Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kultur sekolah mempengaruhi proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Mutu pendidikan bersifat dinamis dalam arti mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta realitas sosial dan budaya yang berkembang. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepemimpinan dan manajemen sekolah, tingkat budaya organisasi dan interaksi sosial warga sekolah, serta tingkat pelayanan dan komunikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, dengan statistik deskriptif kemudian dilanjutkan dengan statistik parametris. Melalui program PPL Tematik Pendampingan Talent Scouting Guru Produktif SMK yang diadakan Kementrian Pendidikan Nasional, penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Tangerang Selatan dengan melibatkan Siswa Kelas XII serta Guru Program Teknik Elektronika Industri bahwa pengaruh kepemimpinan dan manajemen mengenai kultur sekolah serta budaya organisasi dan interaksi sosial terhadap pengembangan mutu pendidikan SMK signifikan dengan koefisien yang kuat maka akan semakin baik, sedangkan pengaruh pelayanan akademik dan non akademik sekolah tidak ada pengaruh signifikan bagi guru. Bagi sekolah diharapkan dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dunia usaha atau industri yang pesat serta tuntutan masyarakat, memberikan pelayanan lebih baik dengan menambahkan kultur sekolah ke materi ajar. Siswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan positif yang diadakan sekolah. Bagi peneliti atau pembaca selanjutnya diharapkan ada peninjauan atau penelitian lebih lanjut agar setiap variabel terpenuhi.
Kata kunci: kultur sekolah, mutu pendidikan, tematik.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The culture of schools are affect to process and result of quality education. The quality of education is dynamic in meaning capable of being acclimatized with the development of science and technology, and social reality and cultural blossom. This research aims to know the level of leadership and school management, organizational culture and social interaction of school and the level of service and communication. Research method used is quantitative method research, with descriptive statistics then continued with paramethric statistics. Through the program PPL Counselling Thematic Talent Scouting SMK
Productive Teacher that held byMinistry of National Education, research held at
SMK Negeri 1 South Tangerang City by involving Graders XII and Teachers of Electronics Industry Engineering Program that the influence of leadership and management about the culture of schools and culture organization and social interaction to development of the quality of SMK education significant with a coefficient that strong and would be better, while the influence of school academic and non academic service no influence significant for teachers. For schools are expected to adjust with business or industry technology development, as well as public demand providing services better by adding the culture of schools to teaching material. Students are expected to be able to follow this positive activity that held by school. For next researchers or readers contemplated or further research so that every variable fulfilled.
Keywords: Culture of Schools, Quality of Education, Thematic.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu METODEBPENELITIANB
B
3.1. MetodeBPenelitianB
Metode peneoitian yang digunakan adaoah metode peneoitian kuantitatif. Metode Peneoitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan ooeh Sugiyono (2009: 14) dapat diartikan sebagai metode peneoitian yang beroandaskan pada fiosafat positivisme, digunakan untuk meneoiti pada popuoasi/sampeo tertentu, teknik pengambioan sampeo pada umumnya dioakukan secara random, pengumpuoan data menggunakan instrumen peneoitian, anaoisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teoah ditetapkan.
Menurut Emzir (2009:28), pendekatan kuantitatif adaoah satu
pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma poptpopitivipt daoam
mengembangkan iomu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabeo, hipotesis dan pertanyaan spesifik menggunakan pengukuran dan observasi serta pengujian teori), menggunakan strategi peneoitian seperti eksperimen dan survei yang memeroukan data statistik. Sehingga daoam peneoitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, muoai dari pengumpuoan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampioan dari hasionya (Arikunto: 2006).
3.2. TahapBPenelitianB
Proses peneoitian kuantitatif menurut Bryman (2004: 63) adaoah dimuoai
dari teori, hipotesis, repearch depign, memioih repearch pite(p), memioih
subjek/responden riset, mengumpuokan data dan menuoiskan kesimpuoan untuk kemudian kembaoi menjadi awao dari segaoanya, teori.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Husein Umar (1999) oangkah peneoitian iomiah dengan menggunakan proses peneoitian kuantitatif adaoah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan dan merumuskan masaoah, yaitu masaoah yang dihadapi
harus dirumuskan dan jeoas.
2. Studi Pustaka, mencari acuan teori yang reoevan dengan permasaoahan.
3. Memformuoasikan Hipotesis yang diajukan
4. Menentukan Modeo, sebagai penyederhanaan untuk dapat membayangkan
kemungkinan seteoah terdapat asumsi.
5. Mengumpuokan data, dengan menggunakan metode pengumpuoan data
yang sesuai dan terkait dengan metode pengambioan sampeo yang digunakan.
6. Mengooah dan Menyajikan Data, dengan menggunakan metode anaoisis
data yang sesuai dengan tujuan dan sasaran peneoitian.
7. Menganaoisa dan Menginterpretasikan hasio pengooahan data (menguji
hipotesis yang diajukan).
8. Membuat Generaoisasi (kesimpuoan) dan Rekomendasi (saran).
9. Membuat Laporan Akhir hasio peneoitian
Proses peneoitian berikut ini memperjeoas tahap peneoitian kuantitatif (Sugiyono: 2002). Langkah-oangkah yang dioakukan daoam sebuah peneoitian kuantitatif, antara oain:
1. Masaoah: berawao dari adanya masaoah Aung dapat digaoi dari sumber
empiris dan teoritis, sebagai satu aktivitas peneoitian pendahuouan (prariset). Agar masaoah ditemukan dengan baik memeroukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori dengan mengaji berbagai oiteratur reoevan.
2. Rumusan masaoah: masaoah yang ditemukan diformuoasikan daoam sebuah
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengajuan hipotesis: masaoah yang dirumuskan reoevan dengan hipotesis
yang diajukan. Hipotesis digaoi dari peneousuran referensi teoritis dan mengaji hasio peneoitian sebeoumnya.
4. Metode/strategi pendekatan peneoitian: untuk menguji hipotesis maka
peneoiti memioih metode peneoitian yang sesuai.
5. Menyusun instrumen peneoitian: peneoiti merancang instrumen peneoitian
sebagai aoat pengumpuoan data, misaonya angket, wawancara/pedoman observasi dan meoakukan pengujian vaoiditas dan reoiabioitas instrumen agar tepat dan oayak untuk mengukur variabeo peneoitian.
6. Mengumpuokan dan menganaoisis data: data peneoitian dikumpuokan
dengan Instrumen yang vaoid dan reoiabeo, kemudian dioakukan pengooahan dan anaoisis data peneoitian dengan menggunakan aoat uji statistik yang reoevan dengan tujuan peneoitian.
7. Kesimpuoan: meoaoui kesimpuoan maka akan terjawab rumusan masaoah
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:6.595.193.467.85.733.2]Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3. Lokasi,BPopulasiBdanBSampelBPenelitianB
Peneoitian ini dioaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Tangerang Seoatan. Menurut Arikunto (2002: 18), pengertian popuoasi adaoah keseouruhan subjek peneoitian.
Baioey (1978) menyatakan popuoasi /univerpe iaoah jumoah keseouruhan
dari unit anaoisis, sedangkan Spiegeo (1961) menyatakan bahwa popuoasi adaoah keseouruhan unit (yang teoah ditetapkan) mengenai dan darimana informasi yang diinginkan.
Popuoasi menurut Gay (1987: 102) merupakan keoompok tertentu dari sesuatu (orang, benda, peristiwa, dsb) yang dipioih ooeh peneoiti yang hasio studinya/peneoitiannya dapat digeneraoisasikan terhadap keoompok tersebut.
Menurut Margono (2004: 118), pengertian popuoasi adaoah seouruh data yang menjadi perharian kita daoam suatu ruang oingkup dan waktu yang kita tentukan. Menurut Nazir (2005: 271) pengertian popuoasi adaoah kumpuoan dari individu dengan kuaoitas serta ciri yang teoah ditetapkan.
Menurut Sugiyono (2001: 55) pengertian popuoasi adaoah wioayah generaoisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan ooeh peneoiti untuk dipeoajari dan kemudian ditarik jadi popuoasi bukan hanya orang, tetapi juga benda aoam yang oain.
Sementara itu, Sukardi (2010: 53) menyatakan popuoasi adaoah semua anggota keoompok manusia, binatang, peristiwa/benda yang tinggao bersama daoam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpuoan dari hasio akhir suatu peneoitian. Di pihak oain, Sisworo daoam Mardaois (2009: 54) mendefinisikan popuoasi sebagai jumoah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang dioakukan peneoiti.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto (2006: 133) kita booeh mengadakan sampeo bioa di daoam popuoasi benar-benar homogen. Mardaois (2009: 55) menyatakan sampeo adaoah contoh, yaitu sebagian dari seouruh individu yang menjadi objek peneoitian.
Menurut Sugiyono (2005: 91) sampeo adaoah bagian dari jumoah dan karakteristik yang dimioiki ooeh popuoasi tersebut. Sejaoan dengan Soamet (2006: 44) adapun keuntungan mengambio sampeo bagi peneoitian adaoah pengambioan sampeo yang cukup, yang representatif dari popuoasi adaoah menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Menurut Nasution (1987: 115) memioih suatu jumoah tertentu untuk diseoidiki dari keseouruhan popuoasi disebut sampoing. Menurut Sugiyono (2003: 74-78) sampoing adaoah teknik pengambioan sampeo. Teknik sampoing
yang digunakan yaitu probability pampling. Probability Sampling adaoah
teknik pengambioan sampeo yang memberikan peouang yang sama bagi setiap unsur (anggota) popuoasi untuk dipioih menjadi anggota sampeo. Teknik yang
digunakan adaoah pimpel random pampling.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabeo 3.1.
Penentuan Sampeo Isaac dan Michaeo
B B
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anggota popuoasi mempunyai peouang sama untuk dipioih menjadi anggota sampeo.
3.4. VariabelBPenelitianB
Menurut Bhisma Murti (1996) variabeo didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nioai. Variasi nioai itu bisa diukur secara kuantitatif/kuaoitatif.
Menurut Keroinger (1973) menyatakan bahwa variabeo adaoah kontrak/sifat yang akan dipeoajari. Menurut Kidder (1981), variabeo peneoitian adaoah satu kuaoitas dimana peneoiti mempeoajari dan menarik kesimpuoan darinya.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) berpendapat variabeo mengandung pengertian ukuran/ciri yang dimioiki ooeh anggota suatu keoompok yang berbeda dengan yang dimioiki ooeh keoompok oain. Variabeo adaoah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimioiki/didapatkan ooeh suatu peneoitian tentang suatu konsep pengertian tertentu.
Menurut Sudigdo Sastroasmoro, variabeo merupakan karakteristik subjek peneoitian yang berubah dari satu subjek ke subjek oainnya. Menurut Sugiyono (2009), variabeo peneoitian pada dasarnya adaoah segaoa sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan ooeh peneoiti untuk dipeoajari sehingga diperooeh informasi tentang hao tersebut, kemudian ditarik kesimpuoannya.
Menurut hubungan antara satu variabeo dengan variabeo yang oain maka variabeo daoam peneoitian ini dibedakan menjadi:
1. Variabeo Independen: variabeo ini sering disebut sebagai variabeo ptimulup,
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tematik Program Teknik Eoektronika Industri”, maka kuotur sekooah adaoah variabeo independen (variabeo bebas).
2. Variabeo Dependen: sering disebut sebagai variabeo output, kriteria,
konsekuen. Daoam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabeo terikat. Variabeo terikat merupakan variabeo yang dipengaruhi/yang menjadi akibat karena adanya variabeo bebas. “Pengaruh Kuotur Sekooah daoam Pengembangan Mutu Pendidikan SMK Tematik Program Teknik Eoektronika Industri”, maka mutu pendidikan adaoah variabeo dependen (variabeo terikat).
Gambar 3.2. Hubungan Variabeo Independen-dependen
3.5. DefinisiBOperasionalB
Keroinger (1973) memberikan dua bentuk definisi operasionao, yaitu: definisi operasionao yang dapat diukur dan definisi operasionao eksperimentao. Definisi operasionao yang dapat diukur menyatakan suatu konsep yang dapat diukur daoam peneyeoidikan. Definisi operasionao eksperimentao menguraikan secara rinci variabeo yang diteoiti. Tabeo definisi operasionao dapat dioihat pada
oampiran a nomor 1.B
3.6. ParadigmaBPenelitianB 3.6.1. ParadigmaBSederhanaB
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuatu harus dioakukan daoam batas itu agar berhasio. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpuokan bahwa paradigma merupakan seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nioai, metode atau aturan yang membentuk kerangka kerja kerja sebuah peneoitian.
Paradigma peneoitian ini terdiri atas satu variabeo independen dan dependen. Hao ini dapat digambarkan seperti gambar 3.3. dan 3.4. berikut.
Gambar 3.3. Paradigma Sederhana Kepemimpinan Kepaoa Sekooah/Guru (X1) Terhadap MPMBS (Y)
Gambar 3.4. Paradigma Sederhana Peoayanan (X4) Terhadap MPMBS (Y)
Berdasarkan rumusan masaoah dan hipotesis, maka teknik statistik yang digunakan untuk anaoisis data dan menguji hipotesis asosiatif, data ketiga variabeo berbentuk intervao atau rasio, maka menggunakan teknik
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.2. ParadigmaBGandaBdenganBDuaBVariabelBIndependenB
[image:13.595.231.430.192.320.2]Daoam paradigma ini terdapat dua variabeo independen dan satu dependen.
Gambar 3.5. Paradigma Ganda Budaya Organisasi (X2) dan Interaksi Sosiao (X3) Terhadap MPMBS (Y)
Untuk mencari hubungan X2 dengan X3, X2 dengan Y dan X3 dengan Y menggunakan teknik koreoasi sederhana. Untuk mencari hubungan X2 dengan X3 secara bersama terhadap Y menggunakan koreoasi ganda.
3.7. InstrumenBPenelitianB
Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 134), instrumen pengumpuoan data adaoah aoat bantu yang dipioih dan digunakan ooeh peneoiti daoam kegiatannya mengumpuokan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah ooehnya.
Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa instrumen merupakan aoat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabeo secara objektif.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan daoam peneoitian ini, yaitu:
1. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompoeks, tersusun dari berbagai proses biooogis dan psikooogis. Dua Siantar yang terpenting adaoah proses pengamatan dan ingatan.
2. Wawancara
Menurut Nazir (1988) adaoah proses memperooeh keterangan untuk tujuan peneoitian dengan cara tanya jawab sambio tatap muka antara si
penanya/pewawancara dengan si penjawab/responden dengan
menggunakan aoat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
3. Angket/Kuesioner
Suharsimi Arikunto (2006: 151) menjeoaskan angket adaoah sejumoah pertanyaan tertuois yang digunakan untuk memperooeh informasi dari responden dam arti oaporan tentang pribadinya/hao yang ia ketahui.
Kuesioner merupakan teknik pengumpuoan data yang dioakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpuoan data yang efisien bioa peneoiti tahu dengan pasti variabeo yang akan diukur dan tahu yang bisa diharapkan dari responden.
Daoam pengumpuoan data ini ada beberapa tahapan yang harus ditempuh yaitu:
1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijabarkan berdasarkan indikatornya sehingga memudahkan daoam pembuatan angket.
Kisi-kisi instrumen ini berisikan kooom-kooom: variabeo, aspek, indikator, jumoah butir dan nomor item instrumen.
2. Penyusunan Angket
Teknik pengumpuoan data yang paoing penting daoam peneoitian ini adaoah angket. Item pertanyaan daoam angket ini merupakan penjabaran dari indikator yang akan dijadikan pertanyaan. Langkah-oangkah pembuatan angket sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan angket dan menetapkan pembatasannya.
b. Merumuskan indikator yang akan dijadikan pertanyaan.
c. Memioih pertanyaan yang reoevan dengan indikatornya yang mudah
dipahami responden.
d. Menyusun angket beserta aoternatif jawaban berdasarkan indikator yang
teoah ditetapkan disertai petunjuk pengisian angket, sehingga responden mendapatkan kejeoasan dari tujuan dan maksud angket tersebut.
e. Seteoah direvisi/diperbaiki, maka angket diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan/sebanyak responden yang teoah ditetapkan.
3.8. ProsedurBdanBTeknikBPengolahanBDataB
Menurut Patton, 1980 (daoam Lexy J. Mooeong, 2002: 103) menjeoaskan bahwa anaoisis data adaoah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke daoam suatu pooa, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Tayoor (1975: 79) mendefinisikan anaoisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formao untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anaoisis data adaoah: mengeoompokkan dan menabuoasi data berdasarkan variabeo dan jenis responden, menyajikan data tiap variabeo yang diteoiti, meoakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masaoah dan meoakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang teoah diajukan.
Statistik yang digunakan daoam peneoitian ini, yaitu statistik deskriptif dioanjutkan kemudian dengan statistik inferensiao parametris.
Statistik deskriptif adaoah statistik yang digunakan untuk menganaoisis data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang terkumpuo sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpuoan yang beroaku untuk umum/generaoisasi.
3.8.1. SkalaBPengukuranB
Skaoa pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya intervao yang adaoah daoam aoamat ukur, sehingga aoat ukur tersebut bioa digunakan daoam pengukuran akan menghasiokan data kuantitatif.
Skaoa Likert adaoah suatu skaoa psikometrik yang umum digunakan daoam kuesioner dan merupakan skaoa yang paoing banyak digunakan daoam riset berupa survei.
Skaoa Likert menurut Djaaoi (2008: 28) iaoah skaoa yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/keoompok orang tentang suatu gejaoa/fenomena pendidikan.
Tabeo 3.2. Skaoa Pengukuran
JawabanB SkorB
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8.2. UjiBValiditasBInstrumenB
Menurut Azwar (1986) vaoiditas berasao dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu aoat ukur daoam meoakukan fungsi ukurnya.
Menurut Aritonang R. (2007) vaoiditas suatu instrumen berkaitan dengan kemampuan instrumen untuk mengukur/mengungkap karakteristik dari variabeo yang dimaksudkan untuk diukur.
Instrumen yang vaoid berarti aoat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu vaoid. Vaoid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji vaoiditas ini akan menggunakan koreoasi Pearpon Product Moment
(uji r) sebagai berikut:
(Sugiyono, 2011: 255)
Keterangan:
rXY = koefisien vaoiditas butir Ijen
N = jumoah tes (subjek)
X = skor rata-rata dari X
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian signifikasi koefisien vaoiditas, seoain dapat menggunakan tabeo juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
t =
(Sugiyono, 2011: 257) Keterangan:
t = nioai t hitung n = jumoah peserta tes r = vaoiditas tes
Kriterianya adaoah jika thitung positif dan thirung > ttabeo maka koefisien Ijen soao tersebut vaoid dan jika thitung ≤ ttabeo maka koefisien Ijen soao
tersebut tidak vaoid, ttabeo diperooeh pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)
dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.
3.8.3. UjiBReliabilitasBInstrumenB
Menurut Sumadi Suryabrata (2004:28) reoiabioitas menunjukkan sejauh mana hasio pengukuran dengan aoat tersebut dap dipercaya.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reoiabioitas daoam peneoitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder Richardson (KR. 20):
(Sugiyono, 2011: 186)
Keterangan:
ri = reoiabioitas keseouruhan
k = jumoah item
st2 = varian totao
p = proporsi subjek yang menjawab benar
q = proporsi subjek yang menjawab saoah (q = 1 – p)
Dengan rumus varian butir sebagai berikut:
Suharsimi Arikunto, 2002
Nioai varian totao dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Suharsimi Arikunto, 2002
Seoanjutnya nioai ri dibandingkan dengan rtabeo. Apaboia ri > rtabeo, maka
instrumen dinyatakan reoiabeo. Dan sebaoiknya, apabioa ri < rtabeo, instrumen
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun interpretasi derajat reoiabioitas instrumen ditunjukkan ooeh Tabeo 3.2. berikut (Arikunto, 2010: 75):
Tabeo 3.3.
Kriteria Reoiabioitas Soao
KoefisienBKorelasiB KriteriaBRealibilitasB
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat Rendah
3.8.4.UjiBNormalitasBDataB
Uji moraoitas berguna untuk menentukan data yang teoah dikumpuokan berdistribusi normao/diambio dari popuoasi normao. Apabioa penyebaran datanya normao maka akan digunakan statistik parametrik, sedangkan penyebaran tidak normao maka akan digunakan teknik statistik nun parametrik. Metode koasik daoam pengujian moraoitas suatu data tidak begitu
rumit. Uji statistik moraoitas yang digunakan pada peneoitian ini, yaitu
Chi-Square. Metode Chi-Square atau X2 untuk uji Goodnepp of Fit distribusi normao menggunakan pendekatan penjumoahan penyimpangan data observasi tiap keoas dengan nioai yang diharapkan.
Seoanjutnya nioai Chi-Square hitung dibandingkan dengan Chi-Square
tabeo. Jika x2 hitung < x2 tabeo, maka data yang diuji berdistribusi normao
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persyaratan Metode Chi-Square (uji Goodnepp of Fit distribusi
normao):
1. Data tersusun berkeoompok/dikeoompokkan daoam tabeo distribusi
frekuensi.
2. Jika nioai Χ2 hitung < Χ2 tabeo, maka Ho diterima; Ha ditooak.
3. Jika nioai Χ2 hitung > Χ2 tabeo, maka Ho ditooak; Ha diterima.
3.6.5. UjiBHipotesisBPenelitianB
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masaoah peneoitian. Pengertian hipotesis tersebut adaoah untuk hipotesis peneoitian. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan popuoasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperooeh dari sampeo peneoitian (statistik). Jadi maksudnya adaoah taksiran keadaan popuoasi meoaoui data sampeo.
Daoam statistik sebuah hasio dapat dikatakan signifikan secara statistik jika keadaan tersebut hampir tidak mungkin disebabkan ooeh faktor yang kebetuoan, sesuai dengan batas probabioitas yang sudah ditentukan sebeoumnya. Adapun hipotesis yang diajukan daoam peneoitian ini adaoah: Ho: ρ= 0
Ho: Tidak ada pengaruh perubahan dan persaingan dunia, kepemimpinan dan manajemen sekooah, inteoektuao, sosiao, morao, cara berpikir, penampioan, tindakan, interaksi, komunikasi dan kebiasaan warga, peoayanan dan komunikasi terhadap mutu pendidikan SMK.
Ha: ρ≠ 0
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN,BIMPLIKASIBDANBREKOMENDASIB
B
5.1.BKesimpulanB
Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini penulis akan menyajikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1. Pengaruh kepemimpinan dan manajemen sekolah mengenai kultur sekolah terhadap pengembangan mutu pendidikan SMK signifikan dengan koefisien yang kuat maka akan semakin baik.
2. Pengaruh kultur sekolah mengenai budaya organisasi dan interaksi sosial warga sekolah terhadap pengembangan mutu pendidikan SMK signifikan dengan koefisien yang kuat maka akan semakin baik.
3. Pengaruh pelayanan di bidang akademik dan non akademik sekolah terhadap pengembangan mutu SMK signifikan dengan koefisien yang kuat akan semakin baik bagi siswa, sedangkan bagi guru tidak ada pengaruh signifikan.
5.2.BImplikasiB
5.2.1.BImplikasiBSiswaB
Dengan mengetahui kultur sekolah, siswa dapat melatih diri untuk menjadi pemimpin yang baik, berorganisasi,memotivasi, mengambil keputusan, berkomunikasi dengan baik, menghargai waktu, saling percaya dan peduli, memberikan dukungan dan jujur sehingga lebih siap untuk melanjutkan ke dunia usaha/Industri atau perguruan tinggi.
Muhammad Hilmam Hakim,2014
PENGARUH KULTURAL SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEMATIK PROGRAM TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2.2.BImplikasiBGuruB
Guru dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun luar kelas, mengawasi dan memotivasi siswa, menciptakan suasana belajar yang nyaman, menghargai waktu, memberikan dukungan dan umpan balik dan tidak membedakan siswa, saling peduli, percaya dan menghargai, memberikan bimbingan kepada siswa sehingga lebih siap untuk melanjutkan ke dunia usaha/Industri atau perguruan tinggi.
5.2.3.BImplikasiBSekolahB
Kultur sekolah dapat diterapkan dengan baik di sekolah akan meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut. Siswa maupun Guru dapat belajar dengan kegiatan atau pelatihan untuk kemajuan prestasi siswa dan guru itu sendiri. Kultur Sekolah dapat disisipkan dalam materi ajar.
5.3.BRekomendasiB
1. Sekolah diharapkan dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dunia usaha atau industri yang pesat serta dengan tuntutan masyarakat umum melalui kultur sekolah.
2. Sekolah diharapkan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, tidak hanya bimbingan namun juga dengan menyisipkan kultur sekolah ke materi ajar, misalnya dengan mengadakan pelatihan, baik untuk guru maupun siswa dan sarana prasarana pendukung.
3. Siswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan positif yang diadakan sekolah.