STRATEGI IMPLEMENT AS! MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
/KANTOR CABANG DINA$ PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
i .KECAMATAN LABU H.AN DELI
!W
Oleh:
KHAIRUDDIN • W
NIM : 025030152
If~ILlK
. PERPUSTAK'A'AN
'
Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVE.RSITAS
NEGERI
MEDAN
z
• J
TESIS
STRATEGI IMPLEMENT AS! MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
KECAMATAN LABUHAN DELI
Disusun dan diajukan oleb:
KHAIRUDDIN. W NIM. 025030152
Telah dipertahankan didepan Panitia Ujian Tesis
Pada taoggal 09 Agustus 2005. Dan dinyatakan telah memeouhi Salah Satu Syarat untuk mcmperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pcndidikan
Menyetujui Tim Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Zainuddin, M.Pd
Medan, 09 Agustus 2005
Pembimbing D
Persetujuan Komisi
Ujian Tesis Magister Kependidikan
No. Nama
5.
Dr. Khairil Ansyari, M.Pd (Ketua)
Dr. Abdul Hamid K, M.Pd (Anggota)
Dr. Jbrahim Gultom, M.Pd (Anggota)
Dr. Siman, M.Pd (Anggota)
'
-Mahasiswa:
Nama Nim
Tanggal Ujian
: Khairuddin. W
z
Kata Penga.ntar
Segala puji bagi tuhan Rabbi I ' Alamin, atas segala rahmat, karunia dan hidayah·Nya penulis dapat menyelesaikan penuJisan tesis ini , Amin.
Terselesaikannya tesis ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan motifasi, bantuan dan bimbingan kepada penulis baik. secara moril maupun materil. sehingga puda kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan pcnghargaan yang sctinggi· tingginya kepada:
I. Bapak Dr. Khairil Ansyari, M.Pd dan Dr. Ibnu Oamanik, M.Si yang dcngan
tulus dan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyclesaian tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Balferik Manullang Direktur pascasatjana Universitas ncgeri Medan.
Dr. Jr. Zainuddin, M.Pd Ketua Program Studi Aministrasi
Bapak Dr. AbduJ Hamid K, M.Pd, Dr. Ibrahim Gultom, M.Pd sebagai nara sumber yang telah banyak memberi masukan dalarn penyempumaan tesis ini.
t3apnk/Ibu Dosen dan seluruh pegawai pada program pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian t ugas
dan selama mengikuti perkul.iahan.
6. Bapak Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli dan seluruh pegawai yang telas memberikan bantuan kelengkapan data-data dalarn penyelesaian tesis ini.
7.
13apak
Rektor dan Bapak Pernbantu Raktor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan material dalam penyelesaiantesis ini.
8. Rckan-rekan mahasiswa, rekan kcrja yang telah turut memotifasi pcnulis
dalam pcnyelesaian tesis ini.
9. Yang teristimewa Ayahanda H. Wartidjan dan Ibunda I Ij. Saimah, scrta istri tercinta Susita atas segala pengorbanan. dukungan, motivasi dan do'anya schingga penulis dapat menyelesaikan pcrkuliahan.
Akhirul kalam, atas scgata kerendahan hati pcnulis memohon ma' af kepada pihak-pihak yang tida}<: terscbut didalamnya. Semoga Allah merahmati kita semua
lll
Medan, 09 Agustus 2005 Penulis
DAFTAR lSI
Halaman ABSTRACT ... . ... .
ABSTRAK.. ... .... ... ... ... ... .. ... ... II
KATA PENC ANTAR ... ... .. ... ... ... ... ... .... ... .... ... ... iii
DAFTAR 181... ... ... ... ...
IV DAFTAR TABEL .... ... .. .... ... ... VI DA F'f ~R GA M'BAR... ... ... ... ... ... .... . . . ... ... ... VII BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... ... ... ... ... . B. Identifikasi Masalah.. . ... .. .. ... .. .. . .. .... .... .. ... .. .... . .. . .... ... 7C. Pen•musan Masalah... . .. . .. .. . .. . . .. .. .. . . .. . .. .. . . . .. .. ... .. .. 8
D. Tujuan Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... . . .. .... ... 9
E. Manfaal Penelitian... ... ... .... .. ... .. 9
KONSEl) STRATEGf IMPL EMENTASI MANAJEMEN BERBAS IS SEKO LAH A. Strategi lmplementasi MBS... . . . . .. . .. . .. .. .. . . .. . . .. . II B. Man~jemen Berbasis Sekolah... ... ... .. 15
C. lmplementas i Kurikulum di Sekolah.. .. ... ... . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 20
D. lmplemcntasi MBS dan Dernokratisasi Pcndidikan... ... .... ... 24
E. Manajemcn Berbasis Sekolah, Upaya Mcwujudkan Otonomi dan Akunrahilitas Pcndidikan... 29
F. Penelitian Rei
evan... ... .... ... ...
37G. Kcrangka Berpikir. ... .. ... ... . .. ... ... .. ... .. . ... .. .... 39
BAB III METDOLOGI PE NELITIAN A . .Ienis Penelitian... ... . ... .. ... ... ... ... 42
B. Fokus Pcnditian... ... 43
C . Obyek Penelitian... . ... . ... . .... ... 43
D. Tcknik. Pengumpulan Data. ... . ... . ... 44
E. Tek.nik Analisis Data... . ... ~5
F. Validitas dan Obyektivitas Data... .... .... .... ... ... 46
BAB JV HASI L PENE LTTIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecarnalan Labuhan Deli... 49
1. Wilayah Kcrja Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli... ... 49
2. Keadaan Guru dan Pescrta Didik... ... ... ... ... 51
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan... ... .. .. .... .. ... 56
B. Pembahasan... .. ... ... .. . .. . .. . .. . . .. . .. ... 59
2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan yang Dihadapi dalam mencrapkan Manajemen Berbasis
Sekolah.... .. ... ... .. ... ... ... 73
3. Strategi Jmplementasi yang Oigunakan dalam Manerapkan Manajemen Berbasis
Sckolah... ... .... ... .... ... .... ... ... I 07
C. Temuan
Penelitian... ... ...132
BAB V KESIMPULAN, lMPLIKASl DAN SARAN
A. Kcsimpulan ... . ... .
B. I n1plikasi ... . ... .. C. Saran-saran ... ,.
DAFT,<\R PUSTAKA ... ... ... .... ... .... ... .. . ... ... .... ... . LAMPIRAN ... ... ... ... .... ... .... ... .. ... .. ... .
DAFTAR RIWAYA
v
143
145
DAFTAR TABEL
NO NAMATABEL
Perubahan Paradigma Pendidikan dari Birokrasi Hirarkis ke Pendidikan Dcmokratis
2 Ciri-ciri Manajemen Berbasis Sekolah
3 Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Labuhan Deli
4 Jumlah Guru dan Peserta Didik
5 Kuali11kasi ljazah Tcnaga Kependidikan Guru
6 Meja, Kursi, Lemari Guru dan Peserta Oidik
HALAMAN
25
DAFTARGAMBAR
NO
NAMAGAMBAR HALAMAN1 Komponen-komponen Sekolah Dasar yang Bermutu 139
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Sejak bergulimya reformasi pada pertengahan tahun · 1998, telah terjadi
gelombang perubahan dalam segala sendi kehidupan, baik kehidupan bennasyarakat,
berbangsa maupun bemeg_ara. Perubahan mendasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bemegara saat ini merupakan pergeseran terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan, jika selama ini menggunakan paradigma sentralistik
selanjutnya terjadi pergeseran orientasi Kecamatan Labuhan Deli paradigma
desentralistik. Perubahan orientasi paradigma ini diberlakukan melalui penetapan
perundang·undangan mengenai Pemerintah daerah, dan lebih sering kita dengar
dengan tenninologi .. otonomi daerah".
Perubahan orientasi paradigma tersebut telah melahirkan sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih dinamis, sebab seluruh aktivitas yang dilakukan cenderung
berdasarkan aspirasi setempat (kedisinian), sehingga sasaran lebih terjamin
pencapaiannya. Dengan demikian prinsip efektivitas terhadap perencanaan nasional
maupun daerah diharapkan terpenuhi secara maksimal dan optimal, hal ini
dimungkinkan karena pemetaan pennasalahan bersifat objektif dan aktual dan secara
fal"1uaa masalah·masalah teridentifikasi dengan baik.
Salah satu implikasi dari penerapan paradigma desentralisasi tersebut adalah
sektor pendidikan, yaitu suatu sektor yang selama ini terabaikan dan dianggap hanya
sebagai bagian dari aktivitas ekonomi dan politik. Akibatnya sektor pendidikan
legislatif ketika mereka menganggap perlu mengangkat isu-isu kependidikan yang
dapat meningkatkan perhatian publik terhadap mereka. Begitulah sektor pendidikan
ditempatkan selama ini, ia tidak menjadi leading sector dalam perencanaan
pembangunan mutu manusia secara nasional, padahal amanah terpenting dari
kemerdekaan bangsa ini adalab mencerdaskan kehidupan bangsa. Seharusnya seluruh
perencanaan dan aktivitas apa pun yang dilakukan oleh pemerintah adalah dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang didesentralisasikan yang berkaitan
erat dengan filosofi otonomi daerah. Secara esensial landasan filosofis otonomi
daerah
adalah pemberdayaan dan kemandirian daerah menuju kematangan dankualitas masyarakat yang dicita-citakan (Gaffar, 2000). Pendidikan merupakan salah
satu instrumen paling penting dalam kebidupan manusia. Ia merupakan bentuk
strategi budaya tertua bagi manusia untuk mempertahankan keberlangsungan
eksistensi mereka (Fakih dalam Wahono, 2001:
iii).
Oleh karenanya, upaya untukmemperbaiki dan meningkatkan kualitasnya harus dilakukan secara terus menerus.
Melalui pendidikan diharapkan pemberdayaan, kematangan, dan kemandirian serta
mutu bangsa secara menye1uruh dapat terwujud, karena pendidikan merupakan salah
satu aspek kehidupan yang am at strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tarrtangan lainnya yang mempengaruhi pendidikan adalah perubahan yang terj:adi
akibat dari semakin mengglobalnya tatanan pergaulan kehidupan dunia saat ini. Di era globalisasi kebutuhan terhadap surnber daya manusia yang berkualitas tidnk bisa
ditawar lagi dengan adanya tantangan yang dihadapi yakni persaingan dengan negara
lainnya, khususnya negara tetangga di kawasan ASEAN. Padahal, saat ini kualitas
2 I
l'
MIUK
PERPUST AKAAI\. .
sumber daya manusia oegara kita berdasarkan parameter yang ditetapkan oleb UNDP
pada talmn 2000 berada pada peringkat ke 109. dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, kita semua sepakat bahwa pendidikan memegang peran yang
sangat penting. Peningkatan kualitas pendidikan
merupakan
suatu proses yangterintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri
(Suryadi,
1999).
Oleh karena itu, upaya tersebutharus
dilakukan secara terencana,terarah, intensif, efektif
dan
efisien.persekolah.an dan pendidikan luar sekolah. Namun demikian, kenyataan menunjukkan
bahwa tumpun utama dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan
berada pada pendidikan persekolaban. Karena itu, upaya reformasi penclidikan
ditujukan untuk memperbaiki sistem pendidikan persekolaban agar dapat menjawab
tantangan nasional, regional, dan global yang berada di hadapan kita semua.
SaJah satu pendekatan yang dipilih di era desentraJisasi saat ini sebagai altematif
peningkatan kualitas pendidikan persekolahan adalah pemberian otonomi yang luas di
tingkat sekolOh serta partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka kebijakan
pendidikan nasional. Pendekatan tersebut dikenal dengan model Manajemen Berbasis
S~kolah (MBS) atau "School-Based
Management".
MBS menjadi bagian dari kegiatan pembaharuan daJam bidang pendidikan
persekolahan di era otonomi daerah. Pemahaman terhadap konsep dan strategi
impleme ntasiny~ terutama di kalangan pengelola pendidikan akan sangat
menentukan karena menjadi kunci keberhasilan program pembaharuan tersebut.
pendidik.an eli sekolah, meliputi fungsi-fungsi administratif kepala sekolah,
manajemen kurikulum, dan interaksi warga sekolah,
baik
interaksi antara sekolah danmasyarakat maupun interaksi dalam sekolah dan kelas itu sendiri.
Implementasi manajemen berbasis sekolah sampai
saat
ini masih mengalamikendala yang bcrarti,
hal
ini
terjadi disebabkan kerana belum familiamyakonsep-konsep manajemen berbasis sekolah dijajaran persekolahan. Memang tidaklah mudah
menerapkan inovasi manajemen dalam waktu yang singkat, namun fenomena yang
terlihat menunjuk.kan bahwa keinginan untuk melakukan perubahan di sekt
manajemen persekolahan telah mempengaruhi sistem penyelenggaraan persekolahan.
Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keluJusan mengelola sumber
daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyerdahanaan
birokrasi.
Peningkatanmutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah,
peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta
hal ini yang dapat menurnbuhkembangkan
suasana
yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi masyarakatterutama
yang mampudan peduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi tanggungjawab pemerintah
(Mulyasa, 2003:13).
Kesadaran untuk meningkatkan mutu 111.anajemen persekola.han setidak-tidaknya
mengharuskan kepemimpinan sekolah mengetahui dan telah terindentifikasi, bahwa
saJah satu krisis pendidikan secara nasional adalah di sek-tor manajemen. Oleh karena
itu, perlu ditelaah bagaimana penerapan manajemen berbasis sekolah yang sesuai
dengan kultur persekolahan.
Perlunya mencari format yang tepat dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen berbasis sekolah agar tidak terjebak pada yang bersifat sekunder dan
tertier, tetapi harus pada primer. Hal ini perJu diperhatikan mengingat fenomena yang
ada, bahwa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah masih ditemukan
kecenderungan yang bersifat spontan, artinta melakukan perubahan dalam
manajemen banya dari
pola
pemberian pelayanan semata kepadawtak
didik. Padahalintinya adalah bagaimana agar terjadi perbaikan kualitas keputusan sehingga dapat
am sekolah secara men eluruh, sehingga upaya
pencapaian tujuan sekolah berhasil secara efektif dan efisien.
Keberhasilan penerapan manajemen berbasis sekolah sangat ditentukan oleh
political will (kemauan politik) dari pemerintah dan juga keterampilan kepemimpinan
d.i
persekolahan. Justru. yang terlihat selama selama ini, bahwa polityical will terse buttidak utuh sebagai faktor pendukung utama, demikian juga kepemimpinan di
persekolahan yang cenderung masih mengutamakan pendekatan birokratis dan
bukannya demokratis.
Walaupun pofiitical
will
adakalanya terlihat tidak begitu utuh dalam menerapkanprinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah, seharusnya diimbangi dengan format
kepemimpinan kepala sekolah yang handal dalam memimpin persekolahan. Menurut
Nurkolis (2003:141) kepemimpinan adalal1 isu kunci dalam MBS, bahkan dalam
beberapa terminologi Site-Based leadership digunakan sebagai pengganti Site-Based
Management. Dalam implementasi MBS maka diperlukan perspektif dan
keterampilan kepernimpinan baik pada tingkat pemeriotahan maupun di tingkat
Berbagai fenomena yang terlihat dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen
berbasis sekolah, menunjukkan bahwa masih diper1ukan kemauan yang kuat dari
pihak pemerintah dan lingkungan sekoJah dalam melakukan perubahan sistem
penyelenggaraan manajemen persekolahan.
Tidak
mungkin melakukan perubahansecara utuh dan komprehensif, jika semua pihak yang terlibat tidak menunjuk.kan
kemauan yang kuat untuk mekaukan perubahan tersebut. Oleh karena itu, pengenalan
secara mendalam dan mendasar tujuan penerapan manejemen berbasis sekolah
merupakan
sebuah
keharusan yang harus dilakukan oleh siapa saja yang bertanjawab dan merasa berkepentingan terhadap persekolahan.
Dengan
MBS
unsur pokok sekolah (constituent) memegang kontrol yang Iebihbesar pada setiap kejadian di sekolah. Unsur pokok sekolah inilah yang kemudian
menjadi lembaga non-strukturaJ yang disebut dewan sekolah yang anggotanya terdiri
dari guru, kepala sekolah, administrator, orang tua, anggota masyarakat, dan murid
(Nurkolis, 2003:42}.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan suatu studi untuk melihat bagaimana implementasi (penerapan) manajemen berbasis sekolah yang difokuskan
kepada strategi implementasinya pada tatanan sekolah. Studi ini dilakukan di
Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, dipilihnya kecamatan ini
didasarkan kepada kenyataan bahwa daerah ini dinilai memilik.i konsistensi yang
tinggi dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.
B. ldentiflkasi Masalah
Sebagai kebijakan yang bersifat menyeluruh untuk meningkatkan manajemen
persekolahan, MBS merupakan altematif yang dianggap relevan dan memiliki
kecenderungan
untuk
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan secarawnwn dan pencapaian tujuan pendidikan persekolahan. Oleh karenanya, tidak.lah
berkelebihan jika MBS dapat dijadikan altetnatif sehingga seluruh pencapaian tujuan
pendidikan dapat direalisir secara utuh.
Nammt demikian, dalam penerapan MBS itu, kebijakan yang dijadikan sebagai
dasar masil) cukup lemah. Dikatakan demikian karena MBS yang diterapkan masih
sebatas anjuran dan belwn merupakan kebijakan yang memmiliki kekuatan paksaan
yang mutlak untuk diterapkan. Dalam konteks perubahan manajemen menuju
efektivitas ~nyelenggaraan persekolahan, MBS cenderung hanya diredusir sebatas
kemampuan sekolah dan kepemimpinan sekolah untuk diterapkan, sehingga
berimplikasi kepada rendahnya pencapaian tujuan MBS sesuai dengan konsep dasar
MBS itu sendiri.
Pengawasan yang dilakukan oleh satua.n sekolah, seperti da.ri Kantor Cabang
Dinas Pendidikan dan Pengajarao Kecamatan, tidak memiliki konsekuensi
yang
bersifat mengikat jika setiap sekolah tidak menerapkao MBS itu sebagaimanamestinya. Berdasarkan basil pengamatan yang dilakukan secara partisipatif
dilingkuogan persekolahan, ditemukanlah berbagai hal yang tid.ak sesuai dengao
semangat untuk
melakukan
reformasi manajemen persekolahan di setiap sekolah.Po/itik will atau kemauan politik y~ng bersifat komprehensif. masih dibatasi oleh
secara maksirnal, tetapi hanya sebatas kemauan yang bersifat abstrak dan tidak dapat
dikonkritkan secara menyeluruh. Berdasarkan situasi tersebut, maka penerapan MBS
cenderung mengalami hambatan yang bersifat manajerial dan institusional di
lembaga4lernbaga pendidikan persekolahan.
C. Perumusau Masalab
Perumusan masalah rnerupakan rincian dari identitikasi maslah seperti yang telah
dikemukakan
diatas.
Perumusan masalahin.i
ditetapkanuntuk
mengetahui ruanglingkup rnasalab yang akan diteliti, sehingga memudahkan peneliti melakukan
pengumpulan dan pengolaha data. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : "Bagaimanakah strategi implementasi (penerapan) manajemen berbasis
sekolah pada
Dinas
Pendidikan KecarnatanLabuhan
Deli''.Dari rumusan masalah tersebut, selanjutnya dijabarkan dalarn beberapa
pertanyaan penelitian seperti berikut:
1.
Bagaimanakah kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia dalammenerapkan manajemen berbasis sekolah di Dinas Pendidikan Kecamatan
Labuhan
Deli ?2. Bagaimanakah kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalarn
penyelenggaraan
MBS
di lingkunganDinas
Pendidikan Kecamatan LabuhanDeli?
3. Bagaimanakah strategi implementasi MBS di lingkungan Dinas Pendidikan
Kecamatan Labuhan Deli ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian
ini
adalah untuk mengetahui :l. Kesiapan SDM yang tersedia dalam menerapk.an manajemen berbasis
sekolah di Dinas Pendidikan Kecamatan Labuhan Deli.
2. Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi Dinas Pendidikan Kecamatan Labuhan
DeJi
dalam menyelenggarakan MBS.3. Strategi implementasi MBS di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan
E. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan bennanfaat bagi :1. Pegembangan startegi penerapan dan prinsip-prinsip manajemen berbasis
sekolah di lingkungan dunia pendid i~ sehingga dapat rnendukung
percepatan proses peJaksanaan otonomi dearah, khususnya otonomi di sektor
pendidikan.
Meroberikan kesempatan yang luas bagi Dinas Pendidikan Kecamatan dalam
menerapkan manajemen berbasis sekolah, sehingga secara empiris dapat
mengetabui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi
dalam menerapkan kebijakan otonorni pendidikan.
Memberikan kontribusi kepada Dinas Pendidikan Kecamatan Labuhan Deli,
sehingga dapat menyerap berbagai aspirasi masyarakat scbagai stakeholders
4. Sebagai
rujukan
dan rekomendasi bagi pengmabil keputusan di dunia pendidikan, dan juga dapat dimanfaatkan bagi peneliti selanjutnya dalampenelitian dengan objek yang sama.
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASJ DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Stratcgi implementasi Manajemen Berbasis Sekolab di wilayah kerja Kantor
Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli dilakukan
dengan: (1) Pemberian otonomi sekolah, (2) Merangsang masyarakat untuk
berpartisipasi aktif membantu sekolah. (3) Mendorong kepemimpinan sekotah
yang kuat, (4) Proses pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis, (5)
Bimbingan dilakukan secara terus menerus oleh satuan atasan, (6) Sekolah
didorong untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas terhadap stakeholders, (7)
Diarahkan untuk pencapaian tujuan sekolah. dan (8) secara terus-menerus
melakukan sosialisasi tentang Manajemen Berbasis Sekolah ..
2. Tmplementasi Manajemcn Berbasis Sekolah diselcnggarakan sesuai dengan
komponen-komponen sekolah yang meliputi berbagai kinerja. seperti : (1) kineija
kmikulum dan program pengajaran, (2) kioerja tenaga kependidikan, (3) kinerja
kesiswaan, (4) kinefja keuangan danpcmbia.yaan, (5) kinerja sarana dan prasarana
pendidikan, (6) kinetja hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (7) kinerja
layanan khusll'\.
lrn.plemcntasi Manajemen Berbasis Sekolah di wilayah kerja Kantor Cabang
Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli, memiliki kekuatan,
kelemahan.. pcluang dan tantangan. Kekuatannya adalah dimilikinya rencana
strategis, yang disusun be rdasa rkan visi, misi dan nilai·nilai yang telah ditetapkan.
anj uran, (2) kontrol masyurakat belum memadai, (3) Komite Sekolah belum
mampu memberikan bantuan secara penuh. Peluang yang dihadapi adalah: (1)
pemberian otonomi sekolah dan otonomi kepala sekolah, (2) isu globalisasi
pendidikan, (3) demokratisasi dalam pendidikan. Sedangkan tantangan yang
dihadapi adalah: ( 1) dilaksanakannya desentralisasi pendidikan, (2) adanya
otonomi sckolah, (3) semakin besarnya wewcnang, kekuasaan dan tanggungjawab
kepala sekolah, ( 4) Pembiayaan pendidikan ditekankan kepada usaha-usaha
sekolah, (5) Mutu dalam proses dan hasil pendidikan.
Sumber daya manusia yang tersedia di wilayah kerja Kantor Cabang Dinas
Pendidikan dan P~ngajaran Kecamatan Labuhan Deli, telah memahami penti ng
dan perlunya pcnyelenggaraan Manajemen Berbasis Sekolah. Kesadaran dan
keinginan untuk menyelcnggarakan Manajemen Berbasis Sekolah tersebut.
disadari bukan sebagai kepentingan sesaat tetapi merupakan kepentingan jangka
panJang.
Kesadaran dan kesiapan sumber daya pendidikan untuk menyelenggarakan
Manajemcn Berbasis Sekolah, walaupun masih pedu disosialisasikan, telah
menjadi fenomena baru dalam sistem pcnyelenggaraan persekolahan di wilayah
keyja Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli.
Pengelola sekolah, terutama berstatus negeri telah berupaya melaksanakannya.
Walau belum semua personil sckolah (kepala sekolah, guru dan stat) secara utuh
memahami penting dan perlunya Manajemen Berbasis Sekolah. Narnun secara
umum, personil sekolah memiliki kesiapan untuk menerapkannya, terutama
umum, personil sekolah memilik.i kesiapan untuk menerapkannya, terutama
sekolah yang berstatus swasta yang manajernen pengelolaannya memang telah
menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah.
B. lmplikasi
Kebijakan politik di sektor pendidikan telah mencmpatkan Manajemen Be rbasis
Sekolab sebagai altematif dalam mencapai efektivitas pencapaian tujuan pendidikan
secara nasional. Kebijakan pendidikan ini bersifat komprehensif, karena m elibatkan
proses manajemen bermutu. yang hasilnya juga akan menjadikan pendidikan yang
bermutu.
Manajemen pendidikan yang dilakukan melalui proses bermutu, memerlukan
k.esiapan berbagai perangkat. Baik perangkat administratif maupun perangkat sumber
daya yang tersedia. Perangkat administratif bcrkait dengan sistern pelaksanaannya.
sedangkan perangkat sumber daya herkait dengan ketersediaan sumber daya untuk
dapat melaksanakan berbagai progrnm yang telah ditctapkan.
Manajemen Berbasts Sekolah, menjadikan sekolah scbagai basis penyelcnggaraan
sekolah yang dimulai dati membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta
evaluasi. Seluruh komponen ini dilaksanakan melalui kerja tim, yang setiap
komponen dibedakan oleh personif-personil yang memili ki kompetensi sesuai dengan
tuntutan pencapaian tujuan program. Oleh karenanya, ketjasama adalah kata kunci
formula baru yang akan memberikan kesempatan kepada sekolah meningkatkan mutu
manajemennya. Hanya unit sekolah yang tahu apa yang harus dilakukannya, siapa
yang menggerakannya dan bagaimana cara melakukannya. Manajemen Berbasis
Sekolah memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan manajemen konvensional
yang selama ini ditc::rapkan.
Manajemcn konvensional yang dimaksud disini adalah manajemen yang
cenderung dilakukan berdasarkan pendekatan birokratis hirarkis, yang segala sesuatu
berkaitan dengan program dan aktivitas sekolab ditentukan satuan atasan, sekolah
hanya sebagai penyelenggara. Berbeda jauh dengan pendekatan Manajemen Bcrbasis
Sekolah yang suasana pelaksanaannya lebih menitikberatkan kerja sama melalui
sistem kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan bekerja, berdasarkan
sistem.
Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli
scbagai penangungjawab otoritas pcndidikan. melihat bahwa Manajemen Berbasis
Sekolah mcrupakan manajemeo efektif dalam memberikan penceraban bagi
pencapaian tujuan pendidikan. Persckolahan merupakan lembaga oormatif yang
bertugas memberikan pencerahan kepada masyarakat pengguna jasanya. Pencerahan
itu tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan oleh kedua belah pihak sebagai produsen
dan pengguna (user).
Manajemen Berbasis Sekolah yang diterapkan di Indonesia bukanlah inisiatif dari
masyarakat, tctapi merupakan inisiat1f peroerintah. Inisiatif ini merupakan respon_dari
tuntutan masyarakat dan j uga tuntutan global yang tidak dapat dihindari scbagai
fenomena globaL Tuntutan masyarakat dan fenomena global ini telah menyadarkan
pemerintah untuk secepatnya melakukan inovasi baru dalam manajemen pendidikan
secara kompreht::nsif. Persekolahan hanyalah sebagai tempat untuk merespon secara
memadai fenomena global itu. Jika fenomena itu tidak direspon, diduga mutu sumber
daya manusia Indonesia tetap akan tertinggal j ika dibandingkan dengan negara·
negara maju.
Proses yang ingin dirubah dalam penerapan Manajernen Berbasis Sekolah di
setiap persekolahan adalah agar tejadi perubahan ke dalam bentuk lain yang lebih
cfektif dan dapat diukur dengan berbagai indikator. Perubahan ke arab yang lebih
baik dan menjadikannya lebih efcktif itu menjadi tujuan proses diselenggarakannya
Man~jemen Berbasis Sekolah.
Perubahan manajemen sckolah yang mcnerapkan Manajemen Berbasis Sekolah
adaJah perubahan proses manajemcn yang berlandaskan kcpada kinerja sekolah yang
meliputi : (1) kinerja kurikulum dan program pengajaran, (2) kinerja tenaga
kepenclidikan, (3) kinerja kesiswaan., (4) k.ine1:ja keuangan dan pembiayaan, (5)
kinerja sarana dan prasarana pendidikan. (6) kinerja hubungan sekolah dengao
masyarakat, dan (7) kincrja layanan khusus.
Selurub kinerja manajemen sekolah itu harus dilaksanakan dengan tidak
mengabaikan prinsip-prinsip manajemen berdasarkan tujuan, yaitu harus tetap
mcngacu kepada efektiviras, efesicnsi, kualitas, produktivitas, inovasi, kerja tim,
memelihara kultur organisasi yang dapat mendukug kinerja. dan menciptakan iklim
kerja kondusifbagi tcrciptanya pencapaian tujuan pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah walaupun masih dalam tahap anjuran seharusnya
diberikan kepada sekolah-sekolah tidaklah bcrsifat pasif tetapi harus diberikan
rangsangan yang memungkinkan setiap sekolah menjadikan Manajemen Berbasis
Sekolah sebagai proses untuk mclaksanakan tugas-tugas kependidikan sekolah dalam
merealisir berbagai program.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bukan sebuah tujuan atau sasaran
yang ingin dicapai secara administratif Pencapaian tujuan pendidikan harus dijadikan
sebagai proses yang bersifat terus-mencrus,
agar
sustainihilitas program menjaditetjamin dan memungkinkan program pendidikao persekolahan tersusun berdasarkan
kebutuban, baik kebutuhan organisasi sekolah apalagi kebutuhan masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan sekolah.
Merupakan sebuah kcharusan bagi sekolah untuk dapat melakukan intcraksi
dengan bcrbagai pihak. Interaksi ini sedapat mungkin agar lebih menguntungkan
sekolah dalam pencapaian tujuannya. Menciptakan suasana yang memw1gkinkan
masyarakat membcrikan bantuan ke sekotah, adalah upaya yang tidak boleh terputus.
Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Komite Sekolah yang merupakan
wadah masyarnkat da1am mcmberikan bantuan ke sekolah-sekolah.
Jika mcngacu kepada pelaksanaan manajemen yang dilaksanakan secara
konsekuen, sekolah akan memiliki keberbasilan dalam melaksanak~ tugas
kependidikan dan kemasyarakatan. Tuga-; kependidikan sekolah adalah melakukan
proses pembelajaran, proses pembelajaran yang berlangsung haruslah memuaskan
masyarakat pengguna jasanya. Sedangkan tugas kemasyarakatan sekolah adalah
memberikan pencerahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan
yang mampu melakukao perubahan.
Perubahan yang dimaksud disini adalah perubaban ke arab yang lebih baik, yaitu
terciptanya masyarakat terpelajar yang menjadikan proses pembelajaran sebagai
alteenatif merubah sikap, perilaku, cara berpikir dan cara bertindak. Oleh karena itu,
perubahan yang dimaksud adalah perubahan paradigma dalam memerankan dirinya
sebagai bagian dari komunitas dan masyarakatnya.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolab menjadi penting dan sifatnya strategis
untuk dilaksanakan. Pelaksanaannya akan berimplikasi luas kepada produk.
pendidikan karena terciptanya manajemen kerjasama (kelja tim). munculnya
keasadaran masyarakat untuk membantu sekolah, sadamya sekolah untuk
memberikan akses yang luas kepada masyarakat, stakeholders pendidikan peduH
dengan sekolah, dunia usaha lebih agrcsif memperhatikan mutu lulusan sekolab, dan
lain scbagainya.
Terdapat bcrbagai tolok ukur dalam melihat keberhasilan Manajemen Berbasis
Sekolah, menurut Taruna (Nurkolis, 2003:145), tolok ukur itu adalah: (1) berkurang
sebanyak mungkin angka tinggal kelas terutama di kelas rendab, (2) berkurang
sebanyak mw1gkin angka putus sekolah, (3) semakin berkembMgnya otonomi kepala
sekolah dan guru-guru di sekolahnya sendlri, ( 4) semakin seringnya Komite Sekolah
rapat memikirkan peningkatan mutu partisipas i orang tua murid dan masyamkat. (5)
semakin banyaknya dukungan (bukan pengawasan) oleh pihak aparat kecamatan dan
kabupaten kepada sekolah, (6) semakin terciptanya kegiatan belajer mengajar yang
aktif-menyenangkan di semua kelas di sepanjang hari.
Predikasi di atas bukan tidak berdasar sama sekali, prediksi itu telab terbukti
anJuran yang diberikan kepada sekolah untuk menerapkan Manajemen Berbasis
Sekolah, adalah anjuran yang bersifat positif Anjuran ini memang masih sebatas uji
coba atau sebagai sosialisasi sebclum ditcrapkan secara konsekuen dilingkungan
persekolahan.
C. Saran-saran
I. Kepada pemegang ototitas pencliclikan di Kecamatan Labu han Deli, yaitu Kantor
Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Beli, agar
meningkatkan status Manajcmen Berbasis Sekolah, dari anjuran men_jadi
keharusan.
2. Setiap sekolah seharusnya mcmbiasakan diri memiliki respon yang memadai
terhadap adanya pcrubahan dalam manajemen persekolahan. I Ial ini perlu
dilakukan agar setiap sekolah dapat memberikan layanan yang memuaskan
lerhadap masyarakat penggunajasanya.
Stakeholders pendidikan. seharusnya secara aktif bahkan proaktif mcmberikan
bantuan ke sekolah agar setiap sekolah dapat memcnuhi kebutuhatmya untuk
pencapaian tujuan sekolah secara efcktif.
Sebagai personil yang mem.ilild otonomi dalam penyelenggaraan sekolah,
seharusnyalah kepala sekolah mcmenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan
kepala sekolah. Tujuannya, agar kepala sekolah yang terpilih atau diangkat dapat
menctapkan visi, mjsi, dan nilai-nilai sekolah untuk dijadikan pedoman dalam
mcmimpin pcrsekolahan.
5. Komite Sekolah harus menjadi mitra sekolah, sehingga sekolah bisa 1ebih
konsentrasi melak:ukan proses pembelajaran, sedangkan Komite Sekolah
mempersiapkan scgala sesuatu yang dibutuhkan olch sekolah.
6. Setiap sekolah seharusnya melakukan interaksi dengan berbagai pihak, terutarna
dengan pengusaha dan dunia usaha, agar mereka dapat memberikan bantuan
DAFT AR PUSTAKA
Abu-Duhou, lbtisam, (2002), School-Based Management, Penerjemah; Noryamin Aini, Suparto dan Abas Al-Jauhari, Jakarta, Logos.
Ashkenas, Ron, (et al). (1995), The Boundaryless Organization, Jossey-Bass Publishers/San Francisco.
Bafadal, Ibrahim, (2003), Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi menuju Desentralisasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Bastian, Aulia Reza, (2002), Reformasi Pendidikan, LAPPERA-Pustaka Utama,
Y ogyakarta.
Fattah, N ( 2000), Manajemen Berbasis Se'kolah, Andira, Bandung.
Fiske, Edward B, (1998), Desentralisasi Peng~iaran, Politik dan Konsensus, Grasindo, Jakarta
Jalal, Fasli dan Supriadi, Dedi, (200 D), Refonnasi Pendidikan Dalam Konteks
Otonomi Daerah, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Joni, T Raka ( 2000), "Memicu Pcrbaikan Pendidikan Melalui Kurikulwn dalam Kerangka Pikir Desentralisasi", Makalah, Seminar Quo Vadis Pendidik.an di Indonesia, Y ogyakarta.
McMillan, James
H
dan Schununacher, Sally, (2001), Researchin
Education:A
Conceptual Introduction, Fifth Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc.Miles, Matthew B & Hubem1an, A Michael, (1992), Analisis Data Kualitatif, Penet:iemah; Tjetjep Rohendi Rohidi , Jakarta, Ul Press.
Miarso, Yusufhadi, (2000), '~Reformasi Pendidikan Implikasinya dalam Pendidikan Sains", Makalah, Seminar Refonnasi Pendidikan dan Sains FPMIPA-UI.
Mulyana, Deddy, (2002), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya.
Mulyasa, E, (2002), Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, Rosdakarya.
Nasution, S (1992), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung, Tarsito.
NlER (1999), An lntematio.pal Comparative Study of School Curriculum, the Section for fnternational Co-operation, Tokyo, Japan.
Nurkolis, (2003), Manajemen Berbasis Sekolab, Jakarta, Grasindo.
Rosyada, Dede, (2004), Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta, Kencana.
Sagala, Syaiful, (2004), Manjemcn Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta, Nimas Multi rna.
Satori. D. dan Wahyudin.D ( 2001 ), lnovasi di Bidang Pendidikan, Modul 8, Seri Manajemen Bcrbasjs Sekolab, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Sidi, Jndra djati, (200 1 ), Menuju Masyarakat Bel ajar, Paramadina dan Logos, Jakarta.
Sindhunata, (2000), Menggagas Paradigma Baru Pendidikan: Demokratisasi, Otonomi, Civil Soceity, dan Globalisasi, Yogyakarta: Kanisius.
Suryadi, Ace, (1991), " Biaya dan Keuntun gan Pendidikan", Mimbar Pendidikan, No. I Talmn X April 1991 , IKJP Bandurn.g.
Suyanto, (2002), "Tantangan Global Pcndidikan Nasional", dalam Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru, Grasindo, Jakarta.
Suyanto dan Dj ihad Hisyam, (2000), Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
The World Bank, ( 1999), Education Sector Strategy.
Tilaar, H.A.R. (1999), Manajemen Pendidikan Na.siona.l, Rosdakarya, Bandung.
Tim Monitoring dan Evaluasi MBS SD ( 2001 ), Laporan Hasil ME Pelaksanaan MBS SO Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Umaedi (1999), Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.
Wahab, A. A, (2001), "PengeloJaan Berbasis Sekolah (PBS) dalam Kerangka Desentralisasi Daerah", Mimbar Pendidikan Nomor 2/XX/2001, Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahono, F(2001), Kapitalisme Pendidikan • Antara Kompetisi dan Keadilan, Insist Press, Cindelaras · Pustaka Pelajar, Yogyakarta.