• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL DARI PASANGAN DAN ANAK TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL DARI PASANGAN DAN ANAK TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL DARI PASANGAN DAN ANAK TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

Rizka Amelia

1010351006

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

THE CONTRIBUTION OF THE COUPLE AND CHILDREN SOCIAL SUPPORT TO PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF ELDERLY

Rizka Amelia1) Niken Hartati. S.Psi. MA.2)Kuswardani S.P. M.Si. Psikolog2)

ABSTRACT

The period of the elderly characterized by various changes in physical, psychological, and social.That case is susceptible to invite the physicological effect. So it is needed one way to overcome and solve that problem to keep the hoped of life of the elderly. One way to do is to achieve optimal psychological well-being by providing social support for the elderly. The social support comes from many sources, elderly should have contact to other that has been known and have happiness like couple and children because they emphasize emotional satisfied so the sources of different support can cause different well-being elderly. Based on that factor, so the purpose of this research is to know contribution of couple and children social support to Psychological Well-Being to elderly.

The population of this research is the elderly in Kelurahan Nankodok, and Kelompok Lansia Pensiunan Pemerhati Pendidikan in Kota Payakumbuh. They are 66 respondents. Technique used in selecting sample is probability sampling, with saturated sampling. Data was collected through psychological well-being scale and social support of a couple and their children scale. Data analysis technique used was regression analysis and categorisation.

Based on the analysis of the date contained significant contribution between social support from the couple and children to the psychological well-being of the elderly. Social support from couple give contribution about 64,1% to, social support from children is 60,4 %, and all together the social support of couple and children is 73 % to psychological well-being elderly. In addition, the result of the date analysis illustrates the elderly have social support from couple, social support from the children, and psychological well-being is categorized high.

(3)

KONTRIBUSI DUKUNGAN SOSIAL DARI PASANGAN DAN ANAK TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA.

Rizka Amelia1) Niken Hartati. S.Psi. MA. 2)Kuswardani S.P. M.Si. Psikolog

ABSTRAK

Masa lansia ditandai dengan berbagai perubahan secara fisik, psikis, dan sosial. Keadaan ini rentan terhadap munculnya dampak psikososial pada lansia. Sehingga diperlukan suatu cara untuk mempertahankan harapan hidup pada lansia dengan mencapai kesejahteran psikologis (psychological well-being) secara optimal dengan memberikan dukungan sosial. Lansia mengutamakan dukungan sosial dari individu yang sudah dikenal dan menyenangkan seperti pasangan dan anak karena mereka mementingkan kepuaasan emosional.Sumber dukungan yang berbeda menyebabkan well-being pada lansia juga berbeda.Berdasarkan hal itu, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi dukungan Sosial dari Pasangan dan Anak terhadap Psychological Well-Being pada lansia.

Populasi penelitian ini adalah lansia di Kota Payakumbuh Kelurahan Nankodok, dan Kelompok Lansia Pensiunan Pemerhati Pendidikan di Kota Payakumbuh sebanyak 66 orang responden.Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, dengan jenis sampling jenuh.Pengumpulan data menggunakan skala psychological well-being dan skala dukungan sosial dari pasangan dan anak.Tekhnik analisa data yang digunakan ialah analisis regresi dan kategorisasi.

Berdasarkan hasil analisis data terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan sosial dari pasangan, dan anak terhadap psychological well-being pada lansia. Dukungan sosial dari pasangan berkontribusi sebesar 64,1%, dukungan sosial dari anak berkontribusi sebesar 60,4% ,dan secara bersama-sama dukungan sosial dari pasangan dan anak berkontribusi sebesar 73% terhadap psychological well-being pada lansia. Selain itu, hasil analisis data menggambarkan lansia memiliki dukungan sosial dari pasangan, dukungan sosial dari anak, dan psychological well-being yang tergolong tinggi.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam hidupnya akan mengalami serangkaian perkembangan

dengan periode berurutan, mulai dari periode parental hingga lansia. Setiap

masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat

diulang kembali. Hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu, akan

memberikan pengaruh terhadap tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan

dilalui oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia (lansia).

Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia

yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikis, dan sosial yang saling

berinteraksi satu sama lain. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah

memasuki masa lansia mengalami beberapa perubahan, seperti 1) perubahan

pada penampilan wajah, tangan, dan kulit, seseorang yang pada masa mudanya

dianggap cantik, atau tampan akan merasa kehilangan daya tariknya jika

memasuki masa tua, 2) perubahan pada bagian dalam tubuh, seperti fungsi otak

yang menurun, hati, jantung, dan limpa, 3) perubahan panca indera, seperti

penglihatan, penciuman, perasa, dan pendengaran, 4) perubahan seksualitas di

dalam performa seksual, dan 5) perubahanmotorik antara lain berkurangnya

(5)

Hurlock (1991)menyebutkan bahwa perubahan-perubahan fisik yang

terjadi pada lansia dapat menyebabkan perubahan pada kondisi psikisnya.Salah

satu contohnya perubahan motorik pada lansia, yang mengakibatkan dirinya

tidak dapat mengerjakan aktivitas sebaik pada masa muda dulu, sehingga

menyebabkan lansia menjadi rendah diri dan menarik diri dari lingkungan

sosialnya.Selain perubahan di atas, lansia juga mengalami perubahan

sosio-emosi.Bentuk-bentuk perubahan yang terjadi, seperti 1) kepribadian pada masa

lansia, 2) bekerja dan masa pensiun, 3) hubungan konsensual dan 4) ikatan

keluarga non marital.

Melihat masalah-masalah yang potensial, seperti yang sudah dipaparkan

di atas, maka perlu diperoleh suatu cara untuk mencegah atau mengurangi

beban dari masalahtersebut, untuk mempertahankanharapan hidup pada lansia.

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh lansia adalah dengan mencapai

kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang optimal.

Psychological well-being adalah suatu kondisi psikologis individu sehat,yang

ditandai dengan berfungsinya aspek-aspek psikologis positif dalam proses

mencapai aktualisasi diri.Psychological well-being terdiri dari enam dimensi,

yaitu penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif dengan orang lain

(positif relation with others), kemandirian (autonomy), penguasaan terhadap

lingkungan (environtmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan

(6)

Psychological well-beingatau kebahagiaan pada lansia bergantung dipenuhi

atau tidaknya “tiga A” dari kebahagiaan (three A’s of happiness) yaitu

acceptance (penerimaan), affection (kasih sayang), dan achievement

(pencapaian) (Hurlock, 1991),dan dijelaskannya bahwa jika lansia tidak dapat

mencapai ketiga hal tersebut akan memunculkan perasaan rendah diri, merasa

diabaikan oleh keluarga, dan menganggap prestasi masa lalu tidak memenuhi

harapan. Selain itu, jika lansia tidak memiliki psychological well-beingyang

optimal,akan menghambat penyesuaian diri dengan orang lain

(Bradburn&Noil, dalam Lou & Gui, 2011).

Sebaliknya, menurut Ryff(dalam Papalia,Olds,dan Feldmen,2009)

orang-orang yang sehat secara psikologis memiliki sikap positif terhadap diri sendiri

dan orang lain, membuat keputusan sendiri, memilih dan membentuk

lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan,memiliki tujuan yang membuat

hidup mereka bermakna, dan dapat mengembangkan diri.Berdasarkan paparan

diatas, psychological well-being penting untuk dilakukan karena nilai positif

dari kesehatan mental yang ada di dalamnya membuat seseorang dapat

mengidentifikasi apa yang hilang dalam hidupnya (Ryff, dalam Compton,

2005).

Salah satu faktor yang mendukungpsychological well-being adalah

dukungan sosial (Ryff &Keyes 1995).Dukungan sosial adalah kehadiran orang

lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai,

diperhatikan, dan merupakan bagian dari kelompok sosial (Taylor, 2009)

(7)

dicintai seperti orang tua, pasangan, anak, teman, dan kontak sosial dengan

masyarakat (Rietschlin,dalam Taylor, 2009).Menurut Teori selektivitas

sosio-emosi, sumber utama dukungan sosial bagi lansia, mengutamakan kontak

dengan individu yang sudah dikenal dan menyenangkan seperti pasangan,

anak, dan teman, sehingga lansia lebih selektif dalam memilih jaringan

sosialnya karena mereka sangat mementingkan kepuasan

emosional(Cartensen,dalamSantrock, 2012).

Individu membangun dan memeliharahubungan sosial, sehingga

membuat mereka untukmemilih dukungan sosial yang berbeda untukfungsi

yang berbeda, misalnya, orang-orang tertentu yang diandalkan untuk dukungan

emosional, sementara yang lain untuk dukungan instrumental.Dukungan

empiris untukmodel konvoi sosial secara jelas mengidentifikasi pentingnya,

melihat sumber yang berbeda dalam dukungan sosial yang berkaitan dengan

usia karena kualitas dukungan sosial pada lansia meningkat seiring

waktu(Kahn & Antonucci, dalam Gurung, Taylor, & Seeman, 2003). Kualitas

hubungan telah terbukti mempengaruhi tingkat depresi,well-beingdan kualitas

hidup (Antonuci & Akiyama,dalamChen & Miller, 2002), sehingga sumber

dukungan yang berbeda menyebabkan well-being pada lansia juga berbeda.

Dukungan sosialperlu diteliti, secara khusus pada lansia karena ada

perubahan relasi baik secara fisik, psikis, dan sosio-emosi.Penelitian yang

dilakukan oleh (Citra; Hidajat, & Laksana, 2007), menemukan adanya

(8)

Namun, penelitiannya Citra(2010) melibatkan siswa sekolah menengah

atas, sementara Hidajat & Laksana (2007) melibatkan lansia yang tinggal

bersama anaknya.Penelitian mengenai dukungan sosial dengan Psychological

well-being sudah ada namun, belum detail dijelaskan berdasarkan sumber

dukungan yang berbeda.Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti tertarik

untuk mengetahui secara statistik kontribusi dukungan sosial dari dua sumber

yang berbeda yaitu pasangan, dan anakterhadap Psychological well-being pada

lansia.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa

yang menjadi fokus penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa besar kontribusi dukungan sosial dari pasangan, dan anak

terhadappsychological well-being pada lansia.

2. Mengetahui gambaran dukungan sosial dari pasangan, dan anak, serta

psychological well being pada lansia

C. Tujuan penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut yaitu:

1. Mengetahui kontribusi dukungan sosial dari pasangan, dan anak terhadap

(9)

2. Mengetahui gambaran dukungan sosial dari pasangan, dan anak, serta

psychological well-being pada lansia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki, manfaat baik secara teoritis maupun praktis yang

akan dijelaskan sebagai berikut yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam

memberikan informasi dan perluasan teori dibidang psikologi klinis,

yaitu mengetahui kontribusi antara dukungan sosial dari pasangan, dan

anak terhadap psychological well-being pada lansia.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam

memberikan informasi dan perluasan teori dibidang psikologi

perkembangan yaitu mengetahui hal-hal yang dapat membuat lansia

mencapai tahap perkembangan integrity dengan mencapai psychological

well-beingyang optimal

c. Selain itu juga, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur di

bidang psikologi klinis, dan psikologi perkembangan sehingga hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian

(10)

2. Manfaat praktis a. Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

lansia agar mengetahui peranan dukungan sosial terutama dari pasangan,

dan anak dalam mencapai psychological well-beingyang optimal.

b. Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan, dapat memberikan informasi kepada

keluarga, khususnya pasangan dan anak, agar memberikan dukungan

sosial kepada lansia, terutama dalam menghadapi berbagai perubahan

secara fisik, psikis,dan sosio emosi,sehingga lansia dapat

mencapaipsychological well-beingyang optimal.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi inisebagai berikut yaitu :

BAB I: PENDAHULUAN

Berisi uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan,

perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan

BAB II:LANDASAN TEORI

Landasan teori berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang

(11)

BAB III: METODE PENELITIAN

Berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang berisi uraian

tentang metode penelitian kuantitatif, identifikasi variabel, populasi

dan metode pengambilan sampel, instrument yang digunakan,

prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data.

BAB IV: DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

Berisi deskripsi data, interpretasi data dari hasil penelitian yang

dilakukan dan selanjutnya membahas data-data penelitian tersebut

dengan teori yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

telah ditentukan sebelumnya.

BAB V: KESIMPULAN

Berisi hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dan saran-saran

metodologis untuk penyempurnaan penelitian lanjutan serta

Referensi

Dokumen terkait

Hampir seluruh ahli ekonomi Islam, termasuk al-Māwardi, berpandangan bahwa mekanisme pasar yang benar diajarkan Rasulullah adalah mekanisme pasar bebas, tidak ada

Berdasarkan Hasil korelasi Pearson dan regresi logistik faktor-faktor yang menunjukkan adanya hubungan positif terhadap akses pembiayaan dari lembaga keuangan dan

Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Margayang di Tetapkan berdasarkan Keputusan Pengguna Anggaran Kabupaten Lebong Nomor. Curup Utara

tindakan dari Pemrakarsa dan pemrintah yang berwenang melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan dan oleh karenanya proses penyusunan

Pada bagian sequence diagram pendaftaran anggota, pada proses ini hanya dapat dilaku- kan oleh Pemasaran, setelah anggota baru me- ngisi formulir yang telah

Maka hipotesis kesepuluh yang menyatakan bahwa ROA secara persial memiliki pengaruh positive yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Non

tetapi tidak memenuhi persyaratan khusus dapat mendaftar pada PPDB tahap kedua SMA sesuai ketentuan. 4) Calon peserta didik baru SMA yang tidak diterima pada PPDB tahap pertama

Perubahan kondisi lingkungan akan mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan bakteri awal, sehingga bakteri yang tidak mampu beradaptasi terhadap kondisi tersebut akan mengalami