ABSTRACT
Competition in the increasingly competitive business world, the market always changes forcing every company to keep on innovating. For small and medium enterprises or SME one of the innovations that can be done is product innovation. The purpose of this study is to find out the factors that must be considered in product design innovation, especially in footwear products. From the results interview and observations there are four important factors to be considered in design product is the product function, the form of products, product quality and product price. This study uses qualitative verbatim interviews and focus group discussion. The results consumers expect additional functionality beside the generic function of shoes, shoes function as a complementary fashion, style, security and shows the character of a person is expected to be added in designing a pair of shoes. Shape of the shoes should also follow the trend time by time, which is now dominated by the model of boots and spring boots with leather materials and dark colored. Shoes are made must have good quality as expected the shoes can be used for all terrain and can survive for 1 year to 2 years, in addition to the strength of the convenience factor must be considered. The expected consumer price for a pair of casual shoes with the function, form and quality of the above is around Rp 500,000, - to Rp 1.000.000, -
ABSTRAK
Persaingan di dunia bisnis semakin kompetitif, pasar yang selalu mengalami perubahan memaksa setiap perusahaan untuk selalu melakukan inovasi. Bagi perusahaan kecil menengah atau UKM salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah inovasi produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi desain produk khususnya pada produk sepatu. Dari hasil wawancara dan observasi ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan desain produk yaitu fungsi produk, bentuk produk, kualitas produk dan harga produk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara verbatim dan focus group discussion. Hasilnya konsumen mengharapkan adanya fungsi tambahan dari sepatu selain fungsi generik sepatu sebagai alas kaki, fungsi sepatu sebagai pelengkap fashion, gaya, keamanan dan menunjukan karakter seseorang diharapkan dapat ditambahkan dalam mendesain sepasang sepatu. Bentuk sepatu juga harus mengikuti perkembangan trend jaman, yang sekarang ini didominasi oleh model boots dan semi boots dengan material berbahan kulit dan berwarna gelap. Sepatu yang dibuat harus memiliki kualitas yang baik karena diharapkan sepatu dapat digunakan ke segala medan dan dapat bertahan selama 1 tahun hingga 2 tahun, selain kekuatan faktor kenyamanan harus diperhatikan. Harga yang diharapkan konsumen untuk sepasang sepatu kasual dengan fungsi, bentuk dan kualitas diatas adalah berkisar Rp 500.000,- hingga Rp 1.000.000,-
DAFTAR ISI
PENGESAHAN...ii PERNYATAAN ...Error! Bookmark not defined. ABSTRACT...Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ... 8 DAFTAR GAMBAR... 9 BAB IPENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Rumusan serta Pembatasan Masalah .Error! Bookmark not defined.
1.3Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1.4Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB IIKAJIAN KEPUSTAKAAN, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN MODEL PENELITIAN...Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Kepustakaan ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Bauran Produk...Error! Bookmark not defined.
2.1.2Proses Pengembangan Produk ...Error! Bookmark not defined.
2.1.3Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Pelanggan ..Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Kewirausahaan dan Inovasi ...Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Desain Produk ...Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Prototipe...Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Respon ...Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Penelitian Terdahulu...Error! Bookmark not defined.
BAB IIIRERANGKA PEMIKIRAN DAN MODEL PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
3.1 Rerangka Pemikiran...Error! Bookmark not defined.
BAB IVOBYEK DAN METODE PENELITIAN Error! Bookmark not defined.
4.1 Obyek Penelitian dan Sampel...Error! Bookmark not defined.
4.2 Metode peneltian ...Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Metode penelitian yang digunakan Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Panduan wawancara dan Teknik Pengumpulan data ...Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Prosedur Penelitian...Error! Bookmark not defined.
4.2.4 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.
BAB VPEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
5.1 Profil Perusahaan ...Error! Bookmark not defined.
5.2 Hasil dan pembahasan...Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Wawancara Terbuka...Error! Bookmark not defined.
5.2.2 Observasi dan Dukumentasi ...Error! Bookmark not defined.
5.2.3 Wawancara Terstruktur ...Error! Bookmark not defined.
5.2.4 Focus Group Duscussion...Error! Bookmark not defined.
5.2.5 Konsep Desain Prototipe ...Error! Bookmark not defined.
5.2.6Hasil Akhir Prototipe... 96 5.3 Implikasi Manajerial ...Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.
6.1 Kesimpulan...Error! Bookmark not defined.
6.2 Saran ...Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN – A ...Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN – B...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1Ciri-ciri dan Watak Wirausaha ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2Contoh Format Perencanaan Prototipe...Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.3Penelitian Terdahulu ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 5.8Tabel Matriks Pembahasan dan Hasil Wawancara Terbuka ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3TheProduct Development Process...Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.4Stage-gate product innovation processError! Bookmark not defined.
Gambar 2.1Siklus Hidup Produk...Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2Siklus Hidup Produk...Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.5Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain ProdukError! Bookmark not defined.
Gambar 2.6Irisan teori ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.7Hierarki nilai pelanggan...Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.2Model Penelitian Inovasi Desain Produk Sepatu kasual ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1Prosedur umum penelitian ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.1Hasil Dokumentasi ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.2Rancangan Konsep Desain Sepatu Kasual tampak samping ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.3Batik Parang Rusak khas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.4Konsep desain prototipe tampak samping sepatuError! Bookmark not defined.
Gambar 5.5Konsep desain prototipe tampak belakang sepatuError! Bookmark not defined.
Gambar 5.6Konsep desain prototipe tampak atas sepatuError! Bookmark not defined.
Gambar 5.7Tali konsep desain prototipe sepatu ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.8Hak konsep desain prototipe sepatu ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.10Sol dalam dengan busa konsep desain prototipe sepatu ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.12Batik parang rusak pada bagian atas konsep desain prototipe sepatu ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.13Potongan pola batik parang rusak pada bagian atas konsep desain prototipe sepatu ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.15Gambar prototipe sepatu kasual secara keseluruhan ...Error! Bookmark not defined.
Gambar 5.16Gambar prototipe sepatu kasual tampak atasError! Bookmark not defined.
Gambar 5.17Gambar prototipe sepatu kasual tampak sisi luarError! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Fashion in frame atau disingkat FAME adalah perusahaan keluarga yang bergerak
di bidang fashion, dengan fokus pemasaran online, dimana produk yang dipasarkan dapat
dijangkau oleh seluruh masyarakat tanpa terkendala tempat. Sampai saat ini perusahaan
telah memasarkan beberapa produk fashion meliputi, jaket sebagai produk utama dan
memperluas ke fashion lainnya antara lain kaos dan celana. Pasar yang dibidik adalah
kaum pria dengan share 80% dari penjualan. Sekarang ini perusahaan ingin melakukan
penambahan lini produk untuk meningkatkan daya saing dan mencapai tujuan perusahaan
untuk melengkapi seluruh kebutuhan fashion pelanggan, baik dari produk fashion utama
hingga aksesoris. Menurut Kolter (2012) bauran pemasaran adalah kumpulan dari semua
produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli, yang
didalamnya terdapat lebar bauran produk yang mengacu pada banyaknya lini produk
yang berbeda yang dijual oleh suatu perusahaan.
Salah satu produk fashion yang belum dipasarkan perusahaan adalah sepatu.
Sepatu sendiri termasuk produk penting dalam sebuah fashion. Dengan pasar Indonesia
yang sangat besar, sepatu dapat dijadikan produk yang potensial untuk dipasarkan oleh
perusahaan, sebagai gambaran Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di Asia
Tenggara. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat populasi Indonesia mencapai jumlah
237 641 326 jiwa pada tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai
Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk memasarkan berbagai macam
produk dalam berbagai macam sektor kebutuhan.
Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial namun pasar Indonesia
termasuk pasar yang tinggi persaingan. Sebagai contoh sepatu dengan merek Brodo
Footwear, perusahaan yang telah didirikan sejak tahun 2010 dengan produk andalan
leather shoes sudah berkembang dan terkenal dikalangan mahasiswa hingga artis, bahkan
beberapa produk mereka sudah diexport ke jepang dan eropa. Tak hanya Brodo
Footwear, perusahaan sepatu UKM lainnya pun sudah mulai banyak bermunculan seperti
Sagara Shoes, Porte Goodshoes, dll. Banyaknya pemain baru yang memasuki pasar
menggambarkan tingkat potensial dari pasar itu sendiri, namun dibutuhkan keunggulan
bersaing dan strategi yang matang untuk memasuki pasar yang penuh dengan persaingan.
(Porter, 2000) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah jantung kinerja pemasaran
untuk menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing diartikan sebagai strategi dari
perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan bersaing yang
lebih efektif dalam pasarnya. Strategi ini harus didesain untuk mewujudkan keunggulan
bersaing yang terus menerus sehingga perusahaan dapat mendominasi baik di pasar lama
maupun pasar baru.
Untuk memenuhi harapan dan respon konsumen maka perusahaan harus
melakukan pengembangan produk baru. Menurut menurut (Cooper, 2001)menyebutkan
tahapan pengembangan produk yang disebut sebagai Stage-Gate Process yaitu sebuah
tahapan membuat suatu produk baru dari sebuah ide hingga ke tahap peluncuran.
Pengembangan produk dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, analisis data
diskusi grup dan observasi. Dengan tujuan data dapat menggambarkan harapan
konsumen yang sesungguhnya.
Dalam proses pengembangan produk dibutuhkan inovasi produk, Inovasi produk
menurut (Lukas & Ferrel, 2000) didefinisikan sebagai proses dari penggunaan teknologi
baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah. Bagi para
UKM melakukan inovasi adalah hal yang wajib agar produk yang dihasilkan dapat
bersaing di pasar, tetapi pada umumnya modal menjadi kendala untuk melakukan inovasi
terutama di bidang teknologi. Inovasi pada bidang desain produk menjadi salah satu
alternatif yang bisa dilakukan pada UKM untuk mendiferensiasikan produknya.
Studi atau penelitian ini dilakukan untuk memahami hal-hal yang menjadi
harapan dan respon maupun dapat menimbulkan kepuasan konsumen, dalam hal fungsi
produk, bentuk produk, kualitas produk, dan harga produk untuk menunjang
pengembangan desain produk baru yang akan dikembangan oleh perusahaanFashion in
Frame Indonesia dalam menghadapi persaingan pasar. Berdasarkan paparan masalah di
atas, menarik untuk diteliti mengenai: “ Inovasi Desain Produk Sepatu Kasual
Berdasarkan Harapan dan Respon Konsumen di Perusahaan Fashion In Frame”
(Studi kasus: Universitas Kristen Maranatha)
1.2 Identifikasi dan Rumusan serta Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,berikut ini
masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:Belum jelasnya desain sepatu kasual
berdasarkan harapan dan respon konsumen yang meliputi fungsi sepatu, bentuk sepatu,
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah “Bagaimanakah
inovasi desain produk sepatu berdasarkan harapan dan respon konsumen yang meliputi
fungsi sepatu, bentuk sepatu, kualitas sepatu dan harga sepatu?”
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memiliki tujuan yang
harus dicapai dalam penelitian ini, yakni “Mengetahui harapan dan respon konsumen
terharap desain sepatu kasual yang meliputi fungsi sepatu, bentuk sepatu, kualitas sepatu
dan harga sepatu.”
1.4
Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini berguna
bagi:
1. Peneliti
a. Untuk meningkatkan wawasan pemahaman masalah yang berhubungan dengan
suksesi dalam bisnis keluarga.
b. Untuk menerapkan dan mengetahui lebih dalam ilmu yang telah dipelajari selama
di dalam kuliah.
2. Praktisi
a. Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi pihak-pihak
yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh informasi-informasi yang dihasilkan
dari penelitian ini ataupun yang berkeinginan untuk melakukan penelitian
1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandung, di Universitas Kristen Maranatha.
Jadwal penelitian dilakukan selama 14 bulan, mulai bulan Mei 2013 sampai bulan Juli
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
5.1 Profil Perusahaan
Fashion in Frame adalah toko online penyedia jaket berkualitas untuk pria, wanita dan anak-anak.Dimulai dari usaha online kecil yang dimotori oleh Daud Christian, seorang designer dan illustrator muda. Di tahun 2010 dia memulai usaha sepatu online yang cukup berhasil bernama Crocsbite, dan pada akhirnya di bulan Mei 2012, dia mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan sebuah pabrik jaket, yang mampu menyediakan kebutuhan akan jaket berkualitas.
Saat ini Fashion in Frame telah melalui berbagai hambatan dan rintangan, namun dengan doa dan kerja keras, kini Fashion in Frame telah menginjak Season ke-7 dengan semangat dan passion yang luar biasa untuk menjadi top of minduntuk bidang jaket di Indonesia.Kiranya keberadaan Fashion in Frame dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan jaket berkualitas dengan harga terjangkau.
5.2 Hasil dan pembahasan
5.2.1 Wawancara Terbuka
5.2.1.1 Faktor positive sepatu kasual
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat mereka memakai sepatu kasual, khususnya sepatu yang sedang mereka pakai.
“ Apa yang disukai dari sepatu yang sekarang sedang anda pakai? ”
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan dapat dirangkum informan memilih sepatu karena:
1. Model yang simple dan tidak ketinggalan jaman. 2. Warna yang cenderung gelap seperti coklat, hitam, biru. 3. Bahan yang tidak panas, ringan, empuk dan tahan lama. 4. Sol yang tebal.
5. Ukuran yang pas di kaki.
Berdasarkan hasil diatas konsumen banyak menyukai sepatu dengan model yang simple tetapi tidak terlihat ketinggalan jaman dengan warna yang cukup gelap seperti hitam, coklat, dan biru. Untuk bahan sepatu konsumen banyak menyukai bahan yang membuat kaki tidak cepat merasa panas dan ringan sehingga sepatu dapat dipakai dengan waktu yang cukup lama dalam sehari.
5.2.1.2 Faktor negative sepatu kasual
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa saja yang tidak mereka sukai dari sepatu, khususnya sepatu yang sedang mereka pakai.
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan di atas dapat dirangkum faktor yang membuat informan tidak menyukai sepatu mereka karena:
1. Bahan yang panas, berat, gatal, mudah tembus air.
2. Kualitas yang kurang meliputi sol yang cepat habis dan rusak, jahitan yang mudah lepas, bahan kulit yang mudah terkelupas, lem yang mudah lepas. Berdasarkan hasil diatas konsumen tidak menyukai sepatu dengan kualitas yang rendah, material-material dasar sepatu seperti bahan luar, bahan sol, lem, jahitan harus memiliki kualitas yang baik, sehingga sepatu dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kerusakan.
5.2.1.3 Fungsi Sepatu Kasual
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui fungsi sepatu selain fungsi dasar sebagai alas kaki.
“ Apakah fungsi sepatu selain mejadi alas kaki bagi anda? “
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan di atas dapat dirangkum fungsi sepatu selain menjadi alas kaki yaitu:
1. Untuk gaya.
2. Menentukan jati diri. 3. Menentukan status sosial. 4. Menambah percaya diri. 5. Keamanan.
juga digunakan untuk meningkatkan percaya diri, menentukan jati diri dan status sosial. Bukan hanya fashion sepatu pun digunakan untuk menambah faktor keamanan, khususnya bagi yang berkendara dengan kendaraan roda dua.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2012) mengenai hirarki produk, bahwa selain manfaat inti dan produk dasar, ada kebutuhan konsumen akan produk yang diharapkan, produk tambahan hingga produk potensial dimana produk diharapkan memenuhi perubahan kebutuhan dimasa yang akan datang.
5.2.1.4 Faktor dalam Memilih Sepatu Kasual
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam memilih sepatu.
“Faktor apa saja menurut anda yang menentukan dalam memilih
sepatu?“
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan di atas dapat dirangkum faktor yang menentukan dalam memilih sepatu adalah:
1. Bentuk yang didalamnya termasuk model, warna dan ukuran.
2. Kualitas yang didalamnya termasuk kelenturan, kekuatan dan kenyamanan; dan yang terakhir.
3. Harga.
warna dan ukuran, faktor kualtias didalamnya meliputi kelenturan, kekuatan, dan kenyamanan.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hardjadinata (1995) mengenai desain produk dimana desain produk meliputi empat faktor yaitu fungsi produk, spesifikasi produk, keamanan dan kenyamanan produk dan harga produk. Selain itu sesuai juga dengan teori yang dikemukakan Muhajirin (2012) mengenai faktor desain dimana ada empat faktor yang mempengaruhi desain yaitu faktor performasi yang didalamnya meliputi kenyamanan, kepraktisan, keamanan, kemudahan penggunaan, kemudahan pemeliharaan, kemudahan perbaikan; faktor fungsi yang meliputi kelayakan, kehandalan spesifikasi material; faktor produksi yang meliputi bahan baku; dan faktor kualitas bentuk yang meliputi trend, estetika dan daya tarik. Selain itu sesuai juga dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2012) mengenai faktor diferensiasi dimana ada delapan faktor yang mempengaruhi yaitu bentuk yang meliputi ukuran dan warna; fitur yang meliputi fungsi tambahan; penyesuaian yang meliputi harapan konsumen; kualitas kerja yang dibagi menjadi rendah, rata-rata, tinggi, unggul; kesesuaian kualitas yang meliputi standar; ketahanan yang meliputi umur; kehandalan yang meliputi tingkat error dan gaya yang meliputi penampilan.
5.2.1.5 Bentuk dan Spefisikasi sepatu
“ Bagaimanakan bentuk dan spesifikasi sepatu yag anda inginkan? ”
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan di atas dapat dirangkum bentuk dan spesifikasi sepatu yang diinginkan yaitu
1. Berbahan kulit dengan warna gelap. 2. Bertali.
3. Bersol sedang.
Berdasarkan hasil diatas konsumen senang dengan sepatu berbahan kulit dengan warna yang gelap. Selain bahan yang nyaman, sepatu kulitpun sedang menjadi trend fashion saat ini.
5.2.1.6 Kenyamanan
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui lebih dalam tentang faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya terutama berhubungan dengan kenyamanan sepatu
“ Seberapa pentingkah kenyamanan sepatu menurut anda? “
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan di atas dapat dirangkum bahwa kenyamanan sepatu menjadi prioritas utama dibandingkan dengan bentuk dan harga.
Berdasarkan hasil diatas konsumen sangat mementingkah kenyamanan dalam memilih sepatu, sehingga bukan hanya model dan harga sepatu, kenyamananpun harus sangat diperhatikan dalam membuat sepatu kasual
menderita, juga bukan merupakan perasaan yang bersifat sesaat, tetapi kenyamanan merupakan hilangnya perasaan tidak nyaman sampai dengan penderitaan yang tidak tertahankan.
5.2.1.7 Harga
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui lebih dalam tentang faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya terutama berhubungan dengan harga sepatu.
“ Berapa budget anda untuk membeli sepasang sepatu kasual? ”
Berdasarkan wawancara kepada 15 informan di atas dapat dirangkum bahwa
range harga untuk membeli sepatu kasual Rp 500.000 – Rp 1.000.000.
Berdasarkan hasil diatas konsumen memiliki daya beli sepatu kasual dengan harga Rp 500.000 – Rp 1.000.000. dengan harga terseut konsumen memilihi harapan dapat membeli sepatu kasual sesuai dengan harapan mereka meliputi bentuk, dan kualitas sepatu.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Koter dan Amstrong (2008) harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan terhadap suatu produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan untuk memperoleh manfaat
5.2.1.8 Matrix Hasil dan Pembahasan Wawancara Terbuka
Dari hasil yang diperoleh dalam wawancara terbuka maka dapat dibuat matriks
untuk merangkum hasil tersebut.
Tabel 5.8
Tabel Matriks Pembahasan dan Hasil Wawancara Terbuka
5.2.2
si dilakukan untuk mengetahui secara real kejadian di lapangan. Dokumentasi dilakukan
dengan meggunakan video yang dilakukan secara candid, sehingga hasil yang didapat
lebih akurat dan tidak dibuat-buat. Hasil dokumentasi video dijabarkan dan dirangkum
dalam bentuk potongan gambar yang dapat dilihat sebagai berikut:
Topik Kesimpulan Teori
1. Faktor positif dari produk yang dipakai
Model yang simple dan tidak ketinggalan jaman; warna yang cenderung gelap seperti coklat, hitam, biru; bahan yang tidak panas, ringan, empuk, tahan lama; sol yang tebal; dan ukuran yang pas di kaki. 2. Faktor negatif dari produk
yang dipakai
Bahan yang panas, berat, gatal, mudah tembus air; kualitas yang kurang meliputi sol yang cepat habis dan rusak, jahitan yang mudah lepas, bahan kulit yang mudah terkelupas,
Bentuk yang didalamnya termasuk model, warna dan ukuran; kualitas yang didalamnya termasuk kelenturan, kekuatan dan kenyamanan; dan yang terakhir harga.
5. Bentuk dan spesifikasi Berbahan kulit dengan warna gelap, bertali dan sol sedang
Gambar 5.1 Hasil Dokumentasi
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi dapat dirangkum bahwa
kebanyakan mahasiswa memakai sepatu kasual untuk kegiatan kampus. Sepatu yang
digunakan biasanya berbahan kulit atau kanvas dengan warna yang cenderung gelap dan
memakai tali sebagai pengencang utama dengan sol yang tidak terlalu tinggi. Karena
observasi dilakukan hanya sebatas melihat secara langsung ke lapangan dan dokumentasi
didokumentasikan. Hal ini dijadikan sebagai salah satu acuan dalam membuat inovasi
konsep desain produk sepatu kasual.
5.2.3 Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur dilakukan untuk menggali lagi lebih dalam mengenai
faktor-faktor yang sudah didapat dalam wawancara tahap awal yaitu fungsi sepatu;
bentuk sepatu yang didalamnya termasuk model, warna dan ukuran; kualitas sepatu yang
didalamnya termasuk kelenturan, kekuatan dan kenyamanan; dan yang terakhir harga
sepatu. Wawancara dilakukan kepada 10 informan, hasil dan pembahasan wawancara
terstruktur dapat dilihat sebagai berikut:
5.2.3.1 Fungsi
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui fungsi sepatu selain fungsi
dasar sebagai alas kaki.
“ Apakah fungsi sepatu selain menjadi alas kaki? ”
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum fungsi
sepatu selain menjadi alas kaki yaitu:
1. Gaya
2. Fashion
3. Menentukan jati diri
4. Penghangat kaki.
Bila digabungkan dengan hasil dari wawancara terbuka maka fungsi sepatu dapat
dirangkum menjadi:
2. Fashion
3. Menentukan jati diri
4. Menentukan status sosial
5. Menambah percaya diri
6. Keamanan
7. Penghangat kaki.
Berdasarkan hasil diatas sepatu memiliki banyak fungsi tambahan selain fungsi
utamanya sebagai alas kaki. Fungsi-fungsi tambahan ini diperlukan mengikuti perubahan
jaman dan meningkatnya kebutuhan konsumen akan suatu barang. Seperti hasil dari
wawancara terbuka sepatu memiliki fungsi sebagai pelengkap fashion dan menambah
percaya diri.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Budiman (2003) bahwa
fungsi produk yaitu derajat kepercaan konsumen bahwa dengan menggunakan produk
tersebut akan membawa peningkatan positif dalam pekerjaannya.
5.2.3.2 Bentuk
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui model sepatu yang sedang
trend di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
“ Menurut anda model sepatu seperti apa yang sedang trend saat ini?
“Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum model sepatu
yang sedang trend saat ini yaitu
1. Model sepatu boots
3. Model sepatu kets
Berdasarkan hasil diatas banyak konsumen sedang mengikuti trend sepatu boots,
sneakers dan kets. Walaupun tergolong sepatu kasual namun sepatu kets memiliki fungsi
khusus sebagai sepatu olahraga sehingga peneliti tidak memasukan sepatu kets sebagai
bagaian dari trend sepatu kasual.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Bambang Trisyono
(2011)mengenaicorak gaya produk kompetitor. Kita harus mengetahui trend yang ada
dan mengetahui produk pesaing, dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Apakah
standar umum corak gaya produk di pasar untuk produk baru? Apakah tema desain yang
umum? Pesan apakah yang disampaikan oleh corak gaya produk yang telah ada? Apakah
tentang fungsi produk atau tentang gaya hidup dan nilai-nilai tambah konsumen?
5.2.3.2.1 Bahan
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi sepatu kasual
terutama dalam segi bahan atau material yang digunakan.
“ Bahan seperti apa yang anda sukai untuk sepatu kasual? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
bahan atau material yang digemari adalah kulit atau kulit suede
Berdasarkan hasil diatas bahan sepatu yang paling digemari adalah berbahan kulit
atau kulit suede, berdasarkan hasil observasi sepatu sneakers tidak ada atau jarang yang
berbahan kulit suede, sehingga dapat disimpulkan konsumen lebih banyak menyukai
5.2.3.2.2 Sol Sepatu
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi sepatu kasual
terutama dalam segi sol. Tinggi sol sepatu dibagi menjadi 3 yaitu rendah atau tipis
dengan tinggi dibawah 1cm, sedang dengan tinggi 1cm-1,5cm dan tinggi dengan tinggi di
atas 1,5cm.
“ Sol sepatu kasual seperti apa yang anda sukai dan berapa tingginya?”
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa sol
yang digemari adalah
1. Sol dengan ketinggian 1cm-1,5 cm,
2. Sol tidak masuk air
3. Sol tidak berat atau ringan
4. Sol memiliki penampilan yang gagah.
Berdasarkan hasil diatas konsumen menyukai sepatu dengan sol yang tidak terlalu
tinggi, dengan tinggi berkisar 1cm – 1,5cm. Sol pun harus dibuat ringan agar tidak
membebani kaki bila digunakan dalam waktu yang cukup lama.
5.2.3.2.3 Jahitan dan Potongan
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi sepatu kasual
terutama dalam banyaknya jahitan dan potongan.
“ Apakah anda menyukai model sepatu dengan banyak jahitan dan potongan? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
model sepatu sebaiknya tidak terlalu banyak jahitan, tetapi hal tersebut masih tergantung
Berdasarkan hasil diatas konsumen menyukai model dengan seidikit potongan
dan jahitan karena akan terlihat lebih simple , tetapi akan sangat berbeda bila
menggunakan sepatu lain seperti sepatu kets, konsumen akan menyukai sepatu dengan
banyak jahitan.
5.2.3.2.4 Pengencang sepatu
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi sepatu kasual
terutama model pengencang sepatu dimana diantaranya ada tali, seleting atau perekat.
“Apakah anda menyukai sepatu dengan tali, seleting atau perekat? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
model sepatu sebaiknya bertali, namun panjang pendek tidak terlalu mempengaruhi.
Berdasarkan hasil diatas konsumen menyukai sepatu dengan bahan pengencang
berupa tali. Dengan pandangan sepatu bertali membuat model sepatu semakin terlihat
bagus dibandingan dengan alat pengencang lainnya.
5.2.3.2.5 Warna
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi sepatu kasual
terutama warna.
“ Warna apa yang anda sukai untuk sepatu kasual? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
5.2.3.2.6 Ukuran
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui spesifikasi sepatu kasual
terutama ukuran.
“Berapa ukuran sepatu anda? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
sepatu yang dipakai berukuran 40 – 44
Berdasarkan hasil diatas kebanyakan informan memakai sepatu berukuran 40-44,
data ini dapat digunakan sebagai panduan produksi, dimana produsen dapat memproduksi
sepatu dengan ukuran tertentu lebih banyak dariapda ukuran lainnya.
5.2.3.3 Kualitas
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui kualitas sepatu kasual
terutama faktor kenyamanan.
“ Menurut anda sepatu kasual yang nyaman seperti apa? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
sepatu yang nyaman adalah sepatu dengan
1. Bahan yang lebut, empuk, tidak panas dan lentur.
2. Sol yang tebal, tidak licin.
3. Tidak membuat kaki cepat lelah dan sakit.
Berdasarkan hasil diatas konsumen sangat mempedulikan kenyamanan, dimana
bahan yang lembut dan tidak panas, sol yang tebal dan tidak licin serta secara
keseluruhan sepatu harus membuat pemakai tidak cepat lelah.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2012) mengenai
kualitas Produk, kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan
fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan,
serta atribut bernilai lainnya.
5.2.3.4 Harga
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui harga sepatu kasual terutama
faktor daya beli.
“ Berapa range budget anda untuk membeli sepatu kasual? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
budget harga untuk membeli sepatu kasual antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000.
Berdasarkan hasil diatas daya beli konsumen sebesar Rp 500.000 – Rp 1.000.000.
Hal ini sesuai dengan hasil dari wawancara terbuka.
5.2.3.4.1 Respon Terhadap Harga
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui harga sepatu kasual terutama
mengetahui reaksi bila produk yang disukai melebihi budget.
“ Bila anda menyukai sepatu tetapi melebihi budget anda, apa yang akan anda
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa bila
ada sepatu dengan model dan spesifikasi yang mereka ingini tetapi memiliki harga yang
lebih tinggi dari budget, maka akan menabung dan tetap membeli.
Berdasarkan hasil diatas konsumen cenderung menabung bila mendapati sepatu
yang mereka suai melebihi budget harga yang dimiliki, tetapi tergantung seberapa jauh
harga dengan budget yang dimiliki.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Koter dan Amstrong
(2012) mengenai harga, harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan terhadap suatu
produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan untuk memperoleh manfaat dari
suatu produk atau jasa.
5.2.3.5 Prioritas Bentuk, Kualitas dan harga
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui prioritas antara bentuk
berbanding dengan kualitas dan harga
“ Menurut anda manakah yang lebih penting diantara bentuk, kualitas dan
harga? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa:
1. Kualitas menjadi prioritas sebanyak 4 kali,
2. Bentuk menjadi prioritas sebanyak 4 kali
3. Harga menjadi prioritas sebanyak 3 kali.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpilkan bentuk, kualitas sama-sama memiliki
pengaruh yang kuat dalam memilih sepatu, dan harga menjadi faktor ketiga dalam
5.2.3.6 Inovasi
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui pengetahuan informan
tentang budaya Indonesia khususnya ukiran.
“ Apakah anda mengetahui tentang ukiran, dan dimana kota ukir yang paling
terkenal di Indonesia? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
rata-rata mereka mengetahui ukiran namun tidak mengetahui kota-kota di Indonesia yang
terkenal akan seni ukirnya.
Berdasarkan hasil diatas tidak banyak konsumen mengetahui tentang budaya
khususnya ukiran, hal ini diakibatkan kurangnya minat masyarakat terhadap budaya
Indonesia, sehingga perlu digalangkan kembali program-program untuk mempopulerkan
budaya Indonesia.
Pertanyaan dibawah ini ditujukan untuk mengetahui respon informan terhadap
inovasi budaya digabungkan dengan sepatu. Informan diberikan gambar berupa sketsa
Gambar 5.2
Rancangan Konsep Desain Sepatu Kasual tampak samping
Setelah diperlihatkan gambar informan diminta memberi respon terhadap desain
yang ada.
“ Apa pendapat anda tentang desai sepatu kasual ini? “
Berdasarkan wawancara kepada 10 informan di atas dapat dirangkum bahwa
sketsa desain yang sudah ada mendapat tanggapan positif .
Berdasarkan hasil diatas sketsa desain yang ada sudah disukai konsumen hanya
harus lebih dimatangkan terutama dibagian ukiran agar nyaman digunakan dan tidak
terlihat tradisional. Selain itu sketsa desain harus disesuaikan dengan produksi.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakanoleh Lukas dan Ferrel (2000)
mengenai inovasi produk, inovasi produk didefinisikan sebagai proses dari penggunaan
teknologi baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.
5.2.4 Focus Group Duscussion
Untuk memperkuat kesimpulan dari data-data sebelumnya, maka dilakukan focus
group discussion, dimana diskusi dilakukan dengan 2 grup yang masing-masing
beranggotakan 9 orang dan 8 orang. Diskusi pertama berisikan mahasiswa Maranatha
yang terdiri dari mahasiswa desain komunikasi visual, mahasiswa desain interior dan
mahasiswa seni rupa murni, sedangkan grup kedua beranggotakan masysarakat umum.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan atau perbedaan antara mahasiswa
Maranatha dengan masyarakat secara umum.
Tabel 5.24
Topik Focus group discussion 1 Focus group discussion 2
- Sepatu maen yang bisa buat gaya, santai dengan model yang trendy
Fungsi sepatu selain fungsi dasar sebagai alas kaki
- Untuk fashion, gaya, nambah percaya diri, menggambarkan diri dari seseorang dan menunjukan karakter seseorang
- Untuk fashion, gaya, pelindung dari hawa dingin, peninggi badan, pelindung kaki dan identitas pemakai
TrendFashion - Penting, karena dengan mengikuti trend berarti kita mengikuti perkembangan jaman
- Penting, karena trend itu mempengaruhi apa yang kita pakai, tetapi harus tetap memikirkan faktor kenyamanan
Bentuk sepatu kasual - Lebih menyukai jenis boots - Lebih menyukai flat shoes dan rapih
Bentuk dan spesifikasi - Berbahan kulit atau canvas, bertali, berwarna gelap seperti coklat, hitam, dengan model yang simple
- Berbahan kulit dengan warna gelap seperti coklat, hitam dan biru, menggunakan bahan yang tidak panas.
Kualitas dan ketahanan - Sepatu harus dapat digunakan di segala medan baik outdoor ataupun indoor, dan diharapkan sepatu dapat bertahan selama 1-2 tahun
- Sepatu hanya digunakan di medan indoor, dan diharapkan sepatu dapat bertahan 2-3 tahun
Fitur tambahan - Kantong dan unsur batik - Memasukan teknologi seperti pegas pada sol, sistem pendingin udara Kenyamanan - Kenyamanan sangat
penting, dimana sepatu yang nyaman adalah sepatu yang enak dipakai, modelnya tidak cepat ketinggalan jaman. Dimana kenyamanan lebih penting dibandingkan harga dan bentuk.
- Kenyamanan sangat penting, dimana sepatu yang nyaman adalah sepatu yang enak dipakai sehari-hari, tidak membuat kaki sakit, tidak panas dan ringan, dimana kenyamanan lebih penting dibandingkan harga dan bentuk.
Harga - Budget harga untuk membeli sepatu dengan spesifikasi di atass antara Rp 400.000 – Rp 1.000.000
- Budget harga untuk membeli sepatu dengan spesifikasi di atass antara Rp 400.000 – Rp 1.000.000 Inovasi budaya - Inovasi budaya yang dapat
dimasukan dalam sepatu seperti batik, logo, tato, ornamen musik dan senjata
- Inovasi budaya yang dapat dimasukan dalam sepatu seperti batik, ukiran, ornamen musik dan senjata
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulakan bahwa hasil focus group discussion
sangat mendukung hasil dari metode tringulasi yang dilakukan sebelumnya, sehingga
5.2.5 Konsep Desain Prototipe
Konsep desain prototipe adalah hasil revisi dari konsep desain awal setelah
mendapat respon konsumen dari hasil wawancara terstruktur dan focus group discussion.
Berikut hasil perubahan desain setelah mendapat respon konsumen:
1. Fungsi
Fungsi sepatu bukan lagi hanya sebatas alas kaki, tetapi sebagai unsur dari
fashion secara keseluruhan dan menentukan karakter pemakai sepatu. Sepatu yang
akan dibuat memasukan unsur budaya sebagai identitas dan karakter dari
pemakai. Pada sepatu prototipe yang dibuat memakai unsur batik parang rusak
sebagai identitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut gambar referensi batik parang rusak yang dipakai:
Batik Parang Rusak khas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Bentuk
Bentuk sepatu tetap semi boots atau chukka, dimana terjadi sedikit
perubahan dari potongan sepatu akibat adanya aplikasi dari inovasi budaya yang
akan dijelaskan lebih detail pada faktor inovasi, berikut gambar sepatu secara
keseluruhan:
Gambar 5.4
Konsep desain prototipe tampak samping sepatu
Konsep desain prototipe tampak belakang sepatu
Gambar 5.6
Konsep desain prototipe tampak atas sepatu
Spesifikasi merupakan bagian dari bentuk sepatu, sepatu yang dibuat
menggunakan bahan kulit sebagai material utama, pengencang sepatu
Gambar 5.7
Tali konsep desain prototipe sepatu
Sol sepatu menggunakan kulit dan karet sebagai material utama, Kulit dan
karet dipilih agar tetap memberikan sepatu unsur lentur yang akan menambah
kenyamanan sepatu. Hak dari sepatu menggunakan kulit mentah yang sangat keras
dengan tinggi hak 1,5cm. Berikut gambar hak sepatu yang digunakan:
Gambar 5.8
Hak konsep desain prototipe sepatu
3. Kualitas
Material dan struktur sepatu dibuat agar sepatu dapat bertahan selama dua
tahun bahkan lebih walaupun dibawa ke medan outdoor. Jahitan sepatu
menggunakan sistem welted yang menjamin sol tidak akan mudah rusak. Berikut
Gambar 5.9
Jahitan Welted konsep desain prototipe sepatu
Agar membuat sepatu lebih nyaman, bagian sol dalam sepatu diberikan
tambahan busa pada bagian depan dan belakang sepatu. Penambahan busa pada
bagian dalam sepatu bertujuan membuat pengguna sepatu dapat beraktifitas lebih
lama karena dapat membuat kaki tidak cepat sakit. Berikut busa gambar bagian
Gambar 5.10
Sol dalam dengan busa konsep desain prototipe sepatu
4. Inovasi
Inovasi yang digunakan pada sepatu kasual adalah penambahan unsur
budaya sebagai identitas atau karakter pengguna sepatu, pada bagian atas sepatu
dimasukan penambahan unsur budaya Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu batik
parang rusak, ornamen batik parang rusak diambil dari pakaian kerajaan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Selain penambahan ornamen bentuk potongan juga
mengalami perubahan, potongan bagian atas sepatu dibuat lebih melengkung
mengikuti pola batik parang rusak yang khas dengan lengkungan seperti bulan
Berikut gambar batik parang rusak dan bentuk potongan yang dipakai pada bagian
atas sepatu:
Gambar 5.12
Batik parang rusak pada bagian atas konsep desain prototipe sepatu
Gambar 5.13
5.2.6Hasil Akhir Prototipe
Hasil akhir prototipe adalah pembuatan produk berdasarkan konsep desain yang
sudah ada, hasil yang dibuat disesuaikan dengan kondisi lapangan, dimana bagian-bagian
tertentu akan terus disesuaikan sesuai keadaan pada saat produksi. Berikut hasil akhir
prototipe:
Gambar 5.15
Gambar prototipe sepatu kasual secara keseluruhan
Prototipe akhir disesuaikan dengan konsep desain akhir, namun dengan beberapa
Gambar 5.16
Gambar prototipe sepatu kasual tampak atas
Prototipe akhir menggunakan jahitan welted sesuai dengan konsep akhir, yang
Gambar 5.17
Gambar prototipe sepatu kasual tampak sisi luar
Gambar 5.18
Prototipe akhir menggunakan motif batik parang rusak dengan cara di grafir.
Hasil grafir membuat sepatu memiliki karakter budaya yang kuat namun tidak mencolok
sehingga membuat konsumen tetap percaya diri dalam memakai sepatu
5.3 Implikasi Manajerial
1. Dalam membuat sebuah produk prusahaan harus selalu memperhatikan fungsi tambahan dan fungsi dasar dari produk itu sendiri. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsumen selalu ingin mendapatkan nilai tambah dari produk yang dibeli, sehingga perusahaan dapat membuat sepatu kasual yang memiliki fungsi bukan saja sebagai pelindung kaki atau alas kaki tetapi harus memiliki fungsi tambahan sebagai pelengkap
fashion, gaya, menunjukan jati diri dan karakter seseorang. Menjadikan sepatu sebagai jati diri dapat dilakukan dengan cara memasukan unsur budaya Indonesia dalam sepatu, sehingga menjadikan pemakai sepatu tersebut bangga dengan identitasnya sebagai bagian dari Indoesia.
2. Dalam membuat sepatu perusahaan harus selalu melihat trend yang sedang berkembang di masyarakat, untuk saat ini trend sepatu kasual didominasi oleh bentuk boots ataupun semi boots dengan warna yang cenderung gelap, menggunakan tali sebagai pengencang utama dan sol dengan tinggi sedang berkisar 1cm hingga 1,5cm. Bentuk sepatu ini akan terus berubah mengikuti waktu dan perkembangan trend fashion yang kemungkinan akan berbeda di setiap daerah, sehingga perusahaan harus melakukan penelitian kembali bila ingin menjangkau pasar yang lebih luas dan dalam waktu yang berbeda.
karena akan menambah beban pada biaya yang dapat berakibat meningkatnya harga jual yang terlalu tinggi. Untuk menjangkau pasar yang sekarang menjadi target perusahaan, perusahaan dapat membuat sepatu kasual berkualitas yang dapat dibawa di berbagai medan baik dalam ruangan atau luar ruangan yang diharapkan tidak akan rusak selama 1 tahun hingga 2 tahun. Selain kuat sepatu kasual harus tetap nyaman dan tidak membuat kaki sakit. Hal ini dapat didukung dengan penggunaan material yang
berkualitas baik untuk bagian luar sepatu, maupun dalam sepatu.
4. Harga selalu menjadi faktor penimbang bagi konsumen dalam membeli sebuah produk. Dalam penelitian ini harga menjadi salah satu faktor yang diteliti dan
dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat membuat sepatu kasual dengan range
harga berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Range harga akan selalu berubah
mengikuti daya beli masyarakat yang secara umum dapat dilihat melalui
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita di setiap daerah ataupun secara
nasional, sehingga perusahaan harus selalu menjaga stabilitas harga jual produk
agar tidak keluar dari kemampuan pasar yang sudah ditargetkan.
5. Inovasi menjadi faktor penting dalam melakukan desain produk, inovasi budaya yang digunakan ke depan tidak sebatas budaya dari Daerah Istimewa Yogyakarta
saja tetapi dapat mengambil unsur budaya dari seluruh daerah di Indonesia.
Sehingga perusahaan dapat membuat sepatu edisi khusus dari berbagai daerah
seperti Bali, Aceh, dll. Unsur budaya yang digunakan harus menjadikan sepatu
sebagai identitas dan karakter pengguna.
6. Sepatu dengan ciri khas budaya dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan bukan hanya menarik pembeli lokal tapi dapat dipasarkan secara Internasional.
dengan memasukan unsur budaya negara lain. Hal itu dapat disurvey kembali di
pasar Internasional.
7. Pengembangan produk ke depan dapat memasukan unsur budaya dengan material lain selain kulit seperti kain batik, kain ulos, bambu, dll. Dengan adanya inovasi
penggabungan material diharapkan dapat menambah keragaman kreasi dari sepatu
kasual.
8. Dalam mengembangkan produk dan pasar perusahaan dapat bergabung dengan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang sepatu seperti Asosiasi Pengerajin
Alaskaki Indonesia (APAI), ataupun bergabung dengan forum-forum yang
membahas sepatu secara lebih mendalam.
9. Dengan membuat sepatu kasual sesuai hasil penelitian ini diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan respon konsumen dan dapat diterima oleh
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian kualitatif berdasarkan teori pada perusahaan Fashion In
Frame yang berjudul “ Inovasi Desain Produk Sepatu Kasual Berdasarkan Harapan dan
Respon Konsumen di Perusahaan Fashion In Frame”, maka diperoleh kesimpulan bahwa
konsumen mengharapkan sepatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan konsumen
akan sepatu meliputi fungsi sepatu, bentuk sepatu, kualitas sepatu dan harga sepatu.
1. Fungsi tambahan sepatu yang diinginkan konsumen selain menjadi alas kaki, adalah
sebagai fashion, gaya, menunjukan jati diri dan karakter seseorang.
2. Bentuk sepatu kasual yang diinginkan konsumen adalah boots atau semi boots, dengan
sepesifikasi bahan menggunakan kulit, warna gelap seperti coklat, hitam dan biru,
menggunakan tali sebagai pengencang dan bersol dengan tinggi 1cm – 1,5 cm
3. Kualitas sepatu kasual yang diinginkan konsumen adalah sepatu kasual dapat dibawa
ke segala medan dan dapat bertahan selama 1 tahun hingga 2 tahun, selain kuat sepatu
kasual harus tetap nyaman dan tidak membuat kaki sakit.
4. Harga sepatu kasual yang diinginkan konsumen berkisar Rp 500.000 hingga Rp
1.000.000 dimana daya beli maksimal konsumen adalah Rp
1.000.000,-6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulakn diatas dalam upaya mengembangkan
produk sepatu kasual dengan invovasi desain produk, dikemukakan beberapa saran sebagai
1. Perusahaan Fashion In Frame disarankan untuk selalu melakukan mengembangan
produk baik yang sudah ada maupun yang belum ada dengan memasukan unsur
inovasi sebagai penambah nilai jual produk itu sendiri. Sehingga perusahaan akan
selalu memiliki daya saing di tengah pasar yang makin kompetitif.
2. Bagi Peneliti selanjutnya disarankan agar meneliti dengan obyek penelitian yang
berbeda, atau menggunakan metode penelitian selain wawancara verbatim, maupun
menggunakan variabel yang berbeda untuk memperkaya keragaman hasil penelitian