• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA TEORITIS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA TEORITIS

2.1 Kerjasama Internasional

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerjasama internasional sebagai hubungan yang melibatkan dua atau lebih aktor dalam level global dengan tujuan atau kepentingan tertentu yang akan dicapai. Seiring dengan globalisasi dan tatanan dalam hubungan internasional, kerjasama internasional dapat dilakukan oleh aktor selain negara, termasuk diantaranya NGO dan organisasi internasional. Secara umum kerjasama internasional terbagi menjadi dua menurut sifat atau jumlah aktor yang terlibat, yaitu multilateral dan bilateral.

Kerjasama internasional multilateral merupakan kerjasama yang melibatkan lebih dari dua aktor, bersifat lebih fleksibel atau terbuka, dan umunya mencakup sebuah kawasan tertentu, sedangkan kerjasama bilateral hanya melibatkan dua negara saja dan sifatnya lebih tertutup. Bentuk kerjasama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk yang pertama yaitu kerjasama internasional multilateral yang melibatkan organisasi regional dan negara sebagai aktor.

Kerjasama multilateral merupakan sebuah bentuk hubungan kerjasama yang melibatkan perjanjian diantara dua negara atau lebih untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, umumnya dengan motivasi yang sama. Aktor utama dari kerjasama internasional yang bersifat multilateral umumnya adalah pemerintah suatu negara sebagai pemegang kewenangan tertinggi dalam membuat kebijakan dan memiliki hak untuk melakukan diplomasi secara formal, namun tidak menutup peran dari aktor non negara yaitu organisasi kawasan dan NGO.

2.2 Teori Multi Track Diplomacy

Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multi Track diplomacy sebagai sebuah pendekatan untuk melihat hubungan diplomasi antar

negara dengan yang terbagi dalam sembilan tracks atau jalur dalam proses diplomasi. Dalam pendekatan Multi Track Diplomacy, peran pemerintah saja tidak cukup luas dalam menjangkau permasalahan atau fenomena yang sifatnya multisektor, sehingga perlu adanya jalur berbeda untuk mengatasi hal tersebut

(2)

7

secara khusus. Sembilan jalur tersebut diantaranya adalah: (Track 1) Government atau pemerintah sebagai pemegang kewenangan tertinggi dalam sebuah negara, dan memiliki kemampuan untuk membuat kebijakan, (Track 2) Non-government atau aktor non negara yang bergerak dan memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu, (Track 3) Business atau kerjasama melalui jalur ekonomi dalam memberikan peluang kerjasama bagi pihak yang terlibat, (Track 4) Private citizen atau aktor individu yang mampu memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah atau keterlibatannya dalam organisasi, (Track 5) Research, Training, and Education atau pengembangan SDM melalui ilmu pengetahuan, pelatihan

berbasis skill, dan penelitian terhadap suatu permasalahan, (Track 6) Activism atau gerakan yang dapat memberikan pengaruh dalam berbagai bidang seperti kemanusiaan dan lingkungan, (Track 7) Religion atau menjalin hubungan melalui kepercayaan dan nilai religius tertentu, (Track 8) Funding atau upaya penyelesaian masalah melalui penyediaan bantuan berupa sumber daya sebagai support utama, dan (Track 9) Communications and Media atau pemanfaatan media dan informasi sebagai sarana untuk memperluas dan memperkuat jangkauan hubungan kerjasama (McDonald, 2012).

EU-AU Pan African Programme merupakan kerangka dasar dalam relasi

Uni Eropa dan negara-negara anggota African Union yang melingkupi berbagai program kerjasama dalam berbagai bidang pada negara-negara Afrika secara lebih spesifik, salah satunya adalah EU-South Africa Strategic Partnership yang secara khusus berfokus pada hubungan kerjasama antara Uni Eropa dan negara Afrika Selatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan. Kerangka kerjasama tersebut nantinya akan dibahas melalu perspektif multi track diplomacy sebagai pendekatan yang mampu menjelaskan bagaimana peran dari track atau jalur yang berbeda selain peran formal pemerintah dalam membentuk sebuah relasi dengan negara lain. Fokus utama dalam kerjasama kedua pihak adalah track 1 (government) melalui EU dan pemerintah Afrika Selatan, track 3 (business) melalui SADC EPA dan EU Chamber of Commerce in South Africa, dan track 5 (education, research, and training) melalui The Trailblazer Programme.

Berdasarkan kerangka tersebut, penelitian ini akan berfokus pada implementasi Track 1, Track 3, dan Track 5 dalam hubungan kerjasama antara Uni Eropa dan

(3)

8

Afrika Selatan berdasarkan keterlibatan aktor negara, organisasi regional, dan NGO, dan kerjasama multisektor yang menjangkau bidang politik, ekonomi, dan pengembangan SDM di Afrika Selatan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian dan laporan yang terkait dengan kerjasama EU dan Afrika Selatan dalam SA-EU Strategic Partnership yang pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian pertama berjudul EU-Africa Academic Cooperation oleh Anna Zygierewicz yang diterbitkan oleh European Parliamentary Research Service pada tahun 2018. Sebagai bagian dari strategic partnership dalam bidang SDM, Uni Eropa memiliki prioritas dalam memberikan hasil jangka panjang dan sustainable melalui kerjasama mereka dengan negara-negara di Afrika. Penelitian

tersebut sekaligus menunjukkan hasil dari proses kerjasama antara Uni Eropa dan negara negara Afrika yang terlibat dalam human resource development program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dan kapasitas ekonomi demi menciptakan lapangan kerja yang stabil di Afrika. Dalam penelitian tersebut Afrika Selatan turut terlibat sebagai salah satu negara yang paling aktif dan memiliki tingkat partisipasi terbesar dalam lingkup kerjasama multilateral tersebut. Berdasarkan informasi tahunan yang disesuaikan seiring berjalannya project tersebut, Afrika Selatan masih mengalami kekurangan dalam tenaga

pendidik dan professional skills.

Penelitian selanjutnya yaitu Economic Policy in South Africa Past, Present, and Future oleh Haroon Bhorat dan Alan Hirsch yang diterbitkan melalui

DPRU Working Paper pada tahun 2014. Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh dinamika perubahan kebijakan ekonomi di Afrika Selatan baik secara domestik maupun internasional dalam kurun 20 tahun sejak tahun 1994 hingga tahun 2014, penelitian tersebut dilakukan berdasarkan pendekatan ekonomi makro untuk memahami dasar, penerapan, dan implikasi dari setiap kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah Afrika Selatan sekaligus memberikan prediksi mengenai potensi dan prospek perekonomian Afrika Selatan pada tahun-tahun mendatang berdasarkan data dan trend ekonomi dari periode sebelumnya. Melalui penelitian

(4)

9

tersebut kita dapat memahami pola kebijakan sekaligus perubahan struktural yang paling sesuai dengan kapasitas dan kondisi perekonomian Afrika Selatan sebagai negara berkembang, termasuk kebutuhan Afrika Selatan terhadap investasi asing melalui kerjasama dan pembangunan jangka panjang.

Penelitian yang terkahir adalah The Institute for Multi-Track Diplomacy oleh John W. McDonald yang diterbitkan dalam Journal of Conflictology tahun 2012 Volume 3 Edisi ke 2. Jurnal tersebut ditulis berdasarkan eksistensi lembaga non-profit yang berfokus pada pengembangan pendekatan multi track diplomacy

dengan tujuan utama untuk menyediakan jalur alternatif dalam menjalin hubungan antar negara ataupun peacebuilding. Isi dan kesimpulan dari jurnal tersebut kemudian menjadi dasar paling utama dari teori multi track diplomacy beserta dengan sembilan track atau jalur yang masing-masing memiliki peran tersendiri. Secara khusus The Institute for Multi-Track Diplomacy mengangkat keterlibatan mereka dalam resolusi konflik dan rekonsiliasi dalam kasus pengasingan komunitas di Asia Tengah sebagai sebuah studi kasus untuk membuktikan penerapan multi track diplomacy secara nyata.

Berdasarkan ketiga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam penelitian ini penulis akan membahas kerjasama bidang pendidikan dan human development berdasarkan The Trailblazer Programme dan dukungan NGO yang

terlibat sebagai bagian dari EU-South Africa Strategic Partnership beserta dengan hasil implementasi program tersebut. Selanjutnya membahas mengenai kebijakan ekonomi Afrika Selatan dan prospeknya berdasarkan program kerjasama bidang ekonomi bersama EU melalui SADC EPA & EU Chamber of Commerce in South Africa yang terutama berfokus pada kebijakan perdagangan dan pembangunan

antara kedua pihak. Kemudian berdasarkan penelitian terakhir yang membahas tentang implementasi multi track diplomacy dalam peacebuilding di Asia Tengah, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teori multi track diplomacy untuk menganalisa studi kasus hubungan kerjasama multisektor antara Uni Eropa dan Afrika Selatan dalam EU-South Africa Strategic Partnership yang melingkupi bidang pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan.

(5)

10

2.4 Kerangka Pikir

EU-AU Pan African Programme merupakan kerangka dasar dalam relasi Uni Eropa dan negara-negara anggota African Union yang melingkupi berbagai program kerjasama dalam berbagai bidang pada negara-negara Afrika secara lebih spesifik, salah satunya adalah EU-South Africa Strategic Partnership yang secara khusus berfokus pada hubungan kerjasama antara Uni Eropa dan negara Afrika Selatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, dan pendidikan. Kerangka kerjasama tersebut nantinya akan dibahas melalu perspektif multi track diplomacy sebagai pendekatan yang mampu menjelaskan bagaimana peran dari track atau jalur yang berbeda selain peran formal pemerintah dalam membentuk sebuah relasi dengan negara lain. Fokus utama dalam kerjasama ini adalah track 1 (government) melalui EU dan pemerintah Afrika Selatan, track 3 (business) melalui SADC EPA dan EU Chamber of Commerce in South Africa, dan track 5 (education, research, and training) melalui NGO The Trailblazer Programme.

EU-South Africa Strategic Partnership EU-AU Pan African

Programme

Multi Track Diplomacy

Track 1 (Government)

EU & South African Government

Track 3 (Business)

Track 5 (Education, Research

and Training)

(Economic Goals) SADC EPA & EU

Chamber of Commerce in

South Africa

(Human Development Goals) The Trailblazer Programme and Human Development

Plan

Referensi

Dokumen terkait

Namun sebaliknya apabila iklim organisasi yang tercipta tidak baik, maka kinerja karyawan juga akan rendah, karena efek negatifnya akan membuat suasana kantor yang tidak nyaman

Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi

konsep dengan cara menyelesaikan suatu masalah, membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran, mengembangkan kemampuan berfikir dan membuat peserta didik dapat

Dalam negara demokrasi, terutama dalam teori trias politica Montesque, Warga negara merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Warga Negara menggunakan hak suaranya

Pengaruh Pemegang saham terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial Sebagai bagian yang memiliki kuasa tertinggi dalam perusahaan untuk menentukan jalur yang akan

Karena itu, pengakuan segenap bangsa Indonesia mengenai kekuasaan tertinggi yang terdapat dalam hukum konstitusi di satu segi tidak boleh bertentangan dengan

1. Membuat kita mampu mencintai bangsa dan negara sendiri, tanpa menjadikannya sebagai tujuan untuk dirinya sendiri melainkan menciptakannya menjadi suatu bentuk

Ratnadi, Sutrisno, Achsin, dan Mulawarman (2013) menyatakan konflik kepentingan antara mayoritas dan minoritas pemegang saham diproksikan dengan pendapatan dividen karena pemegang