diagrams diukur dari pengolahan
data yang didapat dari skor tes prestasi belajar dengan skor kemampuan membuat Free-Body
Diagrams siswa.
Tabel.3.1. Bagan One Shot Case Study
Treatment Post-test
X O
Simbol X menunjukan treatment yang diberikan kepada siswa. Treatment dalam
penelitian ini yaitu pembelajaran yang melatihkan siswa untuk membuat diagram ketika
dimana siswa diarahkan dalam pembelajaran yang menekankan penggunaan representasi selama
proses pembelajaran.
Sedangkan O merupakan pengukuran atas perlakuan (treatment yang telah dilakukan)
data pengukuran diperoleh menggunakan instrumen berupa soal tes prestasi dan soal tes
kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams yang diberikan kepada siswa setelah treatment
dilakukan.
Data yang didapat kemudian diolah untuk mengetahui hubungan antara skor kemampuan
siswa membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan
skor yang diperoleh siswa pada tes prestasi belajar.
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sudjana (2005) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukutan, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya.
Sedangkan menurut Panggabean (1996) populasi adalah suatu kelompok manusia atau objek
yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu penelitian atau suatu wadah penyimpulan (inferensi)
dalam suatu penelitian. Adapun sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti
yang dianggap mewakili populasi dengan menggunakan teknik sampling (Panggabean, 1996 ).
Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMA
Swasta di Bandung sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari salah satu kelas X
di salah satu SMA Swasta di Bandung . Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
3.3.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data adalah segala sesuatu yang akan di ukur, yaitu kemampuan
siswa membuat Free-Body Diagrams, dan prestasi belajar. Dalam Pengumpulan data dilakukan
pada setiap aktivitas siswa yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan, yaitu
dengan Tes Prestasi Belajar dan Tes Free-Body Diagrams.
3.3.1. Observasi
Observasi dilakukan pada dua objek yaitu guru dan siswa. Observasi ini digunakan untuk
melihat sejauhmana keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Observasi ini dibuat
dalam bentuk cheklist (√). Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda cheklist (√)
pada kolom yang telah disediakan. Lembar observasi dapat dilihat pada.
3.3.2. Tes Kemampuan siswa membuat Free body diagrams.
Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa membuat Free- Body Diagrams.
Disusun berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Butir
soal dalam tes ini termasuk ke dalam tes prestasi.
3.3.3. Tes Prestasi Belajar
Teknik tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Instrumen tes ini disusun
berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Instrumen tes ini
dibatasi hanya pada aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).
Bentuk tes berupa pilihan ganda. Tes ini dilakukan diakhir pembelajaran berupa postest.
a) Menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan kurikulum mata pelajaran fisika
b) Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum
c) Membuat soal tes dan kunci jawaban beserta rubriknya.
d) Menjudgement soal yang dibuat kepada dosen dan guru bidang studi.
e) Menggunakan soal yang telah di-judgement dalam uji coba soal.
f) Menganalisis instrumen hasil uji coba.
g) Menggunakan soal yang valid dan reliabel dalam penelitian.
3.4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap pengolahan, dan tahap penarikan kesimpulan. Keempat tahap tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Untuk tahap ini dilakukan beberapa persiapan yaitu:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui telaah pustaka dan studi lapangan.
b. Merancang kegiatan pembelajaran yang menekankan penggunaan Free-Body
Diagrams dalam memecahkan masalah.
c. Menyusun instrumen penelitian.
d. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
e. Mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan digunakan dalam
pengambilan data.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
b. Memberikan postest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan Free-Body Diagrams serta pengaruhnya
terhadap prestasil belajar siswa.
3. Tahap pengolahan dan analisis data
Pengolahan data dan analisis data terhadap postest dan Free-Body Diagrams yang dibuat
oleh siswa pada lembar jawaban masing-masing.
4. Tahap penarikan kesimpulan
Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian akan dilakukan penarikan kesimpulan, dan
menyusun laporan penelitian.
3.5.Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Analisis uji coba instrumen
Pra persiapan: Studi pendahuluan Penyusunan proposal
Persiapa:
Kajian teoretis tentang multiple
representations dan Free-Body Diagrams
Pelaksanaan pembelajaran dengan penekanan penggunaan representasi baik dalam pemahaman konsep maupun penyelesaian masalah.
Tes kemampuan siswa membuat
Free-Body Diagrams dan Tes
Prestasi Belajar Siswa.
Pengolahan data dan analisis Kesimpulan
Kualitas instrumen sebagai alat pengambilan data harus teruji kelayakannya dari segi
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.
1. Validitas
Validitas tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009). Tes yang valid adalah tes yang benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas item soal dari suatu tes adalah ketepatan
mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat
butir item tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas item adalah rumus korelasi product
momen dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
= koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N = Jumlah sisa uji coba
X = Skor tiap butir soal
XY
= Jumlah perkalian XY
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai tersebut dibagi kedalam kategori
seperti berikut ini:
Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Item
Range Validitas
0.00-0.20 Sangat rendah (SR)
0.21-0.40 Rendah (R)
0.41-0.60 Sedang (S)
0.61-0.80 Tinggi (T)
0.81-1.00 Sangat tinggi (ST)
(Arikunto, 2009)
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan gambaran
yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Rumus yang digunakan
untuk menentukan reliabilitas adalah rumus berikut:
11
r = koefisien reliabilitas tes
2 1 2 1
r = koefisien korelasi ganjil-genap
untuk menentukan koefisien korelasi ganjil-genap digunakan teknik korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson:
rgg = koefesien korelasi ganjil-genap
N = jumlah peserta tes
X = skor siswa menjawab benar bernomor g
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,81 r 1,00 sangat tinggi
0,61 r 0,80 Tinggi
0,41 r 0,60 Cukup
0,00 r 0,20 sangat rendah
(Arikunto, 2009)
3. Daya pembeda
Suharsimi Arikunto (2009) menyatakan bahwa ”daya pembeda adalah kemampuan
sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang menunjukan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi (D), yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. dengan
rumus sebagai berikut:
B
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
(Arikunto, 2009)
Range Daya Pembeda
0,00-0,19 Jelek
0,20-0,39 Cukup
0,40-0,69 Baik
0,70-1,00 Baik Sekali
negatif Semua tidak baik, sebaiknya dibuang saja
(Arikunto, 2009)
4. Tingkat Kemudahan
Arikunto (2008) menyatakan bahwa bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty indekx). Besarnya indeks kesukaran antara
0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
JS B P
Dimana :
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya sisa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasika sebagai berikut :
a. Soal dengan P 1,00 sampai 0,29 adalah soal sukar
b. Soal dengan P 0,30 sampai 0,69 adalah soal sedang
c. Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
(Arikunto, 2009)
3.6.Hasil Uji Coba Soal
Sebelum instrumen diberikan kepada kelas eksperimen, terlebih dahulu instrumen
diujicobakan kepada kelas lain, dimana kelas tersebut memiliki karakteristik sama dengan
sampel penelitian. Setelah instrumen tersebut diujicobakan, maka instrumen tersebut dianalisis.
Secara garis besar hasil perhitungan validitas butir soal, taraf kesukaran, dan daya pembeda dari
butir adalah sebagai berikut.
Ditinjau dari reliabilitas tes, untuk tes prestasi instrumen tes dinyatakan reliabel dengan
kriteria sangat tinggi, yaitu 0,85. Dari 30 soal yang telah diuji validitasnya terdistribusi dalam 4
kategori yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.5. Distribusi Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi
Kategori Jumlah Soal Persentase
Sangat Rendah 7 23,3%
Sedang 9 30%
Tinggi 5 16,7%
Selain Uji Validitas, hasil uji instrumen juga diolah untuk menentukan Daya Pembeda dan
Tingkat Kesukarannya yang distribusinya ndapat dilihat pada Tabel Berikut.
Tabel 3.6. Distribusi Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Prestasi
Kategori Jumlah Soal Persentase
Sukar 7 23,3%
Sedang 13 43,3 %
Mudah 10 33,3%
Tabel 3.7. Distribusi Hasil Uji Daya Pembeda Tes Prestasi
Kategori Jumlah Soal Persentase
Sangat Baik 1 3,3%
Baik 6 6,7%
Cukup 12 40%
Jelek 11 36%
Berdasarkan hasil uji instrumen yang hasilnya telah dipaparkan di atas, dari 30 puluh soal
7 soal diperbaiki dan tidak ada soal yang dibuang karena setelah dianalisis, soal dengan validitas
Diagrams sehingga soal tersebut tidak dibuang tetapi diperbaiki saja sehubungan dengan tujuan
penelitian ini yaitu tentang pengaruh siswa kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams
terhadap Prestasi siswa maka soal tersebut sangat diperlukan.
3.7.Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan terhadap data skor postest serta rubrik penilaian penggunaan
Free-Body Diagrams . Teknik pengolahan data instrumen adalah dengan menggunakan analisis
kuantitatif untuk mengetahui hubungan antara kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams
dengan prestasi siswa dengan langkah sebagai berikut:
1. Memberikan skor untuk setiap jawaban benar pada posttest. Skor tersebut digunakan
sebagai skor prestasi siswa.
2. Memberikan skor pada Free-Body Diagrams yang dibuat oleh siswa berdasarkan rubrik
penilaian sebagai berikut.
Tabel. 3.8. Rubrik Penilaian Free-Body Diagrams
0 1 2 3
(Alan Van Heuvelen, 2009)
3. Menentukan jenis hubungan antara kedua variabel di atas dengan langkah-langkah sebagai
a. Menentukan persamaan regresi kedua variabel menggunakan persamaan:
Y = a + bX
Dalam penelitian ini kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams menjadi
variabel bebas (X) dan prestasi belajar siswa menjasi variabel terikat (Y). Dimana
a= (∑x2) (∑y2) - (∑x) (∑xy)
n∑x2 - (∑x)2
b= n∑ xy - (∑x) (∑ y)
n∑x2 - (∑x)2
(Panggabean, 1996)
b. Uji Linieritas Regresi
Setelah didapat persamaan regresinya, maka persamaan tersebut harus diuji kembali
untuk menentukan kelinierannya menggunakan Uji Linieritas Regresi, dengan tahapan
sebagai berikut:
i. menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKa), dengan rumus:
n JKa
y
ii. menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a (JKbla)
iii. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKr)
a b a r JK JK
JK
y
2 /iv. menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKkk)
Untuk pemakaian rumus ini, variable X diurutkan menurut besarnya dan variabel
y menurut pasangannya
v. menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan (JKtc), dengan rumus:
kk r
tc JK JK
JK
vi. menghitung derajat kebebasan kekeliruan (DKkk), dengan rumus:
DKkk = n – k , n = banyaknya data
k = banyaknya kelas
vii. menghitung deraja kebebasan ketidakcocokan (DKtc), dengan rumus:
DKtc= K – 2
viii. menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan (RKkk)
ix. menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan (RKtc), dengan rumus:
RKtc= JKtc : DKtc
x. menghitung nilai F ketidakcocokan (Ftc), dengan rumus
Ftc= RKtc : RKkk
xi. Menentukan nilai F dari tabel distribusi F pada tingkat kepercayaan tertentu
dengan DKtc / DKkk hasil perhitungan menurut langkah 6 dan 7
xii. Memeriksa linieritas regresi, dengan ketentuan :
Ftc hasil perhitungan < Ftabel, maka regresi tersebut linier.
Ftc hasil perhitungan > Ftabel, maka regresi tersebut tidak linier.
(Panggabean, 1996)
4. Menentukan derajat hubungan antara kedua variabel menggunakan Uji korelasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X terhadap Y menggunakan rumus,
(Sudjana, 2005)
Keterangan :
n = banyaknya data
Y= Skor tes prestasi belajar siswa (Variabel Terikat)
5. Menentukan ρ = 0
Jika, maka regresinya tidak linier
Jika, menghitung interval harga
Adapun langkah-langkan untuk menentukan ρ = 0 yaitu dengan membandingkan harga thitung
dengan ttabel
Jika thitung ≥ttabel atau thitung ≤ ttabel, maka ρ ≠ 0
Jika ttabel > thitung >ttabel maka ρ = 0
6. Menentukan interval harga ρ
7. Menentukan besar kontribusi Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams terhadap
prestasi belajar siswa dengan menghitung indeks determinasi. Indeks determinasi (r2)
digunakan untuk menyatakan besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Secara umum berlaku 0 ≤ I ≤ 1, kontribusi semakin besar jika harga I mendekati 1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Kemampuan Siswa Membuat Free-Body Diagrams dan
variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa. Jika persamaan regresi linier telah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum profil prestasi belajar siswa setelah pembelajaran dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Nilai rata-rata yang diperoleh dari 35 siswa adalah 59,31 dengan nilai tertinggi
yaitu 77,68 dan nilai terendah 0,71. Terdapat 15 siswa dengan nilai diatas
rata-rata dan 20 siswa dengan nilai dibawah rata-rata-rata-rata.
Nilai KKM yang ditetapkan sekolah adalah 73 sehingga hanya terdapat 6 orang
siswa yang memiliki nilai diatas KKM dan 29 sisanya masih di bawah KKM.
Terdapat 10 orang siswa dengan daya serap >65% (tuntas) dan 25 siswa <65%
(belum tuntas)
2. Hipotesi bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang tinggi antara kemampuan siswa
membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa diterima berdasarkan
berdasarkan taksiran harga ρ (0,64 < ρ < 0,92) yang didapat. Hubungan antara
kemampuan siswa membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa
diterima berdasarkan berdasarkan uji signifikansi hubungan korelasi antara kemampuan
siswa membuat Free-Body Diagrams dengan prestasi belajar siswa dikategorikan tinggi
indeks determinasi yang didapat yaitu sebesar 0,68 dan 32% sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain di luar penelitian.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Kondisi siswa dan peneliti yang belum bisa menciptakan suasana yang memungkinkan bagi
siswa untuk melaksanakan tes dengan disiplin, memungkinkan siswa untuk mencontek,
sehingga data yang didapat kurang akurat, maka bagi peneliti selajutnya dianjurkan untuk
menciptakan suasana yang disiplin dan kondusif ketika tes agar mendapatkan data yang
akuran misalnya dengan bantuan observer dalam mengawasi siswa ketika tes.
2. Untuk membuat Free-Body Diagrams dengan benar, siswa diantaranya harus mengetahui
konsep tentang vector terlebih dahulu, dalam penelitian ini peneliti mengalami kesulitan
karena beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam konsep vector sehingga belum
maksimal menerima konsep tentang Free-Body Diagrams, maka bagi peneliti selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Panggabean, Luhut P., Drs. M.Pd. 2001. Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI
Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Arikunto. Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi
aksara
Sudjana, Nana. (2008). Penilaiam Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya: Bandung
Van Heuvelen, Alan dan Eugina Etkina. 2009. Do Student Use And Understand Free-Body
Diagrams?. USA: Physical Education Research.
Van Heuvelen, Alan . 2009. Free-Body Diagrams nessecary or suficient?. New Brunswick:
Rutgers University.
Nurjannah. 2005. Pengaruh Penggunaan Model Penalaran Kausal dan Kolaborasi Terstruktur
Terhadap Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Tetang Medan Magnetik. UPI: Tesis
Akin, Ömer. 2001. "Simon Says": Design is Representation. Carnegie Mellon University
Ayesh. 2010. The effect of student use of the free-body diagram representation on their
performance. International Research Journals
Dufresne, Robert J. 1997. Solving Physics Problems with Multiple Representations. University
of Massachusetts
de Klee,r Johan.--.Multiple Representations Of Knowledge In A Mechanics Problem~Solver.
Artificial Intelligence Laboratory Massachusetts Institute of Technology Cambridge,
Eliyarti, Wisma.2008.Program Pembelajaran Fisika Melalui Latihan Memecahkan Masalah
Dengan Berfikir Reflektif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Pokok
Bahasan Kinematika Patrtikel. UPI:TESIS
Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
J. H. Larkin dan H. A. Simon. (1987). Why a diagram is sometimes worth ten thousand words. USA: ELSEVIER