1
ANALISIS PERKEMBANGAN FASILITAS SOSIAL
DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2002- 2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh:
EKSAR SITUMORANG NIM . 308 131 038
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
Eksar Situmorang, NIM. 308 131 038. Analisis Perkembangan Fasilitas Sosial Dalam
Pengembangan Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 - 2010. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui perkembangan fasilitas sosial Kabupaten Humbang Hasundutan (2) menganalisis ketersediaan dan kesesuaian antara fasilitas sosial dengan jumlah penduduk dalam pengembangan wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002- 2010.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2012. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah fasilitas sosial Kabupaten Humbang Hasundutan, yang memiliki fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Penyediaan Air Bersih, Bank, Jalan, Jaringan Listrik, pusat perbelanjaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter dan teknik observasi kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) Fasilitas sosial selama tahun 2002-2010 tepatnya sebelum Kabupaten Humbang Hasundutan terbentuk dan masih bernaung pada Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2002, dan setelah Kabupaten Humbang Hasundutan terbentuk pada tahun 2003, jumlah fasilitas secara umum mengalami perkembangan jumlah fasilitas sosial seperti : Jumlah sekolah baik TK, SD, SMP, dan SMA mengalami perkembangan (22,59%) , jumlah fasilitas kesehatan berkembang (5,84%) pertahun. Jumlah rumah berkembang (43,53%) per tahun. Jumlah pelanggan air berkembang (55,31%) per tahun dengan pertambahan jumlah air yang disalurkan sebesar 336.444 m³. Jumlah Bank berkembang (78,33%) pertahun, Panjang jalan yang dilalui kendaraan berkembang (3,53%) pertahun, Jumlah pelanggan listrik bertambah (45,42%) pertahun, dan jumlah pasar/pusat perbelanjaan berkembang (74,11%) pertahun.(2). Jika dihubungkan dengan rasio ketersediaan dan kesesuaian terhadap jumlah penduduk, maka jumlah fasilitas sosial di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2002-2010 secara umum kelebihan dari kriteria kebutuhan kecuali pada Fasilitas Kesehatan yang membutuhkan penambahan jumlah unit khususnya pada rumah sakit, Pustu, Apotek, Toko Obat dan Rumah Bersalin.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Analisis Perkembangan Fasilitas Sosial Dalam Pengembangan Wilayah
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002-2010”, sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan 2012.
Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun demikian penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan ,
dengan demikian diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi perbaikan skripsi.
Berkat bantuan dan motivasi semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini,
penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta stafnya.
2. Bapak Drs. H. Restu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan beserta stafnya.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si,selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra. Marlinang, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang penuh
perhatian dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi.
6. Bapak Drs. Ardin Siallagan, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis
dengan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.
8. Bapak Drs. Saul Situmorang, M.Si, selaku Kepala Bappeda Kabupaten
Humbang Hasundutan beserta stafnya.
9. Teristimewa kepada Ayahanda D. Situmorang dan Ibunda R. Br. Tamba yang
telah memberikan semangat, dukungan, dan segala pengorbanan yang tidak
ternilai kepada penulis dan juga buat Abang, kakak dan adek tercinta , Bintar
Situmorang dan sekeluarga, Kakak tercinta Astina Situmorang, S.Sos, dan
adek tercinta Cantua Situmorang yang telah memberikan semangat dan
dukungan sehingga penulis dengan semangat dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi Kelas A Reguler, B Reguler
2008, seperti Ria, Elida, Juita, Hetty, Yunika, Wulan, Idola, Yuni, Rita,
Sabar, Adha Situmorang, Cici dan seluruh teman-teman di Jurusan
Pendidikan Geografi UNIMED yang tidak mungkin disebutkan secara
keseluruhan.
11. Teman-teman PPLT di SMP N. 2 Berastagi yang telah memberikan semangat
dan dorongan kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua orang yang telah berpartisipasi dan memberikan dorongan kepada
penulis, kiranya kebaikan yang mereka berikan mendapat imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa dan semoga skripsi ini menjadi masukan bagi Jurusan
Pendidikan Geografi.
Medan, Agustus 2012
DAFTAR ISI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22
A. Lokasi Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 22
D. Teknik Pengumpulan Data... 24
4
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 25
A. Kondisi Fisik ………..………..………... 25
B. Kondisi Non Fisik ………. 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 40
A. Hasil Penelitian……… 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 82
A. Kesimpulan………. 82
B. Saran………. 84
DAFTAR PUSTAKA……….. 86
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
1. Pembagian Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan……….. 29 2. Kemiringan lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan……….. 30
3. Kepadatan penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2010……….. 32 4. Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan Tiap Kecamatan
Menurut jenis kelamin tahun 2010……….. 33
5. Komposisi Penduduk Menurut umur di Kabupaten Humbang
Hasundutan……… 34
6. Jumlah Penduduk menurut agama per kecamatan di Kabupaten
Humbang Hasundutan ………..35
7. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Humbang Hasundutan ………..36
8. Jumlah Fasilitas dan tenaga kesehatan di Kabupaten Humbang
Hasundutan ………37
9. Jumlah fasilitas rumah ibadah di Kabupaten Humbang Hasundutan …………38
10. Jumlah Desa / Kelurahan Tiap Kecamatan menurut tingkat potensi
Di Kabupaten Humbang Hasundutan……….. 39 11. Perkembangan fasilitas pendidikan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 –2010………. 41 12. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun
2002 - 2010……….45 13. Perkembangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Humbang
6
Hasundutan tahun 2002 - 2010………48 15. Perkembangan Jumlah pelanggan air dan jumlah air yang disalurkan
di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2002 - 2010………..51
16. Perkembangan Jumlah Bank di Kabupaten Humbang Hasundutan……...53
17. Perkembangan Jumlah panjang jalan di Kabupaten Humbang
Hasundutan tahun 2002 –2010……….55 18. Perkembangan Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Humbang
Hasundutan tahun 2002 - 2010 ……….58
19. Perkembangan Jumlah pasar di Kabupaten Humbang Hasundutan……...60
20. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah TK di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 –2010………..62 21. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah SD di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 –2010……….63 22. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah SMP di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 –2010………..64 23. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah SMA di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 –2010………. 65 24. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas
di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 –2010………..66 25. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah Posyandu dan Pustu
di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 –2010………..67 26. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah Toko Obat dan Apotek
di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 –2010………..68 27. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah Rumah bersalin di Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2002 –2010……….69 29. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah Bank di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 –2010………..70 30. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah pasar di Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 –2010……….71 31. Persebaran fasilitas sosial di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun
8
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Skema kerangka berpikir………. 21
2. Peta Kabupaten Humbang Hasundutan……… 31
3. Fasilitas Pendidikan di Humbang Hasundutan………... 42
4. Grafik Perkembangan Jumlah sekolah di Kabupaten Humbang
Hasundutan……… 44
5. Fasilitas Kesehatan di Humbang Hasundutan……… 45 6. Grafik Perkembangan jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten
Humbang Hasundutan………. 47 7. Grafik Perkembangan jumlah rumah di Kabupaten Humbang
Hasundutan………. 50
8. Grafik perkembangan jumlah pelanggan air bersih dan jumlah air
yang disalurkan di Kabupaten Humbang Hasundutan……….. 52
9. Grafik perkembangan jumlah bank di Kabupaten Humbang
Hasundutan………. 54
10. Fasilitas jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan………. 56
11. Grafik perkembangan jumlah panjang jalan di Kabupaten
Humbang Hasundutan………. 57
12. Grafik perkembangan jumlah pelanggan listrik di Kabupaten
Humbang Hasundutan………. 59
13. Grafik perkembangan jumlah pasar di Kabupaten Humbang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat
yang dilaksanakan di semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik,
ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan, serta merupakan kehendak
seluruh bangsa dengan Pancasila sebagai dasarnya.Konseptualisasi pembangunan
merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan pada suatu masyarakat menuju
kehidupan yang lebih baik dengan tantangan utamanya adalah memperbaiki
kehidupan.
Pembangunan dalam bidang apapun, pada hakikatnya menghendaki
terjadinya keseimbangan yang tercermin dalam konsep pemerataan pembangunan.
Perkembangan dan pembangunan sering diikuti oleh timbulnya berbagai masalah
dari berbagai elemen kota dan karakteristiknya masing-masing saling keterkaitan
sehingga penyelesaian masalah harus dilakukan secara menyeluruh,
berkesinambungan dan terpadu.
Dalam rangka pemerataan pembangunan daerah, menuntut adanya
pengembangan wilayah yang diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan pengadaan sarana kebutuhan manusia dengan memperhatikan
faktor-faktor alamiah berupa keadaan iklim, relief, luas wilayah, sumberdaya alam atau
tanah yang subur. Pada dasarnya,masalah pengembangan wilayah ditandai dengan
perbedaan fenomena antara lain dalam hal pertumbuhan penduduk, struktur
pekerjaan, pendidikan, transportasi,jumlah bangunan, dan fasilitas kota yang
bertambah dan juga disertai dengan terjalinnya ruang dengan kehidupan bersama
Daldjoeni (1992) mengemukakan bahwa aspek-aspek geografi yang
mempengaruhi perkembangan suatu daerah terdiri dari lokasi, iklim, jenis tanah,
jenis flora dan fauna, kondisi air, sumber mineral serta kontak daerah itu terhadap
lautan juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kota. Keadaan geografis dan
kemampuan penduduk untuk merubah suatu wilayah dan sesuai dengan
keinginannya mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi kondisi fisik
geografis yang berbeda pula pada kondisi sosial setempat.
Faktor yang menentukan perkembangan suatu daerah tergantung kepada
kondisi fisik dan kondisi sosial yang ada di daerah tersebut. Kondisi fisik tersebut
meliputi (letak, jarak, luas lahan, keadaan air tanah, tanah, sumber air dan flora fauna
sedangkan kondisi sosial meliputi sumberdaya manusia (jumlah penduduk,
kepadatan penduduk, mata pencaharian, pendidikan dan kesehatan), dan juga
tersedianya sarana/ fasilitas memadai yang meliputi fasilitas pendidikan,
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, posyandu, poliklinik), fasilitas perekonomian
(pasar, pertokoan), fasilitas umum (listrik, air bersih, bank, pos) dan aksesibilitas
(panjang jalan dan indeks jalan).
Selaras dengan amanat Pancasila dan UUD 1945, Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) 1993 mengarahkan agar pembangunan nasional dilaksanakan
merata di seluruh tanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari
masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat, serta harus benar-benar dapat dirasakan
oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, yang
menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat daerah, seiring bergulirnya
reformasi di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di
bidang pemerintahan dan politik, lahirlah Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang memberi peluang keleluasaan pada daerah untuk
mengatur dan mengurus sendiri rumah tangga daerahnya dalam bentuk pemekaran
daerah atau pembentukan daerah otonom baru.
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah salah satu daerah otonom hasil
pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 9 Tahun 2003.Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan
merupakan upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat
sebagaimanatertuang dalam PP Nomor 129 Tahun 2000 dalam Pasal 2, yang
merupakan peraturanpelaksana Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan, pemekaran,
penghapusan danpenggabungan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui peningkatan
pelayanan kepada masyarakat, percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian
daerah, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan
ketertiban, peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki luas 251.765,93 Ha dan
berbatasan dengan empat Kabupaten yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli
Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, dan juga Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten
Humbang Hasundutan tidak hanya menjadi Pusat Pemerintahan, tetapi menjadi
perdagangan dan jasa sosial lainnya yang diharapakan mendorong terwujudnya
keseimbangan antar wilayah di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara, telah berkembang dengan pesat dan
menjadi pusat aktivitas dari masyarakat. Perkembangan ini ditandai dengan semakin
pesatnya pembangunan fasilitas sosial dari tahun ke tahun yang menyangkut
pembangunan fasilitas pemerintahan seperti fasilitas pendidikan,
kesehatan, perbankan, perumahan, dan juga sarana pendukung aktivitas masyarakat
seperti jalan, jaringan listrik dan pusat perbelanjaan/pasar.
Melihat pesatnya pelaksanaan pembangunan setelah terbentuknya Kabupaten
Humbang Hasundutan, berhadapan dengan masalah akan kebutuhan sumberdaya dan
ruang/lahan, sebab pada dasarnya pembangunan fisik memerlukan pemanfaatan
sumberdaya dan ruang yang tersedia. Perkembangan pembangunan ini didasarkan
pada pengembangan wilayah yang dilakukan sebagai wujud pelaksanaan otonomi
daerah, sehingga memerlukan perubahan pembangunan fasilitas sosial yang memadai
bagi masyarakat. Tersedianya fasilitas sosial ini merupakan pendukung utama dalam
kehidupan masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan. Berangkat dari
permasalahan diatas, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang perkembangan
fasilitas sosial Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002- 2010.
B. Identifikasi Masalah
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan hasil pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Utara yang terbentuk berdasarkan Undang-undang No.7 tahun
1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan
sebuah Kabupaten dengan Dolok Sanggul sebagai Ibukota
Kabupaten.Pengembangan wilayah Kabupaten sebagai Kabupaten hasil pemekaran
ini membawa perubahan yang secara langsung memicu timbulnya dampak baik
dampak positif maupun dampak negatif. Dari pengembangan wilayah tersebut timbul
beberapa masalah yaitu (1) Jumlah Penduduk yang semakin bertambah akibat faktor
kelahiran maupun migrasi masuk serta adanya urbanisasi; (2) Dengan bertambahnya
penduduk akan menimbulkan masalah yaitu fasilitas yang dibutuhkan akan
bertambah sehingga tata ruang kota akan mengalami perubahan; (3) Terjadinya
perubahan aktivitas ekonomi penduduk yang dulunya bersifat agraris setelah menjadi
sebuah Kabupaten berubah menjadi nonagraris, dan lain sebagainya.
Dari uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana perkembangan fasilitas sosial dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang terdiri atas fasilitas pendidikan,
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, posyandu, pustu, apotek, toko obat), fasilitas
perekonomian (pasar, pertokoan, bank ), fasilitas umum (listrik, air bersih, bank,
pos), penginapan/ hotel dan aksesibilitas (panjang jalan dan indeks jalan).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi batasan
masalah penelitian ini adalah perkembangan fasilitas sosial Kabupaten Humbang
Hasundutan Tahun 2002 - 2010, yang meliputi fasilitas kesehatan (rumah sakit,
puskesmas, posyandu, pustu, apotek, toko obat, dan rumah bersalin), pendidikan,
perumahan, fasilitas penyediaan air bersih, bank, jalan, jaringan listrik dan fasilitas
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan fasilitas sosial dalam pengembangan wilayah
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 – 2010.
2. Bagaimana analisis ketersediaan dan kesesuaian fasilitas sosial
dalam pengembangan wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 –
2010.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan fasilitas sosial dalam pengembangan wilayah
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 -2010
2. Untuk menganalisis ketersediaan dan kesesuaian fasilitas sosial dalam
pengembangan wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2002 -2010
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk memperdalam pengetahuan di bidang
perkembangan pembangunan fasilitas sosial Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Sebagai sumber informasi bagi Pemerintah setempat dalam upaya perencanaan
pengembangan wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan.
3. Sebagai sumbangan pemikiran, bahan studi atau tambahan ilmu pengetahuan
khususnya bagi mahasiswa jurusan Geografi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu Kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten induk yaitu Kabupaten Tapanuli Utara yang terbentuk
pada tahun 2003. Fasilitas sosial selama tahun 2002 – 2010 tepatnya sebelum
Kabupaten Humbang Hasundutan terbentuk dan masih bernaung pada Kabupaten
Tapanuli Utara pada tahun 2002, dan setelah Kabupaten Humbang Hasundutan
terbentuk pada tahun 2003, jumlah fasilitas secara umum mengalami
perkembangan seperti : fasilitas pendidikan, jumlah sekolah mengalami
peningkatan sebesar 22,59%, jumlah fasilitas kesehatan meningkat 5,84%
pertahun, fasilitas perumahan, jumlah rumah meningkat 43,53%, Penyediaan air
bersih, jumlah pelanggan air bersih yang bersumber dari PDAM meningkat
55,31% dengan pertambahan jumlah air yang disalurkan sebesar 336.444m³,
jumlah bank meningkat 78,33% pertahun, fasilitas jalan yang dilalui kendaraan
mengalami peningkatan 3,53% pertahun, jaringan listrik dimana jumlah
pelanggan listrik meningkat 45,42% pertahun, dan fasilitas pasar/pusat
perbelanjaan meningkat74,11%.
2. Apabila dihubungkan dengan ratio ketersediaan dengan kesesuaian antara fasilitas
dengan jumlah penduduk maka fasilitas pendidikan yakni jumlah sekolah baik
TK, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat yang tersedia saat ini sudah
memadai, kecuali jumlah sekolah untuk tingkat SMA yang kekurangan dari
penduduk, 1 SD per 1600 penduduk, 1 SMP per 4800 penduduk dan 1 SMA per
4800 penduduk. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 171.650 jiwa, maka
fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Humbang Hasundutan dan sudah
memenuhi kriteria kebutuhan saat ini adalah puskesmas dimana rasio jumlah
puskesmas dengan jumlah penduduk adalah 1: 10.000 penduduk sedangkan
jumlah fasilitas kesehatan lainnya belum memadai khususnya jumlah rumah sakit
yang belum sesuai dengan kriteria kebutuhan, padahal apabila ditinjau dari jumlah
penduduk, setidaknya masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan
membutuhkan 4 unit rumah sakit lagi karena rasio antara jumlah rumah sakit
dengan jumlah penduduk adalah 1:30.000 penduduk. Disamping itu, dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat perlu adanya penambahan
pustu, apotek, toko obat dan rumah bersalin karena jumlah pustu, apotek, toko
obat dan rumah bersalin yang tersedia di Kabupaten Humbang Hasundutan saat
ini belum memadai, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk. Bila ditinjau
dari panjang jalan menurut statusnya yaitu Jalan Negara, Provinsi dan Jalan
Kabupaten, maka panjang jalan yang tersedia saat ini sudah memadai dengan
kriteria kebutuhan, karena setiap 1000 penduduk membutuhkan panjang jalan 1,7
km². Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan jalan di Kabupaten Humbang
Hasundutan sangat tinggi, sebagai dampak terwujudnya pengembangan wilayah
Kabupaten yang secara langsung telah memperlancar mobilitas penduduk baik di
dalam kota maupun ke luar kota atau sebaliknya.Jumlah Bank yang tersedia saat
ini sudah memenuhi kriteria kebutuhan, karena rasio jumlah bank dengan jumlah
penduduk adalah 1:30.000 penduduk.Dengan jumlah penduduk 171.650, maka
Hasundutan saat ini sudah memadai terhadap kriteria kebutuhan, karena rasio
jumlah pasar/fasilitas perbelanjaan dengan jumlah penduduk adalah 1: 30.000
penduduk. Demikian juga dengan jaringan listrik dan penyediaan air bersih di
Kabupaten Humbang Hasundutan, dimana jumlah pelanggannya mengalami
peningkatan selama tahun 2002 – 2010 dan secara umum seluruh wilayah atau
Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan sudah terlayani jaringan listrik
dan air bersih dengan baik.
B. Saran
Adapun yang dapat penulis sarankan dalam penelitian ini adalah:
1. Dalam rangka pengembangan wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai
Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara, jumlah fasilitas
sosial secara umum mengalami perkembangan tahun 2002 – 2010 seperti fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perumahan, penyediaan air bersih, jumlah
bank, fasilitas jalan, jumlah pelanggan listrik, dan fasilitas pasar/pusat
perbelanjaan. Melihat perkembangan fasilitas sosial ini, disarankan kepada
pemerintah setempat agar tetap meningkatkan penyediaan fasilitas sosial bagi
masyarakat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, agar kebutuhan
masyarakat akan fasilitas dapat terpenuhi, karena dengan semakin meningkatnya
jumlah fasilitas sosial akan turut mendorong terwujudnya pengembangan wilayah
di Kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Rasio ketersediaan dan kesesuaian jumlah fasilitas terhadap jumlah penduduk di
Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukkan bahwa secara umum fasilitas
kebutuhan kecuali fasilitas kesehatan khususnya pada jumlah rumah sakit, pustu,
apotek, toko obat dan rumah bersalin yang kekurangan dari kriteria kebutuhan
masyarakat akan fasilitas kesehatan, Melihat ketidaktersediaan dan
ketidaksesuaian fasilitas kesehatan ini, maka diharapkan Pemerintah setempat
dapat memperhatikan jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten
Humbang Hasundutan demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas sosial
khusususnya pada fasilitas kesehatan. Di samping itu juga, dalam masalah tata
ruang kota, sebaiknya ketersediaan fasilitas sosial diatur penyebarannya secara
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo. 2010. Pembangunan Kota Optimum, Efisien dan Mandiri.Yogyakarta : PT. Graha Ilmu
BPS. 2002. Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka.
BPS. 2003. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka.
BPS. 2005. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka.
BPS.2008. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka.
BPS. 2010. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka.
BPS. 2011. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka.
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa Kota. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Bustaman, H. 1991. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan di Daerah Jambi. Jakarta : Depdikbud.
Daldjoeni,N. 1999. Geografi Desa dan Kota. Bandung : Alumni
Eni, Maulida. 2011. Perkembangan Fasilitas Kota Banda Aceh Pasca Tsunami Tahun 2005 -2009. Skripsi. Medan : Pendidikan Geografi, FIS. UNIMED.
Juliana, Aminta.2010. Keadaan Fasilitas Permukiman Di Kota Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu Utara. Skripsi. Medan : Pendidikan Geografi, FIS. UNIMED.
Jayadinata, T. Johara. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Sosial dan Wilayah. Bandung : ITB
Juliantara, Dadang. 2004. Pembaruan Kabupaten. Yogyakarta : Pustaka Jogja Mandiri
Koestoer. 2001. Dimensi Keruangan Kota. Jakarta : UI Press
Lemhannas.1997. Pembangunan Nasional. Jakarta : PT. Balai Pustaha
88
Muta’ali, Luthfi. 2000. Teknik Analisis Regional. Jogyakarta : Jurusan PPW Fakultas
Geografi UGM.
Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah .Jakarta : PT. Bumi Aksara
Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Sugiharto. 2006. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USUpress
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara
Yunus, Hadi Sabari. 1981. Manajemen Kota Perspektif Spasial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.