• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desa Koto Tuo Pulau Tengah merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, memiliki berbagai kesenian seperti Tari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Desa Koto Tuo Pulau Tengah merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, memiliki berbagai kesenian seperti Tari"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Desa Koto Tuo Pulau Tengah merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, memiliki berbagai kesenian seperti Tari Satai, Iyo Iyo, Yadahdan, dan Ngagah Imau. Di samping itu juga terdapat beberapa

kesenian lainnya seperti, Pencak Silat, Tanjuk Moh, Belahak dan Barimou Perulai. Salah satu jenis tarian yang ingin peneliti kaji yaitu

Tari Satai, ciptaan oleh Harun Pasir.

Harun Pasir adalah masyarakat Desa Limok Manai Pulau Tengah lahir pada 05 Mei 1941 di Koto Dian Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci sekarang beliau berusia 81 tahun. Harun pasir merupakan putra daerah yang kesehariannya bekerja sebagai petani.

Dalam dunia pendidikan beliau hanya menyelesaikan pendidikan pada tingkat Sekolah Menegah Ekonomi Atas (SMEA). Walaupun demikian beliau sudah menciptakan beberapa tarian yang hanya berbekal pada ide dan semangat Harun Pasir untuk mengangkat kembali tradisi-tradisi yang sudah menghilang seperti Barimou perulai dan Ngagah imau menjadi sebuah tarian, maka dari itu sebagai putra daerah timbul keinginan untuk mengangkat salah satunya yaitu Barimou perulai menjadi sebuah tarian yang dinamakan dengan Tari Satai, (wawancara Harun Pasir 05 Mei 2022).

(2)

Tari Satai memiliki gerakan yang menggambarkan seperti pemanggilan roh, dengan proses gerakan kedua tangan digerakan dari bawah sampai ke atas. Ketika sudah sampai di atas arah depan kepala, kedua pergelangan tangan digerakan arah ke dalam badan diputar dan diturun pelan kearah bawah. Selanjutnya ada gerak mengayunkan tangan, gerak sembah, gerak sakti, gerak meyeru, gerak permohonan, dan gerak bertepuk, demikian nama-nama gerak Tari Satai yang dibuat oleh Harun Pasir.

Dilihat dari pertunjukan Tari Satai pada saat penyambutan tamu di Desa Koto Tuo Pulau Tengah. Tari ini ditarikan berpasangan oleh penari perempuan dengan jumlah enam, delapan, sampai sepuluh pasang penari. Saat tamu mulai berjalan, posisi penari lurus berbanjar dan saling berhadapan bersama dengan berjalannya tamu menuju tempat yang sudah disediakan sebelumnya, setelah tamu sampai di tempat duduk maka Tari Satai pun selesai ditampilkan..

Adapun kostum dan aksesoris yang dipakai oleh penari Tari Satai ini memakai pakaian yang sering dipakai oleh ibuk-ibuk dalam

setiap acara adat di Desa Koto Tuo Pulau Tengah, yang terdiri atas baju kurung, tahhat atau kain sebagai bawahannya terbuat dari kain songket. Selempang yang juga terbuat dari kain songket, bahagian tutup kepala sering disebut dengan kulak yang dipakai di atas kepala terbuat dari dua helai kain merah yang diisi kapas dan disususn bertingkat masisng-masing tingkat terdapat 25 cincin, kemudian

(3)

kelengkapan lainnya adalah kalung dan hiasan kepala seperti bunga raut yang berjumlah 3 buah (Wawancara, Harun Pasir, 05 Mei 2022)..

Selanjutnya musik pengiring Tari Satai ini diiringi dengan alat musik kentongan, gong, krincingan dan dua gendang Melayu. Alat-alat musik ini dimainkan untuk mengiringi syair- syair yang dilantunkan oleh penyanyi dalam Tari Satai. Dilihat dari pertunjukannya, syair merupakan lantunan yang dinyanyikan dalam Tari Satai ini (survei di Desa Koto Tuo Pulau Tengah 03 April 2022). Adapun salah satu syair yang dilantunkan dalam Barmau Parulai yang sekarang sudah dijadikan lirik lagudalam Tari Satai yang menggambarkan pemanggilan roh nenek moyang yaitu :

Oohhh Sataii…. Ninek Karamak….. Oohhh Sataii….. Ninek Karamak… Ranok ralah cuca ralah tibei pulo Mawoak alah sajek alak pusako Nak buserau ngimbeu lah kayo

Oohhh sakti…nenek keramat Oohhh sakti …nenek keramat Anak dan cucu sudanh datang lagi membawa lah alat pusaka Ingin teriak memaggil kamu

Demikian gambaran dari pada latar belakang penciptaan Tari Satai yang diciptakan oleh Harun Pasir yang merupakan penduduk asli dari Desa Koto Tuo Pulau Tengan yang mana dalam kesehariannya beliau bekerja sebagai petani dan di dunia pendidikan beliau pun sudah

(4)

meyelesaikan pendidikan sampai pada Sekolah Menegah Ekonomi Pertama. Walaupun demikian beliau sudah mampu memciptakan sebuah tari yang diberinama Tari Satai.

Menurut Harun Pasir, Tari Satai sudah diciptakan lebih kurang pada tahun 1981 setelah hilangnya Barimuo Parulai pada tahun 70-an.

Berkaitan dengan penciptaan tari tersebut Harun Pasir menjelaskan Barimou Parulai merupakan proses pengobatan yang diselenggarakan ketika terjadinya kemalangan terhadap ibu hamil, seperti meninggalnya bayi dalam kandungan atau meninggalnya seorang wanita atau bayi pada saat proses persalinan. Berdasarkan hasil observasi (wawancara, Sukriani, selaku pemangku adat di Desa Koto Tuo Pulau Tengah 23 Februari 2022). Mengatakan bahwa Barimou Parulai merupakan suatu kegiatan turun mandi ke sungai yang

pelaksanaanya dilakukan di tepi aliran sungai (Mandi Kayek). Sebelum pelaksanaan kegiatan diselenggarakan, beberapa tokoh adat akan mengihok atau (mengarak) keliling desa menggunakan cano atau gong

yang di bunyikan bahwa telah terjadinya kemalangan terhadap ibu hamil yang ada Di Desa Koto Tuo Pulau Tengah, keesokan harinya kegiatan ini siap diselengarakan ketika semua ibu hamil sudah berkumpul, diawali dengan pembacaan do‟a selamat oleh tokoh adat.

Setelah tokoh adat selesai membacakan doa selamat, maka dilakukan siraman air 7 macam limau diawali dengan siraman pertama dilakukan kepada ibu yang mengalami kemalangan dan seterusnya dilanjutkan

(5)

kepada ibu-ibu hamil yang lainnya.

Pada tahun 70-an acara Barimou parulai tidak ditampilkan lagi.

Berdasarkan fakta yang didapatkan dilapangan hal tersebut dikarenakan pola pikir masyarakat yang mulai berkembang dan percaya bahwa jika ada seorang ibu yang sedang mengandung bisa langsung megunjungi dokter atau rumah sakit setempat untuk proses pengobatan dan persalinan. Selain itu, faktor yang menyebabkan tidak diselenggarakannya lagi Barimou Perulai dikarenakan bidan kampung sudah menyatu dengan pemerintah setempat dan faktor alam yang sudah tidak mengizinkan, dimana saat sekarang ini masyarakat tidak lagi mandi ataupun melakukan kegiatan lain di sungai dikarenakan sudah memiliki kamar mandi masing-masing di rumah (wawancara Saleh Rawi 08 mei 2022) . Berdasarkan fakta yang dijelaskan diatas membuat Harun Pasir menciptakan sebuah tari yang sekarang diberi nama Tari Satai.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang studi koreografi Tari Satai sebagai tari Daerah Kerinci ciptaan Harun Pasir yang ada di Desa Koto Tuo Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Adapun hal-hal yang menarik untuk diteliti dengan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

(6)

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan tersebut, ada beberapa permasalahan yang menarik untuk diteliti dibatasi hannya pada Studi Koreografi Tari Satai ciptaan Harun Pasir dalam sebuah pertannyaan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana Harun Pasir mewujudkan ide Koreografi berdasarkan Barimou Perulai menjadi Tari Satai?

1.2.2 Mengapa Tari Satai ciptaan Harun pasir dapat menjadi Tari daerah kerinci?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan yaitu:

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana Harun Pasir mewujudkan ide koreografi berdasarkan Barimou Perulai masalalu menjadi Tari Satai.

1.3.2. Untuk mengetahui kenapa Tari Satai ciptaan Harun Pasir dapat menjadi tari daerah Kerinci.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian sebagaai berikut :

(7)

1.4.1. Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk membantu dalam meningkatkan ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya di bidang seni.

1.4.1.2 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan Seni Tari warisan budaya masalalu Tari Satai di Desa Koto Tuo Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci baik barupa dokumen yang nantinya dapat diperoleh oleh masarakat di desa tersebut dan dikenal oleh masyarakat luar.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat bagi penulis

Mengembangkan wawasan keilmuan, kreatifitas dan kemampuan berpikir penulis dalam upaya melestarikan tari tradisional yang dimiliki oleh masarakat di Desa Koto Tuo Pulau Tengah.

1.4.2.2 Manfaat bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan tarian tarian tradisi guna untuk melestarikan Tari satai yang ada di Desa Koto Tuo Pulau Tengah 1.4.2.3 Manfaat bagi dunia pendidikan dan keilmuan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang memberikan perhatian terhadap seni tradisional yang ada di Desa Koto Tuo Pulau Tengah.

(8)

1.5. Tinjauan Pustaka

Tinjauan kepustakaan adalah bagian yang sangat penting dalam penulisan proposal, karna pada tinjauan pustaka mengungkapkan pemikiran tentang teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, yang terdiri atas penelitian relevan, landasan teori, dan kerangka konsep yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1. Penelitian relevan

Marieta Dian Ayu Prakasiwi pada tahun 2016 menulis skripsi dengan judul “Koreografi Tari Geleng Ro’om karya Dimas Pramuka Admaji” jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia Surakarta. Objek dari penelitian ini adalah Tari Geleng Ro’om. Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahui tentang proses kreatif Dimas Pramuka Admaji dalam penciptaan Tari Geleng Ro’om dan bentuk koreografi Tari Geleng Ro’om. Penciptaan Tari Geleng Ro’om terinspirasi dari fenomena

keberadaan perantau wanita Madura yang ada di Surabaya yang berprofesi sebagai pedagang keliling tradisional dan keterkaitannya dengan budaya wanita Madura Geleng Ro’om yang menganggap gelang sebagai penanda starus ekonomi dan sosial. Bentuk koreografi tari adalah tari kreasi putri kelompok yang memunculkan karakter wanita Madura yang unik dan berbeda dengan wanita lain pada umumnya. Kemunculan karakter ini di wujudkan dalam garap gerak yang diinspirasi dari kegiatan pedagang wanita Madura, eksplorasi terhadap gelang, dan pengembangan gerak tari tradisi Madura.

(9)

Berdasarkan dari beberapa penjelasan tersebut terdapat kesamaan yang akan diteliti yaitu tentang Koreografi Tari Geleng Ro’om karya Dimas Pramuka Admaja, sedangkan peneliti meneliti tentang Studi Koreografi Tari Satai. Memiliki kesamaan metode penelitian kualitatif.

Penelitian di atas digunakan sebagai bahan acuan dan referensi penulis sebelum melakukan penelitian.

Putri Anisa Utami (2020) menulis skripsi dengan judul “Harun Pasir Pencipta Tari Ngagah Imau Sebagai Tari Daerah Kerinci: Study Koreografi “Jurusan Sendratasik Universitas Jambi. Objek dari penelitian ini adalah Tari ngagah imau yang diciptakan oleh Harun Pasir, ia menjelaskan bahwa dalam mewujudkan ide koreografi yaitu ide menata, menggarap, dan mengubah gerak sehingga menjadi sebuah bentuk sajian karya tari, ia berimajinasi dengan alam yang artinya setiap gerak pada tari yang diciptakannya selalu terispirasi dari alam dan dari kegiatan masyarakat setempat. Pada Tari Ngagah Imau ia menjelaskan bahwa bentuk gerak tersebut berupa peniruan dari gerak-gerak binatang seperti menirukan gerak-gerak harimau seperti menyerang, menyeru, gerak jatuh telungkup, ditambah dengan gerak selamat datang dan gerak sumpah.

Harun Pasir juga menjelaskan bahwa bagian pada Tari Nggah Imau, pada bagian pertama ia menginterprestasikan ritual Ngagah Imau dan juga menambahkan beberapa cerita rakyat Negeri Pulau Tengah.

Dari penjelasan diatas terdapat perbedaan dengan penelitian ini ialah dengan mengunakan objek yang berbeda tetapi tempat dan pencipta

(10)

tarinya sama selain itu rumusan masalah dalam penelitian ini juga sama.

Penulis dalam penelitian yang berjudul Harun Pasir pencipta Tari Satai sebagai Tari daerah Kerinci : studi koreografi, bahwa penulis akan menjelaskan latar belakang Tari Satai yang terdapat di Desa Koto Tuo Pulau Tengah.

1.5.2. Landasan teori

Landasan teori merupakan teori yang perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba coba, dengan adanya landasan teori ini menunjukan bahwa penelitian itu merupakan ciri, bahwa penelitian ini merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data Sugiono (2019:84) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Seperti yang akan diteliti penulis yaitu “ Harun Pasir Pencipta Tari Satai Sebagai Tari Daerah Kerinci : Studi Koreografi” untuk mejelaskan permasalahan dalam penelitian ini digunakan beberapa teori yaitu :

1.5.2.1. Teori koreografi

Y Sumandio Hadi (2012:1) dalam bukunya yang berjudul Koreografi ruang proscenium. koreografi sebagai pengertian konsep,

adalah proses perencanaan, penyeleksian, sampai kepada pemebentukan (forming) gerak tari dengan maksud dan tujuan tertentu. Perinsip prinsip pembetukan gerak tari itu menjanti penting dalam pengertian

“koreografi”, sehingga pada prinsipnya sesungguhnya pengertian konsep

(11)

“koreografi” pada awalnya semata mata hannya diartikan sebagai pembentukan atau penyususuna gerak gerak tari saja belum mencakup aspek aspek “pertunjukan Tari” lainya, seperti aspek musik iringan, rias, kostum, dan aspek aspek lengkap tempat pertunjukannya. Dalam buku Y Sumandio Hadi (2012:70) terdapat beberapa aspek dalam menyusun koreografi yaitu :

“(1) Tahap eksplorasi, eksplorasi adalah suatu pengalaman untuk mendapatkan ransangan, sehingga dapat memperjuat daya keriatifitas.

(2) Tahap Improvisasi, tahap improvisasi diartikan sebagai penemuan gerak secara kebetulan.

(3) Tahap pembentukan, tahap pembentukan merupakan tahap yang terakhir dari proses koreografi.

Artinya seorang akoreografer atau atau penari setelah melakukan tahap tahap sebelumnya yaitu eksplorasi dan improvisasi mulai berusaha membentuk atau menstraspormasi bentuk gerak menjadi sebuah Tarian atau koreografi

Koreografi yang dimaksud dalam tulisan ini bertujuan untuk membantu memecahkan masalah tentang bagaimana harun pasir mewujudkan ide koreografi berdasarkan Barimou perulai masalalu menjadi Tari Satai dari proses eksplorasi, improvisasi dan pembentukan Tari Satai.

1.5.2.2. Teori estetika

Kata estetika diturunkan dari akar kata yunani aisthetikos, yang berarti ‟mengamati dengan indra‟ (aisthanomai). Kata estetika juga terkait dengan kata aesthesis, artinya „persepsi‟ (perception). Pengamatan ini terkait erat dengan pengalaman indrawi serta berbagai macam perasaan yang di

(12)

timbulkannya. Estetika juga merupakan bagian dari ilmu nilai (aksiologi), tetapi hanya berurusan dengan nilai keindahan dan seni. Maka estetika adalah teori yang mencakup tentang yang indah, penyelidikan tentang prinsip-prinsip landasan seni dan pengalaman yang berkaitan dengan seni, penciptaan seni, penilaian atau refleksi terhadap karya seni Matius Ali (2011: 02).

Berdasarkan penjelasan di atas teori estetika di dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh karya seni pada masyarakat setempat dan pengalaman yang berkaitan dengan penilaian, keindahan dan penciptaan terhadap karya seni yaitu Tari Satai yang ada di Desa koto Tuo Pulau Tengah.

1.5.2.3. Teori struktur

Menurut Jackquline Smith terjemahan Ben Suharto (1985:72) menjelaskan bahwa struktur adalah suatu wujud yang terdiri dari bentuk dan elemen pembentuk yang saling berkaitan sesuai dengan fungsinya dan tidak terpisahkan dalam suatu kesatuan bentuk yang utuh.

Dalam hal ini peneliti akan mengkaji sebuah peristiwa di Desa Koto Tuo Pulau Tengah Kabupaten Kerinci yang tentunya dalam Tari Satai tersebut mempunyai beragam fungsi dan peran masing-masing seperti gerak pada Tari Satai, terdapat gerak sembah yang dimana gerakan ini sebagai bentuk penghormatan kepada roh nenek moyang selain itu terdapat juga musik, kostum dan properti yang saling berkaitan sesuai dengan fungsinya masing-masing dan tidak dapat terpisahkan.

(13)

1.5.3. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiono 2019:95), dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Definisi ide, koreografi, tari, Tari satai, masyarakat dan desa. Kosakata di atas merupakan istilah pokok berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu Tari Satai Di Desa Koto Tuo Pulau Tengah.

1.5.3.1. Ide

Ide merupakan modal awal dalam menghasilkan sebuah karya seni.

Penuangan ide dalam suatu karya seni dibutuhkan suatu kemampuan yang kreatif dari seorang pencipta seni, agar pikiran yang berawal dari sebuah bayangan imajinasi dapat dibentuk dan dirubah kedalam sebuah karya seni.

Tia Widiastuti (2016:11) dalam skripsinya yang berjudul proses kreatif penciptaan Tari kecubung karya nurlela badaruddin pagaralam Sumatra selatan. Seperti halnya Tari Satai merupakan suatu Tari yang berangkat dari ide yang di miliki oleh pencipta Bapak Harun pasir yaitu dari tradisi Barimou Perulai yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tarian yaitu

Tari Satai.

1.5.3.2. Koreografi

Koreografi menurut Sal Murgiyanto(1983:4) koreografi lebih diartikan sebagai pengetahuan penyusunan tari atau hasil susunan tari sedangkan menurut Hadi Sumandio Y (2012:1) dalam bukunya yang berjudul

(14)

Koreografi ruang proscenium. koreografi sebagai pengertian konsep, adalah

proses perencanaan, penyeleksian, sampai kepada pemebentukan (forming) gerak tari dengan maksut dan tujuan tertentu. Koreografi yang dimaksud dalam tulisan ini bertujuan untuk membantu memecahkan masalah tentang bagaimana Harun Pasir menciptakan Tari Satai sampai kepada proses koreografi yaitu proses eksplorasi, improvisasi, sampai dengan pembentukan Tari Satai.

1.5.3.3. Tari

Menurut Sudarsono sebuah definisi yang berbunyi “tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkap dengan gerak-gerak ritmis yang indah” (2004:17) dalam Buku yang berjudul Tari-Tarian Indonesia. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini Tari Satai juga merupakan suatu tari yang menggunakan gerakan tubuh manusia yang disusun dengan indah serta terdapat alat musik pengiringnya.

1.5.3.4. Tari satai

Kata Satai dalam bahasa kerinci dapat diartikan sebagai sakti. Tari Satai adalah salah satu tari yang berasal dari Desa Koto Tuo Pulau Tengah,

kecamatan keliling Danau, Kabupaten Kerinci yang berangkat dari kebiasaan masyarakat setempat yaitu Balimou parulai. Yang diciptakan kembali oleh Harun Pasir dalam bentuk tari ditampilkan pada saat penyambutan tamu di desa tersebut (Wawancara Harun Pasir 05 Mei 2022).

(15)

1.5.3.5. Masyarakat

Masyarakat diartikan sebagai suatu kesatuan bentuk atau sekelompok orang orang yang mempunyai identitasnya sendiri, sehingga kesatuan bentuk itu berbeda dasarnya dengan bentuk yang lain Mahdi Bahar (2012 : 94) dari penjelasan di atas Desa Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci masyarakat saling berinteraksi dengan tata aturan dan norma adat yang berlaku dimasyarakat setempat, pada masarakat Desa Koto Tuo Pulau Tengah terdapat sebuah tradisi Barimou Perulai yang merupakan ide dari penciptaan Tari Satai. Barimou Perulai

merupakan identitas masyarakat yang memiliki tata aturan yang diikuti secara bersama dan kelompok. Oleh Harun Pasir dijadikan sebuah tarian yang dinamakan dengan Tari Satai yang menjadi identitas kebudayaan masyarakat Kerinci yang berbeda dengan masarakat lainnya.

1.5.3.6. Desa

Kata “Desa” berasal dari bahasa sansekerta yakni “deshi” yang artinya tanah kelahiran. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Desa diartikan sebagai satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh kepala desa). Berdasarkan penjelasan di atas bahwa Tari Satai ini berasal dari Desa Koto Tuo Pulau tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Desa tersebut merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tarian ini dan masyarakatnya.

(16)

Tradisi Barimou Parulai Tari Satai

Studi Koreografi

Ide koreografi Struktur Tari Nilai Estetika

Bagan 1.1 Kerangka konsep

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sugiyono dalam bukunya (Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D 2019:02). Menyatakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan, kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menurut Borg and Gall 1989 dalam buku Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (2019:16) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, kerena

Harun Pasir

(17)

populasinya belum lama, Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola).

1.6.2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya dalam hal ini subjek penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian tersebut adalah informan-informan yang akan ditanya kan sebagai bagian dari cara-cara dalam mengumpulkan orang atau tokoh-tokoh yang mengetahui tentang Tari Satai, adapun tokoh yang akan diwawancarai sebagai berikut:

1.6.2.1 Harun Pasir merupakan pencipta Tari Satai

1.6.2.2 Jores Saputra sebagai ketua Sanggar Seni Telaga Biru

1.6.2.3 Hadid zalzalah sebagai anggota Sanggar Seni Telaga Biru,pemusik Tari Satai

1.6.2.4 Nadila Ana Nirmala sebagai penari sekaligus informan Tari Satai.

1.6.3. Sumber Data

Pada penelitian Tari satai sebagai tari masyarakat di Desa Pulau Tengah menggunakan sumber data primer dan sekunder.

1.6.3.1 Data primer

Adapun sumber data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber utama Tari Satai yaitu seniman Harun Pasir melalui wawancara. Penelitian ini dilakukan untuk menanyakan informasi tentang Tari Satai kemudian didokumentasi berupa video dan foto yang menjadi sumber data dan bukti dari penelitian. Sehingga

(18)

peneliti dapat mengetahui langsung perubahan fungsi Tari Satai.

1.6.3.2 Data sekunder

Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan atau tersedia untuk peneliti dari pihak lain seperti jurnal dan skripsi data sekunder ini sebagai pendukung data primer.

1.6.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,karna tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Maka teknik pengumpulan data secara umum dapat di lakukan dengan studi pustaka, observasi (pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi .

1.6.4.1 Studi pustaka

Studi pustaka adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian atau topik cerita yang diusung kedalam karya tulis. Sugiono dalam skripsi marieta Dian ayu Prakasiwi (2016:23). Studi pustaka ini bertujuan untuk memperdalam wawasan peneliti dan memperkuat landasan teori agar temuan hasil penelitian bias lebih akurat.

1.6.4.2 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui penggunaan indra manusia, dalam beberapa kondisi alam obsetvasi adalah tindakan mengamati penomena social didunia nyata dan merekam peristiwa saat terjadi.

(19)

Matthews dan Ross dalam buku Umar Sidiq (2019:65) yang berjudul Metode Penelitian Tif Dibidang Pendidikan. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti melakukan tinjauan langsung kelapangan dengan mengamati Tari satai yang ada di Desa Koto Tuo Pulau Tengah.

1.6.4.3 Wawancara

Sugiyono (2019:195) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D mengatakan bahwa wawancara itu dibagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur penulis sudah mengetahui dengan pasti informasi yang akan diperoleh dari berbagai narasumber dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Pertanyaan itu berupa banyaknya penari, tempat menari, lirik lagu lama menari, arti lirik. Sedangkan wawancara tidak terstruktur narasumber tidak mengetahui jika dia sedang diwawancarai karena peneliti lebih santai saat mengobrol. Pertanyaan tidak terstruktur yang penulis lakukan yaitu ingin mengetahui pandangan narasuber akan tarian ini hidup dan seberapa besar rasa memiliki masyarakat Desa Koto Tuo Pulau Tengah terhadap Tari satai.

1.6.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya karya monumental dari seseorang Sugiono dalam buku Umar Sidiq (2019:72). Seperti halnya dalam penelitian

(20)

Tari Satai dokumentasi dilakukan untuk mengabadikan gerak-gerak Tari Satai dan proses Barimoa Perulai hal ini dilakukan dengan cara

pengambilan video, dan foto pada saat Tari Satai berlangsung, tulisan- tulisan berupa buku dan foto-foto yang dimiliki oleh informan atau arsip daerah dan sumber tertulis lainnya.

1.6.5. Teknik Keabsahan Data

1.6.5.1 Triangulasi

Umar Sidiq dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif Dibidang Pendidikan (2019:94). Menjelaskan bahwa triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan berbagai watku dengan penjelasan sebagai berikut:

(a) Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang data yang diperoleh melalui beberapa sumber

(b) Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknikyang berbeda.

(c) Triangulasi waktu bahwa variable perbandingannya adalah waktu, jadi kita akan melengkapi data dan juga mengecek validasinya berdasarkan waktu.

(21)

Jadi untuk penelitian ini peneliti menggunakan trianggalasi sumber yang mana didapatkan dari wawancara, jurnal, skripsi ataupun video untuk menguji falidasi data di lapangan.

1.6.6. Analisis data

Menurut Sugiyono dalam bukunya metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D (2019:318) menyatakan bahwa dalam peneltian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali, data yang diperoleh pada umumnya data kualitatif. Berdasarkan penjelasan di atas penelitian menggunakan analisis data Tari Satai yang sudah diklasivikasi (dipilah- pilah).

1.6.6.1 Reduksi data

Mereduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan Umar Sidiq (2019:80). Dalam hal ini reduksi data diperlukan untuk mempermudah peneliti memilah data pokok dan data tidak pokok terkait Tari Satai ciptaan bapak Harun Pasir.

(22)

1.6.6.2 Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, dan sejenisnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif atau menjelaskan. Sidiq Umar (2019:82) dengan mengdisplaykan data, maka akan memudahkan untuk peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Sehingga Tari Satai dapat mudah peneliti pahami dengan adanya teknik penyajian data tersebut.

1.6.6.3. Verifikasi

Verifikasi atau penarikan kesimpulan ini berguna untuk memeriksa tentang kebenaran yang telah diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, arsip dan dokumen lainnya mengenai Tari Satai di Desa Koto Tuo Pulau Tengah agar peneliti dapat membuat penarikan kesimpulan dalam laporan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Isolasi Jamur Endofit dari daun Sirih (Piper Betle L.) Sebagai Antimikroba Terhadap Escheria coli, Staphylococcus aureus dan Candida albicans.. Fakultas Sains dan

Predictors: (Constant), TQM_MS, Managerial Skill, Total Quality Management. Dependent Variable: Kinerja

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan secara parsial antara pengetahuan, keterampilan, motivasi, jarak tempat tinggal, dan fasilitas dengan kinerja

Dispensasi usia perkawinan merupakan pengurangan terhadap standar normatif yang diatur oleh UU mengenai batas minimal usia perkawinan bagi seseorang yang akan

Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para

Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.. Potensi diri adalah

Tulisan ini berusaha menyajikan sebuah pembahasan yang berbeda dalam posisi membela praktik putusan ultra petita dengan mengemukakan dasar rasionalitasnya yang legitimate yaitu

Pada penelitian ini juga akan dilakukan proses tempering pada lemak nabati dan cocoa butter yang digunakan untuk melihat bentuk kristal yang dihasilkan dan titik leleh