• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KECAMATAN LABUHAN DELI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KECAMATAN LABUHAN DELI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI IMPLEMENT AS! MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

/

KANTOR CABANG DINA$ PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

i .

KECAMATAN LABU H.AN DELI

!W

Oleh:

KHAIRUDDIN • W

NIM : 025030152

I

f~ILlK

. PERPUSTAK'A'AN

'

Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVE.RSITAS

NEGERI

MEDAN

(2)

z

J

TESIS

STRATEGI IMPLEMENT AS! MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

KECAMATAN LABUHAN DELI

Disusun dan diajukan oleb:

KHAIRUDDIN. W NIM. 025030152

Telah dipertahankan didepan Panitia Ujian Tesis

Pada taoggal 09 Agustus 2005. Dan dinyatakan telah memeouhi Salah Satu Syarat untuk mcmperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pcndidikan

Menyetujui Tim Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Zainuddin, M.Pd

Medan, 09 Agustus 2005

Pembimbing D

(3)

Persetujuan Komisi

Ujian Tesis Magister Kependidikan

No. Nama

5.

Dr. Khairil Ansyari, M.Pd (Ketua)

Dr. Abdul Hamid K, M.Pd (Anggota)

Dr. Jbrahim Gultom, M.Pd (Anggota)

Dr. Siman, M.Pd (Anggota)

'

-Mahasiswa:

Nama Nim

Tanggal Ujian

: Khairuddin. W

(4)

z

Kata Penga.ntar

Segala puji bagi tuhan Rabbi I ' Alamin, atas segala rahmat, karunia dan hidayah·Nya penulis dapat menyelesaikan penuJisan tesis ini , Amin.

Terselesaikannya tesis ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan motifasi, bantuan dan bimbingan kepada penulis baik. secara moril maupun materil. sehingga puda kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan pcnghargaan yang sctinggi· tingginya kepada:

I. Bapak Dr. Khairil Ansyari, M.Pd dan Dr. Ibnu Oamanik, M.Si yang dcngan

tulus dan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyclesaian tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Balferik Manullang Direktur pascasatjana Universitas ncgeri Medan.

Dr. Jr. Zainuddin, M.Pd Ketua Program Studi Aministrasi

Bapak Dr. AbduJ Hamid K, M.Pd, Dr. Ibrahim Gultom, M.Pd sebagai nara sumber yang telah banyak memberi masukan dalarn penyempumaan tesis ini.

t3apnk/Ibu Dosen dan seluruh pegawai pada program pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian t ugas

dan selama mengikuti perkul.iahan.

6. Bapak Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli dan seluruh pegawai yang telas memberikan bantuan kelengkapan data-data dalarn penyelesaian tesis ini.

7.

13apak

Rektor dan Bapak Pernbantu Raktor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan material dalam penyelesaian

tesis ini.

8. Rckan-rekan mahasiswa, rekan kcrja yang telah turut memotifasi pcnulis

dalam pcnyelesaian tesis ini.

9. Yang teristimewa Ayahanda H. Wartidjan dan Ibunda I Ij. Saimah, scrta istri tercinta Susita atas segala pengorbanan. dukungan, motivasi dan do'anya schingga penulis dapat menyelesaikan pcrkuliahan.

Akhirul kalam, atas scgata kerendahan hati pcnulis memohon ma' af kepada pihak-pihak yang tida}<: terscbut didalamnya. Semoga Allah merahmati kita semua

lll

Medan, 09 Agustus 2005 Penulis

(5)

DAFTAR lSI

Halaman ABSTRACT ... . ... .

ABSTRAK.. ... .... ... ... ... ... .. ... ... II

KATA PENC ANTAR ... ... .. ... ... ... ... ... .... ... .... ... ... iii

DAFTAR 181... ... ... ... ...

IV DAFTAR TABEL .... ... .. .... ... ... VI DA F'f ~R GA M'BAR... ... ... ... ... ... .... . . . ... ... ... VII BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... ... ... ... ... . B. Identifikasi Masalah.. . ... .. .. ... .. .. . .. .... .... .. ... .. .... . .. . .... ... 7

C. Pen•musan Masalah... . .. . .. .. . .. . . .. .. .. . . .. . .. .. . . . .. .. ... .. .. 8

D. Tujuan Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... . . .. .... ... 9

E. Manfaal Penelitian... ... ... .... .. ... .. 9

KONSEl) STRATEGf IMPL EMENTASI MANAJEMEN BERBAS IS SEKO LAH A. Strategi lmplementasi MBS... . . . . .. . .. . .. .. .. . . .. . . .. . II B. Man~jemen Berbasis Sekolah... ... ... .. 15

C. lmplementas i Kurikulum di Sekolah.. .. ... ... . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 20

D. lmplemcntasi MBS dan Dernokratisasi Pcndidikan... ... .... ... 24

E. Manajemcn Berbasis Sekolah, Upaya Mcwujudkan Otonomi dan Akunrahilitas Pcndidikan... 29

F. Penelitian Rei

evan... ... .... ... ...

37

G. Kcrangka Berpikir. ... .. ... ... . .. ... ... .. ... .. . ... .. .... 39

BAB III METDOLOGI PE NELITIAN A . .Ienis Penelitian... ... . ... .. ... ... ... ... 42

B. Fokus Pcnditian... ... 43

C . Obyek Penelitian... . ... . ... . .... ... 43

D. Tcknik. Pengumpulan Data. ... . ... . ... 44

E. Tek.nik Analisis Data... . ... ~5

F. Validitas dan Obyektivitas Data... .... .... .... ... ... 46

BAB JV HASI L PENE LTTIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecarnalan Labuhan Deli... 49

1. Wilayah Kcrja Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli... ... 49

2. Keadaan Guru dan Pescrta Didik... ... ... ... ... 51

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan... ... .. .. .... .. ... 56

B. Pembahasan... .. ... ... .. . .. . .. . .. . . .. . .. ... 59

(6)

2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan yang Dihadapi dalam mencrapkan Manajemen Berbasis

Sekolah.... .. ... ... .. ... ... ... 73

3. Strategi Jmplementasi yang Oigunakan dalam Manerapkan Manajemen Berbasis

Sckolah... ... .... ... .... ... .... ... ... I 07

C. Temuan

Penelitian... ... ...

132

BAB V KESIMPULAN, lMPLIKASl DAN SARAN

A. Kcsimpulan ... . ... .

B. I n1plikasi ... . ... .. C. Saran-saran ... ,.

DAFT,<\R PUSTAKA ... ... ... .... ... .... ... .. . ... ... .... ... . LAMPIRAN ... ... ... ... .... ... .... ... .. ... .. ... .

DAFTAR RIWAYA

v

143

145

(7)

DAFTAR TABEL

NO NAMATABEL

Perubahan Paradigma Pendidikan dari Birokrasi Hirarkis ke Pendidikan Dcmokratis

2 Ciri-ciri Manajemen Berbasis Sekolah

3 Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Labuhan Deli

4 Jumlah Guru dan Peserta Didik

5 Kuali11kasi ljazah Tcnaga Kependidikan Guru

6 Meja, Kursi, Lemari Guru dan Peserta Oidik

HALAMAN

25

(8)

DAFTARGAMBAR

NO

NAMAGAMBAR HALAMAN

1 Komponen-komponen Sekolah Dasar yang Bermutu 139

(9)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Sejak bergulimya reformasi pada pertengahan tahun · 1998, telah terjadi

gelombang perubahan dalam segala sendi kehidupan, baik kehidupan bennasyarakat,

berbangsa maupun bemeg_ara. Perubahan mendasar dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bemegara saat ini merupakan pergeseran terhadap sistem

penyelenggaraan pemerintahan, jika selama ini menggunakan paradigma sentralistik

selanjutnya terjadi pergeseran orientasi Kecamatan Labuhan Deli paradigma

desentralistik. Perubahan orientasi paradigma ini diberlakukan melalui penetapan

perundang·undangan mengenai Pemerintah daerah, dan lebih sering kita dengar

dengan tenninologi .. otonomi daerah".

Perubahan orientasi paradigma tersebut telah melahirkan sistem penyelenggaraan

pemerintahan yang lebih dinamis, sebab seluruh aktivitas yang dilakukan cenderung

berdasarkan aspirasi setempat (kedisinian), sehingga sasaran lebih terjamin

pencapaiannya. Dengan demikian prinsip efektivitas terhadap perencanaan nasional

maupun daerah diharapkan terpenuhi secara maksimal dan optimal, hal ini

dimungkinkan karena pemetaan pennasalahan bersifat objektif dan aktual dan secara

fal"1uaa masalah·masalah teridentifikasi dengan baik.

Salah satu implikasi dari penerapan paradigma desentralisasi tersebut adalah

sektor pendidikan, yaitu suatu sektor yang selama ini terabaikan dan dianggap hanya

sebagai bagian dari aktivitas ekonomi dan politik. Akibatnya sektor pendidikan

(10)

legislatif ketika mereka menganggap perlu mengangkat isu-isu kependidikan yang

dapat meningkatkan perhatian publik terhadap mereka. Begitulah sektor pendidikan

ditempatkan selama ini, ia tidak menjadi leading sector dalam perencanaan

pembangunan mutu manusia secara nasional, padahal amanah terpenting dari

kemerdekaan bangsa ini adalab mencerdaskan kehidupan bangsa. Seharusnya seluruh

perencanaan dan aktivitas apa pun yang dilakukan oleh pemerintah adalah dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang didesentralisasikan yang berkaitan

erat dengan filosofi otonomi daerah. Secara esensial landasan filosofis otonomi

daerah

adalah pemberdayaan dan kemandirian daerah menuju kematangan dan

kualitas masyarakat yang dicita-citakan (Gaffar, 2000). Pendidikan merupakan salah

satu instrumen paling penting dalam kebidupan manusia. Ia merupakan bentuk

strategi budaya tertua bagi manusia untuk mempertahankan keberlangsungan

eksistensi mereka (Fakih dalam Wahono, 2001:

iii).

Oleh karenanya, upaya untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya harus dilakukan secara terus menerus.

Melalui pendidikan diharapkan pemberdayaan, kematangan, dan kemandirian serta

mutu bangsa secara menye1uruh dapat terwujud, karena pendidikan merupakan salah

satu aspek kehidupan yang am at strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tarrtangan lainnya yang mempengaruhi pendidikan adalah perubahan yang terj:adi

akibat dari semakin mengglobalnya tatanan pergaulan kehidupan dunia saat ini. Di era globalisasi kebutuhan terhadap surnber daya manusia yang berkualitas tidnk bisa

ditawar lagi dengan adanya tantangan yang dihadapi yakni persaingan dengan negara

lainnya, khususnya negara tetangga di kawasan ASEAN. Padahal, saat ini kualitas

2 I

l'

MIUK

PERPUST AKAAI\. .

(11)

sumber daya manusia oegara kita berdasarkan parameter yang ditetapkan oleb UNDP

pada talmn 2000 berada pada peringkat ke 109. dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, kita semua sepakat bahwa pendidikan memegang peran yang

sangat penting. Peningkatan kualitas pendidikan

merupakan

suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri

(Suryadi,

1999).

Oleh karena itu, upaya tersebut

harus

dilakukan secara terencana,

terarah, intensif, efektif

dan

efisien.

persekolah.an dan pendidikan luar sekolah. Namun demikian, kenyataan menunjukkan

bahwa tumpun utama dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan

berada pada pendidikan persekolaban. Karena itu, upaya reformasi penclidikan

ditujukan untuk memperbaiki sistem pendidikan persekolaban agar dapat menjawab

tantangan nasional, regional, dan global yang berada di hadapan kita semua.

SaJah satu pendekatan yang dipilih di era desentraJisasi saat ini sebagai altematif

peningkatan kualitas pendidikan persekolahan adalah pemberian otonomi yang luas di

tingkat sekolOh serta partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka kebijakan

pendidikan nasional. Pendekatan tersebut dikenal dengan model Manajemen Berbasis

S~kolah (MBS) atau "School-Based

Management".

MBS menjadi bagian dari kegiatan pembaharuan daJam bidang pendidikan

persekolahan di era otonomi daerah. Pemahaman terhadap konsep dan strategi

impleme ntasiny~ terutama di kalangan pengelola pendidikan akan sangat

menentukan karena menjadi kunci keberhasilan program pembaharuan tersebut.

(12)

pendidik.an eli sekolah, meliputi fungsi-fungsi administratif kepala sekolah,

manajemen kurikulum, dan interaksi warga sekolah,

baik

interaksi antara sekolah dan

masyarakat maupun interaksi dalam sekolah dan kelas itu sendiri.

Implementasi manajemen berbasis sekolah sampai

saat

ini masih mengalami

kendala yang bcrarti,

hal

ini

terjadi disebabkan kerana belum familiamya

konsep-konsep manajemen berbasis sekolah dijajaran persekolahan. Memang tidaklah mudah

menerapkan inovasi manajemen dalam waktu yang singkat, namun fenomena yang

terlihat menunjuk.kan bahwa keinginan untuk melakukan perubahan di sekt

manajemen persekolahan telah mempengaruhi sistem penyelenggaraan persekolahan.

Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan

pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keluJusan mengelola sumber

daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyerdahanaan

birokrasi.

Peningkatan

mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah,

peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta

hal ini yang dapat menurnbuhkembangkan

suasana

yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi masyarakat

terutama

yang mampu

dan peduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi tanggungjawab pemerintah

(Mulyasa, 2003:13).

Kesadaran untuk meningkatkan mutu 111.anajemen persekola.han setidak-tidaknya

mengharuskan kepemimpinan sekolah mengetahui dan telah terindentifikasi, bahwa

saJah satu krisis pendidikan secara nasional adalah di sek-tor manajemen. Oleh karena

itu, perlu ditelaah bagaimana penerapan manajemen berbasis sekolah yang sesuai

dengan kultur persekolahan.

(13)

Perlunya mencari format yang tepat dalam menerapkan prinsip-prinsip

manajemen berbasis sekolah agar tidak terjebak pada yang bersifat sekunder dan

tertier, tetapi harus pada primer. Hal ini perJu diperhatikan mengingat fenomena yang

ada, bahwa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah masih ditemukan

kecenderungan yang bersifat spontan, artinta melakukan perubahan dalam

manajemen banya dari

pola

pemberian pelayanan semata kepada

wtak

didik. Padahal

intinya adalah bagaimana agar terjadi perbaikan kualitas keputusan sehingga dapat

am sekolah secara men eluruh, sehingga upaya

pencapaian tujuan sekolah berhasil secara efektif dan efisien.

Keberhasilan penerapan manajemen berbasis sekolah sangat ditentukan oleh

political will (kemauan politik) dari pemerintah dan juga keterampilan kepemimpinan

d.i

persekolahan. Justru. yang terlihat selama selama ini, bahwa polityical will terse but

tidak utuh sebagai faktor pendukung utama, demikian juga kepemimpinan di

persekolahan yang cenderung masih mengutamakan pendekatan birokratis dan

bukannya demokratis.

Walaupun pofiitical

will

adakalanya terlihat tidak begitu utuh dalam menerapkan

prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah, seharusnya diimbangi dengan format

kepemimpinan kepala sekolah yang handal dalam memimpin persekolahan. Menurut

Nurkolis (2003:141) kepemimpinan adalal1 isu kunci dalam MBS, bahkan dalam

beberapa terminologi Site-Based leadership digunakan sebagai pengganti Site-Based

Management. Dalam implementasi MBS maka diperlukan perspektif dan

keterampilan kepernimpinan baik pada tingkat pemeriotahan maupun di tingkat

(14)

Berbagai fenomena yang terlihat dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen

berbasis sekolah, menunjukkan bahwa masih diper1ukan kemauan yang kuat dari

pihak pemerintah dan lingkungan sekoJah dalam melakukan perubahan sistem

penyelenggaraan manajemen persekolahan.

Tidak

mungkin melakukan perubahan

secara utuh dan komprehensif, jika semua pihak yang terlibat tidak menunjuk.kan

kemauan yang kuat untuk mekaukan perubahan tersebut. Oleh karena itu, pengenalan

secara mendalam dan mendasar tujuan penerapan manejemen berbasis sekolah

merupakan

sebuah

keharusan yang harus dilakukan oleh siapa saja yang bertan

jawab dan merasa berkepentingan terhadap persekolahan.

Dengan

MBS

unsur pokok sekolah (constituent) memegang kontrol yang Iebih

besar pada setiap kejadian di sekolah. Unsur pokok sekolah inilah yang kemudian

menjadi lembaga non-strukturaJ yang disebut dewan sekolah yang anggotanya terdiri

dari guru, kepala sekolah, administrator, orang tua, anggota masyarakat, dan murid

(Nurkolis, 2003:42}.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan suatu studi untuk melihat bagaimana implementasi (penerapan) manajemen berbasis sekolah yang difokuskan

kepada strategi implementasinya pada tatanan sekolah. Studi ini dilakukan di

Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, dipilihnya kecamatan ini

didasarkan kepada kenyataan bahwa daerah ini dinilai memilik.i konsistensi yang

tinggi dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.

(15)

B. ldentiflkasi Masalah

Sebagai kebijakan yang bersifat menyeluruh untuk meningkatkan manajemen

persekolahan, MBS merupakan altematif yang dianggap relevan dan memiliki

kecenderungan

untuk

dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan secara

wnwn dan pencapaian tujuan pendidikan persekolahan. Oleh karenanya, tidak.lah

berkelebihan jika MBS dapat dijadikan altetnatif sehingga seluruh pencapaian tujuan

pendidikan dapat direalisir secara utuh.

Nammt demikian, dalam penerapan MBS itu, kebijakan yang dijadikan sebagai

dasar masil) cukup lemah. Dikatakan demikian karena MBS yang diterapkan masih

sebatas anjuran dan belwn merupakan kebijakan yang memmiliki kekuatan paksaan

yang mutlak untuk diterapkan. Dalam konteks perubahan manajemen menuju

efektivitas ~nyelenggaraan persekolahan, MBS cenderung hanya diredusir sebatas

kemampuan sekolah dan kepemimpinan sekolah untuk diterapkan, sehingga

berimplikasi kepada rendahnya pencapaian tujuan MBS sesuai dengan konsep dasar

MBS itu sendiri.

Pengawasan yang dilakukan oleh satua.n sekolah, seperti da.ri Kantor Cabang

Dinas Pendidikan dan Pengajarao Kecamatan, tidak memiliki konsekuensi

yang

bersifat mengikat jika setiap sekolah tidak menerapkao MBS itu sebagaimana

mestinya. Berdasarkan basil pengamatan yang dilakukan secara partisipatif

dilingkuogan persekolahan, ditemukanlah berbagai hal yang tid.ak sesuai dengao

semangat untuk

melakukan

reformasi manajemen persekolahan di setiap sekolah.

Po/itik will atau kemauan politik y~ng bersifat komprehensif. masih dibatasi oleh

(16)

secara maksirnal, tetapi hanya sebatas kemauan yang bersifat abstrak dan tidak dapat

dikonkritkan secara menyeluruh. Berdasarkan situasi tersebut, maka penerapan MBS

cenderung mengalami hambatan yang bersifat manajerial dan institusional di

lembaga4lernbaga pendidikan persekolahan.

C. Perumusau Masalab

Perumusan masalah rnerupakan rincian dari identitikasi maslah seperti yang telah

dikemukakan

diatas.

Perumusan masalah

in.i

ditetapkan

untuk

mengetahui ruang

lingkup rnasalab yang akan diteliti, sehingga memudahkan peneliti melakukan

pengumpulan dan pengolaha data. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : "Bagaimanakah strategi implementasi (penerapan) manajemen berbasis

sekolah pada

Dinas

Pendidikan Kecarnatan

Labuhan

Deli''.

Dari rumusan masalah tersebut, selanjutnya dijabarkan dalarn beberapa

pertanyaan penelitian seperti berikut:

1.

Bagaimanakah kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia dalam

menerapkan manajemen berbasis sekolah di Dinas Pendidikan Kecamatan

Labuhan

Deli ?

2. Bagaimanakah kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalarn

penyelenggaraan

MBS

di lingkungan

Dinas

Pendidikan Kecamatan Labuhan

Deli?

3. Bagaimanakah strategi implementasi MBS di lingkungan Dinas Pendidikan

Kecamatan Labuhan Deli ?

(17)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian

ini

adalah untuk mengetahui :

l. Kesiapan SDM yang tersedia dalam menerapk.an manajemen berbasis

sekolah di Dinas Pendidikan Kecamatan Labuhan Deli.

2. Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi Dinas Pendidikan Kecamatan Labuhan

DeJi

dalam menyelenggarakan MBS.

3. Strategi implementasi MBS di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan

E. Manfaat Penelitian

Penelitian

ini

diharapkan bennanfaat bagi :

1. Pegembangan startegi penerapan dan prinsip-prinsip manajemen berbasis

sekolah di lingkungan dunia pendid i~ sehingga dapat rnendukung

percepatan proses peJaksanaan otonomi dearah, khususnya otonomi di sektor

pendidikan.

Meroberikan kesempatan yang luas bagi Dinas Pendidikan Kecamatan dalam

menerapkan manajemen berbasis sekolah, sehingga secara empiris dapat

mengetabui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi

dalam menerapkan kebijakan otonorni pendidikan.

Memberikan kontribusi kepada Dinas Pendidikan Kecamatan Labuhan Deli,

sehingga dapat menyerap berbagai aspirasi masyarakat scbagai stakeholders

(18)

4. Sebagai

rujukan

dan rekomendasi bagi pengmabil keputusan di dunia pendidikan, dan juga dapat dimanfaatkan bagi peneliti selanjutnya dalam

penelitian dengan objek yang sama.

(19)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASJ DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Stratcgi implementasi Manajemen Berbasis Sekolab di wilayah kerja Kantor

Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli dilakukan

dengan: (1) Pemberian otonomi sekolah, (2) Merangsang masyarakat untuk

berpartisipasi aktif membantu sekolah. (3) Mendorong kepemimpinan sekotah

yang kuat, (4) Proses pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis, (5)

Bimbingan dilakukan secara terus menerus oleh satuan atasan, (6) Sekolah

didorong untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas terhadap stakeholders, (7)

Diarahkan untuk pencapaian tujuan sekolah. dan (8) secara terus-menerus

melakukan sosialisasi tentang Manajemen Berbasis Sekolah ..

2. Tmplementasi Manajemcn Berbasis Sekolah diselcnggarakan sesuai dengan

komponen-komponen sekolah yang meliputi berbagai kinerja. seperti : (1) kineija

kmikulum dan program pengajaran, (2) kioerja tenaga kependidikan, (3) kinerja

kesiswaan, (4) kinefja keuangan danpcmbia.yaan, (5) kinerja sarana dan prasarana

pendidikan, (6) kinetja hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (7) kinerja

layanan khusll'\.

lrn.plemcntasi Manajemen Berbasis Sekolah di wilayah kerja Kantor Cabang

Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli, memiliki kekuatan,

kelemahan.. pcluang dan tantangan. Kekuatannya adalah dimilikinya rencana

strategis, yang disusun be rdasa rkan visi, misi dan nilai·nilai yang telah ditetapkan.

(20)

anj uran, (2) kontrol masyurakat belum memadai, (3) Komite Sekolah belum

mampu memberikan bantuan secara penuh. Peluang yang dihadapi adalah: (1)

pemberian otonomi sekolah dan otonomi kepala sekolah, (2) isu globalisasi

pendidikan, (3) demokratisasi dalam pendidikan. Sedangkan tantangan yang

dihadapi adalah: ( 1) dilaksanakannya desentralisasi pendidikan, (2) adanya

otonomi sckolah, (3) semakin besarnya wewcnang, kekuasaan dan tanggungjawab

kepala sekolah, ( 4) Pembiayaan pendidikan ditekankan kepada usaha-usaha

sekolah, (5) Mutu dalam proses dan hasil pendidikan.

Sumber daya manusia yang tersedia di wilayah kerja Kantor Cabang Dinas

Pendidikan dan P~ngajaran Kecamatan Labuhan Deli, telah memahami penti ng

dan perlunya pcnyelenggaraan Manajemen Berbasis Sekolah. Kesadaran dan

keinginan untuk menyelcnggarakan Manajemen Berbasis Sekolah tersebut.

disadari bukan sebagai kepentingan sesaat tetapi merupakan kepentingan jangka

panJang.

Kesadaran dan kesiapan sumber daya pendidikan untuk menyelenggarakan

Manajemcn Berbasis Sekolah, walaupun masih pedu disosialisasikan, telah

menjadi fenomena baru dalam sistem pcnyelenggaraan persekolahan di wilayah

keyja Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli.

Pengelola sekolah, terutama berstatus negeri telah berupaya melaksanakannya.

Walau belum semua personil sckolah (kepala sekolah, guru dan stat) secara utuh

memahami penting dan perlunya Manajemen Berbasis Sekolah. Narnun secara

umum, personil sekolah memiliki kesiapan untuk menerapkannya, terutama

(21)

umum, personil sekolah memilik.i kesiapan untuk menerapkannya, terutama

sekolah yang berstatus swasta yang manajernen pengelolaannya memang telah

menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah.

B. lmplikasi

Kebijakan politik di sektor pendidikan telah mencmpatkan Manajemen Be rbasis

Sekolab sebagai altematif dalam mencapai efektivitas pencapaian tujuan pendidikan

secara nasional. Kebijakan pendidikan ini bersifat komprehensif, karena m elibatkan

proses manajemen bermutu. yang hasilnya juga akan menjadikan pendidikan yang

bermutu.

Manajemen pendidikan yang dilakukan melalui proses bermutu, memerlukan

k.esiapan berbagai perangkat. Baik perangkat administratif maupun perangkat sumber

daya yang tersedia. Perangkat administratif bcrkait dengan sistern pelaksanaannya.

sedangkan perangkat sumber daya herkait dengan ketersediaan sumber daya untuk

dapat melaksanakan berbagai progrnm yang telah ditctapkan.

Manajemen Berbasts Sekolah, menjadikan sekolah scbagai basis penyelcnggaraan

sekolah yang dimulai dati membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta

evaluasi. Seluruh komponen ini dilaksanakan melalui kerja tim, yang setiap

komponen dibedakan oleh personif-personil yang memili ki kompetensi sesuai dengan

tuntutan pencapaian tujuan program. Oleh karenanya, ketjasama adalah kata kunci

(22)

formula baru yang akan memberikan kesempatan kepada sekolah meningkatkan mutu

manajemennya. Hanya unit sekolah yang tahu apa yang harus dilakukannya, siapa

yang menggerakannya dan bagaimana cara melakukannya. Manajemen Berbasis

Sekolah memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan manajemen konvensional

yang selama ini ditc::rapkan.

Manajemcn konvensional yang dimaksud disini adalah manajemen yang

cenderung dilakukan berdasarkan pendekatan birokratis hirarkis, yang segala sesuatu

berkaitan dengan program dan aktivitas sekolab ditentukan satuan atasan, sekolah

hanya sebagai penyelenggara. Berbeda jauh dengan pendekatan Manajemen Bcrbasis

Sekolah yang suasana pelaksanaannya lebih menitikberatkan kerja sama melalui

sistem kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan bekerja, berdasarkan

sistem.

Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Deli

scbagai penangungjawab otoritas pcndidikan. melihat bahwa Manajemen Berbasis

Sekolah mcrupakan manajemeo efektif dalam memberikan penceraban bagi

pencapaian tujuan pendidikan. Persckolahan merupakan lembaga oormatif yang

bertugas memberikan pencerahan kepada masyarakat pengguna jasanya. Pencerahan

itu tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan oleh kedua belah pihak sebagai produsen

dan pengguna (user).

Manajemen Berbasis Sekolah yang diterapkan di Indonesia bukanlah inisiatif dari

masyarakat, tctapi merupakan inisiat1f peroerintah. Inisiatif ini merupakan respon_dari

tuntutan masyarakat dan j uga tuntutan global yang tidak dapat dihindari scbagai

fenomena globaL Tuntutan masyarakat dan fenomena global ini telah menyadarkan

(23)

pemerintah untuk secepatnya melakukan inovasi baru dalam manajemen pendidikan

secara kompreht::nsif. Persekolahan hanyalah sebagai tempat untuk merespon secara

memadai fenomena global itu. Jika fenomena itu tidak direspon, diduga mutu sumber

daya manusia Indonesia tetap akan tertinggal j ika dibandingkan dengan negara·

negara maju.

Proses yang ingin dirubah dalam penerapan Manajernen Berbasis Sekolah di

setiap persekolahan adalah agar tejadi perubahan ke dalam bentuk lain yang lebih

cfektif dan dapat diukur dengan berbagai indikator. Perubahan ke arab yang lebih

baik dan menjadikannya lebih efcktif itu menjadi tujuan proses diselenggarakannya

Man~jemen Berbasis Sekolah.

Perubahan manajemen sckolah yang mcnerapkan Manajemen Berbasis Sekolah

adaJah perubahan proses manajemcn yang berlandaskan kcpada kinerja sekolah yang

meliputi : (1) kinerja kurikulum dan program pengajaran, (2) kinerja tenaga

kepenclidikan, (3) kinerja kesiswaan., (4) k.ine1:ja keuangan dan pembiayaan, (5)

kinerja sarana dan prasarana pendidikan. (6) kinerja hubungan sekolah dengao

masyarakat, dan (7) kincrja layanan khusus.

Selurub kinerja manajemen sekolah itu harus dilaksanakan dengan tidak

mengabaikan prinsip-prinsip manajemen berdasarkan tujuan, yaitu harus tetap

mcngacu kepada efektiviras, efesicnsi, kualitas, produktivitas, inovasi, kerja tim,

memelihara kultur organisasi yang dapat mendukug kinerja. dan menciptakan iklim

kerja kondusifbagi tcrciptanya pencapaian tujuan pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah walaupun masih dalam tahap anjuran seharusnya

(24)

diberikan kepada sekolah-sekolah tidaklah bcrsifat pasif tetapi harus diberikan

rangsangan yang memungkinkan setiap sekolah menjadikan Manajemen Berbasis

Sekolah sebagai proses untuk mclaksanakan tugas-tugas kependidikan sekolah dalam

merealisir berbagai program.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bukan sebuah tujuan atau sasaran

yang ingin dicapai secara administratif Pencapaian tujuan pendidikan harus dijadikan

sebagai proses yang bersifat terus-mencrus,

agar

sustainihilitas program menjadi

tetjamin dan memungkinkan program pendidikao persekolahan tersusun berdasarkan

kebutuban, baik kebutuhan organisasi sekolah apalagi kebutuhan masyarakat sebagai

pengguna jasa pendidikan sekolah.

Merupakan sebuah kcharusan bagi sekolah untuk dapat melakukan intcraksi

dengan bcrbagai pihak. Interaksi ini sedapat mungkin agar lebih menguntungkan

sekolah dalam pencapaian tujuannya. Menciptakan suasana yang memw1gkinkan

masyarakat membcrikan bantuan ke sekotah, adalah upaya yang tidak boleh terputus.

Upaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Komite Sekolah yang merupakan

wadah masyarnkat da1am mcmberikan bantuan ke sekolah-sekolah.

Jika mcngacu kepada pelaksanaan manajemen yang dilaksanakan secara

konsekuen, sekolah akan memiliki keberbasilan dalam melaksanak~ tugas

kependidikan dan kemasyarakatan. Tuga-; kependidikan sekolah adalah melakukan

proses pembelajaran, proses pembelajaran yang berlangsung haruslah memuaskan

masyarakat pengguna jasanya. Sedangkan tugas kemasyarakatan sekolah adalah

memberikan pencerahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan

yang mampu melakukao perubahan.

(25)

Perubahan yang dimaksud disini adalah perubaban ke arab yang lebih baik, yaitu

terciptanya masyarakat terpelajar yang menjadikan proses pembelajaran sebagai

alteenatif merubah sikap, perilaku, cara berpikir dan cara bertindak. Oleh karena itu,

perubahan yang dimaksud adalah perubahan paradigma dalam memerankan dirinya

sebagai bagian dari komunitas dan masyarakatnya.

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolab menjadi penting dan sifatnya strategis

untuk dilaksanakan. Pelaksanaannya akan berimplikasi luas kepada produk.

pendidikan karena terciptanya manajemen kerjasama (kelja tim). munculnya

keasadaran masyarakat untuk membantu sekolah, sadamya sekolah untuk

memberikan akses yang luas kepada masyarakat, stakeholders pendidikan peduH

dengan sekolah, dunia usaha lebih agrcsif memperhatikan mutu lulusan sekolab, dan

lain scbagainya.

Terdapat bcrbagai tolok ukur dalam melihat keberhasilan Manajemen Berbasis

Sekolah, menurut Taruna (Nurkolis, 2003:145), tolok ukur itu adalah: (1) berkurang

sebanyak mungkin angka tinggal kelas terutama di kelas rendab, (2) berkurang

sebanyak mw1gkin angka putus sekolah, (3) semakin berkembMgnya otonomi kepala

sekolah dan guru-guru di sekolahnya sendlri, ( 4) semakin seringnya Komite Sekolah

rapat memikirkan peningkatan mutu partisipas i orang tua murid dan masyamkat. (5)

semakin banyaknya dukungan (bukan pengawasan) oleh pihak aparat kecamatan dan

kabupaten kepada sekolah, (6) semakin terciptanya kegiatan belajer mengajar yang

aktif-menyenangkan di semua kelas di sepanjang hari.

Predikasi di atas bukan tidak berdasar sama sekali, prediksi itu telab terbukti

(26)

anJuran yang diberikan kepada sekolah untuk menerapkan Manajemen Berbasis

Sekolah, adalah anjuran yang bersifat positif Anjuran ini memang masih sebatas uji

coba atau sebagai sosialisasi sebclum ditcrapkan secara konsekuen dilingkungan

persekolahan.

C. Saran-saran

I. Kepada pemegang ototitas pencliclikan di Kecamatan Labu han Deli, yaitu Kantor

Cabang Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kecamatan Labuhan Beli, agar

meningkatkan status Manajcmen Berbasis Sekolah, dari anjuran men_jadi

keharusan.

2. Setiap sekolah seharusnya mcmbiasakan diri memiliki respon yang memadai

terhadap adanya pcrubahan dalam manajemen persekolahan. I Ial ini perlu

dilakukan agar setiap sekolah dapat memberikan layanan yang memuaskan

lerhadap masyarakat penggunajasanya.

Stakeholders pendidikan. seharusnya secara aktif bahkan proaktif mcmberikan

bantuan ke sekolah agar setiap sekolah dapat memcnuhi kebutuhatmya untuk

pencapaian tujuan sekolah secara efcktif.

Sebagai personil yang mem.ilild otonomi dalam penyelenggaraan sekolah,

seharusnyalah kepala sekolah mcmenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan

kepala sekolah. Tujuannya, agar kepala sekolah yang terpilih atau diangkat dapat

menctapkan visi, mjsi, dan nilai-nilai sekolah untuk dijadikan pedoman dalam

mcmimpin pcrsekolahan.

(27)

5. Komite Sekolah harus menjadi mitra sekolah, sehingga sekolah bisa 1ebih

konsentrasi melak:ukan proses pembelajaran, sedangkan Komite Sekolah

mempersiapkan scgala sesuatu yang dibutuhkan olch sekolah.

6. Setiap sekolah seharusnya melakukan interaksi dengan berbagai pihak, terutarna

dengan pengusaha dan dunia usaha, agar mereka dapat memberikan bantuan

(28)

DAFT AR PUSTAKA

Abu-Duhou, lbtisam, (2002), School-Based Management, Penerjemah; Noryamin Aini, Suparto dan Abas Al-Jauhari, Jakarta, Logos.

Ashkenas, Ron, (et al). (1995), The Boundaryless Organization, Jossey-Bass Publishers/San Francisco.

Bafadal, Ibrahim, (2003), Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, dari Sentralisasi menuju Desentralisasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Bastian, Aulia Reza, (2002), Reformasi Pendidikan, LAPPERA-Pustaka Utama,

Y ogyakarta.

Fattah, N ( 2000), Manajemen Berbasis Se'kolah, Andira, Bandung.

Fiske, Edward B, (1998), Desentralisasi Peng~iaran, Politik dan Konsensus, Grasindo, Jakarta

Jalal, Fasli dan Supriadi, Dedi, (200 D), Refonnasi Pendidikan Dalam Konteks

Otonomi Daerah, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.

Joni, T Raka ( 2000), "Memicu Pcrbaikan Pendidikan Melalui Kurikulwn dalam Kerangka Pikir Desentralisasi", Makalah, Seminar Quo Vadis Pendidik.an di Indonesia, Y ogyakarta.

McMillan, James

H

dan Schununacher, Sally, (2001), Research

in

Education:

A

Conceptual Introduction, Fifth Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Miles, Matthew B & Hubem1an, A Michael, (1992), Analisis Data Kualitatif, Penet:iemah; Tjetjep Rohendi Rohidi , Jakarta, Ul Press.

Miarso, Yusufhadi, (2000), '~Reformasi Pendidikan Implikasinya dalam Pendidikan Sains", Makalah, Seminar Refonnasi Pendidikan dan Sains FPMIPA-UI.

Mulyana, Deddy, (2002), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya.

Mulyasa, E, (2002), Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, Rosdakarya.

Nasution, S (1992), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung, Tarsito.

NlER (1999), An lntematio.pal Comparative Study of School Curriculum, the Section for fnternational Co-operation, Tokyo, Japan.

(29)

Nurkolis, (2003), Manajemen Berbasis Sekolab, Jakarta, Grasindo.

Rosyada, Dede, (2004), Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta, Kencana.

Sagala, Syaiful, (2004), Manjemcn Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta, Nimas Multi rna.

Satori. D. dan Wahyudin.D ( 2001 ), lnovasi di Bidang Pendidikan, Modul 8, Seri Manajemen Bcrbasjs Sekolab, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Sidi, Jndra djati, (200 1 ), Menuju Masyarakat Bel ajar, Paramadina dan Logos, Jakarta.

Sindhunata, (2000), Menggagas Paradigma Baru Pendidikan: Demokratisasi, Otonomi, Civil Soceity, dan Globalisasi, Yogyakarta: Kanisius.

Suryadi, Ace, (1991), " Biaya dan Keuntun gan Pendidikan", Mimbar Pendidikan, No. I Talmn X April 1991 , IKJP Bandurn.g.

Suyanto, (2002), "Tantangan Global Pcndidikan Nasional", dalam Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru, Grasindo, Jakarta.

Suyanto dan Dj ihad Hisyam, (2000), Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.

The World Bank, ( 1999), Education Sector Strategy.

Tilaar, H.A.R. (1999), Manajemen Pendidikan Na.siona.l, Rosdakarya, Bandung.

Tim Monitoring dan Evaluasi MBS SD ( 2001 ), Laporan Hasil ME Pelaksanaan MBS SO Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Umaedi (1999), Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.

Wahab, A. A, (2001), "PengeloJaan Berbasis Sekolah (PBS) dalam Kerangka Desentralisasi Daerah", Mimbar Pendidikan Nomor 2/XX/2001, Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahono, F(2001), Kapitalisme Pendidikan • Antara Kompetisi dan Keadilan, Insist Press, Cindelaras · Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Gajah Tunggal, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015 dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA).

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 123 Tahun 2014

Abstrak. Kompetensi guru yang memberikan memotivasi siswa dapat meningkatkan sikap, minat dan tabiat peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah

Gambaran ekonomi Kabupaten Polewali Mandar tahun 2012 dan tahun 2013 tidak akan terlepas dari pengaruh perkembangan perekonomian nasional. Perekonomian nasional

Elektroplating (electroplating) atau lapis listrik atau penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan bantuan arus.. listrik

Carpenter, M. Basic Stage Lighting. Kensington: New South. Teori Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Dinas Pendidikan, Pemuda, Dan Olahraga Pemerintah Daerah

Caranya ambil daun pepaya terus tumbuk sampai halus kemudian campur degan air dan semprotkan ke seluruh permukaan daripada terpal atau campur dgn air kemudian di aduk-aduk

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah persepsi nilai, emotional branding , dan kepercayaan merek berpengaruh kepada loyalitas pengguna sepeda