• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS I MIN KUDUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS I MIN KUDUS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

948

UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI DISKUSI KELOMPOK

SISWA KELAS I MIN KUDUS

Elva Noor Faida

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email elvafaida@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas I pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi Kalimat Tayibah Basmalah dan Hamdalah hal ini dikarenakan siswa yang sepertinya bosan dengan pembelajaran yang monoton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran Diskusi Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I pada mata pelajaran akidah akhlak materi Kalimat Tayibah Basmalah dan Hamdalah kelas I MIN Kudus.Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus. Dari hasil analisis pada tindakan siklus I dan siklus II, penelitian menemukan bahwa dengan menerapkan model Diskusi Kelompok dapat meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada peserta didik kelas I MIN Kudus. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yaitu pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 79%, sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 89 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Diskusi Kelompok sangat efektif dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak.

Kata Kunci : Model Diskusi Kelompok, minat, dan hasil belajar siswa.

PENDAHULUAN

Pendidikan dalam pasal 1 ayat 1 UU RI No.2003 dinyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

949

Sedangkan secara teoritis, pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh sekolah terhadap anak yang bersekolah agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan- hubungan dan tugas-tugas sosial mereka (Kadir, Dkk, 2012, hal. 60)

Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pembelajran. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai- nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.

Guru seharusnya menciptakan keinginan dalam diri siswa untuk belajar dengan lebih giat. Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi kepada peserta didik, namun guru memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai karakteristik agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Dalam pada itu, guru dituntut memahami berbagai teknik dan model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal, selain itu juga untuk memunculkan minat atau merangsang siswa untuk belajar lebih giat.

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasinya dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.(Slameto, 2003)

METODOLOGI PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I MIN Kudus Jawa Tengah, dengan jumlah 29 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MIN Kudus Jawa Tengah.

Adapun waktu penelitian adalah saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksnakan bulan September sampai Oktober 2022 dan sesuai dengan jadwal kegiatan.

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

950

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Hal ini dimaksudkan agar siswa dan guru dapat beradaptasi dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Sehingga hasil penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar berikut:

Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:

a) Perencanaan/persiapan tindakan

Perencanaan dilakukan dengan menyusun silabus, RPP, lembar observasi, dan media pembelajaran.

b) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan cara mengorientasi, melakukan kegiatan inti dan kegiatan penutup.

c) Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaram berlangsung.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan dilakukan dengan menganalisis data ditip siklusnya.

Selanjutnya teknik pengumpuan data dilakukan melalui:

1. Observasi (Pengamatan)

Untuk mengetahui minat belajar siswa setelah penerapan teknik pembelajaran dan untuk mengamati serta mengukur tingkat

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

951

keberhasian atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran di kelas. Lembar ini digunakan untuk mengamati peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan strategi Diskusi Kelompok.

2. Tes Formatif

Tes formatif adalah tes-tes yang dilakukan selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang- orang yang diwawancarai bisa termasuk beberapa siswa, kepala sekolah, guru, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, dan orang tua siswa.

Wawancara dilakukan kepada beberapa orang siswa dan juga guru kelas. Wawancara kepada siswa bertujuan untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran akidah akhlak menggunakan model pembelajaran Diskusi Kelompok. Sementara wawancara kepada guru kelas bertujuan untuk mengungkapkan minat dan persepsi guru terhadap upaya peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Diskusi Kelompok.

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari sejumlah data yang tersedia yang biasanya berupa tulisan, benda, laporan,dan catatan harian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data mengenai gambaran umum MIN Kudus beserta pengumpulan dokumen- dokumen penting yangdapat menunjang kelengkapan data. Selain itu dokumentasi berfungsi untuk memfoto dan merekam kegiatan, agar saat ada kejanggalan atau kesalahan dalam penulisan PTK ini bisa dipertanggung jawabkan.

Untuk mengetahui keefektivan penerapan strategi pembelajaran Diskusi Kelompok perlu diadakan analisa data. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

952

putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana untuk ketuntasan belajar.

Untuk mengumpukan data penelitian digunakan beberapa teknik yaitu obseervasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya akan di analisis. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana untuk ketuntasan belajar. Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus berikut.

∑ Siswa_yang_tuntas_belajar

P x100%

∑ Siswa

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini menunjukkan tentang peningkatan minat dan hasil belajar Akidah Akhlak melalui diskusi kelompok siswa kelas I MIN Kudus melalui beberapa siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat tahapan disetiap siklusnya. Empat tahap penelitian tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti meyiapkan instrumen yang akan digunakan. Baik untuk siklus I maupun siklus II, dengan kegiatan yang sama.

Akan tetapi, pada siklus II perencanaan dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. instrumennya antara lain adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, media audio visual, dan lembar kerja peserta didik (LKPD).

Pada tahap pelakasanaan, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran menggunkana media audio visual (smart TV) dan dengan metode diskusi kelompok. Pada proses pembelajaran, peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang termuat pada RPP. Model pembeljaran yang dipilih adalah model problem based learning. Adapun langkah pembelajarannya adalah orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk beajar, membimbing penyelidikan individu ataupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan meganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Tahap observasi dilaksanakan oleh peneliti bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, dilaksanakan proses observasi tehadap

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

953

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan belajar peserta didik.

Kegiatan ini meliputi pengamatan tehadap perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, sikap peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan peserta didik dalam poses pembelajaran.

Tahap terakhir adalah refleksi. Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan intropeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Beradasarkan refleksi inilah suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan. Kegiatan dalam tahap refleksi adalah menganalisa hasil pekerjaan peserta didik, menganalisan hasil observasi, dan menganalisa hasil kerja kelompok peserta didik. Hasil refleksi akan menentukan keberlanjutan dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.

Pada siklus I, indikator keberhasilan belum tercapai sehingga penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II. Sedangkan pada siklus II menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai sehingga penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru harus dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik, mampu membelajarkan dan membantu peserta didik mencapai tujuan belajar, menyediakan sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai, menentukan metode/strategi pembelajaran yang efektif, serta tidak mendominasi pembelajaran yang dilakukannya.

Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan tiap siklus terbukti menunjukkan adanya perubahan hasil belajar peserta didik yang meningkat. Upaya memaksimalkan media dalam pembelajaran didukung oleh pemilihan metode yang relevan ternyata memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini terbukti dari hasil kemajuan yang dialami oleh masing-masing peserta didik yang semakin meningkat pada tiap siklus perbaikan pembelajaran.

Temuan yang diperoleh melalui perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran akidah akhlak, diolah dan disajikan dalam bentuk data agar memperoleh gambaran yang konkrit, jelas, dan rinci dari hasil PTK yang dilaksanakan. Data tersebut merupakan nilai peserta didik yang diambil melalui evaluasi secara individual pada saat proses pembelajaran. Perkembangan hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

954

No Keterangan Siklus I Siklus II

1 Jumlah 2400 2440

2 Rata-Rata 82.758 84.137

3 Nilai Tertinggi 100 100

4 Nilai Terendah 20 60

5 Jumlah Peserta Didik Tuntas 23 36

6 Jumlah Peserta Didik Belum Tuntas 6 3

7 Ketentusan Klasikal 79% 89%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh saat siklus I adalah 82,75 dan pada siklus II adalah 84,13. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkan. Ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 79% dan ketuntasan klasikal pada siklus II adalah 89%.

Peningkatan ini terjadi karena penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan krjasamauntuk menyelesaikan masalah.

Adapun kelebihan dari strategi Diskusi Kelompok adalah:

1. Menyadarkan anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan atau satu jawabn saja

2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif dan dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik

3. Membiasakan anak didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, serta membiasakan bersikap toleran

4. Menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara terstruktur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain. (Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 3013: 59).

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan strategi diskusi kelompok untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas I MIN Kudus Jawa Tengah pada mata pelajaran akidah akhlak.

KESIMPULAN

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

955

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas I MIN Kudus disimpulkan bahwa penggunaan metode Diskusi Kelompok dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas I MIN Kudus. Hal ini sesuai dengan meningkatnya minat dan hasil belajar siswa dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70, pada siklus I sebesar 79% dan pada siklus II sebesar 89%, terjadi peningkatan sebesar 10% dari siklus I ke siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.

Rineka cipta, 2003, hlm 180

Muhaimin, 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Munjih Nasih, Ahmad. 2013, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung. PT. Refika

Kadir, A, Dkk. (2012), Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Vu Nang Dung, Ketua Asosiasi Ilmu Tanah Vietnam mengatakan bahwa untuk memiliki strategi penggunaan tanah

secara lisan tanpa melakukkan perjanjian secara tertulis, dan juga dari penelitian yang dilakukan hampir semua tukang gigi tidak menjelaskan secara detail mengenai

BERMUATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN TEMA KURBAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA SMP/MTS KELAS VIII ” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan

C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc 19... C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc

Tahun kemarin, pabrik di Surabaya dapat memproduksi kaos sebanyak 3.820 kualitas standard, 2.460 kualitas deluxe, dan 1.540 kualitas premium, serta jaket sebanyak 1.960

1) Bagi Pemilih yang tidak dapat berjalan, pendamping yang ditunjuk membantu Pemilih menuju bilik suara, dan pencoblosan Surat Suara dilakukan oleh Pemilih

Pada penelitian ini, d ata yang digunakan sebagai contoh penerapan perhitungan biaya tambahan pada program pensiun manfaat pasti dengan metode accrued benefit cost adalah data

Akuntansi Keuangan 1, begitu pula sebaliknya semakin rendah intensitas belajar maka semakin rendah pula prestasi belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1. Variabel latar belakang