IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN
METODE BGP (BORDER GATEWAY PROTOCOL) DI
MIKROTIK PADA STUDI KASUS J ARINGAN
PASCASARJ ANA UPN “VETERAN” J ATIM
SKRIPSI
Disusun oleh :
RENDY HIDAYANTO
NPM. 00736010026
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
"
VETERAN
"
J AWA TIMUR
SURABAYA
IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN
METODE BGP (BORDER GATEWAY PROTOCOL) DI
MIKROTIK PADA STUDI KASUS J ARINGAN
PASCASARJ ANA UPN “VETERAN” J ATIM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh :
RENDY HIDAYANTO
NPM. 0736010026
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN
METODE BGP (BORDER GATEWAY PROTOCOL) DI
MIKROTIK PADA STUDI KASUS JARINGAN PASCASARJANA
UPN “VETERAN” JATIM
Disusun O leh :
RENDY HIDAYANTO
NPM. 0736010026
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang 1 Tahun Akademik 2012/2013
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Gede Susrama MD, ST, M.Kom Sugiar to S.Kom
NPT. 270 060 640 210 NIDN. 0714028703
Mengetahui,
Ketua J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” J awa Timur
SKRIPSI
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGELOLAAN TOKO ON-LINE SURFSOFT BATIK DENGAN MENGGUNAKAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)
Disusun Oleh :
TONY HARIANTO
NPM. 0834315070
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 15 J uni 2012
Pembimbing : Tim Penguji :
1. 1.
I Gede Susrama MD, ST, MT Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 270 060 640 210 NPT. 3 6907 06 0209 1
2. 2.
Sugiar to S.Kom Dr.Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIDN. 0714028703 NIP. 19650731 199203 2 001
3.
Dian Puspita Hapsari, S.Kom, M.Kom NIDN. 0729057801
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PANITIA UJ IAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF
KETERANGAN REVISI Mahasiswa di bawah ini :
Nama : Tony Harianto NPM : 0834315070 Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design) / skripsi ujian lisan gelombang III, TA 2011/2012 dengan judul:
”
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGELOLAAN TOKO ON-LINE SURFSOFT BATIK DENGAN MENGGUNAKAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)”
Surabaya, Juni 2012 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:
1) Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 3 6907 06 0209 1
2) Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT NIP. 19650731 199203 2 001
3) Dian Puspita Hapsari, S.Kom, M.Kom NIDN. 0729057801
Mengetahui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Gede Susrama MD, ST, M.Kom Sugiarto S.Kom NPT. 270 060 640 210 NIDN. 0714028703
{
}
{
}
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun untuk Tugas Akhir saya, dengan judul “Implementasi Load Balancing menggunakan metode BGP (Border Gateway Pr otocol) di Mikrotik pada studi kasus J ar ingan Pascasarjana UPN “Veter an” J atim”.
Ucapan terima kasih saya sampaikan juga ke berbagai pihak yang turut membantu memperlancar penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah sabar memberikan Doa dan dukunganya. 2. Bapak Basuki Rachmat S.si, MT, Achmad Junaidi S.Kom dan Kafi
Ramadhani Borut, S.Kom selaku pembimbing, yang telah sabar dalam membimbing dan memberikan nasehat.
3. Prof. Dr. Djohan Mashudi SE.MS, Dr. Indrawati Yuhertiana MM.Ak, Prof. Dr. Soeparlan Pranoto, SE,MM, Ak, Drs. Ec, Dr. Ir. Sudiyarto, MMA selaku dosen pengajar Pascasarjana, terima kasih telah diberikan waktu kesempatan pada saya, untuk melakukan penelitian yang bertempat di Pascasarjana UPN.
4. Pak Gajah , Pak Poh, Pak Anang, Mas Arifin, Mas Priyo, Mak Ti, Ibu Lina, dan seluruh anggota administrasi yang lainya, saya ucapkan terima kasih.
5. Seluruh temen – teman se angkatan IK (ilmu komputer) terima kasih atas doa dan semangat yang telah diberikan kepada saya. (Dhani & Dedik) kalian adalah salah satu teman terbaik yang saya miliki, perbedaaan sikap dan karakter menjadikan persahabatan kita menjadi lebih baik.
6. Teman – teman Pagerwojo (Rudi, Gito, Kodari, Didik, dan yang lainya) terima
kasih telah mau berbagi pengalaman dan mau mendengar curahan hati selama ini.
7. Teman – teman kerja di kantor, khususnya pada Biro Humas dan Protokol setda Prov. Jatim (Bu Wahyou, Tante Rini, Tante Lina, Tante Diah, Mas Welly, Pak
Masykur, Mas Putra, mbak Fatma, Mas Yoyok, Mas Gede, Mas Adit). Terima
kasih atas do’a dan dukunganya.
8. Nenek tercinta. Karena doa-doaMu lah, cucuMu ini bisa lulus dan bekerja hingga
saat ini.
Penyusun menyadari bahwa “tak ada gading yang tak retak”, demikian juga dalam penyusunan buku proyek akhir ini, namun demikian penyusun berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Surabaya, Desember 2012
Penulis Rendy Hidayanto
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK . ……… i
KATA PENGANTAR ……… ii
DAFTAR ISI .……….. iv
DAFTAR GAMBAR ……… .. viii
DAFTAR TABEL... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... Perumusan Masalah ……… Batasan Masalah ………. Tujuan Tugas Akhir ………... Manfaat Tugas Akhir ………. Sistematika Penulisan ………... 1 1.2 4 1.3 4 1.4 5 1.5 5 1.6 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori ………. 8
2.1.1 BGP (Border Gateway Protocol) ……… 8
2.1.2 Jenis –jenis BGP ………. 8
2.1.3 Karakteristik BGP ……….. 9
2.2 Autonomous System (AS) dan Routing Protokol ... 12
2.2.1 Perbedaan Intradomain Routing dan Interdomain Routing……. 12
2.2.2 Autonomous System Number atau yang disingkat ASN ... 14
2.2.3 2 Tipe AS Number ………... 14
2.2.4 Analogi Autonomous System ... 15
2.3 Quagga ………... 17
2.3.1 Bagian Quagga ………...…………... 17
2.3.2 Proses Quagga ……….……... 18
2.4 Pengertian Mikrotik Router Os ... 20
2.4.1 Jenis – jenis Mikrotik ... 20
2.4.2 Keuntungan menggunakan Mikrotik ... 20
2.4.3 Akses Mikrotik ... 21
2.4.4 Fitur – fitur Mikrotik ... 21
2.5 Load Balancing ... 22
2.5.1 Load Balancing Failover ... 24
BAB III
METODE DAN PERANCANGAN JARINGAN
3.1 Perancangan Sistem ...………... 2.6 3.1.1 Infrastruktur Jaringan Pascasarjana UPN……… 2.7 3.2 Perancangan Infrastruktur Jaringan Pascasarajana UPN …………... 3.0 3.2.1 Perancangan Proses load Balancing ………... 3.1
3.2.2 Perancangan Interface Jaringan ………... 33 3.2.3 Perancangan Konfigurasi PC Router Mikrotik ………... 34 3.2.4 Perancangan dan Konfigurasi untuk Komputer Klien ………… 37 3.3 Perancangan Routing ... 38 3.4 Perancangan Load Balancing Failover ... 40 3.5 Perancangan BGP (Border Gateway Protocol) ... 43 3.5.1 Perancangan Topologi Jaringan Pascasarjana UPN …………. 44 3.5.2 Perancangan Sistem dan Konfigurasi Jaringan ……… 45 3.5.3 Perancangan dan Konfigurasi Router – router BGP ………… 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Load Balancing Failover dan Protokol BGP di Pascasarjana UPN “Veteran” Jawa Timur ……….
55
4.2 Konfigurasi PC Router Mikrotik ……….... 56 4.2.1 Konfigurasi Interface PC Router Mikrotik ………. 56 4.2.2 Konfigurasi Load Balancing Failover pada PC Router
Mikrotik ………... 58
4.3 Konfigurasi Komputer klien ……….. 63 4.4 Hasil Implementasi Load Balancing Failover ....………... 67 4.5 Implementasi BGP (Border gateway Protocol) ………... 70 4.5.1 Konfigurasi BGP Routing pada Tiap – tiap Router …………... 70
BAB V UJI COBA
5.1 Ujicoba Load Balancing Failover ……….. 81
5.1.2 Koneksi ISP Speedy dan Dial up Modem Aktif ………... 81
5.2 Koneksi modem dial up aktif ………. 83
5.3 Pengujian Protokol BGP (Border Gateway Protocol) ………... 85
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ………. 94
6.2 Saran ……….. 94
DAFTAR PUSTAKA ……….. 96
Judul : Implement asi Load Balancing menggunakan met ode BGP (Border
Gat ew ay Prot okol) DI M ikrotik Pada st udi kasus Jaringan Pascasarjana UPN “ Veteran” Jat im .
Pem bimbing I : Basuki Rahmat , S.Si, M T Pem bimbing II : Kafi Ramadhani Borut , S.Kom Penyusun : Rendy Hidayant o
ABSTRAK
Seringakali permasalahan koneksi jaringan dialami oleh perusahaan atau instansi –instansi yang yang memiliki jaringan komputer didalamnya. Pascasarjana UPN salah satunya, saat ini Pascasarjana mengalami peningkatan pada jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun, oleh karena itu perlu sebuah solusi agar jaringan komputer yang ada saat ini tetap mampu melayani para pengguna meskipun jumlah pengguna jaringan terus bertambah.
Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan koneksi jaringan dan perangkat jaringan (router) untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Dalam pembuatan tugas akhir ini akan mengimplementasikan sebuah metode Load Balancing failover dan penggunaan sebuah protokol khusus (BGP) untuk mengoptimalkan dan mengintegrasikan koneksi jaringan dan perangkat jaringan (router) yang ada.
Penggunaan teknik failover dan penggunaan protokol BGP pada implementasi ini bertujuan, apabila koneksi jaringan utama mengalami gangguan maka para pengguna jaringan tetap dapat mengakses internet dengan memanfaatkan koneksi cadangan dan router – router yang ada berada pada Pascasarjana juga dapat saling terhubung dan bertukar informasi routing.
Judul : Implement asi Load Balancing menggunakan met ode BGP (Border
Gat ew ay Prot okol) DI M ikrotik Pada st udi kasus Jaringan Pascasarjana UPN “ Veteran” Jat im .
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan semakin meningkatnya kebutuhan komunikasi secara global, maka setiap individu dituntut mengerti tentang teknologi informasi tersebut. Salah satu perkembangan dari teknologi informasi yaitu mengenai internet. Internet sendiri diartikan sebagai suatu eksperimen jaringan komputer yang digunakan sebagai bahan penelitian.
Pada perkembangannya, internet kemudian menjadi jaringan komputer yang terdistribusi dan mendunia. Internet membawa trafik berupa informasi yang dikirim dan diterima oleh orang atau mesin yang berada di dua tempat yang berbeda, selama mereka terkoneksi dengan jaringan. Secara umum, internet merupakan kumpulan komputer yang terkoneksi secara fisik, baik melalui fiber optic, maupun melalui gelombang elektromagnetik.
2
Pascasarjana UPN sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya yang menyediakan program pendidikan kuliah S2 memiliki banyak kegiatan dan aktivitas di dalamnya, yang membutuhkan dukungan sebuah teknologi informasi (internet) untuk membantu penyelenggaraan berbagai kegiatan di dalamnya. Salah satu dukungan teknologi informasi yang dibutuhkan adalah jaringan komputer yang dapat memberikan layanan bagi para pengguna jaringan internet yang berada pada Pascasarjana UPN.
Sangatlah penting bagi Pascasarjana UPN untuk dapat memiliki sebuah jaringan komputer yang handal, selain digunakan untuk kebutuhan para staf, dosen dan mahasiswa dalam menyelesaikan atau melaksanakan tugas sehari hari, diharapkan jaringan komputer yang ada mampu berintegrasi dengan jaringan lain untuk bertukar informasi routing atau data-data yang dibutuhkan. Oleh karena itu efektifitas dari solusi tersebut menjadi perhatian yang utama.
Masalah yang sering dijumpai pada setiap jaringan komputer yang dimiliki oleh perusahaan atau berbagai instansi, yaitu mengenai koneksi. Permasalahan koneksi yang sering dijumpai biasanya terletak pada ISP
(Provider). Tidak jarang ISP yang digunakan mengalami gangguan atau bahkan mati (time out).
3
Oleh karena itu antisipasi awal harus segera dilakukan agar permasalahan tersebut tidak terjadi dan menggangggu para pengguna jaringan yang sedang menggunakan layanan internet.
Masalah lain yang mungkin dijumpai adalah mengenai konektivitas. Sebelumnya telah dikatakan bahwa secara umum, internet merupakan kumpulan dari komputer yang terkoneksi secara fisik, baik melalui fiber optic maupun melalui gelombang elektromagnetik, untuk itu bisa dikatakan bahwa terjadinya hubungan/komunikasi antara jaringan satu dengan jaringan yang lain ditentukan oleh baik atau tidaknya konektivitas pada tiap-tiap jaringan. Untuk dapat menghubungkan dan mengintegrasikan satu jaringan dengan jaringan yang lain, dibutuhkan router-router yang handal untuk mengakomodasi kebutuhan yang diperlukan.
Hampir setiap instansi, perusahaan, perguruan tinggi ataupun kantor pemerintahan saling bertukar informasi data - data penting setiap harinya. Selain dibutuhkan router yang handal dibutuhkan juga konfigurasi dan penggunaan protokol (aturan - aturan) tertentu agar komunikasi antar jaringan dapat terhubung dengan baik.
Salah satu protokol yang sering digunakan adalah BGP (Border Gateway Protocol). Hampir seluruh jaringan komputer yang dimiliki oleh perusahaan besar atau instansi pemerintahan menggunakan protokol ini sebagai backbone
4
instansi yang memiliki kebijakan routing yang berbeda, tapi juga mampu bekerja dan melayani pertukaran informasi routing pada jaringan lokal yang dia miliki.
Dari berbagai permasalahan yang telah disampaikan diatas, maka diperlukan solusi yang tepat untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Setelah dilakukan beberapa kali survei dan pengamatan yang dilakukan pada Pascasarjana UPN. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan, Salah satu solusinya adalah perlunya dilakukan penambahan koneksi/jalur internet dan router jaringan yang digunakan, dengan harapan agar mengurangi permasalahan koneksi jaringan yang sering muncul ketika salah satu jalur internet mengalami gangguan, dan router-router jaringan yang berada pada Pascasarjana dapat saling terkoneksi dan bertukar informasi.
Maka dari itu dalam pembuatan tugas akhir ini akan digunakan sebuah metode dan sebuah protokol, khusus untuk mengatasi permasalahan koneksi dan informasi routing pada Pascasarjana UPN. Metode yang akan digunakan adalah
Load Balancing Failover yang dikombinasikan dengan protokol BGP. 1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana cara mengimplementasikan metode Load Balancing Failover yang dikombinasikan dengan protokol BGP.
1.3 Batasan Masalah
5
a. Pengerjaan dilakukan hanya pada lingkungan jaringan komputer LAN pada Pascasarjana UPN "Veteran" Jawa Timur.
b. Dipakai kabel UTP untuk menghubungkan router ke router
c. Sistem operasi yang digunakan pada pmbuatan tugas akhir ini adalah Mikrotik 3.22, Linux Ubuntu 10.04, Router RB750G, Windows XP (komputer klien)
1.4 Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini antara lain :
1. Mengetahui dan memahami tentang metode Load Balancing Failover
dan BGPsebagairouting protokol.
1.5 Manfaat Tugas Akhir
Manfaat yang didapat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu menghubungkan dan mengintegrasikan router-router yang ada pada Pascasarjana UPN “Veteran” Jawa timur.
b. Mampu memberikan pelayanan pada pengguna jaringan internet di Pascasarjana UPN ”Veteran” Jawa Timur.
c. Mengurangi terjadinya permasalahan koneksi dan konektivitas pada jaringan pascasarjana UPN.
1.6 Sistematika Penulisan
6
sebagai acuan atau kerangka penulisan dalam mencapai tujuan penulisan laporan -Tugas Akhir (TA) sesuai dengan apa yang diharapkan.
Laporan tugas akhir (TA) ini terbagi dalam VI bab yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar ilmu, pengertian–pengertian dasar dan teori–teori penunjang yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir (TA) ini sebagai landasan bagi pemecahan yang diusulkan.
BAB III: METODE DAN PERANCANGAN JARINGAN
Pada bab ini akan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai Proses dan prinsip kerja metode Load balancing Failover dan BGP pada jaringan Pascasarjana UPN “Veteran” Jawa timur.
BAB IV: IMPLEMENTASI JARINGAN
Bab ini akan dibahas mengenai implementasi dan uji coba dari beberapa hasil konfigurasi Load Balancing Failover dan BGP yang berjalan pada router mikrotik.
BAB V: UJI COBA
7
diharapkan dapat bermanfaat dan dapat membangun serta mengembang-kan isi laporan terebut sesuai dengan tujuan penulisan Laporan tugas akhir (TA).
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
8
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ada beberapa dasar teori yang akan kami sampaikan sebagai berikut:
2.1.1 BGP (Border Gateway Protokol)
BGP Routing
Border Gateway Protokol atau lebih dikenal dengan nama BGP merupakan sebuah protokol routing inter-autonomous system. Fungsi utama sistem BGP adalah untuk bertukar informasi jaringan yang dapat dijangkau oleh sistem BGP lain, termasuk didalamnya informasi yang terdapat dalam list autonomous system (AS). BGP berjalan melalui sebuah protokol transport, yaitu TCP.
2.1.2 J enis - jenis BGP
Routing protokol BGP dibagi menjadi dua sub bagian besar yang berbeda berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya :
A. IBGP (Internal BGP)
9
dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antar sesama router internal dengan menggunakan nomor AS yang sama.
B. EBGP (External BGP)
Kebalikan dari IBGP, yakni eksternal BGP atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antar dua router atau lebih yang berbeda autonomous system nya atau berbeda hak administratif. Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda administrasinya. Jadi misalnya apabila satu router dengan router yang dimiliki suatu ISP ingin saling bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router kita dengan router ISP dibuat berbeda.
2.1.3 Karekteristik BGP
Protokol ini menggunakan algoritma routing distance vector. Algoritma ini secara periodik akan menyalin tabel routing dari router ke router. Perubahan tabel routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.
BGP adalah path vektor routing protokol. Dimana dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya. Router BGP membangun dan menjaga koneksi/sesi komunikasi antar peer menggunakan port nomor 179. BGP memiliki table routing sendiri yang biasanya memuat prefik-prefik routing
10
2.1.4 Cara Kerja BGP
Routing protokol BGP dapat dikatakan bekerja jika sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute. Untuk dapat menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dengan bertukar informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Sebelumnya kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankanrouting protokol BGP.
2. Koneksi antar router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada media koneksinya.
3. Memeriksa bahwa paket-paket message BGP yang bertugas membentuk sesi BGP dengan router tetangga dapat sampai ke tujuannya.
4. Memastikan, agar kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasi TCP 179.
5. Melakukan pengecekan terhadap kedua buah router, agar tidak kehabisan resource saat sesi BGPterbentuk dan berjalan.
11
Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:
1. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan
router ID.
2. Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antar kedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19
byte dan tidak berisikan data sama sekali.
3. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error
yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting.
4. Update Message
12
yaitu Network-Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan
withdrawn routes.
2.2 Autonomous System (AS) dan Routing Protokol
Autonomous system atau yang disingkat AS adalah suatu kelompok yang terdiri dari satu atau lebih ip prefix yang terkoneksi yang dijalankan oleh satu atau lebih operator jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. AS diperlukan bila suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan routing yang berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang terhubung kepada dua upstream atau lebih ataupun
eXchange Point,peering dengan jaringan lokal pada eXchange Point.
Sebuah AS memiliki dua buah mekanisme routing yaitu intradomain
routing dan interdomain routing. Intradomain routing merupakan mekanisme routing yang dilakukan di dalam sebuah AS. sedangkan interdomain routing adalah mekanisme routing yang dilakukan diluar antar AS agar bias berhubungan satu sama lain.
2.2.1 Perbedaan antara Intradomain Routing dan Interdomain Routing:
A. Intradomain Routing
1. Routing ini berjalan dalam sebuah AS.
2. Mengabaikan internet di luar AS tersebut, jadi hanya memperhatikan koneksi yang berada dalam AS saja.
3. Protokol yang biasa digunakan dalam Intradomain routing adalah
13
4. Protokol yang populer digunakan untuk Intradomain Routing adalah:
- RIP : Routing information protocol menggunakan distance vector
yangmerupakan protokol sederhana dan sudah lama digunakan.
- OSPF : Open shortest path first menggunakan algoritma shortest path dan lebih baik dari protokol RIP
B. Interdomain Routing
1. Routing ini berjalan antar AS.
2. Mengasumsikan internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi
autonomus system.
3. Normalnya dalam interdomain routing terdapat sebuah dedicated
router pada tiap autonomous system yg berfungsi menangani trafik
interdomain.
4. Protokol yang biasanya digunakan interdomain routing adalah
Exterior Gateway Protocol atau EGP.
- EGP : Exterior gateway protocol
14
2.2.2 Autonomous System Number atau yang disingkat ASN
adalah nomor two-byte unik yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai pengidentifikasi yang memungkinkan AS untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan AS yang lain. Protokol routing
eksterior seperti Border Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk saling bertukar informasi antara jaringan. AS Number adalah 16 bit bilangan biner, sehingga nilai terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 65535. AS Number dibagi dalam dua bagian yaitu : public (digunakan router - router internet) dan private
(digunakan oleh router - router non intenet use)
a. Public adalah : 1 sampai 64511
b. Private adalah : 64512 – 65535
Nomor ini berfungsi pada pertukaran informasi eksterior routing (antar
peer-AS) dan sebagai identitas dari AS itu sendiri.
2.2.3 Ada 2 tipe AS Number, yaitu :
1. AS Number Public
2. AS Number Private
1. Penggunaan ASN Public
15
2. Penggunaan ASN Private
Private ASN digunakan jika AS hanya diperlukan untuk berkomunikasi melalui BGP dalam 1 provider. Seperti kebijakan routing antar AS dan penyedia tidak akan terlihat di internet, sebuah ASN private
dapat digunakan untuk tujuan ini.
2.2.4 Analogi Autonomous System
Gambar 2.3 Topologi jaringan autonomous system
16
disebut interdomain routing. Jadi antar universitas tersebut dapat melakukan koneksi. Konsep munculnya autonomous system untuk mengantisipasi perkembangan jaringan yang terus bertambah besar, struktur jaringan internet yang berbentuk hierarki maka internet dibagi dalam suatu autonomous system
(AS). Setiap AS memiliki mekanisme pertukaran dan pengumpulan informasi
routing sendiri. Protokol yang digunakan untuk pertukaran informasi dalam AS adalah Interior Routing Protocol (IRP). Hasil pengumpulan informasi routing ini kemudian disampaikan AS lain dalam bentuk reachability information.
Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah AS berisi informasi mengenai jaringan-jaringan yang dapat dicapai melalui AS tersebut dan menjadi indikator terhubungnya AS ke internet.
BGP merupakan salah satu jenis routing protokol yang digunakan untuk koneksi antar autonomous system (AS). BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP) yang mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar dalam menghubungkan antar autonomous system.
System (AS) BGP dibagi menjadi dua macam :
1. IBGP (Interior Border Gateway Protocol) yang mana fungsinya menghubungkan autonomous system yang sama.
2. BGP (Exterior Border Gateway Protocol) yang menghubungkan antar
17
2.3 Quagga
Quagga adalah aplikasi yang berbasis openBSD yang digunakan untuk melakukan routing pada server linux yang difungsikan sebagai router. Salah satu kelebihan dari penggunaan dari quagga ini adalah dapat diinstal di system operasi linux apa saja seperti di ubuntu. Alasan penggunaan software quagga ini dikarenakan dalam membuat sebuah jaringan terkendala oleh biaya dan penggunaan software inilah yang kiranya bisa dijadikan solusi karena lebih praktis dan efektif.
Gambar 2.4 Bagian dari Quagga
2.3.1 Bagian quagga ada beberapa macam:
1. Zebra : merupakan bagian penghubung antara linux kernel dengan aplikasi routing protokol.
18
Contoh :
3. Ospfd adalah daemon yang mengatur routingprotokol OSPF
4. Ripd adalah daemon yang mengatur routingprotokol RIP
2.3.2 Berikut adalah Pr oses Quagga :
1. install quagga, quagga-doc sudo su
apt-get install quagga quagga-doc
Setelah proses instalasi selesai selanjutnya adalah melakukan sedikit perubahan konfigurasi pada direktori dibawah ini :
nano /etc/quagga/daemons
Perubahan yang harus di lakukan pada bagian atau direktori ini adalah mengubah dua parameter Zebra dan Bgpd :
zebra=yes
bgpd=yes
Keterangan : Parameter awal adalah No diganti Yes
2. Menyalin file konfigurasi Zebra dan Bgpd.
Disini yang perlu yang perlu disalin adalah file konfigurasi
zebra.conf.sample dan bgpd.conf.sample
19
konfigurasi Zebra dan Bgpd :
cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf
cp /usr/share/doc/quagga/examples/bgpd.conf.sample /etc/quagga/bgpd.conf
3. Mengaktifkan dan melakukan login ke dalam direktori BGP. Berikut adalah perintah yang digunakan untuk mengaktifkan BGP :
/etc/init.d/quagga restart
Berikut adalah tampilan sesaat setelah direktori BGP diaktifkan :
Stopping Quagga daemons (prio:0): (bgpd) (zebra) (ripd) (ripngd) (ospfd) (ospf6d) (isisd).
Removing all routes made by zebra. Loading capability module if not yet done. Starting Quagga daemons (prio:10): zebra bgpd.
Kemudian :
telnet 127.0.0.1 bgpd
Trying 127.0.0.1…
Connected to 127.0.0.1.
Escape character is ‘^]’.
Hello, this is Quagga (version 0.99.13).
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
20
Password:
bgpd>
bgpd>
Note : Password default adalah zebra
2.4 Pengertian Mikrotik Router Os
Mikrotik adalah sistem operasi independen berbasiskan linux khusus untuk komputer yang difungsikan sebagai router.
2.4.1 J enis – J enis Mikrotik
• MIKROTIK ROUTER OS™
Merupakan versi mikrotik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat diinstal pada komputer rumahan melalui CD.
• BUILT IN HARDWARE MIKROTIK
Merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang di dalamnya sudah terinstal mikrotik router OS.
2.4.2 Keuntungan menggunakan Mikrotik :
1. Fleksibel
2. Powerfull
3. GUI ( Graphical User Interface )
4. Banyak fitur
21
2.4.3 Akses mikr otik
Salah satu lagi kelebihan dari mikrotik adalah ia mampu di akses dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Via console
Mikrotik routerboard ataupun PC dapat diakses langsung via console/shell
maupun remote akses menggunakan putty.
2. Via winbox
Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan software tool winbox.
3. Via web
Mikrotik juga dapat diakses via web/port 80 dengan menggunakan
browser.
2.4.4 Fitur – fitur Mikrotik
1. Address list : Pengelompokkan alamat ip berdasarkan nama
2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / Dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on deman, Modem pool hingga 128 port.
3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa interface ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.
22
5. Data Rate Management : Qos berbasis HTB dengan penggunaan burst,
PCQ, RED, SFQ, FIFO, Queue,CIR, MIR, Limit antar peer to peer.
6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka ; DHCP Relay;DHCP Client, Multiple network DHCP;static dan dynamic DHCP leased.
7. Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer,
source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC,
IP address, Range port,protokol ip, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MS.
8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL, HTTPS.
9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP DiffieHellman Groups 1, 2, 5;MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkripsi menggunakan DES, 3DES, AES-128,AES-192,AES-256;Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2, 5.dll.
2.5 Load Balancing
Load Balancing adalah sebuah konsep yang gunanya untuk menyeimbangkan beban atau muatan pada infrastruktur teknologi informasi pada sebuah perusahan atau instansi tertentu agar seluruh bagian dapat memanfaatkan
resource secara maksimal dan optimal. berfungsi menggabungkan beberapa line
internet service provider.
23
biasanya disediakan bermacam-macam algoritma pembagian beban ini. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembagian beban dengan karakteristik dari
server-server yang ada di belakangnya. Solusi load balancing pada jaringan komputer digunakan untuk membagi antara bandwith yang ada dibackbone utama (primary) dengan bandwith backup. Jadi disini dibutuhkan backbone backup yang berbeda dengan primary baik dari sisi routing, lastmile bahkan penyedia jasanya.
24
Gambar 2.5 Solusi load balancing dengan dua backbone provider
2.5.1 Load Balancing Failover
Teknik atau metode ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik load balancing itu sendiri, teknik failover ini sering digunakan di perusahaan-perusahaan besar yang memiliki fleksibilitas yang tinggi. Teknik ini akan berfungsi jika memiliki dua link internet atau lebih. Beda seperti load balancing, teknik failover ini hanya menjalankan satu link saja sebagai main link yang akan digunakan untuk user.
Berikut adalah prinsip kerja teknik load balancing failover :
Jika main-link atau ISP 1 sedang down atau sedang melakukan
maintenance, mikrotik akan menjalankan script dan memindahkan routing aslinya. Yang asalnya routing ke ISP 1 di pindah otomatis ke ISP 2 dan routing ke ISP 1 di
disable sementara sampai ISP 1 normal kembali. Kemudian jika backup-link atau ISP 2 sedang down dan ISP 1 sedang normal maka routing akan dikembalikan ke
25
26
BAB III
METODE DAN PERANCANGAN J ARINGAN
3.1 Perancangan Sistem
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan jaringan pada Pascasarjana UPN. Perancangan ini dibuat sebagai gambaran dari konsep jaringan yang akan dibangun. Sebelum membuat perancangan jaringan ini, secara tidak langsung sebelumnya telah dilakukan pemetaan dan analisa yang jaringan dilakukan di Pascasarjana UPN. Berdasarkan hasil dari pemetaan dan analisa yang dilakukan sebelumnya ada beberapa hal mendasar yang menjadikan alasan bahwa perlunya dibuat sebuah sistem jaringan yang baru untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Saat ini Pascasarjana UPN menggunakan speedy sebagai layanan atau
provider yang mereka gunakan untuk melayani seluruh pengguna jaringan di pascasarjana. Karena hampir setiap aktivitas/kegiatan dari mahasiswa, staf dan dosen pengajar membutuhkan layanan internet sebagai media pembelajaran dan pencarian sumber informasi data.
27
layanan internet, sehingga kinerja pada server/router yang ada saat ini menjadi sangat berat. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuat sebuah sistem jaringan dengan cara dan metode yang baru dengan harapan sistem jaringan tersebut dapat mengatasi permasalahan ada dan mampu bekerja dalam jangka waktu yang panjang. .
3.1.1 Infrastruktur J aringan Pascasarjana UPN
Gambar 3.1. Infrastruktur jaringan Pasca Sarjana UPN
Gambar diatas menunjukan bentuk infrastruktur jaringan dan koneksi internet yang ada di Pascasarjana UPN saat ini. dimana hanya menggunakan 1 buah jalur internet yang digunakan. Pascasarjana UPN menggunakan speedy
28
Dengan timbulnya permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, oleh karena itu diperlukan sebuah solusi yang tepat dan efektif. Untuk dapat mengimplementasikan sistem jaringan yang baru diperlukan beberapa perubahan yang harus dilakukan salah satunya adalah perubahan pada skema/topologi jaringan dan kebutuhan perangkat jaringan apa saja yang akan diperlukan.
Berikut adalah informasi tentang kebutuhan software dan hardware yang akan digunakan :
Tabel 3.1: Spesifikasi perangkat keras
No Harware Spesifikasi Keterangan
1 Pentium III processor intel 600 Mhz,HD 20 GB, Ram 256 MB, VGA 32 MB, Casing tower, port USB, SoundCard, keyboard, mouse, speakr aktif + mon 15" digital
Digunakan sebagai router
load balancing
2 Pentium IV P4 2.0-2.4 Ghz, Motherbord Standart, Memory 512 Mb, Harddisk 60 Gb, Cdrom Standart, Vga Agp 32 Mb, Sound Card, Usb Port, Power Suplly, Casing Tower,
keybord, mouse, Monitor 15 " Cembung
Digunakan sebagai jalur internet dial up
modem
3 RB 750 CPU: AR7161 680/800MHz
CPUMemory:32M DDR SDRAM onboard
memory Boot loader: Router BOOT
Data storage: 64MB onboard NAND
memory chip Ethernet: Five 10/100/1000 gigabit ethernet ports (with switch chip)
29
miniPCI: none
Extras: Reset switch, Beeper Serial port: no serial port LEDs: Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs
Power options: Power over Ethernet: 9-28V DC (except power over datalines). Power jack: 9.28V DC
Dimensions: 113x89x28mm. Weight without packaging and cables: 130g
Power consumption: Up to 3W
Operating System: MikroTik RouterOS v3, Level4 license 4 Pentium IV P4 1.7-2.0 Ghz, Motherbord
Amptron 945, Memory 512 Mb, Harddisk 40 Gb, cdrom, Vga Agp 32 Mb, Sound Card, Usb Port, Monitor 15 "
Digunakan sebagai komputer klien
Tabel 3.2: Spesifikasi perangkat lunak
No Nama Software Keterangan
1 Mikrotik v 3.2 Router OS
2 Windows XP 3 Sistem operasi untuk Klien
3 Ubuntu 10.10 Sistem operasi untuk koneksi dial up modem
30
Tabel 3.3: Spesifikasi kebutuhan komponen jaringan
No Nama komponen Keterangan
1 Kabel UTP Media transmisi menggunakan kawat tembaga
2 RJ 45 Konektor kabel UTP
3 Tang crimping Tang penjepit RJ45 dengan kabel UTP 4 Tester Media uji koneksi kabel UTP
3.2 Perancangan Infrastruktur J aringan Pascasarjana UPN
Berikut adalah rancangan infrastruktur jaringan internet yang akan digunakan pada Pascasarjana UPN.
Gambar 3.2 Infrastruktur Jaringan Load Balancing
31
digunakan untuk mengimplementasikan metode load balancing failover dan protokol BGP pada pembuatan tugas akhir ini. Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa ada dua buah jalur internet yang akan digunakan nantinya, jalur pertama yang digunakan adalah speedy dan jalur kedua yang digunakan adalah koneksi
dial up modem. Untuk jalur speedy koneksinya dilewatkan melalui perangkat jaringan routerboard 750G dan untuk koneksi dial up modem, koneksinya dilewatkan melalui PC yang didalamnya terdapat sistem operasi ubuntu.
Selanjutnya pada gambar diatas juga terlihat bahwa ada satu komputer lagi yang bernama PC router mikrotik, dimana komputer tersebut terhubung secara Lan dengan routerboard 750G dan PC yang didalamnya terdapat sistem operasi ubuntu. PC router mikrotik tersebut berfungsi sebagai router load balancing dan mengatur proses routing dan load balancing failover.
Dari penggunaan dua jalur internet diatas, yang menjadi main link untuk koneksi internet adalah speedy, sedangkan koneksi yang lain bertindak sebagai
back up. Pada pembuatan tugas akhir ini PC router mikrotik akan menggunakan dua koneksi internet yang ada, dan sekaligus menggunakan dua koneksi tersebut sebagai gateway yang nantinya akan mendirect paket yang berasal dari internet
global menuju ke jaringan Lan Pascasarjana UPN.
3.2.1 Perancangan pr oses Load Balancing Failover
32
Gambar 3.3 Alur proses load balancing failover
Pada gambar 3.3 diatas, dijelaskan bagaimana proses atau alur dari sistem
load balancing failover dari awal proses hingga akhir. Untuk lebih detailnya berikut adalah urutan atau langkah-langkah dari proses kinerja load balancing failover :
Proses ini diawali dari kegiatan klien yang sedang melakukan aktivitas/request ke internet. Kemudian request dari klien tersebut akan diterima oleh PC router mikrotik sebelum dilanjutkan menuju proses selanjutnya. Setelah
request diterima oleh PC router mikrotik, maka router akan segera memeriksa
33
menuju ke ISP 1 akan di disable sementara sampai kondisi dari ISP 1 kembali berjalan normal. Dan apabila kondisi backup-link atau ISP 2 sedang down dan ISP 1 sedang normal maka routing akan dikembalikan ke main-link dan routing yang menuju ke ISP 2 akan di disable.
Apabila semua link mati maka semua akan mati dan jika salah satu link
telah hidup maka secara otomatis routing akan di pindah ke link ISP yang sedang
up, apabila permasalahan koneksi sudah tidak terjadi, maka dapat dipastikan bahwa routing dan load balancing failover telah berjalan dan webpage yang
direquest dari klien atau dari awal proses, akan dapat diakses oleh klien.
Untuk meyakinkan apakah implementasi ini telah berjalan dengan baik atau tidak, maka dapat dilakukan dengan melakukan pengujian dengan memutus ke salah satu koneksi dari PC router mikrotik menuju speedy atau dari PC router mikrotik menuju jalur dial up modem.
3.2.2 Perancangan interface J aringan
34
Gambar 3.4 Perancangan interface load balancing failover
Gambar diatas adalah perancangan interface jaringan load balancing failover, dari gambar dan keterangan diatas diharapkan alur proses dari load balancing failover secara infrastruktur dapat tergambar dengan baik.
3.2.3 Perancangan konfigurasi PC Router Mikr otik
35
Untuk memastikan bahwa penerapan routing dan load balancing dapat berjalan dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan agar penerapan routing dan load balancing failover dapat berjalan dengan baik.
1. Untuk PC mikrotik, Sistem operasi mikrotik yang diinstal adalah versi 3.2.2
2. Memastikan bahwa paket-paket yang disediakan oleh mikrotik sudah terinstal dengan benar, karna perlu diingat bahwa PC router mikrotik ini adalah komputer yang paling berperan dalam menjalankan routing dan
load balancing failover ini, maka semua paket yang dibutuhkan harus sudah terinstal.
3. Memastikan apakah semua interface yang terpasang pada PC mikrotik ini terdeteksi dan berjalan dengan baik.
4. Memberi nama interfacesether1-3di[interfaces]
Untuk masing-masing interface akan diberikan nama sebagai berikut :
36
Gambar 3.5 Nama tiap – tiap interface pada PC router mikrotik
5. Selanjutnya adalah memberi ip address untuk masing-masing ethernet, berikut adalah perintah yang digunakan :
/ip address add address=192.168.2.1/24 interface= RB-Pasca /ip address add address=192.168.2.1/24 interface= Ubuntu /ip address add address=10.124.1.1/24 interface= LAN-Pasca
Gambar 3.6 Alamat ip untuk tiap - tiap interface
37
ditampilkan dari perintah “ip address print” yang mengacu pada bagian “NETWORK” yang bergaris tebal pada gambar diatas.
3.2.4 Perancangan dan Konfigurasi Komputer Klien
Komputer klien disini berperan sebagai penguji, dan jika dilihat dari infrastruktur pada jaringan disini klien berposisi pada bagian internal network. Sistem operasi yang digunakan oleh komputer klien disini adalah menggunakan sistem operasi Windows XP, penggunaan sistem operasi Windows XP ini dikarenakan sistem operasi ini lebih familiar dan mudah digunakan.
Salah satu fungsi dari komputer klien ini adalah melakukan
request/mengrimkan paket ke internet ataupun melakukan proses tracert ke salah satu website di internet yang fungsinya untuk memonitoring kondisi routing dan
load balancing jaringan.
Berikut adalah konfigurasi yang dilakukan pada komputer klien :
Konfigurasi ip address :
38
Komputer client ini berada dalam satu jaringan dengan interface Lan-Pasca dari PC router mikrotik yang difungsikan sebagai klien di internal network
untuk merequest/mengirimkan paket ke internet, dan nantinya PC router mikrotik akan dapat memonitoring, apakah kondisi routing dan load balancing failover
berjalan dengan baik.
3.3 Perancangan Routing
Setelah komputer selesai dipersiapkan sesuai dengan konfigurasi diatas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan pada bagian routing, yang bertujuan agar semua segmen jaringan dapat terhubung sesuai yang diharapkan. Dalam melakukan proses perencanaan routing akan dibuat sebuah gambar untuk mempermudah pemahaman tentang proses routing itu sendiri.
39
PC router mikrotik merupakan komputer yang sangat berperan disini, komputer ini mempunyai tugas yang begitu penting, yaitu melakukan routing dan menghubungkan semua segmen jaringan eksternal dan internal. Pada PC router mikrotik inilah semua pengaturan dan konfigurasi routing maupun load balancing
dilakukan dan dijalankan. Dalam perancangan routing ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat sebuah skenario mengenai perancangan routing.
Tabel 3.4 Tabel routing
Tabel Network destination Interface Source
1 Speedy RB-Pasca ISP1
2 Modem Ubuntu ISP2
Dalam pembuatan tugas akhir ini sebelumnya telah dipastikan bahwa, jalur internet yang digunakan sebanyak dua buah, yaitu speedy dan dial up modem. Pada kolom pertama interface terdapat kata RB-Pasca yang berarti nama dari
interface pada PC router mikrotik yang berada satu network dengan speedy, dan
Ubuntu yang berarti nama dari interface PC router mikrotik yang berada satu
network dengan koneksi dial up modem.
Kemudian pada kolom pertama source terdapat kata ISP1 yang berarti alamat ip dari ISP pertama yaitu speedy, dan ISP2 yang berarti alamat ip dari ISP kedua yaitu koneksi dial up modem.
Dan yang terakhir pada kolom pertama network destination terdapat kata
speedy yang berarti network dari ISP1, dan modem yang berarti network dari ISP2. Berikut adalah script routing yang akan digunakan pada mikrotik :
40
Gambar 3.9 Tabel routing
Dari gambar diatas terlihat bahwa RB-Pasca sebagai interface pertama yang berada pada PC mikrotik yang berada satu network dengan speedy dan
Ubuntu sebagai interface ke dua yang juga berada satu network dengan koneksi
dial up modem.
Pada gambar juga dapat dilihat bahwa gateway dari masing-masing
network telah ditentukan, untuk network yang berasal dari speedy, gateway yang digunakan adalah 192.168.3.254 dan untuk network yang berasal dari koneksi dial up modem, gateway yang digunakan adalah 192.168.2.254
3.4 Perancangan Load Balancing Failover
Perancangan ini hampir sama dengan perancangan routingyang dilakukan sebelumnya, hanya saja perancangan routing kali ini disertai dengan pemberian bobot/rasio dan pemberian script/perintah pada jalur internet yang akan digunakan.
41
masing-masing ISP. Pemberian bobot/rasio ini bertujuan untuk agar setiap
(routing) request dari jaringan lokal/klien yang menuju internet akan dapat diarahkan ke jalur yang telah ditentukan sesuai dengan pemberian bobot/rasio yang diberikan.
Selain itu yang membedakan antara perancangan routing sebelumnya dengan perancangan routing kali ini yaitu pada pemberian script/perintah yang dilakukan bersamaan pada saat menambahkan alamat gateway. Berikut adalah skenario mengenai perancangan routing load balancing failover yang akan digunakan.
Tabel 3.5 Tabel Routing dan load balancing failover
Tabel Network destination Interface Source rasio/beban 1 Speedy RB-Pasca ISP1 1 2 Modem Ubuntu ISP2 1
Berdasarkan tabel routing 3.2 dapat dilihat bahwa pada kolom pertama
interface terdapat kata RB-Pasca yang berarti nama dari interface pada PC router mikrotik yang berada satu jaringan dengan speedy, dan Ubuntu yang berarti nama dari interface PC router mikrotik yang berada satu jaringan dengan koneksi dial up modem.
Kemudian pada kolom pertama source terdapat kata ISP1 yang berarti alamat ip dari ISP pertama yaitu speedy, dan ISP2 yang berarti alamat ip dari ISP kedua yaitu koneksi dial up modem.
Dan selanjutnya pada kolom pertama network destination terdapat kata
42
Dan yang terakhir adalah pemberian rasio/beban pada kedua jalur internet yang digunakan, dari tabel dapat dilihat bahwa pada kolom pertama rasio/beban terdapat nilai/angka 1 sebanyak 2 kali. Dari angka tersebut dapat dijelaskan bahwa Untuk kedua jalur internet yang nantinya akan digunakan, memiliki bobot yang sama dan akan memperoleh jumlah pekerjaan yang sama besar.
Berikut adalah script routing yang digunakan :
/ip route add gateway=192.168.3.254 distance=1 check-gateway=ping comment=main-link disabled=no
/ip route add gateway=192.168.2.254 distance=1 comment=backup disabled=yes
Sebelumnya telah dikatakan bahwa salah satu perbedaan perancangan routing sebelumnya dengan perancangan routing kali ini adalah adanya penambahan script/perintah yang disisipkan ketika kita manambahkan alamat gateway untuk masing-masing jalur internet. Pada script/perintah diatas terdapat perintah yang bergaris bawah. Berikut akan dijelaskan secara detail tentang script
yang digaris bawahi :
1. check-gateway=ping digunakan untuk melakukan pengecekan apakah jalur utama dapat dilalui atau tidak.
2. comment=main-link disabled=no, diasumsikan bahwa jalur inilah yang akan digunakan sebagai jalur utama.
43
mengalami gangguan/down. Apabila jalur utama tetap normal maka jalur ini akan dimatikan, itu bisa dilihat dari pemberian perintah
“ disabled=yes ”.
Gambar 3.10 Tabel routing dan load balancing failover
Jika semua langkah telah dilakukan dengan benar, maka diharapkan program yang dibuat dapat berjalan dengan baik, mulai dari routing dan load balancing failover. Untuk memastikan berjalan atau tidaknya proses routing dan
load balancing failover ini. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara memutus sambungan/koneksi yang berasal dari speedy, dan selanjutnya akan dapat dapat dilihat bahwa klien yang terhubung dan berada pada jaringn lokal seharusnya masih dapat terhubung ke internet dengan cara melakukan request ke
website atau bahkan mengirimkan paket ke internet dengan cara melakukan ping ke koneksi cadangan/back up yang telah ditentukan sebelumnya ke koneksi (dial up modem).
3.5 Perancangan BGP (Border Gateway Protokol)
pengaturan-44
pengaturan policy routing. Perancangan ini dibuat dan disesuaikan berdasarkan studi kasus dan topologi yang dimiliki oleh jaringan Pascasarjana UPN.
Selain penambahan jalur internet pada Pascasarjana UPN, perubahan lain yang dilakukan adalah dengan penambahan perangkat router pada jaringan Pascasarjana UPN. Penambahan itu dilakukan berdasarkan dari hasil pemetaan dan analisis jaringan yang telah dilakukan sebelumnya, tujuanya adalah untuk mengurangi beban kinerja server/atau router yang lainya. Selain itu diperlukan sebuah protokol khusus untuk dapat menghubungkan dan mengintegrasikan router-router tersebut.
Protokol yang akan digunakan disini adalah protokol BGP. Protokol ini digunakan sebagai penghubung antar router satu dengan router lainya. Salah satu kelebihan dari protokol ini adalah memiliki fitur-fitur yang luar biasa banyak dan fleksibel. Mulai dari pengaturan frekuensi routing update, sistem pembangunan hubungan dengan AS tetangga, system hello, policy-policy penyebaran informasi
routing, dan banyak lagi fitur lain. Dengan digunakanya protokol BGP ini diharapkan nantinya tiap-tiap router pada jaringan Pascasarjana UPN dapat saling terhubung dan bertukar informasi routing.
3.5.1 Perancangan Topologi J aringan Pascasarjana UPN
45
Gambar 3.11 Topologi jaringan BGP Pascasarjana UPN
Gambar diatas adalah gambar topologi jaringan Pascasarjana UPN yang baru yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan routing protokol BGP,
gambar diatas dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman, khususnya dalam pembahasan BGP ini.
3.5.2 Perancangan Sistem dan Konfigurasi BGP
46
Gambar 3.12 Perancangan alur sistem BGP
Tujuan dibuatnya perancangan diatas adalah untuk memberikan informasi tentang alur kerja dari BGP dan untuk mengetahui hasil akhir yang akan diperoleh dari implementasi BGP ini.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa, pada Pascasarjana UPN memiliki jaringan LAN dengan alamat 10.124.1.0, jaringan tersebut seluruhnya digunakan untuk workstation pada jaringan Pascasarjana UPN. Hasil akhir yang ingin diperoleh dari implementasi ini adalah agar setiap router yang menjalankan protokol BGP mampu mengadvertise dan bertukar informasi routing tiap-tiap
network yang dimilikinya kepada router BGP yang lain.
47
1. Melakukan instalasi sistem operasi yang akan digunakan oleh setiap router. Dalam hal ini adalah R1 dan R2, untuk R3 tidak perlu dilakukan instalasi, karena R3 menggunakan perangkat jaringan RB750G yang di dalamnya sudah terdapat sistem operasi mikrotik.
2. Memastikan apakah semua interface yang terpasang pada setiap router telah terdeteksi dan berjalan dengan baik (R1, R2 dan R3).
Pengaturan diatas dibuat bertujuan agar setiap router yang akan menjalankan BGP haruslah sudah memiliki identitas atau administrasi pada dirinya. Karna salah satu syarat menjalankan BGP adalah sudah terkonfigurasi dasar pada tiap-tiap router. Jika pengaturan pada tiap-tiap router telah selesai dilakukan maka proses selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem BGP :
Gambar 3.13 Perancangan sistem BGP
48
1. R1 - PC Router Mikrotik
R1 memiliki 3 interface yaitu eth1, eth2 dan eth3 ketiga interface tersebut namanya telah dirubah dan masing-masing interface tersebut telah memiliki alamat ip, berikut adalah keterangan dari ketiga interface tersebut:
1. Eth1 dirubah menjadi RB-Pasca, alamat ip 192.168.3.1 2. Eth2 dirubah menjadi Ubuntu, alamat ip 192.168.2.1 3. Eth3 dirubah menjadi LAN-Pasca, alamat ip 10.124.1.1
Eth1 terhubung dengan R3 sedangkan eth2 terhubung dengan R2, untuk R1 ini memiliki router id 10.24.1.1 dan AS number = 65532, semua data tersebut digunakan untuk meremote pada router lain agar bisa saling terhubung.
2. R2 – PC Linux Ubuntu
R2 memiliki satu interface yaitu eth2, interface tersebut memiliki alamat
ip yaitu 192.168.2.254. dan interface tersebut telah terhubung dengan R1, untuk R2 ini memiliki router id 192.168.2.254 dan memiliki AS number = 65531, semua data tersebut digunakan untuk meremote pada router lain agar bisa saling terhubung.
3. R3 - RB750
R3 memiliki 5 port/interface yaitu eth1 sampai dengan eth5, dalam implementasinya yang akan digunakan hanyalah dua interface yaitu eth1 dan eth2 kedua nama interface tersebut juga telah dirubah, berikut adalah keterangan dari kedua interface tersebut :
49
Untuk eth1 terhubung dengan modem ADSL speedy sedangkan eth2 terhubung dengan R1. Untuk R3 ini memiliki router id 192.168.3.254 dan memiliki AS number = 65530, semua data tersebut digunakan untuk meremote
pada router yang lain agar bisa saling terhubung. Penjelasan tambahan :
1. ISP speedy dilewatkan melalui modem ADSL speedy dan kemudian diteruskan ke R3. Untuk R3sendiri perangkat jaringan yang digunakan adalah jenis routerboard atau yang biasa disebut RB750G
2. Untuk jalur kedua yaitu koneksi dial up modem, dilewatkan melalui R2. Koneksi dial up modem ini mengunakan jenis GSM Usb modem
dan operator jaringan yang dipakai adalah kartu 3. 3.5.3 Perancangan Konfigurasi Router-router BGP
Dalam perancangan ini akan dilakukan konfigurasi terhadap semua router yang akan akan menjalankan BGP, dalam hal ini yaitu R1, R2, dan R3.
1. Konfigurasi R1
PC ini memiliki 3 network interface yaitu eth0, eth1 dan eth2, selanjutnya memberi nama ke tiga nama interface tersebut, pemberian nama interface tersebut bertujuan untuk mempermudah pemahaman tentang pembuatan tugas akhir ini. Berikut adalah pemberian nama masing-masing interface :
1. ether1-RB-Pasca
2. ether2-LAN-Pasca
50
interface yang pertama digunakan untuk menghubungkan antara jaringan R1 dan R3, interface yang ke dua digunakan untuk menghubungkan antara jaringan (R1) lokal dengan publik, dan interface yang terakhir digunakan untuk menghubungkan segmen jaringan pada R1 dengan R2
1. Berikut adalah perintah yang digunakan untuk memberikan nama
interfaces ether 1-3 yang telah terpasang pada R1 :
/interface set ether1 name=RB-Pasca /interface set ether2 name=LAN-Pasca /interface set ether3 name=Ubuntu
Gambar 3.14 Nama tiap – tiap interface pada R1
2. Berikut adalah perintah yang digunakan untuk memberikan ip address
untuk tiap-tiap ethernet :
/ip address add address=192.168.2.1/24 interface= RB-Pasca /ip address add address=192.168.2.1/24 interface= Ubuntu
51
Gambar 3.15 Alamat ip pada interface R1
2. Konfigurasi R2
Sebelum masuk pada konfigurasi, perlu diketahui bahwa R2 disini menggunakan komputer dan sistem operasi digunakan adalah linux ubuntu. Komputer ini memiliki satu interface yaitu eth2, dengan interface inilah nantinya yang akan digunakan sebagai penghubung antara R2 dan R1.
1. Langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi network interface dari R2, Konfigurasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
edit file pada /etc/network/interfaces :
Auto lo
Iface lo inet loopback Auto eth2
52
Interface eth2 ini akan terhubung dengan jalur koneksi dial up modem, koneksi modem yang digunakan adalah berjenis USB dan provider yang digunakan adalah 3 (three).
.
Gambar 3.16 Alamat ip pada R2
2. Melakukan instalasi paket routing protokol yang dibutuhkan, dalam hal ini adalah Quagga sebagai aplikasi routing protokol yang digunakan.
Berikut adalah proses Instalasinya :
install quagga, quagga-doc
rendy@TA-Skripsi:~$ sudo su
[sudo] password for rendy:
53
3. Konfigurasi R3
Konfigurasi R3 hampir sama dengan langkah-langkah atau konfigurasi yang dilakukan pada R1 dan R2, berikut adalah konfigurasi yang dilakukan pada R3.
1. R3 ini menggunakan perangkat jaringan yang bernama routerboard
atau yang biasa disebut dengan RB750G, yang memiliki 5 port/interface
yang di dalamnya sudah terpasang sistem operasi mikrotik.
2. memberikan alamat ip dan nama interface pada RB750G, khususnya
interface yang akan digunakan untuk menghubungkan segmen jaringan R1 dengan R3, dari 5 port/interface ada yang pada RB750G hanya dua yang akan digunakan dan diberi nama, berikut adalah perintah yang digunakan untuk memberikan nama interface pada RB750G :
/interface set ether1 name=Modem /interface set ether2 name=RB
54
Berikut adalah perintah yang digunakan untuk memberikan alamat ip
untuk tiap-tiap interface :
/ip address add address=192.168.3.254/24 interface= ether2-RB /ip address add address=192.168.1.1/24 interface= ether1-modem
Gambar 3.18 Alamat ip pada RB750G
Dengan dibuatnya perancangan sistem BGP diatas, tujuan atau hasil akhir implementasi sistem yang diharapkan adalah :
1. R1 mampu mendirikan sesi BGP dengan setiap roter yang dijadikan
peer.
2. R1 dapat mengadvertisenetwork yang dimiliknya.
3. Router yang menjadi peer dari R1 menerima informasi/paket dari router utama yaitu R1. Dalam hal ini adalah R2 dan R3 yang menjadi
peer dari R1.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Load Balancing Failover dan Pr otokol BGP di Pascasarjana UPN " Veteran" J awa Timur
Pada bab ini akan coba dibahas tentang bagaiamana implementasi dan uji coba load balancing failover yang dikombinasikan dengan protokol BGP pada jaringan Pascasarjana UPN, dengan memanfaatkan dua jalur ISP.
Gambar 4.1 Infrastruktur implementasi load balancing failover
56
global dengan jaringan lokal/Lan yang nantinya juga akan mengarahkan paket-paket yang datang dari internet menuju ke jaringan lokal dan dapat diterima atau diteruskan pada klien yang berada pada jaringan Lan. PC router tersebut terhubung dengan sebuah komputer klien sebagai representasi dari jaringan lokal secara peer to peer, dengan jaringan 10.124.1.0/24.
4.2 Konfigurasi PC Router Mikr otik
Untuk dapat berfungsi sebagai router yang menjalankan fungsi load balancing failover, maka ada beberapa konfigurasi yang harus dilakukan. Yang pertama adalah konfigurasi interface pada tiap ethernet dan yang ke dua adalah melakukan konfigurasi pada router agar mampu menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara jaringan global dengan Lan, konfigurasi yang harus dilakukan diantaranya adalah memberikan perintah/script load balancing dan melakukan konfigurasi routing.
4.2.1 Konfigurasi Inter face PC Router Mikrotik
Konfigurasi ini dilakukan dengan cara memberikan pengalamatan pada
interface yang telah terpasang pada PC router mikrotik.
Berikut adalah perintah yang digunakan :
Set ip/
57
Gambar 4.2 Alamat ip pada tiap - tiap interface PC router mikrotik
Sesuai dengan gambar 4.1 tentang implementasi load balancing failover di Pascasarjana UPN, terdapat dua buah interface yaitu eth1 dan eth2 masing-masing terhubung langsung dengan PC router mikrotik, yang nantinya untuk eth1 akan berada satu jalur dengan network speedy, dan eth2 akan berada pada satu jalur koneksi dial up modem. Sedangkan eth0 akan diperuntukan sebagai gateway
untuk Lan.
58
Gambar 4.4 Ping ip address ke koneksi dial up modem
Gambar 4.5 Ping ip address ke jaringan lan
Dapat dilihat dari gambar 4.3, 4.4 dan 4.5 menunjukkan bahwa PC router mikrotik dapat terhubung dengan dua jalur koneksi internet yang ada yaitu speedy
dan koneksi dial up modem melalui dua ethernet.
4.2.2 Konfigurasi Load Balancing Failover pada PC Router Mikrotik
59
Berikut langkah-langkah konfigurasi routingdan load balancing failover :
1. ROUTING
Routing ini bertujuan untuk memforward paket ke jaringan yang dituju. Pengaturan routing yang akan dibuat termasuk jenis