DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS
SKRIPSI
Disusun Oleh : ANDI SANTOSO NPM. 0534010054
Kepada
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI - FTI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“
JAWA TIMUR
Positioning System) dengan Menggunakan Google Maps Dosen Pembimbing 1 : Basuki Rahmat, S.Si, MT.
Dosen Pembimbing 2 : Achmad Junaidi, S.Kom.
ABSTRAKSI
Pada saat ini, hampir setiap individu dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi sedangkan suatu wilayah semakin berkembang dalam pembangunan, baik pembangunan jalan maupun pembangunan gedung-gedung. Oleh karena itu setiap individu memerlukan informasi tentang rute perjalanan dalam mencapai tempat tujuan. Semakin berkembang pembangunan suatu wilayah maka semakin banyak rute jalan untuk mencapai suatu tempat tujuan. Dalam hal ini rute yang optimal dan waktu tempuh yang cepat sangat dibutuhkan oleh suatu individu yang memiliki mobilitas yang tinggi.
Pada tugas akhir ini, dibuat suatu sistem aplikasi yang mampu memberikan informasi tentang rute perjalanan yang optimal dan memberikan informasi suatu tempat yang dibutuhkan dalam suatu perjalanan misalnya, tempat pengisian bahan bakar, restoran, hotel, dll. Dalam memberikan informasi rute perjalanan sistem aplikasi menggunakan Google Maps Direction. Sistem aplikasi juga menampilkan posisi koordinat user secara akurat dengan perangkat keras GPS (Global Positioning System). Informasi yang diberikan oleh GPS dalam format NMEA (National Marine Electronics
Association). Dalam membaca data NMEA tersebut sistem menggunakan teknik split string atau pemecahan data menjadi beberapa segmen.
Informasi tempat yang dibutuhkan dalam perjalanan digunakan untuk penyimpanan
placemark atau koordinat tunggal. Data placemark tersebut akan disimpan dalam database server hosting Dalam representasi dari hasil informasi placemark, rute
perjalanan serta track perjalanan akan ditampilkan dalam data teks dan juga dalam bentuk peta. Untuk panduan perjalanan akan ditampilkan dalam bentuk suara dan teks. Untuk representasi peta sistem aplikasi menggunakan layanan dari Google Maps, oleh karena itu sistem aplikasi harus terkoneksi dengan internet.
Kata kunci : GPS, rute perjalanan, placemark, split string, NMEA data.
Alhamdulillahirabbil‘alamin, Sembah sujudku dan segala puji syukur kepada
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena hanya dengan kehendak dan kuasa-Nya, penulis
dapat menyelesaikan pembuatan Tugas Akhir yang berjudul ”APLIKASI
NAVIGASI PERJALANAN BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING
SYSTEM) DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS”.
Tugas Akhir dengan beban 4 SKS ini disusun dan diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada program studi Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran” Jawa Timur Surabaya.
Penulis menyadari bahwasanya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini telah
mendapat bantuan dan dukungan yang tidak sedikit dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri- Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika-Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT dan Bapak Achmad Junaidi, S.Kom selaku
dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahannya selama pembuatan
Tugas Akhir ini.
4. Ibu, Bapak dan seluruh keluarga besar ku yang senantiasa mengingatkan dan
mendoakan serta memberikan dukungannya supaya Tugas Akhir ini segera
penulis selesaikan.
5. Bapak Achmad Junaidi, S.Kom selaku dosen wali yang selalu memberi inspirasi
bagi penulis.
6. Segenap dosen, karyawan dan admik di program studi Teknik Informatika dan
Fakultas Teknologi Industri.
7. Miftachur rochmah yang selalu memberikan doa dan supportnya setiap waktu
untuk penulis.
iii
9. Dan semua orang yang belum sempat disebutkan satu-persatu, karena namamu
telah terukir di hatiku.
Di dalam Tugas Akhir ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan yang
belum bisa penulis sempurnakan. Untuk itu saran dan masukan sangatlah penulis
harapkan untuk perbaikan ke depan.
Surabaya, 25 November 2010
Halaman
2.1. Sistem Informasi Geografis... 8
2.1.1. Data Spasial... 9
2.1.2. Data Vektor ... 10
2.1.3. Data Raster ... 11
2.1.4. Data Spasial... 11
2.2. Sumber Data Spasial ... 13
2.3. Sistem Koordinat... 14
2.3.1. Sistem Koordinat Bujur-Lintang... 15
2.3.2. Universal Transverse Mercator (UTM)... 16
2.3.3. Satuan Sudut ... 18
2.3.4. Ketelitian Koordinat... 19
2.4. Navigasi ... 20
2.5. Global Positioning System (GPS) ... 21
2.5.1. Sistem Satelit GPS ... 23
2.5.2. Signal Satelit GPS ... 24
2.5.2.1. Carriers ... 24
2.5.2.2. Pseudo-Random Codes ... 24
2.5.2.3. Navigation Message ... 25
2.5.3. Cara Kerja GPS ... 25
2.5.4. Sinyal dapat Menentukan Lokasi ... 27
2.6. Google Maps ... 28
2.6.1. Google Maps API... 29
2.6.2. Google Maps Direction ... 31
3.1.2. Input Data Tempat ... 37
3.2. Perancangan Sistem ... 38
3.2.1. Diagram Use Case... 39
3.2.2. Diagram Aktivitas ... 40
3.2.3. Diagram Sekuensial... 51
3.2.4. Diagram Kolaborasi ... 61
3.2.5. Diagram Kelas... 70
3.2.6. Relasi Kelas... 80
3.3. Perancangan Database ... 86
3.4. Perancangan Antarmuka/Interface... 87
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM... 98
4.1. Lingkungan Implementasi... 98
4.1.1. Lingkungan Perangkat Keras ... 98
4.1.2. Lingkungan Perangkat Lunak ... 99
4.1.3. Lingkungan Lokasi Implementasi ... 99
4.2. Implementasi Fungsional ... 99
4.2.1. Fungsi Koneksi dan Pengambilan Data dari GPS ... 99
4.2.2. Fungsi Pemisahan Data NMEA ... 101
4.2.3. Fungsi Pencarian Rute Perjalanan... 104
4.2.4. Mengambil Informasi Data Jalan dari Google Maps .... 106
4.2.5. Fungsi Pemisahan Informasi Data Jalan ... 107
4.2.6. Fungsi Voice dalam Membacakan Informasi Rute Perjalanan ... 109
4.2.7. Fungsi Create Account pada Sistem Aplikasi ... 110
4.2.8. Fungsi Edit Account ... 113
4.2.9. Fungsi Add Placemark ... 114
4.2.10.Fungsi Search Placemark... 116
4.3. Implementasi Antarmuka ... 119
4.3.1. Antarmuka New Account... 120
4.3.2. Antarmuka Edit Account ... 121
4.3.3. Antarmuka Add With GPS... 122
4.3.4. Antarmuka Add With Map... 124
4.3.5. Antarmuka Search Placemark ... 125
4.3.6. Antarmuka Tour Guide ... 126
4.3.7. Antarmuka Manual Direction ... 128
4.3.8. Antarmuka Live Map... 130
4.3.9. Antarmuka Weather ... 131
4.3.10.Antarmuka General Setting... 132
4.3.11.Antarmuka Login... 133
5.3. Data Uji ... 136
5.4. Penentuan Uji Kasus ... 136
5.4.1. Pengujian Terhadap Placemark ... 136
5.4.2. Pengujian Rute Perjalanan ... 138
5.4.3. Pengujian Track Perjalanan... 139
5.4.4. Pengujian Panduan Voice dan Text ... 140
5.5. Hasil Uji Kasus ... 140
5.5.1. Hasil Uji Kasus No-1 ... 141
5.5.2. Hasil Uji Kasus Ke-2... 142
5.5.3. Hasil Uji Kasus Ke-3... 143
5.5.4. Hasil Uji Kasus Ke-4... 144
5.5.5. Hasil Uji Kasus Ke-5... 145
5.5.6. Hasil Uji Kasus Ke-6... 146
5.5.7. Hasil Uji Kasus Ke-7... 147
5.5.8. Hasil Uji Kasus Ke-8... 148
5.5.9. Hasil Uji Kasus Ke-9... 149
5.5.10.Hasil Uji Kasus Ke-10... 150
5.5.11.Hasil Uji Kasus Ke-11... 151
5.5.12.Hasil Uji Kasus Ke-12... 153
5.5.13.Hasil Uji Kasus Ke-13... 155
5.5.14.Hasil Uji Kasus Ke-14... 157
5.5.15.Hasil Uji Kasus Ke-15... 158
5.5.16.Hasil Uji Kasus Ke-16... 159
5.5.17.Hasil Uji Kasus Ke-17... 160
5.5.18.Hasil Uji Kasus Ke-18... 161
5.5.19.Hasil Uji Kasus Ke-19... 162
5.5.20.Hasil Uji Kasus Ke-20... 162
5.5.21.Hasil Uji Kasus Ke-21... 162
5.6. Evaluasi Hasil Uji Kasus... 163
BAB VI PENUTUP... 165
6.1. Kesimpulan ... 165
6.2. Saran... 166
DAFTAR PUSTAKA ... 167
Halaman
Tabel 3.1 : Tabel Account ... 86
Tabel 3.2 : Tabel Placemark ... 86
Tabel 3.3 : Tabel Track ... 87
Tabel 3.4 : Tabel Detail Track ... 87
Tabel 5.1 : Tabel Uji Kasus Placemark with GPS ... 137
Tabel 5.2 : Tabel Uji Kasus Placemark with Map ... 137
Tabel 5.3 : Tabel Uji Kasus Placemark Input Manual ... 138
Tabel 5.4 : Tabel Uji Kasus Rute Perjalanan ... 139
Tabel 5.5 : Tabel Uji Kasus Track Perjalanan ... 139
Tabel 5.6 : Tabel Uji Kasus Panduan Voice dan Text ... 140
Tabel 5.7 : Tabel Keberhasilan Uji Kasus ... 163
Tabel 5.8 : Tabel Parameter Uji ... 164
Halaman
Gambar 2.6. : Macam-macam GPS Receiver... 23
Gambar 2.7. : Simulasi Posisi Satelit GPS... 23
Gambar 2.8. : Simulasi Penerimaan Data dari Satelit... 26
Gambar 2.9. : Tampilan GPS Receiver ... 26
Gambar 3.1. : Skema Sistem ... 32
Gambar 3.2. : Data GPS... 35
Gambar 3.3. : Diagram Use Case Sistem Navigasi Perjalanan ... 39
Gambar 3.4. : Diagram Aktivitas Create Account ... 41
Gambar 3.5. : Diagram Aktivitas Edit Account ... 42
Gambar 3.6. : Diagram Aktivitas New Placemark... 43
Gambar 3.7. : Diagram Aktivitas Edit Placemark ... 45
Gambar 3.8. : Diagram Aktivitas Search Placemark... 46
Gambar 3.9. : Diagram Aktivitas Tour Guide... 48
Gambar 3.10. : Diagram Aktivitas Manual Direction ... 49
Gambar 3.11. : Diagram Sekuensial Create Account ... 52
Gambar 3.12. : Diagram Sekuensial Edit Account... 53
Gambar 3.13. : Diagram Sekuensial New Placemark ... 54
Gambar 3.14. : Diagram Sekuensial Edit Placemark ... 56
Gambar 3.15. : Diagram Sekuensial Search Placemark ... 57
Gambar 3.16. : Diagram Sekuensial Manual Direction... 58
Gambar 3.17. : Diagram Sekuensial Tour Guide... 60
Gambar 3.18. : Diagram Kolaborasi Create Account ... 62
Gambar 3.19. : DiagramKolaborasi Edit Account... 63
Gambar 3.20. : Diagram Kolaborasi New Placemark... 64
Gambar 3.21. : Diagram Kolaborasi Edit Placemark ... 65
Gambar 3.22. : Diagram Kolaborasi Search Placemark... 66
Gambar 3.23. : Diagram Kolaborasi Manual Direction ... 67
Gambar 3.24. : Diagram Kolaborasi Tour Guide... 69
Gambar 3.25. : Kelas F-utama ... 70
Gambar 3.26. : Kelas F-Account ... 71
Gambar 3.27. : Kelas F-Edit Account ... 71
Gambar 3.28. : Kelas F-Login... 72
Gambar 3.29. : Kelas F-New Placemark... 72
Gambar 3.30. : Kelas F-Edit Placemark ... 73
Gambar 3.31. : Kelas F-Search Placemark... 74
Gambar 3.35. : Kelas T-Account... 77
Gambar 3.36. : Kelas T-Placemark... 77
Gambar 3.37. : Kelas T-Track ... 78
Gambar 3.38. : Kelas T-Detail Track... 78
Gambar 3.39. : Kelas Pengguna... 78
Gambar 3.40. : Kelas Google Maps Server... 79
Gambar 3.41. : Kelas GPS ... 80
Gambar 3.42. : Diagram Kelas Create Account... 81
Gambar 3.43. : Diagram Kelas Edit Account... 81
Gambar 3.44. : Diagram Kelas New Placemark ... 82
Gambar 3.45. : Diagram Kelas Edit Placemark... 82
Gambar 3.46. : Diagram Kelas Search Placemark ... 83
Gambar 3.47. : Diagram Kelas Manual Direction... 84
Gambar 3.48. : Diagram Kelas Tour Guide ... 85
Gambar 3.49. : Form Utama ... 88
Gambar 3.50. : Form Login ... 89
Gambar 3.51. : Form New Account... 90
Gambar 3.52. : Form Edit Account ... 91
Gambar 3.53. : Form New Placemark ... 92
Gambar 3.54. : Form Edit Placemark... 93
Gambar 3.55. : Form Search Placemark ... 94
Gambar 3.56. : Form Manual Direction ... 95
Gambar 3.57. : Form Tour Guide ... 96
Gambar 3.58. : Form Show Maps ... 97
Gambar 4.1. : Fungsi Koneksi Serial Port... 100
Gambar 4.2. : Contoh Data NMEA... 100
Gambar 4.3. : Fungsi Pengambilan Data dari Serial Port... 101
Gambar 4.4. : Macam Jenis Data NMEA ... 102
Gambar 4.5. : Potongan Source code Fungsi Pemisah Data NMEA ... 102
Gambar 4.6. : Potongan Source code Fungsi Input titik Awal dan Tujuan ... 104
Gambar 4.7. : Potongan Source code Fungsi Create Rute... 105
Gambar 4.8. : Potongan Source code Pengambilan Informasi Jalan ... 106
Gambar 4.9. : Fungsi Pengiriman Informasi Jalan... 107
Gambar 4.10. : Fungsi Pemisahan Informasi Data Jalan ... 108
Gambar 4.11. : Contoh Text dari Split Informasi Data Jalan... 108
Gambar 4.12. : Contoh Penghapusan Text terakhir Split Informasi Data Jalan108 Gambar 4.13. : Fungsi Suara... 109
Gambar 4.14. : Fungsi Mendapatkan Id User ... 110
Gambar 4.15. : Fungsi Generate Password User ... 111
Gambar 4.16. : Fungsi Pengiriman Email... 112
Gambar 4.17. : Fungsi Cek Validasi Email... 113
Gambar 4.18. : Fungsi Edit Account ... 113
x
Gambar 4.22. : Fungsi Memasukkan Data Placemark ke File XML ... 117
Gambar 4.23. : Fungsi Pengambilan data XML dan penampilkan dalam peta 118 Gambar 4.24. : Tampilan Utama dari Aplikasi ... 119
Gambar 4.25. : Tampilan Antarmuka New Account ... 120
Gambar 4.26. : Tampilan Antarmuka Edit Account... 121
Gambar 4.27. : Tampilan Antarmuka Add With GPS ... 123
Gambar 4.28. : Tampilan Antarmuka Add With Map ... 124
Gambar 4.29. : Tampilan Antarmuka Search Placemark ... 125
Gambar 4.30. : Tampilan Input Antarmuka Tour Guide ... 126
Gambar 4.31. : Tampilan Antarmuka Hasil Pencarian Rute Perjalanan... 127
Gambar 4.32. : Tampilan Input Antarmuka Manual Direction ... 128
Gambar 4.33. : Tampilan Antarmuka Hasil Pencarian Rute Perjalanan... 129
Gambar 4.34. : Tampilan Antarmuka Live Map ... 130
Gambar 4.35. : Tampilan Icon Dari Cuaca ... 131
Gambar 4.36. : Tampilan Antarmuka Weather... 131
Gambar 4.37. : Tampilan Antarmuka General Setting ... 133
Gambar 4.38. : Tampilan Antarmuka Login ... 133
Gambar 4.39. : Tampilan Antarmuka Lost Password... 134
Gambar 5.1. : Peta Hasil Uji Kasus No-1 ... 141
Gambar 5.10. : Peta Hasil Uji Kasus No-10 ... 150
Gambar 5.11. : Peta Uji Kasus No-11 Jalur 1 ... 151
Gambar 5.19. : Peta Hasil Uji Kasus No-14 ... 157
Gambar 5.20. : Peta Hasil Uji Kasus No-15 ... 158
Gambar 5.21. : Peta Hasil Uji Kasus No-16 ... 159
Gambar 5.22. : Peta Hasil Uji Kasus No-17 ... 160
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada jaman saat ini pembangunan sangat maju, diantaranya pembangunan
jalan untuk menghubungkan dari suatu tempat ke tempat lain. Karena jalan
merupakan suatu sarana yang penting dalam perkembangan suatu wilayah baik di
sektor perekonomian, perdagangan, dan industri. Misalnya dalam meningkatkan
kegiatan ekonomi di suatu tempat, karena menolong orang untuk pergi atau
mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi
dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual
kepada pasar di luar wilayah itu.
Dengan prasarana jalan yang semakin bertambah maka pengetahuan tetang
jalur dan arah jalan sangat diperlukan, apalagi bagi seseorang yang baru bertempat
tinggal di wilayah tersebut. Untuk memperoleh suatu informasi jalur dan arah
perjalanan dibutuhkan suatu alat yang dapat memberikan posisi dimana seseorang
tersebut berada yang di sebut dengan GPS (Global Positioning System) atau biasa
dikenal sebagai sistem navigasi. Umumnya GPS yang kita kenal digunakan
sebagai sistem navigasi, tetapi sebenarnya tidak hanya itu. GPS dasarnya
digunakan untuk keperluan militer dan pertahanan, lalu kemudian berkembang
untuk keperluan navigasi baik untuk di darat maupun di laut dan juga di udara
pada pesawat-pesawat udara. GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi
seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat
bantu navigasi, dengan menambahkan peta yang dihubungkan dengan GPS, maka
bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa
mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam hal ini peta yang digunakan ialah peta Google Maps. Google
Maps adalah layanan gratis peta dan pemetaan digital yang bisa dimanfaatkan
untuk mengamati peta dunia yang disediakan oleh Google. Google Maps
memanfaatkan teknologi digital imaging, seperti foto Satelit sehingga dapat
melihat bagaimana landscape planet bumi apabila dilihat dari luar angkasa.
Untuk memudahkan pengguna jalan dalam mengakses informasi
dibutuhkan 2 alat yang tersebut di atas yaitu perangkat GPS dan peta. Untuk
penetuan jalur, informasi yang diinputkan berupa koordinat tempat awal dan
tempat tujuan. Sistem aplikasi akan menentukan jalur pada peta, serta
memberikan panduan berupa arahan dalam perjalanan. Dengan adanya jalur dan
panduan arah tersebut sangat memudahkan seseorang untuk melakukan perjalanan
agar cepat dan tepat sampai tujuan. Dapat menghemat waktu dan sangat efisien
karena akan mengurangi salah jalur, bahkan tersesat bagi pengguna jalan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas
diantaranya:
1. Bagaimana memperoleh data dari perangkat GPS receiver
2. Bagaimana cara menerapkan peta digital pada sistem dengan
menggunakan Google Maps
3. Bagaimana cara menyimpan dan mengambil data dari server hosting
4. Bagaimana menentukan jalur dari suatu titik ketitik yang lain dengan
menggunakan Google Maps Direction
6. Memberikan informasi jarak dan waktu yang akan ditempuh
7. Menggabungkan letak posisi user dengan jalur yang telah ditentukan
oleh sistem pada peta
1.3. Batasan Masalah
Dari Rumusan masalah di atas batasan masalah dari sistem aplikasi
adalah:
1. Peta yang digunakan adalah peta dari Google Maps, sehingga untuk
menampilkannya dibutuhkan koneksi internet
2. Dalam pengambilan jalur tidak didasarkan pada parameter kepadatan
kendaraan bermotor, atau pada jalan yang ditutup karena jalan di
perbaiki, jalan rusak, jalan di tutup sementara / diportal
3. Sistem dipergunakan hanya untuk kendaraan bermotor
4. Aplikasi dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2005.
5. Database yang digunakan adalah MySQL Version 5.
6. Aplikasi yang dihasilkan hanya dapat berjalan pada sistem operasi
Windows
1.4. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menghubungkan sebuah perangkat keras, yaitu GPS receiver dengan
aplikasi.
2. Mengambil data koordinat dari GPS receiver untuk selanjutnya diolah
kedalam sistem aplikasi.
3. Menghubungkan aplikasi untuk menyimpan dan mengambil data dari
4. Menghubungkan sistem dan memberikan data yang dibutuhkan
Google Maps untuk mendapatkan peta digital online dan juga
memberikan informasi koordinat tempat yang dibutuhkan dalam
perjalanan (pom bensin, tempat ibadah).
5. Membuat sistem aplikasi yang memberikan informasi rute perjalanan
dan panduan arah perjalanan kepada pengguna jalan dengan bantuan
perangkat GPS dan Google Maps Direction.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi pengguna jalan mempermudah pengguna jalan dalam
menentukan rute perjalanan meskipun pengguna jalan belum pernah ke
wilayah tersebut.
2. Dapat pula digunakan untuk perusahaan jasa expedisi, travelling,
angkutan umum, dan pihak lain yang membutuhkan. Guna
memberikan informasi jalur perjalanan yang akan memudahkan bagi
pengemudi
1.6. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Studi pustaka
Tahap pertama malakukan studi pustaka tentang cara berinteraksi
dengan perangkat keras GPS, Server Hosting, dan juga Google Maps.
berkaitan dengan penelitian yang bisa didapatkan dari buku atau dari
internet.
2. Perancangan sistem
Melakukan analisa terhadap proses bisnis sistem yang akan dibuat.
Menghubungkan sistem dengan perangkat keras GPS sebagai sumber
data koordinat, menghubungkan sistem dengan database pada server
hosting sebagai tempat penyimpanan data dan menghubungkan sistem
dengan Google Maps Direction untuk menentukan suatu rute yang
akan di tempuh.
3. Perancangan database
Merancang sistem database yang akan digunakan untuk penerapan
aplikasi tersebut.
4. Perancangan aplikasi
Melakukan pengumpulan terhadap kebutuhan fungsional, merancang
arsitektur aplikasi dan perancangan antarmuka.
5. Pembuatan aplikasi
Setelah dilakukan perancangan baik terhadap sistem aplikasi, maupun
database, maka dilanjutkan dengan pembuatan aplikasi.
6. Uji coba dan evaluasi aplikasi
Melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah diimplementasi,
dengan cara memberikan inputan tempat yang akan menjadi tujuan,
kemudian melakukan perjalanan ketempat tersebut. Serta
7. Penyusunan Buku Skripsi
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan penelitian.
Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan
penelitian. Dari penyusunan buku ini diharapkan dapat mempermudah
pembaca yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi
lebih lanjut.
1.7 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang dibuat dalam penelitian yang meliputi
latar belakang bab, yang dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang deskrpsi umum Skripsi yang meliputi latar
belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat, serta metodologi dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang
menjadi landasan pembuatan skripsi antara lain: Sistem informasi
geografis, system koordinat, GPS (Global Positioning System)
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa dari sistem yang akan dibuat dan
perancangan sistem yang meliputi antara lain : deskripsi umum
sistem, pemodelan sistem dengan UML, dan perancangan
BAB IV IMPLEMENTASI
Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah
dibuat sebelumnya yang meliputi : konfigurasi dasar dan apa saja
yang dibutuhkan, implementasi proses dan implementasi
form-form aplikasi.
BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini berisi penjelasan tentang hasil uji coba aplikasi dan
evaluasinya.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian dan saran-saran yang diperlukan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System)
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah
dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum pengertian Sistem
Informasi Geografis suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara
efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu
informasi berbasis geografis.
Pada dasarnya sistem informasi geografis dapat dikerjakan secara
manual. Namun dalam perkembangan teknologi selanjutnya sistem informasi
geografis akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer. Sistem
informasi geografis yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika data
geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran besar, dan
terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.
Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang
akan diolah pada sistem informasi geografis merupakan data spasial. Ini adalah
sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki
sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi sistem
informasi geografis dapat menjawab beberapa pertanyaan, seperti lokasi, kondisi,
trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan sistem
informasi geografis dari sistem informasi lainnya.
Sistem informasi geografis adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari
berbagai komponen. Tidak hanya perangkat keras komputer beserta dengan
perangkat lunaknya, tapi harus tersedia data geografis yang akurat dan sumber
daya manusia untuk melaksanakan perannya dalam memformulasikan dan
menganalisa persoalan yang menentukan keberhasilan sistem informasi geografis.
2.1.1 Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data
spasial, data yang berorientasi geografis. Data ini memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang
berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif
(atribut) yang dijelaskan berikut ini :
Lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi
datum dan proyeksi. Data spasial digunakan sebagai visualisasi dan manipulasi
dari objek dunia nyata yang disajikan dalam bentuk model komputer, seperti jalan,
bangunan, lokasi kriminal. Data spasial ini umumnya diterapkan pada penggunaan
peta digital.
Deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya. Data atribut
menjelaskan objek dari dunia nyata, berupa teks, nomer, fotografi, dan lainnya.
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data
spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:
1. Data Vektor
2. Data Raster
2.1.2 Data Vektor
Vektor adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan data
spasial. Data Vektor adalah terdiri dari garis atau lengkungan, yang didefinisikan
sebagai awal dan akhir sebuah titik yang bertemu yang dinamakan node. Lokasi
dan topologi dari node tersebut disimpan secara ekplisit. Atributnya didefinisikan
oleh batasan-batasannya (boundary) sendiri dan kurva garis digambarkan sebagai
seri dari lengkungan yang saling terhubung.
Vektor berbasis GIS didefinisikan sebagai vektorial dari data geografis.
Menurut karakteristik dari model data, objek geografis secara ekplisit
digambarkan dengan karakteristik spasial yang diasosiasikan dengan aspek
thematic.
Ada cara yang berbeda untuk mengorganisasikan database rangkap ini
(Spasial dan Thematic). Biasanya, sistem vektorial terdiri dari dua komponen,
yang pertama mengatur data spasial dan yang lainnya mengatur data thematic. Ini
dinamakan dengan organisasi sistem hybrid, dimana terhubung sebagai basis data
relational pada attributnya secara topologi untuk data spasial. Elemen kunci pada
sistem ini diidentifikasikan pada setiap objek. Indentifikasi ini adalah unix dan
berbeda untuk setiap objek dan memungkinkan sistem untuk terhubung dengan
Gambar 2.1. Data vektor (Diambil dari : Charter, 2010)
Pada model dasar vektor, data geospasial di gambarkan dengan bentuk
koordinat. Pada data Vektor unit dasar dari informasi spasial berupa titik, garis
(arch) dan poligon. Masing-masing unit ini secara sederhana terkolaborasi sebagai
sebuah series untuk satu atau beberapa titik koordinat, sebagai contoh sebuah
garis terdiri dari kumpulan beberapa titik, dan poligon merupakan kumpulan dari
beberapa garis.
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk
analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas
kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan
spasial dari beberapa feature. Namun kelemahan data vektor yang utama adalah
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
2.1.3 Data Raster
Data raster (disebut juga dengan sel grid) adalah data yang berupa pixel
dan tersusun dalam baris dan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah
grid atau matrik. Tiap pixel mempunyai nilai, dan nilai ini dapat
model), jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan dalam suatu nilai greyscale
(dalam sebuah citra/image).
Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan informasi mengenai
feature geografis yang terus menerus pada suatu permukaan, seperti ketinggian,
nilai reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data citra adalah satu bentuk
data raster dimana pada tiap sel atau pixel menyimpan nilai yang direkam oleh
peralatan optic atau elektronik. Grid pada pembahasan ini adalah data raster.
Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu
grid adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akan
terlihat bentuk dari jajaran sel tersebut.
Gambar 2.2. Data Raster. (Diambil dari : Charter, 2010)
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran
pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara
gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan
Semakin tinggi resolusi grid-nya, semakin besar ukuran filenya, dan ini sangat
bergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan,
data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta
kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran
file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi
matematis. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file
yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan
secara matematis. (Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG), 2009)
2.2 Sumber Data Spasial
Salah satu syarat SIG adalah data spasial. Ini dapat diperoleh dari
beberapa sumber antara lain:
1 Peta analog yaitu peta dalam bentuk cetak. Seperti peta topografi, peta
tanah dan sebagainya. Umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, dan kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti
koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya.
Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog
dikonversi menjadi peta digital. Caranya dengan mengubah format
raster menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat
menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
2 Data penginderaan jauh, seperti hasil citra satelit, foto-udara dan
sebagainya, merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG. Karena
adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasi
masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk
beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format raster.
3 Data pengukuran lapangan merupakan data yang dihasilkan
berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini
merupakan sumber data atribut, contohnya batas administrasi, batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dan
lain-lain.
4 Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan
data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan
berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
format vektor. (Konsep Sistem Informasi Geografis (SIG), 2009)
2.3 Sistem koordinat
Sistem koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi
suatu tempat di muka bumi. Sistem koordinat dimaksudkan untuk memberikan
peng-alamat-an terhadap setiap lokasi di permukaan bumi. Peng-alamatan dengan
sistem kordinat didasarkan atas jarak timur-barat dan utara-selatan suatu tempat
dari suatu titik pangkal tertentu. Jarak diukur dalam satuan derajat sudut yang
dibentuk dari titik pangkal ke posisi tersebut melalui pusat bumi. Sedangkan titik
pangkal ditetapkan berada di perpotongan belahan utara-selatan bumi (garis
katulistiwa) dengan garis yang membelah bumi timur- barat melalui kota
Gambar 2.3. Globe. (Diambil dari : Zuhdi, 2009)
Saat ini terdapat dua sistem koordinat yang bisa digunakan di indonesia,
yaitu sistem koordinat bujur-lintang dan sistem koordinat UTM ( Universal
Transverse Mercator ). Terdapat dua sistem dikarenakan tidak semua sistem
koordinat bisa dipakai disemua wilayah. Sistem koordinat bujur-lintang tidak bisa
digunakan di tempat – tempat yang berdekatan dengan kutub sebab garis bujur
akan menjadi terlalu pendek.
2.3.1 Sistem koordinat Bujur-lintang
Sistem koordinat bujur-lintang atau disebut juga Latitude - Longitude
terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :
1. Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub
utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis lintang (latitude).
2. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa,
disebut juga garis bujur (longitude).
Posisi suatu tempat dialamatkan dengan nilai kordinat garis bujur
(longitude) dan lintang (latitude) yang melalui tempat itu. Garis bujur
menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Nilai kordinat garis bujur dimulai
dari buju 0 yaitu di Greenwhich, kemudian membesar ke arah timur dan barat
sampai bertemu kembali di Garis batas tanggal internasional yaitu terletak di Selat
Bering dengan nilai 180. Garis bujur 0 sering disebut prime meridian atau
meridian Greenwhich. Garis bujur ke arah barat diberi nilai negatif dan disebut
bujur barat (west longitude) serta disingkat BB. Sedangkan garis bujur yang ke
arah timur diberi nilai positif dan disebut bujur timur (east longitude) disingkat
BT. Nilai kordinatnya didasarkan atas besarnya sudut yang terbentuk dari bujur 0
ke garis bujur tersebut melalui pusat bumi
Adapun nilai koordinat lintang dimulai dari garis lingkaran katulistiwa
yang diberi nilai 0 derajat . Selanjutnya garis - garis lintang yang lain berupa
lingkaran-lingkaran parallel (sejajar) katulistiwa berada di sebelah utara dan
selatan katulistiwa. Lingkaran parallel di selatan disebut garis lintang selatan (LS)
dan diberi nilai negatif, sedangkan lingkaran parallel di utara diberi nilai positif
dan disebut garis lintang utara (LU) . Nilai maksimum koordinat garis lintang
adalah 90 yaitu terletak di kutub-kutub bumi. (Zuhdi, 2008)
2.3.2 Universal Transverse Mercator (UTM)
Sistem UTM dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada
pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus
ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid
(sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder
merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system
proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan
meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut
dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan
memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB
hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah
timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang
dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat
memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian
derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan
O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72°
LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan
seterusnya.
Gambar 2.4. Zona UTM dunia (Diambil dari : Charter, 2010)
Setiap zone UTM memiliki system koordinat sendiri dengan titik nol pada
perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Untuk menghindari
koordinat negative, meridian tengah diberi nilai awal absis (x) 500.000 meter.
Untuk zone yang terletak dibagian selatan ekuator (LS), juga untuk menghindari
koordinat negatif ekuator diberi nilai awal ordinat (y) 10.000.000 meter.
Sedangkan untuk zone yang terletak dibagian utara ekuator, ekuator tetap
memiliki nilai ordinat 0 meter.
Untuk wilayah Indonesia terbagi atas sembilan zone UTM, dimulai dari
hingga 6° LU. Dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zone 46
(meridian sentral 93° BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141° BT). (Konsep
Sistem Informasi Geografis (SIG), 2009)
Gambar 2.5. Zona UTM Indonesia (Diambil dari : Charter, 2010)
2.3.3 Satuan Sudut
Besarnya sudut dalam sistem koordinat geografik dapat dinyatakan dalam
dua cara, yaitu dengan satuan DMS (degree minute second) atau satuan DD
(decimal degree). Dalam sistem satuan DMS, setiap derajat sudut dibagi menjadi
60 menit dan setiap menitnya dibagi lagi menjadi 60 detik. Penulisannya
dinyatakan sebagai ddomm’ss”. Sedangkan pada sistem satuan DD, setiap
derajatnya dinyatakan dalam pecahan decimal (pecahan berkoma).
Konversi dari DMS ke DD atau sebaliknya diperlukan karena pada
kebanyakan software GIS, tidak semua sistem ini diakomodir. Walaupun pada
penyajian data, baik DMS maupun DD dapat ditampilkan. Namun yang paling
banyak pada proses input data, software GIS hanya bisa menerima data koordinat
dalam satuan DD. Karena perlu dikuasai keterampilan konversi antara kedua
Dalam konversi DMS ke DD, perlu diperhatikan bahwa untuk kordinat
yang bernilai negatif (lintang selatan atau bujur barat), penjumlahan komponen
menit dan detiknya juga harus merupakan penjumlahan bilangan negatif
Contoh 2: Kordinat dinyatakan dalam 107,42654o ; -6,85320o. Maka
DMS nya dihitung sbb :
Jadi kordinat DMS-nya adalah 107o25’35,544” BT 6o51’11,52” LS
2.3.4 Ketelitian Koordinat
Baik pada DMS maupun DD, perlu diketahui berapa ketelitian suatu nilai
kordinat. Karena di wilayah katulistiwa jarak 1o sama dengan jarak 111321 meter.
angka menit atau detik pada DMS atau suatu nilai digit dalam kordinat DD. Karena
pada DMS, 10 = 3600” = 111321 m, maka 1” kira-kira sama dengan jarak 30 m.
Maka perubahan nilai kordinat sebesar 1” berarti penyimpangan jarak sejauh 30m.
Andai jika kita bisa mentolerir kesalahan sampai 100 m, berarti kesalahan kordinat
tidak boleh lebih besar dari 3,3”.
Pada sistem DD, perlu diperhatikan jarak yang diwakili oleh setiap digit
di belakang koma. Perubahan satu satuan pada digit pertama di belakang koma
mempunyai nilai jarak lebih dari 11 Km. Perubahan satu unit pada digit kedua di
belakang koma berarti 1,1 Km. Demikian seterusnya. Berarti jika kita hanya
mentolerir kesalahan sampai 100 m, maka kordinat DD harus dibuat setidaknya
sampai 4 digit di belakang koma. (Zuhdi, 2008)
2.4 Navigasi
Navigasi adalah penetuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan
perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan
laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat.
Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang
menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan
permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan
kompas, namun dengan perkembangan zaman kompas telah digantikan dengan
alat GPS yang lebih modern dan akurat. Pekerjaan navigasi darat di lapangan
secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda
medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan
kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat. Dalam hal navigasi
1 Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat
magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah
N (north = utara), S (south = selatan), E (east = timur) dan W (west =
barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut),
SE (south east = Tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north
west = barat laut).
2 Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat
berdasarkan perbedaan tekanan udara.
3 Peta adalah gambaran sebagian/seluruh permukaan bumi dalam bentuk
dua dimensi dengan perbandiangan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri
dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisat/geografi/wilayah.
Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun
pembuatan, legenda, dan deklinasi magnetis.
4 GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang
terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah
menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain),
tracking (memonitor pergerakan seseorang/benda), membuat peta di
seluruh permukaan bumi, dan menetukan waktu yang tepat di tempat
manapun.
2.5 Global Positioning System (GPS)
GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang
berbasiskan satelit yang saling berhubungan yang berada di orbitnya.
yang pertama kali diperkenalkan mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah
memakai 24 satelit.
Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang
diberi nama GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim
dari satelit GPS. Posisi diubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point
nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang
atau suatu lokasi kemudian di layar pada peta elektronik.
Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dahulu hanya untuk keperluan
militer mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut
berharga ratusan juta dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan
gratis.
Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari
permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area
coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa
menjangkau semua area di atas permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan
terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit).
Setiap satelit mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam.
Sangat cepat, sehingga mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi Anda di
atas permukaan bumi.
GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga
murah dan teknologinya mudah untuk digunakan oleh semua orang. GPS dapat
digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal, pesawat terbang,
Berikut beberapa contoh perangkat GPS reciever:
Gambar 2.6. Macam-macam GPS Reciever (Diambil dari : Sunyoto, 2010)
2.5.1 Sistem Satelit GPS
Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit
sekitar 12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan, bergerak mengelilingi bumi 12
jam dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar
matahari, mempunyai baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada
saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket penguat
kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya.
Gambar 2.7. Simulasi Posisi Satelit GPS (Diambil dari : Sunyoto, 2010)
Satelit GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of
Defense) Amerika, adapun hal-hal lainnya:
2. GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978
3. Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994
4. Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali
5. GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
6. Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk
menjaga akurasi data yang dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu
dipelihara agar posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii,
Ascension Islan, Diego Garcia, Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi
tersebut selalu memonitor posisi orbit jam satelit dan di pastikan selalu tepat.
2.5.2 Signal Satelit GPS 2.5.2.1 Carriers
Satelite GPS mengirim sinyal dalam dua frekuensi. L1 dengan 1575.42
Mhz dengan membawa dua status pesan dan pseudo-random code untuk
keperluan perhitungan waktu. L2 membawa 1227.60 MHz dengan menggunakaan
presesi yang lebih akurat karena untuk keperluan militer.
Daya sinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara 20-50 Watts.
Ini tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan satelit sampai 12.000
mil. Sinyal dipancarkan secara line of sight (LOS), dapat melewati awan, kaca tapi
tidak dapat benda padat seperti gedung, gunung.
2.5.2.2 Pseudo-Random Codes
GPS yang digunakan untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada
UHF (Ultra High Frequency) 1575,42 MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan
Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua bagian yaitu kode Protected (P) dan
Coarse/Acquisition (C/A). Kode yang dikirim juga unik antar satelit, sehingga
memungkinkan setiap receiver untuk membedakan sinyal yang dikirim oleh satu
satelit dengan satelit lainnya. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang diacak,
agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa. Sinyal yang diacak ini dikenal dengan
istilah Anti Spoofing, yang biasanya digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan
tertentu seperti militer.
2.5.2.3 Navigation Message
Ada sinyal frekuensi berkekuatan lemah yang ditambahkan pada kode
L1 yang memberikan informasi tentang orbit satelit, clock corection dan status
sistem lainnya.
2.5.3 Cara Kerja GPS
Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4
satelit. Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12
chanel satelit sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan
membuat GPS dapat dengan mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh
satelit. Semakin banyak satelit yang diterima oleh GPS, maka akurasi yang
diberikan juga akan semakin tinggi.
Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:
1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.
2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan
travel time sinyal radio.
3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan akurasi waktu yang
4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan
ketingian pada orbitnya.
5. Terakhir harus mengoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer
sampai diterima reciever.
Gambar 2.8. Simulasi Penerimaan Data dari Satelit (Diambil dari : Sunyoto, 2010)
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit
yang akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever
mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan “triangulation”
menghitung lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu sinyal
dikirim dengan waktu sinyal tersebut diterima. Dari informasi itu dapat diketahui
berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak GPS reciever dapat melakukan
perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan dalam peta elektronik.
Gambar 2.9. Tampilan GPS Reciever (Diambil dari : Sunyoto, 2010)
Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk
memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS
3D (latitude, longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user,
selanjutnya GPS dapat menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang
akan menjadi tujuan, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit dan
matahari terbenam dan masih banyak lagi.
Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presesi karena
Satelit tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalan dengan
partikel atom yang diisolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat
dibandingkan dengan jam biasa.
Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan
untuk menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit
yang dapat diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga
satelit mengirim pseudo-random code dan waktu yang sama.
Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja
GPS, bagi kita karena semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga
gangguan semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang
cocok. Satelit harus teptap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus
terus memonitor setiap pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi
salalu di cek tentang altitude, posision dan kecepatannya.
2.5.4 Sinyal dapat Menentukan Lokasi
Apa hubungan antara sinyal yang dikirimkan oleh satelit dengan cara
GPS menentukan lokasi? Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan
digunakan untuk menghitung waktu perjalanan (travel time). Waktu perjalanan ini
bahwa untuk mengukur jarak dapat diperoleh dari waktu dikalikan dengan cepat
rambat sinyal.
Maka, jarak antara satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari prinsip
fisika tersebut. Setiap sinyal yang dikirimkan oleh satelit akan juga berisi
informasi yang sangat detail, seperti orbit satelit, waktu, dan hambatan di
atmosfir. Satelit menggunakan jam atom yang merupakan satuan waktu paling
presisi.
Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi
(jarak), dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan
agar didapatkan lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan
memancarkan sinyal yang akan diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan
dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masing-masing satelit ke GPS. Dari jarak
tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit. Lewat
perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan) setiap
lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi
dari GPS di permukaan bumi. (Sunyoto, 2005)
2.6 Google Maps
Google Maps merupakan layanan yang dikeluarkan oleh Google.
Layanan ini menyediakan peta grafis dunia. Google maps dapat diakses dengan
alamat URL http://maps.google.com. Fungsi penuh Google Maps hanya tersedia
bagi negara Australia, Eropa Barat, Amerika, Kanada, dan Cina. Fungsi penuh
Google Maps juga disediakan bagi pengguna internet Jepang. Namun minus
kelebihan fitur penunjuk berkendara. Sementara data foto satelit Google Maps
negara utama. Untuk Asia tenggara, cuma Singapura yg secara resmi dimasukkan
ke database Google Maps. Sementara bagi negara lain, termasuk Indonesia,
google hanya bisa menyediakan foto pencitraan satelit berdasar tingkat resolusi
foto tertentu.
Tampilan peta yang disediakan oleh Google Maps dibagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya:
Roadmap, untuk menampilkan peta dalam bentuk dua dimensi.
Satelite, untuk menampilkan peta dalam bentuk pencitraan satelite.
Terrain, untuk menampilkan peta dalam bentuk relief permukaan bumi,
juga dapat digunakan untuk menggambarkan ketinggi permukaan,
seperti laut dan pegunungan.
Hybrid, menampilkan peta dalam bentuk gabungan antara pencitraan
satelit dengan layer diatasnya adalah keterangan seperti halnya pada
Roadmap.
2.6.1 Google Maps API
Google Maps juga mengeluarkan Google Maps API (application
programming interface) yang merupakan library Java Script, dengan adanya API
ini peta yang dikeluarkan oleh Google dapat ditanamkan dalam website, maupun
didalam aplikasi. Layanan atau fungsi yang disediakan oleh Google Maps API
dikategorikan menjadi lima bagian diantaranya:
Basic map object : elemen dasar dalam Google Maps API adalah map itu
sendiri, dan dalam fungsi ini menggunakan dasar-dasar dari objek map dan
Event map : javascript dalam browser merupakan salah satu pengendali
untuk beberapa even atau kejadian. Google Maps API juga memiliki beberapa
pengendali even yang dibentuk dalam format javascript.
Map control : map yang ada dalam situs Google Maps mengandung
elemen UI yang mengijinkan pengguna untuk berinteraksi dalam map. Elemen
tersebut dikenal sebagai kontrol, kontrol-kontrol ini juga disediakan oleh Google
Maps API untuk dapat digabungkan kedalam aplikasi map yang akan
dikembangkan. Berikut beberapa kontol yang disediakan oleh Google Maps API :
GLargeMapControl3D, kontrol pembesaran berukuran besar yang saat
ini digunakan dalam Google Maps, di sudut kiri atas peta.
GLargeMapControl, kontrol pembesaran berukuran sedang. Secara
default, muncul di sudut kiri atas peta.
GSmallMapControl, kontrol pembesaran berukuran kecil secara default
muncul di sudut kiri atas peta.
GSmallZoomControl3D, kontrol pembesaran kecil tanpa menggunakan
skala ukuran pembesaran.
GSmallZoomControl, kontrol pembesaran kecil tanpa menggunakan
skala ukuran pembesaran, yang bisanya digunakan pada petunjuk arah
mengemudi dalam Google Maps.
GScaleControl, digunakan untuk mengintrol skala peta.
GMapTypeControl, digunakan untuk merubah tampilan peta, sesuai
dengan yang dikehendaki pengguna. Misal map, satelite, hybrid, atau terrain.
Dengan disediakkannya layanan-layanan tersebut pengguna dapat
memilih layanan Google Maps yang sesuai dengan aplikasi yang akan
dibangunnya.
2.6.2 Google Maps Direction
Google Maps direction adalah salah satu fungsi dari Google Maps Api.
Google Maps Direction merupakan sebuah jembatan untuk memperoleh data atau
informasi didalam suatu negara tentang jalur lalulintas. Namun tidak semua
negara mendapatkan informasi secara detail, termasuk negara Indonesia. Fungsi
penuh Google Maps hanya tersedia bagi negara Australia, Eropa Barat, Amerika,
Kanada, dan Cina. Untuk Asia tenggara, hanya Singapura yang secara resmi
dimasukkan ke database Google Maps. Untuk negara Indonesia hanya
mendapatkan informamsi berupa jalur lalulintas yang digunakan hanya untuk
kendaraan bermotor, untuk di negara yang disebutkan di atas sudah terdapat jalur
lalulintas untuk sepeda dan juga pejalan kaki. Cara kerja dari fungsi Api Google
Maps Direction ini adalah Google Maps Direction menerima inputan data berupa
koordinat. Kemudian data tersebut dikirimkan ke Google Maps Server untuk
diproses penentuan jalur yang akan ditempuh. Dalam Google Maps Direction
jalan dibagi menjadi 3 bagian, yakni jalan tol dengan warna jalan orange, jalan
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Masalah
Sistem dibangun berdasarkan masalah yang sering dialami pengguna
jalan dalam hal medapatkan informasi tentang perjalanan, baik itu rute atau
tempat yang dibutuhkan dalam suatu perjalanan misalnya pom bensin, tempat
ibadah dan tempat pariwisata. Dari permasalahan tersebut maka peneliti
merancang sebuah sistem yang dapat memberikan panduan dalam melakukan
perjalanan dan juga memberikan informasi tempat. Berikut skema sistem yang
akan dibangun secara garis besar dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 3.1. Skema Sistem.
Interaksi user
Sistem aplikasi Penyimpanan data
Server hosting
Gambar di atas merupakan skema cara kerja sistem dalam garis besar.
Yang memiliki bagian – bagian berikut :
1. User adalah pengguna yang menjalankan aplikasi
2. Sistem aplikasi adalah perangkat lunak yang akan dibangun untuk
memproses input dari User dan juga dari device yang lain untuk kembali
dihasilkan output yang sesuai dengan informasi yang diperlukan
3. Satelit GPS adalah satelit yang memberikan informasi kepada GPS
receiver berupa data NMEA (National Marine Electonics Association)
4. GPS receiver adalah perangkat keras yang menerima data dari satelit GPS
5. Server hosting adalah tempat untuk penyimpanan data dari sistem aplikasi
6. Google Maps adalah adalah layanan yang digunakan oleh sistem untuk
memperoleh mempresentasikan peta digital, serta koordinat tempat.
Sesuai gambar diagram di atas, ketika pengguna manjalankan aplikasi
maka GPS akan memberikan data kepada aplikasi dari satelit – satelit yang
tersambung. GPS terkoneksi dengan perangkat komputer melalui bluetooth.
aplikasi juga melakukan koneksi ke jaringan internet. Setelah aplikasi terkoneksi
dengan internet dan GPS, maka data dari GPS akan diproses dan ditampilkan
kepada pengguna dalam bentuk koordinat dan peta digital. Dalam peta digital
terdapat informasi koordinat User, koordinat tempat – tempat yang dibutuhkan
dalam perjalanan (pom bensin, tempat ibadah, pariwisata). data koordinat dari
lokasi tersebut disimpan dalam database pada server hosting agar semua pemakai
aplikasi dapat share koordinat lokasi, sehingga informasi lokasi pada peta aplikasi
Pada peta akan tampil koordinat user berada. Untuk memulai perjalanan,
user diminta untuk menginputkan nama jalan yang akan menjadi tujuan. Setelah
titik awal dan titik tujuan di masukkan aplikasi akan memproses data dengan
mengambil data koordinat tempat tersebut dari database, kemudian data koordinat
tersebut diubah menjadi data XML dan dikirim oleh sistem kepada Google Maps.
Sesudah Google Maps memperoleh data XML dari sistem, maka Google Maps
akan memproses rute terpendek kemudian memberikan informasi rute tersebut
kepada sistem. Sistem akan memproses kembali data yang diperoleh dari Google
Maps. Data - data tersebut diformat kembali sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
sistem. Data dimasukkan dalam database. Kemudian data rute akan diberikan
kepada user dalam bentuk peta, panduan berupa text dan berupa voice.
Untuk lebih detail peneliti akan menjelaskan sub – sub proses dari sistem
diantaranya pengolahan data GPS, proses input koordinat tempat, informasi rute
perjalanan.
3.1.1 Pengolahan Data GPS
Ketika pengguna memulai dengan memasukkan data tujuan, maka
aplikasi akan mulai mengambil data dari GPS receiver, data yang diambil adalah
data utuh. Data yang diperoleh oleh GPS receiver berasal dari satelit GPS, disebut
dengan data NMEA (National Marine Electonics Association). NMEA ini
dijadikan komunikasi standar untuk peralatan-peralatan GPS receiver pada
angkatan laut. Data NMEA berisi posisi, waktu, kecepatan, dan lainnya yang di
decoded oleh satelit GPS. Data utuh tersebut diterima oleh aplikasi kemudian
dapat sinkron dengan data sistem dan juga data yang dibutuhkan oleh Google
Maps. Berikut contoh data yang di keluarkan oleh GPS receiver
Gambar 3.2. Data GPS.
Ada empat jenis data dari GPS receiver yaitu GGA, GSA, GSV dan RMC.
Data dari GPS ini dikirim setiap detik hanya untuk data GSV yang dikirim setiap
4 detik.
1. GGA
Tipe GGA menyediakan data yang fix. Data tersebut terdiri dari posisi,
waktu, serta rincian data pada kualitas fix. Format data GGA :
$ GPGGA, 123519,4807.038, N, 01131,000, E, 1,08,0.9,545.4, M, 46,9, M,, *
47
2. GSA
Berisi data nilai DOP dan status dari satelit. Format data GSA ini adalah :
$GPGSA,A,3,04,05,,09,12,,,24,,,,,2.5,1.3,2.1*39 3. GSV
Memberikan data data tentang satelit yang terhubung dengan GPS misal :
Jumlah GPS yang terhubung, kedudukan satelit. Format data GSV ini
adalah :
4. RMC
Berisi data minimum GPS yang memperoleh data dengan versi PVT
(position, velocity, time) posisi, kecepatan dan waktu.format data RMC
adalah :
$ GPRMC, 123519, A, 4807,038, N, 01.131,000, E, 022.4,084.4,230394,003.1,
W * 6A
Data yang diambil oleh sistem untuk mendapatkan koordinat titik awal
atau koordinat suatu titik dari GPS ialah data format GGA. Dalam data GGA
format latitude dan longitude masih berupa format degree minute (DM)
sedangkan format data yang dibutuhkan sistem adalah degree decimal, sehingga
data dari GPS dengan format degree minute (DM) dikonversi ke degeree decimal
(DD). Berikut contoh perhitungannya :
Data dari GPS :
$GPGGA,123519,4807.038,N,01131.000,E,1,08,0.9,545.4,M,46.9,M,,*47
yang menunjukkan data Latitude ialah 4807.038, N yang berarti 48 degree,
07.038 minute, dan N berarti LU
Rumus {.d = M / 60, Degree decimal = Degrees + .d }
Jadi .d = 7.038 / 60 = 0.1173
Degree decimal = 48 + 0.1173
= 48.1173
Jadi Latitude = 48.1173
yang menunjukkan data Longitude ialah 01131.000, E yang berarti 11
degree, 31.000 minute, E berarti BT
Rumus {.d = M / 60, Degree decimal = Degrees + .d }
Degree decimal = 11 + 0.51666667
= 11. 51666667
Jadi Longitude = 11. 51666667
Ketika data dari GPS receiver telah diformat menjadi degree decimal
dan sesuia dengan format dari sistem maka sistem akan mengambil data koordinat
GPS tersebut sebagai titik awal. Kemudian koordinat titik awal tersebut di format
ke XML, data kemudian direpresentasikan pada peta digital dengan mengirimkan
data XML tersebut pada Google Maps.
3.1.2 Input Data Tempat
Data tempat merupakan data-data tempat yang dibutuhkan dalam suatu
perjalanan misal tempat pengisian bahan baku kedaraan, restoran, tempat ibadah,
dan tempat wisata. Inputan yang dibutuhkan dalam data tempat tersebut ialah :
1. Id tempat
Data - data tersebut bisa dimasukkan oleh pengguna dan data tersebut di
simpan dalam data base server hosting dengan tujuan agar data tersebut dapat
dibagi ke semua pengguna sistem aplikasi ini. Sehingga data tempat tersebut bisa
terupdate secara cepat. Untuk keakuratan inputan data dari pengguna setiap jangka
3.2 Perancangan Sistem
Dari hasil analisa diatas dapat dilakukan perancangan terhadap sistem
yang akan dibangun. Perancangan sistem ini dilakukan dengan pendekatan
perancangan sistem berorientasi obyek, dengan menggunakan diagram UML.
Sistem akan dibagi menjadi beberapa obyek-obyek diskrit yang saling
berinteraksi. Setiap obyek dari sistem memiliki atribut dan operasinya sendiri,
wujud dari obyek misalnya adalah, entitas, form, aktor, dan lainnya yang juga
memiliki atribut dan operasi. Diagram UML yang digunakan dalam perancangan
ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya, diagram use case, diagram
aktivitas.
Aplikasi ini memiliki dua fungsi utama yaitu pengolahan data terhadap
penyimpanan koordinat tempat, dan terhadap panduan dalam perjalanan.
Penyimpanan koordinat tempat dibagi menjadi 3 submenu yaitu new placemark,
edit placemark, search placemark. Untuk panduan perjalanan dibagi menjadi dua
submenu yaitu tour giude dan manual direction. Data penyimpanan koordinat
tempat meliputi nama tempat, koordinat tempat tersebut, jenis dari tempat tersebut
dan keterangan. Data data tempat tersebut untuk merepresentasikan tempat seperti
tempat ibadah, restauran, pariwisata, pengisian bahan bakar dll. Untuk panduan
perjalanan merupakan informasi untuk pengguna dalam melakukan perjalanan ke
suatu tempat atau tujuan. Informasi yang ditampilkan berupa peta arah perjalanan
3.2.1 Diagram Use Case
Gambar 3.3. Diagram Use Case Sistem Navigasi Perjalanan.
Diagram use case atau use case diagram menyajikan interaksi antara use
case dan aktor. Dimana aktor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun. Aktor digambarkan dengan
gambar orang sedangkan use case digambarkan dengan bentuk elips. Use case
juga menggambarkan fungsionalitas sistem atau persyaratan – persyaratan yang
harus di penuhi sistem dari pandangan pemakai. Use case yang digunakan untuk
sistem ini meliputi :
1. Create account : membuat account baru pada sistem kemudian di
simpan dalam database server.
2. Edit account : melakukan perubahan data account yang sudah