BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Tari Terbang Randu Kentir yang berasal dari Desa Jumbleng terletak di
Kabupaten Indramayu yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya bertumpu
pada sektor pertanian, kelautan, dan perminyakan. Tari Terbang Randu Kentir
sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat, oleh karena itu bila
dilihat dari rumpun tari di Jawa Barat yaitu rumpun Tari Topeng, Tari Rakyat,
Tari Keurseus, dan Tari Wayang, maka Tari Terbang Randu Kentir masuk dalam
rumpun tari rakyat, karena bila dilihat dari koregrafinya gerakan yang diciptakan
oleh Caya merupakan gerak spontanitas. Gerak itu muncul saat beliau melihat
gerakan seorang wanita yang berada di ladang. Gerakan seorang petani yang
sedang mengarit pari atau padi kemudian hasilnya dipikul dengan posisi padi
berada di punggung petani dengan menggunakan tapih atau kain samping, maka
terciptalah gerak serogan, gerak khas dalam Tari Terbang RanduKentir.
Caya adalah seorang warga pribumi asli Indramayu, yang dalam perjalanan
hidupnya selalu berhubungan dengan seni. Beliau terlahir dalam lingkungan
orang-orang seni, karena profesi keluarganya menggeluti kesenian terbang oleh,
karena itu beliau mampu menciptakan suatu kesenian rakyat yaitu seni tari yang
bernama Tari Terbang Randu Kentir.
Adapun dalam sejarah terbentuknya Tari Terbang Randu Kentir ini
memiliki beberapa versi dalam pengertiannya, seperti kisah sepasang suami istri
dari keluarga Ki Dariwan yang kehilangan istrinya yaitu Nyi Dariwan yang
hanyut terbawa arus banjir sungai Cimanuk ketika mengambil sebatang pohon
randu. Kisah itu diceritakan oleh sesepuh desa Cemara tepatnya di Kecamatan
Losarang, Indramayu. Dari kisah tersebut secara harfiah pengertian Randu Kentir
dalam bahasa Indramayu dapat diartikan terhanyut atau terbawa air mengalir
sambil berputar-putar.
Pengertian Tari Terbang Randu Kentir berasal dari dua suku kata yaitu trep
(pas) dan nembang (bernyanyi) yang dapat diserasikan dengan Grup Terbang pada
waktu itu yang populer di Kota Cirebon dengan sebutan bray (jenis alat musik
berupa rebana besar) berartikan bahwa adanya interaksi dan keserasian antara
nyanyian yang dibawakan penyanyi dengan musik yang pas atau tepat yang
dihasilkan dari alat musik bray. Randu Kentir adalah nama Grup Terbang yang
ada di Desa Jumbleng, saat ini berkembang dan terkenal di masyarakat dengan
kesenian Tari Terbang Randu Kentir yang saat itu ayah selaku ketua grup
Terbang Randu Kentir memiliki anak yang bernama Ida sebagai penari sekaligus
maestro Tari Terbang Randu Kentir saat ini dan adik dari Caya sebagai pencipta
tarian tersebut (wawancara dengan Dede Jaelani Solichin, 22 Desember 2013).
Caya berasal dari Kandayakan (salah satu desa di Kabupaten Indramayu)
sebagai penari terbang pertama dengan latar belakang profesinya sebagai
pengendang dan mampu menjadi penari dalam acara-acara dimana seorang
pemangku hajat nanggap (sewa) pertunjukan topeng. Adapun dalam penciptaan
gerak tarinya beliau menyebutnya dengan nyolong jogedan (mencuri tarian) yang
diambil dari Gerak Tari Topeng Gaya Carpan. Adapun tari topeng yang diambil
geraknya yaitu dari topeng panji dan topeng pamindo dengan karakter yang
berbeda seperti gerak salu-salu yang menjadi salah satu gerak khas dalam tarian
ini, selain itu gerak yang diciptakan diambil dari kehidupan masyarakat pesisir
khususnya Kabupaten Indramayu seperti gerak khas dalam tarian ini yaitu
Dalam penyajiannya (seni pertunjukan) pada zaman dahulu masyarakat
Indramayu masih menganut kepercayaan roh nenek moyang sampai agama Islam
masuk yaitu sebagai upacara adat dan hiburan pada peringatan hari besar agama
Islam. Tetapi pada zaman sekarang Tari Terbang Randu Kentir hanya sebagai
hiburan semata, adapun teknisnya dengan cara tarian yang ditanggap (sewa)
masyarakat di acara hajatan. Durasi waktunya sangat lama kurang lebih menyita
waktu tiga jam dalam sekali pertunjukan. Ragam geraknya mencapai 120 gerak
tari, tetapi proses menarikannya berulang-ulang, sehingga dapat menjenuhkan
sang penonton oleh karena itu pada perkembangannya, penari dibagi menjadi
beberapa babak dalam menarikannya tidak sekaligus. Saat ini ada perubahan
dalam waktu penyajian dan jenis penyajiannya, dari yang awalnya ditarikan
selama tiga jam di acara hajatan kini menjadi tarian penyambutan tamu yang
hanya menggunakan waktu kurang lebih sepuluh menit dengan sepuluh ragam
jenis gerak tari yang awalnya ada seratus dua puluh ragam gerak.
Hal ini berubah setelah adanya revitalisasi oleh Dewan Kesenian di
Kabupaten Indramayu dengan melibatkan instansi yang terkait yaitu
DISPORABUDPAR Indramayu dan Balai Pelatihan Taman Budaya (BPTP)
Bandung yang di laksanakan pada tanggal 18 Juni 2011. Oleh karena itu, ragam
gerak dari Tari Terbang Randu Kentir dibakukan adapun nama-nama geraknya
kini sebagai berikut.
1. Salu-salu (manji) 2. Joged Miring 3. Pasang Dalung
4. Lontang
5. Dederan
6. Serogan
7. Tunggak Kebanjiran
8. Urang Ngunggut
9. Randa Ngawe
Adapun gerak selagan (peralihan) yaitu ngelarap, dan gerak khas yang
terdapat dalam Tari Terbang Randu Kentir yaitu manji dan serogan.
Makna yang dapat diambil dari simbol dalam proses bertani (menanam
kemudian memanen) dapat dilihat dalam gerak-gerak yang ada di bagian lalamba
(ke dalam) artinya gerak manji yang lembut, halus, dan penuh kesabaran ini dapat
digambarkan dalam proses menanam padi dengan respon gerak dari adeg-adeg
yang kuat dari gerak manji dan kering (ke luar) artinya enerjik dan cepat dapat
digambarkan saat panen tiba dengan rasa gembira menyambut berkah berupa hasil
panen yang berlimpah dan mereka terhindar dari bencana kelaparan. Hal tersebut
memberikan makna untuk masyarakat mengharap kemakmuran dan keselamatan
(wawancara dengan M. Nanu Munajat, 21 Januari 2014)
Keterangan di atas mampu memberikan inspirasi untuk mengangkat
simbol dalam gerak Tari Terbang Randu Kentir dan makna yang terkandung
didalamnya sesuai dengan sumber yang ada. Dalam penelitiannya penulis
sebelumnya telah menganalisis dari masyarakat sekitar tentang perkembangan
tarian ini yang akhirnya menuntut penulis perlu membuat simbol dan makna
geraknya.
Simbol dan makna yang terdapat dalam sebuah tarian sangat menarik
untuk diungkap, karena simbol dan makna memberikan manfaat-manfaat bagi
masyarakat sekitar, yang menjadikan identitas bagi daerah tersebut tepatnya di
Kabupaten Indramayu yang merupakan tempat dimana tarian itu berasal. Menurut
Asep Rukyat Soemantri. S. Sen, KASI Kebudayaan DISPORABUDPAR
beranggapan bahwa kurangnya data tentang Tari Terbang Randu Kentir dan
dengan adanya penelitian ini yang mengangkat tentang simbol dan makna dalam
gerak tari tersebut, diharapkan mampu menambah arsip dan mampu memberikan
pencerahan bagi masyarakat.
Adapun simbol dan makna yang terdapat dalam Tari Terbang Randu
Kentir adalah simbol manji dengan makna yang terkandung merupakan gambaran
keimanan seorang muslim yang mempercayai bahwa tuhannya itu satu yaitu Allah
SWT, simbol tunggak kebanjiran dengan makna yang terkandung merupakan
deras dalam kisah hanyutnya Ki Dariwan di sungai Cimanuk, simbol randa ngawe
merupakan makna tentang identitas maupun status Nyi Dariwan dalam kisahnya
yang kehilangan suami dan pada akhirnya hidup menjadi atau randa dalam bahasa
Indramayu, simbol serogan memiliki makna tetang mata pencaharian masyarakat
Indramayu yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani
kemudian digambarkan melalui gerak serogan, dan simbol dederan dengan
makna Nyi Dariwan yang memperhatikan atau melihat dari kejauhan pohon randu
yang hanyut di sungai Cimanuk dalam kisah Nyi Dariwan. Simbol dan makna
gerak didukung dengan teori Morris tentang gerak tari yang masuk dalam ilmu
etnokoreologi, teori Laban dalam membuat notasi gerak, antropologi tari, dan
multidisiplin ilmu lainnya.
Simbol dan makna rias busana dalam Tari Terbang Randu Kentir tidak
terlepas dari pengaruh budaya yang berkembang pada masa agama Hindu-Budha,
agama Islam, dan budaya masyarakat pendatang yang ada di Indramayu. Seperti
simbol rias yang terinspirasi dari tokoh Damar Wulan dalam kesenian wayang
cepak Indramayu merupakan pengaruh budaya Hindu-Budha, simbol iket wulung
yang digunakan Ki Kuwu Sangkan dalam menyebarkan agama Islam, simbol
sumping yang digunakan berbentuk seperti tasbih (alat untuk berdzikir) yang
merupakan budaya Islam, dan simbol motif lokcan sebagai pengaruh budaya Cina
yang mempengaruhi perkembangan motif batik Indramayu melalui masyarakat
pendatang (masyarakat Tionghoa). Simbol dan makna rias busana didukung
dengan beberapa teori dari para ahli seperti Widjiningsih dalam bentuk dan fungsi
busana, Soedarsono mengenai bagian-bagian busana tari, dan teori Williard
F.Bellman mengenai kostum dan make up sebagai elemen secara fisik dan
simbolik.
Selain berguna dalam kelengkapan data, penelitian ini diharapkan mampu
menginformasikan kepada seniman yang tersebar di Kabupaten Indramayu
tentang simbol dan kebermaknaan gerak yang terkandung dalam tarian tersebut
kemudian dapat memberikan inspirasi maupun catatan pribadi dan referensi dalam
memahami makna yang terkandung didalamnya, dengan begitu para seniman
terapan di sekolah formal, maupun non formal contohnya Dede yang
mengembangkan tarian ini di SMA N 1 Kandanghaur sebagai ekstrakurikuler tari
dan pendidikan tari di Sanggar Asem Gede yang didirikannya sebagai pelestarian
budaya.
Menyimak dari permasalahan di atas, sebagai upaya pelestarian tari daerah
setempat, kelengkapan dokumen atau data bagi pihak terkait, dan kegunaan
penelitian sebagai informasi bagi para seniman. Hal tersebut diharapkan mampu
memberikan konstribusi yang baik. Adapun penelitian ini menitikberatkan pada
simbol dan makna gerak, sesuai dengan keterangan di atas peneliti mengambil
judul penelitian “SIMBOL DAN MAKNA TARI TERBANG RANDU
KENTIR DI SANGGAR ASEM GEDE DESA JUMBLENG KABUPATEN INDRAMAYU”.
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam penulisan ini, permasalahan dibatasi dalam bentuk identifikasi
masalah sebagai berikut.
1. Memaparkan simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di
Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.
2. Memaparkan simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu
Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembahasan di atas terdapat
beberapa gerak tari pada Tari Terbang Randu Kentir yang diajarkan di Sanggar
Asem Gede diantaranya mengandung simbol dan makna. Dalam hal ini peneliti
mengambil beberapa rumusan masalah yang diidentifikasikan dalam bentuk
pertanyaan penelitian, sebagai berikut.
1. Bagaimana simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir di
2. Bagaimana simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang Randu Kentir
di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu?
D.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalaam penelitian ini adalah, sebagai berikut.
Tujuan Umum:
Untuk melestarikan Tari Terbang Randu Kentir gaya Sanggar Asem Gede
yang berada di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.
Tujuan Khusus:
a. Mendeskripsikan simbol dan makna pada gerak Tari Terbang Randu Kentir
di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.
b. Mendeskripsikan simbol dan makna pada rias dan busana Tari Terbang
Randu Kentir di Sanggar Asem Gede Desa Jumbleng Kabupaten Indramayu.
E.Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak terutama, sebagai berikut.
a. Pemerintah Daerah Setempat
Untuk mengetahui pentingnya Tari Terbang Randu Kentir, khususnya bagi
masyarakat Kabupaten Indramayu dan umumnya bagi tujuan pariwisata
pemerintah daerah setempat dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya.
b. Jurusan Pendidikan Seni Tari
Menambah sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian dan
bacaan bagi para mahasiswa, khususnya Program Pendidikan Seni Tari dengan
harapan menambah wawasan keilmuan mengenai pertunjukan seni Tari Nusantara
seperti Tari Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede yang berada di Desa
c. Bagi Guru Tari
Penelitian ini sebagai salah satu tawaran untuk menganalisis unsur-unsur
gerak Tari Terbang Randu Kentir yang sudah direvitalisasi, yang mana dari hasil
analisis tersebut bisa dijadikan sebagai acuan bahan ajar bagi guru tari (tenaga
pengajar/pendidik tari), sehingga meningkatkan kreativitas dalam proses belajar
mengajar, baik di sekolah formal, maupun non-formal seperti Sanggar Asem
Gede.
d. Bagi Penikmat Seni
Sebagai wawasan baru dan semangat baru untuk eksis menggeluti seni
tradisional, dan berusaha melestarikan serta mempertahankan seni daerah
setempat. Dalam hal ini, secara tidak langsung peneliti memperkenalkan salah
satu seni Tari Terbang Randu Kentir yang berkembang di Kabupaten Indramayu.
e. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan data
secara langsung, mengenai unsur gerak yang terkandung dalam seni Tari Terbang
Randu Kentir sekaligus sebagai motivasi awal bagi pembaca untuk
menindaklanjuti. Khususnya bagi daerah setempat (masyarakat pesisir),
diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mempertahankan
bentuk gerak dari tari aslinya.
f. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesenian khususnya Tari
Terbang Randu Kentir di Sanggar Asem Gede, agar mendapatkan manfaat yang
berkenaan dengan simbol dan makna gerak, sekaligus sebagai motivasi awal
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan berperan sebagai petunjuk agar penulisan lebih
terarah, oleh karena itu penulisan dibagi menjadi beberapa bab, sebagai berikut.
1. Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah
4. Kata Pengantar
5. Ucapan Terima Kasih
6. Abstrak
7. Kata Pengantar
8. Daftar Isi
9. Daftar Tabel
10.Daftar Gambar
11.Daftar Lampiran
12.BAB I Pendahuluan
13.BAB II Landasan Teoretis
14.BAB III Metode Penelitian
15.BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
16.BAB V Kesimpulan
17.Daftar Pustaka
18.Daftar Unduhan
19.Lampiran-Lampiran