• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMASALAHAN SOSIAL KELAS IV SDN KEBONHUI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMASALAHAN SOSIAL KELAS IV SDN KEBONHUI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PERMASALAHAN SOSIAL KELAS IV SDN KEBONHUI KECAMATAN TANJUNGSARI

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

YANTI NUDIANTI 1010312

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Permasalahan Sosial Kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang” ini sepenuhnya karya saya pribadi. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Januari 2013

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PERMASALAHAN SOSIAL KELAS IV SDN KEBONHUI KECAMATAN TANJUNGSARI

KABUPATEN SUMEDANG Oleh

YANTI NUDIANTI 1010312

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. H. Dadang Kurnia, M. Pd. NIP. 19560502 198111 1 001

Pembimbing II,

Asep Kurnia Jayadinata, M. Pd. NIP. 19800929 200801 1 023

Mengetahui,

Ketua program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(4)
(5)

vii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN/PENGESAHAN

MOTTO ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 3

1. Rumusan Masalah ... 3

2. Pemecahan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

D. Batasan Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan IPS ... 11

1. Pengertian Pendidikan IPS ... 11

2. Tujuan Pendidikan IPS ... 12

3. Karakteristik Pendidikan IPS ... 13

4. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ... 14

B. Pembelajaran Kooperatif... 15

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15

(6)

viii

3. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ... 16

4. Teknik-Teknik Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

C. Kooperatif Jigsaw ... 20

D. Pemahaman siswa ... 21

E. Permasalahan Sosial ... 21

F. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ... 24

G. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

1. Lokasi penelitian ... 26

2. Waktu Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 26

C. Metode dan Desain Penelitian ... 27

1. Metode Penelitian ... 27

2. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 29

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 29

2. Tahap Pelaksanaann Tindakan ... 30

3. Tahap Observasi ... 31

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data ... 34

2. Analisis Data ... 35

G. Validasi Data ... 36

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data awal ... 38

B. Paparan Data Tindakan ... 40

(7)

ix

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 40

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 41

c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 46

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 49

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 50

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 50

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 51

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 57

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 60

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru... 62

D. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Hasil Tes Siswa dalam Mengidentifikasi

Permasalahan Sosia ... l4

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Siswa... 39

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kinerja guru Siklus I ... 43

Tabel 4.3 Persentase Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 44

Tabel 4.4 Hasil aktivitas Siswa Siklus I ( Diskusi Kelompok ) ... 45

Tabel 4.5 Nilai Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 47

Tabel 4.6 Perbandingan Data awal Dengan Data Hasil Evaluasi Siklus I ... 48

Table 4.7 Analisis Kegiatan Guru dan Siswa ... 49

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja guru Siklus II ... 54

Tabel 4.9 Perbandingan Persentase Hasil Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 55

Tabel 4.10 Hasil aktivitas Siswa Siklus II ( Diskusi Kelompok ) ... 56

Tabel 4.11 Nilai Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 57

Tabel 4.12 Perbandingan Data awal Dengan Data Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 59

Tabel 4.13 Analisis Kegiatan Guru dan SIswa Siklus II... 60

Tabel 4.14 Perbandingan persentase Hasil aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 65

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ... Kemmis & Mc. Taggart ... 28 Gambar 4.1 Grafik Persentase Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 45 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Persentase data Awal

Dengan Data Hasil Evaluasi Siklus I ... 48 Gambar 4.3 Grafik Persentase Hasil Kinerja Guru Siklus I

dan Siklus II ... 55 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Persentase Data Awal

Dengan Siklus I dan Siklus II ... 59 Gambar 4.5 Grafik perbandingan Hasil Aktivitas Siswa

Siklus I dan Siklus II ... 65 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Persentase Data Awal

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan mutu kehidupannya, baik sebagai individu maupun sebagai insan sosial di masyarakat. Oleh karena itu pemerintah menyelenggarakan Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 (Kurikulum 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006: 3) dijelaskan bahwa:

Fungsi dari Pendidikan Nasional yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tersebut dalam Sistem Pendidikan Nasional diajarkan beberapa bidang ilmu, yang salah satunya adalah

mata pelajaran Pendidikan IPS. Melalui mata pelajaran Pendidikan IPS siswa diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan

bertanggung jawab .

Dalam Pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas,2008:63) menyatakan tujuan Pendidikan IPS adalah:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan ingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

(11)

2

Sedangkan salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan IPS menurut Hanifah (2008 : 148) adalah “perubahan tingkah laku siswa yakni pengetahuan dan sikap, sikap hidup belajar, nilai sosial dan keterampilan” dengan demikian pembelajaran pendidikan IPS mengharapkan siswa dapat mencapai tujuan secara optimal yaitu dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan belajar berinteraksi. Melalui pembelajaran pendidikan IPS, diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori saja tetapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial.

Salah satu kompetensi pembelajaran pendidikan IPS adalah meningkatkan keterampilan sosial siswa, seperti yang dikemukakan Supriatna (2009) “Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan intelektual saja, tetapi keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang harus dikembangkan”. Keterampilan sosial tersebut dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan IPS diantaranya melalui kerja sama dan diskusi antar kelompok.

Kunci utama pembelajaran pendidikan IPS menurut Sapriya (2006 : 9) adalah “bagaimana membina kecerdasan sosial siswa yang mampu berfikir kritis, analitis, kreatif, inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur…”. Dengan demikian dalam kegiatan belajar mengajar siswa Sekolah Dasar, dibutuhkan keterampilan mengelola dan merencanakan pembelajaran pendidikan IPS yang menarik yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

Namun pada kenyataannya, pada pembelajaran pendidikan IPS biasanya Guru hanya menggunakan metode ceramah dan media gambar. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV SDN Kebonhui diketahui bahwa sebagian besar siswa menganggap pembelajaran pendidikan IPS adalah pelajaran yang menjenuhkan, hal tersebut diakibatkan karena menurut siswa materi pendidikan IPS bersifat hafalan. Selain itu aktivitas siswa dalam pembelajaran pendidikan IPS

menurut Zain dan Djamarah (2002 :83 ) diantaranya:

1. Kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi peserta didik 2. Jalan pengajaran tampak kaku

(12)

3

4. Kejenuhan dan kemalasan menyelinuti kegiatan belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil Observasi pada tanggal 18 juli 2012 di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan, Tanjungsari Kabupaten Sumedang, pada pembelajaran pendidikan IPS dalam materi permasalahan sosial, siswa menunjukan minatnya untuk belajar. Namun sebagian besar siswa kurang aktif, hal itu terlihat dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru tidak dapat dijawab oleh sebagian besar siswa, hanya seorang atau dua orang yang menjawab itu pun dengan ragu-ragu.

Dari hasil pembelajaran Pendidikan IPS materi permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Sebagian besar siswa tidak dapat menjelaskan apa itu permasalahan sosial. Hal itu terlihat dari proses pembelajaran, yaitu :

1. Kinerja Guru

Pada saat menyampaikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media. Selain itu guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan. guru kurang memotivasi siswa untuk terlibat aktif pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Aktivitas Siswa

Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran karena siswa hanya medengarkan materi yang disampaikan guru melalui metode ceramah. Selain pada saat proses pembelajaran berlangsung, saat guru mengajukan

pertanyaan, siswa tampak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan dari guru. 3. Hasil Belajar Siswa

(13)

4

Tabel 1.1

Data Hasil Tes Siswa Pada Materi Mengidentifikasi Permasalahan Sosial

N o Nama

No Soal

Jumlah

Skor Nilai

Tafsiran

1 2 3 4 5 Tuntas Belum

Tuntas

1 Aditya 2 2 2

1

1 0 7 64 √

2 Agum 0 3 2 1 0 6 55 √

3 Andini 1

0

2 2 2 1 8 73 √

4 Budiman 0 3 2 2 0 7 64 √

5 Dadi 2 0 1 2 0 5 45 √

6 Dhevan 2 2 1 1 0 6 55 √

7 Dita 2 2 2 2 1 9 82 √

8 Firman 0

2

1 2 2 0 5 45 √

9 Irvan 2 2 2 1 1 8 73 √

10 Kinkin 2 3 2 2 1 10 90 √

11 Lusi 1 2 2 2 1 8 73 √

12 M. Haifaa 1 1 2 2 1 7 64 √

13 M. Noorsyam 1 2 2 1 1 7 64 √

14 M. Oktavian 2 2 2 2 1 9 82 √

15 M. Rajby 1 3 2 2 1 9 82 √

16 Nur Astri 0 1 2 1 2 6 55 √

17 Nur Yanti 1 1 2 2

0

0 6 55 √

18 M. Ramdhani 1 1 1 1 1 5 45 √

19 Renaldi 1 1 2 2 1 7 64 √

20 Rian 0 2 0 2 2 6 55 √

21 Suci 2 1 1

2

1 1 6 55 √

22 Tarisha 0 3 2 1 1 7 64 √

23 Yenyen 0 3 2 2 1 8 73 √

24 Muna 1 2 2 1 1

0

7 64 √

Jumlah 1541 8 16

RATA-RATA 64

Prosentase 33% 67%

(14)

5

menuntut semua siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, hal itu sejalan dengan pendapat Lie (2008 : 64) “memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan untuk berperan serta”.

Selain itu kelebihan dari kooperatif jigsaw yaitu siswa hanya akan membahas satu materi saja sedangkan materi yang lainnya akan siswa dapatkan dari anggota yang lainnya dalam satu kelompok ”…tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian” ( Slavin, 2005: 237). Dengan begitu setiap siswa akan termotivasi untuk memahami materi seoptimal mungkin agar dapat membantu keberhasilan kelompoknya.

Dari seluruh uraian diatas maka perlu diadakannya penelitian berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Permasalahan Sosial Kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang”.

B. RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran permasalahan sosial dikelas IV SDN Kebonhui dalam pembelajaran permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang?

(15)

6

Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, yang meliputi kinerja guru dan aktifitas siswa?

c. Bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Dengan ditemukannya masalah pada pembelajaran pendidikan IPS dalam materi pelajaran permasalahan sosial yaitu siswa kurang aktif dan kurang memahami materi, serta nilai yang diperoleh sebagian besar siswa

dibawah KKM. Maka penulis akan mengajukan model pembelajaran operatif jigsaw, dengan tujuan untuk meningkatkan peran aktif siswa

dalam memahami materi permasalahan sosial. Model pembelajaran kooperatif jigsaw dipilih karena dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw, siswa akan mendalami satu topik permasalahan sosial saja yaitu dengan cara berdiskusi dalam kelompok ahli, sedangkan topik permasalahan sosial yang lainnya akan siswa dapatkan ketika siswa kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar pengetahuan yang telah siswa dapatkan, sehingga setiap siswa berperan aktif dan bertanggung jawab untuk memyampaikan materi. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (2008: 245) “para siswa membaca bagian-bagian yang berbeda dengan yang dibaca oleh teman satu timnya, sehingga membuat tim sangat menghargai kontribusi dari setiap anggotanya”.

Selain itu dengan kooperatif jigsaw semua siswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran dimana setiap siswa bertanggung jawab untuk memahami materi permasalahan sosial dan menyampaikannya kembali ke siswa yang lain dalam satu kelompoknya.

Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penerapan

(16)

7

a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa, kelompok tersebut menjadi kelompok asal.

b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berbeda yaitu lembar ahli 1, lembar ahli 2, lembar ahli 3, lembar ahli 4 dan lembar ahli 5. c. Siswa yang mengerjakan lembar kerja yang sama bergabung dan

membentuk kelompok ahli.

d. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dalam kelompok ahli.

e. Siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok ahli.

f. Dengan bimbingan Guru siswa membahas hasil diskusi.

Adapun target yang ingin dicapai dalam penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw ini adalah sebagai berikut:

1. Target Proses a. Kinerja Guru

Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran mulai dari

perencanaan (100%), pelaksanaan (80%), dan evaluasi (80%) dengan menerapkan model pembelajaran koopertaif jigsaw.

1 2 3 4 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5

5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3

3 3 3 2 2

2 2 2 1 1

1 1 1

1 2 3 4 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

(17)

8

b. Aktivitas Siswa

Siswa damengikuti proses belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu siswa dapat mengidentifikasi permasalahan sosial. Selain itu siswa dapat dapat bekerja sama dalam kelompok. Melalui kegiatan diatas diharapkan 80% atau lebih siswa dikategorikan baik sesuai dengan rentang nilai yang telah ditentukan. 2. Target Hasil

Selain target proses yang meliputi kinerja guru ataupun aktivitas siswa, maka dalam penelitian ini ditargetkan pula keberhasilan belajar siswa, yaitu 80 % atau lebih siswa mendapatkan nilai diatas atau sama dengan

KKM pendidikan IPS yaitu 65.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang

b. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, yang meliputi kinerja guru dan aktifita siswa

c. Untuk mengetahui hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pembelajaran permasalahan sosial di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

(18)

9

a. Bagi Siswa

1) Siswa diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dalam memahami materi.

2) Siswa berperan aktif dalam mengidentifikan permasalahan sosial. 3) Siswa mengembangkan makna belajar melalui proses diskusi

kelompok. b. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dalam merencanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pelaksanan pembelajaran.

2) Meningkatkan kemampuan dalam menyajikan materi pelajaran dalam berbagai variasi.

3) Memberikan nilai kebermaknaan bagi siswa dan memfasilitasi siswa dengan mentransfer ilmu yang bermanfaat.

c. Bagi Lembaga

Memberikan pengetahuan bahwa pembelajaran Pendidika IPS dengan menggunakan model kooperatif jigsaw dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga member pengaruh positif bagi kemajuan lembaga (Sekolah).

D. BATASAN ISTILAH

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau

(19)

10

2. Kooperatif Jigsaw

Kooperatif Jigsaw merupakan salah satu ragam dari pembelajaran kooperatif dimana didalam pelaksanaannya siswa dibentuk menjadi kelompok asal dan kelompok ahli ( Slavin, 2005 : 234 ).

3. Pemahaman

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami materi yang sedang diberikan dan dapat mempergunakan materi tersebut tanpa perlu menghubungkan dengan materi yang lain.( Winataputra, 2009:181).

4. Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial adalah gejala atau fenomena yang timbul dalam

masyarakat akibat dari adanya suatu perubahan-perubahan yang terjadi dari adanya interaksi sosial baik secara individu maupun kelompok di dalam

(20)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah SD Negeri Kebonhui

dengan alamat Jl. Kenanga No. 52 Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari kabupaten sumedang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena letaknya yang strategis dekat dengan rumah, Serta sekolah tersebut sebagai tempat mengajar peneliti sehingga jika harus diadakan observasi mendadak peneliti dapat langsung melakukan observasi tanpa harus pergi ke tempat yang jauh. Serta tempat tersebut terbuka untuk suatu pembaharuan dalam pembelajaran. Sekolah ini terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang kantor, satu rumah dinas, satu ruang perpustakaan, satu ruang UKS, mushola dan satu ruang kesenian. Sekolah ini memiliki halaman yang tidak luas tetapi dapat digunakan untuk upacara bendera. Jumlah Guru Kelas ada 12 orang, 6 guru bidang studi, kepala sekolah dan penjaga. Jumlah siswa dari kelas I sampai kelas VI berjumlah 371. Terdiri dari 206 siswa laki-laki dan 165 siswa perempuan. Dimana siswa tersebut dibagi kedalam 12 rombongan belajar yang mana

tiap tingkayan kelas terdiri dari dua rombongan belajar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini diperkirakan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan yaitu mulai bulan Juli sampai bulan Januari.

B. Subjek Penelitian

(21)

27

10 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Latar belakang ekonomi orang tua siswa adalah menengah ke bawah.

Alasan peneliti mengambil siswa kelas IV sebagai subjek penelitian karena siswa kelas IV mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan

social dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah tersebut, maka peneliti menerapkan model pembelajaran

koopertaif jigsaw.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Seperti yang dikemukakan Wardani, dkk (2006:1) “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”.

Metode penelitian tindakan kelas yang merupakan bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh guru, siswa dan kepala sekolah dalam situasi social untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran. Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Guru menjadi peka terhadap masalah

b. Terjalinnya kerjasama untuk meningkatkan KBM c. Perhatian kepada siswa terus menerus

d. Peningkatan mutu dan kinerja e. Tercapainya tujuan KBM

2. Desain Penelitian

(22)

28

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, (planning),tahap pelaksanaan (acting), tahap Observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Alur pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 66)

(23)

29

Penjelasan keempat komponen dalam penelitian tindakan kelas menurut model siklus Kemmis & Taggart adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (planning) adalah tahap perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

b. Tahap pelaksanaan (acting) adalah melaksanakan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.

c. Tahap observasi (observing) adalah mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, baik kinerja guru maupun aktivitas siswa.

d. Tahap refleksi (reflecting) adalah melakukan analisis, sintesis dan interpretasi terhadap informasi yang telah didapat sebelumnya.

D.Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termasuk mempersiapkan metode,media dan sumber belajar.

Dalam tahap ini peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran permasalahan

sosial yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw, adapun langkah-langkah perencanaannya, yaitu:

a. Pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang selanjutnya dirumuskan secara bersama-sama dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Pemilihan prosedur penelitian, menetapkan sampel penelitian, administrasi penelitian dan tindakannya, pemilihan bahan, model pembelajaran, sumber belajar dan alokasi waktu.

(24)

30

d. Pemilihan prosedur evaluasi penelitian. e. Pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai dengan

jadwal penelitian.tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini mencangkup: a. Tahap awal pembelajaran

Sebelum hari pembelajaran dilaksanakan, siswa dan guru membuat kesepakatan mengenai apa yang akan di pelajari dan apa yang akan dilakukan nanti.

b. Tahap Inti Pembelajaran

1) Sebelum pembelajaran dimulai guru mengkondisikan siswa kea rah pembelajaran yang kondusif.

2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan masalah yang terjadi disekitar lingkungan tempat tinggal siswa.

3) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, seriap kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kelompok tersebut menjadi kelompok asal.

4)Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berbeda yaitu

lembar ahli 1, lembar ahli 2, lembar ahli 3 dan lembar ahli 4.

5)Siswa yang mengerjakan lembar kerja yang sama bergabung dan membentuk kelompok ahli.

1 2 3 4 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

(25)

31

6)Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dalam kelompok ahli.

7)Siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok ahli.

8) Dengan bimbingan Guru siswa membahas hasil diskusi.

c. Tahap Evaluasi

1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik 2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi

3) Guru melakukan evaluasi

3. Tahap Observasi

Tahap ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer mengamati apa saja yang dilakukan baik oleh guru sebagai praktikan maupun siswa dengan mengacu pada lembar observasi.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung dalam pembelajaran

permasalahan sosial mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, baik dari kinerja guru sebagai praktikan atau aktivitas siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas guru dan

1 2 3 4 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 1 2

3 4 5 5 5 5 5

4 4 4 4 4 3 3

3 3 3 2 2

2 2 2 1 1

(26)

32

siswa sudah sesuai dengan lembar observasi ini akan dijadikan rujukan dalam perbaikan siklus berikutnya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap ini merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh pada saat observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi

berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

Peneliti akan melakukan refleksi di akhir pembelajaran untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan, apakah sudah mencapai target perbaikan atau belum. Sehingga dapat mendiskusikan hasil pelaksanaan pembelajaran dengan guru praktikan dengan rekan-rekan guru untuk menentukan langkah berikutnya pada siklus dua. Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini meliputi :

1) Mengecek kelengkapan data yang terjaring selama proses pembelajaran. Yang terdiri dari hasil lembar pengamatan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, pedoman wawancara guru dan siswa serta hasil belajar siswa.

2) Mendiskusikan hasil dari pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil

pengamatan, catatan lapangan dan lain-lain.

3) Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data proses tindakan sebelumnya.

(27)

33

oleh siswa yang sesuai dengan indikator target pencapaian pada instrumen penelitian.

E.INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian disusun sebagai alat pengumpul data pada saat proses pembelajaran. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,

adalah:

a. Soal

Soal yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian. Soal diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai pembelajaran permasalahan sosial.

b. Format Observasi

Lembar observasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana yang telah disusun, dan mengetahui sejauh mana tindakan yang dilaksanakan akan menghasilkan perubahan ( Kasbolah : 1998 ).

c. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunajan untuk mengetahui pendapat siswa dan huru tentang proses pembelajaran yang telah dilakasanakan.

d. Pedoman Catatan Lapangan

Pedoman catatan lapangan digunakan untuk mengetahui

kejadian-kejadian yang berlangsung didalam pembelajaran baik kinerja guru, maupun aktifitas siswa.

Berdasarkan instrumen yang digunakan diatas maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(28)

34

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa, mengetahui adanya perubahan setelah pembelajaran yang dilakukan siswa ( Suharsimi, 2002 ).

b. Observasi

Obsevasi digunakan untuk mengamati kinerja guru pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk melakukan observasi yang baik

maka yang perlu dilakukan adalah fokus penelitian dan kriteria yang di observas, dengan begitu maka manfaat observasi dalam penelitian akan sangat dirasakan ( Wiriaatmadja, 2005 )

c. Wawancara

Menurut Hopkins ( dalam wiriaatmadja, 2005: 117 ) wawancara dari adalah suatu cara untuk mengetahui situasi sesuatu didalam kelas dilihat sudut pandang yang lain. Wawancara digunakan setelah selesainya pelaksanaan tindakan, hal ini bertujuan untuk menanyakan pendapat siswa dan guru mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan.

d. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian yang berlangsung pada saat proses pembelajaran ( Wiriaatmadja : 2005 ).

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan data proses

(29)

35

kerjasama. Setelah skor diolah lalu skor tersebut diinterpretasikan kedalam tiga kriteria yaitu Baik, Cukup, Kurang.

Pengolahan kinerja guru diolah dari hasil observasi dengan menggunakan format observasi. Data kinerja guru diolah dengan

memberikan skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Skor tertinggi 3 dan terendah 1.

2. Pengolahan data hasil

Untuk mengolah data hasil pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan instrumen tes hasul belajar. Tes hasil belajar di kelompokan ke dalam data kuantitatif. Tes dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penilaian ini jenis tes yang digunakan adalah performances tes dan paper tes. Hasil kerja siswa diolah dengan menggunakan batas ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65. Dibawah ini diuraikan cara perhitungan skor dan KKM pada materi pembelajaran permasalahan sosial. Cara perhitungan skor tes hasil belajar :

1) Soal terdiri dari 5 nomor 2) Soal nomor satu diberi skor 2

Soal nomor dua diberi skor 3 Soal nomor tiga diberi skor 2

Soal nomor empat diberi skor 2 Soal nomor lima diberi skor 2

Jumlah skor ideal adalah 11

3) Nilai Akhir = skor yang diperoleh x 100 Skor ideal

4) Nilai tertinggi adalah 100. Nilai tersebut dibandingkan dengan KKm yang telah ditentukan yaitu 65. Untuk cara perhitungan KKM

terlampir. Adapun penjelasan dari nilai KKM : apabila siswa mendapat nilai kurang dari 65maka siswa tersebut belum memiliki

(30)

36

sama dengan 65 maka siswa tersebut telah mendapatkan ketuntasan dalam belajarnya.

2. Analisis Data

Analisis terhadap masalah yang telah diidentifikasi disamping dimaksudkan untuk mengetahui dimensi masalah yang dapat dipecahkan

melalui pelaksanaan Penelitian tindakan Kelas juga ditujukan untuk mengidentifikasi aspek-aspek penting dari masalah itu agar diperoleh fokus yang tepat. Aktifitas dalam analisis data yaitu:

a. Data Reduction ( Reduksi Data )

Mereduksi artinya memilih hal-hal yang pokok, mencari hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mrelakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Data Display ( Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan memdisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan san verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

G. VALIDASI DATA

(31)

37

a. Member Chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengiformasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pertemuan.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti

dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti

secara kolaboratif.

c. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan pengumpulan data

dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

d. Expert opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

peneliti kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.

Berdasarkan validasi diatas, maka validasi data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu member check, triangulasi, dan expert opinion. Untuk validasi data member check, setelah wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap konerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran permasalahan social, peneliti memeriksa hasil wawancara dan observasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja guru dan aktifitas siswa peneliti akan membandingkan serta

mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas IV yaitu Ibu N. Tati Nurhayati yang telah melakukan observasi pada saat pembelajaran. Pada tahap

expert opinion, peneliti akan melakukn pengecekan terhadap kesahihan data

(32)
(33)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan dengan penerapan model kooperatif jigsaw untuk meningkatkan pemaghaman siswa

dalam materi permasalahan sosial kelas IV SDN kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada tahap perencanaan, peneliti yang bertindak sebagai praktikan sekaligus guru pelaksana tindakan merencanakan pembelajaran sesuai dengan target yaitu mulai dari dari menyusun RPP, Menyusun LKS, menyiapkan alat evaluasi serta mengelompokan siswa. Yang mana pada siklus I kegiatan perencanaan belum mencapai target (100%) karena hanya mencapai 91% namun setelah diadakan perbaikan-perbaikan maka hasil yang diperoleh pada siklus II mencapi target yaitu 100%.

2. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, semua berjalan dengan lancer walaupun pada awalnya sebagian besar siswa masih ragu-ragu dalam diskusi kelompok tetapi dengan bimbingan dan motivasi dari guru semua kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pada pelaksanaan siklus I

guru masih belum bisa mengelola kelas dengan maksimal hal ini terlihat dapat terlihat dari persentase kinerja guru pada tahap pelassanaan pada

(34)

69

3. Hasil dari penerapan model kooperatif jigsaw pada materi permasalahan sosial telah menunjukan peningkatan pemahaman siswa. Hal ini dapat di lihat dari peningkatan aktivitas siswa dan peningkatan hasil tes belajar siswa . Aktivitas siswa pada siklus I 67% dan pada siklus II meningkat menjadi

87,5%. Sedangkan peningkatan tes belajar siswa yang diperoleh mulai dari data awal hingga tiap siklusnya adalah 33% (data awal), 62% (Siklus I),

91% (Siklus II). Hali ini sesuai dengan yang yang telah ditargetkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw dalam mengidentifikasi permasalahan social di kelas IV SDN Kebonhui Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dapat meningkatkan pemahaman siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam menggali inovasi yang dapat meningkatkan pembaharuan dalam pembelajaran serta dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan materi dan disdesuaikan dengan karakteristik siswa. Dengan tujuan agar dapat

meningkatkan semangat, aktivitas dan pemahaman siswa.

b. Ketika Guru menerapkan suatu model pembelajaran apapun harus dapat

melibatkan seluruh siswa agar seluruh siswa dapat memahami materi. Serta harus adanya pengelolaan kelas yang efektif dalam pembelajaran. 2. Bagi Siswa

a. Siswa jangan ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapat dan berperan aktif dalam pembelajaran, serta hyarus semangat dalam melakukan setriap kegiatan dalam pembelajaran.

(35)

70

pembelajarn serta dapat mengambil nilai-nilai positif dari diskusi kelompok.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat memfasilitasi setiap kegiatan pembelajaran dengan menyediakan

sarana dan prasarana dalam mendukung terwujudnya kegiatan belajar mengajar yang kondusif, serta memantau perkembangan siswa.

(36)

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara

Asma, Nur. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Standar Nasionl Pendidikan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BP. Dharma Bhakti

Efendi, R dan Setiadi, E. (2009). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan

Teknoligi. Bandung: UPI PRESS

Hanifah, N.(2008). “ Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar “ dalam Ragam

Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI

Hermawan, dkk. (2006). Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung: UPI PRESS

Hermawan, dkk. (2010). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Bandung: UPI PRESS

Karli dan Yuliariatningsih. ( 2004). Model-Model Pembelajaran. Bandung: CV. Media Bina Informasi

Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas: dirjan Pt. Proyek Guru Sekolah Dasar

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Mastur, dkk. (2004). Ilmu pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu

Sapriya, dkk. ( 20060. Pembelajaran dan evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS

Slavin, Robert. ( 2005). Cooperative Learning. Jakarta : Nusa Media.

(37)

72

Suprijono, Agus.( 2009). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar

Sutardi dan Sudirjo. ( 2007). Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bandung; UPI PRESS

Supriatna, Nana. (2009). Konsep Dasar IPS. Tersedia:http//: file.upi.edu/FPIPS?jur/Matrik-Konsep Dasar IPS.pdf (15/09/2012)

Wardani,dkk.(1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Winataputra,dkk.(2009). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Wriaatmadja, Rochiati.(2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas  ..............................................
Tabel 1.1 Data Hasil Tes Siswa Pada Materi Mengidentifikasi Permasalahan Sosial
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc. Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kertas berpetak terhadap peningkatan kemampuan menulis huruf Arab bagi siswa pemula.. Obyek penelitian

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah Dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir

ISSN-L (Linking ISSN) ISSN designated by the ISSN Network to enable collocation or linking among the different medium versions of a continuing resource and based on the

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

[r]

Abstract  The main purpose of this article is to do approximations graphically and mathematically the four-parameter generalized log-logistic distribution, denoted

Khitbah secara syar’i mempunyai posisi sebagai janji untuk menikah pada waktu yang disepakati. Janji tersebut mengikat kedua pihak yang berjanji. seseorang yang