• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA DI INDUSTRI KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA DI INDUSTRI KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

LABA DI INDUSTRI KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA

(Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan

Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Kresna Amkagata Mustika

1101711

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP

LABA DI INDUSTRI KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA

(Studi Kasus pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah)

Oleh:

Kresna Amkagata Mustika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Kresna Amkagata Mustika

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)
(4)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH PERPUTARAN PESEDIAAN TERHADAP LABA DI

INDUSTRI KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA

(Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Oleh:

Kresna Amkagata Mustika 1101711

Skripsi ini dibimbing oleh:

Agus Widarsono, S.E. M.Si, Ak, CA, QMSA

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini ialah perolehan laba di industri kerajinan bordir Tasikmlaya yang fluktuatif. Hal tersebut ditandai dengan perolehan laba yang tinggi pada bulan-bulan menjelang bulan Ramadhan dan kembali turun pada bulan berikutnya. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu perputaran persediaan (X) dan laba (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perputaran persediaan di industri kerajinan bordir Tasikamalaya, memperoleh gambaran mengenai laba di industri kerajinan bordir Tasikmalaya, dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap laba di industri kerajinan bordir Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftip dan asosiatif. Teknik pengumpulan data berdasarkan dokumen dan wawancara. Sampel terdiri dari 47 unit usaha di industri kerajinan bordir Tasikmalaya yang termasuk kategori menengah. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa tingkat perputaran persediaan pada industri bordir sangat dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaannya. Perolehan laba di industri kerajinan bordir Tasikmalaya dipengaruhi berbagai faktor salah satunya perputaran persediaan, semakin cepat perputaran persediaan maka laba yang diperoleh semakin besar begitu juga sebaliknya. Hubungan perputaran persediaan dan laba berada pada kategori sangat kuat dengan nilai R=0,822 dan besarnya sumbangan pengaruh variabel X terhadap Y adalah 67,6% . Hasil pengujian regresi menghasilkan nilai Y’= 0,003 + 0,908 (X) artinya apabila X bernilai nol maka Y akan bernilai 0,003 dan apabila X bertambah satu maka Y akan meningkat sebesar 90,8%. Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel (9.583 > 2.014) sehingga dapat diartikan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap laba di indusrtri kerajinan bordir Tasikmalaya.

(5)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INVENTORY TURNOVER ON THE PROFIT

OF INDUSTRIAL CRAFT EMBROIDERY TASIKMALAYA

(case study in the industrial craft embroidery )

By

Kresna Amkagata Mustika

1101711

This script guided by:

Agus Widarsono, S.E. M.Si, Ak, CA, QMSA

The problem that were examined in this research was fluctuation of profit in industrial craft embroidery Tasikmalaya. It is characterized by high profit in the months before Ramadan and returns to low after Ramadan. This research consist of two variable there are inventory turnover (X) and profit (Y).The aim of this research is to obtain an overview of inventory turnover on industrial craft embroidery Tasikmalaya, obtain an overview of profit on industrial craft embroidery Tasikmalaya, and to see if there is an influence of inventory turnover on profit. The Methods used in this research is descriptive methode. Technique of data collection based on observation, documents, and interview, the sample consisted by 47 businnes unit of industrial craft embroidery Tasikmalaya. Data analysis technique used is the simple linear regression. Based on the results of research, obtained information that the inventory turnover in the embroidery industry influenced by the average of inventory. Profit in embroidery industry is influenced by many factor, one of which inventory turnover. Inventory turnover and profit are at strong category. with a value of R = 0.822 and the contribution of influence variable X to Y is 67.6%. Results of regression testing is Y '= 0.003 + 0.908 (x) means that if X is zero then Y would be 0,003 and if X increased one point Y will increase by 90.8%. The results of hypothesis test is t count> t table (9583> 2014) so it can be interpreted that the inventory turnover positive effect on profit in indusrtri Tasikmalaya embroidery..

(6)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS .... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Persediaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Pengertian Persediaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Pengendaliaan Persediaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Macam- macam Persediaan... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.4 Biaya Persediaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.5 Pengaturan dan Teknik Pengontrol PersediaanError! Bookmark not defined.

(7)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.3.2 Jenis-jenis Laba ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.3 Komponen Laba ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN.. Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3 Populasi dan sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data . Error! Bookmark not defined.

3.2.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.4.2 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Teknik Analisis data deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Pengujian Hipotesis... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Profil Industri Kerajinan Bordir Tasikmalaya Error! Bookmark not defined.

4.1.1.1 Sejarah... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Teknologi Pengerjaan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.3 Pemasaran ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Deskriptif Data Variabel Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Analisis Deskriptif Perputaran Persediaan... Error! Bookmark not defined.

(8)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.3.1.Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Analisis Regresi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.3 Uji t ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Perputaran Persediaan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Gambaran Laba ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Laba. . Error! Bookmark not defined.

(9)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah UMKM Kota Tasikmalaya ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 Sebaran Pengusaha Bordir ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 3 Jumlah Pengusaha Bordir Berdasarkan Klasifikasi Usaha ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. 1 Kriteria UMKM

... Error ! Bookmark not defined.

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 1 Operasional Variabel

... Error ! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Industri Kerajinan Bordir Tasikmalaya

... Error ! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Harga Pokok Penjualan Periode 2014 (dalam ribuan rupiah) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Rata-rata Persediaan Periode 2014 (dalam ribuan rupiah)... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Perputaran Persediaan Periode 2014 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 5 Total Perolehan Laba Periode 2014 (dalam ribuan rupiah) ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Laba Industri Kerajinan Bordir Tasikmalaya .. Error! Bookmark not defined.

Gambar 1. 2 Jumlah Persediaan Nabila CollectionError! Bookmark not defined.

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran………... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Harga Pokok Penjualan Periode 2014

... Error ! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Rata-rata Persediaan Periode 2014 (dalam jutaan rupiah) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Perputaran Persediaan Periode 2014 (dalam jutaan rupiah) .... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Laba Periode 2014 (dalam jutaan rupiah) ... Error! Bookmark not defined.

(11)

1

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada saat ini menjadi salah satu bidang usaha yang menopang perekonomian Indonesia. UMKM terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun yang lalu. UMKM di negara berkembang, seperti Indonesia sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, dan proses pembangunan yang tidak merata antara perkotaan dan pedesaan. Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut dan perkembangan UMKM juga diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah UMKM yang ada pada Tahun 2012 adalah sebesaar 56.534.592 unit naik sebesar 2,4% dari tahun 2011 yang berjumlah 55.206.444 unit. Menurut Menteri Koperasi dan UMKM yang di kutip dari Antara News Sabtu 1 Februari 2014 Jumlah UMKM saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan 98,9 persen adalah usaha mikro, sedangkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai 200.808 unit.

Perkembangan UMKM yang cukup tinggi pada saat ini tidak terlepas dari masalah, khususnya masalah permodalan. Masalah ini dikarenakan sebagian besar UMKM merupakan usaha keluarga yang diturunkan secara turun menurun, sehingga modal yang dimilki tidak terlalu besar. Seperti yang diungkapakan Feronita dalam

(12)

2

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013 sebanyak 2.888 unit yang terdiri dari dari usaha bordir, kerajinan bambu, kerajinan mendong, alas kaki, meubel, batik, payung geulis, dan makanan. Diantara jenis UMKM tersebut yang paling banyak berkembang adalah usaha bordir.

Berikut ini jumlah UMKM unggulan yang berada di Kota Tasikmalaya: Tabel 1. 1

Jumlah UMKM Kota Tasikmalaya

No Komoditi Unit usaha %

1 Bordir 1.356 47

2 Kerajinan Bambu 173 6

3 Mendong 75 3

4 Alas Kaki 509 18

5 Meubeul 202 7

6 Batik 41 1

7 Payung Geulis 7 0.24

8 Makanan Olahan 525 18

Jumlah 2.888 100

Sumber: Pemerintah Kota Tasikmalaya

(13)

3

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1. 2 dan Menengah, Perindustrian dan perdagangan Kota Tasikmalaya

Sementara itu untuk klasifikasi berdasarkan kriteria besar kecilnya usaha bordir dapat dilihat dari tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1. 3

Jumlah Pengusaha Bordir Berdasarkan Klasifikasi Usaha

(14)

4

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel 1.3 di atas dapat dilihat jumlah usaha bordir yang paling banyak ialah usaha mikro yang berjumlah 505 unit usaha. Sedangkan usaha bordir yang paling sedikit ialah usaha bordir kategori menengah yang berjumlah 57 unit usaha.

Produk bordir dari Tasikmalaya sebagian besar di pasarkan ke daerah Tanah Abang Jakarta, selain itu beberapa pengrajin bordir Tasikmalaya sudah ada yang mampu mengekspor hasil usahanya ke luar negri seperti: Saudi Arabia, Singapura, Malaysia, dan Afrika. Banyaknya produk bordir yang di ekspor ini dapat membantu pengusaha bordir dalam meningkatkan laba penjualan mereka.

Laba hasil penjualan dapat digunakan kembali sebagai modal untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Lily M Sadeli (2009:24) mengungkapkan

“Rugi/laba akibat transaksi operasional yang dilaporkan dalam laporan rugi/laba ini

akan mempengaruhi besarnya modal atau capital. Laba akan menambah modal rugi akan mengurangi modal”.

Laba sering digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu usaha, Sebuah usaha dikatakan berkembang atau maju apabila laba yang mereka peroleh terus meningkat dari tahun ketahun, laba juga sering digunakan untuk melihat going concern suatu usaha. Laba yang diperoleh perusahaan sangat bergantung dari

(15)

5

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Industri kerajinan bordir Tasikmalaya kriteria menengah (diolah peneliti) Gambar 1. 1

Laba Industri kerajinan bordir Tasikmalaya kriteria menengah

Berdasarkan gambar 1.1 diatas, peningkatan laba di Industri bordir Tasikmalaya pada periode 2014 terjadi pada bulan tertentu, yaitu pada bulan-bulan menjelang Ramadhan yang pada tahun 2014 jatuh pada bulan-bulan Juli.

Selain itu peningkatan laba industri bordir yang terjadi pada bulan Ramadhan juga diungkapkan oleh Bapak Riduwan selaku ketua Gabungan Penguasha Bordir Tasikmalaya (GAPEBTA) yang dikutip dari gapebta.blog.com yang menyatakan bahwa laba pengusaha bordir pada bulan Ramadhan bisa mencapai empat miliar, dari hari-hari biasa yang hanya dapat memperoleh laba sebesar dua sampai lima miliar rupiah. Hal serupa juga diungkapkan oleh beberapa responden yang diwawancarai, mereka mengungkapkan bahwa pola pendapatan pada industri bordir pada beberapa bulan menjelang bulan ramadhan. Peningkatan laba bisa mencapai 100% bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, hal ini dikarenakan pada bulan Ramadhan terjadi peningkatan permintaan pasar yang cukup tinggi. Namun setelah ramadhan berakhir pendapatan para pengusaha bordir sering menurun tajam seperti yang dikutip dari harian priangan pada tanggal 30 Juli 2015 dalam artikel tersebut disebutkan bahwa pendapatan para pengusaha bordir meningkat pada bulan ramadhan namun setelah bulan ramadhan pendapatan merekan menurun derastis hal ini dikarenakan

20.000.000 40.000.000 60.000.000 80.000.000 100.000.000

Laba Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah Tasikmalaya

Periode 2014 dalam ribuan rupiah

(16)

6

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlah permintaan barang menurun selain itu beberapa pengrajin lebih memilih libur setelah bulan ramadhan.

Laba yang diperoleh indusri bordir, pada bulan-bulan menjelang bulan ramadhan cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk modal operasi perusahaan pada bulan–bulan berikutnya. Selain itu, laba yang di peroleh juga dapat digunakan untuk investasi atau memperluas usaha. Laba yang tinggi tidak akan berpengaruh banyak apabila perencanaan atau manajemen biayanya kurang baik, salah satunya pengelolaan biaya dalam persediaan. Sama serperti laba jumlah persediaan bordir di industri kerajinan bordir Tasikmalaya bersifat fluktuatif, hal ini dapat dilihat dalam gambar 1.2 berikut ini

Sumber: Nabila Collection (diolah peneliti)

Gambar 1. 2

Jumlah Persediaan di Nabila Collection

Dalam gambar 1.2 dapat terlihat jumlah persediaan pada industri kerajinan bordir Nabila Collection terus meningkat dari bulan Januari, dan kembali menurun pada bulan Agustus. Hal tersebut diakibatkan oleh bulan Ramadhan yang jatuh pada bulan Juli, setelah bulan Ramadhan selesai jumlah persediaan di industri kerajinan bordir Tasikmalaya tidak terlalu besar. Hal ini diakibatkan oleh turunnya permintaan pasar, seperti dikutip dari harian priangan pada tanggal 30 Juli 2015 dalam artikel

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

Jumlah Persediaan Nabila Collection

Periode 2014 (dalam ribuan rupiah)

(17)

7

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut disebutkan bahwa dikarenakan jumlah permintaan barang menurun selain itu beberapa pengrajin lebih memilih libur setelah bulan ramadhan.

Persediaan merupakan aset lancar yang jumlahnya paling banyak di antara aset lancar lainnya, tetapi likuiditasnya paling rendah bila dibanding dengan aset lancar lainnya. Persediaan diperlukan agar perusahaan dapat melakukan proses produksi dan penjualan secara lancar. Dalam mengelola persediaan diperlukan perencanaan yang matang agar nantinya dapat membantu manajemen dalam menilai keefesienan pengelolaan modal yang ada dalam persediaannya. Salah satu cara untuk mengukur keefisienan pengelolaan persediaan dapat dilihat dari rasio perputaran persediaan. Menurut Lukman Syamsudin (2009:280) “Dalam rangka meminimalkan kebutuhan operating cash dalam sebuah perusahaan maka perputaran persediaan atau inventory turnover harus diperbesar karena dengan semakin cepatnya perputaran

persediaan berarti semakin kecil modal yang harus diinvestasikan.” Apabila perputaran persediaan dalam suatu perusahaan semakin cepat maka pengelolaan persediaannya semakin efisien, begitu pula sebaliknya semakin rendah perputaran persedian. maka pengelolaan persediaannya menjadi kurang efisien. Pengelolaan persediaan yang efisien dapat meminimalkan biaya yang ditimbulkan persediaan.

Perputaran persediaan tidak selamanya dapat mencerminkan pengelolaan persediaannya baik atau tidak, dalam beberapa industri, perputaran persediaan yang rendah tidak selamanya menandakan pengelolaan persediaan perusahaan tersebut kurang baik. Perlu diperhatikan kondisi dan jenis usaha dalam melakukan perbandingan ini. Karena dalam perusahaan tertentu perputaran pesediaan yang tinggi tidak selalu berarti baik dan perputaran persediaan yang rendah belum tentu buruk.

(18)

8

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan

keuntungan perusahaan”.

Dalam beberapa penelitian mengenai pengaruh perputaran persediaan terhadap laba, terdapat beberapa perbedaan mengenai hasil dari penelitian tersebut. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Iskandar Rusli pada tahun 2009 yan berjudul Pengaruh Aset dan Manajemen Inventory terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa quick ratio, inventoryturnover, assets turnover, dan returns on assets secara parsial mempunyai

pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi EBIT. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Fadliyan Ahmad, Sri Murni, Yunita Mandagie pada tahun 2014 dengan judul Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Dan Struktur Modal Terhadap Laba Per Lembar Saham Pada Industri Semen Yang Go Public di Bei Hasil analisis menunjukkan perputaran piutang, perputaran persediaan, dan struktur modal berpengaruh secara simultan terhadap laba per lembar saham. Sedangkan analisis parsial menunjukkan hanya struktur modal yang berpengaruh signifikan terhadap laba per lembar saham. Manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan perputaran piutang, perputaran persediaan, dan struktur modal kerena memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba per lembar saham.

Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu diatas penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam dengan mengangkat judul: “PENGARUH

PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA DI INDUSTRI

KERAJINAN BORDIR TASIKMALAYA (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah yang timbul sebagai berikut:

(19)

9

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana gambaran laba di industri kerajinan bordir Tasikmalaya?

3. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap laba di Industri kerajinan bordir Tasikmalaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini penulis bermaksud untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap laba di industri kerajinan bordir Kota Tasikmalaya dengan tujuan

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat perputaran persediaan pada industri kerajinan bordir Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui gambaran mengenai perolehan laba di industri kerajinan bordir Tasikmlaya.

3. Untuk bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap laba pada industri kerajinan bordir Tasikmalaya.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan keilmuan khususnya mengenai perputaran persediaan dan laba.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan yang positif bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Bagi penulis

(20)

27

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perputaran persediaan dan laba pada industri kerajinan Bordir yang berada di Kota Tasikmalaya yang termasuk ke dalam kriteria menengah sesuai dengan standard klasifikasi yang ditetapkan oleh dinas koperasi dan UMKM. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana perputaran persediaan industri kerajinan bordir Tasikmalaya, bagaimana laba di industri kerajinan bordir Tasikmlaya, dan seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap laba di Industri kerajinan bordir Tasikmalaya.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, atau mendeskripsikan serta menganalisis kenyataan yang ada pada objek yang diteliti. Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mendeskripsikan mengenai perputaran persediaan dan laba pada Industri kerajinan bordir Tasikmalaya. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap laba di industri kerajinan bordir Tasikmalaya.

3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel

(21)

28

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas, independent variable (X), sedangkan yang dimaksud variabel akibat disebut variabel tidak bebas variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y).”

Variabel independent dalam penelitian ini adalah perputarann persediaan, yang menjadi indikator perputaran persediaan adalah frekuensi persediaan dijual atau digantikan dalam periode waktu tertentu. Sedangkan yang menjadi variabel dependent adalah laba. Adapun yang menjadi indikator laba adalah penghasilan bersih perusahaan dari selisih lebih pendapatan yang diterima setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Ukuran Indikator Skala

(22)

29

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.3 Populasi dan sampel 3.2.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi pada penelitian kali ini adalah seluruh industri kerajinan Bordir Kota tasikmalaya yang termasuk kedalam kriteria menengah berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan yang jenis usahanya merupakan pengrajin bordir. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 47 unit usaha.

3.2.3.2 Sampel

Arikunto (2006:131) mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti”. Teknnik sampling yang digunakan menggunakan teknik sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2012:122) “Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pengrajin bordir yang termasuk kedalam kriteria menengah yang berjumlah 47 unit usaha.

Berikut daftar pengrajin bordir yang termasuk kedalam kriteria menengah yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini:

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan;Pemilik Alamat

(23)

30

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 Arok Bordir; Asep Wyhelmina Jl. Gubernur Sewaka 23 Karya Busana; Jamaludin Kp. Bojongsari RT. 03/03 24 Kashmir; H. Holis Kp. Bbkn Munggang RT. 04/04 33 Nova Collection; Nova Shilviana Kp. Rancabogo RT. 04/01 34 Nugraha Mandiri; H. Ade Dedi S. Kp. Pagaden RT. 05/01 35 Nur Aziza; Dedi S, SE Kp. Bbk Peundeuy RT. 02/07 36 Nurina Bordir; H. Riki Zulkarnaen Jl. Saguling Inpres RT. 02/09 37 Nurlaela Bordir; DR.H. Muslim

Sanusi

(24)

31

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data 3.2.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati kegiatan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti secara langsung.

2. Dokumen

Teknik pengumpulan dengan dokumen dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dan catatan perusahaan yang berhubungan dengan topik penelitian, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan bordir.

1. Wawancara

Teknik Pengumpilan dengan wawancara dilakuakan untuk mengetahui hal yang lebih mendalam tentang masalah yang sedang teliti secara lebih mendalam. 3.2.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari pihak yang bukan pihak pertama atau didapat secara tidak langsung. menurut Sugiyono (2012:193) data sekunder, merupakan “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”. Data yang digunakan dalam penelitain ini adalah laporan keuangan pada tahun 2014. Laporan keuangan pada tahun 2014 digunakan sebagai data dalam penelitian ini dengan alasan bahwa laporan keuangan pada tahun 2014 bersifat factual dan dianggap dapat menggambarkan keadaan industri bordir pada saat ini.

(25)

32

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian untuk pengujian hipotesis, data yang diperoleh diolah terlebih dahulu sebelum dianalisis menggunakan metode statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik karena data yang digunakan berskala rasio. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif.

Dalam menganalisis data yang diperoleh digunakan dengan beberapa cara, seperti:

1. Analisis deskriptif mengenai perputaran pesediaan 2. Analisis deskriptif mengenai laba perusahaan

3. Melakukan pengujian data untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap laba menggunakan analisis regresi linier sederhana.

3.3.1 Teknik Analisis data deskriptif

Teknik analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi kedua variabel yang diteliti baik dalam bentuk tabel, grafik dan deskripsi mengenai gambaran variabel-variabel tersebut. Untuk itu dalam menggambarkan variabel-variabel yang diteliti maka dilakuakan perhitungan agar diperoleh nilai tingkat perputaran persediaan dan tingkat pencapaian laba atau rugi usaha.

1.3.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:93) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan”. Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan yaitu “perputaran persediaan berpengaruh terhadap laba”. Untuk menguji kebenarannya dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

1.

Merumuskan Hipotesis Statistik

(26)

33

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diambil keputusan menolak atau menerima hipotesis. Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan keputusan adalah menetapkan hipotesis nol (Ho), setelah itu menetapkan hipotesis alternative (Ha).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap laba. Ha : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap laba.

2.

Uji Asumsi Klasik

Uji asusmsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat-syarat sebelum melakukan analisis regresi linier sederhana, uji yang digunakan yaitu uji normalitas dan linieritas sedangkan multikoloneritas dan autokorelasi tidak digunakan karena data yang digunakan sangat sederhana terdiri dari dua variabel dan data yang di ambil merupakan data cross section menurut Imam Ghozli (2013:110) “pada data crosssection, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada

observasi yang berbeda berasal dari individu”.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah satu syarat dalam analisis statistik atau analisis uji asumsi dasar. Uji asumsi harus dilakukan sebelum data yang ada di uji dengan uji statistik. Uji normalitas biasanya dilakukan apabila data yang digunakan berskala ordinal, interval atau rasio. Jika data tidak berdistribusi normal maka metode yang digunakan adalah statistik non parameterik.

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan yang linear atau tidak, secara signifikan. Selain uji normalitas uji linieritas juga digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

3. Analisis Regresi Linier sederhana

(27)

34

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ŷ= a + bX Keterangan:

Y = subjek variable terikat yang diproyesikan

X = variable bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan. a = Nilai konstanta harga Y jika X=0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variable Y.

4. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Untuk menghitung koefisien regresi sederhana menggunakan rumus sebagai berikut:

t = nilai t

b = Koefisien regresi variabel = Standar error variabel Kriteria Pengujian:

Ho ditolak jika Ha diterima jika < 7. Penarikan kesimpulan

(28)

64

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh perputaran persediaan terhadap laba maka penulis dapat bahwa:

1. Perputaran persediaan pada industri kerajinan bordir Tasaikmalaya berkisar antara 11.43 kali sampai dengan 36.73 kali per tahun dengan rata-rata perputaran persediaan dari semua industri kerajinan bordir Tasikmalaya sebesar 23.16 kali. Tingkat perputaran persediaan pada industri bordir sangat dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaannya semakin besar rata-rata persediaan bila tidak diimbangi penjualan yang tinggi akan mengakbatkan perputaran persediaan semakin kecil sehingga dana yang diinvestasikan dalam persediaan akan semakin beasar dan laba yang diperoleh tidak akan optimal karena adanya beban yang timbul akibat menumpuknya persediaan.

2. Perolehan laba pada industri kerajinan boerdir tasikmalaya bersikar antara Rp. 3.548.008.000 sampai dengan Rp. 14.531.931.000 denan rata rata perolehan laba sebesar Rp. 8.535.486.870 per tahun. Perolehan laba pada industri kerajinan bordir mengalami peningkatan pada bulan-bulan menjelang bulan Ramdhan seperti yang terjadi pada tahun 2014, peningkatan penjualan terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Juli dengan peningkatan laba tertinggi mencapai 161%. Pada bulan-bulan Ramadhan juga terjadi peningkatan perputaran persediaan pada industri kerajinan bordir Tasikmalaya

(29)

65

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap laba. Dalam setiap kenaikan satu kali pada perputaran persediaan maka laba akan meningkat sebesar 90,8%. Hubungan antara perputaran persediaan digambarkan dengan nilai R yaitu sebesar 0.822 artinya hubungan antara perputaran persediaan sangat kuat sedangkan besarnya sumbangan pengaruh variabel perputaran persediaan terhadap laba sebesar 67,6% sedangkan sisanya atau sekitar 32,4 % diakibatkan oleh hal lain.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut dan merujuk kepada hasil penelitian, penulis memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi industri kerajinan bordir dan penelitian yang akan adtang. Adapun saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian, perputaran persediaan mempunyai pengaruh terhadap laba, maka agar dapat mengoptimalkan pencapaian laba maka diharapkan industri kerajinan bordir Tasikmalaya lebih memperhatikan perencanaan dalam mengelola persediaan, salah satunya dengan cara menganalisis tren penjualan pada tahun sebelumnya sehingga kegiatan produksi yang dilakukan efisien dan efektif. Perencanaan tersebut dapat meminimalkan kerugian perusahaan akibat produksi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, selain itu perusahaan lebih fokus dalam peningkatan laba seperti memperbesar promosi, melakukan inovasi baru atau hal-hal lain yang dapat meningkatkan laba. 2. Perolehan laba pada industri kerajinan bordir sebagian besar didapat pada

bulan-bulan menjelang bulan Ramadan. Untuk itu agar perolehan laba di bulan-bulan lai, selain bulan ramadhan tetap tinggi, para pengrajin bordir diharapkan dapat membuat inovasi baru di bidang bordir seperti menciptakan kerajinan bordir selain busana muslim.

(30)

66

Kresna Amkagata Mustika, 2015

PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA: (Studi Kasus Pada Industri Kerajinan Bordir Kriteria Menengah) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 1. 1  Jumlah UMKM Kota Tasikmalaya
Tabel 1. 3  Jumlah Pengusaha Bordir Berdasarkan Klasifikasi Usaha
Gambar 1. 1  Laba Industri kerajinan bordir Tasikmalaya kriteria menengah
gambar 1.2 berikut ini
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Zulaekah (2014) bahwa secara statistik tidak terdapat beda nyata terhadap laju pertumbuhan dan tingkat perkembangan

Oleh karena itu untuk mendapatkan efek nafas dalam pada anak yang mengalami nyeri dapat dilakukan dengan kegiatan bermain yaitu permainan yang berkaitan

begitu luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Dalam dunia pelayaran, Indonesia mengalami kemajuan yang pesat, kapal-kapal baik dari dalam neger maupun luar negeri yang

Kenyamanan didalam ruangan dicapai dengan pengendalian udara yang baik dari pembukaan pintu jendela, celah dinding, suhu ruangan rendah akibat dipakainya teritisan lebar

” Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”.. e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa

Induk : Ubah “tanpa induk” menjadi Bahan Ajar dan Isi Urutan ke-1, sehingga nanti sub halaman 1) Modul akan berada di bawah halaman Bahan Ajar pada nomor 1..  Untuk

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami selaku Pokja Pengadaan Barang/Jasa Satker MAN 22 Jakarta Kementerian Agama Provinsi

Berdasarkan tabel 1, gambaran yang diperoleh dari sepuluh perusahaan BUMN pemberi kerja yang dijadikan rujukan penelitian: (A). Kompetensi sekretaris yang dibutuhkan oleh