1
PERSEPSI MASYARAKAT MEMBAYAR NADZAR KEPADA
MANDE RUBIAH VII DI NAGARI LUNANG KEC.LUNANG
KABUPATEN PESISIR SELATAN
ARTIKEL
LIO CHANDRA
NPM 10070215
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
1
PERSEPSI MASYARAKAT MEMBAYAR NADZAR KEPADA
MANDE RUBIAH VII DI NAGARI LUNANG KEC.LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh: Lio Chandra*)
**) Nilda Efemi, MSi, ***) Ariesta, M.Si Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This thesis describes the public perception paying vows to mande Rubiah VII in Nagari Lunang district. Lunang South Coastal District. The phenomenon of the Mande Rubiah VII as a traditional leader who is still alive, not only as a figure who is believed to have charisma but also a place of treatment, and a vow. This is evidenced by the number of visits, pilgrimage to the tombs of parents around the longhouse mande nuns, vowed to mande Rubiah, nor asked for the blessing as the procession pernikahan.Sesuai the above problems, the formulation of the problem is what the public perception researcher paying vows to Mandeh Rubiah VII in Nagari Lunang district. Lunang South Coastal District, as well as the purpose of this study is to describe what the paying public perception vows to Mandeh Rubiah VII in Nagari Lunang district. Lunang South Coastal District.
In this study the author uses the theory of phenomenology by Alfred Schutz where the public to take action to have a specific reason approach taken in this study is qualitative approach and descriptive to give a detailed description of the reality studied. As for the informants in this study people Lunang, Mandeh Rubiah and the people who pay the vow to mande Rubiah. by using purposive sampling techniques (interviews conducted based on certain criteria). Methods of data collection is done in three ways: (1) observation (non-participants), (2) interview, (3) study the document. Individual data analysis unit ie. and analysis of the data used by the data collection phase, data reduction, data presentation, and conclusion.The results showed that the forms Nazar paid to the Mande people Rubiah VII are as follows: 1) Mendo'a at the Tower House Mande Rubiah, 2) Animal Slaughtering, 3) Provide Some Crops. The public perception paying vows to Mande RubiahVII in villages Lunang are: 1) Have the Power of Magis, 2) Trust as the powerful 3) House Tower The Sacred.
Keywords: Mande Rubiah, Nazar
2 PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai
keberagaman budaya salah satunya adalah budaya Minangkabau. Budaya Minangkabau mengenal empat bentuk adat yakni, adat nan sabana adat, adat nan diadatkan, adat istiadat dan adat nan teradat. Adat nan sabana adat biasanya diistilahkan dengan tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan. Adat ini terkait dengan perilaku manusia yang sifatnya alamiah, tentang budi atau akhlak sebagai alat batin manusia untuk
mempertimbangkan baik dengan yang
buruk. Adat nan diadatkan merupakan
peninggalan dari peletak dasar adat
Minangkabau, terkait dengan hidup bersuku dan sistem kekerabatan matrilineal. Adat istiadat adalah resam atau kebiasaan setiap nagari, meliputi tata cara adat nikah kawin, adat andan pasumandan, adat babako babaki. Sementara adat nan teradat adalah
ketentuan-ketentuan yang berlaku di
selingkar nagari atas hasil keputusan bersama atau keputusan ninik mamak (penghulu) dalam nagari (Amir, 2011: 74-76)
Nagari Lunang memiliki tokoh tradisional yang mereka akui sebagai pewaris dari Bundo Kanduang, seorang raja perempuan dari kerajaan Pagaruyung. Tokoh tradisional itu adalah seorang perempuan yang di beri gelar Mande Rubiah.
Rakena (41 tahun), Mande Rubiah VII di Nagari Lunang berasal dari suku Melayu Durian Lunang. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Desember 1965 dari pasangan Hj. Halimah dan H. Pain Syekh Sampurnu,
seorang Syekh dalam tarekat Syattariyah di Nagari Lunang. Rakena mempunyai dua orang saudara laki-laki dan empat saudara perempuan. Terpilihnya Rakena menjadi Mande Rubiah yang ke VII menggantikan kakeknya Labai yang bergelar Malin Daulat, bukan dengan cara penunjukan langsung akan tetapi dengan pertanda. Pertanda itu tidak ditentukan oleh keluarganya tapi berdasarkan petunjuk ghaib tanpa bisa dijelaskan secara rasional.
Sebagai tokoh tradisional, Mande Rubiah sangat dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat Lunang. Adat istiadat di Nagari Lunang pun masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Hal ini terlihat dari berbagai upacara adat yang hingga kini masih dijalankan oleh masyarakat Lunang. Tidak hanya upacara yang umumnya saja, tetapi upacara lain juga digelar oleh masyarakat
Lunang seperti; tradisi upacara adat
perkawinan, tradisi tolak bala, tradisi maulid nabi di rumah gadang Mande Rubiah, tradisi tarawih 4malam di rumah gadang Mande Rubiah, tradisi manjalang rumah gadang, serta kegiatan membayar nazar kepada Mande Rubiah.
Membayar nazar kepada mande Rubiah di Nagari Lunang dilaksanakan
bermacam-macam seperti menyembelih
hewan ternak, mendo’a di rumah gadang Mande Rubiah, memberikan sebagian hasil panen kepada Mande Rubiah dan lain
sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
membayar nazar mereka yang telah tercapai. Tidak ada waktu-waktu utama dalam pelaksanaan membayar nazar kepada Mande
3 Rubiah ini, tergantung apabila nazar mereka sudah tercapai masyarakat akan kembali
untuk membayar nazarnya. Namun,
kebanyakan masyarakat membayar nazar pada hari-hari yang dianggap baik seperti hari jum’at, hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha dan sepanjang bulan Ramadhan.
Adanya keyakinan dari masyarakat terhadap Mandeh Rubiah membuat penulis
tertarik untuk meneliti “Persepsi
Masyarakat Membayar Nazar Kepada Mande Rubiah VII di Nagari Lunang Kabupaten Pesisir Selatan ”
Adapun tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah Untuk
mendeskripsikan “Persepsi Masyarakat
Membayar Nazar kepada Mande Rubiah VII di Nagari Lunang Kabupaten Pesisir Selatan”.
Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Jesnidawati pada tahun 2011
dengan judul Kepemimpinan Mandeh
Rubiah VII di nagari Lunang Kabupaten Pesisir Selatan (1970- 2010), penelitian yang dilakukan oleh Permata Ledi tahun 2006
Pengaruh Mandeh Rubiah Dalam
Pemerintahan Nagari Lunang dan penelitian yang dilakukan oleh Handre Jaharsen tahun 2010 dengan judul “Peranan Bundo
Kanduang Dalam Melaksanakan Adat
Istiadat Minangkabau di Nagari Simabur Kabupaten Tanah Datar”
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang berusaha
mengungkapkan dan memahami realitas yang ada dilapangan sesuai dengan kondisi real di lapangan. Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia, bukan menganalisis angka-angka (Afrizal, 2008: 14)
Pemilihan informan dilakukan
dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan informan dengan sengaja,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.Informan yang dijadikan sebagai
sumber informasi yang mengetahui
permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber yang mantap dan informan yang selektif (Afrizal, 2014: 140-141).
Informan dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang membayar nadzar kepada Mandeh Rubiah VII, Mandeh Rubiah VII di Nagari Lunang Kabupaten Pesisr Selatan dan tokoh Masyarakat di Nagari Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 15 orang informan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Unit analisis adalah indivudu (masyarakat yang membayar nazar kepada Mande Rubiah VII) Analisis data digunakan mencakup 4 (empat) tahap yaitu: 1)
4 pengumpulan data, 2)reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan (Model Miles dan Huberman, 1992: 20) HASIL PENELITIAN
Bentuk-bentuk nazar yang dibayarkan masyarakat kepada Mande Rubiah VII adalah sebagai berikut:
1. Mendo’a di rumah gadang Mande Rubiah VII
Mendo’a adalah bersyukur kepada Allah atau memohon selamat kepada Allah. Masyarakat yang datang untuk membayar nazar kepada Mande Rubiah biasanya datang pada hari-hari yang dianggap baik seperti hari Jum’at dan hari-hari besar Islam. Mereka mengadakan mendoa atau acara syukuran di rumah gadang Mande Rubiah atas bentuk wujud rasa syukur mereka kepada Allah karena hajat atau niat mereka yang sudah tercapai. Mendo’a di rumah gadang Mande Rubiah dipimpin oleh Mande Rubiah ,sebelum mendo’a dilakukan, hidangan makanan sudah tersedia untuk dimakan bersama setelah acara do’a selesai. 2. Menyembelih hewan ternak
Selain mendo’a di Rumah Gadang Mande Rubiah VII, bentuk nazar yang di bayarkan masyarakat adalah menyembelih hewan ternak seperti ayam, kambing atau sapi. Pemotongan hewan ternak biasanya dilakukan bersama-sama dengan tokoh adat masyarakat Lunang. Setelah hewan tersebut dipotong dan dibersihkan, mande Rubiah akan memasak hewan tersebut kemudian dilakukan lah do’a bersama yang dipimpin oleh Mande Rubiah sendiri.
3. Memberikan sebagian hasil panen Selain mendo’a dan menyembelih hewan ternak, bentuk nazar yang banyak
dibayarkan masyarakat kepada mande
Rubiah adalah memberikan sebahagian hasil
panen. Biasanya pelaksanaan nazar
dilakukan pada saat masyarakat hendak memanen hasil dari sawah/ladang mereka. Persepsi Masyarakat Membayar Nazar Kepada Mande Rubiah VII di Nagari Lunang
1. Mempunyai kekuatan Magis (Ghaib). Mande Rubiah dipercayai memiliki kekuatan megis karena dapat mengetahui sesuatu di tempat lain meski ia tidak melihatnya serta Mande Rubiah bisa mengobati orang sakit dari kecil.
2. Dipercaya sebagai orang sakti.
Tidak hanya meminta obat,
kedatangan masyarakat ke rumah gadang juga ingin meminta do’a kepada Mande Rubiah karena masyarakat percaya bahwa mande rubiah adalah orang sakti sehingga jika mereka menyampaikan hajat/niatnya kepada Mande Rubiah VII akan dikabulkan ALLAH SWT.
3. Rumah Gadang yang Keramat
Selain Mande Rubiah yang memiliki kekuatan Megis dan dianggap sakti oleh masyarakat, hal lain yang menarik perhatian masyarakat adalah rumah gadang Mande Rubiah. Rumah gadang ini dianggap masyarakat sebagai rumah gadang yang keramat karena salah satu dari tiangnya
mengeluarkan air. Masyarakat pun
mempercayai jika seseorang yang sakit berdo’a untuk kesembuhannya ketika
5 meminum air tersebut maka insyaallah akan
sembuh. Karena itulah masyarakat
menjadikan air tersebut sebagai obat. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis di Nagari Lunang Kec. Lunang Kabupaten Pesisir Selatan maka dapat disimpulkan:
1. Bentuk-bemtuk nazar yang dibayarkan masyarakat kepada Mande Rubiah adalah (a) mendo’a di rumah gadang Mande Rubiah,
(b) menyembelih hewan ternak, (c)
memberikan sebagian hasil panen.
2. Persepsi Masyarakat membayar nazar kepada Mande Rubiah VII adalah: (1)
memiliki kekuatan magis (ghaib),
masyarakat mempercai mande Rubiah bisa melihat suatu hal meskipun sedang berada di tempat lain.(2) dipercaya sebagai orang sakti, masyarakat mempercai mande Rubiah sebagai seorang yang bertuah dimana apabila seseorang menyampaikan niat/hajat mereka kepada mande Rubiah maka akan dikabulkan Allah SWT. Masyarakat juga mempercayai bahwa mande Rubiah bisa mengobati orang sakit dan sudah banyak masyarakat yang sembuh.(3) rumah gadang yang dianggap keramat, masyarakat mempercayai bahwa salah satu tiang di rumah gadang mande Rubiah mengeluarkan air yang dipercaya sebagai obat.
DAFTAR PUSTAKA
Amir. 2011 . Adat Minangkabau, Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang (cetakan Ke enam ) : PT. Mutia Sumber Widya
Afrizal. 2008. Pengantar metode kualitatif. Padang : Laboratorium Sosiologi Fsip Unand
Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Miles Mathew B & A. Michael Huberman.
1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia
SKRIPSI
Jesnidawati, 2011. Kepemimpinan Mandeh Rubiah VII di Nagari Lunang
Kab. Pesisir Selatan.
Pendidikan Sejarah. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Sumatera Barat Permata Ledi, 2011. Pengaruh Mandeh
Rubiah Dalam Pemerintah
Nagari Lunang. Fakultas Negri Politik Universitas Andalas Handre Jaharsen, 2010. Peranan Bundo
Kanduang dalam melaksanakan Adat Istiadat Minangkabau di Nagari Simabur Kab. Tanah Datar. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang Emilson, Yendra.1993. Prilaku Ngeceng
Remaja Di Pantai Muara
Padang. Skripsi. Program Studi Sosiologi. FISIP UNAND
6
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI MASYARAKAT MEMBAYAR NADZAR KEPADA
MANDE RUBIAH VII DI NAGARI LUNANG KEC. LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
Nama : Lio Chandra
NPM : 10070215
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Instutusi : Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat
Artikel ini telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi untuk diserahkan Ke Prodi Pendidikan Sosiologi.
Padang, Agustus 2016
Pembimbing I Pembimbing II