• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Media Lego Konstruksi Pada Anak Kelompok B Di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Media Lego Konstruksi Pada Anak Kelompok B Di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B

DI TK BA SENTONO NGAWONGGO CEPER KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Guru - Pendidikan Anak Usia Dini

ANIK MUFLIHAH

A 53B111031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii ABSTRAK

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B

DI TK BA SENTONO NGAWONGGO CEPER KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Anik Muflihah, A 53B111031, Prodi Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Skripsi

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus melalui media lego pada anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subyek penelitian yaitu guru kelompok B yang bernama Anik Muflihah dan peserta didik kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten yang terdiri dari 7anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Data yang dikumpulkan adalah data tentang kemampuan motorik halus anak dan prosedur pembelajaran dengan media lego konstruksi. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi untuk mengamati proses pembelajaran dengan media lego konstruksi dan mengamati tindakan guru saat menerapkan media lego konstruksi dan catatan lapangan digunakan untuk membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data. Analisis data yang digunakan dengan analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan hasil amatan dengan indikator pencapaian setiap siklus, dari kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil prosentase prasiklus 55,19%, siklus I mencapai 72,22 %, dan siklus II mencapai 88,89 %. Kesimpulan penelitian ini adalah media lego konstruksi dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

(3)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi /tugas akhir : Nama : Drs. M.Yahya, M.Si

NIP/NIK : 147

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi, yang merupakan ringkasan skripsi ( tugas akhir) dari mahasiswa :

Nama : Anik Muflihah NIM : A 53B111031

Program studi : Pendidikan Guru PAUD

Judul Skripsi : “Upaya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Media Lego Konstruksi Pada Anak Kelompok B Di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten Tahun Ajaran 2013/2014 “.

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk di publikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 22 Februari 2014 Pembimbing

(4)

iv

PENGESAHAN

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

DENGAN MEDIA LEGO KONSTRUKSI PADA ANAK KELOMPOK B

DI TK BA SENTONO NGAWONGGO CEPER KLATEN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Disusun Oleh : ANIK MUFLIHAH

A 53B111031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 27 Februari 2014 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :

1. Drs.M.Yahya, M.Si ( )

2. Drs. Sutan Syarir Zabda, MH ( )

3. Aryati Prasetyarini, M.Pd ( )

Surakarta, Februari 2014

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof.Dr. Harun Joko Prayitno

(5)

Pendahuluan

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

Salah satu pengembangan kemampuan dasar di TK yaitu kemampuan motorik. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Perkembangan motorik halus yaitu gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan. Gerakan motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot halus, seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

Kemampuan motorik halus di TK perlu dikembangkan karena dengan kemampuan motorik halus maka akan melatih mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar. Apabila kemampuan motorik halus anak tidak dikembangkan maka anak tidak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak menjadi murung karena tidak memiliki ketrampilan menulis, mewarnai, mencocok, menggunting, melipat, bongkar pasang, bermain puzzle serta memainkan alat-alat mainan yang ia sukai.

(6)

2

dari balok-balok dan mampu menciptakan bentuk bangunan dari balok yang lebih kompleks.

Kondisi awal kemampuan anak dalam melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan di TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten sampai saat ini masih sangat rendah. Hal ini terlihat saat guru mengajar mengalami kesulitan ketika meminta anak berkreasi membuat bangunan dengan media lego (mainan yang bersifat bongkar pasang yang terbuat dari plastik dengan berbagai aneka macam warna dan ukuran). Masalah yang tampak menonjol yaitu saat kegiatan bermain lego anak-anak hanya mampu memasang lego secara berjajar panjang dilantai, selain itu ada anak yang hanya berlarian saat diminta memasang lego dan ada pula anak yang diam saja.

Hal ini disebabkan guru di TK BA Sentono, Ngawonggo, Ceper Klaten hanya kurang memberi kesempatan pada anak untuk bermain lego dan hanya menggembangkan kemampuan motorik halus yang hanya memanfaatkan alat tulis berupa kertas, pensil dan krayon. Selain itu kurang tersedianya jumlah lego juga membuat guru jarang memberi kesempatan anak untuk bermain, karena khawatir anak berebut. Berdasarkan masalah yang dihadapi guru saat mengajarkan motorik halus di TK BA sentono Ngawonggo Ceper Klaten maka peneliti mengatasinya dengan media lego konstruksi. Adapun alasan peneliti menggunakan lego konstruksi karena mainan ini sangat menarik untuk melatih daya kreatifitas dan imajinasi seseorang.

Menurut Yulianty (2010:41) media lego konstruksi dapat melatih kemampuan analitis anak didasarkan pada pengamatan dan kesesuaian antar pilihan bentuk bangun dengan model atau bentuk bangunan yang sesungguhnya. Misalnya bentuk atap rumah adalah segitiga sedangkan bentuk roda adalah bulat dan bentuk bola adalah bundar. Selain itu ketelitian dalam menyatukan atau memasangkan antar bentuk agar menyatu dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan motorik halus anak.

(7)

3 Metode Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah TK BA Sentono, Ngawonggo, Ceper Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu November, Desember tahun 2013 dan Januari tahun 2014. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-kanak BA Sentono, Ngawonggo Ceper Klaten. Di mana peneliti akan melakukan peningkatan kemampuan motorik halus dengan media lego. Peneliti memilih kelompok B, dimana jumlah anak yang akan dijadikan subyek penelitian adalah 15 anak terdiri dari 7 laki-laki dan 8 perempuan. Guru yang dijadikan subyek adalah Ibu Anik Muflihah yang berperan sebagai guru kelas kelompok B TK BA Sentono, Ngawonggo Ceper Klaten.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Melihat dari permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran kemampuan motorik halus, peneliti akan menggunakan media lego untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Arikunto (1998) menjelaskan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari : a) perencanaan (planning); b) pelaksanaan (action); c) pengamatan (observing); d) menganalisis data untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting).

Langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu : 1. Perencanaan tindakan

Langkah persiapan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut : a) Mempersiapkan alat peraga dan media yang akan digunakan.

(8)

4

b) Mempersiapkan waktu pelaksanaan kegiatan

Waktu kegiatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan motorik halus dengan media lego konstruksi direncanakan selama + 20 menit. c) Membuat rencana pembelajaran dan membuat instrumen

Rencana pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Bidang Pengembangan (RBP)

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan sebagai berikut :

a) Siklus pertama terdiri dari 3 pertemuan

Pelaksanaan dengan memanfaatkan lego dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan warna.

b) Siklus kedua terdiri dari 3 pertemuan.

Pelaksanaan dengan memanfaatkan lego dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan warna serta dilengkapi asesoris dan alat bantu.

3. Tindakan

Adapun proses tindakan yang akan dilakukan antara lain meliputi :

a) Peneliti dan guru mempersiapkan jenis lego konstruksi yang akan digunakan.

b) Guru memberikan sebuah gambaran kepada anak bagaimana cara menggunakan lego konstruksi

c) Guru membagi beberapa kelompok untuk bermain jenis balok tertentu d) Anak melakukan permainan balok. Pada kegiatan ini peneliti dan guru

bertindak sebagai observer (pengamat) serta memberi motivasi agar anak dapat bermain dengan senang

4. Pengamatan / Observasi

(9)

5

yang telah dibuat. Pada saat mengobservasi, peneliti melakukan pencatatan mengenai data-data yang dibutuhkan serta mengisi lembar pengamatan.

5. Refleksi

Setelah kegiatan, pelaksanaan tindakan hasil observasi dikumpulkan untuk dianalisis kelemahan serta kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan siklus sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan tindak lanjut sebagai upaya untuk mencapai tujuan. Refleksi dilakukan setiap akhir pelaksanaan kegiatan bermain dengan media lego konstruksi.

Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi dan catatan lapangan. Tujuan observasi dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data tentang kemampuan motorik halus dengan media lego konstruksi. Observasi dilakukan untuk mengukur kemampuan motorik halus anak melalui pencapaian indikator yang telah direncanakan peneliti sebelumnya. Serta mencari data tentang guru saat melaksanakan pembelajaran dengan media lego konstruksi. Catatan lapangan menurut Moleong (2002 : 155) yaitu pernyataan tentang semua peristiwa yang dialami yaitu yang didengar dan dilihat serta tidak boleh berisi penafsiran, hanya catatan sebagaimana adanya.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif komparatif (untuk kemampuan motorik halus) yaitu membandingkan hasil amatan dengan indikator pencapaian setiap siklus, dari kondisi prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan perencanaan, pelaksanaan tindakan kelas, observasi, dan refleksi diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Rincian Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Dengan Media Lego Konstruksi

Aspek Prasiklus Siklus I Siklus II Pelaksanaan Senin, 06 Jan 2014.

pembelajaran

menggunakan majalah anak kemudian diberi tugas untuk menulis dan mewarnai.

Pelaksanaan pada hari Selasa-Kamis7-9 Jan 2014. pembelajaran Motorik halus dengan menggunakan lego

Pelaksanaan pada hari Senin-Kamis 13-16 Jan

(10)

6

tambahan assesoris.

Observasi Anak-anak terlihat bosan saat mengerjakan tugas yang diberikan guru

Anak terlihat antusias bermain lego,namun ada beberapa anak yang berlari-lari dan berebut lego.

Anak-anak terlibat aktif dalam kegiatan bermain lego.

Refleksi Guru akan menggunakan media lego konstruksi untuk kegiatan memberi stiker senyum. Supaya anak tidak berebut boneka tangan maka peneliti membuat kuis

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan anak didik sebelum tindakan sampai siklus II menunjukkan peningkatan. Hal ini didukung

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nurulita

(11)

7

lego serta memberi kesempatan untuk bermaina lego, maka kemampuan motorik halus akan akan terlatih. Saat berlatih membuat bangunan dari lego pengalaman bermain anak dapat membangkitkan rasa senang dan gembira.

Selain faktor diatas, faktor motivasi juga mempengaruhi baik motivasi dari dalam diri anak itu sendiri maupun dari luar. Apabila anak sering di motivasi oleh guru maupun orang tua saat bermain lego maka motivasi dalam diri anak itu sendiri akan muncul, jika anak saat membuat bangunan lego sering diremehkan maka akan mematikan motivasi dan imajinasi anak untuk membuat kreasi dari media lego. Begitu juga jika anak selalui dimotivasi, maka anak anak mengulangi kegiatan itu berulang-ulang dan berusaha membuat bangunan yang semakin baik.

Pengalaman bermain dalam penelitian ini yaitu kegiatan maupun kondisi yang sengaja disetting pihak sekolah untuk memberikan kesempatan bermain dan berlatih menggunakan media lego pada anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Penelitian ini sekolah berperan penting dalam mengembangkan kemampuan motorik halus, yaitu dengan pengadaan media lego konstruksi, kesempatan bermain yang memberikan pengalaman belajar serta motivasi guru untuk mendukung peningkatan kemampuan motorik halus.

Dengan pemanfaatan media lego konstruksi secara tidak langsung kemampuan motorik halus anak akan meningkat. Saat bermain lego konstruksi ketelitian dalam menyatukan atau memasangkan bentuk agar menyatu dapat mengembangkan motorik halus. Selain itu anak juga terlatih untuk meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jarinya. Saat anak mendorong atau menarik lego maka otot-otot halus anak akan berkembang.

(12)

8

pengulangan tindakan dari hasil observasi dan refleksi sedangkan untuk pelaksanaan setiap pertemuan divariasi pada media dan sub tema pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak tidak merata, hal ini di sebabkan kemampuan dan karakteristik anak serta tingkat intelegensi yang berbeda-beda

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui beberapa tindakan dari siklus I dan II serta dari hasil seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa media lego konstruksi dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan rata-rata prosentase kemampuan motorik halus anak dari sebelum tindakan sampai pada siklus II yakni pada saat sebelum tindakan 55,19%, siklus I mencapai 72,22 %, dan siklus II mencapai 88,89 %. Sedangkan untuk kemampuan guru dalam menerapkan media lego konstruksi dalam mengembangkan kemampuan motorik halus pada siklus I mencapai 68,75 % dan pada siklus II mencapai 87, 50 %. Kesimpulan diatas memberikan implikasi bahwa melalui media lego konstruksi yang diterapkan pada anak kelompok B TK BA Sentono Ngawonggo Ceper Klaten mempunyai peranan yang berarti dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik halus tersebut terbatas pada kemampuan menyusun berbagai bentuk balok-balok dan menciptakan bentuk bangunan yang lebih komplek.

(13)

9

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta : Depdiknas.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Moeslichatun. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Sujiono, Yuliani Nuraini. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yulianty, Rani. 2010. Permainan yang Mengembangkan Kecerdasan. Jakarta: Swadaya.

Nurulita. 2012. Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini. Diakses http://childrenrehabilitation.wordpress.com/2012/11/10/inilah-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-motorik-anak/. Pada Tanggal 8 November 2013 Jam 12.00.

Bachtiar, Dedi. Faktor yang Mempengaruhi perkembanagn Gerak Anak. Diakses

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran yang menggunakan teks wacana dialog ini telah diterapkan oleh Asep Aminuddin (2006: 1) di MTs PUI Kancana Kabupaten Majalengka pada siswa kelas VII. Dalam

Penelitian ini bertujuan: mengetahui pengaruh pembelajaran dengan simulasi permainan monopoli terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan segiempat.

MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI UNTUK JUMLAH. KEMATIAN IBU HAMIL DAN MELAHIRKAN

Uji Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, dan vitamin C dan status

(Studi Kasus di SMK Bidang Bisnis dan Manajemen Se-Kota

Hal ini terlihat bahwa perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak yang semakin tidak berimbang hasil produktivitasnya maka jumlah tenaga kerja baik yang berstatus

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Membandingkan prestasi belajar siswa pada materi Laju Reaksi menggunakan pembelajaran kimia berbasis multiple representasi

Analisis komponen utama merupakan salah satu teknik analisis peubah ganda yang berkaitan dengan penjelasan struktur varians-kovarians peubah dengan cara