• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Storybook Readingdi Kelompok B Tk Aisyiyah I Kacangan Andong Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI ILMIAH UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Storybook Readingdi Kelompok B Tk Aisyiyah I Kacangan Andong Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STORYBOOK READINGDI KELOMPOK B TK AISYIYAH I KACANGAN ANDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1 PAUD

YANNI PARWANTI

A53C090021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STORYBOOK READING

DI KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KACANGAN ANDONG

Yanni Parwanti, A53C090021, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

2012,124 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode storybook reading di kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah anak didik di kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 19 anak didik. Obyek penelitian ini adalah penerapan metode storybook reading untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. Metode pengumpulan data kemampuan membaca permulaan di peroleh melalui observasi , wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Data di analisis melalui hasil membandingkan data hasil kemampuan membaca permulaan anak dengan indikator setiap siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode storybook reading mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. Hal ini dapat di tunjukkan dari hasil evaluasi terhadap anak sebelum dan sesudah penelitian serta minat atau respon anak didik terhadap buku setelah penelitian tindakan kelas selesai dilaksanakan. Kemampuan membaca permulaan anak dalam hal mengenal huruf, menyebutkan suku kata awal dan suku kata akhir yang sama, membuat gambar dan menceritakan gambarnya sendiri serta menghubungkan dan menyebut tulisan dengan gambar yang sesuai dan menulis namanya sendiri semakin meningkat tiap putarannya. Dari hasil observasi prasiklus kemampuan membaca permulaan anak menunjukkan 41,3%, siklus 1 56,1%, siklus II 72,8% dan siklus III 82,8%. Ini berarti kemampuan membaca permulaan anak mengalami peningkatan melalui metode storybook reading dan mendapat tanggapan yang positif dari anak didik karena pembelajaran lebih berkesan, menarik dan bermakna.

(4)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan

yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang

sangat menguntungkan baik dari pihak penyelenggara PAUD atau sekolah

maupun dari pihak orang tua. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat

menguntungkan karena semakin banyaknya anggapan tentang betapa

pentingnya pendidikan anak usia dini yang merupakan periode awal yang

paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan dan

perkembangan kehidupan manusia, maka sangat membutuhkan berbagai situasi

pendidikan yang mendukung, baik situasi pendidikan di keluarga, masyarakat,

maupun sekolah. Pengertian PAUD Indonesia secara eksplisit dan yuridis

tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.

Dalam pasal 1 butir 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD)

adalah :

Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut.

Pola pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang lebih banyak

memerlukan pola pengasuhan dan penumbuhkembangan kemampuan dasar

peserta didik. Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan

yang dipersiapkan guru atau pendidik untuk meningkatkan kemampuan dan

kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak yang meliputi berbagai

aspek berbahasa kognitif, fisik atau motorik, perkembangan moral dan

nilai-nilai agama, serta aspek perkembangan sosial dan kemandirian. Dalam proses

pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan

tujuan memberikan pengetahuan yang bermakna bagi anak melalui pengalaman

(5)

menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan

posisi guru atau pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator

bagi anak, dan diharapkan anak akan menggali semua potensinya yang sedang

berkembang pesat.

Seperti yang terjadi di TK Aisyiyah I Kacangan Andong, yaitu

mempunyai permasalahan tentang kemampuan membaca anak didik yang

masih rendah. Dari 19 anak didik, baru 3 anak yang masuk kategori lancar

membaca permulaan,yaitu anak sudah mampu menyebutkan huruf A – Z baik

diurutkan atau diacak, anak mampu membaca kata berdasarkan gambar, anak

mampu menulis dan menyebutkan huruf pada namanya sendiri, anak mampu

menarik garis antara gambar dengan tulisan yang dimaksud yang lainnya masih

kesulitan walaupun hanya untuk membedakan suku kata badan da masih

banyak yang terbalik.

Untuk mengatasi masalah-masalah kesulitan membaca yang dihadapi

oleh anak-anak kelompok B TK Aisyiyah I Kacangan Andong tersebut di atas,

maka peneliti mencoba memberikan solusi tentang upaya peningkatan

kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media buku cerita

bergambar dengan metode membacakan cerita (storybook reading). Menurut

pendapat Adhim (2004:92) membacakan cerita/storybook reading merupakan kegiatan pemberian “pengertian” kepada anak bahwa buku tidaklah sekedar benda mati yang tidak mempunyai gerak apa-apa. Sebaliknya melalui

membacakan cerita anak akan mengerti manfaat dan keuntungan membaca.

Membacakan cerita untuk anak merupakan sarana yang tepat untuk

mengayakan kosakata anak tanpa harus menyebabkan anak merasa terbebani.

Anak yang memiliki kosakata lebih banyak akan mampu memahami masalah

dengan baik, dapat mengomunikasikan gagasan secara lebih terampil serta

terdorong untuk mengembangkan wawasan berpikir yang lebih baik. Menurut

peneliti cara ini mempunyai banyak keunggulan dan daya tarik yang tinggi

untuk menarik minat anak melihat gambar pada buku cerita dan mendengarkan

cerita yang dibacakannya. Karena memang buku cerita dan mendengarkan

(6)

yang suka berfantasi dan mengkhayal menjadi bagian dari dunianya sehingga

akan menimbulkan rasa ingin tahu anak yang sangat berpengaruh pada anak

untuk belajar membaca tanpa rasa beban dan bosan karena dilakukan dengan

menyenangkan sesuai kesukaan anak-anak.

Fakta tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian sebagai

upaya peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode storybook

reading agar proses belajar membaca lebih disukai dan dikuasai anak-anak

secara menyeluruh.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

membaca siswa di kelompok B TK Aisyiyah I Kacangan.

2. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kemampuan membaca permulaan anak dengan metode storybook readingdi

kelompok B TK Aisyiyah I Kacangan.

LANDASAN TEORI

Kemampuan Membaca Permulaan

Pengertian kemampuan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:707)

kata mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Sedangkan

kemampuan artinya : 1) kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan

diri sendiri, 2) kekayaan : karenanya sudah memadai.

Sedangkan pengertian membaca menurut beberapa pakar di antaranya

sebagai berikut :

Anderson (dalam Tarigan, 2008:7) menyatakan bahwa :

“Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembaca sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan

berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).

Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan

(7)

meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna”.

Masih dalam sumber yang sama, Hodgson (dalam tarigan, 2008:7)

menyatakan bahwa :

“Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar

kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu

pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang akan tersurat dan yang

tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik”.

Berdasarkan beberapa pendapat pakar di atas, peneliti menyimpulkan

pengertian membaca adalah proses penangkapan dan memahami tulisan yang

tertuang dalam bacaan yang bertujuan untuk mencari informasi yang ada dalam

bacaan tersebut.

Sedangkan pengertian membaca permulaan menurut Putra (2008:4-5)

adalah :

“Membaca permulaan lebih menekankan pada pengondisian siswa masuk dan mengenal bahan bacaan belum sampai pada pemahaman yang

mendalam akan materi bacaan,apalagi dituntut untuk menguasai secara

menyeluruh,lalu menyampaikan perolehannnya dari membaca”.

Membaca permulaan merupakan tahap atau proses belajar membaca bagi

anak usia prasekolah dan bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk

memperoleh kemampuan dan mengusai teknik-teknik membaca dan menangkap

isi bacaan dengan baik.Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran

membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca

(8)

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pengertian

membaca permulaan adalah merupakan suatu pengenalan huruf-huruf yang sudah

sering dilihat anak (A-Z) tetapi anak belum memahami tentang bunyi huruf-huruf

tersebut kemudian anak diberi ketrampilan dengan berbagai cara untuk memahami

huruf-huruf tersebut antara lain dengan cara dieja satu per satu per huruf, ada pula

yang mengenalkan langsung dengan rangkaian kata, dan dengan menggunakan

macam-macam metode untuk menarik minat anak agar anak tertarik untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran membaca ini.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK). Secara harfiah atau terjemahan, penelitian tindakan kelas berasal dari

bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research yang berarti action research

(penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Burn (dalam

Sanjaya, 2011:25) menyatakan bahwa penelian tindakan kelas adalah penerapan

berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial

untuk menguatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan

kolaborasi dan kerjasama pada peneliti dan praktisi.

Menurut Arikunto (dalam Sanjaya 2011:25-26) mengemukakan bahwa

secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan

kelas (PTK), yaitu :

Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara

sistematis (proses yang runtut sesuai dengan aturan), empiris (didasarkan pada

fakta-fakta tertentu) dan terkontrol (prosedur kerja yang jelas) sehingga orang lain

dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.

Tindakan adalah perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru

karena adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja agar mencapai hasil belajar

yang maksimal.

Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. PTK

dilakukan di dalam kelas yang tidak disetting untuk kepentingan penelitian secara

(9)

tanpa direkayasa. Oleh karena itu kewajaran kelas dalam penelitian merupakan

kekhasan dalam PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru

yang bertanggung jawab terhadap kelasnya.

Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan sebagai berikut: pertama

PTK adalah proses rangkaian kegiatan mulai dari menyadari adanya masalah,

kemudian tindakan untuk memecahkan masalah dan refleksi terhadap tindakan

yang telah dilakukan. Kedua masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran

yang terjadi di dalam kelas yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang

dilakukan oleh anak didik dan guru. Ketiga PTK dimulai dan diakhiri dengan

kegiatan refleksi diri yang artinya, yang melaksanakan PTK itu adalah guru

sebagai pemeran utama PTK. Keempat PTK dilakukan dalam berbagai tindakan,

artinya PTK bukan hanya sekedar untuk mengetahui sesuatu akan tetapi adanya

aksi dari guru untuk proses perbaikan. Kelima PTK dilakukan dalam situasi nyata,

yaitu dilakukan guru yang dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang

sebenarnya tidak menggangu program pembelajaran yang sudah dirancang.

Menurut Suyadi (2011:30) Penelitian tindakan kelas (PTK) harus

dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang alamiah.Artinya, PTK harus

dilakukan tanpa mengubah situasi dan jadwal pelajaran.Dengan kata lain PTK

tidak perlu dilakukan dalam situasi yang khusus, apalagi sampai mengubah

kebiasaan pembelajaran yang normal, karena dengan mengubah situasi

pembelajaran demi kepentingan PTK, justru bertentangan dengan tujuan PTK,

yaitu memperbaiki proses pembelajaran. PTK bertujuan untuk memperbaiki

proses pembelajaran secara terus menerus, siklus demi siklus di dalamnya harus

mencerminkan perbaikan demi perbaikan yang di capai. Siklus sebelumnya

merupakan dasar bagi siklus selanjutnya jauh lebih baik daripada siklus

sebelumnya.

Penelitian dilakukan di kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong.

Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena peneliti bekerja pada tempat

tersebut sehingga memudahkan perolehan data dan mempunyai waktu yang luas

untuk melakukan penelitian. Selain itu di Tk Aisyiyah 1 Kacangan Andong ini

(10)

Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik di kelompok B TK

Aisyiyah I Kacangan Andong yang berjumlah 19 anak didik. Terdiri dari 8

anak didik putra dan 11 anak didik putri.Peneliti memilih kelompok B karena

anak-anak ini dipersiapkan untuk masuk sekolah dasar dan masih memiliki

kemampuan membaca yang rendah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, pada siklus 1

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus II tiga kali pertemuan dan siklus

III direncanakan dalam dua kali pertemuan, tetapi ternyata pada pertemuan

pertama di siklus III, pencapaian prosentase keberhasilan sudah mencapai 80%,

maka pelaksanaan tindakan cukup pada pertemuan pertama saja di siklus III.

Penelitian ini di laksanakan melalui empat tahap pada setiap siklusnya yang

meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan

terakhir yaitu tahap refleksi. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan

survei awal untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan kondisi yang ada di

lapangan yaitu pada rendahnya kemampuan membaca anak-anak kelompok B TK

Aisyiyah I Kacangan Andong yang dari 19 anak didiknya baru terdapat 3 anak

yang sudah mampu membaca permulaan pada semester I tahun pelajaran

2012/2013 ini dan setelah di adakan tindakan penelitian dengan menggunakan

metode storybook reading telah terjadi peningkatan kemampuan membaca

permulaan anak di kelompok B TK Aisyiyah 1Kacangan Andong yaitu terdapat

16 anak didik yang sudah masuk dalam kategori mampu membaca permulaan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu :

1. Sumber data primer/pokok adalah data yang langsung keluar dari mulut,

dikatakan oleh orang atau pihak yang menjadi sumber data. Ucapan subjek

tindakan yang oleh peneliti di tanya melalui wawancara atau perilakunya

diamati langsung oleh peneliti merupakan data yang diperoleh langsung dari

instrumen yaitu anak didik dikelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong

dan guru sebagai sumber informasi yang mengenal seluk beluk dan kondisi

(11)

2. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari sumber

data, merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dukumen yang ada yaitu

lembar observasi yang digunakan dalam mengamati proses pembelajaran

membaca permulaan dengan metode storybook reading, arsip/dokumentasi

khususnya materi membaca permulaan, foto-foto dalam kegiatan pelaksanaan

pembelajaran dan lembar catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat

kejadian – kejadian diluar perencanaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa metode storybook reading

atau membacakan cerita dengan media buku cerita bergambar sebelum tindakan

sampai dengan siklus III menunjukkan peningkatan, bahwa dengan metode

storybook reading dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari setiap siklus menunjukkan

bahwa kemampuan anak selalu berubah antara siklus I sampai siklus III. Hal ini

disebabkan karena adanya metode pembelajaran yang mendukung kegiatan

belajar mengajar. Inilah yang mempengaruhi perubahan tingkat kemampuan

pencapaian setiap siklusnya. Dari hasil penelitian ini didapat hasil prosentase

peningkatan secara jelas, yaitu sebelum tindakan diperoleh hasil 41,3%.

Kemudian pada siklus I menjadi 56,1%, pada siklus II meningkat menjadi 72,8%

dan pada siklus III mencapai 82,8% dari jumlah rata-rata kemampuan anak dalam

satu kelas. Dari hasil ini membuktikan bahwa target pencapaian hasil belajar yang

diharapkan oleh peneliti telah berhasil.

Berdasarkan hasil tindakan dari siklus I sampai siklus III guru berhasil

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode storybook reading.

Dalam menerapkan metode storybook reading dapat meningkatkan kemampuan

membaca permulaan anak. Peningkatan tersebut mengalami kenaikan yang

signifikan yaitu pada kondisi prasiklus yang hanya 41,3% menjadi 56,1% di siklus

(12)

mampu membaca permulaan di kondisi prasiklus menjadi 9 anak di siklus I, 6

anak di siklus II, dan 3 anak di siklus III.

Dari angka tersebut dapat dijelaskan bahwa dari kondisi 16 anak yang

belum mampu menjadi 3 anak yang belum mampu. Hal ini sesuai dengan target

yang akan dicapai bahwa 80% anak mampu mencapai target yang ditetapkan

peneliti, maka penelitian ini disebut berhasil.

SIMPULANDAN SARAN A. Simpulan

Dari Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan kemampuan

membaca permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong

dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan Teoritis

Kemampuan Membaca Permulaan di TK adalah kegiatan belajar

mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan inilah anak didik di tuntut untuk

menyuarakan lambang-lambang bunyi tersebut. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak adalah metode yang

di gunakan guru dalam mengajar. Guru perlu merancang pembelajaran

membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan

membaca anak sebagai suatu yang menyenangkan. Metode storybook

reading yang di sajikan secara menarik akan sangat bermanfaat karena

dapat membantu menumbuhkan minat baca pada anak usia dini. Pada usia

ini anak mulai mengembangkan daya fantasinya, mereka membutuhkan

media untuk belajar yang menarik dan tidak membosankan salah satunya

adalah dengan metode storybook reading yang sudah terbukti mampu

menumbuhkan minat baca pada anak, anak yang mendengarkan cerita dan

melihat tulisan dan gambar yang menarik akan berusaha untuk dapat

membaca tulisan di buku tersebut.

2. Kesimpulan Penelitian

Penerapan metode storybook reading mampu meningkatkan

(13)

Kacangan Andong semester I tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan itu

terjadi mulai dari siklus 1 sampai siklus III. Keberhasilan rata-rata

membaca permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong

meningkat dari hanya sebesar 41,3% di kondisi pra siklus menjadi 56,1%

di siklus I, 72,8% di siklus II dan 82,8% di siklus III. Sesuai dengan

indikator keberhasilan penelitian yaitu 80% maka penelitian tindakan

kelas ini dianggap telah berhasil meningkatkan kemampuan membaca

permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 1 Kacangan Andong.

B. Saran

Setelah mengamati dan menganalisa dari hasil penelitian ini dan

berdasarkan kesimpulan maupun implikasi di atas, terdapat beberapa saran

sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

akan datang diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi guru

a. Guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan

meningkatkan motivasi belajar anak didik denga metode yang

bervariasi sehingga anak didik terangsang untuk beraktivitas secara

optimal dalam pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan yang

menjadika guru lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan

pembelajaran.

b. Guru hendaknya menggunakan media dalam melaksanakan

pembelajaran agar lebih menarik untuk menarik untuk meningkatkan

kemampuan membaca anak.

c. Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan harus mengadakan

perbaikan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

anak didik.

d. Guru hendaknya membimbing anak yang kemampuannya kurang.

2. Bagi orang tua

Disarankan kepada orang tua hendaknya dalam membimbing anak untuk

(14)

dan kebutuhan anak, salah satunya adalah metode storybook reading

sehingga dapat sejalan dengan pembelajaran di sekolah, supaya

kemampuan membaca permulaan anak lebih baik.

3. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan

inovasi dan kreativitas baru dalam upaya peningkatan kemampuan

membaca anak didik.

b. Sekolah memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga

kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

4. Bagi peneliti berikutnya

Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian yang sesuai dengan

penelitian ini, tetapi dalam tema dan tempat yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Mohammad Fauzil. 2004. Membuat Anak Gila Membaca. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk guru, kepala sekolah danpengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pembuatan Cerita Anak untuk Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hurlock, Elizabeth B. 1993. Perkembangan Anak Jilid Asli. Judul asli (child development) Terjemahan : Med Meitasari Tjanadrasa. Jakarta: Erlangga.

(15)

Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2005. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pajarwati, Wistri. 2011. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language pada Anak Kelompok B2 TK Waru 1 Kebakramat” (Skripsi S-1 Progdi PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwani, Dwi. 2010. “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Anak dengan Metode Mind Mapping di Kelompok B3 TK Islam Bakti XI Surakarta”.(Skripsi S-1 PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putra, R. Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.

Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca. Bandung: Angkasa.

Tim Kreatif SPA. 2009. Mendidik Anak-Anak dengan Memanfaatkan Metode BCM (Bermain, Cerita, dan Menyanyi). Yogya: Pustaka Syahida.

Yuliningrum. 2011. “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Media Pancing Pintar di Kelompok B TK Pertiwi 2 Gantiwarno, Matesih, Karanganyar”.(Skripsi S-1 PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://mbhbrata-edu.blogspot.comdiakses tanggal 8 Juli 2012.

http://blog.elearning.unesa.ac.iddiakses tanggal 8 Juli 2012.

Perpusmas.blogspot.comdiakses tanggal 10 Juli 2012

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini, hipotesis yang menyatakan “Diduga melalui metode multisensori dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak TK

TERHADAP KEMAMAPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TKIT EL-ZAHWA KACANGAN ANDONG.. BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011

Kesimpulannya yaitu penelitian ini adalah dengan melalui media pembelajaran kartu kata gambar mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak di TK Aisyiyah BA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak TK Desa Kuto 01 kelompok B Kecamatan Kerjo

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui permainann flashcard dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B TK Satu Atap SD

Nita Sri Hariyati (A520080343), Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Media Gambar (Penelitian Tindakan Kelas di TK ABA III Sumberlawang Sragen

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B TK Aisyiyah 16 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun ajaran 2017/2018

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TK DALAM PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR Diah Mulyani TK Yayasan Pendidikan 17 Kabupaten Sumedang