• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA SEBAGAI EKSTRAKURIKULER BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA DI YAYASAN PENDIDIKAN TUNANETRA SUMATERA (YAPENTRA) TANJUNG MORAWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL BATAK TOBA SEBAGAI EKSTRAKURIKULER BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA DI YAYASAN PENDIDIKAN TUNANETRA SUMATERA (YAPENTRA) TANJUNG MORAWA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

HERLINA SIBURIAN. NIM. 209142019. Pembelajaran Musik Tradisional Batak Toba Sebagai Ekstrakurikuler Bagi Peserta Didik Tunanetra Di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pembelajaran Musik Tradisional Batak Toba Sebagai Ekstrakurikuler Bagi Peserta Didik Tunanetra Di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif yaitu penjabaran tentang penelitian. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai Desember 2013. Sampel pada penelitian ini adalah semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran musik tradisional batak toba di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) yang berjumlah 10 orang dan 1 orang guru.

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan alat pengumpulan data yang terkumpul melalui observasi, dokumentasi, wawancara dan studi pustaka yang dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina

potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah, dan

perguruan tinggi. Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar dan terancang

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat merupakan kunci pokok

dalam mencapai cita-cita suatu bangsa.

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara peserta didik dan

guru, dimana keduanya mempunyai peranan yang penting. Pembelajaran musik

bagi peserta didik yang normal secara fisik berbeda dengan yang tidak normal

seperti penyandang kebutaan (tunanetra). Secara umum proses pembelajaran

dilakukan didalam kelas, peserta didik melihat dan mendengarkan apa yang guru

jelaskan secara lisan dan tulisan. Kemudian peserta didik pun menuliskan apa

yang mereka lihat dan dengar dari penjelasan guru, bagi peserta didik tunanetra

hal ini sangat berbeda. Pembelajaran yang dilaksanankan dengan bantuan guru

harus lebih efektif, guru harus menerangkan langsung secara individu kepada

peserta didik karena butuh pendekatan kepada peserta didik agar mengerti apa

yang dijelaskan secara lisan. pembelajaran membutuhkan adanya pelatihan

(7)

melalui suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku

manusia, yaitu dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program,

yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar dapat memperkaya serta

memperluas wawasan pengetahuan dan juga kemampuan dari siswa tersebut.

Ekstrakurikuler memiliki manfaat bagi pembentukan kepribadian peserta didik,

diantaranya adalah dapat meningkatkan kemampuan peserta didik, dapat

mengetahui serta membedakan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain,

serta mampu mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

Berbagai macam bentuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah

adalah sebagai berikut: olahraga, pramuka, tari-tarian, pidato, drama, publikasi

sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah), band, paduan suara, ansambel

musik, musik tradisional dan lain-lain. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung

Morawa adalah musik tradisional batak toba. Musik tradisional merupakan salah

satu kegiatan yang diminati oleh peserta didik di Yayasan Pendidikan Tunanetra

Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung

irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang

dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Musik merupakan sebuah fenomena yang

sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik. Musik juga dijadikan

sebagai pembelajaran di sekolah ataupun diluar sekolah, sehingga musik sudah

(8)

Musik tradisional tidak kalah menariknya dengan musik modern, hanya

eksplorasi terhadap musik tradisional ini yang kurang dilakukan anak-anak

sekarang dan juga masyarakat, sehingga tidak banyak anak-anak muda yang

mengenal musik tradisional. Tetapi ada sebagian anak-anak muda yang sedini

mungkin telah diperkenalkan dengan musik tradisional lalu mampu menikmati

musik ini dan bahkan berkarya dengan musik tradisional. Mereka mengubah dan

membuat perpaduan yang menarik terhadap musik tradisional agar lebih menarik

dan mendapatkan perhatian yang lebih dari masyarakat.

Musik tradisional batak toba yang ada di Sumatera Utara merupakan salah

satu yang menarik untuk dipelajari dari sekian banyak musik tradisional di

Sumatera Utara. Musik tradisional batak toba memiliki ciri khas dan keunikannya

sendiri yang dapat dilihat dari bentuk penyajiannya, salah satunya dengan

penyajian polymelodi. Polymelodi artinya bahwa instrument musik yang terdapat

di dalam musik tradisional batak toba semuanya membawakan melodi utama

(hanya instrument melodis) akan tetapi sesuai dengan karakter dari

masing-masing alat musik yang membawakan melodi lagu tersebut. Batak Toba

merupakan salah satu suku atau etnik di Sumatera Utara yang masuk dalam suku

batak yang terdiri dari Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak

Pakpak, Batak Dairi, dan Batak Toba.

Keterbatasan interaksi sosial pada anak tunanetra patuh dipahami oleh

semua pihak, terutama orang tua dan guru. Orang tua dan guru berkewajiban

mengupayakan agar interaksi sosial yang dimiliki anak tunanetra dapat

ditingkatkan. Guru mempunyai peranan penting dalam menghadapi anak

(9)

sebagai orangtua di sekolah yang harus siap melayani pendidikan anak tunanetra

dengan segala bentuk kekurangannya, khususnya dalam mengembangkan

kemampuan bermain musik anak tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra

Sumatera (YAPENTRA).

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka

membantu anak tunanetra agar mampu mengembangkan potensinya secara

optimal, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional

maupun sosial. Melalui program bimbingan, pengajaran, dan latihan anak

tunanetra mendapatkan perhatian khusus dalam hal interaksi sosial di sekolah.

Dalam hal ini, guru memiliki peran yang besar, agar anak tunanetra memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain yang berada di sekitar

sekolah. Guru membimbing anak tunanetra secara bertahap, disesuaikan dengan

dasar pengalaman anak tunanetra ketika berada dalam lingkungan rumahnya.

Begitu juga dengan proses pembelajaran musik tradisional batak toba

peserta didik tunanetra memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda dalam

memainkan alat musik, sehingga pendekatan yang digunakan untuk peserta

didikpun berbeda-beda. setiap peserta didik belajar secara bertahap dan

berkelanjutan untuk belajar musik tradisional batak toba.

Untuk dapat mempelajari musik tradisional batak toba peserta didik

tunanetra memulai pengetahuan tentang sifat-sifat ruang dari benda yang biasa

dilakukan lewat penglihatan, dapat dilakukan pula dengan rabaan. Di sini

pengalaman kinestetis memegang peranan penting. Dengan rabaan anak tunanetra

(10)

yaitu bisa mengerti halus kasarnya (teksture) dan daya lenting (elastisitas) serta

berat ringannya suatu benda. Sehingga peserta didik dapat merekam ciri-ciri atau

bentuk dari suatu alat musik, hal ini menunjukkan indra peraba peserta didik

tunanetra berperan penting.

Didalam kekurangan peserta didik tunanetra yang tidak dapat melihat,

mereka bisa belajar musik tradisional batak toba dengan indra peraba dan

pendengaran mereka dengan baik.

Oleh karena itu, peniliti tertarik untuk mengetahui bagaimana

pembelajaran yang diberikan pengajar kepada peserta didik yang penyandang

kebutaan atau tunanetra dalam kegiatan ekstrakurikuler ini untuk mendeskripsikan

“Pembelajaran Musik Tradisional Batak Toba sebagai Ekstrakurikuler bagi

Peserta Didik Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera

(YAPENTRA) Tanjung Morawa”.

B. Identifikasi Masalah

Menurut Iskandar (2010:163) menyatakan bahwa:

“Identifikasi Masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang

masalah, di dalam latar belakang masalah sudah dijelaskan faktor-faktor yang menyebabkan masalah, semua faktor-faktor tersebut kita teliti, namun dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, kemampuan dan referensi yang relavan, maka tidak semua faktor yang menyebabkan masalah tersebut kita teliti.”

Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan

menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian

di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa

(11)

1. Bagaimana pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler

bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera

(YAPENTRA) Tanjung Morawa?

2. Bagaimana keberadaan pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai

ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra

sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

3. Metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak

toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

4. Lagu-lagu apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran musik tradisional

batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

5. Alat musik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional

batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam pembelajaran musik

tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di

yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

7. Bagaimana kendala dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai

ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra

(12)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan penulis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah untuk

mempermudah dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini.

Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Iskandar (2008:165) yang

mengatakan bahwa:

“pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan

yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relavan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam.”

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis membatasi masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler

bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera

(YAPENTRA) Tanjung Morawa?

2. Metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak

toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

3. Lagu-lagu apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran musik tradisional

batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

4. Alat musik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional

batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

(13)

D. Rumusan Masalah

Dalam menentukan rumusan masalah penulis berpedoman terhadap

pendapat Iskandar (2010-166) “Rumusan masalah adalah jawaban atas pertanyaan “apa masalahnya?” rumusan masalah sebaiknya dinyatakan dengan kalimat

pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat”. Rumusan masalah menjadi

semacam kontrak bagi penelitian karena penilitian merupakan upaya untuk

menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan

masalahnya.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi dan

pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dirumuskan sebagai berikut:

Pembelajaran Musik Tradisional Batak Toba sebagai Ekstrakurikuler bagi Peserta

Didik Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA)

Tanjung Morawa?

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan manusia senantiasa berorientasi kepada tujuan, salah satu

keberhasilan adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan

untuk mendapatkan gambar yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Berhasil

atau tidaknya hasil penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan

penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar (2008:244) yaitu “tujuan

penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara

spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian dengan penelitian yang dilakukan”.

(14)

1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran musik tradisional batak toba

sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan

tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

2. Untuk mengetahui metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran musik

tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di

yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

3. Untuk mengetahui lagu-lagu apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran

musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik

tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung

Morawa.

4. Untuk mengetahui alat musik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran

musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik

tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung

Morawa.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan

sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya, maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca.

2. Sebagai bahan masuk kepada penulis dalam menambah pengetahuan dan

wawasan bagi penulis mengenai pembelajaran musik tradisional batak toba

sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan

tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

(15)

4. Sebagai bahan masukan bagi pengajar di yayasan pendidikan tunanetra

sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa.

5. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam mengajarkan peserta didik

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Yayasan Pendidikan

Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa, maka penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa:

1. Melalui ekstrakurikuler musik tradisional batak toba, peserta didik

tunanetra dapat meningkatkan wawasan tentang musik tradisional,

kreatifitas dan kepercayaan dirinya.

2. Kemampuan peserta didik untuk mempelajari musik tradisional sangat

besar.

3. Alat musik yang dipakai dalam kegiatan ekstrakurikuler musik

tradisional batak toba adalah taganing merupakan alat musik yang

terdiri dari lima buah gendang yang digantungkan dalam sebuah rak,

dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stick. Sulim merupakan

alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan memiliki 6 buah lobang.

Gong merupakan alat musik yang berpencu terbuat dari bahan

metal/perunggu. Garantung merupakan alat musik yang terbuat dari 7

wilahan kayu yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus

sebagai resonatornya, dimainkan dengan cara dipukul.

4. Pada saat proses pembelajaran guru harus berhati-hati dalam berbicara,

karena peserta didik tunanetra memiliki kesensitifan atau mudah

(17)

5. Peserta didik mempelajari alat musik tradisional dengan indra

pendengaran, indra pendengaran menjadi salah satu indra yang mereka

andalkan sehingga memiliki kesensitifan dalam mendengar. Hal ini

dikarenakan indra pendengaran mereka sudah lama terlatih.

6. Kendala dan hambatan yang dihadapi penyandang tunanetra dalam

pembelajaran yaitu kondisi fisik para peserta didik yang cenderung

kurang bisa mengontrol emosi sehingga dapat mengganggu pada

kegiatan belajar berlangsung.

7. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran musik

tradisional batak toba adalah metode ceramah, dalam metode ini guru

menjelaskan alat musik apa saja yang dipelajari, bagaimana bentuk,

struktur dan suara yang dihasilkan alat musik. Kemudian metode

demonstrasi, dalam metode ini guru mempraktikkan bagaimana cara

memainkan alat musik dan teknik-tekniknya, metode latihan (Drill),

dalam metode ini peserta didik belajar mandiri mempraktikkan

kembali yang telah diajarkan oleh guru ataupun dapat belajar

didampingi oleh guru secara individu dan yang terakhir metode

pemberian tugas, dimana guru memberikan sebuah lagu kepeda peserta

didik kemudian peserta didik mempelajari lagu tersebut.

8. Bahan atau materi lagu yang dipelajari dalam musik tradisional batak

toba adalah lagu mandarin, gondang batak, lagu batak, dan lagu

rohani/gereja. Contoh lagu rohani/gereja: Dalam Yesus kita

bersaudara, slamat-slamat datang, Tuhan Yesus tidak berubah, s’gala

(18)

B. Saran

1. Setelah proses belajar selesai peserta didik terkadang tidak menyimpan

alat musik yang telah dipakai dengan baik, hal ini juga menjadi

perhatian dari pihak Yayasan dalam penyimpanan dan pemeliharan

alat musik yang digunakan untuk belajar.

2. Pada saat proses belajar setiap peserta didik harus diperhatikan secara

individu, mengingat kondisi peserta didik yang tunanetra perlu waktu

yang lebih banyak dalam kegiatan ekstrakurikuler mengingat kondisi

peserta didik yang perlu diperhatikan secara langsung dan individu.

3. Keinginan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya harus

dilatih secara terus menerus untuk lebih meningkatkan kepercayaan

diri mereka tampil didepan masyarakat, sebaiknya dibuat perlombaan

untuk peserta didk tunanetra agar mereka dapat lebih berani tampil dan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arbiginius, Hastomo Rumbutar. 2010. Metode Pembelajaran Band Oleh Penyandang Tunanetra Di Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Tunanetra Indonesia Di Jalan Mahkamah No.38 Medan: Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan UNIMED.

Aries, Frisca br.Lumban Tobing. 2012. Pembelajaran Musik Angklung Pada Anak Tunagrahita SLB-C Santa Lusia: Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan UNIMED.

Aunurrahman. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Depdiknas. 2004. Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction. New York: Wesley Educational.

Djamarah, S. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik. 2002. Pendidikan Guru. Bandung

Hurd, Michael. 2002. Music Theory. New York: Barners and Nobels Books.

Imelda, Novita Pasaribu. 2011. Pembelajaran Ekstrakurikuler Paduan Suara pada Siswa Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa: Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan UNIMED.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Perss.

Manalu, Lando. 2011. Peranan Grup Musik Marsada Band Dalam Mempopulerkan Musik Tradisional Batak Toba Ke Mancanegara: Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan UNIMED.

Muttaqin, Moh. Kustap. 2008. Seni Musik Klasik. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.

Nurani, Yuliani, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Panen, Paulina. 2002. Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Purba, Maulay. 2007. Musik Tradisional Masyarakat Sumatera Utara: Harapan, Peluang, dan Tantangan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Rahman, Abdul Shaleh. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study Kompetensi Guru.Bandung: PT. Rosda Karya

(20)

Sagala. 2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabet

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar cet. IV. Bandung: CV. ALFABETA

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

http://girsangvision.blogspot.com/2012/02/sejak-kapan-dan-memiliki-arti-apakah.html

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera ... 43

Gambar 4.2 Foto Peserta Didik Memilih Sendiri Alat Musik Yang Akan Dipelajari Dan Dimainkan ... 45

Gambar 4.3 Foto Peserta Didik Mempersiapkan Alat Musik Yang Akan Dimainkannya ... 46

Gambar 4.4 Foto Peserta Didik Mempraktikkan Ritme Gong ... 46

Gambar 4.5 Foto Guru Mengajari Cara Bermain Taganing Kepada Peserta Didik ... 47

Gambar 4.6 Foto Peserta Didik Tunanetra Belajar Mandiri ... 48

Gambar 4.7 Foto Peseta Didik Tunanetra Menggabungkan Dengan Instrument Drum, Keyboard, Saxophone Dan Bass ... 49

Gambar 4.8 Foto Alat Musik Tradisional Gong ... 61

Gambar 4.9 Foto Alat Musik Tradisional Garantung ... 62

Gambar 4.10 Foto Alat Musikt Tradisional Taganing ... 63

Gambar

Tabel 4.1 Rincian Hasil Observasi ...........................................................................
Gambar 4.1 Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Pedoman Kualifikasi Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Sometime later, start listening for updates from desired location providers. Maintain a "current best estimate" of location by fltering out new, but less

Setiap pihak baik perorangan, organisasi maupun perusahaan dapat mempublikasikan dirinya dengan tujuan komersil maupun non komersil, selain itu penggunaan dan pengelolaan homepage

Dalam penulisan ini, selain bertujuan untuk mempertahankan klien klien yang ada dalam perusahaan ini, penulis juga bertujuan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi perusahaan

Konservasi Energi • Pemenuhan Kebutuhan Energi Ketahanan Pangan • Peningkatan Produksi pangan • Pembangunan sarana dan prasarana pertanian (termasuk irigasi) Penanggulangan

Program aplikasi yang dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0 mampu menampilkan data penyewa, data transaksi, laporan harian dan bon yang dicetak pada alat pencetak

Dalam Rangka Pembangunan Simpul Jaringan untuk Mendukung Kebijakan Nasional Satu

Diagram-diagram yang dibutuhkan untuk pembuatan penulisan ilmiah ini menggunakan Data Flow Diagram, yang terdiri dari Diagram Konteks, Diagram Zero, Entity Relationship Diagram,