BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan. (Sutedi, 2011, hlm. 53)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Postest Design (Desain Satu Kelompok Prates-Postes).
Adapun penelitian desain One Group Pretest-Postest ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
O1 : Pre-test
X : Perlakuan (treatmen)
O2 : Post-test
(Darmawan, 2013, hlm. 241)
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan juga benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Lintas Minat Bahasa Jepang SMA Negeri 16 Bandung tahun ajaran 2014-2015. Berikut adalah tabel jumlah populasi dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah
1. X Lintas Minat JP-1 32 2. X Lintas Minat JP-2 38 3. X Lintas Minat JP-3 35 4. X Lintas Minat JP-4 27 5. X Lintas Minat JP-5 30 6. X Lintas Minat JP-6 26 7. X Lintas Minat JP-7 28
∑ 216
(Sumber: TU SMAN 16 Bandung)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2010, hlm. 117). Karena anggota populasi merupakan populasi homogen maka pada penelitian ini penulis menggunakan teknik simple random sampling. Teknik ini dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2010, hlm. 82).
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari kelas X Lintas Minat JP-7 yang berjumlah 28 siswa.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian melalui prosedur pengolahannya. (Sutedi, 2011, hlm. 155).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berupa tes lisan, dan non-tes berupa angket.
3.3.1 Tes
Dalam penelitian ini, baik pretest maupun posttest menggunakan instrumen yang sama, yaitu dilakukan dengan jenis tes lisan.
3.3.1.1 Penilaian Kemampuan Berbicara
Menurut Brooks (dalam Tarigan, 2013, hlm. 28), dalam mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang, pada prinsipnya kita harus memperhatikan lima faktor, yaitu sebagai berikut:
1) Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal dan konsonan) diucapkan dengan tepat?
2) Apakah pola-pola intonasi, naik dan turunnya suara, serta tekanan suku kata, memuaskan?
4) Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
5) Sejauh manakah “kewajaran” atau “kelancaran” ataupun “ke-
native-speaker-an” yang tercermin bila seseorang berbicara?
Sementara itu John W Oller (1979, hlm. 320-321) dalam skripsi yang ditulis oleh Olo Tahe Sinaga (2014), mengategorikan penilaian kompetensi bahasa lisan merujuk pada skala FSI (The Foreign Service Institute). Berikut adalah deskripsi beserta kriteria penilaian kompetensi berbahasa lisan berdasarkan FSI:
1) Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari serta keperluan sopan-santun sekadarnya: bertanya dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal sederhana yang diketahui dengan kemampuan berbahasanya yang terbatas.
2) Mampu memenuhi kebutuhan sosial dan pekerjaan sehari-hari: berkomunikasi secara mantap meskipun dengan kesulitan, dalam kegiatan sosial sehari-hari, seperti memperkenalkan diri, berbicara tentang kejadian aktual, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya.
3) Mampu menggunakan bahasa dengan tatabahasa dan kosakata yang lumayan untuk mengambil bagian secara efektif dalam pembicaraan formal maupun informal tentang hal-hal yang praktis, dan berhubungan dengan masalah sosial atau profesional: mendiskusikan hal-hal khusus dengan mudah atas dasar pemahaman mengenai hal yang dibicarakan, dengan perbendaharaan kata dan tatabahasa yang cukup, kesalahan-kesalahan kecil yang tidak sampai mengganggu pemahaman, meskipun dengan logat yang terdengar asing.
4) Mampu menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhan dalam bidang pekerjaannya, secara tepat dan lancar: memahami dan berpartisipasi dalam berbagai pembicaraan dalam bidangnya dengan lancar dan pilihan kata yang tepat; meskipun tidak sampai seperti penutur asli, namun mampu memberi tanggapan bahkan dalam hal dan keadaan yang asing, dan dengan kesalahan lafal dan tatabahasa tidak banyak.
aspeknya, baik pemilihan kata, ungkapan, maupun nuansa kulturalnya, sehingga sepenuhnya dapat diterima oleh penutur asli.
Keterampilan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang bertujuan untuk berkomunikasi dengan kawan bicara secara logis dan wajar dengan menggunakan pelafalan yang tepat, bertata bahasa yang benar, penggunaan kosakata yang tepat, kelancaran pengucapan yang baik, dan terdapat pemahaman antarkawan bicara.
Data yang diambil dari hasil pretest dan posttest diolah berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut:
Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan dengan cara memberi nilai pada lembar penilaian sesuai aspek kemampuan yang dinilai, yaitu sebagai berikut:
1) Tata bahasa, 2) Intonasi,
3) Kelancaran, dan 4) Sikap
Jenis penilaian pada penelitian ini menggunakan penilaian berskala. Dengan jenis skala likert. Setyadi (2006) mengungkapkan bahwa skala jenis ini memberikan pilihan dengan rentangan yang berlawanan arah, misalnya dari
sangat setuju hingga tidak setuju atau sangat sering hingga tidak pernah.
Adapun pada penelitian ini rentangan yang digunakan adalah dari sangat
baik hingga sangat kurang dengan arti skala secara umum, adalah sebagai berikut:
Skala Penilaian:
Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat dalam deskripsi dan penjabaran lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara berikut ini:
1) Tata Bahasa
5 : Penggunaan struktur kalimat sudah tepat, tidak ditemui penyimpangan dari kaidah bahasa.
4 : Pada umumnya struktur bahasa sudah tepat, tidak ditemui penyimpangan yang berarti dan dapat merusak bahasa
3 : Terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan tetapi tidak merusak bahasa.
2 : Terdapat cukup banyak kesalahan bahasa
1 : Banyak sekali penyimpangan dalam menggunakan tata bahasa 2) Intonasi
5 : Pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada pengaruh bahasa ibu si penutur serta intonasi tepat dan sempurna.
4 : Tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam pelafalan dan intonasi penutur mendekati sempurna.
3 : Terdapat sedikit kesalahan pelafalan dan intonasi, namun secara kebahasaan masih dapat dipahami.
2 : Kesalahan pelafalan dan intonasi cukup sering dan terasa mengganggu.
1 : Terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa lisan.
3) Kelancaran
5 : Pembicaraannya sangat lancar, baik dari segi penguasaan isi maupun bahasa
3 : Pembicaran tidak terlalu lancar, sering berhenti 2 : Pembicaraan kurang lancar
1 : Pembicaraan sangat tidak benar, banyak diam dan gugup. 3.3.2 Non-Tes
Data penelitian kependidikan selain dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tes, bisa juga dengan menggunakan teknik non-tes. Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden. Dilihat dari informasi yang diperoleh dari responden, angket dapat digolongkan menjadi angket langsung dan angket tidak langsung. (Sutedi, 2011, hlm. 164). Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket langsung. Angket langsung yaitu angket yang berisi beberapa item pertanyaan yang menggali informasi yang berhubungan dengan diri responden.
Adapun kisi-kisi angket yang menjadi pedoman pembuatan angket adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.2
Kisi-kisi Angket
Indikator No. Soal Jumlah
Soal
Senang terhadap pelajaran bahasa Jepang 1 1
Kesulitan yang dialami dalam mempelajari bahasa
Jepang 2, 3 2
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Jepang sehari-hari 4, 5 2
Respon mengenai teknik reading aloud (rasa
senang, pengaruh, kecocokan) 6–10 5
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan hanya data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Untuk itu prosedur pengumpulan data harus dilakukan dengan benar karena hanya dengan prosedur yang benar dapat dikumpulkan data yang dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat untuk menjawab masalah penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2006, hlm. 13). Data ini diambil dari hasil tes evaluasi (pretest dan
posttest) yang dianalisis melalui perhitungan statistik.
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data
Jenis Data Sumber Data Instrumen
Kemampuan berbicara siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan teknik
reading aloud
Kelas eksperimen Tes Lisan (pretest)
Kemampuan siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan teknik reading aloud
Kelas eksperimen Tes Lisan (posttest)
Respon siswa mengenai kegiatan belajar mengajar menggunakan teknik reading
aloud
Kelas eksperimen Angket
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Hasil Pre-test dan Post-test
dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretest, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut posttest.
Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupakan efek dari
treatmen atau eksperimen.
Langkah-langkah untuk menganalisis hasil test adalah sebagai berikut: 1) Membuat tabel persiapan untuk menilai thitung:
Tabel 3.4
Tabel Persiapan thitung
N X Y
1 2 3 4 5 ∑
M
Keterangan:
N : No urut sampel X : Nilai pretest
Y : Nilai posttest : Nilai Gain (Y- X) : Nilai kuadrat deviasi ∑ : Jumlah
M : Nilai rata-rata
2) Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus sebagai berikut:
dan
Keterangan:
M : Mean hasil pretest
M : Mean hasil posttest
: Jumlah nilai pretest
: Jumlah nilai posttest
N : Jumlah Sampel
3) Mencari gain (d) antara pretest dan posttest:
4) Mencari mean gain (d) antara pretest dan posttest.
Keterangan:
Md : Mean gain (d) atau selisih antara pretest dan posttest
∑d : Jumlah gain N : Jumlah sampel
5) Menghitung nilai kuadrat deviasi:
Keterangan: ∑x2
d : Jumlah kuadrat deviasi ∑d2
: Jumlah gain setelah dikuadratkan
∑d : Jumlah gain
N : Jumlah sampel
6) Mencari nilai t hitung:
Md
d = Posttest–Pretest
Md = � �
Keterangan:
Md : Mean dari deviasi (d) atara post-test dan pre-test xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N : Banyaknya subjek Df : atau db adalah N – 1
7) Mencari nilai derajat kebebasan:
Keterangan:
db : Derajat kebebasan N : Jumlah sampel
8) Membandingkan nilai t hitungdengan t tabel:
Jika t tabel > dari t hitung maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dari dua data yang bersangkutan.
Jika t tabel < dari t hitung maka terdapat perbedaan yang signifikan dari dua
data yang bersangkutan.
(Arikunto, 2006: 85)
3.6 Analisis Respon Siswa
Teknik untuk mengolah respon siswa adalah sebagai berikut: 1) Menjumlahkan setiap jawaban angket
2) Menyusun frekuensi jawaban 3) Membuat tabel frekuensi
P =
Keterangan:
P : Prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden F : Frekuensi dari setiap jawaban responden
N : Jumlah responden
5) Menafsirkan hasil angket dengan berpedoman pada data sebagai berikut: Tabel 3.5
Klasifikasi Angket
Presentase Keterangan
0 % Tidak ada yang menjawab
1-25 % Sebagian kecil menjawab
26-49 % Hampir setengahnya menjawab
50 % Setengahnya menjawab
51 – 75 % Lebih dari setengahnya menjawab 76 – 99% Hampir semuanya menjawab
100 % Semuanya menjawab