PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK
(Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B di TK Al Madina
Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh
Sri Widya Utami
0801799
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di TK Al Madina
Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh
Sri Widya Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Sri Widya Utami 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
SRI WIDYA UTAMI
PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di TK Al Madina
Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
PEMBIMBING I
Toni Setiawan Sutanto, S. Pd, M. Sn
NIP. 197402262001121002
PEMBIMBING II
I Gusti Komang Aryaprastya, M. Hum
NIP. 197703122008121001
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd
PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di TK Al Madina
Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP. 196007071986012002 Penguji I
Leli Kurniawati, S. Pd, M. Mus NIP. 132252248
Penguji II
Rita Maryana, M. Pd NIP. 197803082001122001
Penguji III
ABSTRAK
PENERAPAN PEMBELAJARAN ANGKLUNG DIATONIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK ANAK
(Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B di TK Al Madina
Kota Serang-Banten Tahun Ajaran 2013-2014)
SRI WIDYA UTAMI 0801799
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya permasalahan yang ditemukan di TK Al Madina yaitu keterampilan bermain musik yang kurang berkembang dengan baik. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah 1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?, 2. Bagaimana penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?, 3. Bagaimana peningkatan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten setelah diterapkan pembelajaran angklung diatonis? Dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah anak kelompok B di TK Al Madina yang berjumlah 17 orang anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi leteratur dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran angklung diatonis mengalami peningkatan dalam hal kemampuan dasar bermusik, antara lain : kemampuan mendengar; peka terhadap syair dan pesan lagu dalam pembelajaran angklung, tepat menirukan ketukan dan nada angklung. Kemampuan meragakan; bernyanyi sesuai nada dan irama, memainkan lagu dengan angklung. Kemampuan berkreativitas; kemampuan berkreasi dalam mengungkapkan isi dan pesan musik dengan perbuatan berupa nyanyian, gerakan dan permainan alat musik angklung atau mengkolaborasikannya. Hal ini juga didukung oleh persentase peningkatan jumlah anak yang dikategorikan baik (sesuai indikator dalam kegiatan). Pada siklus pertama 21%, siklus kedua 52% dan siklus ketiga 72%. Rekomendasi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran angklung antara lain guru hendaknya memiliki kemampuan dasar bermusik serta menggunakan media yang sederhana dan mudah dimainkan oleh anak.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR BAGAN………... vii
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR DIAGRAM……….. vii
DAFTAR GRAFIK……….. vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Rumusan Masalah………... 5
C. Tujuan Penelitian……… 6
D. Manfaat Penelitian……….. 7
E. Metode Penelitian………... 7
F. Lokasi dan Subjek……….. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Bermain Musik………. 9
1. Pengertian Keterampilan Bermain Musik………. 9
2. Karakteristik Musik Untuk Anak……….. 10
3. Tahapan Perkembangan Musik Anak………... 12
4. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bermain Musik Anak……… 13
5. Pengembangan Keterampilan Dalam Bermusik………... 15
6. Manfaat Bermain Musik……… 16
B. Pembelajaran Musik……… 17
1. Pembelajaran Musik Anak……… 17
2. Tujuan pembelajaran musik Anak……… 18
3. Faktor-faktor yang Mendukung Pembelajaran Musik Anak……… 19
4. Strategi Pembelajaran Musik Anak……….. 20
C. Angklung Diatonis……….. 22
1. Sejarah Angklung Diatonis………... 22
2. Penggunaan Angklung Diatonis……… 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian………... 28
B. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 29
C. Definisi Operasional……… 30
D. Prosedur Penelitian……….. 31
E. Instrument Penelitian………... 33
F. Teknik Pengumpulan Data……….. 35
G. Teknik Analisis Data……….. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 41
B. Pembahasan………. 62
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….. 68
B. Rekomendasi………... 69
DAFTAR PUSTAKA……… 70
DAFTAR BAGAN
BAGAN
2.1 Perolehan Kemampan Dasar Musik……… 15
DAFTAR TABEL
TABEL
4.1 Data Tenaga Pendidik………. 40
4.2 Data Subjek Penelitian……… 41
4.3 Persentase Perkembangan
Bermain Musik Pra Tindakan………. 46
4.4 Rencana Kegiatan Siklus I……….. 48
4.5 Persentase Perkembangan
Bermain Musik Siklus I……….. 51
4.5 Rencana Kegiatan Siklus II………. 55
4.7 Persentase Perkembangan
Bermain Musik Siklus II………. 57
4.8 Rencana Kegiatan Siklus III……… 59 4.9 Persentase Perkembangan
Bermain Musik Siklus III……… 60
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM
4.1 Persentase Perkembangan
Bermain Musik Pra Tindakan……….. 47
4.2 Persentase Perkembangan Keterampilan
Bermain Musik Siklus I………... 53
4.3 Persentase Perkembangan Keterampilan
Bermain Musik Siklus II………. 58
4.4 Persentase Perkembangan Keterampilan
Bermain Musik Siklus III……… 61
4.5 Persentase Rata-rata Perkembangan
Keterampilan Bermain Musik Siklus I, II, III………. 62
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK
4.1 Peningkatan Persentase Keterampilan
[image:8.595.115.508.226.639.2]1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara
makhluk-makhluk lainnya. Manusia sebagai individu dibekali berbagai macam potensi
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan dirinya. Potensi yang diberikan pada
manusia sangat beragam, salah satunya adalah potensi dalam hal bermusik.Musik
memiliki kemampuan untuk dapat menghadirkan suasana yang menyenangkan
dan hampir semua orang menyenangi musik, sehingga sangat memungkinkan
musik dijadikan sebagai alat pembelajaran yang efektif. Banyak terdapat
penelitian dan pendapat para ahli mengenai manfaat perkembangan yang dapat
dimiliki dari mendengarkan musik bagi anak. Mengenalkan anak pada alunan
musik sejak dini merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Hal tersebut, selain
dapat memunculkan ketertarikan anak untuk lebih mendalami dunia musik, musik
juga merupakan seni yang memiliki banyak manfaat. Berkaitan dengan hal
tersebut, Simanjuntak dalam Maula (2010) menulis dalam artikelnya bahwa :
Kebiasaan berlatih musik akan menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Selain itu, musik dapat meningkatkan daya ingat anak untuk proses belajar dan penyimpanan informasi. Singkat kata, musik dapat berguna untuk meningkatkan kecerdasan anak. Bermain musik dapat membantu koordinasi antara indera dan motorik anak yang sering mendengarkan musik, kepekaan pendengarannya akan terlatih untuk menangkap bunyi. Hal ini dapat mengembangkan kemampuan sinkronisasi ritme dan urutan-urutan gerakan.
Begitu juga yang diungkapkan Sperry dan Orritein (1999:12)
2
Manusia memiliki dua sisi/belahan otak yang dihubungkan oleh jaringan saraf yang luar biasa kompleksnya yang disebut “Corpus Callosum”. Kedua sisi/belahan ini secara dominan berhubungan dengan tipe aktivitas yang berbeda. Otak kiri menangani angka, logika, organisasi dan hal-hal yang memerlukan pikiran rasional. Sebaliknya otak kanan menangani dimensi yang berbeda, seperti warna, ritme, daya cipta dan artistik. Untuk menyeimbangkan otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika untuk memberikan umpan balik yang positif bagi anak.
Kemampuan anak dalam bermusik perlu dikembangkan karena
merupakan salah satu kemampuan yang sangat memungkinkan untuk
dikembangkan menjadi keterampilan dimasa yang akan datang. Hurlock (Katmini
dan Tanjung, 2005: 31) menjelaskan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa
yang ideal untuk mempelajari keterampilan tertentu. Hurlock juga mengemukakan
beberapa alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi sebagai berikut :
1)Anak-anak senang mengulang-ngulang sehingga mereka dengan senang hati bersedia mengulang suatu aktivitas sampai dengan mereka terampil melakukannya; 2) anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut/ragu-ragu untuk melakukan sesuatu; 3) anak-anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan juga keterampilan yang mereka miliki masih sangat sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang telah ada.
Musik merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk
menenangkan dan sebagai inspirasi bagi banyak orang. Anak diharapkan
mengembangkan dan berlatih dalam kegiatan bermusik karena dapat merangsang
kecerdasannya. Untuk itu, pada masa ini anak harus mendapatkan stimulasi yang
baik sesuai dengan kebutuhan. Bermain musik dapat meningkatkan keterampilan
dan kreativitas dan juga memberi kesenangan pada siapa pun. Musik dapat
menjadi salah satu fasilitas untuk menyalurkan daya imajinasi dan emosi. Dengan
demikian emosi dan kepribadian anak itu dapat berkembang kearah yang positif.
Oleh karena itu musik merupakan bagian dari seni yang tak terpisahkan dari
3
Musik juga dapat memberi pengetahuan lebih kepada anak sekaligus
menstimulasi kemampuan matematika karena dalam bermusik anak harus
memahami tempo dan ketukan-ketukan setiap nada. Lamanya suatu nada
dibunyikan harus dihitung secara teliti. Namun dengan demikian, pembelajaran
musik tidak semata-mata dapat diselenggarakan di TK dengan begitu saja, tetapi
lebih dari itu kegiatan tersebut harus diimbangi dengan berbagai usaha yang dapat
mengarahkan kepada tujuan pembelajaran yang baik dan sesuai dengan
perkembangan anak. Musik sangat berperan bagi perkembangan anak. Menurut
Gardner dalam Suprapti, 2006:2 bahwa :
Seorang anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila mendapat suatu stimulus atau rangsangan yang baik sesuai tahap-tahap perkembangannya, baik itu dari aspek perkembangan fisik dan aspek perkembangan mental atau psikisnya yang mempengaruhi terhadap pembentukan mentalitas anak tersebut.
Banyaknya guru TK khususnya yang berada di daerah yang masih belum
memahami dan menganggap proses keceriaan anak dalam bermusik sebagai jalan
yang penting untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak. Hal tersebut
terlihat dari pandangan mereka yang menyatakan bahwa anak yang pintar itu
adalah anak yang dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik terutama
dikhususkan untuk kelompok B, di mana hanya menekankan pembelajaran pada
kemampuan kognitif dan bahasanya saja supaya anak bisa lebih siap untuk
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Seperti yang terjadi di TK Al Madina kota Serang Banten, khususnya pada
kelompok B, peneliti mengamati kemampuan dasar musiknya masih rendah yang
meliputi kemampuan mendengar dan meragakan saja. Hampir setiap anak ketika
bernyanyi hanya mengikuti cara yang diajarkan gurunya saja.
Pada observasi yang telah dilakukan bahwa TK Al Madina hanya memiliki
alat musik keyboard dan itupun jarang sekali digunakan karena ketidakmampuan
guru-guru untuk menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi ketua
yayasan dari sekolah tersebut mengutarakan keinginannya untuk diadakannya
pembelajaran yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan daerah serta anak-anak
4
bermusik. Maka dari itu peneliti menyarankan untuk mencoba mempelajari alat
musik angklung dimana alat musik ini merupakan alat musik tradisional yang
sangat sederhana, aman bagi anak dan mudah dimainkan oleh anak. Menurut
Sumaatmaja (Musbikin, 2009:123) mengemukakan bahwa :
Musik tradisional memiliki nada dan ritme yang luar biasa, salah satunya adalah alat musik angklung dengan komposisi yang sudah diatur sebagai alternatif musik yang bisa memicu perkembangan kecerdasan anak.
Setelah peneliti menjelaskan mengenai alat musik angklung dari
bagaimana cara menggunakan sampai pada manfaat bagi anak usia dini, beliau
pun sangat tertarik untuk segera mengadakan alat musik angklung di sekolahnya
untuk dijadikan kegiatan pembelajaran musik bagi anak didiknya. Peneliti pun
menyarankan untuk membeli alat musik angklung yang baik di tempat yang sudah
sangat ternama yaitu di Saung Angklung Udjo, di mana di tempat tersebut
terdapat berbagai jenis angklung menurut jenis dan kegunaannya. Maka dari itu
peneliti memilih angklung yang sesuai penggunaannya untuk anak usia TK yaitu
angklung diatonis.
Dalam pementasannya, seni angklung ini memerlukan personal yang
banyak agar menghasilkan nada dan ritme yang indah. Angklung memiliki banyak
keunggulan dibanding beberapa alat musik lain. Angklung mudah dimainkan,
tidak berbahaya, membuat suasana jadi meriah, dan bentuknya yang menarik.
Bahkan kebanyakan anak-anak usia tiga tahun sudah bisa main angklung. Cara
main yang cuma digoyang sekaligus melatih motorik mereka. Ketika dimainkan
berkelompok makin banyak manfaatnya. Anak-anak bisa belajar kerjasama,
disiplin, dan berkoordinasi.
Kelebihan lain adalah angklung memiliki motto 5 M, yaitu: mudah,
murah, menarik, missal dan mendidik serta permainannya ini dimainkan secara
berkelompok. Kalau alat musik lain masih bisa dimainkan secara individual, maka
angklung ini hanya bisa dimainkan dengan baik jika dilakukan oleh orang banyak.
Kelebihan ini membuat setiap anggota yang tergabung dalam grup angklung
merasa memiliki peran yang sama dalam komunitas. Kekosongan satu posisi akan
5
Hal lain yang mendasari bahwa angklung dapat digunakan dalam kegiatan
di sekolah adalah angklung secara yuridis formal telah mendapatkan sambutan
yang positif dari pemerintah sejak lama yang tersurat pada Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 082/1968 tentang Penetapan Angklung
Sebagai Alat Pendidikan Musik, menyatakan bahwa :
Angklung yang mula-mula sebagai alat permainan kemudian terdapat hal-hal yang penting dan menonjol dalam bidang character building seperti kerja sama, gotong royong, disiplin, kecermatan, ketangkasan, tanggung jawab dan lain-lainnya, yang kemudian meningkat kepada hal-hal yang berarti dalam pendidikan seni suara, seperti membangkitkan perhatian terhadap musik, menghidupkan musikalitas, mengembangkan rasa ritme, rasa melodi, rasa harmoni, dan lain-lain.
Atas dasar latar belakang di atas, sebagai calon pendidik anak usia dini
penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam tentang “Penerapan Pembelajaran
Angklung Diatonis Untuk Meningkatkan Keterampilan Bermain Musik
Anak” yang akan dilakukan di TK Al Madina kota Serang Banten, karena
penggunaan alat musik angklung ini sangat jarang ditemukan di sekolah Taman
Kanak-kanak, khususnya provinsi Banten. Maka dari itu peneliti mencoba untuk
menerapkan alat musik angklung dalam pembelajaran musik tentunya dengan
bantuan guru kelas serta guru khusus dibidang musik. Penulis berharap
pengkajian masalah ini dapat menjadi masukan bagi pendidik anak usia dini
khususnya guru Taman Kanak-kanak dalam memilih kegiatan bermusik anak
dengan menggunakan media/alat musik yang menarik bagi anak sebagai salah
satu cara untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, maka
peneliti mengidentifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian. Secara umum
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran
6
Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan peneliti
sebagai berikut ini :
1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan bermain musik anak
kelompok B di TK Al Madina Serang Banten?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran angklung diatonis dalam rangka
meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK
Al Madina Serang Banten?
3. Bagaimana peningkatan keterampilan bermain musik anak kelompok
B di TK Al Madina Serang Banten setelah diterapkan pembelajaran
angklung diatonis?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang akan dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana
penerapan pembelajaran angklung diatonis untuk meningkatkan
keterampilan bermain musik anak di TK Al Madina.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk menjawab
permasalahan serta memaparkan tujuan yang ingin dicapai pada
kegiatan penelitian. Tujuan khusus yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan bermain musik
anak kelompok B di TK Al Madina Serang Banten.
b. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran angklung diatonis
dalam rangka meningkatkan keterampilan bermain musik anak
kelompok B di TK Al Madina Serang Banten.
c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bermain musik anak
kelompok B di TK Al Madina Serang Banten setelah diterapkan
7
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
a) Sebagai sumbangan pikiran dalam keilmuan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini mengenai penerapan pembelajaran
angklung diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik
anak.
b) Penggunaan dan pemilihan metode memiliki pengaruh dalam
menentukan baik atau buruknya kemampuan peserta didik yang akan
dikembangkan.
c) Memberikan kontribusi dalam rangka pembelajaran angklung diatonis
yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik anak.
2. Manfaat Praktis
a) Memberikan informasi tentang penerapan pembelajaran angklung
diatonis dalam meningkatkan keterampilan bermain musik anak.
b) Menambah wawasan peneliti dan Guru mengenai penerapan
pembelajaran angklung diatonis sebagai media yang dapat digunakan
dalam meningkatkan keterampilan bermain musik anak.
E. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
suatu gambaran tentang penerapan pembelajaran alat musik angklung diatonis
untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak kelompok B di TK Al
Madina.
Penelitian ini dilaksanakan dalam proses pengkajian yang berulang-ulang
dengan empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. Pertama, pada tahap ini peneliti merencanakan jenis
tindakan yang akan dilakukan secara matang dengan guru. Kedua, tahap ini
8
mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan dari hasil
pengamatan, peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap penerapan yang
diberikan.
Hasil dari refleksi akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat
perencanaan bagi siklus selanjutnya jika ternyata tindakan yang dilakukan belum
berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang
ditetapkan.
F. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah TK Al Madina yang beralamat di Jl. H. Sanusi
RT. 03 / RW. 04 No. 47 Waringin Kurung Kec. Kramat Watu Serang-Banten dan
subjek pada penelitian ini adalah siswa dan siswi TK Al Madina di kelompok B
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penerapan pembelajaran angklung
diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak, yaitu dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Arikunto (2009:3) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”.
Menurut Hopkins (Muslich, 2009:8) penelitian tindakan kelas adalah”suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran”.
Sedangkan Kemmis dan Mc. Taggart menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah “studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri”.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap tindakan guru
mulai dari perencanaan sampai dengan peniliaian terhadap tindakan nyata di
dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Melalui PTK diharapkan
keterampilan guru dalam menghadapi permasalahan di dalam kelas semakin
meningkat. Oleh karena itu, pada pelaksanaan PTK memiliki ciri khusus yaitu
29
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif.
Bogdan dan Taylor (dalam Maula, 2012: 64) mengungkapkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
Pada penelitian kualitatif peneliti berkomunikasi langsung dengan subjek
yang diteliti serta dapat mengamati mereka sejak awal sampai akhir proses
penelitian. Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Wiraatmadja dalam
Maula (2012: 64) adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan pelaku manusia berlangsung sebagai sumber data.
2. Peneliti adalah instrument utama penelitian. 3. Data yang dihasilkan sifatnya deskriptif.
4. Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipasi 5. Proses sama pentingnya dengan produk.
Merujuk pada beberapa pendapat yang telah diungkapkan di atas, peneliti
mengharapkan melalui PTK ini dapat menemukan realitas tentang peningkatan
keterampilan bermain musik anak TK Al Madina melalui kegiatan pembelajaran
angklung diatonis, kemudian hasil dari penelitian ini dideskripsikan ke dalam
bentuk karya tulis ilmiah.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di TK Al Madina yang beralamat di Jl. H. Sanusi RT.
03 / RW. 04 No. 47 Waringin Kurung Kec. Kramat Watu Serang-Banten. Subjek
penelitian yang akan diteliti adalah anak kelompok B yang berjumlah 17 anak,
terdiri dari 6 anak perempuan dan 11 anak laki-laki. Alasan memilih lokasi
tersebut adalah karena pada observasi dan wawancara awal dengan ketua Yayasan
TK tersebut bahwa beliau sangat ingin diadakannya pembelajaran yang
menjunjung tinggi nilai kebudayaan daerah yaitu salah satunya dengan
menggunakan alat musik angklung, mengingat alat musik angklung merupakan
30
C. Definisi Operasional
1. Keterampilan Bermain Musik
Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan
cepat dan benar (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri,1991:2).
Keterampilan bermain musik merupakan kepandaian atau kemampuan
seseorang untuk bernyanyi serta memainkan alat musik dengan benar serta
dapat menghasilkan nada atau suara yang disusun sedemikan rupa melalui
rasa (feeling) sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.
2. Angklung Diatonis
Angklung diatonis merupakan angklung yang menggunakan sistem
nada kromatik, yaitu tangga nada yang terdiri dari 12 nada per oktaf.
Angklung diatonis pertama kali dibuat oleh Daeng Sutigna. Angklung
diatonis ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu berbahasa Indonesia dan
lagu-lagu Barat dan disajikan meniru orkes gaya Barat dengan jumlah pemain
yang banyak. Mempertimbangkan jumlah pemain yang banyak dan cara
permainan harus disiplin, maka pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
surat keputusan No. 082 tahun 1968 yang menyatakan bahwa Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan angklung
sebagai alat pendidikan musik.
Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran angklung diatonis dalam
penelitian ini merupakan pembelajaran musik di TK yang tentunya
menggunakan alat musik angklung diatonis yang dibawakan dengan jumlah
murid yang banyak, khususnya kelompok B di TK Al Madina. Pada kegiatan
pembelajarannya, anak kelompok B diarahkan untuk bermain angklung dalam
suatu kelompok besar membawakan satu lagu yang sudah ditetapkan guru.
Dengan begitu anak diharapkan dapat bekerjasama dalam menciptakan
31
D. Prosedur Penelitian
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peneliti berperan untuk merancang
pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak
melalui angklung diatonis, bekerja dengan guru selaku praktisi dalam
melaksanakan tindakan yang direncanakan serta mendampingi guru dengan
memberikan arahan, motivasi dan stimulus agar guru dapat melaksanakan
perannya berdasarkan rencana.
Prosedur penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang
terdiri atas pengamatan, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan
tindakan ini terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan meliputi pembuatan rancangan pembelajaran serta
mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan anak didik dalam proses
pembelajaran sebagai alat peraga, dalam hal ini penggunaan angklung
diatonis untuk meningkatkan keterampilan bermain musik anak TK Al
Madina kelompok B yang berlokasi di Kec. Kramat Watu Serang
Banten.
2. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas B di TK
Al Madina yang dilaksanakan pada bulan April 2013. Dalam pelaksanaan
penelitian tindakan, peran peneliti adalah merancang teknik yang akan
digunakan dalam pembelajaran, bekerja sama dengan guru dalam
melaksanakan tindakan serta mendampingi guru dengan memberikan
arahan, motivasi dan stimulus agar guru dapat melaksanakan perannya
berdasarkan rencana. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian
ini tercapai dan dapat menghasilkan peningkatan prestasi belajar yang
lebih baik.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan
32
kegiatan. Adapun tujuannya adalah mengumpulkan bukti hasil tindakan
agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan
yang dijumpai serta dampak dari pelaksanaan tindakan.
Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
digambarkan dalam bagan di bawah ini:
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2009:16)
Penjelasan:
Tahap 1 Menyusun rancangan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan
antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
[image:21.595.115.539.247.611.2]33
Tahap 2 pelaksanaan tindakan
Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
menggunakan tindakan kelas.
Tahap ke 3 pengamatan atau observasi
Tahap ke 3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat.
Tahap 4 Refleksi
Tahap ke 4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut
adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan
beruntun, yang kembali ke langkah semula. Jadi penelitian tindakan tidak
pernah menjadi kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian
kegiatan yang akan kembali jika belum tercapai apa yang diharapkan.
E. Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena
mengevalusi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang
diperoleh dapat diukur menggunakan standar yang telah ditentuakan sebelumnya
oleh peneliti.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pedoman observasi (pengamatan) digunakan untuk memperoleh data
tentang aktivitas anak selama penelitian berlangsung dengan
membubuhkan tanda cheklist pada lembar observasi.
2. Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara verbal untuk memperoleh gambaran mengenai
pembelajaran angklung diatonis di TK Al Madina.
3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang terjadi pada saat
34
Kisi-kisi Instrumen
Sub Variabel Indikator
Teknik Pengumpulan Data Sumber Data 1. Kemampuan mendengar
a. Peka terhadap syair dan pesan lagu dalam pembelajaran angklung
Observasi Anak
b. Tepat menirukan ketukan dan nada dalam permainan angklung
Observasi Anak
2. Kemampuan meragakan
a. Bernyanyi sesuai nada dan
irama Observasi Anak
b. Memainkan lagu dengan
angklung Observasi Anak
3. Kemampuan berkreativitas
Kemampuan berkreasi dalam mengungkapkan isi dan pesan musik dengan perbuatan yang berupa nyanyian, gerakan dan permainan alat musik atau mengkolaborasikan nya Observasi Anak 4. Strategi pembelajaran
a. Memberikan kesempatan kepada anak untuk memainkan alat musik
Wawancara Guru
b. Memberi stimulus pada anak agar termotivasi pada bidang musik
Wawancara Guru
c. Memberikan pengalaman
35
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk pengukuran.
Dalam hal ini pengamat harus jeli dalam mengamati baik itu ketika menatap
kejadian, gerak, atau proses. Dengan kata lain pengamatan disini yaitu
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak
menggunakan pertanyaan–pertanyaan.
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat
perekam (tape recorder). Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.
3. Studi Literatur
Teknik pengumpulan data ini dilakukan terhadap berbagai sumber tulisan
berupa teori-teori dari para ahli yang relevan sebagai bahan studi awal yang
melandasi penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara,
observasi dan studi literatur. Badudu dalam Maula (2012: 82) mengartikan
dokumentasi adalah semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang
dapat digunakan bila diperlukan juga gambar atau foto. Dokumentasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan catatan yang berbentuk tulisan,
gambar berupa foto maupun rekaman audio visual dari aktivitas yang
[image:24.595.117.515.139.646.2]36
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berlangsung dari awal
penelitian yaitu mulai dari observasi, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
refleksi terhadap tindakan. Setelah terkumpul, data dianalisis dengan
menggunakan deskriftif kualitatif. Kegiatan pengumpulan dan analisis data yang
benar serta tepat merupakan inti dari suatu penelitian. Data yang diperoleh dengan
cara deskriftif kualitatif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1997: 73) berikut penjelasnnya :
1. Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan
melalui penyelesaian dan pemfokusan terhadap masalah menjadi
informasi yang bermakna.
2. Paparan data merupakan proses penampilan data secara sederhana
dalam bentuk paparan naratif.
3. Penyimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data
yang singkat, padat namun mengandung pengertian yang luas.
Hasil dari analisis data penelitian divalidasi. Validasi data dilakukan untuk
menjaga validitas dan objektivitas data temuan lapangan. Dalam penelitian ini,
validasi data yang dilakukan merujuk kepada pendapat Wiriatmaja (Kurniasih,
2010:58) bahwa agar data yang diperoleh peneliti memiliki validitas dan
objektivitas yang tinggi diperlukan beberapa persyaratan berikut:
1. Teknik triangulasi memungkinkan untuk mendapatkan informasi dan
sumber lain mengenai kebenaran lain tentang data penelitian melalui
kegiatan diskusi yang dilakukan setiap akhir pelaksanaan
pembelajaran. Sumber lain yang dapat digunakan untuk konfirmasi
hasil penelitian adalah guru kelas dan anak yang terlibat langsung
37
2. Teknik member-check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan
kesahihan data temuan peneliti dengan cara mengkonfirmasikannya
dengan sumber data. Adapun untuk menunjang hasil data peneliti
divalidasi dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan kepada para
ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada pembimbing
untuk mendapatkan arahan dalam penyusunan hasil pelaporan di
lapangan.
3. Audit Trial yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan metode maupun
prosedur yang digunakan peneliti dalam mengambil kesimpulan,
dimana peneliti dapat mendiskusikannya dengan teman sejawat.
4. Expert Opinion yaitu melakukan pengecekan data atau informasi
69
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan mengenai peningkatan
keterampilan bermain musik anak melalui pembelajaran angklung diatonis yang
dilakukan pada anak kelompok B TK Al Madina dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Kondisi objektif keterampilan bermain musik anak di TK Al Madina pada
saat pra tindakan belum terlihat berkembang. Hal tersebut dikarenakan
kegiatan bermusik pada TK tersebut masih sangat kurang. Kegiatan
bermusik yang teramati hanya dengan bernyanyi saja serta menirukan
gerakan yang guru contohkan.
2. Proses pembelajaran angklung dilakukan secara bertahap dari mulai
apersepsi, mengajarkan anak bagaimana cara memengang dan
membunyikannya, sampai pada memberikan kesempatan kepada anak
untuk bermain angklung secara langsung dengan membawakan lagu yang
sederhana.
3. Perkembangan keterampilan bermain musik mengalami peningkatan
setelah dilaksanakannya pembelajaran angklung diatonis. Perkembangan
tersebut terlihat dari kemampuan mendengar, meragakan dan
berkreativitas. Anak peka terhadap syair dan pesan lagu, anak mampu
meniru dan meragakan dalam memainkan angklung sesuai nada dan
70
B. Rekomendasi
Berdasarkan kajian teoritis dari hasil penelitian yang dilakukan, maka
rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru TK
a. Guru hendaknya memiliki kemampuan dasar bermusik seperti
bagaimana cara bernyanyi, menari serta memainkan alat musik dengan
baik. Selain itu guru juga perlu memahami bagaimana cara
menyampaikan informasi kepada anak mengenai aturan main kegiatan
dengan baik agar kegiatan yang dilakukan terasa menyenangkan bagi
anak.
b. Guru sebaiknya menggunakan media yang sederhana, menarik bagi
anak, mudah dimainkan oleh anak dan tidak berbahaya bagi anak.
Tentunya penggunaan media tersebut harus sesuai dengan kemampuan
dan karakteristik anak usia TK, salah satunya adalah menggunakan alat
musik angklung.
2. Bagi peneliti
Peneliti berharap dengan adanya hasil temuan dari penelitian ini dapat
menjadi masukan atau ide baru bagi peneliti lainnya untuk mengangkat
permasalahan lain mengenai peningkatan keterampilan bermain musik anak
71
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Shakti Dwi. (2011). Skripsi: Pembelajaran Angklung Sered di SDN (Induk Pengembangan Kesenian) Moch. Toha Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: FPBS UPI.
Alsiani, Regina. (2009). Apa Itu Seni?. Tersedia : http://teater35.blogspot.com. [Akses : 16 januari 1011].
Arikunto, S. Suhadjono dan Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Ganjar Kurnia. (2003). Deskripsi kesenian Jawa Barat. Bandung : Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat.
Indriani, Hanny. (2005). Skripsi: Penggunaan Angklung Pa Daeng dalam Pembelajaran Tangga Nada Minor di Kelas Dua SMPN 1 Ciamis. Bandung: FPBS UPI.
Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas
Mahmud, AT. (1995). Musik dan Anak. Jakarta: Depdikbud.
Masunah, dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat, Sebuah Perbandingan. Bandung: P4ST UPI.
Maula, Nurul Hidayatul. (2012). Skripsi: Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain Angklung Badud. Bandung: PG PAUD UPI
Musbikin, Imam. (2009). Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Jogjakarta : Power Books.
72
NN. (2009). Manfaat Mendengarkan Musik dan Bermain Musik Bagi Anak. Tersedia : http://www.gen22.net. [Akses : 1 Oktober 2013].
Prabowo, Utami. (2010). Keterampilan Bermain Musik. Tersedia : http://wienmuziek.blogspot.com. [Akses : 1 Oktober 2013].
Rasyid, Fathur. (2010). Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Jogjakarta: Diva Pers
Sary, Teti Nur. (2011). Skripsi: Pembelajaran Angklung Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri I Subang. Bandung: FPBS UPI.
Subhan, Fauzia. (2012). Musik dan Perkembangan Anak. Tersedia : http://ruangbacadantulis.blogspot.com. [Akses : 1 Oktober 2013].
Sujiono, Nurani Y. (2010). Bermain Kreatif. Jakarta : PT Indeks.
Wikipedia. (2010). Angklung. Tersedia : http://id.wikipedia.org. [Akses : 24 Januari 2010].
Wiramihardja, Obby AR. (2010). Sejarah Angklung di Indonesia. Tersedia :
http://angklungisindonesia.com. [Akses : 24 Januari 2010].