Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM
KEHIDUPAN KELUARGA
(Studi Deskriptif terhadap Buruh Pabrik Perempuan di Kecamatan Kalijati
Kabupaten Subang)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Oleh
Nuni Wahyuni
NIM 1104232
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM
KEHIDUPAN KELUARGA
(Studi Deskriptif terhadap Buruh Pabrik Perempuan di Kecamatan Kalijati Kabupaten
Subang)
oleh
Nuni Wahyuni
NIM 1104232
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Sosiologi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia.
©Nuni Wahyuni 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
(Studi Deskriptif Terhadap Buruh Pabrik Perempuan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang)
Nuni Wahyuni NIM 1104232
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh pabrik seiring dengan perkembangan industri di Kecamatan Kalijati. Kondisi tersebut menyebabkan ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik memiliki berbagai peranan yang harus dipenuhi. Peran-peran tersebut seringkali berbenturan. Agar stabilitas keluarga dapat terjaga, perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik dalam memenuhi peranannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penyesuaian, faktor pendorong dan dampak penyesuaian peranan buruh pabrik perempuan sebagai istri dan ibu di dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan wawancara dan observasi. Temuan penelitian ini adalah: (1) Ibu menyesuaikan peranannya dengan cara membagi waktu dalam memenuhi peranannya dan membagi tanggung jawab yang dimilikinya di ranah domestik dengan orang lain baik itu suami, anak, orang tua, mertua, saudara, atau pun orang yang dia bayar. (2) Faktor yang mendorong penyesuaian peranan yang dilakukan oleh buruh pabrik perempuan dalam keluarga antara lain tuntutan ekonomi, tuntutan suami dan anak yang tetap membutuhkan peran istri dan ibu, serta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat di Kecamatan Kalijati yang mengkonstruksi peran perempuan sebagai istri dan ibu. (3) Dampak positif penyesuaian peranan ibu dalam keluarga adalah, meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga, memperluas lingkungan sosial ibu, meningkatkan kerjasama antara suami dan istri, serta anak lebih mandiri. Sedangkan dampak negatifnya adalah, tumpang tindihnya peranan dalam keluarga, keintiman keluarga berkurang, dan anak lebih bebas sehingga tidak ada yang mengontrol pergaulannya.
Kata Kunci:
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
ROLE ADAPTATION OF WORKING MOTHER IN FAMILY (Descriptive Study Of Women In Labor In Kecamatan Kalijati Kabupaten
Subang)
Nuni Wahyuni NIM 1104232
ABSTRACT
This study is based on a lot of housewives who work as a labor because the growth industry in Kecamatan Kalijati. This condition affects housewives who work have another roles to play at the different time. Sometimes those roles are confused them. In stabilizing family to keep it safe and sound, all member of family shall get used to the things that the mother do as a labor, a mother and a wife. The purpose of this study is to figure out how the family fits in the new condition, motive force of housewives in playing a role as a labor, a mother, and a wife in family at the different time. This study is qualitative approach with descriptive method. Data is collected through interview and observation. The result of this study shows that (1) the mother divides her time and responsibility to play role she has in domestic area with everyone including father, child, parents, parents in law, brothers and sisters, maid. (2) motive force of roleadaption which is played by housewives who work as a labor in family is; economic motive, husband and child who need attention froma wife and a mother, also the values which are internalized by
social construction that contributes to gender perspective of woman’s role in
Kecamatan Kalijati. (3) positive impact of role adaptation in familly is to increase economic condition of family, to expand social life of a mother, to improve cooperation between husband and wife, also the child is becoming independent. The negative impact is confusing their role in family, less emotional intimacy and the child is becoming free so that no one can control their development.
Keyword :
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
1. Secara Teoritis ... 8
2. Secara Praktis ... 8
3. Segi Kebijakan ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Penyesuaian dan Peranan... 10
1. Penyesuaian Peranan ... 10
2. Peran Perempuan ... 14
3. Penyesuaian Peranan dalam Keluarga ... 25
4. Penyesuaian dengan Lingkungan Sosial ... 27
B. Keluarga ... 30
1. Pengertian Keluarga ... 30
2. Ciri dan Fungsi Keluarga ... 32
3. Pembagian Peran dalam Keluarga ... 35
4. Faktor Pendorong Penyesuaian Peranan Ibu Bekerja di dalam Keluarga ... 37
viii
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
C. Pandangan Struktural Fungsional Mengenai Peranan Perempuan
dalam Keluarga ... 39
1. Struktural Fungsional ... 39
2. Pandangan Struktural Fungsional Mengenai Keluarga ... 45
3. Pembagian Peran Secara Seksual ... 47
D. Penelitian Terdahulu ... 50
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 57
3. Conclution Drawing Verification ... 71
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 72
1. Kondisi Geografis ... 72
2. Kondisi Demografis ... 74
3. Kondisi Sosial Masyarakat ... 75
4. Perkembangan Pabrik di Kecamatan Kalijati ... 75
B. Temuan Penelitian... 77
1. Profil Partisipan Penelitian ... 77
2. Penyesuaian Buruh Pabrik Perempuan dalam Memenuhi Peranan di Keluarga ... 91
3. Faktor-Faktor Pendorong Buruh Pabrik Perempuan dalam Penyesuaian Peran di Keluarga ... 105
4. Dampak Penyelesaian Konflik Peran Buruh Pabrik Perempuan dalam Keluarga ... 111
ix
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
1. Penyesuaian Buruh Pabrik Perempuan dalam Memenuhi
Peranan di Keluarga ... 116 2. Faktor-Faktor Pendorong Buruh Pabrik Perempuan dalam
Penyesuaian Peran di Keluarga ... 125
3. Dampak Penyelesaian Konflik Peran Buruh Pabrik Perempuan dalam Keluarga ... 130 4. Analisis Teori Struktural Fungsional (AGIL) ... 136
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 138
B. Rekomendasi ... 139
DAFTAR PUSTAKA ... 142
LAMPIRAN ...
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Lapangan Kerja yang Terdaftar Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Subang Tahun 2008-2012
... 1 Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 63
Tabel 4.1 Jumlah Desa, Dusun, RW dan RT di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang ... 73
Tabel 4.2 Profil Partisipan Penelitian... ... 78
Tabel 4.3 Peranan Ibu dalam Kehidupan Keluarga di Kecamatan
Kalijati... .. 94
Tabel 4.4 Penyesuaian Buruh Pabrik Perempuan dalam Memenuhi
Peranan di Keluarga... 104
Tabel 4.5 Faktor Pendorong Buruh Pabrik Perempuan dalam
Menyesuaikan Peranan di Keluarga... 110
Tabel 4.6 Dampak Penyesuaian Peran Buruh Pabrik Perempuan
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Tiga Elemen Situasi Sosial... 59
Gambar 3.2 Komponen dalam Analisis Data (Flow Model)... 69
Gambar 3.3 Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1994)... 70
Gambar 3.4 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian...
Lampiran 2 Surat Keputusan Pembimbing...
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Penulisan Skripsi...
Lampiran 4 Instrumen Penelitian...
Lampiran 5 Hasil Wawancara...
Lampiran 6 Display Data...
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi
Jawa Barat yang sedang gencar melakukan pembangunan industri. Tertulis dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Subang No. 2 Tahun 2004, Kabupaten Subang telah
menyediakan sebelas ribu hektar lahan nonteknis yang tersebar di beberapa
kecamatan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan industri. Melalui peraturan
daerah tersebut, maka dimulailah pembangunan pabrik-pabrik di beberapa daerah
yang telah ditetapkan sebagai kawasan industri.
Perkembangan industri di Kabupaten Subang juga dibuktikan oleh data yang
dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang.
Berikut tabel jumlah lowongan kerja Kabupaten Subang hingga tahun 2012.
Tabel 1.1. Jumlah Lowongan Kerja yang Terdaftar Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Subang Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha Tahun
Sumber: Bappeda Kabupaten Subang Tahun 2013
Dari tabel di atas, dapat diketahui lapangan usaha yang berkembang dan
memberikan banyak peluang kerja bagi masyarakat Subang adalah lapangan usaha
di sektor industri. Padahal, sebelum pembangunan industri di wilayah Kabupaten
Subang berkembang, sebagian besar penduduk Kabupaten Subang bekerja pada
sektor pertanian dan perkebunan. Perubahan sektor ekonomi di Kabupaten Subang
kemudian mempengaruhi kehidupan sosial di masyarakat dan menyebabkan
beberapa perubahan pada peranan individu dalam pranata sosial. Salah satu
2
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
Subang adalah dengan terjadinya perubahan peranan pada perempuan dalam
kehidupan keluarga. Sebelum terjadi pembangunan industri di Kabupaten Subang,
sebagian besar perempuan hanya bekerja di ranah domestik dengan melakukan
berbagai tugas rumah tangga. Namun, setelah terjadi pembangunan industri,
perempuan ikut terlibat dalam aktivitas ekonomi di ranah publik dengan bekerja
di pabrik untuk mendapatkan uang. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Disnakertrans, Ade Rusmana dalam berita online Pikiran Rakyat (diakses pada
tanggal 25 Desember 2014, tersedia di:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/218187) menyebutkan
Tenaga Kerja perempuan hingga kini masih mendominasi sejumlah lapangan kerja di Kabupaten Subang. Dari 7.595 pekerja yang masuk pada tahun 2012, hampir 90% diantaranya adalah perempuan... Dominasi pekerja perempuan di Subang, menurut Ade terjadi karena hingga kini sejumlah perusahaan masih banyak yang membuka lapangan pekerjaan untuk mereka... Di setiap perusahaan Garment, perbandingan antara pekerja perempuan dan pria itu 80:20 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa ada pergeseran peranan yang dimiliki oleh
perempuan, khususnya bagi perempuan yang telah berkeluarga dengan bekerja di
pabrik. Padahal, umumnya perempuan senantiasa identik dengan ranah domestik
dimana wilayah kerja perempuan hanyalah dapur, sumur dan kasur. Cara pandang
yang mengidentikkan perempuan dengan ranah domestik dapat dilihat dari
pendapat Ratih (dalam Prasetyowati, 2010, hlm. 13) yang menyebutkan
Begitu perempuan masuk dalam lembaga perkawinan, maka deretan pekerjaan yang berjudul melahirkan, mengurus anak, suami dan rumah tangga sudah menanti. Umumnya tanpa disadari baik oleh istri maupun suami, tugas-tugas tersebut akan mengikat badan, hati pikiran dan perempuan ke rumah sejak ia bangun pagi hingga malam hari. Kadangkala karena desakan kebutuhan ekonomi memang istri diperbolehkan bekerja di luar rumah. Tapi ini tidak membebaskannya dari kewajiban yang utama. Semua berlangsung teratur dengan asumsi beginilah seharusnya kehidupan berkeluarga yang normal dan alamiah.
Dari pendapat Ratih di atas, dapat kita garis bawahi bahwa gambaran
konstruksi peran perempuan di tengah masyarakat adalah orang yang dapat
mengayomi suami, mengurus anak dan mampu mengelola kehidupan rumah
tangga. Pendapat Ratih di atas, secara tidak langsung menunjukkan bahwa
3
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
rumah tangganya. Sekalipun perempuan tersebut memiliki pekerjaan di luar rumah, tapi untuk menjadi “perempuan ideal” tetap harus mampu mengurus segala pernak-pernik kehidupan keluarga. Deretan tugas rumah tangga seperti
mengurus anak, mengurus kebutuhan suami, mengurus rumah, dan tugas
mengurus kebutuhan keluarga lainnya dianggap sebagai tanggung jawab utama
seorang perempuan. Padahal, ketika perempuan bekerja di ranah publik,
khususnya dengan bekerja sebagai buruh pabrik, dia akan memiliki tanggung
jawab lain yang seringkali berbenturan dengan tanggung jawab yang dia miliki di
ranah domestik.
Perubahan peranan pada perempuan dengan bekerja di luar rumah telah
memberikan pengaruh yang besar bagi lembaga keluarga. Lembaga keluarga
adalah unit lembaga terkecil dalam masyarakat. Sebagai unit lembaga terkecil
dalam masyarakat, lembaga keluarga akan berhubungan dengan lembaga-lembaga
masyarakat lainnya seperti ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya.
Hubungan lembaga keluarga dengan lembaga sosial lain menunjukkan bahwa
lembaga keluarga merupakan ujung tanduk maju atau tidaknya suatu masyarakat.
Rusaknya lembaga keluarga dapat menyebabkan kerusakan pada
lembaga-lembaga lain di masyarakat.
Pandangan struktural fungsional menyebutkan dalam sebuah institusi yang
ada di masyarakat, idealnya diisi oleh individu-individu dengan peranan berbeda
satu dan lainnya. Perbedaan peran tersebut, tidak untuk memenuhi kepentingan
individu yang bersangkutan, melainkan untuk mencapai tujuan institusi sebagai
suatu kesatuan. Dalam pandangan struktural fungsional, stabilitas merupakan
asumsi utama karena menentukan sejauhmana institusi tersebut dapat bertahan.
Begitupun dalam institusi keluarga, pembagian peranan dalam keluarga
merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan stabilitas keluarga sebagai
institusi.
Salah satu aspek penting dari perspektif struktural fungsional, bahwa setiap
keluarga yang sehat memiliki pembagian peranan bagi anggotanya dengan jelas.
Parsons dan Bales (dalam Puspitawati, 2009 hlm. 5) menyebutkan mengenai
pandangan struktural fungsional pada struktur keluarga yang dapat disimpulkan
4
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
secara efektif. Selanjutnya, mereka menambahkan bahwa sebuah keluarga inti
terdiri dari seorang laki-laki yang bertindak sebagai pencari nafkah dan
perempuan sebagai ibu rumah tangga. Ketika setiap anggota tidak mampu
menjalankan peran dan memenuhi fungsinya, maka stabilitas atau keseimbangan
lembaga keluarga akan rusak yang mengakibatkan keluarga tersebut akan hancur.
Lembaga keluarga akan bertahan jika setiap anggota keluarga dapat
memenuhi fungsi keluarga. Fungsi keluarga tersebut, memberikan tanggung
jawab pada individu dengan memenuhi peranannya masing-masing. Peranan
seseorang dalam keluarga, menentukan tanggung jawab dan hak seseorang di
dalam keluarga. Ketika setiap anggota keluarga mampu berperan untuk memenuhi
fungsinya dalam keluarga, maka stabilitas lembaga keluarga akan terjaga. Namun,
jika salah satu anggota keluarga tidak mampu memerankan peranannya dengan
baik, maka stabilitas keluarga tersebut akan terganggu dan bahkan akan terjadi
perpecahan dalam keluarga dengan dampak terburuknya yaitu perceraian.
Penjelasan pandangan struktural fungsional mengenai keluarga tersebut
memunculkan pertanyaan mengenai stabilitas keluarga dimana seorang istri atau
ibu tidak hanya memiliki peranan di dalam rumah tangga tetapi dia juga memiliki
peranan dalam aktivitas ekonomi dengan bekerja di ranah publik. Hasil penelitian
Abdul Ghani dan Roshan Ara (dalam Halida, 2013 hlm. 51) menyebutkan bahwa
Masalah terbesar dari pegawai perempuan timbul dari tuntutan-tuntutan yang berbeda antara keluarga dan pekerjan. Termasuk dalam hal ini adalah ambiguitas dan ketidakpastian peran dalam dualisme-karier yang menambah tekanan bagi suami dan isteri untuk menyesuaikan dengan kewajiban rumah tangga. Wanita yang bekerja memilki konflik yang lebih besar dalam mengurus rumah tangga daripada ibu rumah tangga biasa. Hal ini jelas karena tuntutan yang dialami oleh wanita karier lebih besar daripada seorang ibu rumah tangga biasa.
Ketika seorang istri atau ibu memutuskan untuk bekerja, ada resiko yang
harus mereka hadapi khususnya berkaitan dengan berkurangnya waktu yang
mereka miliki untuk keluarga. Ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik tentu
seringkali menghadapi dilema terkait dengan peran yang dia miliki dalam
keluarga dan pekerjaannya. Di satu sisi, dia memiliki peranan penting untuk
mendidik anak-anak serta menjaga keutuhan keluarga dengan menjalankan
5
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
jawab terhadap pekerjaannya. Terlebih lagi dengan banyaknya tuntutan berbeda
yang dihadapi oleh ibu buruh pabrik terkait peranannya di keluarga dengan
peranannya di tempat kerja. Pembagian waktu dan tugasnya di ranah domestik
dan di pabrik terkadang memberikan dilema tersendiri bagi para ibu yang bekerja
sebagai buruh pabrik. Perlu ada penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh ibu
ketika dia memutuskan untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan peranan ibu
dalam keluarga khususnya bagi ibu yang tidak hanya memiliki peranan di ranah
domestik tetapi juga memiliki peranan di ranah publik. Skripsi Muhammad Ridwan dengan judul “Peran Ganda Perempuan dalam Keluarga Sebagai Buruh Pabrik dan Ibu Rumah Tangga di Desa Berbek Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo” merupakan salah satu penelitian yang telah terlebih dahulu membahas mengenai peranan ibu bekerja di dalam keluarga. Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa peran istri yang bekerja sebagai buruh pabrik dalam keluarga
hampir tidak berubah. Istri selain bekerja sebagai buruh pabrik juga harus
mengontrol pekerjaan rumah tangga. Kesulitan yang dihadapi adalah tidak
seimbangnya waktu antara di rumah dan di tempat kerja. Kesibukan di tempat
kerja seringkali menyita waktu para ibu sehingga mereka sulit untuk
menyempatkan waktu untuk keluarga. Penelitian selanjutnya, adalah penelitian
Ken Widyatwati dan Mahfuz. Penelitian ini dilakukan terhadap 150 Pegawai
Negeri Sipil wanita yang sudah menikah di Kota Semarang, Jawa Tengah. Hasil
analisis menunjukan bahwa hampir seluruh suami responden (95%) mendukung
karir istri mereka dengan berbagai alasan. Ketika istri dihadapkan dengan
pertanyaan antara memilih keluarga atau karier 72% responden menyebutkan
lebih memilih keluarga.
Penelitian-penelitian terdahulu di atas dapat menunjukkan adanya perhatian
dari kalangan akademik terkait dengan peranan ibu dalam keluarga, khususnya
bagi perempuan yang bekerja di ranah publik. Meski demikian, kebanyakan
penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui konflik peran yang dialami
sang ibu dan dampak-dampak dari konflik peran yang dialaminya. Belum banyak
penelitan yang membahas mengenai usaha-usaha perempuan untuk
6
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
lakukan baik itu cara penyesuaian, faktor pendorong hingga dampak dari
penyesuaian peranan ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik khususnya ibu buruh
pabrik yang ada di Kabupaten Subang.
Kecamatan Kalijati merupakan salah satu wilayah industri. Hal ini telah
diputuskan oleh pemerintah Kabupaten Subang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Subang No. 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Subang Pasal 67 a yang menyebutkan bahwa “zona industri dikembangkan di Kecamatan Pabuaran, Cipeundeuy, Kalijati, Purwadadi, Cibogo, Pagaden dan Cipunagara.” Keputusan daerah tersebut menyebabkan dibangunnya beberapa pabrik di wilayah Kecamatan Kalijati guna memenuhi kebutuhan
industri.
Pabrik-pabrik tersebut, khususnya pabrik garmen dan textile telah
memfasilitasi ibu atau istri untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Bahkan sebagian
besar tenaga kerja di pabrik garmen adalah perempuan sebagaimana disebutkan
oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans, Ade Rusmana
yang dilaporkan oleh berita online Pikiran Rakyat (diakses pada tanggal 25
Desember 2014, tersedia di: http://www.pikiran-rakyat.com/node/218187) “Tenaga Kerja perempuan hingga kini masih mendominasi sejumlah lapangan kerja di Kabupaten Subang. Dari 7.595 pekerja yang masuk pada tahun 2012,
hampir 90% diantaranya adalah perempuan... Di setiap perusahaan Garment, perbandingan antara pekerja perempuan dan pria itu 80:20 persen”.
Laporan Kepala Disnakertrans Kabupaten Subang tersebut menunjukkan
bahwa banyak perempuan termasuk yang telah berkeluarga yang memutuskan
untuk bekerja di pabrik-pabrik. Akibatnya, ibu atau istri yang memutuskan untuk
bekerja di pabrik dapat menghadapi konflik peran. Apabila konflik peran yang
dialami oleh ibu tersebut tidak dapat diatasi, maka dampak terburuk yang akan
dialami oleh keluarga ibu tersebut adalah perceraian.
Meski perubahan peran pada keluarga ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik
dapat menyebabkan perceraian, sebagian keluarga ibu buruh pabrik di Kecamatan
Kalijati, Kabupaten Subang, tetap berusaha mempertahankan stabilitas
keluarganya. Ibu pada keluarga tersebut, berusaha agar tetap bisa menjalankan
7
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
bagaimana keluarga tersebut mampu mempertahankan stabilitasnya, akan menjadi
sebuah hal yang menarik dalam mengkaji berbagai cara penyesuaian yang
dilakukan seorang ibu atau istri dalam memenuhi peranannya di keluarga, faktor
pendorongnya, serta dampak dari penyesuaian peran yang dia lakukan. Untuk
mengetahui lebih jauh bagaimana ibu atau istri yang bekerja sebagai buruh pabrik
dalam memenuhi peranannya, perlu ada kajian mendalam mengenai hal tersebut.
Berkenaan dengan ketertarikan peneliti pada hal tersebut, maka peneliti mengambil topik “Penyesuaian Peranan Ibu Bekerja dalam Kehidupan Keluarga
(Studi Deskriptif terhadap Buruh Pabrik Perempuan di Kecamatan Kalijati
Kabupaten Subang)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan
rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah penyesuaian yang
dilakukan oleh buruh pabrik perempuan agar dapat memenuhi peran-perannya
dalam keluarga?”
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka
masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah cara penyesuaian yang dilakukan oleh buruh pabrik
perempuan dalam memenuhi peranannya dalam keluarga?
2. Faktor-faktor apa yang mendorong buruh pabrik perempuan dalam
melakukan penyesuaian peranannya di dalam keluarga?
3. Bagaimana dampak penyesuaian peran yang dilakukan oleh buruh pabrik
perempuan terhadap keluarganya?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai penyesuaian yang dilakukan oleh buruh pabrik
perempuan agar dapat memenuhi peran-perannya dalam keluarga.
Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan cara penyesuaian yang dilakukan oleh buruh pabrik
8
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong buruh pabrik perempuan
dalam melakukan penyesuaian peranannya di dalam keluarga.
3. Menganalisis dampak penyesuaian peran yang dilakukan oleh buruh
pabrik perempuan terhadap keluarganya.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
Secara teoretis manfaat dari penelitian ini adalah dapat memperluas
wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang sosiologi pada umumnya, khususnya sosiologi keluarga dan gender
yang berhubungan dengan peranan perempuan dalam keluarga pada
masyarakat industri.
2. Secara Praktis
a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai proses
penyesuaian peranan perempuan dalam keluarga pada masyarakat
industri.
b. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat dalam upaya
penyesuaian yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan sosial.
c. Untuk Prodi Pendidikan Sosiologi, memberikan sumbangsih bahan
bacaan dalam perkuliahan mahasiswa, khususnya pada mata kuliah
Sosiologi Keluarga dan Gender.
3. Segi Kebijakan
a. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terutama
pemerintahan di daerah industri tentang kondisi masyarakat guna
menentukan kebijakan yang tepat dalam menangani permasalahan
sosial yang ada khususnya yang terkait dengan keluarga ibu buruh
pabrik.
b. Memberikan sumbangan pada kementrian perlindungan anak dan
pemberdayaan perempuan dalam memilih kebijakan yang tepat
khususnya bagi buruh pabrik perempuan dan anaknya agar tidak terjadi
ketimpangan gender serta dapat terpenuhinya hak yang harus
9
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
E. Struktur Organisasi Skripsi
Agar skripsi ini dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan
struktur penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar
belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.
BAB II : Kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan sumber-sumber
pustaka yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori
yang mendukung penelitian penulis yaitu mengenai penyesuaian
peranan perempuan dalam keluarga.
BAB III : Metode penelitian. Pada bab ini penulis mengarahkan
pembaca untuk mengetahui rancangan alur penelitian. Bab ini
berisi desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian,
pengumpulan data, serta analisis data yang digunakan dalam
penelitian mengenai penyesuaian peranan ibu yang bekerja
sebagai buruh pabrik dalam keluarga.
BAB IV : Temuan dan pembahasan. Dalam bab ini, melalui
pendekatan kualitatif, penulis menganalisis hasil temuan data
tentang bentuk penyesuaian diri ibu buruh pabrik dalam
memenuhi peranannya di keluarga, hal-hal yang
melatarbelakangi penyesuaian, faktor-faktor pendorong
penyesuaian serta dampak dari penyesuaian yang dilakukan ibu
yang bekerja sebagai buruh pabrik.
BAB V : Simpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha
memberikan simpulan dan saran sebagai penutup dari hasil
penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji
dalam skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Perhatian penelitian ini adalah tentang berbagai cara yang dilakukan oleh
buruh pabrik perempuan dalam menyesuaikan diri untuk merespon perubahan
peranan dalam keluarga yang mengakibatkan konflik peran antara peran di
keluarga dan di tempat kerja. Selain itu, peneliti juga berusaha untuk
mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong buruh pabrik perempuan dalam
melakukan penyesuaian peranannya serta menganalisis dampak penyesuaian
peran yang dilakukan oleh buruh pabrik perempuan pada keluarganya. Untuk itu,
dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan
pemahaman mengenai kompleksitas sebab-akibat dari interaksi. Peranan yang
diberikan kepada setiap orang terkait erat dengan interaksi yang telah, sedang dan
akan dia lakukan. Peranan yang dimiliki oleh seseorang akan berimplikasi pada
aktivitas, tindakan dan perilaku seseorang di lingkungan sosialnya. Untuk
memahami aktivitas, tindakan dan perilaku secara komprehensif maka peneliti
akan melakukan penelitian mengenai penyesuaian peranan ibu bekerja dalam
keluarga ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007, hlm. 6).
Desain penelitian dalam penelitian ini bersifat umum, fleksibel, berkembang
dan muncul dalam proses penelitian. Sifat fleksibel dalam penelitian ini
disebabkan karena penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang
dinamis. Sugiyono (2013, hlm.15) menyebutkan
58
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif digunakan untuk
meneliti kondisi obyek secara alamiah. Sugiyono (2013, hlm. 15) menjelaskan
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purpossive dan
snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Pada penelitian ini, dengan menjadikan rumusan masalah penelitian sebagai
acuan, pertamakali peneliti mengidentifikasi peran yang harus dilakukan oleh ibu
dalam keluarga dan peran yang harus dilakukan di pabrik. Kemudian, peneliti
menganalisis peran yang saling berbenturan yang mengakibatkan terjadinya
konflik peran. Selanjutnya, peneliti menggali informasi mengenai cara-cara
penyesuaian yang dilakukan oleh ibu tersebut serta faktor pendorong yang
mengharuskan ibu melakukan penyesuaian. Setelah itu, peneliti mengkaji dampak
dari penyesuaian yang dilakukan oleh ibu pada dirinya maupun pada keluarga.
Untuk mendapatkan data guna menjawab permasalahan seperti yang
dikemukakan di atas, peneliti memerlukan berbagai sumber data dan berbagai
teknik pengumpulan data. Data yang didapatkan, dikumpulkan dengan berbagai
teknik pengumpulan data yang dilakukan secara simultan sampai data yang
diperoleh pasti atau jenuh. Sebagaimana Sugiyono (2010, hlm. 2) menjelaskan.
Untuk mendapatkan data yang pasti maka diperlukan berbagai sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Dua sumber data yang memberikan data yang berbeda, maka data tersebut belum pasti. Bila data yang diperoleh masih diragukan, dan belum memperoleh kepastian, maka penelitian masih harus terus dilanjutkan. Jadi pengumpulan data dengan teknik trianguulasi adalah pengumpulan data yang menggunakan berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan data secara simultan, sehingga dapat diperoleh data yang pasti.
Data yang telah dikumpulkan dijadikan oleh peneliti sebagai sumber
informasi deskriptif. Sugiyono (2010, hlm. 18) menyebutkan bahwa “Informasi
deskriptif adalah gambaran lengkap tentang keadaan obyek yang diteliti. Setelah
data lapangan terkumpul, baik data primer maupun data sekunder, data tersebut
kemudian diklasifikasikan menurut topik-topik yang dibahas dan dianalisis secara
59
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010,
hlm. 91) yaitu: 1) reduksi data, 2) display data, 3) pengambilan kesimpulan dan
verifikasi.
Dengan demikian, setelah peneliti melakukan pengumpulan berbagai data dan
informasi di lapangan yang terkait dengan penyesuaian peranan pada ibu yang
bekerja sebagai buruh pabrik, kemudian, peneliti melakukan analisis data secara
deskriptif melalui model interaktif dari Miles dan Huberman, yaitu dengan
reduksi data, kemudian display data. Lalu, pengambilan kesimpulan dan verifikasi.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan Penelitian
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu.
Situasi sosial menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 49) „terdiri atas
tiga elemen yaitu: tempat/place, pelaku/actors, dan aktivitas/activity yang
berinteraksi secara sinergis‟. Artinya, pada penelitian kualitatif tidak dikenal
istilah populasi tetapi yang ada adalah situasi sosial dimana terdapat interaksi
sinergis antara tempat, pelaku dan aktivitas. Berikut gambar sinergi ketiga
elemen situasi sosial:
Gambar 3.1 Tiga Elemen Situasi Sosial
Actor/orang Activity/
Aktivitas
Place/tempat
Social Situation
Sumber: Sugiyono (2010, hlm.21)
Adapun partisipan dalam penelitian ini merupakan pihak yang telah
dipilih oleh peneliti atas pertimbangan kebutuhan penelitian. Pada penelitian
60
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
Sedangkan sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut responden
melainkan sebagai nara sumber, partisipan bahkan guru dalam penelitian. Hal
ini sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa “Sampel
dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian”.
Partisipan penelitian adalah pihak-pihak yang peneliti jadikan sebagai
sumber informasi. Untuk penentuan pihak yang menjadi partisipan dalam
penelitian ini, peneliti tentukan melalui sampel bertujuan atau teknik
purposive sampling. Sampel bertujuan dimaksudkan untuk mengetahui
permasalahan secara langsung dari informan yang terlibat dalam situasi sosial
yang akan diteliti. Dari Satori dan Komariah (2009, hlm. 52) dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif, penentuan sampel akan tepat
ketika dilakukan berdasarkan pada tujuan atau masalah penelitian yang
menggunakan pertimbangan-pertimbangan dari seorang peneliti dalam rangka
memperoleh ketepatan dan kecukupan informasi yang sesuai dengan tujuan
atau masalah yang dikaji. Begitupun dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm.
52) yang menyebutkan bahwa
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tersebut.
Adapun kriteria yang harus dimiliki oleh subjek penelitian kualitatif
sebagaimana disebutkan oleh Faisal (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 303)
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang sedang diteliti.
b. Mereka yang memiliki waktu yang memadai untuk dimintai
informasi.
c. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan hasil “kemasannya”
61
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
d. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan guru atau semacam
narasumber.
Jadi, dalam penelitian kualitatif, peneliti harus menentukan informan atau
sumber data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian sehingga peneliti
dapat mendapatkan jawaban dari masalah penelitian.
Selain menggunakan teknik purposive sampling, dalam penelitian ini,
peneliti juga menggunakan tenik snowball sampling. Menurut Sugiyono
(2010, hlm. 54)
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang
pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.
Perolehan informasi akan menentukan banyaknya partisipan dalam
penelitian. Penentuan partisipan dianggap telah memadai ketika data yang
didapatkan sudah mencapai titik jenuh. Nasution (1992, hlm. 32)
menyebutkan
Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy”
ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti.
Maksudnya, data atau informasi yang diperoleh memiliki kesamaan setelah
dilakukan penelitian terhadap beberapa informan yang berbeda.
Penggabungan antara purposive sampling dan snowball sampling ini
dilakukan sebagaimana dijelaskan oleh Lincoln dan Guba (dalam Sugiyono,
2010, hlm. 54) bahwa „ciri-ciri khusus sampel purposive, yaitu 1) emergent
sampling design/sementara 2) serial selection of sample units/menggelinding
seperti bola salju (snow ball) 3) Continuous adjustment or ‘focusing’ of the
sample/disesuaikan dengan kebutuhan 4) Selection to the point of
redundancy/dipilih sampai jenuh‟.
Dari penjelasan di atas, maka peneliti telah menentukan partisipan dalam
62
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
Kecamatan Kalijati. Sedangkan sumber informasi lainnya dapat berasal dari
suami dan anak dari ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik, anggota keluarga
lainnya, dan tokoh masyarakat.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang karena
didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Tenaga Kerja perempuan di tahun 2012 mendominasi sejumlah
lapangan kerja di Kabupaten Subang. Dari 7.595 pekerja yang masuk
pada tahun 2012, hampir 90% diantaranya adalah perempuan. Selain
itu, disetiap perusahaan Garmen, perbandingan antara pekerja
perempuan dan pria sebesar 80:20 persen.
b. Kecamatan Kalijati merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Subang yang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Subang No. 2
Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Subang Pasal 67 a merupakan zona pengembangan industri.
c. Kecamatan Kalijati yang berdekatan dengan kecamatan
pengembangan industri lainnya seperti Dawuan, Purwadadi dan
Cipeundeuy menyebabkan semakin banyak perempuan yang bekerja
di pabrik.
d. Terdapat sejumlah pabrik di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang
yang memberikan lapangan pekerjaan bagi perempuan, khususnya
pabrik garmen.
e. Sebagian perempuan yang bekerja di Pabrik di Kecamatan Kalijati
telah berkeluarga dan mempunyai suami serta anak.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan merupakan berbagai cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data yang dapat membantu menjawab atau memecahkan
masalah penelitian.
Terdapat beberapa teknik yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data.
Teknik-teknik tersebut memiliki fungsi berbeda dan digunakan sesuai dengan
tujuan penelitian dan jenis data yang ingin didapatkan serta keadaan subjek
penyesuaian-63
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
penyesuaian yang dilakuan oleh ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik di
Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, dalam memenuhi peranannya sebagai ibu
dan istri dikeluarga. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi,
studi dokumentasi dan studi literatur.
Pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Aspek yang diteliti Sumber Data
Observasi/Pengamatan Kondisi masyarakat Kondisi keluarga
Wawancara Cara penyesuaian
peran Studi Dokumentasi Aktivitas ibu yang
bekerja sebagai buruh pabrik
Studi Kepustakaan Konsep penyesuaian peranan
Sumber: diolah oleh peneliti tahun 2015
1. Observasi/Pengamatan
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti
yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang
dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nazir (1988, hlm. 65) menyebutkan bahwa “metode survei (observasi)
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
64
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun
suatu daerah”.
Pada awal penelitian, peneliti mendatangi tempat penelitian yaitu
Kecamatan Kalijati, untuk mengetahui situasi sosial ditempat penelitian
secara jelas. Di satu sisi, pada beberapa sumber data, peneliti melakukan
observasi secara tersamar dengan menyembunyikan maksud peneliti untuk
melakukan penelitian. Namun, pada beberapa sumber data yang lain, peneliti
menggunakan obervasi terus terang. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat
menggali informasi dari sumber data dengan lebih dalam. Sugiyono (2010,
hlm. 66) menyebutkan
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak diijinkan untuk melakukan observasi.
Adapun manfaat observasi menurut Patton (dalam Sugiyono, 2013, hlm.
313) manfaat dari observasi adalah sebagai berikut:
a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery
c. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam
lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
65
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan situasi sosial yang diteliti.
2. Wawancara
Moleong (2000, hlm. 150) menjelaskan bahwa “wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Wawancara dilakukan oleh
peneliti agar peneliti dapat menggali lebih dalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi yang terjadi dimana hal tersebut tidak bisa
dilakukan melalui teknik observasi.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan dua teknik wawancara yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara tertruktur
menurut Sugiyono (2010, hlm. 73)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Sedangkan pengertian wawancara tidak terstruktur menurut Sugiyono (2010,
hlm. 74) adalah “...wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumulan datanya”.
Wawancara terstruktur peneliti gunakan kepada para partisipan yang
menjadi subjek penelitian. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara
peneliti siapkan untuk dijawab oleh para partisipan sehingga didapatkan data
yang jelas yang dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur peneliti gunakan pada saat penelitian
pendahuluan, wawancara dengan tokoh masyarakat, dengan tetangga dari
subjek penelitian, atau pun digunakan untuk memperdalam data mengenai
66
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
3. Studi Dokumentasi
Menurut Danial (2009, hlm. 79) “Studi dokumentasi adalah
mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data
informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah
dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat,
foto, akte, dsb”. Dokumen-dokumen tersebut peneliti dapatkan dari berbagai
sumber baik lembaga pemerintahan, tokoh masyarakat, lembaga masyarakat
lainnya atau pun diperoleh dari hasil dokumentasi peneliti sendiri. Dalam
penelitian ini, studi dokumentasi merupakan studi pelengkap dari penggunaan
teknik observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
4. Studi Literatur
Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku maupun hasil penelitian
yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan
objek penelitian yang berkenaan dengan penyesuaian peran, keluarga, ibu
bekerja, serta teori-teori yang mendukungnya. Hal ini merujuk pendapat
Kartono (1996, hlm. 33) yang mengemukakan bahwa :
Studi literatur adalah teknik penelitian yang dapat berupa informasi-informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang di dapat dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi, dan lain-lain.
Sehingga dengan studi literatur ini digunakan untuk memperoleh data empiris
yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
D. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Setiap penelitian memerlukan alat yang dapat mempermudah penelitian.
Berkaitan dengan hal tersebut, penyusunan alat pengumpul data pada penelitian
ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Penyusunan Kisi-kisi Penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang dijabarkan ke
dalam pertanyaan agar memudahkan alat mengumpulkan data.
2. Penyusunan Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah observasi/pengamatan
67
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
Penggunaan teknik observasi/pengamatan dilakukan untuk melihat keadaan
di lapangan secara dekat dan langsung.
3. Penyusunan Pedoman Wawancara
Sebelum melakukan wawancara, perlu disusun pedoman wawancara
yang bertujuan untuk mempermudah penulis melakukan wawancara dengan
adanya patokan pertanyaan yang masih bisa bertambah sewaktu-waktu
sehingga wawancara yang dilakukan terarah. Adapun pedoman wawancara
merupakan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden mengenai
penelitian yang dilakukan.
E. Prosedur Pengumpul Data
Setiap penelitian memerlukan adanya suatu alat pengumpul data yang
dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data/informasi yang valid dengan
alat yang tepat dan akurat. Penelitian ini menggunakan teknik
observasi/pengamatan dan wawancara sebagai alat pengumpul data yang utama
selain studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Untuk pengumpulan data sendiri
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan mencakup: studi pendahuluan, pembuatan proposal dan
lain-lain yang diperlukan dalam penelitian. Dalam tahap persiapan, penulis
mempersiapkan pedoman-pedoman yang akan digunakan. Begitupula hal lain
yang sekiranya diperlukan, misal: alat tulis, perekam suara, kamera, dan
lain-lain yang akan digunakan untuk mempermudah penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap yang harus dilakukan peneliti untuk
mendapatkan informasi seputar pertanyaan penelitian yang terdapat dalam
pedoman wawancara yang telah dirancang sebelumnya dan sesuai dengan
tujuan penelitian. Setelah semua data diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan
analisis data.
3. Triangulasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi. Menurut
68
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada”. Triangulasi ini dapat digambarkan seperti
gambar berikut:
Gambar 3.4 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data
Wawancara Mendalam Observasi Partisipatif
Dokumentasi
Sumber
data yang
sama
Sumber: Sugiyono (2010, hlm. 84)
Gambar 3.5 Triangulasi “sumber” Pengumpulan Data.
Wawancara Mendalam
A
B
C
69
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
F. Analisis Data
Analisis data menurut Patton (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 91)
adalah „proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar‟. Sedangkan Sugiyono (2010, hlm. 88) menjelaskan bahwa “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat mudah
diinformasikan kepada orang lain”.
Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan oleh peneliti bahkan
sebelum peneliti berada dilapangan. Peneliti telah melakukan analisis data sejak
sebelum berada di lapangan hingga proses pengumpulan data di lapangan telah
selesai. Nasution (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 89) menyebutkan „Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,
dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin teori yang grounded‟.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan anilisis dengan menggunakan model
interaktif Miles dan Huberman. Berikut digambarkan langkah-langkah analisis
data model interaktif Miles dan Huberman
Gambar 3.2 Komponen dalam Analisi Data (flow model)
Periode Pengumpulan data ...
Reduksi data
Display data
Kesimpulan/Verification Selama
Selama
Selama Setelah
Setelah Setelah Antisipasi
Analisis
70
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 91) menyebutkan bahwa
„aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh‟.
Dari gambar di atas, setelah peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti
melakukan antisipasi berupa kerangka konseptua, pemilihan pertanyaan dan
lainnya. Adapun Aktivitas dalam analisis data model interaktif Miles dan
Huberman ini yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Miles dan Huberman menggambarkan keterkaitan ketiga
kegiatan seperti berikut ini:
Gambar 3.3 Model Interaktif (Miles dan Huberman,
1994)
Conclusion drawing/ verifying
Data display Data
Collection
Data reduction
Sumber: Sugiyono (2010, hlm.92)
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada
hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data
bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang
telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum
mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang
diteliti. Sugiyono (2010, hlm. 92) menyebutkan
71
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Dari berbagai data-data yang peneliti dapat di lapangan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan obyek penelitian yaitu penyesuaian peranan buruh
pabrik perempuan dalam keluarga, peneliti melakukan reduksi dengan
merangkum, memilih hal pokok, fokus pada hal penting dan dicari tema
polanya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang
akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain
menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola
hubungannya.
Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun
menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran
terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian
demi bagian. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk
deskripsi atau uraian laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang
diperoleh.Selain melaui deskripsi, dalam penelitian ini display data juga
dilakukan dengan menggunakan tabel. Sebagaimana Sugiyono (2010, 95)
menjelaskan “... dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan
dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami”. 3. Conclution Drawing Verification
Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,
makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis
dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan
pada Bab IV, dapat dirumuskan simpulan sesuai dengan rumusan masalah sebagai
berikut:
Penyesuaian yang dilakukan oleh ibu dilakukan dengan dua cara yaitu,
pertama ibu menyesuaikan dirinya terhadap peran. Kedua, ibu mengubah
lingkungannya dengan membagi tanggung jawab yang dimilikinya di ranah
domestik dengan orang lain baik itu suami, anak, orang tua, mertua, saudara, atau
pun orang yang dia bayar. Dalam pemenuhan fungsi ekonomi ibu tidak hanya
mengelola keuangan keluarga melainkan ikut membantu menambah penghasilan
keluarga. Dalam fungsi afeksi ibu berusaha untuk memanfaatkan waktu yang
dimilikinya ketika tidak bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya
sekaligus memberikan perhatian dan kasih sayang pada keluarganya. Dalam
fungsi sosialisasi, bagi anak-anak yang masih balita, ibu melakukan sosialisasi
dengan pembiasaan yang baik ketika ibu berada dirumah dan menitipkan bayinya
untuk diasuh kepada orang yang dia anggap dapat merawatnya. Untuk anak yang
sudah sekolah, pemenuhan fungsi sosialisasi bagi anak mengandalkan sekolah dan
lembaga pendidikan lainnya seperti madrasah diniyah. Adapun ketika ibu berada
dirumah, ibu berusaha membimbing dan mengajarkan nilai dan norma
semampunya saja. Untuk keperluan pengelolaan rumah tangga seperti memasak,
membersihkan rumah, dan lainnya, ibu tetap melakukannya ketika dia berada di
rumah dan menitipkannya kepada orang lain ketika dia bekerja baik itu orang tua,
suami, anak, atau orang yang sengaja dibayar. Untuk alokasi waktu, ibu berusaha
memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang ada ketika dia berada dirumah
meskipun terkadang rasa lelah dapat menyebabkan alokasi waktu untuk keluarga
semakin berkurang. Penyesuaian yang dilakukan ini demi menjaga terjadinya
keseimbangan di dalam lembaga keluarga.
Faktor yang mendorong penyesuaian peranan yang dilakukan oleh buruh
139
Nuni Wahyuni, 2015
PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan
telah membuat partisipan tidak hanya menjadi ibu rumah tangga biasa melainkan
memilih untuk bekerja sebagai buruh pabrik sehingga sebagian waktunya
digunakan untuk memenuhi paranan-peranannya di pabrik. Kedua, Suami dan
anak tetap membutuhkan peran istri dan ibu sehingga membuat buruh pabrik
perempuan harus dapat menyesuaikan peranannya baik di pabrik maupun dalam
keluarga. Ketiga, nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat di Kecamatan Kalijati
mengkonstruksi perempuan sebagai istri dan ibu yang memiliki peran utama
untuk menjaga, mengasuh, mengasihi, merawat dan mendidik anak serta
keluarganya dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun dia bekerja di
ranah publik. Hal tersebut membuat perempuan harus mampu menyesuaikan
peranannya antara peranan di pabrik dan keluarga. Keempat waktu ibu yang
terbatas karena harus bekerja di pabrik membuat ibu harus menyesuaikan diri agar
waktu yang dimilikinya dalam keluarga dapat digunakan secara efektif.
Dampak penyesuaian peranan ibu dalam keluarga dampak positifnya antara
lain, dapat meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga, dapat memperluas
lingkungan sosial ibu dengan teman di tempat kerja, memberikan kepuasan bagi
ibu tersebut karena dapat memenuhi peran-perannya, meningkatkan kerjasama
antara suami dan istri dengan berbagi tugas rumah tangga dan saling membantu
dalam memenuhi berbagai fungsi keluarga, serta anak dapat lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Sedangkan dampak negatifnya antara lain terdapat tumpang
tindihnya peranan dalam keluarga dan keintiman keluarga menjadi berkurang,
terkadang ibu merasa lelah dengan berbagai tuntutan peran yang dihadapinya,
berkurangnya alokasi waktu antara suami dan istri sehingga kedekatan dalam
keluarga dapat terganggu, anak harus dititipkan kepada orang lain disaat ibu
bekerja, perhatian ibu terhadap anak tidak selama dan seleluasa ibu rumah tangga
biasa, kedekatan emosional antara ibu dan anak berkurang serta anak cenderung
lebih bebas sehingga tidak ada yang mengontrol pergaulannya.
B. Rekomendasi
Dari hasil analisis mengenai penyesuaian peran ibu bekerja dalam kehidpan
keluarga di Kecamatan kalijati Kabupaten Subang pada penelitian ini, dapat