• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1105146 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1105146 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengakuan keesaan Tuhan dalam mantra “Sahadat Sunda” pengakuan keislaman sebagai mana dari kata “Sahadat” itu sendiri. Sahadat diucapkan dengan lisan dan di yakini dengan hati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008, hlm. 1401) “Syahadat” persaksian dan pengakuan (ikrar) yang benar,

diikrarkan dengan lisan dan dibenarkan dengan hati bahwa tidak ada Tuhan

selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah.

Adapun arti “Sahadat” menurut masyarakat tradisional sunda merupakan suatu istilah bagi sebutan kalimat sakral yang diyakini sebagai bagian dari tertib

hidup Budaya Sunda Wiwitan. Sahadat menurut ajaran Sunda Wiwitan diartikan

sebagai rangkaian kalimat berisi doa-doa atau jampe-jampe yang disampaikan

kepada Sang Pencipta Alam sesuai dengan kebutuhan, kegiatan atau masalah yang dihadapi, dan diucapkan tidak sembarangan ada kramanya” (Kurnia dkk; 2010: 90). Dari pendifinisian di atas, tentunya memiliki konsekwensi, bahwa

jampe-jampe yang memenuhi syarat sebagaimana sahadat dapat dikatagorikan

sebagai sahadat dalam pengertian Jampe, bukan dalam pemahaman sahadat

dalam pengertian islam.

Tradisi lisan telah berkembang di Indonesia sebelum masyarakat Indonesia

mengenal aksara. Tradisi lisan pada awalnya subur dan berkembag di seluruh

nusantara dan menjadi salah satu kekayaan budaya masyarakat Indonesia.

Setelah aksara masuk ke nusantara, tradisi lisan tidak hilang, teteapi berkembang

beriringan dengan tradisi tulisan. Hal-hal yang terlahir dan mentradisi dalam

suatu masyarakat yang merupakan warisan nenek moyang. Pada dasarnya, suatu

tradisi dapat disebut sebagai tradisi lisan jika tradisi tersebut dikatakan (oleh

penutur) dan didengar (oleh penonton).

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam tradisi lisan adalah sastra,

antropologi, dan sejarah. Tradisi lisan tentu tidak akan lepas dari sejarah karena

(2)

juga tidak dapat lepas dari sejarah karena tradisi merupakan hal yang diwariskan

secara turun-temurun. Itu berarti tradisi lisan tentu berhubungan dengan masa

lalu atau sejarah suatu daerah.

Selain tradisi lisan dan sastra lisan, satu lagi bidang yang berhubungan

dengan kelisanan adalah folklor. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 414) folklor adalah „adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan. Pengertian kedua adalah „ilmu adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang dibukukan. Menurut Dundles, folklor adalah kebudayaan yang diturunkan secara turun-temurun oleh

sekelompok masyarakat atau dalam suatau komunitas yang kolektif. Ini

berkaitan dengan pengertian flok yang berarti komunitas yang kolektif dan lore

yang berarti tradisi yang diturunkan secara turun-temurun.

Salah satu tradisi lisan yang hampir punah yaitu mantra “Sahadat Sunda”, mantra “Sahadat Sunda” atau disingkat MSS ini adalah sebuah tradisi di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi dari masyarakat Sunda yang

penyebarannya turun-temurun melalui lisan. Mantra ini sebenarnya tidak semua

masyarakat Sunda mempunyainya, karena tidak semua masyarakat Sunda

percaya dengan adanya MSS di samping itu, mantra ini tidak tahu siapa yang

menciptakannya, sehingga orang bebas untuk menafsirkan isinya.

Ketidaktertarikan generasi saat ini terhadap tradisi bermantra menurut Ali

(dalam Sukatman, 2009, hlm. 3) dikarenakan adanya anggapan bahwa tradisi

tersebut kuno. Hal tersebut kiranya memang benar adanya. Menurut informan,

keturunannya belum ada yang mau mewarisi tradisi bermantra karena hal

tersebut merupakan kebiasaan lama. Ditambah lagi dengan keadaan bahwa anak

dan cucunya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga tidak

tertarik untuk mewarisi tradisi bermantra. Selain itu, penutur mantra pun tidak

tahu bagaimana cara yang tepat untuk mewariskan mantra-mantra kepada

keturunannya yang mungkin pemikirannya sudah lebih modern. Dalam

(3)

bermantra yang dimiliknya kepada siapa saja. Penutur harus mewariskan mantra

kepada orang yang memang cocok untuk mewarisinya.

Dewasa ini, MSS yang merupakan salah satu tradisi lisan yang sudah

mulai ditinggalkan oleh masyarakat di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten

Bekasi. Melainkan berbeda dengan masyarakat yang berada di pelosok

pedesaan, itupun hanya sebagian masyarakat yang masih memegang teguh

tradisi leluhur didalam menjalankan kehidupan mereka. Dimana yang kita tahu

nenek moyang kiat menciptakan tradisi atau kebudayaan tersebut ada maksud

dan tujuannya. Akan tetapi lunturnya tradisi nenek moyang yang selama ini

dipegang teguh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Cikaranag Timur,

Kabupaten Bekasi dikarenakan pesatnya arus kehidupan era globalisasi yang

sebagian masyarakat enggan terpaku terhadap ajaran para leluhur meraka

dahulu.

Berdasarkan gambaran di atas, mantra ini menarik untuk diteliti. Dalam

perjalanannya sastra lisan menemukan tempat dan bentuknya masing-masing di

tiap-tiap daerah pada ruang etnik dan suku yang mengusung flok budaya dan

adat yang beda-beda. Oleh karenanya, sebagai salah satu data budaya sastra lisan

dapat dianggap sebagai pintu untuk memahami salah satu mungkin seluruh

unsur kebudayaan yang bersangkutan.

Penelitian mengenai mantra Sahadat Sunda ini pernah dilakukan oleh Iis

Irmawan Solehah dalam makalahnya berjudul Analisis Struktur, Fungsi, dan

Makna Sahadat Sunda di Desa Hegar Manah pada tahun 2012. Kajian tersebut

memaparkan mengenai struktur, konteks penuturan, proses penciptaan, dan

fungsi.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kajian mengenai MSS ini akan

membahas apa kandungan teks MSS. Dalam kajian ini digunakan tiga varian

teks MSS tiga teks tersebut diperoleh dari Desa Sertajaya, Jati Reja, dan Jati

Baru Kecamatan Cikarang Timur Kabuaten Bekasi. Meski ke tiga teks MSS

tersebut diperoleh di Desa yang berbeda tetapi berbeda tetapi di Kecamatan

(4)

Desa, menunjukan bahwa tempat tersebut yakni Kecamatan Cikarang Timur

kabupaten Bekasi memiliki tradisi maupun sastra lisan dalam MSS yang

menarik untuk diteliti.

B. Identifikasi Masalah

Dalam latar belakang masalah, muncul beberapa permasalah dalam

penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Permasalahan-permasalahan itu antara

lain, sebagai berikut.

1. Kemajuan pembangunan dan modernisasi menyebabkan perkembangan

tradisi lisan terhambat bahkan hampir punah.

2. Tradisi lisan mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama oleh generasi

muda.

3. Kurangnya upaya pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan tradisi lisan

termasuk mantra.

4. Penutur MSS sudah mulai berkurang.

5. Pewarisan mantra terhambat sebab generasi muda tidak tertarik menjadi

penutur MSS yang dianggap kuno.

6. Penuturan MSS sudah jarang dilaksanakan.

C. Batasan Masalah

Setelah melihat masalah-masalah yang muncul pada bagian identifikasi

masalah, peneliti mencoba untuk membatasi penelitian ini ke dalam ranah-ranah

yang dapat peneliti kerjakan, yaitu sebagai berikut.

1. Penelitian ini akan terfokus pada teks MSS.

2. MSS yang akan dianalisis adalah mantra yang dituturkan ketika akan

melakukan sesuatu hal yang bersifat positif tergantung kehendak si pemilik

mantra tersebut.

3. Dalam penelitiannya, peneliti akan mengambil tiga mantra di Kecamatan

(5)

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa masalah, yaitu:

1. Bagaimana struktur dalam teks MSS di Kecamatan Cikarang Timur,

Kabupaten Bekasi?

2. Bagaimana proses penciptaan MSS di Kecamatan Cikarang Timur,

Kabupaten Bekasi?

3. Bagaimana konteks penuturan yang terdapat pada MSS di Kecamatan

Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi?

4. Bagaimana fungsi dari MSS di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten

Bekasi?

5. Apa makna yang terkandung dalam MSS di Kecamatan Cikarang Timur,

Kabupaten Bekasi?

6. Bagaimana pembuktian keeasaan tuhan dalam teks MSS di Kecamatan

Cikarang Timur Kabupaten Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

a. struktur dalam teks MSS di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten

Bekasi;

b. penciptaan MSS di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi;

c. konteks penuturan yang terdapat pada MSS di Kecamatan Cikarang

Timur, Kabupaten Bekasi;

d. fungsi dari MSS di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi;

e. makna yang terkandung dalam MSS di Kecamatan Cikarang Timur,

(6)

f. keesaan tuhan dalam MSS di Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten

Bekasi;

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoretis

maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan mengenai MSS yang ada di masyarakat.

b. Memberikan pengetahuan mengenai perkembangan sastra lisan di

masyarakat, khususnya MSS.

c. Menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya sastra lisan.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai langkah pendokumentasian sastra lisan khususnya MSS.

b. Menggali kearifan dan nilai di masyarakat yang harus dilestarikan.

c. Sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sastra

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Rabu Tanggal Tiga Puluh Satu Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Dua Belas (31-10-2012), berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi Prakualifikasi Jasa

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

Tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat

gerakan-gerakan lokomotor seperti berjalan, berlari, dan melompat yang dapat. menguatkan otot-otot kasar pada anak yaitu untuk melatih koordinasi

KKN secara umum merupakan suatu bentuk program pendidikan yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upayanya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa // Dengan

Restore Manager to stream files to your computer, automatically restoring into the same folder they were backed up from or to a folder you choose.. For more

regresi power (Gambar 5f) cenderung mengikuti pola CHIRPS asli (Gambar 5b) dan tidak mampu menggambarkan curah hujan harian observasi. Sama halnya dengan hasil yang

Pemanfaatan investasi di kawasan strategis provinsi dan kawasan lintas kabupaten/kota bekerjasama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha.. Pemanfaatan SPM di bidang