• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

ERNI PURNAMASARI 1104966

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh: Erni Purnamasari

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Erni Purnamasari

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

Pengaruh Religiusitas Terhadap Etika Pada Siswa Kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Kota Bandung

Oleh : Erni Purnamasari (1104966)

Kehidupan remaja kita saat ini sering dihadapkan pada berbagai masalah yang sangat kompleks sehingga mengakibatkan timbulnya efek negatif dari masyarakat yang akhir-akhir ini semakin merisaukan. Efek negatif tersebut misalnya, semakin maraknya penyimpangan-penyimpangan di berbagai norma kehidupan, baik itu agama maupun sosial. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian dari kita semua. Salah satu masalah tersebut adalah semakin menurunnya tatakrama dalam kehidupan sosial dan etika moral remaja dalam praktik kehidupannya, baik itu di rumah, di sekolah dan di mana pun ia tinggal. Sampai saat ini, masalah remaja masih tetap menjadi salah satu fokus perhatian bagi bangsa kita. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman mengenai ajaran agama guna mengurangi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika pada siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 14 Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian diambil menggunakan angket religiusitas dan pelanggaran etika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara religiusitas terhadap pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Bandung. Hasil uji regresi diperoleh R-Square 0,598 yang berarti religiusitas berpengaruh terhadap pelanggaran etika siswa sebesar 59,8 % dan sisanya 40,2 % dipengaruhi oleh faktor lain yang belum ditemukan dalam penelitian ini. kesimpulannya dalam penelitian ini ada pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Kota Bandung.

(6)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

The Influence of Religiosity on Ethics among Students of Class XI MIA 4 and Class XI IIS 2 SMA Negeri 14 Bandung City

By: Erni Purnamasari (1104966)

Today’s adolescents are frequently posed with various complex problems that cause

increasingly worrying negative effects in the community. One of the examples of the negative effects is an increase in the deviance from the norms, both religious and social. Thisproblem should certainly become our concern. One of the most worrisome problems is the decreasing ethics in the social life and the morals/manners of adolescents in their lives, either at home, school, and some other places. Hence, adolescent problems have continued to become the concern of our nation. To solve the problems, understanding about religious teachings is needed, at least to decrease the problems. Therefore, the research aimed to find the influence of religiosity on ethics violation among students. It was conducted in SMA Negeri (State Senior High School)14. The research employed quantitative approach with descriptive method. Data were collected through religiosity and ethics violation questionnaires. Meanwhile, data analysis technique used simple regression analysis. Results show that there was correlation between religiosity and ethics violation among the students of Class XI MIA (Mathematics and Natural Sciences) 4 and XI IIS (Social Sciences) 2 SMA Negeri 14 Bandung.In addition, regression test showed the value of R-Square 0.598, which

meant that religiosity had influence on students’ ethics violation for as much as 59.8%, and

the rest 40.2% was influenced by other factors not found in the research. It is concluded that in this research there was influence of religiosity on ethics violation among students of class XI MIA 4 and XI IIS 2 SMA Negeri 14 Bandung City.

(7)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN TRANSLITERASI ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kenakalan Remaja ... Error! Bookmark not defined. 3. Etika ... Error! Bookmark not defined. B. Kerangka Berfikir... Error! Bookmark not defined. C. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen dan Pengujian

Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 2. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengujian Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Data, Prosedur Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data Error!

Bookmark not defined.

(9)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pengaruh Religiusitas Terhadap Pelanggaran Etika Pada Siswa ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Analisa Data Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1. Gambaran Religiusitas Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Gambaran Pelanggaran Etika... Error! Bookmark not defined. 3. Pengaruh Religiusitas Terhadap Pelanggaran Etika Siswa ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Berapa banyaknya orang tua yang mengeluh, bahkan bersusah hati, karena anak-anaknya yang telah remaja itu menjadi keras kepala, sukar diatur, mudah tersinggung, sering melawan dan sebagainya. Bahkan ada orang tua yang benar-benar panik memikirkan kelakuan anak-anaknya yang telah remaja, seperti sering bertengkar, membuat kelakuan-kelakuan yang melanggar aturan atau nilai-nilai moral dan norma-norma agama (Daradjat, 2010, hlm. 81).

Segala persoalan dan problema yang terjadi pada remaja-remaja itu, sebenarnya bersangkut-paut dengan usia yang mereka lalui, dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup. Dalam hal itu, suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja adalah agama. Tapi sayang sekali, dunia modern kurang menyadari betapa penting dan hebatnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia, terutama pada orang-orang yang sedang mengalami kegoncangan jiwa, di mana umur remaja terkenal dengan umur goncang, karena pertumbuhan yang dilaluinya dari segala bidang dan segi kehidupan (Daradjat, 2010, hlm. 82).

(11)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena masa remaja itu adalah masa di mana seseorang ingin mencoba sesuatu yang baru. Selain itu juga, rasa penasaran yang sangat tinggi dalam diri mereka itu mulai muncul. Segala persoalan yang telah terjadi pada diri remaja juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan di sekitarnya. Apabila seseorang itu hidup di lingkungan yang etika nya baik maka akan terbawa kepada etika yang baik pula. Begitu juga sebaliknya apabila seseorang itu hidup di lingkungan yang etika nya kurang baik maka akan terbawa tidak baik pula. Maka dari itu, faktor yang sangat mendominasi bagi kehidupan seseorang adalah faktor lingkungan sekitar.

Suatu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan remaja, pendidikan, dan pergaulan masyarakat. Di kota-kota besar, permasalahan seperti itu merupakan sesuatu yang harus diperhitungkan bila menginginkan kehidupan sosial masyarakat yang harmonis. Bila melihat remaja di kota-kota besar, kita merasakan kekhawatiran dan kengerian yang luar biasa, terutama bila kita melihat sekumpulan remaja berseragam sekolah di pusat-pusat keramaian yang tidak jelas tujuannya (Syafaat dkk, 2008, hlm. 1).

Kehidupan remaja kita saat ini sering dihadapkan pada berbagai masalah yang amat kompleks yang tentunya sangat perlu mendapat perhatian kita semua. Salah satu masalah tersebut adalah semakin menurunnya tatakrama kehidupan sosial dan etika moral remaja dalam praktik kehidupan, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya, yang mengakibatkan timbulnya sejumlah efek negatif di masyarakat yang akhir-akhir ini semakin merisaukan. Efek tersebut misalnya, semakin maraknya penyimpangan di berbagai norma kehidupan, baik agama maupun sosial, yang terwujud dalam bentuk-bentuk perilaku antisosial seperti tawuran, pencurian, pembunuhan, penyalahgunaan narkoba, dan lain sebagainya (Syafaat dkk, 2008, hlm. 2).

(12)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai Tahun Pemuda Internasional. Sampai saat ini, masalah remaja masih tetap menjadi salah satu fokus perhatian bagi setiap bangsa di dunia (Syafaat dkk, 2008, hlm. 2).

Suatu kenyataan bahwa etika telah mulai redup di dalam dunia pendidikan kita. Pendidikan di sekolah telah terreduksi, menjadi penyampaian pengetahuan saja, tidak lagi mendidik karakter. Sehingga saat ini siswa lebih banyak menghafal ketimbang memperoleh pendidikan karakter yang baik. Mendidik bukan lagi sebagai suatu seni yang dilandasi dengan hati dan kasih sayang yang selalu muncul adalah wajah seram pendidik yang siap memberikan hukuman. Contohnya adalah siswa yang tidak sopan terhadap gurunya, siswa tersebut berani melawan saat guru sedang menasehati dan memberikan hukuman kepada siswa tersebut, karena telah melanggar tata tertib yang telah diberlakukan oleh pihak sekolah. Peristiwa tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan etika itu tidak lagi menjadi landasan pendidikan Akhlāq dan moral yang menjadi dasar dari pembentukkan karakter.

Arifin (2012, hlm. 47) menegaskan bahwa “dalam pergaulan hidup bermasyarakat, diperlukan sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pergaulan tersebut diperlukan untuk menjaga kepentingan masing-masing agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, terlindungi, terjamin sesuai dengan norma yang berlaku, dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi manusia. Sistem pergaulan yang dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial tertentu itulah yang disebut dengan etika”.

(13)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan manusia akan diwarnai oleh etika yang dimilikinya (Arifin, 2012, hlm. 49).

Ali (2007, hlm. 29) mengungkapkan bahwa “kata etika berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat kebiasaan. Hal ini berarti sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem nilai dalam masyarakat tertentu. Etika lebih banyak berkaitan dengan ilmu atau filsafat. Oleh karena itu, standar baik dan buruk adalah akal manusia”.

Dalam pengertian di atas etika ditekankan pada arti niai-nilai dan norma-norma etis yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya di dalam berkehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan sosial bermasyarakat warga dituntut untuk mematuhi apa yang telah ditetapkan oleh masyarakatnya sebagai aturan, tata nilai, serta larangan. Semakin kompleks kehidupan masyarakat semakin banyak aturan adat, larangan yang diperuntukan bagi warganya.

Begitu pula dalam dunia pendidikan dimana siswa tidak terlepas dari peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Di mana adanya suatu peraturan maka apabila ada yang melanggar peraturan yang telah dibuat harus menerima konsekuensi yaitu bentuk hukuman yang telah ditetapkan pula oleh pihak sekolah. Maka dari itu siswa harus mematuhi peraturan atau tata tertib yang telah diterapkan di dalam sekolah. Apabila siswa melanggar peraturan yang dibuat oleh sekolah maka siswa tersebut harus menerima konsekuensi atau akibat dari perbuatan nya sendiri. Tetapi sebelum peraturan sekolah itu diberlakukan sebaiknya pihak sekolah harus bekerja sama dengan orang tua siswa mengenai peraturan yang akan diberlakukan dan sanksi apa yang akan siterima oleh siswa apabila melanggar tata tertib yang akan diberlakukan.

(14)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan baik. Dukungan sosial yang terdiri atas dukungan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah akan memberikan dampak bagi kehidupan seseorang. Sebab, dengan adanya dukungan sosial, seseorang akan lebih merasakan bahwa hidupnya bermakna dengan orang-orang yang ada di sekitarnya bahwa mereka peduli dan menyayanginya sehingga ia dapat tetap survive menjalani kehidupan.

Salah satu bentuk dukungan sosial tersebut adalah dukungan sosial teman sebaya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya merupakan hal yang sangat dibutuhkan, terutama bagi para remaja. Sebab, sebagian besar waktu yang mereka punya, mereka habiskan di lingkungan teman sebaya seperti berada di sekolah.

Seperti yang diungkapkan oleh Jalaluddin (2002, hlm. 75) bahwa “tingkat religiusitas pada remaja akan berpegaruh terhadap perilakunya. Apabila remaja memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, maka remaja akan menunjukkan perilaku ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya, remaja yang memiliki tingkat religiusitas rendah, mereka akan menunjukkan perilaku ke arah hidup yang jauh dari religius pula. Hal ini berarti remaja memiliki potensi untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan atau kenakalan-kenakalan terhadap ajaran agama yang dianutnya”.

Bagi anak remaja, sangat diperlukan danya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama yang dianut. Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama, bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama (Syafaat dkk, 2008, hlm. 3).

(15)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

praktik kehidupan sekolah dan masyarakat yang mengarah pada akses negatif, yang pada dasarnya tidak sesuai dengan nilai-nilai agama sebagaimana terangkum dalam Akhlāq karimah. Kita saksikan pula, pada kenyataan sekarang ini mulai dirasakan melemahnya keteladanan guru dan orang tua di mata anak, siswa, dan remaja, sehingga cenderung mencari identifikasi pada sumber-sumber lain untuk dicontoh dan ditiru (Syafaat dkk, 2008, hlm. 4).

Dari paparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa religiusitas memiliki peranan penting dalam perilaku seseorang. Seseorang yang kurang membekali dirinya dengan arahan dan bimbingan keagamaan dalam kehidupannya, maka dengan kondisi seperti itu akan menjadi salah satu penyebab berkembangnya perilaku seseorang yang akan berdampak pada setiap perbuatannya.

Agama adalah unsur yang paling penting dalam diri seseorang. Apabila keyakinan beragama telah menjadi bagian integral dalam kepribadian seseorang, maka keyakinannya itulah yang akan mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan perasaannya. Bila substansi keberagamaan adalah beriman, bertakwa, dan berAkhlāq mulia, kita amati hal-hal yang berseberangan dengan kriteria keberagamaan. Para siswa begitu mudah terkena sugesti negatif dan begitu mudah marah. Tawuran pelajar akhir-akhir ini merupakan fenomena yang sudah biasa.

Adelina Hasyim melalui Tesis Magisternya di IKIP Bandung/UPI (1988) tentang tindakan pelanggaran etis menemukan, bahwa sekolah-sekolah yang kaya dengan nuansa dan pembelajaran agama berpengaruh positif terhadap perilaku moral para siswanya. Dengan mengambil sampel 5 Madrasah Aliyah (MA) dan 5 SMA di Sumatera Selatan Adelina Hasyim menyimpulkan bahwa, responden siswa SMA lebih banyak melakukan pelanggaran etis ketimbang responden siswa Madrasah Aliyah (Rahmat, 2012, hlm. 5).

(16)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru Bimbingan Konseling (BK), dan Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan bahwa etika siswa secara umum merosot hal ini dikarenakan banyak nya pengaruh dari lingkungan terutama teman sebaya, keluarga, teknologi, dan budaya dari luar. Selain itu juga banyak sekali siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran, yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah kelas XII, dan kelas XI. Adapun kelas X tetapi hanya beberapa siswa saja karena siswa kelas X masih ada rasa takut untuk melakukan pelanggaran.

Pelanggaran-pelanggaran yang sering muncul dilakukan oleh siswa SMAN 14 ini adalah cara berpakaian tidak sesuai, terlambat ke sekolah, meninggalkan KBM, adapun siswa yang merokok di WC, rambut gondrong. Selain itu, aturan Salat jum’at di sekolah pun mereka langgar dengan cara kabur melewati pintu pagar samping sekolah.

Berdasarkan dengan uraian dari latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai Pengaruh Religiusitas Terhadap Pelanggaran Etika. Sehingga peneliti ingin mengetahui secara rinci dengan melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Religiusitas Terhadap Etika Pada Siswa Kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran religiusitas siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 di SMAN 14 Bandung?

2. Bagaimana gambaran pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 di SMAN 14 Bandung?

(17)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran religiusitas pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 di SMAN 14 Bandung.

2. Gambaran pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 di SMAN 14 Bandung.

3. Pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 di SMAN 14 Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khazanah keilmuan pendidikan Islam, terutama berkaitan dengan religiusitas dan etika. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang tertarik dengan masalah pelanggaran etika siswa.

2. Manfaat Praktis

Penyusun berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan yakni :

a. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya bagi para calon guru Pendidikan Agama Islam tentang pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika siswa SMA dan manfaatnya dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.

(18)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan penyusun kebijakan penanganan pelanggaran tata tertib sekolah dan mekanisme penanganan penyimpangan perilaku secara khusus pelanggaran etika yang dapat mempengaruhi siswa-siswa lain.

d. Bagi guru pembimbing (konselor) informasi tentang pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika siswa dapat menjadi dasar dan bahan pertimbangan dalam pencegahan perilaku pelanggaran etika dengan meningkatkan religiusitas yang ada dalam diri siswa sehingga mereka mampu mengarahkan dan membentuk jiwa keberagamaan yang mantap dan dinamis serta dapat mencegah terjadinya perilaku pelanggaran etika.

e. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan rujukan dalam memahami pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika siswa SMA.

f. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai acuan untuk memperluas pemikiran dan pengalaman penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan dan refleksi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika siswa SMA.

E. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penelitian ini mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis susun menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut :

1. BAB I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II berisi tentang uraian landasan teori yang relevan sebagai pendukung dasar pemikiran dan pemecahan masalah, kerangka berfikir dan hipotesis.

(19)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi dan sampel, instumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

4. BAB IV berisi tentang keseluruhan data dari hasil penelitian. Memaparkan hasil pengelolaan data berdasarkan metode yang telah ditetapkan serta analisis data yang dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dari lapangan.

(20)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009, hlm. 23) mengemukakan bahwa:

“desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan

dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.

Ada beberapa bentuk desain penelitian yang kita dapati diantaranya ialah desain survey, korelasi, dan desain eksperimen. Untuk penjelasan lebih lanjut dari masing-masing pengertian beberapa bentuk desain tersebut, maka akan dipaparkan sebagai berikut (Noor, 2012, hlm. 38).

Desain survey adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental (Noor, 2012, hlm. 38).

Desain korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel-variabel yang bersangkutan. Data yang diperoleh merupakan data alamiah seperti apa adanya. Kendali parsial yang dilakukan terbatas pada kontrol statistikal dalam analisisnya sehingga dimungkinkan untuk melihat hubungan di antara dua variabel (Azwar, 2012, hlm. 21).

(21)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipengaruhi oleh variabel-variabel tertentu misalnya diberi latihan (Noor, 2012, hlm. 38).

Dalam penelitian ini, menggunakan desain korelasional. Melalui pendekatan korelasional, penelitian ini dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, yaitu hubungan antara variabel bebas (X), yaitu Religiusitas dengan variabel terikat (Y), yaitu pelanggaran etika.

B. Partisipan

1. Jumlah Partisipan

Jumlah partisipan yang direncanakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih dari 76 orang siswa yang berstatus sekolah di SMAN 14 Bandung. Selain siswa, ada jumlah tiga orang guru yaitu guru PAI, wakasek kesiswaan, dan guru BK yang nantinya akan di lakukan wawancara dengan guru tersebut.

2. Karakteristik Partisipan

Secara umum, partisipan yang akan diturutsertakan dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Berstatus sebagai siswa yang bersekolah di SMAN 14 Bandung b. Berstatus sebagai guru PAI di SMAN 14 Bandung

c. Berstatus sebagai wakasek kesiswaan di SMAN 14 Bandung d. Berstatus sebagai guru BK di SMAN 14 Bandung

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 80). Danim

(22)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda lainnya yang memiliki seluruh karakteristik atau sifat tertentu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMAN 14 Bandung tahun ajaran 2014-2015, berikut ini pemaparan dari populasi penelitian:

Tabel 3.1

Anggota Populasi Penelitian Siswa Kelas XI SMAN 14 Bandung tahun ajaran 2014-2015

Jumlah Keseluruhan 364 orang

Sumber : Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 14 Bandung 2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014, hlm. 81). Azwar (2012, hlm. 79) mengatakan

bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi. Karena ia merupakan bagian dari

populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya”.

(23)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Anggota Sampel Penelitian

KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN NONIS JUMLAH

XI MIA 4 18 21 3 36

XI IIS 2 21 21 2 40

Jumlah 39 42 5 76

D. Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen dan Pengujian Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian biasanya digunakan untuk mengukur nilai-nilai dari

variabel yang diteliti. Sugiyono (2014, hlm. 102) mengungkapkan bahwa “instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan

untuk diteliti”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (Variabel X)

(24)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggabungan beberapa dimensi religiusitas yang dikemukakan dalam Ancok dan Suroso dengan berpandangan terhadap dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark. Berdasarkan hasil penggabungan beberapa dimensi tersebut, didapatkan lima dimensi yang dianggap telah mewakili religiusitas. Kelima dimensi tersebut yaitu: 1) Dimensi keyakinan (akidah Islam)

2) Dimensi peribadatan (praktik Agama) 3) Dimensi pengalaman

4) Dimensi pengetahuan Agama

5) Dimensi pengamalan atau konsekuensi b. Variabel terikat (variabel Y)

Variabel terikat yang menjadi penelitian ini adalah kelas XI MIA 4 dan kelas XI IIS 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah pelanggaran etika siswa. Pelanggaran etika adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas XI SMAN 14 Bandung yang melanggar aturan-aturan dan tata tertib sekolah yang dicatat dalam jurnal sehingga dapat merugikan dirinya sendiri. Pelanggaran etika yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1) Terlambat masuk sekolah 2) Membolos

3) Tidak masuk sekolah tanpa keterangan 4) Merokok di lingkungan sekolah 5) Memakai seragam tidak lengkap 6) Berkata tidak sopan kepada guru 7) Tidak mengerjakan tugas

(25)

hal-Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal teoretis dengan empiris, antara konsep dengan data), sejauh mana data mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung pada instrumen (yang substansinya disusun berdasarkan penjabaran konsep/penentuan indikator) yang dipergunakan untuk mengumpulkan data (Suharsaputra, 2012, hlm. 94).

Jadi instrumen penelitian yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat dan jelas untuk dapat dengan mudah diolah. Instrumen penelitian ini adalah angket atau kuesioner.

Achmadi (2009, hlm. 76) “angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan

rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.

Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden”.

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup. Nasution (2009, hlm. 129) mengatakan bahwa “angket tertutup terdiri atas

pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.

Responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya”.

Model skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012, hlm. 12).

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan dikur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan, 2011, hlm. 87).

(26)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini. Jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 80 orang dari dua kelas.

Adapun visualisasi instrument (angket) sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penelitian

Pengaruh Religiusitas Terhadap Etika Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Kota Bandung

No Variabel Indikator Sumber Alat/

Instrumen

1. Religiusitas 1. Keimanan (keyakinan) 2. Peribadatan (praktik

(27)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk empat pilihan pernyataan positif. Dan 1,2,3,4 untuk pernyataan yang bersifat negatif. Peneliti dalam membuat skala Likert pada umumnya tidak hanya membatasi skala ukur dengan empat tingkatan saja, seringkali mereka membuat dengan 7,8, maupun 9 pilihan. Di samping itu, peneliti juga dapat menggunakan pilihan ganjil,

misalnya 5,4,3,2,1. Atau pilihan genap seperti 4,3,2,1”.

Berdasarkan kepada pengalaman di masyarakat Indonesia, ada kecenderungan seseorang atau responden memberikan pilihan jawaban pada kategori tengah, karena alasan kemanusiaan. Tetapi jika seandainya semua responden memilih pada kategori tengah, maka peneliti tidak memperoleh informasi pasti. Untuk mengatasi hal ini, para peneliti dianjurkan membuat tes skala Likert dengan menggunakan kategori pilihan genap, misalnya 4 pilihan, 6 pilihan, atau 8 pilihan. Sering pula ditemui peneliti secara sengaja memberikan kategori jawaban negatif, dengan susunan bobot yang terbaik yaitu 1,2,3,4 untuk empat pilihan jawaban (Sukardi, 2003, hlm. 147).

Berdasarkan keempat alternatif jawaban tersebut, maka skor diberikan pada setiap item dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Kategori untuk Penskoran Religiusitas

Kode Pilihan Jawaban Positif Negatif

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-Kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

Tabel 3.5

Kategori untuk Penskoran Pelanggaran Etika

Kode Pilihan Jawaban Skor

A (Tidak Pernah) 1

B (Kadang-Kadang) 2

C (Sering) 3

(28)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Proses Pengembangan Instrumen

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering dikatakan sebagai validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif peneliti melakukan penyusunan instrument sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi penelitian, adapun kisi-kisi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Penyusunan Angket Variabel Religiusitas

No. Indikator Kisi-Kisi

Item Instrumen

Jumlah Positif Negatif

1. Keimanan (keyakinan) - Iman kepada Allāh - Iman kepada

3. Pengalaman BerAgama - Rasa Mendapat Pertolongan

18 - 1

- Rasa Mendapat Anugerah Tuhan

19 20 2

4. Pengetahuan Agama - Pengetahuan membaca Al-Quran

21, 45 - 1

- Pengetahuan Bacaan Salat

(29)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - Menambah

Kisi-kisi Penyusunan Angket Variabel Pelanggaran Etika

No Indikator No. Soal Jumlah 3. Tidak Masuk Sekolah Tanpa Keterangan 2, 10, 22, 26,

35, 40

6

4. Merokok di Lingkungan Sekolah 5, 9, 16, 20,

31, 38

6

5. Memakai Seragam Tidak Lengkap/ Tidak Sesuai Aturan

(30)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengkonsultasikan pertanyaan angket dengan kedua dosen pembimbing skripsi.

d. Meminta pendapat para Ahli yang berkompeten dalam bidangnya untuk pengujian validitas isi dan validitas konstruk, yaitu kepada:

1) Munawar Rahmat dosen Ilmu Pendidikan Agama Islam 2) Edi Suresman dosen Ilmu Pendidikan Agama Islam 3) Udin Supriadi dosen Ilmu Pendidikan Agama Islam

Adapun validitas isi yaitu “validitas yang berkaitan dengan pertanyaan

mengenai seberapa lengkap butir-butir yang digunakan telah memadai atau dapat

mengungkap sebuah konsep” (Mustafa, 2009, hlm. 164). Pengujian validitas isi dapat menggunakan dua pendekatan yaitu:

a) Panel Juri, menguji apakah butir-butir item yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan, maka butir-butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada sekelompok juri atau penilai yang dianggap ahli dibidangnya (Mustafa, 2009, hlm. 165).

b) Validitas Muka, dalam hal ini pengujian validitas hanya dilakukan dengan membaca atau memeriksa penampilan dan gaya bahasa yang digunakan dalam kuesioner (Mustafa, 2009, hlm. 165).

e. Mengolah data hasil Judgement dosen ahli f. Melakukan revisi instrument

3. Pengujian Instrumen Penelitian

Proses validasi adalah memastikan uji angket yang dipakai oleh peneliti layak dan bisa dipakai untuk mengukur apa yang telah diteliti dan reliabel adalah angket yang digunakan dapat dipercaya dan digunakan untuk sebuah pengukuran. Adapun perhitungan analisis validasi dan reliabel dibantu dengan program SPSS sebagai berikut:

a. Uji Validasi

(31)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas konstruk mempersoalkan sejauh mana skor-skor hasil pengukuran dengan instrumen yang dipersoalkan itu mereflesikan konstruksi teoretis yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut (Suryabrata, 2005, hlm. 42).

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi pendapat instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2014, hlm. 352).

2) Uji Validitas Eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2014, hlm. 129).

Terdapat 45 pertanyaan mengenai Religiusitas, dari hasil yang diuji cobakan terdapat beberapa item instrumen yang tidak valid (invalid) yaitu 2 item P10 dan P24, sisanya yang valid 43 adalah P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P11, P12, P13, P14, P15, P16, P17, P18, P19, P20, P21, P22, P23, P25, P26, P27, P28, P29 P30, P31, P32, P33, P34, P35, P36, P37, P38, P39, P40, P41, P42, P43, P44 dan P45 (Tabel Lihat dilampiran).

(32)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P32, P33, P34, P35, P36, P37, P38, P39, P40, P41, P42, P43, P44, P45, P46, P47, P48, P49 dan P50 (Tabel Lihat dilampiran).

b. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel merupakan alat untuk mengetahui adanya perubahan antara skor sebelum dan sesudah percobaan. Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Karena itu reliabilitas alat itu merupakan syarat mutlak untuk menentukkan pengaruh variabel yang satu lagi (Nasution, 2009, hlm. 77). Menurut Danim (2007, hlm. 199) mengemukakan “reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda”.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2014, hlm. 354).

Berikut ini adalah hasil data reliabilitas dari angket religiusitas:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.747 44

Berikut ini adalah hasil data reliabilitas dari angket pelanggaran etika:

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.741 49

(33)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahapan ini, peneliti menentukan beberapa ruang lingkup penelitian yang akan diteliti, sebagai berikut:

a. Ruang Lingkup Materi

Permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas/ X (Independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu religiusitas. Variabel terikat/ Y (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah pelanggaran etika siswa.

b. Ruang Lingkup Subjek

Subjek pada penelitian ini adalah siswa yang bersekolah di SMAN 14 Bandung kelas XI MIA 4 dan kelas XI IIS 2 yang berjumlah 76 orang dari dua kelas yang dijadikan subjek penelitian. Selain itu peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu untuk mengumpulkan data, wawancara dilakukan kepada guru PAI, guru BK, dan wakasek kesiswaan.

c. Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah di SMAN 14 bertepatan di Jalan Yudhawastu Pramuka IV kota Bandung.

d. Ruang Lingkup Waktu

Waktu pada pra penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Januari tahun 2015.

2. Penyusunan Angket dan Studi Dokumentasi

Dalam tahapan ini peneliti membagi penyusunan angket berdasarkan variabel yang ada, yakni untuk Angket A adalah variabel (X) yaitu religiusitas dan Angket B adalah variabel (Y) yaitu pelanggaran etika.

(34)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan, proses pengumpulan data dan informasi, analisis data dan penarikan kesimpulan yang akan dilakukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menghubungi bagian wakasek kurikulum, untuk meminta konfirmasi izin penelitian.

b. Menentukan responden yang dibutuhkan dalam penyebaran angket c. Menyebarkan angket kepada responden

d. Melakukan wawancara kepada Guru PAI, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dan guru BK

e. Melaksanakan pengumpulan data dari sumber dokumentasi sekolah yang diteliti dan studi pustaka yang sesuai dalam judul penlitian

f. Peneliti melakukan penyusunan data kembali dari perolehan hasil angket, wawancara, dan studi dokumen.

F. Analisis Data, Prosedur Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data 1. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini yaitu statistik deskriptif.

Metode penelitian deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh (Azwar, 2012, hlm. 6).

Sejalan dengan hal tersebut (Rahmat, 2012, hlm. 22) menjelaskan bahwa

“tujuan metode deskriptif adalah melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

(35)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode deskriptif ini, diharapkan dapat memperoleh jawaban atas permasalahan yang diteliti.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014, hlm. 147).

Creswell (2010, hlm 5) “penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode

penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan”.

Dengan menggunakan penelitian kuantitatif, data-data yang diperoleh berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan atau informasi mengenai apa yang ingin diketahui dalam penelitian ini, dan menguji hipotesis secara empiris. Kemudian hasil dari data numerikal tersebut dianalisis dengan menggunakan uji statistik atau dengan program SPSS pada komputer agar dapat menjawab dari permasalahan yang diteliti.

(36)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengkajiteori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi. Dalam studi kepustakaan juga dikaji hal-hal yang bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu (Sukmadinata, 2012, hlm. 10).

Jadi, dalam penelitian kuantitatif studi kepustakaan merupakan suatu yang dapat dijadikan sebagai dasar landasan yang dapat memberikan penguatan terhadap teori dalam sebuah penelitian. Dengan melakukan studi kepustakaan, penulis mencoba menemukan landasan-landasan berpikir dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti.

2. Prosedur Pengolahan Data

Menurut Hasan (2010, hlm. 24) mengemukakan bahwa “ada beberapa tahapan

yang dilakukan saat mengolah data yaitu sebagaimana berikut: a. Editing

Tujuan editing untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan, editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan.

b. Pengambilan kesimpulan

Menemukan makna dan penjelasan yang representatif dari keseluruhan data yang dianalisis merupakan upaya mengambil kesimpulan dalam penelitian ini sendiri, agar penyusunan data atau hal-hal penting mudah untuk dipahami sesuai dari tujuan penelitian itu sendiri.

(37)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpijak pada statistik deskriptif, maka peneliti hanya akan menggambarkan fenomena data dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Memberi skor instrumen angket religiusitas siswa b. Memberi skor instrumen angket pelanggaran etika

c. Menentukkan persentase rata-rata tingkat religiusitas siswa dan pelanggaran etika dari masing-masing objek penelitian

d. Menentukkan Hipotesis

Dalam penelitian ini ditentukan hipotesis awal dengan mengacu pada asumsi yang telah dibuat yaitu;

H0 : Tidak Adanya pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran

etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMAN 14 Bandung

H1 : Adanya pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika

pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMAN 14 Bandung

e. Melakukan Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan T-test One Sampel Kolmogorov-Smirnov. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah sebaran data yang ada dalam distribusi normal atau tidak. Langkah-langkah uji normalitas melalui program SPSS yaitu sebagai berikut: Entry data atau buka file data yang akan dianalisis, pilih menu Analyze- Descriptives Statistics- Explore- Ok- pilih Y sebagai dependent list dan pilih X sebagai factor list, klik Plots; pilih Normality test with plots; dan klik

(38)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Rumus regresi sederhana sebagai berikut:

Ŷ = a + bX Keterangan:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-). Metode analisis data yang selanjutnya digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Riduwan (2011, hlm. 147)

mengemukakan bahwa “ regresi atau peramalan adalah suatu proses

memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). karena ada perbedaan yang mendasar dari analisis kolerasi dan analisis regresi (Riduwan, 2011, hlm. 148).

g. Uji Korelasi (Korelasi Pearson-Product Moment)

(39)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah-langkahnya sebagai berikut Analyze – Correlate – Bivariate – Bivariate Corelation lalu kllik variabel religiusitas dan masukkan ke kotak variables, kemudian klik variabel pelanggaran etika dan masukkan ke kotak yang sama (variables), klik OK (Priyanto, 2010, hlm. 19).

Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi digunakan rumus:

t

hitung

=

r√n−

√ −�2 Keterangan:

r = Koefisien korelasi sederhana n = jumlah data atau kasus h. Koefisien Determinasi

Dari harga koefisien korelasi r, bisa menentukan harga koefisien determinasi (KD) yang berguna untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

KD= r2 x 100 %

(Sudjana, 2000, hlm. 369) Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

r2 = Kuadrat koefisien determinasi

i. Uji Hipotesis

(40)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 : p = 0, Tidak Adanya pengaruh religiusitas terhadap

pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMAN 14 Bandung

H1 : p ≠ 0, Adanya pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran

etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMAN 14 Bandung

(41)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 84

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pengakuan Religiusitas pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Bandung secara umum cukup baik (88 %) berada pada kriteria “sedang”.

Adapun sebagian kecil responden berada pada kriteria “rendah” (12 %).

2. Pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Bandung berada pada kriteria tinggi sebesar 44 siswa (58 %). Adapula beberapa siswa yang masuk pada kriteria sedang sebesar 32 siswa (42 %). Hal ini menujukkan bahwa sebagian besar siswa tidak mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Kriteria tinggi dari 7 indikator terdapat pada indikator memakai seragam tidak lengkap dan terlambat masuk sekolah.

3. Terdapat pengaruh religiusitas terhadap pelanggaran etika pada siswa kelas XI MIA 4 dan XI IIS 2 SMA Negeri 14 Bandung. Hubungan yang signifikan ini sebesar 59,8 % sisanya 40,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang belum terungkap dalam penelitian ini.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin menyampaikan beberapa rekomendasi, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

(42)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rendah. Tingkat pelanggaran etika pada siswa memiliki kriteria yang tinggi. Peneliti merekomendasikan bagi sekolah SMA Negeri 14 Bandung agar lebih meningkatkan pembinaan keagamaan untuk membangun tingkat religiusitas siswanya sehingga dapat memiliki etika yang baik. Hal ini sesuai dengan visi

yang dijadikan oleh SMA Negeri 14 pada poin pertama yaitu “berakhlak mulia

adalah mereka yang religius, beretika, toleran serta memiliki kecerdasan

emosional dan spiritual”. Visi tersebut seharusnya diwujudkan oleh pihak

sekolah terhadap siswa-siswa nya agar siswa-siswa tersebut menjadi manusia yang berakhlak mulia.

2. Bagi Guru PAI

Peneliti merekomendasikan kepada Guru PAI, hendaknya Guru PAI dapat menciptakan suasana yang religius di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Selain itu, Guru PAI agar memberikan perhatian dan bimbingan serta suri tauladan yang baik terhadap siswa-siswanya agar menjadi manusia yang memiliki Akhlāq mulia.

3. Bagi Guru Kesiswaan

Peneliti merekomendasikan kepada Guru Kesiswaan, hendaknya Guru yang mengurusi dibidang Kesiswaan dapat terus memberikan perhatian, bimbingan serta pembinaan kepada siswa-siswa yang mengalami masalah pelanggaran etika. Agar dapat meminimalisir tingkat pelanggaran etika yang terjadi di sekolah tersebut.

4. Bagi Siswa

Hendaknya siswa mampu meningkatkan religiusitasnya dengan cara selalu bersikap sesuai dengan ajaran agamanya. Selain itu, siwa mampu meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dengan cara selalu taat terhadap peraturan yang diterapkan oleh pihak sekolah.

(43)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(44)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 86

DAFTAR PUSTAKA

________. (2002). Al-Qur`an In Word.(TimDepagRI, Trans). Jakarta: Darus Sunnah. Achmadi, C. N. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Ali, Z. (2007). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Alim, M. (2011). Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Amin, A. (1975). Etika (ilmu akhlak). Jakarta: Bulan Bintang.

Amin, S. M. (2013). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah.

Andayani, A. M. (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Arifin, B. d. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S. (2007). Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (2010). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Enjang. (2009). Etika dakwah. Bandung: Widya Padjajaran.

Furqon. (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Hasan, I. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

(45)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mubarok, A. A. (2014). Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mustafa. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Noor. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Priyanto, D. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

Rahmat, J. (2012). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Rahmat, J. (2002). Psikologi Agama. Jakarta: PT Garfindo Persada. Rahmat, J. (2005). Psikologi Agama. Jakarta: PT Grafindo Persada. Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlak. Bandung: Value Press.

Rakhmat, J. (2012). Psikologi Agama Edisi Revisi. Jakarta: PT Grafindo Persada. Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Sauri, S. (2006). Pendidikan Berbahasa Santun. Bandung: PT Genesindo.

Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Bandung. (2010, October 29). Profil Sekolah . Retrieved February 25, 2015, from Profil Sekolah : sman14bdg@yahoo.com Sinaga, Z. d. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sopiatin, P., & Sahrani, S. (2011). Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam. Bogor:

Ghalia Indonesia.

(46)

Erni Purnamasari, 2015

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana. (2000). Statistika Ekonomi dan Niaga I dan II. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: PT Refika Aditama.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Suroso, D. A. (2011). Psikologi Islami Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryabrata, S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset.

Syafaat dkk. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung: CV. Alfabeta.

Ya'qub, H. (1983). Etika Islam (Pembinaan Akhlaqul Karimah). Bandung: CV. Diponegoro.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5 Kategori  untuk Penskoran Pelanggaran Etika
+3

Referensi

Dokumen terkait

movement yang menggambarkan pengalaman keluarga penulis ketika.. menghadapi sebuah masalah dalam

Penelitian dilakukan pada 13 pasien klinis BPH tanpa retensi, pada analisis bivariat dari hasil uji statistik antara IPP dengan LUTS di dapatkan nilai r= 0,911 dan nilai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi proses berpikir matematik siswa kelas V MI Gumelar Gandusari Trenggalek mengenai materi volume kubus dan balok

Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan

Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa

1) Untuk penelitian sejenis berikutnya sebaiknya memakai variabel lainnya seperti variabel harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan agar dapat tercipta generalisasi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. ©

Pada penelitian ini, untuk mengevaluasi profil protein, dilakukan inaktivasi sediaan vaksin dari isolat bakteri Aeromonas hydrophila AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N 14