Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD
BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Mekarmulya Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
GINANJAR KAMIL 0810413
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTESTUAL DI SD
Oleh
GINANJAR KAMIL
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
© Ginanjar Kamil 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iv
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD
BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
Penelitian ini tentang penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi sifat dan perubahan wujud benda di kelas IV SDN Mekarmulya dengan jumlah siswa kelas IV sebanyak 32 orang siswa. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran IPA, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA, dan peningkatan hasil pembelajaran IPA pada materi sifat dan perubahan wujud benda. Metode penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Teknik pengumpulan data yaitu tes, LKS, observasi, dan wawancara. Kesimpulan penelitian langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui kegiatan yang menggambarkan tujuh komponen kontekstual yang meliputi kontruktivis, menemukan, bertanya, masyarakat belajar (diskusi), pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Aktivitas pembelajaran pada materi sifat dan perubahan wujud benda menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus I kurang aktif, tetapi pada siklus II dan siklus III menjadi aktif. Hal tersebut karena kelemahan pada siklus I diperbaiki dan dipalikasikan pada siklus II dan III sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas pembelajaran siswa
dengan menerapakan pendekatan pembelajaran kontekstual terjadi
v
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
D. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran IPA tentang Sifat dan Perubahan Wujud Benda ... 17
vi
Ginanjar Kamil, 2013
A. Metode Penelitian ... 19
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 20
C. Desain Penelitian ... 20
D. Prosedur Penelitian ... 21
E. Instrumen Penelitian ... 23
F. Teknik Pengolahan Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25
A. Hasil Penelitian ... 25
1. Siklus I ... 25
2. Siklus II ... 33
3. Siklus III ... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
vii
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 28
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 29
Tabel 4.4 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 35
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 36
Tabel 4.7 Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ... 42
viii
Ginanjar Kamil, 2013
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Persentase Ketuntasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 28
Grafik 4.2 Nilai Hasil Belajar Kelompok Siklus I ... 30
Grafik 4.3 Nilai Hasil Belajar Individu Siklus I ... 31
Grafik 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ... 31
Grafik 4.5 Persentase Ketuntasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 35
Grafik 4.6 Hasil Pembelajaran Secara Kelompok Siklus II ... 37
Grafik 4.7 Nilai Hasil Belajar Individu Siklus II ... 38
Grafik 4.8 Persentase Ketuntasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 38
Grafik 4.9 Hasil Evaluasi Secara Kelompok Siklus III ... 42
Grafik 4.10 Nilai Hasil Belajar Kelompok Siklus III ... 44
Gambar 4.11 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ... 44
Grafik 4.13 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I, II, dan III ... 46
Grafik 4.14 Persentase Hasil Pembelajaran Secara Kelompok Siklus I, II, dan III ... 47
ix
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
Ginanjar Kamil, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran Siklus I
2. Lembar Kerja Siklus I
3. Lembar Evaluasi Siklus I
4. Lembar Observasi Siklus I
5. Lembar Wawancara Siklus I
6. Tabel 4.3 Hasil Belajar Individu I
7. Rencana Pelaksanan Pembelajaran Siklus II
8. Lembar Kerja Siklus II
9. Lembar Evaluasi Siklus II
10.Lembar Observasi Siklus II
11.Lembar Wawancara Siklus II
12.Tabel 4.6 Hasil Belajar Individu II
13.Rencana Pelaksanan Pembelajaran Siklus III
14.Lembar Kerja Siklus III
15.Lembar Evaluasi Siklus III
16.Lembar Observasi Siklus III
17.Lembar Wawancara Siklus III
18.Tabel 4.9 Hasil Belajar Individu III
19.Surat Keterangan Penunjukkan Pembimbing
1
BAB I
PANDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini pemerintah mengusahakan pendidikan mulai dari pendidikan
Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi untuk menjawab tujuan yang
tersurat pada Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan yang harus dicapai adalah tujuan yang berakar dari budaya
bangsa Indonesia dan sesuai dengan dasar negara seperti tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I
pasal 1 ayat (2) disebutkan sebagai berikut.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945”. Pernyataan ini mengandung arti bahwa semua aspek yang terdapat dalam sistem pendidikan nasional akan mencerminkan aktivitas yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945 dan berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia.
(KTSP SD/MI : 2006) Menjelaskan mata pelajaran IPA di SD menurut
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prosfek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Selanjutnya juga dikatakan bahwa "Penekanan Pembelajaran IPA di SD
2
Ginanjar Kamil, 2013
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Hal ini perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Dengan konsep Salingtemas ( Sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat).
Untuk itu pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(Scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai asfek penting kecakapan
hidup (life skill)
Tujuan utama pengajaran IPA adalah agar siswa memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,
serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari
kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta (Hadiat, 1996).
Untuk itu guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu
kearah pemecahan masalah aktual yang dihadapi siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Agar proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang dapat
menjadikan siswa sebagai subjek belajar yang berkembang secara dinamis kearah
positif. Maka diperlukan pemilihan metode yang tepat dan sesuai, yang dapat
menunjang keterampilan proses.
Pembelajaran IPA di SD Negeri Mekarmulya Kecamatan Bojongpicung
Kabupaten Cianjur menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran rata-rata skor tes
terbesar 63,75% sedangkan tingkat penguasaan tertinggi hanya sebesar 90% dan
tingkat penguasaan terendah sebesar 40% dan jika dilihat dari ketuntasaan belajar
siswa, dari 24 siswa, hanya 11 orang (45,63 %) yang tuntas belajar, dalam hal ini
ketuntasan belajar klasikal siswa dikatagorikan kurang.
Hal tersebut merupakan masalah yang perlu diperhatikan sebab dapat
berpengaruh negatif terhadap hasil yang dicapai siswa. Untuk itu, perlu adanya
peningkatan aktivitas dan kreativitas belajar siswa agar hasil belajar yang dicapai
3
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA adalah penerapan pendekatan
kontekstual.
Pembelajaran sifat dan perubahan wujud benda yang disajikan tidak akan
tercapai apabila siswa mempunyai aktivitas belajar yang kurang baik sebab sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Pembelajaran sifat dan
perubahan wujud benda sebagai bagian dari materi pelajaran IPA akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPA yakni
mengembangkan pengetahuan alam untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, Dengan demikian, berbagai kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA
khususnya tentang sifat dan perubahan wujud benda benda harus diatasi oleh
guru, salah satunya adalah penggunaan pendekatan kontekstual. Melalui
penggunaan pendekatan ini dapat tercipta aktivitas belajar siswa yang tinggi yang
tercermin dalam mendengarkan guru pada saat pembelajaran berlangsung,
mengerti apa yang dijelaskan guru, dan tidak hanya duduk mendengarkan
penjelasan guru, tetapi bertanya atau menjawab pertanyan yang diajukan guru.
Dengan melihat hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga
hasil belajar siswa meningkat. Melalui Penelitian Tindakankan Kelas (PTK)
penulis mencoba untuk menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual
dalam proses pembelajaran IPA dengan pokok bahasan sifat dan perubahan
wujud benda. Adapun indikator keberhasilan yang akan dicapai melalui penelitian
ini yaitu kemampuan membangun pengetahuan sendiri, menemukan, bertanya,
bertukar pendapat, dan memperhatikan apa yang dijelaskan guru mengenai sifat
dan perubahan wujud benda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
4
Ginanjar Kamil, 2013
sifat dan perubahan wujud benda melalui penerapan pendekatan pembelajaran
Kontekstual?” Secara khusus rumusan masalah penelitian disajikan berikut ini.
1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran IPA pada materi sifat dan
perubahan wujud benda dengan menerapkan pendekatan kontekstual di kelas
IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang sifat dan
perubahan wujud benda dengan menerapkan pendekatan kontekstual di kelas
IV Sekolah Dasar?
3. Bagaimana hasil belajar IPA tentang sifat dan perubahan wujud benda dengan
menerapkan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada masalah yang menjadi pembahasan pada penelitian
ini maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui langlah-langkah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi sifat
dan perubahan wujud benda dengan menerapkan pendekatan kontekstual di
kelas IV Sekolah Dasar.
2. Mengetahui aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang sifat dan
perubahan wujud benda dengan menerapkan pendekatan kontekstual di kelas
IV Sekolah Dasar.
3. Mengetahui hasil belajar IPA tentang sifat dan perubahan wujud benda dengan
menerapkan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan adanya peningkatan proses pembelajaran
IPA di kelas IV SD setelah penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual
belajar baik bagi penulis, siswa, guru, maupun bagi sekolah. Adapun manfaat
5
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA.
b. Dapat menciptakan daya nalar siswa untuk berfikir kritis, kreatif, dan
aktif.
c. Dapat memberikan pengalaman yang bermakna, meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar peserta didik.
d. Dapat memberikan motivasi untuk mengoftimalkan kemampuan berfikir
dan mengembangkan potensi peserta didik.
2. Bagi Guru
a. Dapat mengetahui kelemahan peserta didik dalam pembelajaran IPA dan
mengetahui kelemahan guru dalam mengajar.
b. Dapat memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan pembelajaran IPA.
c. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran IPA
dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
d. Mampu melahirkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan lingkungan.
e. Meningkatkan unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran yang
lebih efektif dan bermakna.
3. Bagi Peneliti
Mendapat temuan atau gambaran tentang pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD.
4. Bagi Sekolah
a. Dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai sumber belajar.
b. Dapat memberikan konstribusi yang positif dalam mengembangkan
6
Ginanjar Kamil, 2013 E. Penjelasan Istilah
Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah
penafsiran dalam pelaksanaan penelitian ini.
1. Pendekatan Kontekstual
Suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Aspek yang
diperhatkkan adalah membangun pengetahuan siswa, menemukan, bertanya,
bertukar pendapat (diskusi), dan memperhatikan guru pada saat melaksanakan
pemodelan.
2. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa merupakan kompetensi yang dimiliki siswa dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan setelah mengikuti pembelajaran
mengenai sifat dan perubahan wujud benda.
3. Materi Pembelajaran Sifat dan Perubahan Wujud Benda
Sifat wujud benda antara lain, bentuknya tidak dapat berubah, mengalir
dari tempat tinggi ketempat yang lebih rendah serta menepati ruang.
Perubahan wujud benda antara lain, mencair/melebur, membeku,
menguap, mengembun, menyumblin, perubahan wujud benda di atas dapat
kembali ke wujud semula, faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda
adalah suhu.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu jika
7
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mekarmulya pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Aqib (2007:12) mengemukakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti. Selanjutnya Aqib (2011:3) mengemukakan sebagai berikut:
Di bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di klas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan dari kelas orang lain, yaitu dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda yaitu sebagai praktisi
dan peneliti. Karena itu, PTK mempunyai karakteristik sebagaimana dikemukakan oleh Daryanto (2011:5) yaitu, “Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, dilakukan melalui refleksi, dilakukan di dalam kelas,
bertujuan memperbaiki proses pembelajaran, dan bagian terpenting dari peningkatan profesionalisme guru.”
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian tindakan kelas erat
kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar guru di dalam kelas. Melalui PTK,
guru dapat memecahkan permasalahan dan meningkatkan kualitas pembelajaran
di dalam kelas dengan mengujicobakan berbagai pendekatan, model
pembelajaran, atau teknik tertentu. Guru sebagai pengajar dapat memperbaiki
dengan berbagai masukan teman sejawat yang menjadi pengamat dan siswa
20
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Mekarmulya Desa Sukaratu
Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur. Jarak Sekolah dari Kantor Desa
Sukaratu kira-kira 2 km. Sedangkan dari Kecamatan Bojongpicung yaitu 5 km.
Jumlah ruang belajar yaitu 9 kelas yakni masing-masing satu ruangan untuk kelas
I s.d III, sedangkan untuk kelas IV s.d VI masing – masing 2 ruangan. Jumlah
guru sebanyak 19 orang dan 1 penjaga sekolah. Sekolah tersebut dipimpi oleh
seorang kepala sekolah bernama Nanay Najmudin,S.Pd.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Mekarmulya. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IV (empat) berjumlah 32 orang, terdiri atas 12 laki-laki dan 20
peremuan. Siswa kelas empat berumur rata-rata antara 8 tahun sampai 10 tahun.
Siswa kelas empat SDN Mekarmulya memiliki kecerdasan menengah dengan nilai
rata-rata kelas 7 untuk pelajaran IPA. Siswa kelas IV berasal dari keluarga
prasejahtera. Pendidikan orang tua siswa rata–rata hanya lulusan SD.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
berbentuk siklus yang mengacu kepada model Kemmis dan Mc. Taggar (Aqib,
2007:22) yang meliputi atas 4 (empat) kegiatan yang dilakukan dalam siklus yang
berulang yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengumumpulan data, dan refleksi. Secara jelas, alur kegiatan penelitian ini
21
Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan beberapa kegiatan yaitu sebagai
berikut:
Refleksi Pengumpulan Pengamatan/
22
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Membuat rencana perencanaan pembelajaran (RPP) yang
disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.
b. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD
Negeri Mekarmulya pada materi sifat dan perubahan wujud benda
dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
c. Membuat lembar pedoman wawancara untuk memperoleh informasi
tentang proses pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual
d. Membuat LKS untuk menuangkan permasalahan yang harus
dipecahkan siswa secara kelompok.
e. Membuat alat evaluasi belajar untuk dikerjakan secara individu
dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi
sumber daya alam.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedurnya
Pada tahap ini melaksanakan proses pembelajaran dengan
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual pada materi sifat benda.
Pelaksanaan tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Mekarmulya.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, penelitian tindakan
kelas ini dilakukan oleh guru sendiri/peneliti. Adapun dalam proses
observasi, guru bermitra dengan guru dengan bantuan beberapa alat
yang diperlukan.
b. Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
pembelajaran. Adapun hal-hal yang diamati adalah kegiatan guru dan
23
Ginanjar Kamil, 2013
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran adalah teman
sejawat yang telah ditunjuk sebelumnya.
c. Tahap Refleksi
Tahap ini dilaksanakan dengan cara melaksanakan diskusi
dengan teman sejawat untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan
pembelajaran. Setelah diketahui kelemahan pembelajaran,
dilanjutkan penentuan alternatif pemecahannya kemudian menyusun
rancangan untuk tindakan selanjutnya.
D. Instrumen Penelitian
1. Teknik Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa dan guru
selama pembelajaran sifat dan perubahan wujud benda dengan menerapkan
pendekatan kontekstual. Adapun observasi yang dilakukan adalah observasi
langsung, yakni observer mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas
siswa dan guru) selama proses pembelajaran sifat dan perubahan wujud benda
dengan menerapkan pendekatan kontekstual.
2. Wawancara
Teknik wawancara adalah instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan observer tentang kelebihan dan
kelemahan penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA materi sifat
dan perubahan wujud benda.
3. Tes
Tes yang digunakan adalah tes formatif yakni tes yang dilaksanakan setiap
akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
memahami sifat dan perubahan wujud benda dengan menerapkan pendekatan
24
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan yaitu
uraian dengan jenis tertulis.
E.Teknik Pengolahan Data
1. Analisis Data Hasil Tes
a. Nilai Akhir (NA)
(NxS) = hasil perkalian skor dengan frekuensi skor yang bersangkutan
2. Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi yang berupa aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran selanjutnya diolah menggunakan persentase tiap kategori. Adapun
pengolahan data tersebut dilakukan untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh
setiap observer dan menghitung rata-rata persentase, sebagai berikut.
25
Ginanjar Kamil, 2013
50
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan masalah mengenai pembelajaran sifat dan
perubahan wujud benda menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di
kelas IV SD Negeri Mekarmulya Bojongpicung Cianjur, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Langkah-langkah pembelajaran tentang sifat dan perubahan wujud benda
dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di kelas IV SD
Negeri Mekarmulya Kecamatan Bojongpicung Cianjur dilakukan melalui
kegiatan yang menggambarkan tujuh komponen kontekstual yang meliputi
kontruktivis, menemukan, bertanya, masyarakat belajar (diskusi), pemodelan,
refleksi, dan penilaian nyata.
2. Aktivitas pembelajaran pada materi sifat dan perubahan wujud benda
menggunakan pendekatan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual pada siklus I
kurang aktif, tetapi pada siklus II dan siklus III menjadi aktif. Hal tersebut
karena kelemahan pada siklus I diperbaiki dan dipalikasikan pada siklus II dan
III sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dengan
menerapakan pendekatan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual terjadi
peningkatan.
3. Hasil pembelajaran tentang sifat dan perubahan wujud benda dengan
menerapkan pendekatan kontekstual pada siklus I mencapai nilai rata-rata
65,11 atau kategori cukup, siklus II mencapai nilai rata 73,44 atau kategori
cukup, dan siklus III mencapai nilai rata-rata 80 atau kategori baik. Dengan
demikian, penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi sifat dan perubahan wujud benda di kelas IV SD Negeri
Mekarmulya.
51
Sehubungan dengan hal tersebut, maka disajikan saran-saran sebagai
masukan dalam mengembangkan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
1. Bagi Siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran menerapkan pendekatan kontekstual yang
berhasil, siswa hendaknya memperhatikan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang dijelaskan oleh guru agar dapat memahami materi yang
disajikan. Selain itu, hendaknya mengaplikasikan kegiatan pembelajaran ini
dalam aktivitas sehari-hari sehingga wawasan dan ilmu pengetahuan dapat
bertambah luas.
2. Bagi Guru
Dalam memilih pendekatan pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan
perkembangan peserta didik. Selain itu, pendekatan yang digunakan
hendaknya disesuaikan dengan metode yang tepat agar pembelajaran berjalan
lancar dan mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu, sebelum pelaksanaan
pembelajaran, guru hendaknya menyiapkan berbagai hal yang akan
dibutuhkan dalam pembelajaran yang akan diterapkan pada komponen
kontekstual agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar dan mencapai hasil
yang optimal.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan
pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan
53
Ginanjar Kamil, 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2002), Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo.
Aqib, Z. (2007) , Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Yrama Widya.
Depdikbud. (2004), Pedoman Pebelajaran IPS-Geografi Secara Kontekstual, Bandung, Depdikbud.
Hamalik, O. (2005), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara.
Higlard, (1984), Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung, Rosdakarya.
Ibrahim, R. dan Syaodih, N. (2003), Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
Johnson, E.B. (2008), Contextual Teaching & Learning, Bandung, MLC.(terjemahan)
Nurhadi, dkk. (2004), Pembelajaran Kontekstual, Univeritas Negeri Malang, UM Press.
Poerwadarminta, W.J.S. (2006), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.
Purwanto, N. 2005, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Sagala, S. (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.
Sagala, S. (2006), Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung, Alfabeta.
Sanjaya, W. (2006), Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta.