4.1 Implementasi Load Balancing Failover dan Pr otokol BGP di Pascasarjana UPN " Veteran" J awa Timur
Pada bab ini akan coba dibahas tentang bagaiamana implementasi dan uji coba load balancing failover yang dikombinasikan dengan protokol BGP pada jaringan Pascasarjana UPN, dengan memanfaatkan dua jalur ISP.
Gambar 4.1 Infrastruktur implementasi load balancing failover
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa ada sebuah komputer yang memiliki 3 buah NIC atau ethernet card, pc tersebut bernama PC router mikrotik. Fungsi komputer tersebut adalah sebagai penghubung (router) antara internet
56
global dengan jaringan lokal/Lan yang nantinya juga akan mengarahkan paket-paket yang datang dari internet menuju ke jaringan lokal dan dapat diterima atau diteruskan pada klien yang berada pada jaringan Lan. PC router tersebut terhubung dengan sebuah komputer klien sebagai representasi dari jaringan lokal secara peer to peer, dengan jaringan 10.124.1.0/24.
4.2 Konfigurasi PC Router Mikr otik
Untuk dapat berfungsi sebagai router yang menjalankan fungsi load balancing failover, maka ada beberapa konfigurasi yang harus dilakukan. Yang pertama adalah konfigurasi interface pada tiap ethernet dan yang ke dua adalah melakukan konfigurasi pada router agar mampu menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara jaringan global dengan Lan, konfigurasi yang harus dilakukan diantaranya adalah memberikan perintah/script load balancing dan melakukan konfigurasi routing.
4.2.1 Konfigurasi Inter face PC Router Mikrotik
Konfigurasi ini dilakukan dengan cara memberikan pengalamatan pada
interface yang telah terpasang pada PC router mikrotik. Berikut adalah perintah yang digunakan :
Set ip/
/ip address add address=192.168.2.1/24 interface= RB-Pasca /ip address add address=192.168.2.1/24 interface= Ubuntu /ip address add address=10.124.1.1/24 interface= LAN-Pasca
57
Gambar 4.2 Alamat ip pada tiap - tiap interface PC router mikrotik
Sesuai dengan gambar 4.1 tentang implementasi load balancing failover di Pascasarjana UPN, terdapat dua buah interface yaitu eth1 dan eth2 masing-masing terhubung langsung dengan PC router mikrotik, yang nantinya untuk eth1 akan berada satu jalur dengan network speedy, dan eth2 akan berada pada satu jalur koneksi dial up modem. Sedangkan eth0 akan diperuntukan sebagai gateway
untuk Lan.
58
Gambar 4.4 Ping ip address ke koneksi dial up modem
Gambar 4.5 Ping ip address ke jaringan lan
Dapat dilihat dari gambar 4.3, 4.4 dan 4.5 menunjukkan bahwa PC router mikrotik dapat terhubung dengan dua jalur koneksi internet yang ada yaitu speedy
dan koneksi dial up modem melalui dua ethernet.
4.2.2 Konfigurasi Load Balancing Failover pada PC Router Mikrotik
Langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengaturan atau konfigurasi routing dan load balancing failover pada router mikrotik. pengaturan dan konfigurasi dilakukan dengan cara memberikan perintah/script pada router mikrotik.
59
Berikut langkah-langkah konfigurasi routingdan load balancing failover : 1. ROUTING
Routing ini bertujuan untuk memforward paket ke jaringan yang dituju. Pengaturan routing yang akan dibuat termasuk jenis routing static/manual, routing
static adalah pengaturan rute yang ditentukan oleh user atau administrator jaringan secara manual.
berikut adalah perintah yang akan digunakan :
/ip route add gateway=192.168.3.254 routing-mark=SUBNET-SPEEDY
check-gateway=ping
/ip route add gateway=192.168.2.254
Gambar 4.6 Tabel routing
Dari hasil gambar diatas dapat diketahui bahwa :
1. Alamat ip dari 192.168.2.254 dan 192.168.3.254 merupakan alamat ip dari
provider yang ada, 192.168.2.254 merupakan alamat ip dari koneksi dial up modem dan 192.168.3.254 merupakan alamat ip dari speedy.
60
2. Alamat ip dari 10.124.1.1, 192.168.2.1 dan 192.168.3.1 adalah ip address
dari interface LAN-Pasca, Ubuntu dan RB-Pasca yang terpasang pada PC router mikrotik. Berikut keterangan lebih lanjut mengenai ip address dan interface yang terpasang pada PC router mikrotik :
1. Alamat ip 10.124.1.1 akan digunakan untuk jaringan Lan
2. Alamat ip 192.168.2.1 akan digunakan untuk menghubungkan antara PC router mikrotik dengan dengan koneksi dial up modem.
3. Alamat ip 192.168.3.1 akan digunakan untuk menghubungkan antara PC router mikrotik dengan dengan koneksi speedy.
4. ip dari 10.124.1.0/24, 192.168.2.0/24 dan 192.168.3.0/24 merupakan
network dari 10.124.1.1, 192.168.2.1 dan 192.168.3.1 2. MANGLE
Mangle adalah proses menandai paket data sesuai dengan kebijakan yang diinginkan, disini kita akan membuat pengaturan mangle yang bertujuan untuk memandai paket yang berasal dari klien atau yang akan diterima oleh router.
Berikut adalah script yang digunakan untuk melakukan pengaturan ip
firewall mangle :
/ip firewall mangle
chain=prerouting action=mark-routing
61
Gambar 4.7 Proses menandai paket data
Script diatas dibuat “untuk menandai paket yang berasal dari 10.124.1.0/24
dengan nama = SUBNET-SPEEDY
3. NAT
NAT (Network Address Translation) adalah suatu proses perubahan pengalamatan, Berikut perintah atau script yang digunakan :
/ip firewall nat
add chain=srcnat action=masquerade src-address=10.124.1.0/24
out-interface=RB-Pasca
62
Dari hasil gambar diatas dapat diketahui bahwa pengaturan NAT ini bertujuan untuk menutupi kerahasian jaringan Lan kita dari internet. Jadi jika alamat jaringan kita 10.124.1.0/24, maka alamat ip yang akan dibaca dari internet adalah hanya ip publiknya saja.
4. NETWACH
Pengaturan yang terakhir adalah menjalankan aplikasi netwach yang telah disediakan oleh sistem operasi mikrotik, aplikasi digunakan untuk memonitoring suatu ip address dalam mikrotik dan network yang dimilikinya. Pada kasus load balancing failover ini ada 2 ip address yang harus dimonitoring yaitu ip address
dari ke dua jalur ISP, dalam hal ini adalah speedy dan koneksi dial up modem. Berikut adalah perintah yang akan digunakan :
/system script add name=check-gw source={ :local R1
:local R2
:if ([/tool netwatch get 0 status]=up) do={:set R1 192.168.3.254} :if ([/tool netwatch get 0 status]=up) do={:set R2 192.168.2.254} /ip route set [/ip route find dst-address=0.0.0.0/0] \
gateway=($R1 . . . $R2) }
/tool netwatch add comment=R1 host=192.168.3.254 interval=5s up- script=check-gw \
down-script=check-gw
/tool netwatch add comment=R2 host=192.168.2.254 interval=5s up- script=check-gw \
63
Gambar 4.9 Tool netwatch pad saat kondisi ke 2 koneksi aktif
Gambar 4.10 Tool netwatch pada saat koneksi speedy off
4.3 Konfigurasi Komputer Klien
Konfigurasi komputer klien ini diawali dengan melakukan pengaturan
interface yang disediakan, disini komputr klienakan terhubung melalui interface
eth0 yang telah terpasang pada PC router mikrotik, interface ini memang dibuat khusus sebagai penghubung antara jaringan global dengan jaringan lokal.
64
4.11 Konfigurasi lan propertis
65
Gambar 4.13 Loal area conection status
Gambar 4.6, 4.7, 4.8 menjelaskan tentang pengaturan ip address komputer klienyang terhubung dengan interface eth0 milik PC router mikrotik.
Untuk memastikan bahwa koneksi terhubung dengan baik atau tidak, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan cara mengirimkan paket dengan cara mamberikan perintah ping.
66
Pada gambar diatas 4.9 menunjukan bahwa pengiriman paket telah berhasil, itu bisa dilihat dari pengiriman paket dengan cara melakukan ping ke ip address 10.124.1.1, dan komputer klien dapat dipastikan telah terhubung dengan
interface eth0 pada PC router mikrotik, karena posisi dari PC router mikrotik disini adalah sebagai gateway, maka komputer klien diharuskan terhubung dengan PC router mikrotik tersebut.
Setelah dapat dipastikan bahwa komputer klien dapat terhubung dengan komputer gateway/PC router mikrotik maka langkah berikutnya adalah melakukan uji coba dan memastikan apakah komputer klien juga dapat terhubung dengan ke dua interfece yang terhubung dengan jalur koneksi internet yang tersedia dalam hal ini adalah speedy dan koneksi dial up modem. Uji coba dilakukan dengan cara mengirimkan paket /ping ke ip address yang terhubung dengan jalur internet.
67
Gambar 4.16 Ping ke ip address koneksi dial up modem
Gambar 4.10 dan 4.11 menunjukkan bahwa komputer klien telah berhasil terhubung dengan dua jalur koneksi internet yang telah tersedia, baik dengan
speedy melalui eth1 maupun dengan jalur koneksi dial up modem melalui eth2, itu bisa dibuktikan dengan cara melakukan pengiriman paket dengan cara melakukan
ping.
Dari semua gambar yang ada pada bab 4 ini, dapat disimpulkan bahwa, jika dari sisi klienmenggunakan interface eth0 yaitu dengan alamat ip 10.124.1.1 maka klien dapat tehubung dengan internet melalui dua jalur internet yang ada, dan jalur utama yang digunakan adalah speedy.
4.4 Hasil Implementasi Load balancing Failover
Dalam pembahasan implementasi load balancing failover ini, sesuai yang dijelaskan pada sub bab 4.2 komputer klien terhubung dengan alamat internet melalui jalur/ koneksi yang telah di tentukan pada tabelrouting yang sebelumnya telah dibuat.
68
Untuk mengetahui apakah pengaturan routing telah berjalan, pada komputer pc router mikrotik, maka perintah yang digunakan adalah “ip route print”
Gambar 4.17 Tabel routing
Untuk mengetahui apakah komputer klien dapat terhubung dengan internet maka maka dari komputer klien perlu dilakukan perintah tracert terhadap dua jalur ISP yaitu speedy dan koneksi dial up modem. Yang pertama tracert yang akan dijalankan akan mengunakan jalur speedy, kemudian dilanjutkan dengan
tracert menggunakan jalur koneksi dial up modem.
Berikut adalah tracert yang pertama dengan menggunakan jalur speedy, perintah yang digunkan adalah “ tracert www.google.com ” tanpa tanda petik di
69
Gambar 4.18 Tracert www.google.com menggunakan jalur speedy
Gambar diatas merupakan sebuah aplikasi untuk menelusuri jalur routing, aplikasi ini akan bekerja dengan cara menelusuri jalur routing sampai menemukan
domain atau server yg akan dicari. Dalam hal ini aplikasi tracet akan menelusuri jalur routing server google berada. Berikut adalah beberapa penjelasan dari gambar diatas, ada beberapa jalur yang harus dilalui aplikasi tracert ini dalam melakukan penelusuran ke server google.com :
1. Alamat 10.124.1.1 merupakan alamat PC Router Mikrotik 2. Router 192.168.3.254 merupakan alamat ip dari RB750G
3. 192.68.1.254 alamat ip dari modem speedy
4. 125.16726.1 adalah alamat ippublic dari speedy
5. Dst . . . .
6. Sampai menemukan jalur terakhir server google berada pada alamat
70
Keterangan diatas menunjukkan bahwa routing load balancing telah berhasil dijalankan, karena dari penelusuran routing telah didapatkan data bahwa aplikasi ini telah menemukan rute yang dicari, tracert telah melalui jalur atau rute yang telah ditentukan. Itu bisa dibuktikan dengan dilewatinya jalur speedy.
Berikut adalah tracert yang ke dua dengan menggunakan koneksi back up
yaitu koneksi dial up modem, tracert kali ini juga sama yaitu menelusuri server
google.com.
Gambar 4.19 Tracert www.google.com menggunakan jalur koneksi dial up
4.5 Implementasi BGP (Border Gateway Protokol)
Sebelum dilakukan imlpelementasi dan ujicoba, berikut akan dijelaskan tentang konfigurasi pada tiap-router :
4.5.1 Konfigurasi BGP routing pada tiap - tiap router 1. Konfigurasi pada R1
1. [admin@Mikrotik] > ip address add address=192.168.2.1/24 interface= RB-Pasca
71
[admin@Mikrotik] > ip address add address=192.168.2.1/24 interface= Ubuntu
[admin@Mikrotik] > /ip address add address=10.124.1.1/24 interface= LAN-Pasca
Printah diatas digunakan untuk memberikan alamat ip untuk tiap – tiap
interface yang aktif pada R1, berikut adalah gambar dari hasil pengaturan ip address pada R1.
Gambar 4.20 setting ip pada tiap – tiap interface
2. [admin@Mikrotik] > routing bgp instance set default router-id= 0.0.0.0 as=65532
Perintah diatas digunakan untuk mengaktifkan router dan menjadikan router tersebut menjalankan BGP.
72
3. [admin@Mikrotik] > routing bgp peer add name=to-speedy remote-address=192.168.3.254 remote-as=65530
[admin@MikroTik] >routing bgp peer set to-speedy in-filter=to- speedy-in out-filter=to-speedy-out
4. [admin@Mikrotik] > routing bgp peer add name= to-modem remote-address=192.168.2.254 remote-as=65531
[admin@MikroTik] > routing bgp peer set to-modem in-filter=to- modem-in out-filter=to-modem-out
Perintah diatas digunakan untuk :
1. Mengkonfigurasi BGP dengan router peer/tetangga yaitu R1 dan R3 2. Menerima informasi/message dari ke dua peer yaitu R1 dan R3 3. Digunakan untuk mengiklankan informasi/message kepada ke dua router yang menjadi peer yaitu R2 dan R3
Berikut adalah gambar dari hasil konfigurasi diatas :
73
5. [admin@Mikrotik] > routing bgp network add network =
10.124.1.0/24
Perintah diatas digunakan untuk menambahkan alamat jaringan yang dimiliki oleh R1. Tujuan dari perintah diatas adalah mengiklankan jaringan yang dimiliki oleh R1 yaitu network 10.124.1.0, berikut adalah gambar dari inputan dari
script diatas.
Gambar 4.23 Konfigurasi jaringan BGP
6. [admin@MikroTik]>routing filter add chain=to-speedy-out prefix=10.124.1.0/24 action=accept
[admin@MikroTik] >add chain= to-speedy-out action=discard [admin@Mikrotik] >chain=to-speedy-in invert-match=no action=discard
7. [admin@MikroTik]>routing filter add chain=to-modem-out prefix=10.124.1.0/24 action=accept set-bgp-prepend=3
[admin@MikroTik] > add chain= to-modem-out action=discard [admin@MikroTik]>chain=to-modem-in invert-match=no
action=discard
Peritah diatas digunakan agar R1 memfilter informasi/prefix yang diperoleh dari tiap-tiap router peer, dan akan menghapus atau membuang
74
informasi/paket yang tidak diperlukan oleh router. Dibawah ini adalah gambar dari hasil inputan script diatas.
Gambar 4.24 Konfigurasi routing filter
Konfigurasi pada R1 telah selesai dilakukan, jika konfigurasi diatas dilakukan dengan benar maka R1 akan dapat terhubung dengan R1 dan R2. Selain itu R1 juga akan menerima paket – paket informasi dari router tetangga, dan yang terakhir adalah R1 akan dapat mendirikan sesi BGP dengan router tetangga.
2. Konfigurasi pada R2
R2 disini menggunakan PC yang menggunakan sistem operasi ubuntu untuk menjalankan dan mengoperasikan protokol BGP .
1. Masuk ke mode root, dengan perintah sudo su, kemudian masukkan
75
Gambar 4.25 Masuk ke mode root
2. Melakukan setting ip address.
/etc/network/interfaces :
Auto lo
Iface lo inet loopback Auto eth2
Iface eth2 inet static Address 192.168.2.254
Netmask 255.255.255.0
76
3. Melakukan konfigurasi BGP dengan cara menggunakan aplikasi routing quagga.
Arsitektur quagga dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Zebra – merupakan bagian penghubung antara linux kernel dengan aplikasi routing protokol
2. Routing daemon - merupakan aplikasi pengatur routing protokol. Misal : Ospfd adalah aplikasi yang mengatur routing protokol
OSPF, Bgpd adalah aplikasi yang mengatur routing protokol BGP 4. Memilih daemon routing protokol yang akan digunakan, dalam hal ini yang digunakan adalah BGP.
Selanjutnya adalah masuk ke dalam direktori quagga untuk mengaktifkan
quagga dengan cara mengedit file yang berada pada direktori file
/etc/quagga/daemons. Berikut adalah perintah yang digunakan : root@TA-skripsi : nano /etc/quagga/daemons
77
Kemudian merubah protokol yang akan digunakan yaitu, dengan merubah parameter “no” menjadi “yes”,
Contoh : zebra=no bgpd =no
Menjadi
zebra=yes bgpd=yes
5. Membuat konfigurasi awal, untuk daemon yang telah diaktifkan. Dalam hal ini adalah BGP, untuk dapat melakukan konfigurasi file routing protokol BGP kita harus terlebih dahulu masuk ke aplikasi routing protokol BGP.
Untuk dapat masuk ke routing protokol BGP, aplikasi yang digunakan adalah telnet, dan port yang digunakan adalah 2605, port inilah yang digunakan oleh routing protokol BGPuntuk menjalankan fungsinya.
Berikut adalah perintah yang digunakan untuk masuk ke dalam aplikasi routing protokol BGP :
root@TA-skripsi : telnet localhost 2605
78
Untuk login kita gunakan password “endycun19” (tanpa dua tanda petik).
Password ini telah dirubah, karna sebelumnya password yang digunakan adalah
default, perubahan password ini dilakukan pada direktori /etc/quangga/bgpd. Berikut adalah konfigurasi BGP yang dilakukan pada R1
Bgpd > enable Password: Bgpd>enable Bgpd # configure terminal Bgpd (config)# router bgp 65531 Bgpd (config-router)# 192.168.2.254 Bgpd (config-router)# network 192.168.2.0
Bgpd (config-router)# neighbor 192.168.2.1 remote-as 65532 Bgpd (config-router)# end
Bgpd # write file
Konfigurasi di simpan pada /etc/quangga/bgpd.conf
79
Jika konfigurasi routing protokol BGP diatas telah selesai, maka perlu dilakukan restart pada direktori tersebut agar perubahan konfigurasi dapat berjalan, berikut adalah perintah yang digunakan untuk melakukan restart :
/etc/init.d/quangga restart.
Setelah dilakukan restart, langkah berikutnya adalah mengaktifkan routing protokol BGP tersebut, berikut adalah perintah yang digunakan untuk mengaktifkan routingprotokol BGP :
- root@TA-skripsi : /etc/init.d/quagga start
Begitu juga untuk restart dan stop
- root@TA-skripsi : /etc/init.d/quagga stop
Konfigurasi BGP pada R2 telah selesai dilakukan, jika konfigurasi diatas dilakukan dengan benar maka R2 dapat terhubung dengan R1, dimana R2 akan menerima paket – paket informasi.
Untuk memastikanya uji coba akan dilakukan pada bab V.
3. Konfigurasi pada R3
1. [rendy@Rb-Pasca] > ip address add address=192.168.3.254/24
interface= ether2-RB
[rendy@Rb-Pasca] > ip address add address=192.168.1.1/24
interface=ether1-modem
Perintah diatas digunakan untuk memberikan alamat ip untuk tiap – tiap
80
Gambar 4.30 Setting alamat ip sesuai interface masing-masing
2. [rendy@Rb-Pasca] > routing bgp peer add name= peer-speedy
remote address=192.168.3.1 remote-as=65532
Perintah diatas digunakan untuk melakukan remote terhadap peer
dari R3, yaitu R1.
3. [rendy@Rb-Pasca] > routing bgp instance set default router- id=0.0.0.0 as=65530
Perintah diatas digunakan untuk mengaktifkan router BGP. Yaitu dengan cara memberikan nama AS pada R3 (65530)
4. [rendy@Rb-Pasca] > routing bgp network add network=192.168.3.0
Perintah diatas digunakan untuk menambahkan alamat jaringan yang dimiliki oleh R3. Alamat ip 192.168.3.0 adalah jaringan yang dimiliki oleh R3.
Jika semua konfigurasi pada tiap-tiap router telah dibuat, maka seharusnya implementasi BGP ini dapat berjalan dengan baik.
81
BAB V
UJ I COBAPada bab ini akan coba dibahas tentang uji coba dari implementasi Load Balancing Failover dan Protokol BGP (Border Gateway Protocol).
5.1 Uji coba Load Balacing Failover
Ujicoba yang pertama dilakukan adalah implementasi Load Balancing Failover yang kemudian dilanjutkan dngan uji coba protokol BGP (Border Gateway Protocol).
5.1.2 Koneksi ISP Speedy dan Dial up modem aktif
Gambar 5.1 Ping ip address ke koneksi dial up modem
Gambar diatas diambil ketika kondisi ke dua jalur internet, speedy maupun
dial up modem sama-sama aktif. Perlu diingat, sebelumnya telah dijelaskan bahwa jalur utama yang akan digunakan adalah speedy, sedangkan untuk dial up modem
digunakan sebagai back up. Jadi selama koneksi speedy masih aktif, maka requet
82
mengalami masalah atau mati, maka secara otomatis PC router mikrotik akan mengarahkan paket dari klien/jaringan lokal akan diarahkan menuju ke jalur dial up modem.
Langkah atau uji coba selanjutnya adalah melakukan tracert.
Gambar 5.2 Tracert google.com
Pada gambar 5.2 menunjukkan bahwa aplikasi tracert yang dijalankan terjadi pada saat jalur speedy sedang aktif, dari gambar diatas terlihat bahwa aplikasi tracert berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, itu bisa dilihat dari jalur – jalur yang dilewat oleh aplikasi tracert.
83
Gambar diatas menunjukkan bahwa request web yang dilakukan oleh komputer klien menggunakan koneksi speedy
5.2 Koneksi modem Dial up aktif
Pada uji coba ini dilakukan pada kondisi koneksi speedy off, percobaan ini bisa dilakukan dengan cara memutus koneksi ke speedy. Dengan putusnya koneksi
speedy maka secara otomatis PC router mikrotik akan mengarahkan routing internet dari klien menuju ke koneksi dial up modem.
Gambar 5.4 Ping ip addres dial up modem
Gambar diatas menunjukkan bahwa pengiriman paket telah berhasil dilakukan, pengiriman paket dilakukan pada saat kondisi jalur utama putus.
84
Berdasarkan gambar 5.5 dapat disampaikan bahwa komputer klien terhubung dengan server google,yang ditandai dengan berhasilnya paket yang dikirimkan oleh klien.
Gambar 5.6 Tracert google.com melalui dial up modem
Gambar tracert diatas dilakukan ketika koneksi speedy sedang dalam keadaan terputus, pada gambar diatas juga menunjukkan bahwa PC router mikrotik mengarahkan request ke arah jalur koneksi dial up modem. Tracert akan menelusuri jalur routing sampai menemukan domain atau server yang dicari, dalam hal ini aplikasi tracet akan menelusuri jalur routing server google berada.
Berikut adalah hasil browsing yang dilakukan komputer klien menggunakan jalur koneksi dial up modem.
85
Gambar 5.7 Request web client menggunakan dial up modem
5.3 Pengujian Protokol BGP (Border Gateway Protocol)
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil akhir dari perancangan dan konfigurasi protokol BGP.
1. Berikut adalah infor masi dan hasil dari konfigur asi BGP pada R1:
Gambar 5.8 Alamat ip neighbors
Gambar diatas menunjukkan bahwa R1 telah terhubung dengan router R3, itu bisa dilihat dari keterangan nama interface (RB-Pasca) dan address
(192.168.3.254), dimana R3 diatas merupakan peer dari R1 yang memiliki
86
Gambar 5.9 Routing BGP network
Gambar diatas menunjukkan bahwa ip 10.124.1.0 merupakan network
yang dimiliki oleh R1, dan network itulah yang nantinya akan di advertise oleh R1 ke setiap router peers (R2 dan R3).
Gambar 5.10 Routing BGP peer ketika kedua koneksi on
Gambar dari 5.10 menunjukkan bahwa R1 telah terhubung dengan ke dua router yang menjadi peers dari R1. itu bisa dilihat dari tanda status
87
Gambar 5.11 Routing BGP peer ketika koneksi speedy on/modem off
Gambar diatas diambil pada saat kondisi koneksi jalur speedy sedang on,
itu bisa dilihat dari tidak ditemukanya status state=established pada R2