• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI :Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI :Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu

yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat

berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa.

Kunandar (2007, hlm. 3) mengatakan bahwa pendidikan adalah investasi

sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

kelangsungan peradaban manusia di dunia. Bahkan pada negara-negara maju

seperti Jepang, Amerika, Jerman, dan Negara Eropa lainnya dapat dilihat

bahwa kemajuan yang dicapai berbanding lurus dengan tingkat

pendidikannya. Yamin (2005, hlm. 21) mengemukakan bahwa peningkatan

kualitas manusia telah dicoba di dunia melalui proses pendidikan, karena

pendidikanlah yang membuat kesejahteraan umat akan tercapai.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan turut disadari oleh pemerintah

Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan menjadikan pendidikan sebagai salah

satu prioritas dalam kebijakan pemerintah, salah satunya dengan penambahan

anggaran pendidikan setiap tahunnya. meski alokasi dana belum sepenuhnya

mampu mencapai 20% seperti yang amanatkan dalam undang-undang. Akan

tetapi, peningkatan anggaran tiap tahunnya diharapkan akan bisa mencapai

angka tersebut. Bahkan pendidikan gratis telah dicanangkan oleh pelbagai

daerah di Indonesia, tentunya dengan harapan program yang telah

dicanangkan ini mampu membuat masyarakat dari semua kalangan dapat

mengenyam pendidikan yang baik dan berkualitas sehingga program wajib

belajar sembilan tahun dapat terwujud seutuhnya dan bahkan kedepan dapat

ditingkatkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Selain dengan meningkatkan anggaran pendidikan, upaya lain pun turut

(2)

2

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan, sarana dan prasarana, serta salah satu komponen penting dalam

pendidikan yakni guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan

yang besar dan strategis. Hal ini karena gurulah yang berada di barisan

terdepan dalam pelaksanaan pendidikan, gurulah yang langsung berhadapan

dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi serta

sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan

keteladanan. Lebih lanjut Malihah (2014, hlm. 363) menyatakan bahwa

dalam proses pendidikan guru memegang peranan sangat strategis untuk

keberhasilan tujuan pendidikan tersebut, karena guru baik dalam

pembelajaran konvensionl maupun kontemporer tetap menjadi pengarah

(penggerak dan fasilitator) artinya sampai kapanpun peran dan keberadaan

guru di lingkungan belajar tetap diperlukan dan tidak bisa dihilangkan.

Apalagi jika dikaitkan dengan belajar bukanlah semata-mata transfer ilmu

pengetahuan tetapi belajar adalah menyiapkan siswa untuk menjadi manusia

yang berakhlakul karimah, maka guru memiliki peran sebagai pendidik tidak

hanya pengajar karena itu guru pun menjadi role of model bagi para siswanya.

Selanjutnya Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 28

ayat 1 dinyatakan pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kompetensi sebagai seorang pendidik.

Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana

atau program diploma empat sedangkan kompetensi guru lebih lanjut dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa

kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi padagogik,

kompetensi sosial dan profesional. Hal itu diperkuat dengan lahirnya

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru, yang menjelaskan Empat jenis kompetensi guru beserta sub

kompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut:

(3)

3

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi padagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan pelbagai potensi yang

dimilikinya.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

pendidikan, orang tua/wali siswa, serta masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan dari empat kompetensi

guru, yakni penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

dengan penguasaan SK dan KD yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

menaunginya, penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuanya

dengan mengkreatifkan pembelajaran dengan tujuan menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, memanfaatkan teknologi dan

informasi serta mengaplikasikannya dalam pembelajaran dan pengembangan

keprofesionalan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang menunjang untuk

selalu berusaha meningkatkan keprofesionalannya.

Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan

berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia

berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

(4)

4

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedua dari pendahuluan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses, menyatakan :

Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Guru haruslah mampu mempersiapkan pengelolaan pembelajaran

dengan baik meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Hal ini dilakukan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kurikulum yang

baru secara otomatis juga mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran, termasuk mata pelajaran Sosiologi. Namun, di

lapangan berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis lakukan diberbagai

sekolah menengah atas negeri di kota Bandung, guru pengampu yang berlatar

belakang pendidikan Sosiologi masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan

mata pelajaran sosiologi diampu oleh guru dari pelbagai disiplin ilmu lain

seperti Sejarah, Kewarganegaraan, Ekonomi, Bahkan guru yang berasal dari

rumpun ilmu alam seperti Biologi hingga Bahasa Indonesia, Bahasa arab dan

lain sebagainya.

Sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu sudah relatif lama berkembang

di lingkungan akademis. Secara teoritik idealnya memiliki posisi strategis

dalam membahas masalah-masalah sosial yang berkembang dalam

masyarakat. Jadi, pelajaran Sosiologi harus semakin tanggap dan peka

terhadap perkembangan di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis

untuk menjawab tantangan dan masalah yang ada. Sosiologi semakin dituntut

untuk tanggap terhadap isu globalisasi.

Sosiologi yang termasuk dalam ilmu sosial ternyata dianggap kurang

menarik oleh sebagian siswa karena sajiannya yang monoton dan terlalu

(5)

5

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tinggi. Stereotip yang tidak menyenangkan ini terbentuk sebagai akibat

masa lampau (pengajaran konvensional) yang dalam penyajiannya tidak

relevan dengan konteks sosial siswa. Sesuatu fenomena menarik yang penulis

temui dalam observasi, sehingga penelitian ini pun dirasakan semakin

menarik.

Keberadaan guru sosiologi yang sebagian besar berlatar belakang bukan

dari disiplin sosiologi memang tidak bisa dipungkiri. Hal ini disebabkan

perguruan tinggi keguruan yang terdapat disiplin ilmu sosiologi masih

terbatas. Jadi lulusannya tidak seimbang dengan tenaga guru sosiologi yang

dibutuhkan di sekolah-sekolah.

Jika kita telaah kembali, sejatinya guru memiliki peranan strategis

dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Hal ini tentunya dapat dipahami karena gurulah yang langsung

berhubungan dengan peserta didik. Pada intinya guru merupakan sentral dari

upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, upaya untuk membenahi

pendidikan akan dan senantiasa harus melibatkan guru, dimulai dengan

peningkatan kualitas dan kompetensi guru sendiri sebagai pendidik

profesional.

Atas dasar itulah penulis kemudian merasa tertarik untuk meneliti

mengenai fenomena kompetensi guru ini, dan mengingat kajiannya yang

cukup luas penelitian ini kemudian difokuskan pada kompetensi pedagogik

hingga diangkatlah judul ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas

(6)

6

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didasari oleh pelbagai hal. Pertama, terdapat guru sosiologi yang berlatar

belakang pendidikan non sosiologi. Kedua, status sekolah sebagai salah satu

sekolah terbaik di Bandung dan berada dalam klaster pertama bersama

sekolah-sekolah terbaik lainnya, dan dapat dijadikan sebagai standar yang

cukup baik. Yang ketiga, ialah keterjangkauan peneliti terhadap lokasi, waktu,

resiko kegagalan serta biaya dalam pelaksanaan penelitian ini.

B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Peningkatan kualitas pendidikan dalam suatu bangsa harus dimulai

salah satunya dengan meningkatkan kualitas dari para guru. Dalam peraturan

pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 1 dinyatakan pendidik wajib

memiliki kualifikasi akademik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kompetensi sebagai seorang pendidik. Penjelasan butir a dikemukakan bahwa

kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan pelbagai potensi yang dimilikinya.

Daya tarik permasalahan dalam penelitian ini, serta urgensi mengapa

perlu diadakannya penelitian adalah realitas yang menunjukkan bahwasanya

dengan posisi sosiologi sebagai mata pelajaran yang telah lama berkembang

dan diharapkan mampu idealnya secara teoritik membahas masalah-masalah

sosial yang ada dalam masyarakat justru di bangku sekolah sebagian besar

diampu oleh guru dari pelbagai latar belakang pendidikan non sosiologi dan

hal ini kemudian secara langsung berdampak pada proses pembelajaran dan

peserta didik seperti yang telah dijabarkan sebelumnya. Namun. Mengingat

kompetensi guru merupakan kajian yang cukup luas, penulis dalam penelitian

ini memfokuskan masalah hanya pada kompetensi pedagogik dari para guru

sosiologi. hal ini agar penelitian ini memiliki batasan masalah yang jelas dan

tidak terjadinya perluasan dalam penelitian.

(7)

7

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar penelitian ini dapat bermuara pada tujuan yang diharapkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini secara umum ialah “Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 24 Bandung?”. Dari rumusan masalah pokok tersebut, Penulis kemudian merinci kembali rumusan masalah dalam penelitian ini ke dalam beberapa sub

permasalahan sebagai berikut berdasarkan indikator kompetensi pedagogik

yang telah dijabarkan sebelumnya:

1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA

Negeri 24 Bandung dalam memahami peserta didik?

2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA

Negeri 24 Bandung dalam merancang pembelajaran?

3. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA

Negeri 24 Bandung dalam pelaksanaan pembelajaran?

4. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA

Negeri 24 Bandung dalam merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran?

5. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA

Negeri 24 Bandung dalam mengembangkan pelbagai potensi peserta

didik?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata

pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam memahami peserta

didik

2. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata

pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam merancang

(8)

8

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata

pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam pelaksanaan

pembelajaran

4. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata

pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam merancang dan

melaksanakan evaluasi pembelajaran

5. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata

pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam mengembangkan

pelbagai potensi peserta didik

E. MANFAAT PENELITIAN

Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian terhadap topik yang

telah diangkat mengenai kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi

ini dapat memberikan manfaat setidaknya berupa :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan sumbangsih

terhadap dunia pendidikan berkaitan dengan kajian dari ilmu pendidikan

sosiologi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran

untuk mengembangkan pengetahuan penulis terhadap bidang ilmu

pendidikan sosiologi yang menjadi bidang ilmu yang ditempuh oleh

penulis.

c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media aplikasi dari

teori-teori sosial sehingga dapat memberikan solusi dari fenomena yang ada di

lingkungan sosial.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi

bagi seluruh masyarakat khususnya guru untuk dapat memperhatikan

(9)

9

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah tingkat

lokal untuk dapat menindaklanjuti atau mengambil keputusan guna

melakukan peningkatan kompetensi dari para guru.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima Bab sesuai

dengan penulisan karya tulis ilmiah yang telah ditentukan oleh Universitas

Pendidikan Indonesia, dengan uraian sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal

dari skripsi ini yang terbagi dalam beberapa bagian yakni latar belakang

penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan tentang pelbagai konsep, dalil, hukum, serta teori

yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas dalam skripsi ini yakni

berkenaan dengan kompetensi pedagogik. Selain itu pada bab ini juga

memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang atau topik

yang dibahas dalam skripsi ini termasuk prosedur, objek dan temuannya.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai penjabaran yang rinci mengenai metode

penelitian, termasuk komponen didalamnya yaitu lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan

desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan

(10)

10

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada BAB IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan,

yang terdiri atas dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data dan

pembahasan atau analisis temuan.

5. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada BAB V menjelaskan mengenai simpulan dari hasil penelitian dan

(11)

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.SIMPULAN

SMA Negeri 24 Bandung memiliki dua tenaga pendidik yang menjadi guru pengampu mata pelajaran sosiologi yang mana keduanya memiliki latar belakang pendidikan non sosiologi dan telah berstatus sebagai guru sertifikasi. Meski demikian, dalam hal kompetensi pedagogik dari hasil penelitian ini diungkapkan bahwasanya masih terdapat banyak hal yang perlu menjadi perhatian. Adapun studi analisis mengenai kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 24 Bandung ini dapat kita tarik beberapa poin kesimpulan sebagi berikut :

1. Dalam kompetensi pedagogik mengenai pemahaman terhadap peserta

didik, guru mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 24 Bandung telah memahami akan pentingnya kompetensi ini. meski belum seutuhnya memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya data mengenai klasifikasi tingkat IQ peserta didik yang mana hal ini sangat menunjang guru dalam pemahaman akan peserta didiknya.

2. Selanjutnya dalam perancang pembelajaran, hal yang menjadi sorotan penulis dari hasil penelitian ialah belum adanya pelibatan siswa dalam perancangan pembelajaran, RPP hanya dijadikan hal bersifat yang administratif dan penggunaannya yang belum sebagai mana mestinya.

3. Pelaksanaan pembelajaran di kelas yang diampu oleh guru sosiologi SMA

(12)

101

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kompetensi pedagogik mengenai perancangan dan pelaksanaan evaluasi menjadi hal yang paling menarik perhatian dan perlu dilakukan perubahan sebagai urgensi dibidang pendidikan. Penelitian ini mengungkapkan bahwasanya realitas dilapangan menunjukkan penilaian terhadap siswa tidaklah seutuhnya objektif sebagaimana seharusnya, perencanaan dan pelaksanaannya pun masih kurang efektif begitupun dengan analisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning) dan pemanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum yang sejatinya sangat begitu penting dalam proses pembelajaran.

5. Pada kompetensi pedagogik selanjutnya mengenai memfasilitasi peserta didik dalam mengaktualisasikan diri guru SMA Negeri 24 Bandung telah menjalankan fungsinya dengan baik yang ditunjukkan dengan ikut menjadi pembina program ekstra kurikuler, pembina dalam kejuaraan yang diikuti siswa dibidang ilmu sosiologi, meski penulis menyayangkan tidak adanya KPMP Sosiologi di sekolah tersebut.

B.REKOMENDASI

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian

ini, penulis merekomendasikan berbagai hal berikut :

1. Pemerintah, sebagai lembaga negara yang memiliki wewenang dan

menentukan kebijakan senantiasa melakukan kajian mengenai berbagai

fenomena khususnya pendidikan guna menghasilkan kebijakan yang

didasarkan atas analisis yang mendalam hingga kebijakan dibidang

pendidikan mulai dari kurikulum, kesejahteraan, hingga pelaksanaan

pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai apa yang telah

diamanatkan oleh undang-undang dasar dan dicita-citakan oleh bangsa

Indonesia.

2. Lembaga pendidikan,

Sebagai lembaga penyalur pendidikan harus senantiasa memberikan

pembinaan terhadap tenaga pendidik mengingat perkembangan dalam

dunia pendidikan yang terus berkembang, kemajuan teknologi yang

semakin pesat, serta guna menyiapkan tenaga pendidik yang mampu

(13)

102

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sekolah

Pengawasan serta pembinaan terhadap guru pengajar harus terus dilakukan

dengan berkesinambungan, serta perbaikan program dari berbagai aspek

harus terus ditingkatkan guna memberikan pendidikan yang semakin

berkualitas bagi peserta didik.

4. Masyarakat

Keikutsertaan masyarakat dalam memajukan pendidikan juga sangat

dibutuhkan, mulai dari pengawasan terhadap lembaga pendidikan seperti

sekolah hingga ikut andil dalam forum sekolah guna perbaikan kualitas

pendidikan.

5. Guru

Perbaikan serta peningkatan khususnya pada kompetensi pedagogik diri

pendidik harus terus dilakukan. Karena gurulah yang bertugas sebagai

agen terdepan dalam pendidikan dan menjadi nakhoda yang akan

menentukan arah pendidikan bangsa ini yang diharapkan akan terus

menjadi semakin baik dan berkualitas.

6. Peneliti

Bagi peneliti secara pribadi maupun peneliti selanjutnya, penelitian ini

sejatinya perlu dikaji dengan lebih mendalam lagi dan melibatkan wilayah

penelitian yang lebih luas serta subjek dan objek kajian yang lebih banyak

serta penggunaan berbagai metode yang akan semakin memperkaya

penelitian mengenai kajian ini. Dan diharapkan mampu menjadi sumber

rujukan bagi penelitian selanjutnya, atau bahkan menjadi rujukan terhadap

lembaga yang berwenang dalam mengambil kebijakan untuk mewujudkan

(14)

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani.

Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, I. (2003) Peningkatan Profesionalisme Guru: Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Basrowi dan Suwandi. (2008) Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Danial, E. (2009) Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Hamalik, O. (2004) Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Joyce, B. Dkk. (2009). Models Of Teaching Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Koentjaraningrat. (1994) Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kunandar. (2007). Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Malihah, E. (2014) Analisis Pengetahuan Siap Guru Sosiologi Untuk Mneingkatkan Kompetensi. Dalam : Ahman, H. (editor). Proceedings the 6th International Conference on Teacher Education. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia Press, Hlm. 363-376

Mubarok, A. (2013) Studi Komparasi Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Bersertifikasi dan Non Sertifikasi Pendidikan Mata Pelajaran Sains Pada Madrsah Ibtidaiyah Negeri Kota Metro – Lampung. Tesis, Pascasarjana, UIN Sunan Kalijaga.

Mulayana, D. (2010) Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosadakarya

Mulyasa, E. (2011) Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Moleong, L.J. (2007) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Roksadakarya

Naim, N. (2009) Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

(15)

Muhammad Haidir Ali, 2014

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Patton, M.Q. ( 2009). Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Putra, N. (2011) Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi. Jakarta : Indeks

Riyana, C. (2010) Peningkatan Kompetensi Pedagogis Guru Melalui Penerapan ModelEducation Centre of Teacher Interactive Virtual (Educative). Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11, No. 1, Hlm. 40-48

Setiadi, E. M. dan Kolip, U. (2010). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.

Sugiyono. (2013) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Usman, M. U. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wibowo dan Hamrin. (2012) Menjadi Guru Berkarakter. Jakarta : Rajawali Pers

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji Parsial (Uji-t) Coefficients

Aplikasi ini bertujuan untuk membantu mempercepat pengolahan data siswa pada Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Wahyu agar pengelola dapat bekerja seefektif mungkin serta dapat

Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapaan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang

Buku pesanan dikirim melalui kurir, pemilik toko melakukan konfirmasi kepada pembeli bahwa buku yang dipesan telah dikirim, dengan mengirimkan nomor resi pengiriman melalui

persediaan barang dengan lebih baik dan menghasilkan informasi yang akurat.. sehingga tidak mengecewakan para konsumen

Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi pemerintah kota Medan, agar mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah anak jalanan

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis...

Dismenore primer adalah dismenore yang mulai terasa sejak menarche (haid pertama) dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya4. Sekitar 10%