• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANSAMBEL MUSIK KARO DALAM UPACARA PENGOBATAN CABURKEN BULUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANSAMBEL MUSIK KARO DALAM UPACARA PENGOBATAN CABURKEN BULUNG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ERIS MASUHIKA BR TARIGAN, NIM. 071222510111, Ansambel Musik Karo Dalam Upacara Pengobatan Caburken Bulung. Program Studi Pendidikan Seni Musik. Jurusan Sendratasik. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan upacara pengobatan Caburken Bulung yang dilaksanakan oleh masyarakat Karo, serta mendeskripsikan fungsi Ansambel musik Karo terhadap pelaksanaan upacara pengobatan Caburken Bulung pada masyarakat Karo.

Landasan teoritis dari penelitian kualitatif ini ialah fenomenologi sedangkan yang lainnya yaitu interaksi simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi diajadikan sebagai dasar tambahan yang melatarbelakangi secara teoritis penelitian kualitatif. Landasan teoritis yang terdapat dalam penelitian ini adalah mengenai pengertian upacara Caburken Bulung, bentuk ansambel musik Karo, fungsinya, dan bentuk penyajiannya.

Peneliti melaksanakan penelitian di desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti melakukan prosedur penentuan informan, yaitu menentukan informan yang tahu dan terlibat dalam proses peleksanaan upacara Caburken Bulung tersebut. Metude dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dan dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara, observasi lapangan, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

(2)

ANSAMBEL MUSIK KARO DALAM UPACARA

PENGOBATAN CABURKEN BULUNG

skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Eris Masuhika Br Tarigan

Nim 071222510111

JURUSAN SENI MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai, melimpahkan berkat, dan kasih karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Ansambel Musik Karo Dalam Upacara Pengobatan Caburken Bulung”.

Ketika dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami berbagai kesulitan, namun berkat dari Tuhan, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr, Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik yang juga merangkap sebagai Dosen pembimbung II yang senantiasa bersabar membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi ini .

(8)

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan yang sudah sabar dalam membimbing dan mengajarkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang seni musik.

7. Kepada ayah saya, Benteng Tarigan yang memberi saran dan dukungan baik itu dari segi moral dan materi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Kepada ibu saya Esther Br Ginting yang senantiasa memberi dukungan moral

dan materi serta doa-doanya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Bapak Wardin Ginting selaku narasumber yang telah banyak membantu saya dalam memperoleh informasi dan data-data untuk kepentingan penulisan skripsi.

10. Kepada Bapak Hemat Ginting selaku Kepala Desa Lingga Julu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang bersedia memberi ijin untuk melakukan penelitian di desa tersebut.

11. Kepada kakak, abang, adik, dan teman-teman saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberi dukungan serta bantuan baik dari segi moril dan materi.

12. Untuk seluruh teman-teman saya, stambuk 07 dan khususnya teman-teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi, terimakasih untuk kebersamaan kalian semua. Sukses selalu.

(9)

untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Medan, September 2012

Penulis,

Eris Masuhika Br Tarigan

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...I KATA PENGANTAR ...II DAFTAR ISI ...V DAFTAR GAMBAR ...VIII BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Perumusan Masalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian...8

BAB II. LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teoritis...9

1. Pengertian Ansambel Musik...10

2. Pengertian Ansambel Musik Karo...10

3. Upacara Pengobatan Caburken Bulung...11

B. Kerangka Konseptual ...14

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...16

(11)

D. Teknik Pengumpulan Data ...17

E. Teknik Analisis Data ...24

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Masyarakat Karo Secara Umum ...25

B. Kepercayaan Masyarakat Karo ...28

C. Perkawinan Pada Masyarakat Karo ...30

D. Sistem Kekeluargaan Pada Masyarakat Karo ...32

E. Upacara Pengobatan Caburken Bulung ...33

E.1. Waktu Pelaksanaan Upacara Pengobatan Caburken Bulung ...35

E.2. Proses Upacara Pengobatan Caburken Bulung...36

F. Bentuk Dan Fungsi Ansambel Musik Karo Dalam Upacara Caburken Bulung...39

G. Penyajian Ansambel Musik Karo Dalam Upacara Pengobatan Caburken Bulung ...49

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ...53

B. Saran ...54

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Pengantin makan bersama dalam satu piring ...36

Gambar II : Pemberian pisau oleh Kalimbubu kepada pengantin pria ...37

Gambar III : Penyematan cincin oleh anak beru kepada pengantin wanita ...38

Gambar IV : Mengikatkan rumput padang teguh kepada pengantin sebagai tanda pengikat tendi ...39

Gambar V : sesi Telah-telah ...41

Gambar IV : Penggual gendang lima sendalanen ...43

Gambar VII : Sarune ...44

Gambar VIII : Gendang singanaki ...46

Gambar VIII : gendang singindungi ...47

Gambar IX & X: Gung dan Penganak ...48

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia, sejak dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa mereka sudah menghasilkan berbagai ragam dari ciptaan budi dan karya pikiran mereka. Misalnya kemampuan mereka dalam menciptakan seni bangunan, alat-alat musik atau bunyi-bunyian (kecapi, sarune, gung, penganak, penggual, surdam, balobat dan lain-lain), seni ukir, seni patung, seni tari, seni bahasa dengan tata bahasa yang baik.

Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya. Kebudayaan adalah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama-sama oleh sebuah kelompok manusia yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.

(14)

bagian dari budaya yang tidak terpisahkan dari diri manusia dimana di dalamnya terdapat ekspresi dan hasrat akan keindahan , sehingga orang dapat terhibur dan menikmatinya.

Disisi lain musik sebagai seni memegang peranan penting dalam kebudayaan yang ada pada upacara-upacara adat seperti, upacara religi, upacara perkawinan, upacara kematian, serta sebagai hiburan. Dalam kegiatan adat, musik merupakan bagian dari tradisi, tetapi tidak semua kegiatan adat menggunakan musik, akan tetapi ada beberapa kegiatan adat yang tidak terlepas dari elemen musik.

(15)

Masyarakat Karo memiliki barbagai jenis upacara ritual -ritual yang harus dijalani selama hidupnya. Beberapa dari upacara itu tetap dipertahankan hingga saat ini, namun ada beberapa juga yang sudah jarang dilakukan atau bahkan tidak dilaksanakan lagi.

Berikut beberapa upacara ritus peralihan yang pernah dilaksanakan oleh orang Karo. Mbesur-mbusuri , Mbaba anak ku lau, (Saat ini upacara ini sudah sangat sulit untuk ditemukan.), Juma Tiga (Seminggu setelah mababa anak kulau, maka diadakanlah upacara juma tiga. Adapun cara ini dilakukan untuk pejabat-jabatken (untuk mengetahui pekerjaan si anak dikemudian hari), Erbahan Gelar, Mereken Amak Tayangen. Upacara ini dilakukan oleh sebuah keluarga yang biasanya selama satu atau dua tahun telah dikaruniai keturunan, Ngelegi Bayang-Bayang , Ergunting (ritual memotong rambut seorang bayi, pertama sekali harus dilakukan oleh Kalimbub/Mama) sesuai adat Karo), Erkiker, Kacipi-Kacipi, Adat Perjabun (Pernikahan), Mereken Tudung Ras Bulang, Mereken Ciken Ras Tuk-tuk (ini tidak jauh beda dengan adat mereken tudung, ras bulang-bulang, Cawir Metua. Kriteria cawir metua ini adalah bila semua anak-anak kandungnya sudah menikah dan telah memenuhi seluruh kewajiban), Tabah Tabah Galuh, Mate Nguda, Erpangir Ku Lau, Guro Guro, Nengget, Perumah Begu, Releng Tendi, Ngampeken Tulan Tulan ( Darwan Prinst 2004).

(16)

Sifat perkawinan ini hanyalah simbolis saja. Adanya perkawinan ini biasanya terjadi karena salah seorang dari mereka sering sakit-sakitan, karena ada kepercayaan dalam masyarakat, seorang anak yang sering sakit-sakitan, bila telah sembuh harus dijodohkan pada anak kalimbubu (kalau anak pria), diantar ke rumah anak beru (kalau anak wanita), dengan harapan dia tidak akan sakit lagi. Perkawinan seperti ini tidak mutlak dilakukan setelah mereka dewasa. Istilah lain untuk perkawinan ini disebut mukul-mukul http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id.

Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan ansambel musik Karo dengan upacara pengobatan Caburken Bulung. Pada upacara Caburken Bulung ini dilaksanakan acara bermusik Gendang Lima Sendalanen, dimana pada acara ergendang pihak sangkep nggeluh ( suatu sistem kekeluargaan pada masyarakat Karo yang secara garis besar terdiri atas senina, anak beru dan kalimbubu ), dari pihak laki-laki dan perempuan menari bersama, dimana anak beru landek dalam bentuk penghormatan kepada kalimbubu (Darwan Prinst 2004 : 43).

(17)

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ialah suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah bertujuan agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadeli (2006 : 23), yang menyatakan bahwa : “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-kedaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan”.

Berdasarkan pendapat di atas dan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini di identifikasi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Bagaimana bentuk ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung?

2. Bagaimana bentuk penyajian ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung ?

3. Bagaimana hubungan ansambel musik Karo dengan upacara pengobatan Caburken Bulung ?

(18)

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor bagian mana saja yang termasuk ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk ke dalam ruang lingkup masalah penelitian.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sukardi (2003 : 30) yang menyatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan pnelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas”.

Untuk membatasi pembahasan agar topik menjadi terfokus dan menjaga agar pembahasan tidak melebar, maka penulis menetapkan pembahasan serbagai berikut:

1. Bagaimana bentuk ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung?

2. Bagaimana bentuk penyajian ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung?

3. Bagaimana fungsi musik dalam upacara pengobatan Caburken Bulung ?

D. Perumusan Masalah

(19)

Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi dan pembatasan masalah .

Hal ini sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005:14), yang mengatakan bahwa :

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah yang akan menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka permasalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana bentuk penyajian musik dalam upacara pengobatan Caburken Bulung”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan senantiasa berorientasi kepada tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah tujuan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Azril (2001 : 18) yang mengatakan bahwa : “Tujuan tersebut merupakan pernyataan yang mengungkapkan hal yang akan diperoleh pada akhir penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah jawaban yang diharapkan oleh peneliti”.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

(20)

2. Memaparkan secara deskriptif bagaimana bentuk penyajian ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung.

3. Mengetahui fungsi ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung.

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai musik upacara pengobatan dalam masyarakat Karo.

2. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca dalam melestarikan musik tradisi Karo, agar dapat di kenal oleh masyarakat lain selain masyarakat Karo.

3. Sebagai sumber informasi mengenai kesenian yang ada dan berkembang pada masyarakat Karo.

4. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari.

(21)

BAB V PENUTUP

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan sarn-saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan upacara pengobatan Caburken Bulung pada masyarakat Karo bertujuan untuk menjauhkan si anak dari malapetaka ataupun menjauhkan si anak dari gangguan hal-hal gaib yang mengancam keselamatan jiwa si anak. 2. Walaupun si anak sudah dinikahkan secara adat, tapi mereka tidak harus hidup

selayaknya pasangan suami istri.

3. Jenis alat musik yang digunakan dalam pelaksanaan upacara pengobatan Caburken Bulung ini ialah, Sarune, Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, Gung dan Penganak.

4. Fungsi ansambel musik Karo dalam upacara pengobatan Caburken Bulung ialah sebagai musik pengiring tarian pada sesi telah-telah , dimana pihak rakut sitelu memberikan kata-kata berupa ucapan berkat, seperti ucapan agar setelah upacara ini berlangsung maka sang anak tidak akan sakit-sakit lagi dan sehat untuk seterusnya. Ucapan ini diperuntukkan kepada anak dari pihak yang melaksanakan upacara Caburken Bulung ini.

(22)

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diurikan saran-saran sebagai berikut:

1. Dengan melihat perkembangan teknologi, masuknya agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka upacara Caburken Bulung ini sudah jarang sekali dilaksanakan oleh masyarakat Karo. Upacara Caburken Bulungken sebenarnya sangat baik untuk dilestarikan, karena tidak menyimpang dari ajaran agama, dan setelah upacara ini dilaksanakan, anak yang sakit tersebut memang memperoleh kesembuhan.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Bina Aksara.

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Azari, Azril. (2001). Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah ,Cetakan Ke 4,Jakarta: Universitas Trisakti.

Brepin, Tarigan. 2011. “Ansambel Gendang Lima Sendalanen Pada Masyarakat Karo: Studi Kasus Pembawa Trance pada Ritual Erpangir Ku Lau dalam Konteks Sosiobudaya di Lau debuk-debuk Kecamatan Berstagi Kabupaten Karo”. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Cerah Noveli, (2010).”Penyajian Musik Tradisional Karo Pada Upacara Erpangir Ku Lau di Desa Budaya Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo”. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.

Erlina Sembiring. 2009. “Upacara Nengget Pada Masyarakat Karo”.Skripsi. Medan Universitas Sumatera Utara.

Esterberg, Kristin G. 2002. Qualitative Methods in Social Research . Mc Graw Hill, New York, 2002.

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang. Quantum Teaching. Hadi, Y. Sumandio. 2000. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta : Yayasan

Untuk Indonesia.

Kamus Bahasa Bahasa Indonesia, 2005. Jakarta : Balai Pustaka.

Karya, Jon. 1993. “Deskripsi Gendang Simalungun Rakyat dalam Upacara Perkawinan Karo”. Skripsi. Medan: Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara.

Koentjaraningrat. 1977. Pengantar Antropologi II, Jakarta : Rineke Cipta.

Latifah Kodijat-Marzuki. 2007. Istilah- Istilah Musik. Jakarta : Djambatan.

(24)

Marshall, Gretchen B rossma. 1995. Designing Qualitatif Research. London: Sage Publication, International Educational and Professional Publisher.

Maryaeni, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara.

Poerwadarminta, W.J. S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

00-9’ajaraka.R. Ng dan T. Hadidjaya. 1951. Kepustakaan Djawa, Jakarta : Djambatan

Prinst, Darwan. 2012. Adat Karo. Medan: Bina Media Perintis .

Ridwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian. Cetakan ke-6 Bandung : Alfabeta.

Subagyo, B. Andreas. 2001. Pengantar Riset kuantitatif & Kualitatif. Bandung Yayasan Kalam Hidup.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alafabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Susan Stainback, William Stainback. 1988. Understanding & Conducting Qualitative Research , Kendal/Hunt Publishing Company. Dubuque, Iowa.

Gambar

Gambar XI : Sesi telah-telah .................................................................................49

Referensi

Dokumen terkait

[r]

POKJA PENGADAAN BARANG I Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Anda juga akan mudah mendeteksi gaya kerja orang lain, atau bahkan rekan atau.

Audit syariah dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan Islam tidak melanggar syariahatau

Note that, a polynomial, natural exponential and trigonometric function are continuous in the

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan muzakki Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Search,

pasal 84 ayat 1.c, maka seleksi sederhana dinyatakan GAGAL dan akan dilakukan. SELEKSI ULANG (dimulai dari