• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA PENGAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA BERDASARKAN TUNTUTAN KURIKULUM 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA PENGAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA BERDASARKAN TUNTUTAN KURIKULUM 2013."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Desi Tejawati Br Karo NIM 4103131012

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA PENGAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA BERDASARKAN

T UNT UT AN K URI K UL UM 201 3

Desi Tejawati Br Karo (NIM 4103131012) ABSTRAK

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 5

1.3. Identifikasi Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Batasan Masalah 6

1.6. Tujuan Penelitian 7

1.7. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buku Teks Sebagai Bahan Ajar 9

2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran 11

2.2.1. Sifat dan Karakteristik Modul Pembelajaran 11

2.2.2. Komponen Penting Modul Pembelajaran 12

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Modul Pembelajaran 13

2.2.4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul 14

2.2.5. Penyusunan Modul 15

2.2.6. Keuntungan dan Kelemahan Modul Pembelajaran 15

2.3. Inovasi Dalam Modul Pembelajaran 18

2.4. Metode dan Efektifitas penggunaan Metode pembelajaran 19

2.5. Media Pembelajaran 20

2.6. Kurikulum 2013 21

2.6.1. Karakteristik Kurikulum 2013 23

2.6.2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 24

2.6.3. Pembelajaran Kimia dalam Kurikulum 2013 26

2.7. Materi Kesetimbangan Kimia 29

(5)

2.7.2. Tetapan Kesetimbangan 32

2.7.3. Pergeseran Kesetimbangan 35

2.7.4. Aplikasi Kesetimbangan Kimia dalam Industri 37

2.8. Kerangka Berfikir 38

2.9. Hipotesis Penelitian 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 40

3.2. Populasi dan Sampel 40

3.3. Variabel Penelitian 41

3.4. Instrumen Penelitian 41

3.5. Rancangan Penelitian 41

3.6. Prosedur Penelitian 43

3.6.1. Pengembangan Modul Inovatif 45

3.6.2. Standarisasi Modul Inovasi yang dikembangkan 46

3.6.3. Ujicoba Modul yang Dikembangkan 46

3.7. Teknik Pengumpulan Data 46

3.8. Teknik Analisis Data 47

3.8.1. Persen Efektifitas 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA 50

4.2. Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia dalam buku Ajar 50

4.2.1. Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku Penerbit 52

Ganesha (Buku 1) 4.2.2. Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku Penerbit 52

Erlangga (Buku 2) 4.2.3. Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku Penerbit 53

Grafindo (Buku 3) 4.2.4. Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku Penerbit 54

Phibeta (Buku 4) 4.2.5. Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku Penerbit 55

ESIS (Buku 5) 4.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Kimia Inovatif 57

4.3.1. Komponen yang Diintegrasikan Dalam Modul 57

4.3.2. Standarisasi Modul Pembelajaran Inovatif 60

4.4. Media Pembelajaran yang Diintagrasikan Dalam Modul Pembelajaran 62

4.5. Pengaruh Modul Kimia Inovatif Terhadap Hasil Test Siswa 64

(6)

viii

4.5.2. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran 66 (Post-test 1)

4.5.3. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran 67 (Post-test 2)

4.6. Pengaruh Modul Kimia Inovatif Terhadap Motivasi Belajar Siswa 68 4.7. Keefektifan Modul Pembelajaran Inovatif 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 70

5.2. Saran 71

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Tata Kelola Pelaksanaan KTSP dan Kurikulum 2013 21 Tabel 2.2. Mata Pelajaran SMA Berdasarkan Kurikulum 2013 27 Tabel 2.3. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Materi 28

Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengembangan Modul Pembelajaran 42 Inovatif Pada Pengajaran Kesetimbangan Kimia Sesuai Tuntutan

Kurikulum 2013

Tabel 3.2. Sub Materi yang Akan Diinovasikan Dalam Modul Pembelajan 45 Tabel 3.3. Analisis Kesesuaian Materi Buku Ajar Kimia 47 Tabel 3.4. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Modul Pembelajaran 49 Tabel 4.1. Hasil Analisis Standar Isi Buku Materi Kesetimbangan Kimia 51 Tabel 4.2. Rata-rata kelayakan isi, keluasan materi, kedalaman materi 56

kelayakan desain, dan kelayakan bahasa untuk buku yang dianalisis oleh tim ahli dan peneliti

Tabel 4.3. Daftar Pengembangan Sub Bahasan pada Modul Pembelajaran 59

Tabel 4.4. Rata-rata Penilaian Modul Kimia Inovatif Menurut Dosen, 61 Guru, Siswa

Tabel 4.5. Daftar Inovasi pada Setiap Sub Bahasan Dalam Modul 64 Pembelajaran Inovatif

Tabel 4.6. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Berdasarkan Hasil Pretest 65 Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia

Tabel 4.7. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Berdasarkan Hasil 66 Post-test 1 Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia

Tabel 4.8. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Berdasarkan Hasil 67 Post-test 2 Pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia

Tabel 4.9. Nilai Rata-Rata Motivasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 68 Dan Kontrol

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur dan Tahapan Penelitian Pengembangan dan 44 Uji Coba Modul Inovatif pada Pengajaran Kesetimbangan

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Modul Inovatif 75

Lampiran 2. Silabus Kimia Kurikulum 2013 139

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 145 Lampiran 4. Instrumen Soal (Post-test 2) 170

Lampiran 5. Penyelesaian Soal 178

Lampiran 6. Kunci Jawaban 181

Lampiran 7. Kisi-Kisi Soal 183

Lampiran 8. Angket Penilaian Modul Inovatif Untuk Dosen 184 Lampiran 9 Angket Penilaian Modul Inovatif Untuk Guru dan Siswa 191 Lampiran 10. Tabel Pengelompokan Siswa Berdasarkan kelas Tinggi 192

dan kelas Rendah di Setiap Sekolah

Lampiran 11. Hasil Penilaian Modul Kimia Untuk pengajaran 196 Kesetimbangan Kimia oleh Dosen

Lampiran 12. Hasil Penilaian Modul Kimia Untuk pengajaran 203

Kesetimbangan Kimia oleh Guru Kimia

Lampiran 13. Hasil Penilaian Modul Kimia Untuk pengajaran 204 Kesetimbangan Kimia oleh Siswa

Lampiran 14. Hasil Penilaian UjiCoba Modul Kimia Inovatif Untuk 205

pengajaran Kesetimbangan Kimia Oleh Dosen, Guru Kimia, dan Siswa

Lampiran 15. Persentase Peningkatan Perbandingan Nilai Pre-Test 206 Dan Post-Test Siswa Serta Persen Efektifitas

(10)

xii

Lampiran 22. .Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku 4 216

Lampiran 23. .Hasil Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Buku 5 217

Lampiran 24 . Dokumentasi Penelitian 218

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan kurikulum tahun 2013 sangat diperlukan terutama dalam peningkatan kompetensi lulusan secara terpadu pada kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga akan diperoleh lulusan yang lebih kreatif, inovatif, dan juga lebih produktif. Menurut Muzamiroh (2013), upaya penyempurnaan kurikulum tidak lain demi mewujudkan sistem pendidikan nasional yang kompetitif dan selalu relevan dengan perkembangan zaman yang senantiasa

menjadi tuntutan. Dengan demikian pemberlakuan kurikulum perlu didukung oleh pengadaan bahan ajar yang tepat serta pemilihan susunan materi, kegiatan praktikum, kegiatan luar sekolah, dan media yang sesuai yaitu berupa modul pembelajaran inovatif, karena salah satu tujuan pengembangan modul inovatif yaitu menyediakan bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa (Sani, 2013) sehingga dapat memenuhi peningkatan mutu pendidikan dan standar kompetensi lulusan.

(12)

2

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu dan manajemen sekolah sampai dengan pemberian remunerasi bagi guru sesuai tuntutan Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun 2005.

Pengadaan materi pelajaran bermutu menjadi salah satu upaya dalam peningkatan mutu pendidikan. Bahan ajar atau materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan sumber

bahan ajar. Menurut Situmorang (2013), buku ajar sebagai sumber belajar sangat penting mendapat perhatian karena dapat melengkapi, memelihara dan memperkaya khasanah belajar, meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik. Buku ajar yang baik, standar dan inovatif dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa karena termotivasi untuk menggunakan buku didalam kelas saat pembelajaran maupun diluar kelas untuk pengayaan dan pembelajaran mandiri.

Namun faktanya ketersediaan buku ajar yang berkualitas masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari buku-buku teks yang dipergunakan di berbagai sekolah masih sulit dipahami siswa. Pengarang lebih menekankan misi penyampaian pengetahuan atau fakta belaka pada buku-buku tersebut. Kreatifitas dan inovasi dari pengarang buku masih kurang sehingga siswa sering merasa bosan dalam membaca buku tersebut. Padahal buku ajar yang baik harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas kehidupan didalam masyarakat yang semakin mengglobal (Ho, dkk.2009 ; Corrigan dkk. 2009 ; Howe. 2009 ; Situmorang. 2013). Disamping itu pemakaian buku ajar di sekolah hanya berdasarkan keputusan kepala sekolah, jarang memperdulikan apakah buku tersebut sesuai dengan kurikulum atau tidak, tapi lebih memperhatikan segi ekonomisnya saja (Silaban, 2010). Buku ajar yang bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang,

(13)

Modul merupakan suatu buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa ada bimbingan guru. Dengan adanya modul memungkinkan siswa untuk belajar menurut kecepatannya masing-masing. Oleh karena itu inovasi dan pengembangan modul dalam pembelajaran sangat dibutuhkan karena dapat memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan bahan ajar Kimia SMA menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong siswa didalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Siswa sangat tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam

pembelajaran. Dalam penelitiannya persentase pencapaian hasil belajar siswa kelompok eksperimen memiliki rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62, dan keduanya berbeda nyata (Situmorang, 2013). Penelitian lain pada modul pembelajaran inovatif sesuai KTSP menyatakan efektifitas modul

pembelajaran dikelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 101,93% dan kelompok rendah 100,21%. Sedangkan dikelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 89,01% dan kelompok rendah adalah 81,10% (Sinaga, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI juga membuktikan bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak 23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah

sebanyak 48,662 %.

(14)

4

mata pelajaran kimia sangat perlu dilakukan karena berhubungan dengan peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja bidang kimia.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah perubahan kurikulum. Tahun ajaran 2013-2014 kurikulum KTSP telah berubah menjadi kurikulum 2013. Namun kurikulum 2013 belum diterapkan secara merata di seluruh sekolah. Dimana jumlah lembaga pendidikan di Indonesia yang ditunjuk Kemedikbud menerapkan kurikulum baru sebanyak 6500 lembaga pendidikan. Salah satu kekurangan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini adanya perbedaan pandangan atau belum memahami secara utuh konsep

kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar kurikulum 2013.

(http://kemdikbud.go.id/artikel-mendikbud-kurikulum2013). Akibat hal tersebut

masih banyak pendidik yang mengalami kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013 sesuai dengan standar, khususnya dalam membuat bahan ajar yang sesuai.

Faktanya beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 yang saat ini ditingkat SMA masih diberlakukan untuk kelas X, masih menggunakan buku teks kurikulum sebelumnya dan ditahun depan kurikulum 2013 akan diterapkan di kelas X dan Kelas XI. Jika hal seperti itu tetap dipertahankan, maka tujuan kurikulum 2013 tidak akan tercapai. Untuk itu kesesuaian antara isi buku dengan kurikulum harus benar-benar diperhatikan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berlaku (Situmorang, 2013) yaitu dengan pengadaan modul pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian. Perbedaan dengan penelitian yang relevan sebelumnya diatas adalah peneliti mengembangkan dan menginovasi suatu modul pembelajaran materi kelas XI yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Sehingga penelitian ini berjudul ” Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Pada Pengajaran

(15)

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran inovatif berdasarkan tuntutan kurikulum 2013.

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang diidentifikasi adalah:

1. Bagaimana membuat modul pembelajaran inovatif pada topik kesetimbangan

kimia agar memenuhi standar kurikulum 2013?

2. Komponen apa saja yang dapat diintegrasikan dalam modul pada pengajaran kesetimbangan kimia agar memenuhi kompetensi standar dalam kurikulum 2013?

3. Bagaimana susunan materi kimia untuk pokok bahasan kesetimbangan kimia didalam modul pembelajaran agar kompetensi pedagogik dapat tercapai? 4. Kegiatan laboratorium apa yang dapat dilakukan untuk pengajaran

kesetimbangan kimia agar kompetensi psikomotorik dapat tercapai?

5. Kegiatan luar sekolah apa yang dapat dilakukan untuk pengajaran kesetimbangan kimia agar kompetensi afektif dapat tercapai?

6. Apa saja media pembelajaran yang sesuai dengan modul pembelajaran agar dapat digunakan pada pengajaran kesetimbangan kimia?

7. Bagaimana cara menstandarisasi modul pembelajaran inovatif agar standar dan dapat digunakan dalam pengajaran kesetimbangan kimia?

8. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran yang sesuai dengan standar kurikulum 2013 pada pengajaran kesetimbangan kimia?

(16)

6

1.4. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik kesetimbangan kimia memenuhi standar kurikulum 2013?

2. Apa saja komponen yang dapat diintegrasikan dalam modul kimia pada pengajaran kesetimbangan kimia agar memenuhi kompetensi yang standar dalam kurikulum 2013?

3. Bagaimana susunan materi kimia untuk pokok bahasan Kesetimbangan Kimia didalam modul pembelajaran agar dapat mencapai kompetensi

pedagogik?

4. Apa saja kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan untuk pengajaran kesetimbangan kimia agar kompetensi psikomotorik dapat tercapai?

5. Apa saja kegiatan luar sekolah yang dapat dilakukan untuk pengajaran

kesetimbangan kimia agar kompetensi afektif dapat tercapai?

6. Apa saja media pembelajaran yang sesuai dengan modul pembelajaran agar dapat digunakan pada pengajaran kesetimbangan kimia?

7. Bagaimana cara menstandarisasi modul pembelajaran inovatif agar standar dan dapat digunakan dalam pengajaran kesetimbangan kimia?

8. Apakah modul pembelajaran yang sesuai dengan standar kurikulum 2013 efektif digunakan pada pengajaran kesetimbangan kimia?

9. Apakah modul pembelajaran inovatif yang sesuai standar kurikulum 2013 dalam pengajaran kesetimbangan kimia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan pelelitian maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah di atas, yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Menyusun, dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif berdasarkan

(17)

2. Penyusunan modul pembelajaran akan dikembangkan dari buku kimia di tiga sekolah yang digunakan di SMA tempat penelitian dan dua buku dari sumber lain.

3. Modul pembelajaran dikembangkan berdasarkan susunan materi, kegiatan laboratorium, kegiatan luar sekolah dan media yang sesuai.

4. Modul pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen, guru kimia dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran standar sesuai tuntutan kurikulum 2013.

5. Pengujian modul pembelajaran untuk dosen, guru dan siswa terbatas.

6. Menghitung efektifitas dan motivasi belajar siswa.

1.6. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan modul pembelajaran inovatif yang sesuai standar kurikulum 2013 pada pengajaran kesetimbangan kimia.

2. Untuk mengetahui komponen yang dapat diintegrasikan dalam modul pada pengajaran kesetimbangan kimia agar memenuhi kompetensi yang standar dalam kurikulum 2013.

3. Untuk mengetahui susunan materi kimia pada pokok bahasan kesetimbangan kimia dalam modul pembelajaran agar kompetensi pedagogik dapat tercapai.

4. Untuk mengetahui kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan untuk pengajaran kesetimbangan kimia agar kompetensi psikomotorik dapat tercapai.

5. Untuk mengetahui kegiatan luar sekolah yang dapat dilakukan untuk pengajaran kesetimbangan kimia agar kompetensi afektif dapat tercapai. 6. Untuk mengetahui media pembelajaran yang sesuai dengan modul

pembelajaran agar dapat digunakan pada pengajaran kesetimbangan kimia. 7. Untuk mengetahui cara menstandarisasi modul pembelajaran inovatif agar

(18)

8

8. Untuk mengetahui efektifitas modul pembelajaran inovatif yang sesuai dengan standar kurikulum 2013 pada pengajaran kesetimbangan kimia. 9. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan

modul pembelajaran yang sesuai standar kurikulum 2013 pada pengajaran kesetimbangan kimia dibandingkan dengan tingkat motivasi siswa yang tidak menggunakan modul pembelajaran.

1.7. Manfaat penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi

banyak kalangan seperti: 1. Bagi peneliti

Menambah wawasan, keterampilan serta menjadi pengalaman yang berharga dapat membuat modul pembelajaran hasil inovasi dan pengembangan yang

up to date yaitu sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

2. Bagi Siswa

Mendapatkan modul kesetimbangan kimia sesuai tuntutan kurikulum 2013, menambah pengetahuan damendorong siswa untuk belajar mandiri.

3. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru dalam mengembangkan modul yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar, kemandirian, dan minat siswa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Modul pembelajaran inovatif kesetimbangan kimia yang disusun oleh peneliti telah memenuhi persyaratan berdasarkan kurikulum 2013 dan standar baik dari segi isi, bahasa, dan penyajian sebagai media pembelajaran berdasarkan pada hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu 3 orang dosen kimia UNIMED, tiga guru kimia di sekolah SMA Negeri 1 Kabanjahe, SMA Negeri 2 Kabanjahe dan SMA Negeri 1 Berastagi, serta 15 siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe.

2. Dalam modul pembelajaran inovatif materi kesetimbangan kimia dapat diintegrasikan beberapa komponen agar memenuhi standar kompetensi lulusan

(SKL) kurikulum 2013 yaitu seperti kegiatan laboratorium, kegiatan luar sekolah, model pembelajaran (PBL) dan media.

3. Susunan materi kesetimbangan kimia yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu konsep kesetimbangan dinamis, Pergeseran Arah Kesetimbangan, dan tetapan

kesetimbangan.

4. Kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan pada materi kesetimbangan kimia agar meningkatkan psikomotorik siswa adalah praktikum penentuan reaksi reversibel, pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap pergeseran kesetimbangan

5. Kegiatan luar sekolah yang dapat dilakukan agar meningkatkan afektif siswa yaitu melakukan observasi terhadap konsep kesetimbangan kimia dan mencari informasi dari beberapa sumber mengenai aplikasi kesetimbangan kimia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di industry.

6. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif adalah macromedia flash yang dapat mempermudah penyampaian konsep yang telah disusun pada modul pembelajaran.

(20)

71

8. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan buku teks kimia. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata efektifitas siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi dari pada kelas kontrol (103,90 > 99,15). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata efektifitas siswa dikelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol (102,64 > 98,31) dua kelompok perlakuan berbeda secara.

9. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar siswa yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa dikelas eksperimen (78,10) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (77,50).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:

1. Sebelum menggunakan buku teks atau modul sebagai media pembelajaran sebiknya

guru memeriksa apakah buku tersebut layak dan sesuai dengan tujuan dari kurikulum agar standar kompetensi lulusan dapat tercapai dengan baik. Disamping itu guru juga harus memperhatikan komponen dalam media tersebut agar meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran kesetimbangan kimia perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena dapat meningkatkaan aktivitas, kemandirian dan motivasi siswa secara umum sehingga siswa memahami konsep dan lama mengingat pelajaran tersebut.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Atiah, U., (2005), Pengaruh Media Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa

SMA Pada Materi Kesetimbangan Kimia, Skripsi S-1 FMIPA UNIMED,

Medan

Ayriza, Y., (2009), Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi Sosial Bagi Guru Bimbingan Konseling Untuk Menghadapi Bencana Alam, Jurnal

Kependidikan, 39(2): 141-156

Baharuddin, (2009), Pendidikan & Psikologi perkembangan, Ar-ruzz Media,

Yogyakarta

Dikti, (2011), Pengembangan Bahan Ajar, www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-SMK/11.ppt.(Diakses pada tanggal 15 Januari 2014).

Dalimunthe, S.D., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X

Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, UNIMED, Medan.

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta

Elnovreny, J., (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of

Hydrocarbon for RSBI and SBI Students. Skripsi S-1 FMIPA UNIMED,

Medan

Fathurrohman, P., dan Sutikno, S., (2007), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System, Bumi Aksara, Jakarta

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung

Husamah, (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi untuk

Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustakaraya, Jakarta

Kemdikbud. (2013), Kurikulum 2013, http://kemdikbud.go.id/artikel-mendikbud-kurikulum2013 (Diakses pada tanggal 15 Januari 2014)

Kemdikbud. (2013), Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta:

(22)

73

Kemdikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. and Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Jurnal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1):57-59 Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muzamiroh, M.L., (2013), Kupas Tuntas Kurikulum 2013, Kata Pena, Jakarta Parulian, H., dan Situmorang, M., (2013), Inovasi Pembelajaran Di Dalam Buku

Ajar Kimia SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI, Jurnal

Penelitian Bidang Pendidikan 19(2); 74-82

Purba, M., 2006. KIMIA Untuk SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta Sani, R.A., (2013). Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Septianraha, (2013), Makalah Permasalahan Pendidikan di Indonesia, http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-permasalahan-pendidikan-diindonesia. (Diakses pada tgl 15 januari 2014)

Silaban, B., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas XII Semester 2 Berdasarkan Standar Isi KTSP. Tesis, Program Pascasarjana UNIMED, Medan

Simatupang, Nova (2013), Pengembangan buku jar kimia inovatif untuk SMA/MA

kelas X Semester II. Tesis. Program Pasca Sarjana UNIMED Medan

Sinaga, R., (2013), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada pengajaran Hidrokarbon,

Skripsi S-1 FMIPA UNIMED, Medan

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar dan Rapat Tahunan BKS PTN-B Bidang

(23)

Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan

19(1); 1-7

Simatupang, N.I. dan Situmorang, M., (2013), Innovation Of Senior High School Chemistry Textbook To Improve Student Achievement In Chemistry,

Proceeding of The 2nd International Conference of the Indonesia Chemical

Society 2013 October, 22-23th 2013, Hal 44-52

Situmorang, M., Simaremare, B., Elnovreny, J., Naiborhu, P.D., dan Sumbayak,

D., (2012), The Development of Chemistry Learning Module for RSBI

Senior High School Student, Laporan Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan,

Indonesia.

Situmorang, M., Sinaga, M., dan Juniar, A., (2005), Inovasi Pembelajaran untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Sesuai Tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Mata Kuliah Kimia Analitik Kualitatif, Jurnal

Penelitian Bidang Pendidikan, 13(1):1-13

Surakhmad, W., (2004). Interaksi Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung.

Yusfiani , M., dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan Standarisasi Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP,

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 38-42.

(24)

RIWAYAT HIDUP

Desi Tejawati Br Karo dilahirkan di Kutabuluh pada tanggal 20 Februari 1992. Ayah bernama Marikena Surbakti dan Ibu bernama Betty Br Ginting, dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk TK GBKP Elsamana. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 2 Kutabuluh, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Kutabuluh dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis

Gambar

Gambar 3.1.  Prosedur dan Tahapan Penelitian Pengembangan dan                      44

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun

Mengingat kebutuhan yang sangat mendesak guna kepentingan Nasional khususnya provinsi Papua, terkait ketersediaan ternak Sapi Potong tahun 2017, menimbang dengan

HARMONISASI HUKUM PENANAMAN MODAL INDONESIA DALAM RANGKA MENUJU KOMUNITAS EKONOMI ASEAN ( ASEAN ECONOMIC. COMMUNITY) PADA

People do not always violate the cooperative principles and disharmonic between the acts of speech act.Similar to Rosaria who observed the expressing of mockery in Eminem’s

Midazolam dan Diazepam adalah obat premedikasi anestesiologi golongan benzodiazepin yang dapat mempengaruhi laju nadi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan

Ker Kerjak jakan pa an pada le da lem!a m!ar ja# r ja#a!a a!an $a n $ang d ng dised isediak iakan d an deng engan!. an !allp allpoin oint $an t $ang !e g !er#ar r#arna h na hitam

Setelah dilakukan try out, item yang valid pada skala stress adalah 39 item, butir item yang valid dari skala tersebut digunakan untuk penelitian.. Untuk analisa data

Heriyanto (2012) melakukan penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kerja Kementrian/ Lembaga di