• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

SKRIPSI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

Disusun Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 10 Juni 2011

Pembimbing : 1.

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 2131

Tim Penguji : 1.

Barry Nuqoba, S.Si, MT

2.

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 2081

2.

Delta Ardy Prima, S.ST, MT NPT. 38608 100 2971

3.

James F Tomasouw, S.Kom, M.Kom

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(4)
(5)

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA

ANAK BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

Disusun Oleh :

FAIQ ANURAGA RUSTIQI

NPM. 0734010066

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2010/2011

Dosen Pembimbing I

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 2131

Dosen Pembimbing II

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 2081

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur

(6)
(7)

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa dibawah ini :

Nama : Faiq Anuraga Rustiqi

NPM : 0734010066

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi *) PRA RENCANA (DESIGN) / SKRIPSI / TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang V, TA. 2010/2011 dengan judul :

“ SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK

BALITA MENGGUNAKAN METODE

FORWARD CHAINING

Surabaya, 14 Juni 2011

Dosen Penguji yang memerintahkan Revisi :

1. Barry Nuqoba, S.Si, MT (_______________________)

2. Delta Ardy Prima, S.ST, MT NPT. 38608 100 2971

(_______________________)

3. James F Tomasouw, S.Kom, M.Kom

Mengetahui,

(_______________________)

Dosen Pembimbing I

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 2131

Dosen Pembimbing II

(8)

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(9)

Pembimbing I : Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom Pembimbing II : Fetty Try Anggreny, S.Kom

Penyusun : Faiq Anuraga Rustiqi

i

ABSTRAK

Sistem pakar untuk diagnosa penyakit anak ini merupakan suatu sistem pakar

yang dirancang sebagai alat bantu untuk mendiagnosa jenis penyakit tropis khususnya

pada balita dengan basis pengetahuan yang dinamis. Pengetahuan ini didapat dari

berbagai sumber diantaranya penelitian dan seminar yang dilakukan pakar dalam

bidangnya serta buku yang berhubungan dengan penyakit anak.

Penarikan kesimpulan dalam sistem pakar ini menggunakan metode inferensi

forward chaining. Sistem pakar ini akan menampilkan pilihan gejala yang dapat

dipilih oleh user, dimana setiap pilihan gejala akan membawa user kepada pilihan

gejala selanjutnya sampai mendapatkan hasil akhir. Pada hasil akhir system pakar

akan menampilkan pilihan gejala user, jenis penyakit yang diderita, penyebab dan

penanggulangannya. Disamping itu, sistem pakar ini juga memberikan informasi

penyakit.

(10)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan skripsi dapat dilaksanakan dengan lancar, sehingga

laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan daripada pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk menambah wawasan,

kreatifitas, ilmu pengetahuan mahasiswa dan untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang sistem

kepegawaian dan absensi.

Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini jauh untuk dikatakan sempurna baik isi

maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun bagi perbaikan laporan di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan .

Surabaya, 14 Juni 2011

(11)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, serta bantuan

dan dukungan baik bersifat material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang terkait, antara lain :

1. Keluarga saya, yang selalu memberikan dukungan serta doa untuk saya.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran”

Jawa Timur.

3. Bapak Basuki Rachmat, S.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN

“Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Asti Dwi I, S.Kom, M.Kom dan Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom selaku Dosen

Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan

SKRIPSI ini.

5. Bapak Dosen Penguji Skripsi dari jurusan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan.

7. Teman-teman kampung yang selalu mendukung dan menyemangati saya.

8. Someone special yang ada dihati saya, terima kasih juga atas dukungan dan semangat

serta perhatian yang telah kamu berikan buat saya.

9. Teman-teman UKKI, yang selalu setia dalam dukungan dan doa untuk saya.

10.Teman-teman Teknik Informatika 07 : Hayu, Sisca, Chanif, Liana, Nyoman, Aldo,

Adi, Didit, Rizal, Novi, Ghora, Arif, Sanggra, Rhina, Atik, dan yang lainnya yang

(12)
(13)

iv

1.6.Metode Penelitian ... 3

1.7.Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Kecerdasan Buatan ... 6

2.2.Sistem Pakar ... 8

2.2.1.Sejarah Sistem Pakar ... 9

2.2.2.Ciri – cirri sistem pakar ... 10

2.2.3.Arsitektur sistem pakar ... 10

2.2.4.Representasi Pengetahuan ... 13

2.2.5.Metode Inferensi ……… 15

2.3.Pediatri ... 17

2.4.VB.Net ... 18

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19

3.1.Analisis Penyakit ... 19

3.2.Perancangan Aturan Penyakit Pada Anak Balita ... 20

(14)

v

3.5. Perancangan Basis Pengetahuan ... 28

BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ... …….. 32

4.1. Lingkungan Pemrograman ... 32

4.2. Implementasi Aplikasi Desain Antar Muka ... 32

4.2.1. Form Akses User ... 32

4.2.10.Form Diagnosa (tingkat kesadaran)... 37

4.2.11.Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 38

(15)

vi

5.4. Uji Coba Form Diagnosa (nyeri) ... 44

5.5. Uji Coba Form Diagnosa (kotoran) ... 44

5.6. Uji Coba Form Diagnosa (bintik merah) ... 45

5.7. Uji Coba Form Diagnosa (mata) ... 45

5.8. Uji Coba Form Diagnosa (tingkat kesadaran) ... 46

5.9. Uji Coba Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 46

5.10. Uji Coba Form Kesimpulan ... 47

5.11. Uji Coba Form Detail ... 48

5.12. Uji Coba Form Info ... 48

5.13. Uji Coba Form Bantuan ... 49

5.14. Uji Coba Form Login Admin ... 50

5.15. Uji Coba Form Menu Utama (perawat / admin) ... 50

5.16. Uji Coba Form Pengelolahan Info ... 51

5.17. Uji Coba Form Rubah Admin ... 51

BAB VI PENUTUP ... 52

6.1. Kesimpulan ... 52

6.2. Saran ... 52

(16)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Representasi Jaringan Semantik ... 13

Gambar 2.2. Diagram Penyakit Anak ... 18

Gambar 4.10. Form Diagnosa (tingkat kesadaran) ... 37

(17)

viii

Gambar 5.3. Uji Coba Form Diagnosa (nyeri) ... 44

Gambar 5.4. Uji Coba Form Diagnosa (kotoran) ... 44

Gambar 5.5. Uji Coba Form Diagnosa (bintik merah) ... 45

Gambar 5.6. Uji Coba Form Diagnosa (mata) ... 45

Gambar 5.7. Uji Coba Form Diagnosa (tingkat kesadaran) ... 46

Gambar 5.8. Uji Coba Form Diagnosa (kondisi fisik) ... 47

Gambar 5.9. Uji Coba Form Kesimpulan ... 47

Gambar 5.10. Uji Coba Form Detail... 48

Gambar 5.11. Uji Coba Form Info ... 49

Gambar 5.12. Uji Coba Form Bantuan ... 49

Gambar 5.13. Uji Coba Form Login Admin ... 50

Gambar 5.14. Uji Coba Form Menu Utama (perawat / admin) ... 50

Gambar 5.15. Uji Coba Form Pengelolahan Info ... 51

(18)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Representasi OAV ... 14

Tabel 2.2. Representasi bingkai pada bingkai penyakit ... 14

Tabel 3.1. Decision Table Rule set 4 ... 23

Tabel 3.2. Reduced Decison table rule set 4 ... 23

Tabel 3.3. Tabel Gejala ... 29

Tabel 3.4. Tabel Penyakit ... 29

Tabel 3.5. Tabel Aturan... 29

Tabel 3.6. Tabel Info ... 30

Tabel 3.7. Tabel Password ... 30

(19)

1

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai

dengan ditemukannya penyakit-penyakit tropis baru yang belum teridentifikasi

sebelumnya. Para dokter ahli terus mencoba menemukan solusi untuk mengatasi

penemuan baru dan selalu mencoba memberikan pelayanan terbaik terhadap para

pasien.

Kesehatan merupakan hal yang berharga bagi manusia, karena siapa saja

dapat mengalami gangguan kesehatan. Anak sangat rentan terhadap kuman

penyakit dan kurangnya kepekaan terhadap gejala suatu penyakit merupakan

ketakutan tersendiri bagi orang tua. Orang tua merupakan orang awam yang

kurang memahami kesehatan. Apabila terjadi gangguan kesehatan terhadap anak

maka mereka lebih mempercayakannya kepada pakar atau dokter ahli yang sudah

mengetahui lebih banyak tentang kesehatan, tanpa memperdulikan apakah

gangguan tersebut masih dalam tingkat rendah atau kronis. Namun dengan

kemudahan dengan adanya para

pakar atau dokter ahli, terkadang terdapat pula kelemahannya seperti jam kerja

(praktek) terbatas dan banyaknya pasien sehingga harus menunggu antrian. Dalam

hal ini, orang tua selaku pemakai jasa lebih membutuhkan seorang pakar yang

bisa memudahkan dalam mendiagnosa penyakit lebih dini agar dapat melakukan

pencegahan lebih awal yang sekiranya membutuhkan waktu jika berkonsultasi

dengan dokter ahli. Karena hal tersebut, maka dibutuhkan suatu alat bantu yang

(20)

2

Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang

mempelajari bagaimana “mengadopsi” cara seorang pakar berfikir dan bernalar

dalam menyelesaikan suatu permasalahan, dan membuat suatu keputusan maupun

mengambil kesimpulan dari sejumlah fakta yang ada. Dasar dari sistem pakar

adalah bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke

dalam komputer, dan bagaimana membuat keputusan atau mengambil kesimpulan

berdasarkan pengetahuan itu.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini adalah

bagaimana merancang suatu sistem pakar yang dapat digunakan untuk

mendiagnosa suatu jenis penyakit tropis (campak, difteri, demam tanpa sebab,

demam tifoid, demam dengue, DBD, malaria, tetanus) berdasarkan gejala yang

dirasakan user, sehingga user menemukan solusi atas permasalahan yang

dihadapi.

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Sistem pakar yang akan dirancang untuk komputer PC (stand alone).

2. Data-data penunjang penyakit yang digunakan hanya pada usia balita (kurang

dari 5 tahun) saja.

3. Menggunakan metode inferensi forward chaining untuk penarikan kesimpulan.

4. Interaksi antara sistem dan user menggunakan pertanyaan berupa daftar gejala

(21)

user akan diminta untuk memilih gejala pada setiap daftar gejala berdasarkan

kondisi anak tersebut.

5. Jenis penyakit yang didiagnosa hanya penyakit yang umum terjadi pada anak di

daerah tropis, seperti Indonesia.

6. Tidak terdapat komplikasi diantara gejala-gejala yang diderita.

7. Output yang dihasilkan dari software ini adalah jenis penyakit anak.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat program sistem pakar dalam

mendiagnosa penyakit anak yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan

memberikan kemudahan bagi pemakainya.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk memberikan kemudahan bagi orang awam maupun pakar sehingga dapat

lebih memudahkan dalam mendapatkan penanganan lebih dini pada gangguan

kesehatan anak.

2. Bagi ibu rumah tangga atau orang tua selaku user dapat menggunakan system

ini untuk mengetahui jenis penyakit anak berdasarkan gejala-gejala yang ada.

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:

(22)

4

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui

membaca buku-buku maupun artikel-artikel yang dapat mendukung penulisan

Tugas Akhir.

2. Analisis

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan fakta-fakta yang mendukung

perancangan sistem dengan mengadakan konsultasi dengan seorang pakar

(dokter spesialis anak) dan membandingkan hasil penelitian dengan yang ada

pada buku penuntun.

3. Perancangan

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem pakar untuk diagnose

penyakit anak.

4. Pengkodean

Pada tahap ini rancangan yang akan dibuat dan dimplementasikan ke dalam

bentuk kode program Visual Basic.

5. Pengujian

Setelah proses pengkodean selesai maka akan dilakukan proses pengujian

terhadap program yang dihasilkan untuk mengetahui apakah program sudah

berjalan dengan benar dan sesuai dengan perancangan yang dilakukan.

6. Penyusunan laporan dan kesimpulan akhir

Membuat laporan hasil analisa dan perancangan ke dalam format penulisan

(23)

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan teori yang mendukung dalam

perancangan system pakar untuk diagnosa penyakit anak.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Menjabarkan tentang penyakit anak berupa nama penyakit,

gejala klinis dan penyebabnya serta tahapan-tahapan dalam

merancang program sistem pakar.

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi dari

perancangan system pakar yang telah dirancang pada bab

sebelumnya.

BAB V : UJICOBA DAN EVALUASI

Dalam bab ini berisi tentang uji coba pada sistem yang telah jadi

dan mengadakan evaluasi atau pengecekkan terhadap sistem

yang sudah berjalan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dan saran dari

(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah “ide-ide untuk membuat

suatu perangkat lunak komputer yang memiliki kecerdasan sehingga perangkat lunak

komputer tersebut dapat melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia”

(Artanti, 2004), dengan kata lain membuat sebuah komputer dapat berpikir dan

bernalar seperti manusia. Tujuan dari kecerdasan buatan ini adalah membuat

komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih

berguna bagi manusia. Kecerdasan buatan dapat membantu meringankan beban kerja

manusia misalnya dalam membuat keputusan, mencari informasi secara lebih akurat,

atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan yang mudah

dipahami. Cara kerja kecerdasan buatan adalah menerima input, untuk kemudian

diproses dan kemudian mengeluarkan output yang berupa suatu keputusan.

Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk berpikir dengan cara

menyederhanakan program. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menirukan

proses belajar manusia sehingga informasi baru dapat diserap dan digunakan sebagai

acuan di masa-masa mendatang.

Kecerdasan atau kepandaian itu didapat berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman, untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai

(25)

kemampuan untuk menalar dari pengetahuan yang telah didapat dalam menemukan

solusi atau kesimpulan layaknya seorang pakar dalam bidang tertentu yang bersifat

spesifik.

Kecerdasan buatan menawarkan media dan uji teori kecerdasan. Teori ini

dapat dinyatakan dalam bahasa program komputer dan dibuktikan melalui

eksekusinya pada komputer nyata.

Implementasi dari kecerdasan buatan saat ini dapat ditemui dalam bidangbidang

antara lain:

1. Fuzzy logic: suatu metode kecerdasan buatan yang banyak terdapat pada alat

elektronik dan robot. Dimana alat-alat elektronik atau robot tersebut mampu

berpikir dan bertingkah laku sebagaimana layaknya manusia.

2. Computer vision: suatu metode kecerdasan buatan yang memungkinkan sebuah

sistem komputer mengenali gambar sebagai inputnya. Contohnya adalah

mengenali dan membaca tulisan yang ada gambarnya.

3. Artificial intelligence dalam game: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna

untuk meniru cara berpikir seorang manusia dalam bermain game. Contohnya

adalah program Deep Blue yang mampu berpikir setara dengan seorang

grandmaster catur.

4. Speech recognition: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna untuk

mengenali suara manusia dengan cara dicocokkan dengan acuan atau pattern yang

telah diprogramkan sebelumnya. Contohnya adalah suara dari user dapat

(26)

8

5. Expert system: suatu metode kecerdasan buatan yang berguna untuk meniru cara

berpikir dan penalaran seorang ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan

situasi yang ada.

2.2. Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan

manusia ke komputer yang dirancang untuk menyelesaikan masalah seperti layaknya

seorang pakar.

Menurut Turban (2005), keahlian dipindahkan dari pakar ke suatu komputer.

Pengetahuan ini kemudian disimpan di dalam komputer. Pada saat pengguna

menjalankan komputer untuk mendapatkan informasi, sistem pakar menanyakan

fakta-fakta dan dapat membuat penalaran (inferensi) dan sampai pada suatu

kesimpulan. Kemudian, sistem pakar memberikan penjelasan (memberikan

kesimpulan atas hasil konsultasi yang telah dilakukan sebelumnya).

Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya

atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat

diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem pakar ini juga dapat

membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang mempunyai pengetahuan yang

dibutuhkan.

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan

masalah. Beberapa ativitas pemecahan yang dimaksud seperti pembuatan keputusan

(27)

(designing), perencanaan (planning), prakiraan (forescating), pengaturan

(regulating), pengendalian (controlling), diagnosa (diagnosing), perumusan

(prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan

(tutoring) (Kusrini, 2006).

2.2.1. Sejarah Sistem Pakar

Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial

Intelligence Corporation. Periode penelitian kecerdasan buatan ini didominasi oleh

suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan

menghasilkan presatasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini

adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen

Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon. GPS merupakan sebuah

percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.

Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kesehatan telah dikembangkan sejak

pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali dibuat oleh Bruce Buchanan dan

Edward Shortliffe di Standford University diberi nama MYCIN. MYCIN merupakan

program interaktif yang melakukan diagnosa penyakit meningitis dan infeksi

bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu

memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, program ini

(28)

10

2.2.2. Ciri-Ciri Sistem Pakar

Adapun ciri-ciri sistem pakar seperti:

1. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu pengetahuan

dari basis pengetahuannya.

2. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

3. Terbatas pada bidang spesifik.

4. Output tergantung dialog dengan pengguna (user).

5. Knowledge base dan inferensi terpisah.

2.2.3. Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu linkungan pengembangan

(development environment) dan linkungan konsultasi (consultation environment).

Development Environment dipakai oleh pembangun sistem pakar untuk membangun

komponen-komponen dan mengenalkan suatu pengetahuan kepada knowledge base.

Consultation Environment dipakai oleh user untuk mendapatkan suatu pengetahuan

yang berhubungan dengan suatu keahlian (Setiawan, 2003).

Komponen-komponen yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem pakar terdiri dari:

1. Antarmuka pengguna (user interface)

Pada komponen ini terjadi dialog antara program dan user, dimana system

menerima input berupa informasi dan instruksi dari user, dan system memberikan

(29)

2. Basis pengetahuan (knowledge base)

Basis pengetahuan dapat dikatakan sebagai kumpulan informasi dan pengalaman

seorang ahli pada suatu bidang tertentu.

3. Akuisisi pengetahuan (knowledge acqusition)

Akuisisi pengetahuan merupakan tranformasi keahlian dalam menyelesaikan

masalah dari sumber pengetahuan kedalam program komputer.

4. Mesin inferensi

Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar yang mengandung mekanisme

fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.

Mesin inferensi bertindak sebagai penarik kesimpulan dan mengkontrol

mekanisme dari sistem pakar.

5. Memori kerja (working memory)

Memori kerja merupakan tempat penyimpanan fakta-fakta yang diketahui dari

hasil menjawab pertanyaan.

6. Subsistem penjelasan (explanation subsystem)

Komponen ini merupakan komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran system

kepada pemakai dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan.

7. Perbaikan pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisa dan meningkatkan kinerjanya serta

(30)

12

2.2.4. Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresntasikan basis

pengetahuan yang diperoleh kedalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat

diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data lainnya (Natalia, 2006).

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam berbagai model, beberapa model

representasi pengetahuan seperti:

1. Logika

Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran,

sistem kaidah, dan prosedur yang membantu proses penalaran. Bentuk logika

komputasional ada 2 macam, yaitu:

a. Logika Proposional

Logika proposional merupakan suatu pernyataan yang menyatakan benar

(TRUE) atau salah (FALSE) yang dihubungkan dengan menggunakan

operator logika seperti konjungsi (AND), disjungsi (OR), negasi (NOT),

implikasi/kondisional (If...Then), equivalensi/bikondisional (If and only If).

Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan logika proposional:

Jika hujan turun sekarang maka saya tidak akan ke pasar

Dapat ditulis dalam bentuk p q

b. Logika Predikat

Logika predikat merupakan suatu logika yang seluruhnya menggunakan

(31)

yang memberi tambahan kemampuan untuk merepresentasikan pengetahuan

dengan sangat cermat dan rinci.

Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan logika predikat:

x = Rojali

y = Juleha

Dapat ditulis dalam bentuk Suka(x,y)

2. Jaringan Semantik

Jaringan semantik merupakan representasi yang menggambarkan grafis dari

pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek yang terdiri

atas simpul (node) dan penghubung (link).

Berikut adalah contoh gambar model representasi pengetahuan jaringan semantik:

Gambar 2.1 Representasi Jaringan Semantik

3. Object-Atributte-Value (OAV)

Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Attribute adalah karakteristik atau

sifat dari object tersebut. Value (nilai) - besaran spesifik dari attribute tersebut

yang berupa numerik, string atau boolean.

PC kom put er Alat elekt ronik

m onit or

merupakan merupakan

(32)

14

Berikut adalah contoh tabel model representasi pengetahuan Object-Atributte-Value

(OAV):

Tabel 2.1 Representasi OAV

Object Attribute Value

Mangga Warna Hijau, orange

Mangga Biji Tunggal

Mangga Rasa Asam, manis

Mangga Bentuk Oval

Pisang Warna Hijau, kuning

Pisang Bentuk lonong

4. Bingkai (Frame)

Bingkai berupa ruang (slots) yang berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan

yang berupa kejadian, lokasi, situasi ataupun elemen-elemen lain.

Berikut adalah contoh tabel model representasi pengetahuan bingkai (frame):

Tabel 2.2 Representasi Bingkai Pada Bingkai Penyakit

Ruang (slots) Isi (filters)

Nama Flu

Gejala a. Bersin

b. Pusing

(33)

Obat a. Ultraflu

b. Mixagrib

5. Kaidah Produksi

Kaidah menyediakan menyediakan cara formal untuk merepresentasikan

rekomendasi, arahan, atau strategi dalam bentuk jika-maka (if-then) yang

menghubungkan anteseden dengan konsekuensi.

Berikut adalah contoh model representasi pengetahuan kaidah poduksi:

JIKA bersin

DAN pusing

DAN demam

MAKA terserang penyakit flu

2.2.5. Metode Inferensi

Metode inferensi merupakan suatu cara penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh

mesin inferensi untuk menyelesaikan masalah. Ada dua metode inferensi yang umum

dalam sistem pakar, yaitu:

1. Forward Chaining (Runut Maju)

Forward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari

bagian premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir) (Kusrini, 2006). Metode

inferensi ini yang akan digunakan dalam sistem pakar yang akan dibangun dengan

(34)

16

IF Sulit bernafas

AND Pilek

AND Batuk kering

AND Tarikan nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi mengi

THEN Laringitis

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, agar system

mencapai konklusi, harus diinput terlebih dahulu fakta sulit bernafas, pilek, tarikan

nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi mengi. Baru sistem dapat

mengeluarkan konklusi bahwa penyakit yang diderita adalah laringitis.

2. Backward Chaining (Runut Balik)

Backward chaining adalah suatu strategi pengambilan keputusan dimulai dari

pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menulusuri fakta-fakta yang ada

hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan

pengguna (Kusrini, 2006). Contoh penalaran backward chaining adalah:

Lampu 1 rusak,

IF Lampu 1 dinyalakan

AND Lampu 1 tidak menyala

AND Lampu 1 dihubungkan dengan sekering

AND sekering masih utuh

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, sistem terlebih

dahulu menduga bahwa lampu 1 rusak. Kebenaran praduga ini dibuktikan dengan

(35)

dan sekering masih utuh. Kemudian sistem mengeluarkan kesimpulan bahwa

lampu 1 rusak. Namun apabila ada fakta tidak terpenuhi berarti praduga sistem

salah, selanjutnya sistem akan mengecek konklusi berikutnya.

2.3. Pediatri

Pediatri berasal dari bahasa Yunani, yaitu pedos yang berarti anak dan iatrica yang

berarti pengobatan. Arti bahasa Indonesia yang sebenarnya ialah Ilmu Pengobatan

Anak dan pengertian ini lebih tepat daripada Ilmu Penyakit Anak yang ternyata masih

sering dipakai (Gilbert, 1986).

Pediatri telah berkembang pesat sekali terutama dalam 20 tahun terakhir ini. Di luar

negeri, seperti pula dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) timbul

kecendrungan mengubah nama Pediatri menjadi Child Health. Di Indonesia sejak

1963 telah diubah menjadi Ilmu Kesehatan Anak, yaitu karena Pediatri sekarang tidak

hanya mengobati anak sakit, tetapi mencakup hal-hal yang lebih luas (Staf Pengajar

IKA FK UI, 1985). Ruang lingkup Pediatri yang akan dibahas disini berdasarkan

pembagian ilmunya, yaitu pediatri pada penyakit tropis dan infeksi yang dapat dilihat

pada Gambar 2.2. Penyakit tropis adalah penyakit yang terjadi di negara-negara yang

(36)

18

Keterangan: = lingkup yang akan dibahas

Gambar 2.2 Diagram Penyakit Anak

2.4. Visual Basic

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang secara cepat dan mudah dapat

digunakan untuk membuat aplikasi pada Microsoft Windows. Beberapa keuntungan

menggunakan Visual Basic 6.0 diantaranya adalah:

1. Visual Basic dapat menangani bermacam-macam format database seperti format

database Microsoft Access, Microsoft Excel, dan SQL Server. Dengan database

jumlah besar dan akses yang cepat.

2. Mudah digunakan karena dasar pembuatan visual basic adalah form, sehingga

(37)

19

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Penyakit

Untuk mendiagnosa suatu penyakit perlu diketahui terlebih dahulu

gejala-gejala yang ditimbulkan. Meskipun hanya dari gejala-gejala klinis (gejala-gejala-gejala-gejala yang

terlihat langsung maupun yang dirasakan oleh penderita), dokter dapat mengambil

suatu kesimpulan berupa penyakit yang diderita. Tetapi ada kalanya diperlukan

pemeriksaan lebih lanjut melalui pemeriksaan laboratorium untuk penyakit

tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan IDI (Ikatan Dokter Indonesia),

terdapat beberapa jenis penyakit tropis dan menular yang sekarang ini sering

terjadi pada balita Indonesia, yaitu:

1. Campak

2. Difteri

3. Demam biasa

4. Demam Tifoid

5. Demam Dengue

6. DBD

7. Malaria

(38)

20

3.2. Perancangan Aturan Penyakit Pada Anak Balita

Perancangan perangkat lunak dari sistem, meliputi perancangan untuk

menentukan penyakit pada anak balita dan dilengkapi dengan block diagram,

dependency diagram, decision table, rule base dan data flow diagram (DFD).

3.2.1. Perancangan Block Diagram

Block diagram diperlukan untuk mengetahui urutan kerja system dalam

mencari suatu keputusan. Perancangan rule penyakit anak balita sebagai

knowledge base system diambil dari parameter gejala-gejala penyakit anak balita.

Berdasarkan parameter-parameter yang sudah ada maka disusun block diagram

penyakit anak balita seperti pada Gambar 3.1.

3.2.2. Dependency diagram

Setelah block digram dibuat beserta parameter-parameter yang telah

disusun maka langkah selanjutnya adalah membuat dependency diagram.

Dependency diagram dibuat untuk menentukan factor- factor yang mempengaruhi

dalam menetukan suatu rekomendasi penyakit yang diderita. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 3.2 yang memberikan penjelasan tentang

(39)
(40)

22

Gambar 3.2Dependency Diagram

3.2.3. Decision table

Decision table dibuat untuk menunjukkan hubungan antar nilai-nilai pada

(41)

ini merupakan salah satu contoh rancangan decision tabel untuk rule set 4 yaitu

parameter kotoran yang didasarkan pada perancangan dependency diagram.

Tabel 3.1Decision table rule set 4

No. Berwarna gelap Diare / mencret Kotoran

1 Y Y Berwarna gelap, diare

2 Y T Berwarna gelap

3 T Y Diare / mencret

4 T T Tidak ada gangguan

3.2.4. Perancangan Reduksi

Pada system ini proses perancangan reduksi untuk setiap decision table

dilakukan secara manual. Perancangan reduksi berdasarkan decision table pada

tabel 3.1 menghasilkan parameter seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2Reduced decision table rule 4

No. Berwarna gelap Diare / mencret Kotoran

1 Y T Berwarna gelap

2 T Y Diare / mencret

3 T T Tidak ada gangguan

3.2.5. Perancangan Rule Base

Pada perancangan rule base telah direpresentasikan dalam bentuk block

(42)

24

sistem pakar. Rule pada dasarnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian IF

(premis atau kondisi) dan bagian THEN (konklusi atau kesimpulan).

Pemilihan representasi pengetahuan dengan rule base didasarkan alasan

sebagai berikut :

a. Pengembangan sistem pakar menggunakan rule base.

b. rule base dapat dengan mudah dilakukan perubahan seperti penambahan,

perubahan rule.

Contoh rule pada penyakit anak balita :

Rule 1 : If suhu tubuh = > 38°

And nyeri = nyeri tenggorokan

And Kondisi fisik = mual/muntah, sesak

Then anak balita terkena penyakit Difteri

3.3. Analisis Permasalahan

Sistem pakar merupakan sistem dengan basis pengetahuan yang dinamis.

Dimana pengetahuan tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu sehingga

harus dapat dilakukan pembaharuan, seperti penambahan, penghapusan maupun

perubahan terhadap data yang sudah disimpan sebelumnya tanpa harus mengubah

isi dari program secara keseluruhan. Perubahan hanya dilakukan pada bagian

basis pengetahuan saja sehingga sistem pakar ini dapat dikembangkan lebih

lanjut. Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan

perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang dirancang sesuai dengan masalah

(43)

Suatu proses terhadap basis pengetahuan atau informasi yang didapat dari

pakar, sehingga didalam penyelesaian masalah lebih mudah dilakukan

penelusuran untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan akhir yang terbaik.

Proses yang terjadi pada sistem secara sederhana dapat dijelaskan, dimana pada

proses diagnosa user akan dihadapkan dengan pertanyaan dan setiap pertanyaan

terdapat pilihan-pilihan gejala yang ditampilkan oleh sistem. Setelah user memilih

salah satu dari pilihan gejala yang telah disediakan, maka sistem akan membaca

pilihan yang dimasukkan oleh user yang disesuaikan dengan aturan pada basis

pengetahuan.

3.4. Model Analisis

Model representasi aliran proses perangkat lunak yang akan dirancang akan

disajikan dalam Data Flow Diagram (DFD). DFD digunakan untuk

menggambarkan aliran informasi dan proses data yang bergerak dari input data

hingga output.

DFD Level Conteks Diagram

Gambar 3.3 DFD Level Contex Diagram

Pada gambar 3.3 diatas menerangkan bahwa DFD terdiri dari 2 (dua) entity yaitu

Perawat dan Pengguna (Pasien). Perawatmemberikan input ke sistem berupa data

perawat dan tips sehat. Pasien akan memasukkan gejala-gejala yang dideritanya,

(44)

26

DFD Level 0

Gambar 3.4 DFD Level 0

Pada gambar 3.4 menjelaskan bahwa DFD memiliki 3 proses yaitu proses

penelusuran, proses login, dan proses editing data. Pada DFD level 0 ini pasien

memberikan gejala penyakit yang diderita kedalam sistem pada proses

penelusuran, lalu proses tersebut akan melakukan diagnosa berdasarkan gejala

tersebut. Lalu proses ini akan memberikan hasil diagnosa ke pasien.

(45)

Gambar 3.5DFD Level 1 dari proses penelusuran

Pada gambar 3.5 dijelaskan bahwa pasien memberikan gejala penyakit pada

proses identifikasi awal lalu dari proses tersebut akan melakukan cek gejala

penyakit pada database gejala penyakit. Selanjutnya proses ini akan mengalirkan

gejala yang berkaitan ke proses identifikasi gejala yang berkaitan, proses ini akan

melakukan identifikasi gejala dengan aturan-aturan yang berlaku, lalu proses ini

melakukan cek data penyakit pada database penyakit. Selanjutnya proses ini akan

mengalirkan data penyakit kedalam proses penyimpulan. Dalam proses

penyimpulan ini terdapat juga informasi penyakit, tips sehat. Selanjutnya proses

ini akan memberikan info penyakit dan tips sehat kepada pasien.

(46)

28

Gambar 3.6DFD Level 1 dari proses editing data

Pada gambar 3.6 dapat dijelaskan bahwa data login perawat dari proses login akan

masuk kedalam proses editing password perawat selanjutnya data editing akan

disimpan dalam database perawat. Lalu dari proses editing data, perawat dapat

memasukkan tips sehat ke dalam proses tips sehat, selanjutnya data tips sehat

mengalir masuk ke dalam proses penelusuran.

Semua data yang ada pada database perawat akan mengalir ke proses pengecekan

data perawat, dari proses ini perawat akan memperoleh data seluruhnya.

3.5. Perancangan Basis Pengetahuan

Pengetahuan atau data yang ada, disusun sedemikian rupa ke dalam bentuk table

untuk mempermudah sistem dalam pengambilan keputusan. Seluruh tabel saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dan gambaran tabel basis pengetahuan

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tabel Gejala

(47)

Table 3.3 Tabel Gejala

Tabel ini berisi data jenis penyakit.

Table 3.4 Tabel Penyakit

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 KdPenyakit Varchar 4 KdPenyakit

2 NmPenyakit Varchar 50 NmPenyakit

Keterangan: Primary Key = KdPenyakit

3. Tabel Aturan

Tabel ini berisi data aturan berupa pertanyaan dan pilihan gejala yang saling

berhubungan untuk mendapatkan kesimpulan.

Table 3.5 Tabel Aturan

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDAturan Varchar 4 ID Aturan

Keterangan: Primary Key = IDAturan

4. Tabel Info

Tabel ini berisi data informasi seputar penyakit anak, seperti penyebab,

(48)

30

Table 3.6 Tabel Info

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 IDInfo Varchar 4 ID Info

2 Nama_Penyakit Varchar 20 Nama_penyakit

3 Info_penyakit Varchar 500 Informasi

4 Penyebab Varchar 500 Penyebab

5 Penanggulangan Varchar 500 Penanggulangan

Keterangan: Primary Key = IDInfo

5. Tabel Admin

Tabel ini berisi data admin selaku pengelola sistem.

Table 3.7 Tabel Password

No Nama Field Tipe Ukuran Keterangan

1 Username Varchar 10 Nama Perawat

2 Password Varchar 4 Password

(49)

CDM (Conseptual Data Model)

Gambar 3.7 CDM

PDM (Physical Data Model)

(50)

32

BAB IV

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi program dari hasil

analisa dan perancangan sistem pada bab III, serta bagaimana cara sistem tersebut

dijalankan.

4.1 Lingkungan Pemrograman

Perancangan aplikasi web dikembangkan dalam lingkungan pemrograman

dengan spesifikasi teknis sebagai berikut ini :

1. Windows XP Profesional Edition SP.2 sebagai sistem operasi.

2. Power Designer 6 untuk membuat DFD

3. Power Designer 11 untuk membuat CDM dan PDM

4. MySQL sebagai database.

4.2 Implementasi Aplikasi Desain Antar Muka

Pada sub bab implementasi desain antarmuka menjelaskan tentang form

apa saja yang terlihat dalam aplikasi, diantaranya yaitu:

4.2.1 Form Akses User

Form ini akan tampil ketika perangkat lunak di jalankan. Dalam form ini

user akan memilih akses untuk masuk ke perangkat lunak sebagai pasien atau

admin.

(51)

Gambar 4.1 Form Akses User

4.2.2. Form Login Admin

Form ini akan tampil ketika user memilih hak akses Admin. Dalam form

ini admin / perawat dianjurkan untuk memasukkan username dan password,

selanjutnya form login akan memproses otentifikasinya.

Berikut ini tampilan form login seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Form Login

4.2.3. Form Menu Utama (Pasien)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini

terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan.

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (pasien) seperti pada gambar

(52)

34

Gambar 4.3 Form menu utama (pasien)

4.2.4. Form Menu Utama (perawat / admin)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini

terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan, Edit info, rubah admin

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (perawat / admin) sperti pada

gambar 4.4.

(53)

4.2.5. Form Diagnosa (Suhu tubuh)

Form ini merupakan form diagnosa bagian suhu tubuh. Dalam form ini

pasien bisa memilih suhu tubuh yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang

terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (suhu tubuh) seperti pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Form Diagnosa (suhu tubuh)

4.2.6. Form Diagnosa (nyeri)

Form ini merupakan form diagnosa bagian nyeri yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih nyeri bagian mana yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (nyeri) seperti pada gambar 4.6

(54)

36

4.2.7. Form Diagnosa (kotoran)

Form ini merupakan form diagnosa bagian jenis kotoran yang diderita

pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih jenis kotoran mana yang diderita oleh

anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (kotoran) seperti pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Form Diagnosa (kotoran)

4.2.8. Form Diagnosa (bintik merah)

Form ini merupakan form diagnosa bagian bintik merah yang diderita

pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih bintik merah yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (bintik merah) seperti pada gambar 4.8

(55)

4.2.9. Form Diagnosa (Mata)

Form ini merupakan form diagnosa bagian mata yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi mata yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (mata) seperti pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Form Diagnosa (mata)

4.2.10.Form Diagnosa (Tingkat kesadaran)

Form ini merupakan form diagnosa tingkat kesadaran yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi kesadaran yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (tingkat kesadaran) seperti pada gambar 4.10

(56)

38

4.2.11.Form Diagnosa (kondisi fisik)

Form ini merupakan form diagnosa kondisi fisik yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi fisik yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (kondisi fisik) seperti pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Form Diagnosa (kondisi fisik)

4.2.12.Form Kesimpulan

Form ini merupakan kesimpulan dari diagnosa yang telah di lakukan

sebelumnya. Dalam form ini terdapat textbox yang merupakan kumpulan

gejala-gejala diagnosa, terdapat juga tombol hasil untuk mengetahui penyakit apa yang

diderita, tombol lihat detail untuk melihat secara detail infromasi penyakit

tersebut, tombol kembali ke menu utama untuk kembali ke form menu utama.

(57)

Gambar 4.12 Form Kesimpulan

4.2.13.Form Detail

Form ini merupakan form detail penyakit yang berisi penyakit, info

penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di ambil dari

database yang telah tersedia. Dalam form ini terdapat juga tombol kembali ke

menu utama untuk kembali ke form menu utama.

Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 4.13

Gambar 4.13 Form Detail

4.2.14.Form Info

Form ini merupakan form info penyakit yang berisi tentang nama

(58)

40

ambil dari database yang telah tersedia. Dalam form ini pasien bisa mencari

penyakit yang ingin dia ketahui.

Berikut ini tampilan form info seperti pada gambar 4.14

Gambar 4.14 Form Info

4.2.15.Form Bantuan

Form ini merupakan form bantuan yang berisi tentang bagaimana cara

menggunakan aplikasi ini.

Berikut ini tampilan form bantuan seperti pada gambar 4.15

(59)

4.2.16.Form Pengelolahan Info

Form ini merupakan form pengelolahan info yang berisi tentang merubah,

manambah dan menghapus info yang terdapat di dalam database.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 4.16

Gambar 4.16 Form Pengelolahan Info

4.2.17.Form Rubah Admin

Form ini merupakan form rubah admin yang berisi tentang merubah

password admin.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 4.17

(60)

42

BAB V

UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM

Pada bab ini membahas tentang ujicoba dan evaluasi program yang

menerangkan bagaimana jalannya program secara detail dan akan dijelaskan pada

sub bab dibawah ini :

5.1 Uji Coba Sistem

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses uji coba dari aplikasi

yang telah dibuat berdasarkan dari desain sistem yang telah dijelaskan

sebelumnya. Uji coba ini dilakukan untuk melihat dari aplikasi yang telah dibuat

sesuai dengan yang diharapkan. Uji coba yang akan dijalankan adalah sebagai

berikut :

5.2 Uji Coba Form Menu Utama (Pasien)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini

terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan.

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (pasien) seperti pada gambar

(61)

Gambar 5.1 Form menu utama (pasien)

5.3. Form Diagnosa (Suhu tubuh)

Form ini merupakan form diagnosa bagian suhu tubuh. Dalam form ini

pasien bisa memilih suhu tubuh yang diderita oleh anak. Selanjutnya pilihan yang

terpilih akan disimpan pada suatu variabel. Pada uji coba kali ini pasien memilih

panas > 38 derajat pada hari 1.

Berikut ini tampilan form diagnosa (suhu tubuh) seperti pada gambar 5.2

(62)

44

5.4. Form Diagnosa (nyeri)

Form ini merupakan form diagnosa bagian nyeri yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih nyeri bagian mana yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (nyeri) seperti pada gambar 5.3

Gambar 5.3 Form Diagnosa (nyeri)

5.5. Form Diagnosa (kotoran)

Form ini merupakan form diagnosa bagian jenis kotoran yang diderita

pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih jenis kotoran mana yang diderita oleh

anak. Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (kotoran) seperti pada gambar 5.4

(63)

5.6. Form Diagnosa (bintik merah)

Form ini merupakan form diagnosa bagian bintik merah yang diderita

pasien. Dalam form ini pasien bisa memilih bintik merah yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (bintik merah) seperti pada gambar 5.5

Gambar 5.5 Form Diagnosa (bintik merah)

5.7. Form Diagnosa (Mata)

Form ini merupakan form diagnosa bagian mata yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi mata yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (mata) seperti pada gambar 5.6

(64)

46

5.8. Form Diagnosa (Tingkat kesadaran)

Form ini merupakan form diagnosa tingkat kesadaran yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi kesadaran yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

Berikut ini tampilan form diagnosa (tingkat kesadaran) seperti pada gambar 5.7

Gambar 5.7 Form Diagnosa (tingkat kesadaran)

5.9. Form Diagnosa (kondisi fisik)

Form ini merupakan form diagnosa kondisi fisik yang diderita pasien.

Dalam form ini pasien bisa memilih kondisi fisik yang diderita oleh anak.

Selanjutnya pilihan yang terpilih akan disimpan pada suatu variabel.

(65)

Gambar 5.8 Form Diagnosa (kondisi fisik)

5.10. Form Kesimpulan

Form ini merupakan kesimpulan dari diagnosa yang telah di lakukan

sebelumnya. Dalam form ini terdapat textbox yang merupakan kumpulan

gejala-gejala diagnosa, terdapat juga tombol hasil untuk mengetahui penyakit apa yang

diderita, tombol lihat detail untuk melihat secara detail infromasi penyakit

tersebut, tombol kembali ke menu utama untuk kembali ke form menu utama.

Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 5.9

(66)

48

5.11. Form Detail

Form ini merupakan form detail penyakit yang berisi penyakit, info

penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di ambil dari

database yang telah tersedia. Dalam form ini terdapat juga tombol kembali ke

menu utama untuk kembali ke form menu utama.

Berikut ini tampilan form kesimpulan seperti pada gambar 5.10

Gambar 5.10 Form Detail

5.12. Form Info

Form ini merupakan form info penyakit yang berisi tentang nama

penyakit, info penyakit, penyebab, dan penanggulangan, yang semua informasi di

ambil dari database yang telah tersedia. Dalam form ini pasien bisa mencari

penyakit yang ingin dia ketahui.

(67)

Gambar 5.11 Form Info

5.13. Form Bantuan

Form ini merupakan form bantuan yang berisi tentang bagaimana cara

menggunakan aplikasi ini.

Berikut ini tampilan form bantuan seperti pada gambar 5.12

Gambar 5.12 Form Bantuan

(68)

50

5.14. Form Login Admin

Form ini akan tampil ketika user memilih hak akses Admin. Dalam form

ini admin / perawat dianjurkan untuk memasukkan username dan password,

selanjutnya form login akan memproses otentifikasinya.

Berikut ini tampilan form login seperti pada gambar 5.13.

Gambar 5.13 Form Login

5.15. Form Menu Utama (perawat / admin)

Form ini akan tampil ketika user masuk sebagai pasien. Dalam form ini

terdapat 3 tombol yaitu Diagnosa, Info dan Bantuan, Edit info, rubah admin

Berikut ini merupakan tampilan form menu utama (perawat / admin) sperti pada

gambar 5.14.

(69)

5.16. Form Pengelolahan Info

Form ini merupakan form pengelolahan info yang berisi tentang merubah,

manambah dan menghapus info yang terdapat di dalam database.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 5.15

Gambar 5.15 Form Pengelolahan Info

5.17. Form Rubah Admin

Form ini merupakan form rubah admin yang berisi tentang merubah

password admin.

Berikut ini tampilan form pengelolahan info seperti pada gambar 5.16.

(70)

52

Tabel 3.8 Hasil uji coba diagnosa penyakit

NO. Gejala Diagnosa pakar Diagnosa sistem

1.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, bintik merah dekat rambut, mata merah, lemas,pucat, batuk/pilek

Campak Campak

2.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, bintik merah

dibelakang telinga, mata merah, lemas,pucat, batuk/pilek

Campak Campak

3.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare/mencret, mudah tertidur, mual/muntah, pucat, lemas

Demam tifoid Demam tifoid

4.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare/mencret,

gelisah/mengigau/berhalusinasi, mual/muntah, batuk/pilek

Demam tifoid Demam tifoid

5.

Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri tenggorokan, mual/muntah,

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri kepala, nyeri otot, mencret, merah dikulit, mata sayu,

pucat,lemas, batuk/pilek, sesak

Demam dengue DBD

7.

Panas > 7 hari, nyeri kepala, diare, bintik merah di kulit, mata merah, batuk/pilek, lemas, pucat

Demam dengue Demam dengue

8.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri kepala, nyeri daerah perut, bintik merah dikulit, mata sayu, mual/muntah, pucat, lemas

DBD Malaria

9.

Panas > 40 derajat disertai kejang, nyeri daerah perut, mencret, bintik merah dikulit, mata sayu,

mual/muntah, pucat, lemas

DBD Malaria

10. Panas 38 derajat pada hari 1, nyeri

otot, mata sayu, sesak nafas Tetanus Tetanus

Tabel 3.8 diatas menjelaskan tentang perbandingan hasil diagnosa sistem dengan

hasi diagnosa pakar. Pada 10 kali percobaan, diagnosa sistem mengalami 3

(71)

53

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas, diperoleh suatu kesimpulan mengenai pembuatan

sistem pakar ini, antara lain sebagai berikut :

a. Sistem pakar ini mampu membantu pakar dan pasien dalam mendiagnosa

suatu penyakit pada balita.

b. Sistem pakar ini mampu memberikan suatu hasil diagnosa berdasarkan

dari gejala yang berkaitan dan informasi penyakit.

6.2 Saran

Dari beberapa pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis, maka

saran untuk pengembangan sistem pakar ini adalah:

1. Perlu adanya penambahan lagi fitur-fitur lain yang berkaitan dengan

sistem pakar ini seperti print atau pdf.

2. Perlu adanya pengembangan aturan agar memperoleh hasil diagnosa yang

(72)

54

DAFTAR PUSTAKA

Purnamawati. 2007. “Manifestasi klinis dan diagnosis penyakit tropis”. Dalam Anugroho, D. Seminar Nasional Parasitologi dan Penyakit Tropis. Bali.

Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Jilid 1. Yogyakarta: Andi.

Parwati SB. Campak dalam perspektif perkembangan imunisasi dan diagnosis. Pediatri pencegahan mutakhir I, CE IKA Unair, 2000 : 73-92

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta: Infomedika.

http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/sb4-5.html Diakses tanggal 8 April 2011

http://www.oke.or.id/tutorial/Visual%20Basic%201.pdf Diakses tanggal 18 April

2011

Gambar

Gambar 3.1 Block Diagram
Gambar 3.2 Dependency Diagram
Gambar 3.4 DFD Level 0
Gambar 3.7 CDM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada jamur tiram, Dimana sistem mampu untuk menentukan jenis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai sistem pakar diagnosa dan penanganan penyakit pada tanaman bawang merah dengan menggunakan probabilitas dan Theorema

Pada gambar 2 diatas dapat dilihat skenario (flow of event) use case dari Aplikasi Sistem pakar diagnosa penyakit lambung dengan metode forward chaining

Dengan memilih Tidak pada gambar IV.22, maka akan ditampilkan hasil dari diagnosa yang dilakukan oleh user, seperti ditunjukkan pada gambar IV.23 berikut ini

Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada jamur tiram, Dimana sistem mampu untuk menentukan jenis

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pakar yang efektif dan dapat digunakan untuk melakukan diagnosa demam pada balita sehingga penyakit

Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada jamur tiram, Dimana sistem mampu untuk menentukan jenis

bentuk dari implementasi antarmuka, berikut pemaparan dan fungsi dari setiap tampilan yang telah dibuat, berikut ini tampilan Implementasi Desain Interface pada