• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1

Tahap perkembangan manusia mahasisiwa termasuk kedalam tahapan masa dewasa awal yaitu kisaran usia 18-25 tahun, masa ini sering disebut dengan masa transisi dari remaja menuju dewasa. Fase ini ditandai oleh kegiatan bersifat eksperimen dan ekplorasi (Santrock, 2011). Pada usia tersebut menganggap kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi setiap individu. Berupa dukungan sosial, popularitas pemilihan teman hidup, dan karir dipengaruhi oleh daya tarik seseorang. Individu terutama mahasiswi berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni kebutuhan berpenampilan menarik terutama pada bagian wajah. Hal tersebut berkaitan dengan produk kosmetik.

Produk kosmetik merupakan sesuatu hal yang menarik dan banyak digunakan di berbagai kalangan usia terutama dikalangan mahasisiwi dimana pada masa ini individu cenderung ingin terlihat menarik dalam hal berpenampilan.

Menurut wanita penampilan merupakan suatu aset yang perlu dijaga dan dirawat agar dapat percaya diri dalam bersosialisasi di lingkungan masyarakat (Imron, 2014). Seseorang mahasiswi tertarik untuk merawat tubuhnya dengan berbagai macam produk kecantikan. Terlebih lagi saat ini cantik merupakan suatu konstuksi sosial yang tidak memaknai cantik sebagaimana cantik itu, namu saat ini cantik menjadi suatu kebutuhan akan pengakuan sosial, dihargai dan aktualisasi diri (Wahyuni et al., 2018).

Ditambah dengan semakin pesatnya perkembangan kosmetik diabad ini sehingga semakin mudah untuk didapatkan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan wanita semakin sadar tentang kecantikan. Pengaruh modernisasi seperti standar kecantikan, terlebih lagi terdapat definisi tentang makna cantik harus “berkulit putih”, Definisi tersebut muncul akibat iklan-iklan yang sering ditayangkan di TV.

Persepsi itu yang membuat banyak wanita rela mengeluarkan biaya untuk sebuah perawatan kecantikan mulai dari kosmetik bermerek, salon, mengonsumsi obat-

(2)

2

obatan ataupun perawatan kecantikan dengan dokter ahli. Dibandingkan dengan pria wanita lebih mementingkan penampilan oleh karna itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi wanita yaitu sosial dan budaya (Zhikeng Wang 2021).

Adanya keinginan untuk tampil menarik, salah satunya disebabkan oleh adanya perasaan tidak puas serta cara pandang seseorang terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan citra tubuh (Windayanti 2019). Hal itu sejalan dengan wawancara yang sudah peneliti lakukan. Peneliti telah melakukan wawancara mengenai alasan mahasiswi menggunakan kosmetik . Wawancara dilakukan pada mahasiswi inisial UF sabtu 1 januari 2022 pukul 13.20 WIB. Melalu whatsapp.

Iya kak suka aja gitu, aku kan kulitnya ga terlalu putih kak, dan aku ga cantik cantik amat, kalau pake make up lebih percaya diri tu yang buat aku lebih cantik dikit dan putih dikit kak hehehe….” ( Uf, 19th,1 januari 2022)

Hasil wawancara diatas diketahui bahwa alasan mahasiswi menggunakan kosmetik karna ingin terlihat cantik dan menutupi kekurangan yang ada diwajahnya dan alasan itu lah yang membuat subjek terus ingin menggunakan produk kosmetik.

Menurut Wardani dan Hastjarja (2013) penggunaan kosmetik atau produk kecantikan bagi seseorang terutama wanita dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam berpenampilan, sehingga dapat membuat percaya diri secara keseluruhan.

Banyak individu terutama individu perempuan mencari kesenangan dengan menggunakan produk kecantikan sehingga mempengaruhi cara pandang terhadap suatu kecantikan tersebut.

Kebanyakan wanita memiliki perhatian yang besar terhadap penampilan fisik mereka. Oleh karena itu, mereka sering membandingkan penampilan fisik, khususnya bentuk tubuh mereka, dengan bentuk tubuh wanita lain yang lebih menarik (Sunartio 2012). Hal itu berkaitan erat dengan body image seseorang atau sering disebut dengan cinta tubuh. Body image adalah penilaian individu terhadap dirinya berupa sebuah gambaran dan persepsi terhadap bentuk tubuh, yang mengarah pada penampilan fisiknya disertai keyakinan dan penilaian akan penampilannya dihadapan orang lain. Ada bebarapa faktor yang memperngaruhi

(3)

3

body image seseorang adalah self esteem, keluarga, hubungan dengan orang lain

dan hubungan interpersonal (Ramanda et al., 2019).

Hal ini sejalan dengan survei data awal yang peneliti lakukan di kalangan mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. dari data tersebut 64,7% mahasiswi menjawab sering menggunakan produk kecantikan, sebanyak 32,4% mahasiswi menjawab pernah menggunakan produk kecantikan dan 2,9% menjawab tidak pernah menggunakan produk kecantikan. Hal ini menunjukkan bahwa produk kecantikan adalah hal yang tidak asing lagi bagi mahasiwi.

Gambar 0.1 Hasil Data Awal Google Form

Perubahan ciri fisik terkadang membuat body image atau citra tubuh seseorang yang kurang sesuai dengan harapan, sehingga timbul rasa kurang percaya diri atau bahkan timbul rasa kurang puas terhadap dirinya (Girindra et al., 2018). Hal itu lah yang membuat seseorang terus mencari berbagai macam cara untuk memperbaiki penampilan sehingga memiliki body image yang sempurna.

Tidak heran banyak perempuan menggunakan produk kosmetik untuk menutupi kekurangan yang ada.

Rasa cantik bagi seorang wanita dapat disebut dengan kebutuhan, sehingga perkembangannya, wanita selalu mempunyai keinginan dan selalu ada kekurangan pada dirinya. Sehingga, wanita akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki menjadi konsumtif. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pebisnis untuk menciptakan lebih banyak produk kosmetik seperti skincare, make up dan berbagai macam produk kosmetik lainnya. Hal itu lah yang membuat perilaku konsumtif sering disandingkan dengan wanita karna suka berbelanja. Perilaku konsumtif pada individu dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yang mendasari sehingga perilaku

(4)

4

itu terjadi seperti pembelian impulsif, pemborosan, dan mencari kesenangan (Lestarina et al., 2017).

Berdasarkan dari paparan diatas dapat dilihat pertumbuhan kosmetik diindonesia dari tahun 2017-2020 berdasarkan dari Perhimpunan Perusahaan Asosiasi (PPA).

Table 0.1Pertumbuhan Industri Kosmetik di Indonesia Keterangan Pertumbuhan.

Keterangan pertumbuhan

2017 6,35 %

2018 7,36 %

2019 9 %

2020 9,39 %

Sumber : Perhimpuanan Perusahaan Asosiasi Kosmetika (PPAK) 2021

Perkembangan yang sangat pesat, penggunaan produk kecantikan terus meningkat setiap tahunnya merupakan salah satu dorongan dari wanita untuk memiliki penampilan menarik. Selain dari hal tersebut mudahnya mendapatkan produk kecantikan tersebut bisa didapatakan di gerai-gerai dan di mini market terdekat. Hal itu lah yang menyebakan Perilaku konsumtif menjadi bagian dari proses gaya hidup. Sedangkan perilaku konsumtif itu muncul terutama setelah adanya masa industrialisasi dimana barang-barang diproduksi secara massal sehingga membutuhkan konsumen yang lebih luas.

Ancok 1995 dalam (Puteri 2020) mendefinisikan perilaku konsumtif adalah kecenderungan individu untuk melakukan konsumsi tiada batas yang mementingkan faktor emosional dari pada faktor rasional atau sering disebut lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Ada beberapa faktor munculnya perilaku konsumtif yaitu faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan demografi, sedangkan faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah motivasi, harga diri, pengamatan, proses belajar, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup (Yolanda, 2016).

(5)

5

Seseorang melakukan pembelian barang berdasarkan atas dasar kesukaan dan ketertarikan terhadap model yang menarik ataupun merasa belum puas dengan produk yang sudah dimiliki. Seseorang yang berperilaku konsumtif cenderung melakukan pembelian barang tanpa adannya perencanaan, pertimbangan harga serta tidak memepertimbangankan manfaat dan kegunaan. Bagi mahasiswi produk kecantikan merupakan suatu hal yang perlu digunakan untuk menunjang penampilan agar terlihat menarik ketika dilihat orang lain, dan dengan sadar mereka sering membeli produk kosmetik, ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan salah satu mahasiswi FKIK Universitas Jambi pada hari kamis, insial RAS kamis 15 juli 2021 pukul 14.39 WIB. Melalui whatsapp

“Yaa… sering membelinya karna dapat menutupi kekurangan di wajah contohnya bekas jerawat,muka belang dan flek-flek hitam (Ras,19th, 15 juli 2021).

Sejalan dengan hasil wawancara diatas peneliti juga melakukan survei data awal kepada mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan dengan menggunakan google form telah diisi sebanyak 35 mahasiswi FKIK. Sebanyak 47,1% mahasiswi sering membeli produk kosmetik, 50% menjawab pernah membeli produk kosmetik dan 2,9% menjawab tidak pernah membeli produk kosmetik.

Gambar 0.2 Hasil Data Awal Google Form

Dari hasil survei data awal diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswi FKIK Universitas Jambi dengan sadar sering melakukan pembelian produk kosmetik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Rohmah et al, 2020) pada awalnya seorang perempuan dalam jiwanya ada suatu keinginan agar manjadi cantik.

Dinamikan kejiwaan perempuan tersebut kemudian muncul dan akhirnya

(6)

6

membentuk persepsi. Setelah adanya persepsi yang kuat, perempuan tersebut akan mencoba produk yang dipakai model tersebut. Setelah beberapa kali mencoba, apabila ada perubahan maka ia akan terus mengunakannya, apabila tidak ada perubahan maka ia akan penasaran dengan produk kecantikan lainnya.

Berdasarkan dari pemaparan diatas mengenai permasalahan dan fenomena yang terjadi maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “ hubungan persepsi body image dan perilaku konsumtif dalam membeli kosmetik pada mahasisiwi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi”.

Rumusan masalah 1.2

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat ditentukan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan antara persepsi body image dan perilaku konsuntif dalam membeli produk kosmetik pada

mahasiswi FKIK Universitas Jambi Tujuan penelitian

1.3

Tujuan Umum 1.3.1

Secara empiris tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran apakah terdapat hubungan antara persepsi body image dan perilaku konsumtif dalam membeli produk kosmetik pada mahasiswi Fakulatas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Tujuan khusus 1.3.2

1. Mengetahui gambaran persepsi body image Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

2. Mengetahui gambaran perilaku konsumtif Mahasiswi Fakulatas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Manfaat Penelitian 1.4

Manfaat Teoritis 1.4.1

Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan antara prespesi body image dan prilaku konsumtif dalam membeli produk kosmetik pada mahasiswi FKIK Universitas Jambi. Oleh karena

(7)

7

itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kajian-kajian teori yang berkaitan dengan persoalan tersebut.

Manfaat Praktis 1.4.2

1. Bagi universitas.

Penelitian ini diharapkan dapat barguna dan menambah referensi sebagai bahan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam pada masa yang akan datang.

2. Bagi mahasiswa.

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

4. Bagi penulis.

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi skripsi yang berkualitas sehingga mampu meluluskan peneliti dengan nilai yang memuaskan.

Ruang Lingkup Penelitian 1.5

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang berdasarkan tujuannya termasuk kedalam jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada peneliti ingin melihat “hubungan antara presepsi body image dan perilaku konsumtif dalam membeli produk kosmetik pada mahasiswi Fakultas Kedoketeran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi”. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer melalui wawancara dan penyebaran skala serta data sekunder dari intansi terkait.

Responden penelitian ini yaitu mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi usia 19-21 tahun. penelitian akan dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. teknik samping yang digunakan adalah teknik purposive samping dimana subjek penelitian ditetapkan dengan kriteria khusus yang diikut sertakan dalam

(8)

8

penelitian. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswi aktif Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan kuosioner dengan menggunakan skala pengukuran menggunkan skala likert. Analisis data pada penelitian ini menggunkan Software Jeffrey’s Amazing Statistics Programme (JASP) dengan mengunakan analisis regresi ganda.

Keaslian Penelitian 1.6

Beberapa penelitian yang diajukan ini merupakan sebuah penelitian yang akan mengungkapkan apakah ada hubungan antara persepsi body image dan perilaku konsumtif dalm membeli produk kosmetik pada mahasiswi fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan uinversitas jambi. Penelitian ini ditinjau dari beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya sebagai pertimbangan keaslian penelitian yang akan dilakukan yang tentunya memiliki perbedaan yang mendasar, penelitian ini nantinya akan melihat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut penjelasannya :

Table 0.2Keaslian Penelitian

(9)

9

No. Peneliti dan tahun Judul Variabel metode Hasil penelitian

1. Indah Haryani, Jhon Herwanto.

2015

Hubungan Konformitas dan Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Terhadap Produk

Kosmetik pada Mahasiswi.

Konformitas,c ontrol diri dan perilaku konsumtif

Kuantitatif,

menggunkan metode skala

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konformitas dan kontrol diri dengan perilaku konsumtif terha- dap produk kosmetik Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda menghasilkan koefisien korelasi dengan taraf signifikan p= 0,000 (p< 0,05) bearti sangat signifikan F=

23,994, adjusted R square = 0,279. Berarti hipotesis diterima

2. Ririn Anggreini, Sulis

Mariyanti,2014

(Anggreini &

Mariyanti, 2014)

Hubungan antara kontrol diri dan perilaku konsumtif mahasiswi universitas esa unggul.

kontrol diri dan perilaku konsumtif

kuantitatif non- eksperimental,mengg unakan metode korelasional

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi Universitas Esa Unggul masuk kedalam kategori perilaku konsumtif sedang (51,5%) dan pada kategori tinggi sebanyak (26,7%) lebih banyak dibanding dengan kategori rendah (21,8%).

3. Dewa Nyoman Y, Dewi Puri Astiti, 2021

(Saputra & Astiti, 2021)

Peran citra tubuh dan konsep diri terhadap perilaku konsumtif dalam membeli kosmetik pada siswi sekolah menengah atas

di kota

Denpasar

Citra tubuh, konsep diri dan perelaku konsumtif

kuantitatif survey menggunakan metode skala

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra tubuh dan konsep diri secara bersama-sama berperan terhadap perilaku konsumtif, sehingga hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima. Variabel citra tubuh memiliki koefisien beta terstandarisasi sebesar -0,361, nilai t sebesar -3,460 dan taraf signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) yang berarti citra tubuh

(10)

10

secara mandiri berperan secara signifikan terhadap perilaku konsumtif.

4. Sufrihana Rombe, 2013

(Rombe, 2013)

Hubungan body image dan kepercayaan diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri di SMA NEGERI 5 samarinda

Body image, kepercayaan diri dan perilaku konsumtif.

Kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling

hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga veriabel penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara body image dan kepercayaan diri dengan perilaku konsumtif Samarinda

(11)

11

Berdasarkan penelitian sebelumnya, ada perbedaan dan persamaan dalam penelitian yang dilakukan. Persamaan penelitian ada di variabel perilaku konsumtif. Sendangkan perbedaan penelitian ini dan penelitian terdahulu yaitu waktu penelitian, tempat penelitian dilaksanakan dan subjek penelitian. Tempat penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Jambi tepatnya di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan berusia 19-21 tahun sebagai subjek. Penelitian ini menggunakan kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi body image dan perilaku konsumtif.

Keaslian penelitian yang tertera diatas dapat dijadiakan sebagai bukti bahwa ini adalah sebuah penelitian yang memiliki perbedaan dengan penelitian terlebih dahulu atau penelitian yang pernah dilakukan terdahulu. Hal ini bisa membuktikan penelitian ini adalah hasil dari karya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas serta inkonsistensi hasil dari penelitian-penelitian terdahulu, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul

Berdasarkan fenomena dan research GAP diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Experiental Marketing, Brand image, Brand Trust

Berdasarkan dari fenomena dan permasalahan yang terdapat di Fabelio.com, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Workplace Empowerment dan

Biaya-biaya yang diakumulasikan dalam biaya overhead tersebut adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kalkulasi harga pokok kecuali biaya tenaga kerja langsung

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai tingkat beban kerja dan stres kerja perawat dengan kaitannya

Berdasarkan permasalahan serta fenomena diatas maka penulis dapat melakukan penelitian mengenai perilaku manajemen keuangan dimasa pandemi covid 19, dengan judul “Pengaruh

Kapan, seberapa sering dan untuk berapa lama kita bertatap mata dengan orang lain merupakan cara yang amat penting menyampaikan pesan tentang relasi, khususnya seberapa

Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena yang dikemukaan diatas maka peneliti ingin meneliti kembali penelitian dengan judul: “Pengaruh Cash Holding,