• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERKIRAAN BONUS DEMOGRAFI DKI JAKARTA PASCA PANDEMI COVID 19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PERKIRAAN BONUS DEMOGRAFI DKI JAKARTA PASCA PANDEMI COVID 19"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

471 PERKIRAAN BONUS DEMOGRAFI DKI JAKARTA PASCA PANDEMI

COVID 19

--- Andi Setyawan, Tuty Mutiah, Fajar Muharam, Devin Lucky Gunawan, Muhammad Reynaldi

Universitas Bina Sarana Informatika

(Naskah diterima: 1 September 2022, disetujui: 31 Oktober 2022)

Abstract

Demographic bonus is a phenomenon where there are more productive age than non-productive age. There are several indicators that can generate a demographic bonus in DKI Jakarta, namely that the non-productive and productive age population has the lowest dependency ratio.

But that's not enough, it must be followed by the ability of people of productive age to take advantage of this condition by working well with good and decent income with good quality education. With the COVID-19 pandemic, these factors have been disrupted, and the dependency ratio has started to increase so that the demographic bonus in DKI Jakarta will be quite difficult.

There are four factors to support the dependency ratio, namely the quality of education, quality of health, availability of jobs, and distributive reduction in the birth rate through the Family Planning program. This study used a qualitative approach using an interview method with Ms.

Endang Antarwati, S.E., M.S.E from the FEB UI Demographic Institute and literature studies sourced from the Central Bureau of Statistics. The results of the study show that DKI Jakarta will not experience a demographic bonus after the COVID-19 pandemic.

Keywords: Demographic Bonus, COVID-19, Dependency Ratio

Abstrak

Bonus demografi merupakan suatu fenomena di mana usia produktif lebih banyak dari pada usia non-produktif. Terdapat beberapa indikator yang dapat menimbulkan bonus demografi di DKI Jakarta yaitu bahwa penduduk usia non-produktif dan produktifnya itu pada rasio ketergantungan yang paling rendah. Tapi tidak cukup itu saja, harus diikuti juga dengan kemampuan dari usia produktif untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan cara bekerja dengan baik dengan pendapatan yang baik dan layak dengan kualitas pendidikan yang baik. Dengan adanya pandemi COVID-19 membuat faktor-faktor tersebut terganggu, serta mulai meningkatnya rasio ketergantungan sehingga terjadinya bonus demografi di DKI Jakarta akan cukup sulit. Terdapat empat faktor untuk menunjang rasio ketergantungan yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, ketersediaan lapangan kerja, dan pendistensi penurunan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan metode wawancara bersama Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E dari Lembaga Demografi FEB

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

472 UI dan studi literatur yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DKI Jakarta tidak akan mengalami bonus demografi setelah pandemi COVID-19.

Kata kunci: Bonus Demografi, COVID-19, Rasio Ketergantungan

I. LATAR BELAKANG

ndonesia diprediksikan akan merasakan Bonus Demografi pada tahun 2025- 2030. Menurut Haryanto, J. T. (2015) Indonesia disebut sedang menikmati bonus demografi ketika jumlah penduduk dengan usia produktif sangat besar, sementara penduduk usia mudanya semakin mengecil dan penduduk usia lanjutnya (lansia) belum membesar. Menurut data detik.com (2021) yang menyatakan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usia produktif diukur dari rentang umur 15 hingga 64 tahun. Menurut data Worldometers (2022) tanggal 10 Juni 2022, mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 279,25 juta jiwa dan merupakan peringkat keempat penduduk terbesar di dunia. Ada banyak hal yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dengan anugerah penduduk yang terbilang banyak tersebut salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi karena semakin banyaknya pelaku dan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan pendapatan perkapita meningkat dan terjadi pula peningkatan kesejahteraan. Terjadinya

bonus demografi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, pertumbuhan penduduk, dan mortalitas.

Selain faktor-faktor tersebut, bonus demografi ditandai dengan berkurangnya rasio ketergantungan usia non-produktif kepada usia produktif.

Para ilmuwan memprediksi bahwa jika rasio ketergantungan terus menurun maka Indonesia berpotensi mengalami fase puncak bonus demografi mulai tahun 2020 hingga sekitar tahun 2030. Bahkan mereka memperkirakan pada pertengahan periode 2020−2030 terjadi suatu peluang yang disebut

„Window of Opportunity‟, dimana saat itu rasio ketergantungan akan berada pada titik terendah. Rasio ketergantungan yang rendah sangat menguntungkan karena anggaran negara yang semestinya diperuntukkan bagi usia non-produktif bisa dialihkan untuk pembangunan sektor- sektor lain secara lebih merata. Keuntungan juga diperoleh dari melimpahnya penduduk usia produktif karena berpotensi memicu pertumbuhan ekonomi,

I

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

474 yang selanjutnya akan meningkatkan

kesejahteraan penduduk. Bonus demografi akan dapat dirasakan maksimal apabila penduduk produktif bekerja dan melakukan aktivitas positif, terjadi peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan, pengendalian jumlah penduduk, kebijakan ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar, tidak ada diskriminasi antara pekerja perempuan dengan laki-laki, masyarakat memiliki akses tabungan, hingga keterbukaan perdagangan dan saving nasional. Semakin baiknya pelayanan kesehatan, serta menurunnya tingkat kematian dan kelahiran (Suara.com.

2020), maka akan dimungkinkan terjadinya sebuah transisi demografi (Caldwell et al., 2006; dan UNDP, 2014). Sebaliknya, Indonesia akan kehilangan peluang tersebut jika ada variabel-variabel yang mengganggu faktor dan aspek penunjang bonus demografi, salah satunya adalah yang telah dialami hampir seluruh negara yaitu pandemi COVID-19 yang sangat mempengaruhi struktur demografi di masing-masing negara, tak terkecuali Indonesia.

Diawal tahun 2020 Indonesia mengalami bencana berskala nasional yaitu terjadinya

pandemi COVID-19. COVID-19 merupakan virus dengan tingkat penularan yang sangat cepat yang disebabkan oleh strain baru dari Corona virus, Novel Corona virus 2019 (2019-nCoV) secara resmi dinamai sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome-Corona virus 2 (SARS-CoV-2) (Bedford,2020). Pada manusia, beberapa Corona virus diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa, hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penularan COVID-19 yang sangat cepat berdampak bagi seluruh masyarakat. Berbagai intervensi kesehatan masyarakat (non-farmasi) telah digunakan untuk mengendalikan persebaran COVID-19 (Ian, 2020). Jumlah total kasus COVID-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 sampai Oktober 2022 menjadi 6.448.220 kasus. Dengan demikian, jumlah total pasien positif COVID-19 yang meninggal sebanyak 158.235 orang (detik.com 2022).

Menurut data databoks (2021) Proporsi kasus kematian akibat virus corona pada usia produktif mencapai 52,2% hingga Rabu, 4 Agustus 2021. Data ini memberitahukan kita bahwa angka kematian usia produktif

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

475 mencapai 0,73%. Di mana penduduk usia

produktif ini merupakan faktor penting untuk mencapai Bonus demografi. Jika hingga akhir pandemi angka ini terus meningkat tentunya akan sangat mempengaruhi bonus demografi Indonesia. Selain itu, di masa pandemi, semua faktor pendorong Bonus Demografi antara lain pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, pertumbuhan penduduk, dan mortalitas sangat terguncang. Semua sektor selama pandemi COVID-19 terguncang.

Sektor pendidikan adalah sektor yang secara signifikan berubah dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring, berbagai macam kendala selama pembelajaran daring membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif (Syah, 2020). Kondisi kesehatan dimasa pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan psikologis seperti ketakutan, kecemasan, depresi, atau ketidakamanan, serta banyaknya korban jiwa akibat pandemi ini. Kondisi lapangan pekerjaan dimana banyak perusahaan yang merugi sehingga pada akhirnya perusahaan memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang mengakibatkan banyak keluarga yang tidak mampu menanggung beban ekonomi anggota keluarganya. Menurut data (UKSW, 2020) Adapun kondisi pertumbuhan

penduduk saat pandemi COVID-19, dikatakan dr. Hasto menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah kehamilan akibat terhambatnya layanan kontrasepsi selama pandemi. Berdasarkan pengamatan BKKBN, bahwa kehamilan tidak dikehendaki di beberapa daerah di Indonesia masih terbilang cukup tinggi dan bisa menimbulkan beberapa akibat yang cukup fatal. Menurut databoks (2022) yang bersumber pada Our World in Data menunjukkan, tingkat kematian (case fatality rate/CFR) COVID-19 di Indonesia mencapai

2,45% per 11 Oktober 2022. Persentase ini menempatkan Indonesia di peringkat kedua tertinggi di Asia Tenggara.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 37 provinsi dalam kaitannya dengan bonus demografi banyak dipertanyakan apakah bonus demografi Indonesia berlaku secara nasional, ataukah bonus demografi terjadi di masing-masing provinsi. Beberapa pakar memberikan pandangan bahwa bonus demografi Indonesia adalah akumulasi bonus demografi yang terjadi di masing-masing provinsi (daerah) karena masing-masing provinsi memiliki perbedaan potensi, karakteristik, dan hambatannya sendiri. Jika sebagian besar

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

476 provinsi telah mengalami dan dapat

memanfaatkan bonus demografi maka secara akumulatif bonus demografi juga terjadi di skala nasional (Indonesia). DKI Jakarta sebagai Ibu kota negara digadang-gadang akan menjadi provinsi percontohan implementasi bonus demografi karena sarana dan prasarana sangat mendukung perkembangan aspek-aspek bonus demografi.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 11,25 juta jiwa pada Juni 2021. Berdasarkan data databoks (2021) dikutip dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DUKCAPIL) Kementerian Dalam Negeri, sebanyak 7,95 juta jiwa atau 70,73%

penduduk di provinsi tersebut merupakan kelompok penduduk usia produktif (15-64 tahun). Jumlah penduduk usia produktif yang besar ini merupakan modal dasar dari terselenggaranya bonus demografi di Jakarta.

Sayangnya, dengan adanya pandemi COVID-19 kita perlu mengkaji ulang apakah DKI Jakarta sebagai ibukota negara bisa mendapatkan Window of Opportunity tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah penduduk Jakarta sebanyak 10,61 juta pada 2021. Jika mengacu pada data databoks (2017) yang bersumber pada BPS tentang rasio ketergantungan

penduduk Jakarta angkanya terus bertambah dari tahun 2010 yaitu 37,4, 2015 yaitu 38,2, setelah itu menjadi 38,93 ditahun 2020 (BPS DKI Jakarta, 2020). Oleh karena itu penelitian ini ingin menganalisa lebih lanjut apakah pandemi COVID-19 mempengaruhi keberlangsungan bonus demografi di DKI Jakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah: Apakah pandemi COVID-19 mempengaruhi terjadinya bonus demografi di DKI Jakarta?

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bonus Demografi

Bonus demografi merupakan suatu fenomena di mana usia produktif lebih banyak dari pada usia non-produktif. Bonus demografi menurut Haryanto, J. T. (2015) Indonesia disebut sedang menikmati bonus demografi ketika jumlah penduduk dengan usia produktif sangat besar, sementara penduduk usia mudanya semakin mengecil dan penduduk usia lanjutnya (lansia) belum membesar. Usia produktif merupakan penduduk yang telah mencapai usia 15-64 tahun dan dinyatakan telah mampu menjadi pekerja dan mampu menghasilkan dengan persentase berkisar 66,5% dari total jumlah penduduk Indonesia. Bonus demografi

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

477 sendiri dimaknai dengan keuntungan

akademis yang disebabkan semakin besarnya jumlah tabungan dari penduduk produktif.

Kondisi tersebut juga lazim dikenal sebagai jendela kesempatan (Windows of Opportunity) bagi suatu negara. Menurut data yang diambil dari Kemenkopmk (2021) yang bersumber pada Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo sebagaimana terungkap melalui hasil survei, penduduk Indonesia didominasi usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah mencapai 191,08 juta jiwa (70,72%). Jumlah itu jauh melampaui jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak 63,03 juta jiwa (23,33%), dan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) sebanyak 16,07 juta jiwa (5,95%).

Mengungkap dari struktur komposisi tersebut, diketahui rasio ketergantungan mencapai angka 41 yang bermakna bahwa setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 41 penduduk usia non- produktif. Rasio ketergantungan tahun 2020 sebesar 41 itu juga merupakan yang terendah selama ini.

2.2 COVID-19

Menurut WHO, Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat

menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Corona virus merupakan virus dengan tingkat penularan yang sangat cepat disebabkan oleh strain baru dari Corona virus, Novel Corona virus 2019 (2019- nCoV) secara resmi dinamai sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome-Corona virus 2 (SARS-CoV-2) (Bedford,2020). Virus baru dan penyakit ini mulai mewabah di Wuhan, bulan Desember 2019. COVID-19 ini menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah.

Sekitar 80% orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus.

Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan (WHO, 2022).

Menurut berkas.dpr (2021) yang bersumber pada covid19.go.id, 13 Vol. XIII, No. 3/I/Puslit/Februari/2021 3 Februari 2021;

worldometers.info, 3 Februari 2021.

Diakibatkan pandemi COVID-19 banyak sektor yang terganggu yang diantaranya sektor morbiditas, mortalitas, dan perekonomian di Indonesia. Rekor tertinggi positivity rate Indonesia terjadi pada tanggal

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

478 31 Januari 2021 yang mencapai 36,18% atau

lebih dari 7 kali lipat dari batas aman yang ditetapkan WHO (5%). Sedangkan rekor jumlah kematian harian terjadi pada tanggal 28 Januari 2021 yang mencapai 476 jiwa.

Bahkan angka kematian atau Case Fatality Rate (CFR) Indonesia tergolong tinggi, yaitu 2,8%, di atas CFR global (2,3%). Di sisi lain, kasus aktif per tanggal 3 Februari 2021 mencapai 175.236 kasus atau 15,8% dari kasus terkonfirmasi positif.

Adapun data menurut BPS DKI Jakarta (2021) di DKI Jakarta, angka morbiditas selama pandemi COVID-19 mencapai 10,75%. Untuk kota di DKI Jakarta seperti Kepulauan Seribu sebesar 6,42%, Jakarta Selatan 12,48, Jakarta Timur 13,49%, Jakarta Pusat 5,80%, Jakarta Barat 7,45%, dan Jakarta Utara 11,49%.

Menurut Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta (2021) Jika dibandingkan dengan tahun 2019, pelaporan kematian penduduk DKI Jakarta meningkat sebesar 22%. Di tahun 2019, tecatat sebanyak 60.955 pelaporan kematian penduduk DKI Jakarta, lalu jumlah tersebut meningkat pada tahun berikutnya menjadi 74.310 pelaporan kematian penduduk DKI Jakarta. Jika dilihat menurut wilayah, pelaporan kematian

penduduk DKI Jakarta tahun 2020 terbanyak berada di Jakarta Timur yaitu 29,2% atau sebanyak 21.677 pelaporan, sedangkan Kepulauan Seribu mempunyai pelaporan kematian penduduk paling sedikit yaitu 0,3%

atau sebanyak 259 pelaporan. Rendahnya pelaporan kematian penduduk di Kepulauan Seribu sebanding dengan jumlah penduduknya yang paling sedikit dibandingkan dengan wilayah administratif lainnya di DKI Jakarta. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta mencatat penduduk yang dilaporkan telah meninggal dunia didominasi oleh penduduk laki-laki dengan persentase sebesar 57% atau sebanyak 42.513 jiwa. Selebihnya, penduduk perempuan yang dilaporkan telah meninggal dunia berjumlah 31.797 jiwa.

Dilihat menurut wilayah administrasinya, Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah pelaporan kematian penduduk DKI Jakarta terbanyak, hal ini berbanding lurus dengan banyaknya penduduk yang bermukim di wilayah ini dibandingkan dengan wilayah administrasi lainnya di DKI Jakarta. Grafik Data Kematian Penduduk DKI Jakarta Tahun 2020 di bawah ini menunjukkan jumlah pelaporan terbanyak terjadi pada bulan Oktober yaitu

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

479 sebanyak 8.568 pelaporan. Sedangkan,

jumlah pelaporan paling sedikit terjadi pada bulan April yaitu 2.150 pelaporan.

2.3 Hubungan Bonus Demografi Terhadap COVID-19

Kualitas pendidikan, Menurut (Wiyono, 2017) Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas penduduk suatu bangsa. Sebuah bangsa dengan kualitas penduduk yang tinggi akan mendorong pembangunan dan kemajuan bangsa tersebut. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsa dan negara (OSMKSEK, 2012). Selanjutnya, pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang fase bonus demografi. Dampak penyebaran pandemi COVID-19, mengubah cara pemerintah menjalankan sistem pembelajaran yang selama ini bersandarkan pada pendekatan klasikal (tatap muka) menjadi pendekatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan media digital. Namun, Menurut data dari pusdatin.kemdikbud (2020) Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi antara

sekolah di kota besar dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal tidaklah menjadi satu-satunya penentu keberhasilan untuk menciptakan angkatan kerja yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah juga harus mengupayakan dan mengembangkan pendidikan non-ijazah yang menekankan pada pengembangan keterampilan. Dengan pengembangan keterampilan melalui pendidikan non-formal bisa menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

Pendidikan non-ijazah bisa menjadi solusi dari keterbatasan pendidikan formal, dan tepat untuk mewadahi anak-anak muda yang tidak cocok dengan pendidikan formal.

Kualitas kesehatan, pada awal tahun 2020, dunia, termasuk Indonesia telah dihadapkan pada bencana wabah Corona Virus Disease 2019, atau dikenal dengan COVID-19, dan pada pertengahan Maret 2020 WHO menetapkan wabah tersebut sebagai pandemi global dan menjadi musibah

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

480 dunia. menurut data covid19.go.id, per 11

Oktober 2022 619.770.633 jiwa kasus terkonfirmasi 6.539.058 kematian di seluruh dunia. Sedangkan untuk Indonesia, jumlah kasus terpapar virus sebanyak 6.450.248 orang dengan jumlah kematian 158.249 orang. Sebagai bencana non-alam di bidang kesehatan yang sangat masif, dampak yang diakibatkan oleh pandemi ini bersifat multidimensional. Kesehatan masyarakat sebagai bagian dari variabel demografi yaitu morbiditas dan mortalitas mengalami guncangan akibat pandemi COVID-19.

Ketersediaan lapangan pekerjaan, permasalahan pengangguran merupakan bagian dari permasalahan dalam gatra demografi (keadaan dan kemampuan/kualitas penduduk) sebagai bagian dari aspek alamiah atau Trigatra. Selain itu, pengangguran, karena terkait dengan kesempatan kerja, juga merupakan variabel dari gatra ekonomi sebagai bagian dari panca gatra. Dampak pandemi COVID-19 terhadap gatra demografi dan gatra ekonomi membawa persoalan yang cukup berat. Hal itu berkaitan dengan fenomena adanya peluang memetik bonus demografi. Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045, bahwa puncak bonus demografi akan berlangsung

pada tahun 2021-2022, di mana Indonesia mempunyai rasio permasalahan pengangguran, merupakan bagian dari permasalahan dalam gatra demografi (keadaan dan kemampuan/kualitas penduduk) sebagai bagian dari aspek alamiah atau Trigatra. Menurut data dari Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan (2021) mengatakan bahwa Gangguan terhadap aktivitas ekonomi karena kebijakan penguncian wilayah untuk menahan penyebaran virus telah menyebabkan banyak perusahaan menutup usaha dan mengalami kebangkrutan yang berdampak pada pengurangan jumlah pekerja maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran terutama pada sektor-sektor yang paling terdampak pandemi.

Konsistensi penurunan angka kelahiran melalui program keluarga berencana (KB), akan membuat investasi pendidikan dan kesehatan menjadi semakin optimal. Penurunan fertilitas akan menurunkan proporsi anak-anak, dan akan menjaga populasi anak-anak tetap pada angka yang kecil. Dengan begitu beban ketergantungan dalam fase demografi akan tetap bisa ditekan. Konsistensi penurunan fertilitas ini perlu dipertahankan hingga tahun

(10)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

481 2030. Sehingga kesempatan emas pada fase

demografi akan benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik. Konsistensi penurunan angka fertilitas berarti akan semakin memudahkan pemerintah untuk fokus dalam program peningkatan kualitas anak muda. Penurunan angka kelahiran akan mengurangi anggaran untuk kesehatan dan kebutuhan gizi bayi-bayi yang lahir. Sehingga anggaran yang dimiliki pemerintah sebagian besar bisa digunakan untuk investasi dalam peningkatan kualitas anak muda. Penurunan angka fertilitas dalam kerangka bonus demografi memang tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan program keluarga berencana (KB). Namun sayangnya, Menurut BPS (2021) persentase wanita berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin yang sedang menggunakan/memakai alat KB (Persen) di DKI Jakarta sebesar 47,85%, data tersebut menunjukkan penurunan dari tahun 2019 50,10% dan tahun 2020 49,28%. Dengan berkurangnya partisipasi penggunaan KB, tentunya akan berimbas kepada meningkatnya kelahiran bayi atau biasa disebut sebagai kejadian “baby boom” setelah pandemi COVID-19 (Pembajeng et al 2020).

Keberhasilan program keluarga berencana dalam menekan kelahiran perlu

dipertahankan. Dengan konsistensi menurunkan angka kelahiran melalui program KB, akan menjadi salah satu faktor penting penentu keberhasilan pemanfaatan bonus demografi.

III. METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data, Alat, dan Bahan 3.1.1 Sumber Data

1. Lembaga Demografi FEB UI.

2. BPS DKI Jakarta 3.1.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melengkapi penelitian ini adalah sebagai

berikut: Panduan wawancara, laptop, recorder.

3.2 Metode Pemerolehan Data 1. Wawancara.

Wawancara merupakan komunikasi berupa dialog di mana melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud tertentu (Deddy Mulyana, 2010). Dalam hal ini peneliti mewawancarai peneliti dari Lembaga Demografi FEB UI.

2. Studi pustaka.

Studi pustaka digunakan untuk mencari data-data terkini terkait kondisi

(11)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

482 demografi penduduk di DKI Jakarta, dan

kondisi selama pandemi COVID-19.

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1 Metode Pengolahan Data

1. Reduksi Data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan.

2. Penyajian Data, Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi, tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian.

3.3.1 Metode Analisis Data

1. Setelah data wawancara didapatkan dan diolah, berikutnya akan dibandingkan dengan data-data lain dari sumber terpercaya.

2. Melakukan validasi dari data-data yang diperoleh dengan mengecek kredibilitas sumber.

3. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan penelitian lain yang relevan untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan menghasilkan data baru yang sifatnya melengkapi informasi dari penelitian sebelumnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Bonus Demografi di DKI Jakarta

Bonus demografi di DKI Jakarta menurut survei antar sensus telah terjadi pada tahun 2015 (Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E.

2021). Hal ini selaras dengan pernyataan Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E yang mengatakan bahwa “…rasio ketergantungan DKI Jakarta pada tahun 2015 merupakan yang paling rendah. Pada saat rasio ketergantungan rendah dan usia produktif dapat berproduktif dalam bekerja, mereka bisa memanfaatkan peluang bonus demografi tersebut….”. Adapun data menurut BPS (2020) rasio ketergantungan DKI Jakarta tahun 2020 sebesar 38,9.

Provinsi DKI Rasio Ketergantungan Penduduk DKI Jakarta Hasil Sensus Penduduk

2000 2010 2020

DKI JAKARTA

35,14 36,94 38,93

Sumber: BPS DKI Jakarta Rasio Ketergantungan Penduduk DKI Jakarta Hasil Sensus Penduduk 2000-2020

(12)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

483 Data-data tersebut menunjukkan hal

sebaliknya dari pernyataan Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E bahwa menurut data BPS DKI Jakarta (2020) terdapat peningkatan rasio ketergantungan dari tahun 2010 hingga 2020, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015 mengalami peningkatan rasio ketergantungan dari tahun 2010 sehingga pada tahun 2015 tidak mengalami bonus demografi.

Dengan terjadinya pandemi COVID-19 sehingga membuat semua faktor bonus demografi terganggu. Sehingga, DKI Jakarta sulit mencapai bonus demografi dalam waktu dekat. Menurut pendapat kami, DKI Jakarta masih belum mengalami bonus demografi seperti yang dikatakan Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E karena menurut data BPS DKI Jakarta (2020) DKI Jakarta terus mengalami peningkatan rasio ketergantungan dari tahun 2010 hingga 2020. Jadi dapat dicermati bahwa DKI Jakarta belum mengalami bonus demografi.

4.2 Indikator Bonus Demografi

Terdapat beberapa indikator yang harus dipenuhi agar dapat menunjang tercapainya bonus demografi. Bonus demografi dapat terjadi apabila indikator bonus demografi terpenuhi secara maksimal.

Sebagian Indikator bonus demografi tersebut

yang telah dikatakan Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E adalah “...Jadi indikatornya, bahwa penduduk usia non-produktif dan produktifnya itu pada rasio ketergantungan yang paling rendah. Tapi tidak cukup itu saja, harus diikuti juga dengan kemampuan dari usia produktif untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan cara bekerja dengan baik dengan pendapatan yang baik dan layak”.

Lebih jauh, Saumana, dkk (2021) dalam jurnalnya mengatakan bahwa indikator penghitungan perkiraan bonus demografi diantaranya jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia non-produktif, kedua dampak jumlah usia produktif yang lebih besar mengakibatkan beban hidup yang lebih ringan karena hidup penduduk usia non-produktif akan ditanggung oleh penduduk usia produktif, dan ketiga bonus demografi akan diawali dengan transisi demografi yang melihat pada hasil sensus sebelumnya.

Menurut pendapat kami, bonus demografi memiliki parameter yaitu rasio ketergantungan. Untuk menunjang berhasilnya rasio ketergantungan harus memenuhi empat faktor yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, ketersediaan lapangan kerja, dan pendistensi penurunan

(13)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

484 angka kelahiran melalui program Keluarga

Berencana (KB).

4.3 Pandemi COVID-19 dan

Keberlangsungan Bonus Demografi di DKI Jakarta

Bonus demografi memiliki variabel- variabel yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar mencapai bonus demografi. Akibat dari pandemi COVID-19 membuat variabel- variabel tersebut terganggu, sehingga pandemi COVID-19 mempengaruhi keberlangsungan bonus demografi di DKI Jakarta seperti yang dikatakan oleh Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E. ”... Secara logika harusnya berpengaruh, karena banyak yang usia lansia yang meninggal karena varian delta. Jadi seharusnya rasio ketergantungannya akan bergeser…”. Hal ini senada dengan data dari BPS (2021) yaitu pada tahun 2019, 2020, 2021 secara berurutan kematian di DKI Jakarta sebanyak 60.955, 74.310, 111.088.

Jadi, dapat dicermati, menurut Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi keberlangsungan bonus demografi di DKI Jakarta. Menurut pendapat kami, variabel kematian sangat mempengaruhi keberlangsungan bonus demografi

dikarenakan banyak usia non-produktif yang meninggal dunia. Hal ini mempengaruhi keberlangsungan bonus demografi dikarenakan dengan meningkatnya kematian pada usia non-produktif akan meringankan beban usia produktif.

4.4 Kondisi Pendidikan di Jakarta selama Pandemi COVID-19

Sebelum adanya pandemi KBM dilaksanakan secara tatap muka. Karena pandemi COVID-19 membuat kegiatan KBM tatap muka beralih menjadi daring. Untuk pelaksanaan KBM secara daring dengan lancar dibutuhkan kemudahan akses internet yang baik untuk menunjang pembelajaran secara daring seperti yang dikatakan oleh Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E bahwa

“...Karena pandemi ini banyak kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi di DKI Jakarta lebih baik dari akses internet sehingga mampu belajar lebih baik…”.

Tenaga pendidik merupakan penghantar ilmu saat KBM berlangsung.

Dengan adanya pandemi ini, banyak tenaga pendidik yang perlu beradaptasi dengan sistem KBM secara daring. Sehingga tenaga pendidik harus memaksimalkan kualitasnya saat pembelajaran secara daring. Ibu Endang

(14)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

485 Antarwati, S.E., M.S.E menyatakan bahwa

“Tidak merata, karena tidak semua penyelenggara pendidikan itu mampu memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang efektif”. Jadi, pendidikan di DKI Jakarta masih dapat diselenggarakan dalam situasi pandemi COVID-19. Menurut data dari Yunisya dkk (2020) bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada saat sekarang ini terdapat perubahan di sekolah, karena pada saat sekarang ini sistem pembelajaran pendidikan di Indonesia dilakukan melalui daring (online) atau belajar di rumah. Pembelajaran yang diberikan secara daring tidak efektif, terkendala dengan sinyal, media pembelajaran yang tidak mendukung, tidak adanya pendamping khusus untuk membantu anak dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga dapat ditelaah kondisi pendidikan di DKI Jakarta selama pandemi dari tatap muka menjadi daring, kualitas tenaga pendidikan tidak merata, dan kurang efektifnya KBM secara daring. Menurut pendapat kami, berpindahnya sistem KBM tatap muka menjadi daring ialah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani penularan virus corona kepada anak sekolahAkan tetapi terdapat dampak negatif yang ditimbulkan

dari pembelajaran secara daring, seperti siswa-siswi kurang efektif dalam menerima pelajaran. Dimana yang sebelumnya duduk manis di kelas dan menerima pembelajaran secara penuh oleh guru, akan tetapi karena adanya pandemi COVID-19 maka pembelajaran dilakukan secara daring yang kurang efektif dalam menerima semua pembelajaran karena menerima pembelajaran secara online (tidak secara tatap muka langsung). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang menjadi tidak produktif.

4.5 Peran Pemerintah dalam Menangani Morbiditas dan Mortalitas selama COVID-19

Peran Pemerintah dalam menangani morbiditas dan mortalitas selama COVID-19 sangat diperlukan mengingat angka kesehatan yang sedang menurun serta angka kematian yang meningkat akibat COVID-19. Upaya atau tindakan Pemerintah dalam menangani morbiditas dan mortalitas selama COVID-19 diantaranya yaitu diberlakukannya PPKM, PSBB sebagai upaya preventif untuk mengurangi mobilitas untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Hal ini selaras dengan pernyataan Ibu Endang Antarwati,

(15)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

486 S.E., M.S.E. bahwa “...Beberapa peran

pemerintah diantaranya yaitu yang pertama preventif (pencegahan) seperti PSBB, PPKM, sosialisasi, promosi, dan sebagainya. Yang kedua adalah penanganan (ketika sudah terdapat kasus) seperti ketika sudah terdapat kasus di sekolah maka akan langsung di daringkan, dan tracing interaksi terhadap penderita covid…”. Menurut data dari KOMINFO RI (2021) Pemerintah juga terus menggenjot Testing, Tracing, dan Treatment (3T) dan menambah ketersediaan fasilitas layanan kesehatan serta menjaga ketersediaan oksigen dan memperbanyak persediaan obat- obatan. Untuk memperkuat 3T, utamanya dalam meningkatkan Tracing, Pemerintah mendorong penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk pelaksanaan Digital Tracing, dan penggunaan Aplikasi Silacak untuk meningkatkan Tracing yang akan dilakukan para Tracer di daerah, terutama dari Babhinsa dan Bhabinkamtibmas. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa upaya pemerintah dalam menangani penyebaran covid masih banyak lagi seperti 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Menurut pendapat kami, upaya pemerintah dalam menangani morbiditas dan mortalitas akibat pandemi Covid memiliki beragam upaya yang terdiri dari preventif dan

penanganan. Tentunya tingkat morbiditas sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia untuk berproduktif. Apabila morbiditas terus meningkat maka manusia sulit untuk produktif. Kemudian, tingkat kematian yang tinggi pada usia produktif juga menjadi beban untuk mencapai bonus demografi, karena jika banyak usia produktif yang meninggal maka akan terjadi penurunan produktifitas orang yang bekerja. Akibatnya bonus demografi sulit untuk dirasakan karena tidak ada yang melakukan kegiatan produktif dalam bekerja.

4.6 Kondisi Kesehatan di Jakarta selama COVID-19

Kesehatan sangat penting untuk kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jika kita sakit maka aktivitas atau pekerjaan kita akan terhambat dan tidak dapat terlaksana.

Kondisi kesehatan saat pandemi mengalami kemunduran yang sangat drastis dibandingkan sebelum pandemi. Morbiditas selama pandemi mengalami lonjakan drastis di mana terdeteksi bahwa “tingkat kematian saat covid delta cukup tinggi dan menjadi beban bagi Rumah Sakit karena tidak bisa menampung orang dan tingkat keparahan virus dan bakteri makin ganas...”. Menurut data dari

(16)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

487 Penularan COVID-19 sangatlah cepat

melalui droplet dan kontak fisik sehingga tingkat terpapar COVID-19 meningkat di DKI Jakarta,. Menurut BERITASATU (2022) yang bersumber pada Kementerian Kesehatan, Pemprov DKI Jakarta, dan BERITASATU Research. Bahwa positivity rate DKI Jakarta per 12 Oktober 2022 sebesar 8,6%. Data tersebut melebihi positivity rate Indonesia yang memiliki angka 7,1%. Dari data tersebut bahwa tingkat terpapar di DKI Jakarta lebih tinggi daripada Indonesia, peristiwa tersebut dapat disebabkan oleh .Menurut pendapat kami, positivity rate DKI Jakarta bisa lebih tinggi daripada Indonesia dikarenakan DKI Jakarta merupakan Ibu kota yang di mana di dalamnya berisi aktivitas perekonomian yang dapat berputar bila ada mobilitas disana. Mobilitas dapat terjadi jika terdapat interaksi di dalamnya yang di mana COVID-19 dapat tersebar melalui droplet dan kontak fisik seperti berjabat tangan.

Pandemi COVID-19 membuat angka morbiditas meningkat dengan tajam. Dengan meningkatnya angka morbiditas membuat daya tampung rumah sakit menjadi penuh akibat pasien covid dan membuat orang yang sakit non-covid menjadi kesulitan untuk mengakses pelayanan kesehatan akibat rumah sakit yang

penuh pasien covid. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan (2021). Pada masa pembatasan mobilitas ini, fasilitas layanan kesehatan pun mengurangi layanan kesehatan untuk pasien non-COVID- 19 agar fokus dalam memberikan layanan pandemi COVID-19 serta untuk mengurangi risiko penularan di fasilitas kesehatan.

Pengaturan rumah sakit pada masa pandemi COVID-19 untuk menyesuaikan layanan rutinnya, antara lain memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non-COVID-19 dengan menerapkan prosedur skrining, triase dan tata laksana kasus. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengurangan fasilitas layanan kesehatan pasien non-COVID-19 untuk mengurangi resiko penularan COVID-19 di rumah sakit. Ini dikarenakan rumah sakit penuh dengan pasien COVID-19 sehingga berpotensi dalam penularan COVID-19 yang sangat cepat yaitu melalui droplet dan kontak fisik.

COVID-19 dapat menular dengan cepat melalui droplet, dan kontak fisik. Salah satu upaya preventif pemerintah ialah pembatasan mobilitas sehingga membuat masyarakat stay at home. Dengan adanya pembatasan mobilitas diharapkan dapat mencegah penularan COVID- 19. Hal ini didukung oleh data Karo, M. B.

(17)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

488 (2020, May). Cara pencegahan penyebaran

Covid-19 yang paling efektif adalah dengan memutus rantai penularan yang dikaitan dengan cara-cara penularan COVID-19.

Penularan infeksi COVID-19 terutama terjadi melalui kontak fisik. Berdasarkan cara penularan tersebut, maka pencegahan COVID- 19 difokuskan pola perilaku masyarakat yang aman dan bertanggung jawab yaitu melakukan tinggal dirumah saja. Data-data tersebut menyatakan bahwa pembatasan mobilitas mampu mencegah penularan COVID-19. Pembatasan mobilitas dapat mencegah penularan COVID-19 dikarenakan masyarakat dituntut untuk stay at home sehingga dapat meminimalkan kontak fisik antar tetangga, dan mencegah orang yang terinfeksi COVID-19 untuk menyebarkan virus ke berbagai tempat.

4.7 Kesempatan Kerja selama COVID-19

Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi. Ketika kesempatan kerja tinggi, pengangguran akan rendah dan ini akan berdampak pada naiknya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun sayangnya kesempatan kerja selama pandemi Covid justru mengalami persempitan. Hal ini selaras dengan pernyataan Ibu Endang

Antarwati, S.E., M.S.E. bahwa “…Pada saat pandemi itu agak sulit karena dengan adanya PSBB, PPKM kita tahu kegiatan yang sifatnya produktif kemudian berhenti, pabrik berhenti berproduksi itu karena mereka memang nggak ada permintaan karena kebijakan pemerintah yang tidak boleh beroperasi 100%...”. Menurut data dari Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan (2021) mengatakan bahwa Gangguan terhadap aktivitas ekonomi karena kebijakan penguncian wilayah untuk menahan penyebaran virus telah menyebabkan banyak perusahaan menutup usaha dan mengalami kebangkrutan yang berdampak pada pengurangan jumlah pekerja maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran terutama pada sektor-sektor yang paling terdampak pandemi. Jadi, dapat dicermati bahwa dengan adanya pembatasan mobilitas dapat menghambat kerja industri dan berakhir pada PHK. Adapun menurut pendapat kami, keadaan ekonomi selama pandemi sangat memprihatinkan karena tidak adanya timbal balik antara penjual dan pembeli dikarenakan pembatasan mobilitas dan kondisi ekonomi yang sulit, sehingga sulit untuk memutar roda perekonomian di Indonesia. Menurut DDTCNews (2022) jumlah pekerja Indonesia per Februari 2022 mencatat mencapai 135,61

(18)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

489 juta pekerja. Jumlah pekerja formal tercatat

54,26 juta pekerja, sedangkan jumlah pekerja informal mencapai 81,33 juta pekerja.

4.8 Kondisi Fertilitas selama COVID-19

Penyebaran virus corona yang sangat cepat dan sangat membutuhkan upaya preventif untuk mencegah penularan virus corona. Salah satu peran pemerintah sebagai upaya preventif dalam menangani Covid yaitu pembatasan mobilitas. Pembatasan mobilitas ini mengajak masyarakat untuk stay at home. Oleh karena itu, membuat masyarakat stay at home dan menyebabkan angka fertilitas meningkat. Hal ini selaras dengan pernyataan Ibu Endang Antarwati, S.E., M.S.E. bahwa “...Terutama diawal tahun 2020 sampai akhir 2020 semuanya itu dipaksa untuk stay at home.

Sehingga suami istri di rumah terus-menerus dan pada akhirnya angka fertilitas meningkat karena kebanyakan di rumah…”. Menurut (Yusita, 2020) selama masa pandemi COVID- 19 terdapat 1.946 kehamilan sehingga terdapat pertambahan angka kehamilan sebanyak 67 kehamilan dari tahun sebelumnya. Maka dari itu, dapat dicermati bahwa angka fertilitas meningkat akibat suami istri yang stay at home selama pandemi. Menurut pendapat kami, angka fertilitas dapat meningkat tajam

dikarenakan adanya pemberlakuan pembatasan mobilitas sehingga suami istri stay at home dengan cukup lama dan penurunan penggunaan alat kontrasepsi. Menurut (dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). 2020) mengatakan, terjadi penurunan drastis penggunaan alat kontrasepsi pada bulan Maret 2020 dibandingkan pada Februari tahun yang sama. Dengan berkurangnya partisipasi penggunaan KB, tentunya akan berimbas kepada meningkatnya kelahiran bayi atau biasa disebut sebagai kejadian “baby boom” setelah pandemi COVID-19 (Pembajeng et al 2020).

V. KESIMPULAN

Bonus demografi merupakan suatu fenomena dimana usia produktif lebih banyak dari pada usia non-produktif dan dapat terjadi apabila rasio ketergantungan di DKI Jakarta rendah. Dengan adanya pandemi COVID-19 membuat indikator tersebut terganggu, serta mulai meningkatnya rasio ketergantungan sehingga terjadinya bonus demografi di DKI Jakarta akan cukup sulit tercapai. Terdapat empat faktor penunjang rasio ketergantungan yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, ketersediaan kesempatan kerja, dan pendistensi penurunan angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana. Menurut databoks (2017) yang bersumber dari BPS DKI Jakarta dan BPS

(19)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

490 (2020) angka rasio ketergantungan DKI Jakarta

pada tahun 2010 sebesar 36,94, 2015 sebesar 38,2, dan 2020 sebesar 38,93. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan rasio ketergantungan tahun ketahun. Terlebih dengan adanya pandemi COVID-19 membuat empat faktor penunjang bonus demografi terganggu.

Dengan kesimpulan ini, kami mendapatkan hipotesis nol artinya, DKI Jakarta belum dapat mencapai bonus demografi dalam jangka waktu 5-10 tahun kedepan karena angka rasio ketergantungan terus meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2020, dan diprediksikan angka ini akan terus meningkat mengingat empat faktor penentu bonus demografi terganggu akibat pandemi COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Nur Sutikno. (2020). BONUS DEMOGRAFI DI INDONESIA.

VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah Di Indonesia, 12(2), 421-439.

Andrea Lidwina. 2021. Proporsi Kematian Covid-19 Usia Produktif Lampaui Lansia

https://databoks.katadata.co.id/datapubl ish/2021/08/05/proporsi-kematian- covid-19-usia-produktif-lampaui-lansia [5 Agustus 2021]

Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan. 2021. Kajian Dampak COVID-19 Terhadap Pasar Tenaga Kerja dan Respons Kebijakan di

Kawasan Asia dan Pasifik https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/20 21/08/18/2433-kajian-dampak-covid- 19-terhadap-pasar-tenaga-kerja-dan- respons-kebijakan-di-kawasan-asia- dan-pasifik [12 Maret 2021]

Bedford,J., Enria,D., Giesecke,J., Heymann,DL., Ihekweazu,C., Kobinger,G., et al. 2020. COVID-19:

towards controlling of a pandemi. The Lancet. 395(10229), pp.1015-1018.

BPS DKI Jakarta. 2021. Persentase Angka Morbiditas menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta (Persen), 2019- 2021

https://jakarta.bps.go.id/indicator/30/10 52/1/persentase-angka-morbiditas- menurut-kabupaten-kota-di-provinsi- dki-jakarta.html [9 September 2021]

BPS DKI Jakarta. 2021. Registrasi Kelahiran Kematian Perkawinan Perceraian dan Pengesahan/Pengakuan Anak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI

Jakarta 2019-2021

https://jakarta.bps.go.id/indicator/12/41 8/1/registrasi-kelahiran-kematian- perkawinan-perceraian-dan-

pengesahan-pengakuan-anak-menurut- kabupaten-kota-di-provinsi-dki- jakarta.html [ 02 Februari 2022]

BPS DKI Jakarta. 2022. Rasio Ketergantungan Penduduk DKI Jakarta Hasil Sensus

Penduduk 2000-2020

https://jakarta.bps.go.id/indicator/12/12 45/1/rasio-ketergantungan-penduduk- dki-jakarta-hasil-sensus-penduduk.html

(20)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

491 BPS. 2021. Persentase Wanita Berumur 15-49

Tahun dan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan/Memakai Alat

KB (Persen), 2019-2021

https://www.bps.go.id/indicator/30/218 /1/persentase-wanita-berumur-15-49- tahun-dan-berstatus-kawin-yang- sedang-menggunakan-memakai-alat- kb.html [27 Mei 2021]

Caldwell, John C. et al. (2006). Demographic Transition Theory. Dordrecht, the Netherlands: Springer

Cindy Mutia Annur. 2022. Tingkat Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Peringkat Ke-7 di Asia https://databoks.katadata.co.id/datapubl ish/2022/03/18/tingkat-kematian- akibat-covid-19-di-indonesia-capai- 258-peringkat-berapa-di-asean [18 Maret 2022]

Databoks. 2017. Rasio Ketergantungan DKI

Jakarta Meningkat

https://databoks.katadata.co.id/datapubl ish/2017/01/17/2016-rasio-

ketergantungan-dki-jakarta-meningkat [17 Januari 2017]

Deddy Mulyana. 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.180

Detik.com. 2022. Kasus Corona RI 7 Oktober Tambah 2.077, Sembuh 1.540 https://news.detik.com/berita/d-

6341894/kasus-corona-ri-7-oktober- tambah-2077-sembuh-1540 [11 Oktober 2022]

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan. 2021. “PEDOMAN PELAYANAN RUMAH SAKIT PADA MASA PANDEMI COVID-19”

Dr. Gogot Suharwoto. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Tantangan yang Mendewasakan https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pemb elajaran-online-di-tengah-pandemi- covid-19-tantangan-yang-

mendewasakan/ [11 April 2020]

Haryanto, Joko Tri. "Penduduk Lansia dan Bonus Demografi Kedua."

Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2015).

Hepy Dinawati, Gagar Asmara Sofa. 2021.

PELAPORAN KEMATIAN

PENDUDUK DKI JAKARTA

TAHUN 2020

https://statistik.jakarta.go.id/pelaporan- kematian-penduduk-dki-jakarta-tahun- 2020/ [24 Maret 2021]

https://www.worldometers.info/world-

population/indonesia-population/ [10 Juni 2022]

Ian,H.,Liu,Y.,Li,Y.,et al.2020.An investigation of transmission control measures during the first 50 days of the COVID-19epidemic in China.Science. 368 638-42

Iwan Sutiawan. 2020. Pandemi, BKKBN:

Penggunaan Kontrasepsi Menurun 35- 47% https://www.gatra.com/news- 481389-kesehatan-pandemi-bkkbn- penggunaan-kontrasepsi-menurun-35- 47.html [10 Juni 2020]

(21)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

492 Karo, M. B. (2020, May). Perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) strategi pencegahan penyebaran Virus Covid- 19. In Prosiding Seminar Nasional Hardiknas (Vol. 1, pp. 1-4).

KOMINFO RI. 2021. Pemerintah Terus Dorong Pengendalian Laju Penyebaran Covid-19

https://www.kominfo.go.id/content/det ail/36050/pemerintah-terus-dorong- pengendalian-laju-penyebaran-covid- 19/0/berita [29 Juli 2021]

Muhammad Reza. 2022. Data Positivity Rate Covid-19 sampai 12 Oktober 2022

https://www.beritasatu.com/news/9882 13/data-positivity-rate-covid19-sampai- 12-oktober-2022 [12 Oktober 2022]

Muhammad Wildan. 2022. Pandemi Berjalan 2 Tahun, Pekerja Sektor Informal

Makin Dominan

https://news.ddtc.co.id/pandemi- berjalan-2-tahun-pekerja-sektor-

informal-makin-dominan-39006 [09 Mei 2022]

Novia Aisyah. 2021. Usia Produktif Diukur dari Rentang Usia Berapa? Ini Penjelasannya

https://www.detik.com/edu/detikpedia/

d-5689769/usia-produktif-diukur-dari- rentang-usia-berapa-ini-penjelasannya [20 Agustus 2021]

Novrizaldi. 2021. Hasil Survei Penduduk 2020 Peluang Indonesia Maksimalkan Bonus Demografi

https://www.kemenkopmk.go.id/hasil- survei-penduduk-2020-peluang-

indonesia-maksimalkan-bonus- demografi [04 Februari 2021]

Nur Sholikah Putri Suni. 2021. TINGGINYA

KASUS AKTIF DAN ANGKA

KEMATIAN AKIBAT COVID-19 DI INDONESIA

OSMKSEK. 2012. Pendidikan Merupakan Kebutuhan Membangun SDM http://eprints.uny.ac.id/8539/2/BAB%2 01-05504244045.pdf

Pembajeng GS, Azalea KZ, Indonesia U of and Chrisiavinta K (2020) Perencanaan dan Evaluasi Program Keluarga Berencana pada Masa Pandemi COVID-19. 3(1): 29– 35. Available at:

https://www.researchgate.net/publicatio n/3

48049736_PERENCANAAN_DAN_E VA

LUASI_PROGRAM_KELUARGA_B ER

ENCANA_PADA_MASA_PANDEMI _COVID-19.

Rifan Aditya. 2020. Pengertian Bonus Demografi, Manfaat, hingga Dampaknya

https://www.suara.com/tekno/2020/12/

13/151144/pengertian-bonus- demografi-manfaat-hingga-

dampaknya?page=all [13 Desember 2020]

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2022.

Data Sebaran https://covid19.go.id/id [11 Oktober 2022]

Saumana, N., Rotinsulu, D. C., & Rotinsulu, T. O. (2021). PENGARUH BONUS

DEMOGRAFI TERHADAP

(22)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 (471-493)

493

PERTUMBUHAN EKONOMI

KABUPATEN MINAHASA

TENGGARA. JURNAL

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH, 21(4), 95-109.

Sri Santo Budi Muliatinah, Rini Apsari. 2016.

Indikator Kesejahteraan Rakyat Provisi DKI Jakarta 2016

Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta. 2021.

PELAPORAN KEMATIAN

PENDUDUK DKI JAKARTA

TAHUN 2020.

https://statistik.jakarta.go.id/pelaporan- kematian-penduduk-dki-jakarta-tahun- 2020/ [24 Maret 2021]

Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 Pada Pendidikan Di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, Dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan BudayaSyar-I, 7(5).

UKSW. 2020. Waspadai Ledakan Penduduk

Pasca Pandemi

https://www.uksw.edu/detail_post/new s/waspadai-ledakan-penduduk-pasca- pandemi [03 Agustus 2020]

UNDP [United Nations Development Programme]. 2014. Human Development Report: The Rise of the South,Human Progress in a Divers World. New York: United Nations Development Programme.

Viva Budy Kusnandar. 2021. Lebih dari 70%

Penduduk Jakarta Merupakan Usia Produktif

https://databoks.katadata.co.id/datapubl ish/2021/11/22/lebih-dari-70-

penduduk-jakarta-merupakan-usia-

produktif#:~:text=Jumlah%20Pendudu k%20DKI%20Jakarta%20Menurut%20 Kelompok%20Umur%20(Jun%202021 )&text=Berdasarkan%20data%20Direk torat%20Jenderal%20Kependudukan,(

15%2D64%20tahun) [22 November 2021]

WHO. 2022. Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus

https://www.who.int/indonesia/news/no vel-coronavirus/qa/qa-for-public Wiyono, T. 2017. Pengaruh Latar Belakang

Pendidikan Orang Tua, Kondisi Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Sosial Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Jenjang S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Worldometer. 2022. Indonesia Population (LIVE)

Yusita, I., Noprianty, R., Kurniawati, R. D., Rofiasari, L., & Anriani, A. 2020.

Women Assistance in Fertile Age Couples in the use of Contraception as an Effort to Suppress Baby Booms During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(4), 181-186.

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya realisasi pemanfaatan insentif pajak pada Tahun 2020

Secara spesifik mengenai formulasi kebijakan dalam pilkada di masa pandemi covid- 19, James (2021) menyatakan pemilu biasanya tidak dijalankan oleh satu badan atau organisasi karena

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2021 Provinsi DKI Jakarta memiliki 1.628 perusahaan skala besar dan menengah yang tersebar di lima wilayah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Proses identifikasi masalah manajemen konflik madrasah pasca pandemi covid-19 di wilayah Tapal Kuda berdasarkan teori konflik Tosi adalah masih

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

UMKM adalah usaha mikro kecil menengah adalah secara umum dalam dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan

Berbagai stimulus kebijakan diberikan Pemerintah namun belumlah menyelesaikan masalah yang dihadapi ekonomi sector rumah tangga karena relative tidak ada kegiatan produktif dan juga

Investasi dalam proyek infrastruktur berkelanjutan diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing ekonomi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan