• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Maret 2014, Kota Makassar terjadi inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,94. Dari 82 kota IHK, tercatat 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 1,15 persen dengan IHK 113,13 dan terendah terjadi di Makassar dan Kediri masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK 108,94; dan 112,17. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual -2,43 persen dengan IHK 112,53 dan terendah terjadi di Sorong -0,02 persen dengan IHK 109,09.

 Inflasi di Kota Makassar terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks 5 kelompok pengeluaran, yaitu : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,21 persen; kelompok kesehatan 0,34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,33 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -0,75 persen; dan kelompok sandang -0,04 persen.  Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2014 sebesar 1,47 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014

terhadap Maret 2013) sebesar 5,46 persen.

 Perubahan IHK untuk Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan gabungan dari 5 kota IHK, yaitu Makassar, Parepare, Palopo, Watampone dan Bulukumba juga terjadi inflasi sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 109,16.

 Komponen inti di Sulawesi Selatan pada Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender Maret 2014 sebesar 0,98 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 3,93 persen.

No. 17/04/73/Th. XVIII, 1 April 2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/

I

NFLASI

MARET

2014 KOTA MAKASSAR INFLASI 0,02 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan. Perubahan

IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari

kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Sulawesi Selatan pada Maret 2014 di Makassar terjadi inflasi 0,02 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,92 pada Februari 2014 menjadi 108,94 pada Maret 2014. Tingkat inflasi tahun kalender 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) masing-masing sebesar 1,47 persen, dan 5,46 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks 5 kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,21 persen; kelompok kelompok kesehatan 0,34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,33 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan deflasi sebesar -0,75 persen; dan kelompok sandang -0,04 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2014 antara lain: cabai rawit, angkutan udara, ikan bandeng/bolu, asam, ayam goreng, mie, mie kering instant, kol putih/kubis, bawang putih, kentang, susu bubuk, wortel, buncis, apel , dan susu balita.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: bawang merah, daging ayam ras, ikan cakalang/sisik, ikan layang/benggol, telur ayam ras, cabai merah, kacang panjang, ikan teri basah, ikan merah, tomat sayur, emas perhiasan, gula pasir, ikan kembung/gembung, bayam dan cumi-cumi.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Maret 2014, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0459 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0506 persen; kelompok kesehatan 0,0145; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0004 persen; dan kelompok transpor, komunikasi,dan jasa keuangan 0,0635 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan memberikan andil/sumbangan deflasi -0,1558 persen; dan kelompok sandang -0,0034 persen.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Makassar Maret 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun Ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Desember 2013 IHK Februari 2014 IHK Maret 2014 IHK

Inflasi Maret 20141) Laju Inflasi Tahun Kalender 20142) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m (Headline) 107,36 108,92 108,94 0,02 1,47 5,46 1. Bahan Makanan 106,58 111,25 110,42 -0,75 3,60 2,94

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 107,06 107,95 108,24 0,27 1,10 4,91

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 107,74 109,15 109,38 0,21 1,52 6,67

4. Sandang 108,41 108,97 108,93 -0,04 0,48 3,97

5. Kesehatan 104,16 105,39 105,75 0,34 1,53 4,04

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 103,36 103,45 103,46 0,01 0,10 1,30

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 110,03 110,07 110,43 0,33 0,36 10,18

1) Persentase Perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase Perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK Desember 2013 3) Persentase Perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK Maret 2013

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Makassar (2012=100) Maret 2014 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 0,0157

1. Bahan Makanan -0,1558

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,0459 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,0506

4. Sandang -0,0034

5. Kesehatan 0,0145

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,0004

(4)

No. Kelompok/Sub Kelompok

BAHAN MAKANAN -0,75 -0,1558

1 Padi-2an, umbi-2an & hsl-nya 0,40 0,0186

2 Daging & hasilnya -4,46 -0,0846

3 Ikan Segar -2,81 -0,1369

4 Ikan Diawetkan -0,82 -0,0020

5 Telur, Susu dan hsl-nya -0,55 -0,0110

6 Sayur-2an -0,13 -0,0025

7 Kacang-2an 0,03 0,0002

8 Buah-2an -0,19 -0,0034

9 Bumbu-2an 3,51 0,0632

10 Lemak dan Minyak 0,21 0,0023

11 Bahan makanan lainnya 0,40 0,0003

Tabel 3

Maret 2014 (%)

Inflasi Sumbangan

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Bahan Makanan

Gambar 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Makassar (2012=100) Maret 2014

0,0157 -0,1558 0,0459 0,0506 -0,0034 0,0145 0,0004 0,0635 -0,2000 0,0000 0,2000 0,4000 0,6000 0,8000 1,0000 1,2000 1,4000 Umum Bhn Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2014 mengalami perubahan indeks sebesar -0,75 persen, atau terjadi penurunan indeks dari bulan sebelumnya sebesar 111,25 menjadi 110,42 pada bulan ini.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan, 5 sub kelompok mengalami kenaikan indeks (inflasi), dan 6 sub kelompok mengalami penurunan indeks (deflasi).

Kelompok pengeluaran bahan makanan secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,1558 persen.

(5)

No. Kelompok/Sub Kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 0,27 0,0459

1 Makanan Jadi 0,55 0,0545

2 Minuman yang tdk beralkohol -0,28 -0,0091 3 Tembakau dan Min. beralkohol 0,02 0,0005

Tabel 4.

Inflasi Sumbangan Inflasi dan Sumbangan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau Maret 2014 (%)

No. Kelompok/Sub Kelompok

Sandang -0,04 -0,0034

1 Sandang laki-laki 0,42 0,0069

2 Sandang wanita 0,09 0,0042

3 Sandang anak-anak 0,31 0,0041

4 Barang pribadi dan sandang lainnya -0,80 -0,0186

Tabel 6.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Sandang Maret 2014 (%)

Inflasi Sumbangan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Maret 2014 mengalami perubahan indeks dari 107,95 pada bulan Februari 2014 menjadi 108,24 pada Maret 2014 atau terjadi kenaikan sebesar 0,27 persen.

Dari tiga sub kelompok dalam kelompok pengeluaran ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok stabil/tetap.

Kelompok pengeluaran ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0459 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, gas dan bahan bakar pada bulan Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 109,15 pada bulan Februari 2014 menjadi 109,38 pada bulan Maret 2014.

Dari 4 sub kelompok, semuanya mengalami inflasi. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0506 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan ini mengalami deflasi sebesar -0,04 persen atau terjadi penurunan indeks dari 108,97 pada bulan lalu menjadi 108,93.

Dari empat sub kelompok yang terdapat dalam kelompok ini, 3 sub kelompok mengalami inflasi dan 1 sub kelompok lainnya deflasi.

Secara keseluruhan kelompok sandang pada bulan Maret 2014 memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,0034 persen.

No. Kelompok/Sub Kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,21 0,0506

1 Biaya tempat tinggal 0,17 0,0226 2 Bahan bakar, penerangan dan air 0,02 0,0007 3 Perlengkapan rumahtangga 0,50 0,0204 4 Penyelenggaraan rumahtangga 0,35 0,0069

Tabel 5.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Perumahan, Air,

Inflasi Sumbangan

(6)

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan Maret 2014 mengalami perubahan indeks sebesar 0,34 persen, dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0145 persen, angka indeks dari 105,39 pada bulan lalu menjadi 105,75 pada bulan ini.

Sub kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah : sub kelompok obat-obatan, sub kelompok jasa perawatan jasmani, dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga di bulan Maret 2014 mengalami perubahan indeks dari 103,45 pada bulan lalu menjadi 103,46 pada bulan ini, atau terjadi inflasi sebesar 0,01 persen.

Dari lima sub kelompok yang ada, hanya 1 sub kelompok mengalami inflasi, sedangkan 4 sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada bulan Maret 2014 memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0004 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Maret 2014 mengalami perubahan indeks dari 110,07 bulan lalu naik menjadi 110,43 dibulan ini, atau inflasi sebesar 0,33 persen.

Dari 4 sub kelompok, hanya 1 sub kelompok mengalami inflasi, sementara sub kelompok lainnya stabil. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0635 persen.

No. Kelompok/ Sub Kelompok

Kesehatan 0,34 0,0145

1 Jasa Kesehatan 0,00 0,0000

2 Obat-obatan 0,13 0,0008

3 Jasa Perawatan jasmani 1,41 0,0064

4 Perawatan jasmani dan kosmetika 0,40 0,0073

Tabel 7.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Kesehatan Maret 2014 (%)

Inflasi Sumbangan

No. Kelompok/Sub Kelompok

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,01 0,0004

1 Jasa Pendidikan 0,00 0,0000 2 Kursus2 / Pelatihan 0,00 0,0000 3 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0,00 0,0000 4 Rekreasi 0,02 0,0004 5 Olah raga 0,00 0,0000 Tabel 8.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Pendidikan Rekreasi & Olah Raga Maret 2014 (%)

Inflasi Sumbangan

No. Kelompok/Sub Kelompok

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,33 0,0635

1 Transpor 0,50 0,0635

2 Komunikasi Dan Pengiriman 0,00 0,0000

3 Sarana dan Penunjang Transpor 0,00 0,0000

4 Jasa Keuangan 0,00 0,0000

Tabel 9.

Inflasi dan Sumbangan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Maret 2014 (%)

(7)

PERBANDINGAN INFLASI KOTA MAKASSAR TAHUN 2010 – 2014

Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2010 - 2014), inflasi bulan Maret 2014 sebesar 0,02 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 0,38 persen, dan tahun 2013 sebesar 0,25 persen, sementara ditahun 2010 deflasi sebesar -0,39 persen, dan tahun 2011 sebesar -0,35 persen.

Laju inflasi tahun kalender Kota Makassar Maret 2014 sebesar 1,47 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 2,19 persen, dan tahun 2012 sebesar 2,00 persen, sedangkan tahun 2010, dan 2011 yang tercatat inflasi sebesar 1,01 persen; dan 0,80 persen. Demikian pula laju inflasi ”year on year” Maret 2014 terhadap Maret 2013 sebesar 5,46 persen lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 6,60 persen.

Tabel 10

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender dan Tahun ke Tahun, Tahun 2010 – 2014

Inflasi (2007 = 100) 2010 (2007 = 100) 2011 (2007 = 100) 2012 (2007 = 100) 2013 (2012 = 100) 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Maret -0,39 -0,35 0,38 0,25 0,02

2. (Maret) tahun kalender 1,01 0,80 2,00 2,19 1,47

3. Maret terhadap Maret (Year on Year) 3,41 6,60 4,10 4,76 5,46

Gambar 2

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender 2010-2014 Kota Makassar 1,01 0,8 2,00 2,19 1,47 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 2010 2011 2012 2013 2014

(8)

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Year on Year) 2010-2014 Kota Makassar (2012 = 100) 3,41 6,60 4,10 4,76 5,46 0 1 2 3 4 5 6 7 2010 2011 2012 2013 2014

MARET 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN INFLASI 0,02 PERSEN

Dibulan Maret 2014, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, atau terjadi perubahan indeks dari 109,14 pada bulan Februari 2014 naik menjadi 109,16 pada bulan Maret 2014. Laju inflasi tahun kalender (Maret 2014) sebesar 1,44 persen, dan laju inflasi ”year on year” dari Maret 2014 terhadap Maret 2013 sebesar 5,88 persen.

Inflasi dipicu oleh naiknya harga-harga komoditi yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,32 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,21 persen; kelompok sandang sebesar 0,03 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan deflasi sebesar -0,70 persen, sementara itu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.

(9)

Tabel 11

IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan 5 Kota Februari 2014, Tahun kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2013 IHK Februari 2014 IHK Maret 2014 Inflasi Maret 20141) Laju Inflasi Tahun Kalender 20142) Inflasi Tahun ke Tahun 3) Andil (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) U M U M 107,62 109,14 109,16 0,02 1,44 5,88 1. Bahan Makanan 107,77 112,04 111,25 -0,70 3,23 4,76 -0,1570

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 107,43 108,46 108,80 0,32 1,27 5,39 0,0545

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 107,50 108,87 109,10 0,21 1,49 6,25 0,0495

4. Sandang 107,34 107,97 108,00 0,03 0,61 3,73 0,0031

5. Kesehatan 103,97 105,10 105,49 0,38 1,46 3,79 0,0155

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 103,53 103,66 103,66 0,00 0,12 1,33 -0,0001

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 110,30 110,36 110,65 0,26 0,32 10,31 0,0504

1) Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK Desember 2013

3) Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK Maret 2013

Gambar 4.

Laju Inflasi ”Year on Year” (Maret 2014 terhadap Maret 2013) Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran

5,88 4,76 5,39 6,25 3,73 3,79 1,33 10,31 -1,00 1,00 3,00 5,00 7,00 9,00 11,00 13,00 15,00 Umum Bahan Makanan Makanan Jadi

(10)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA IHK DI PULAU SULAWESI

Kota-kota IHK di wilayah pulau Sulawesi yang berjumlah 11 kota, pada Maret 2014 tercatat 6 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 0,60 persen dengan IHK 111,45 dan terendah di Makassar sebesar 0,02 persen dengan IHK 108,94, sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar -0,36 persen dengan IHK 109,84 dan terendah di Parepare sebesar -0.07 persen dengan IHK 108,29. (lihat tabel 12 kolom 6).

Laju inflasi tertinggi berdasarkan ”tahun ke tahun” (Maret 2014 terhadap Maret 2013) terjadi di Bulukumba sebesar 13,94 persen; diikuti berturut-turut Palu sebesar 8,42 persen; Watampone sebesar 7,86 persen; Bau-bau sebesar 6,89 persen; Mamuju sebesar 6,24 persen; Palopo sebesar 6,22 persen; Manado sebesar 5,67 persen; Parepare sebesar 5,58 persen; Makassar sebesar 5,46 persen; Kendari sebesar 5,13 persen; dan Gorontalo sebesar 5,10 persen.

Tabel 12

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2014 Antar Kota di Pulau Sulawesi (2012=100)

No. K o t a IHK Desember 2013 IHK Februari 2014 IHK Maret 2014 Inflasi Maret 20141) Laju Inflasi Tahun Kalender 20142) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. PALU 110,44 110.78 111,45 0,60 0,91 8,42 02. WATAMPONE 108,44 109.35 109,81 0,42 1,26 7,86 03. MANADO 108,15 109.05 109,39 0,31 1,15 5,67 04. GORONTALO 108,59 107.91 108,24 0,31 -0,32 5,10 05. BULUKUMBA 114,76 117.18 117,21 0,03 2,13 13,94 06. MAKASSAR 107,36 108.92 108,94 0,02 1,47 5,46 07. PAREPARE 107,62 108.37 108,29 -0,07 0,62 5,58 08. KENDARI 108,16 107.45 107,34 -0,10 -0,76 5,13 09. MAMUJU 108,31 109.04 108,92 -0,11 0,56 6,24 10. PALOPO 106,97 109.00 108,84 -0,15 1,75 6,22 11. BAU-BAU 109,45 110.24 109,84 -0,36 0,36 6,89 1)

Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya

2) Persentase perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK Desember 2013 3)

(11)

INFLASI MENURUT KOMPONEN MARET 2014

Komponen inti Sulawesi Selatan pada bulan Maret 2014 inflasi sebesar 0,18 persen, komponen diatur pemerintah inflasi 0,29 persen; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -0,75 persen. Sementara itu komponen inti untuk kota Makassar pada Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 106,47 pada bulan Februari 2014 naik menjadi 106,63 pada Maret 2014; komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, dan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar -0,81 persen. Kota Watampone komponen inti inflasi sebesar 0,12 persen; harga diatur pemerintah inflasi 0,14 persen; dan komponen bergejolak 1,42 persen. Kota Parepare komponen inti inflasi sebesar 0,27 persen; harga diatur pemerintah 0,06 persen; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -1,18 persen. Kota Palopo komponen inti inflasi 0,22 persen; harga diatur pemerintah stabil; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -1,21 persen. Kota Bulukumba komponen inti inflasi 0,77 persen; harga diatur pemerintah 0,31 persen; dan komponen bergejolak deflasi sebesar -1,86 persen.

Berdasarkan hitungan “year on year” provinsi Sulawesi Selatan : inflasi komponen inti sebesar 3,93 persen; komponen diatur pemerintah 15,31 persen dan komponen bergejolak sebesar 4,62 persen. Untuk “year on year” kota Makassar : inflasi komponen inti sebesar 3,97 persen; diatur pemerintah 15,24 persen; dan komponen bergejolak sebesar 2,63 persen (lihat Tabel 13).

Tabel 13

Laju Inflasi Maret 2014, Inflasi Tahun Kalender 2014 dan Inflasi Year on Year Menurut Komponen

Di Provinsi Sulawesi Selatan

Komponen

Kota Makassar Kota Watampone Kota Parepare

IHK Mar 2014

Perubahan IHK (%) IHK Mar 2014

Perubahan IHK (%) IHK Mar 2014 Perubahan IHK (%) Mar 2014 Tahun Kalender 2014 Year on Year Mar 2014 Tahun Kalender 2014 Year on Year Mar 2014 Tahun Kalender 2014 Year on Year (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) U M U M 108,94 0,02 1,47 5,46 109,81 0,42 1,26 7,86 108,29 -0,07 0,62 5,58 Inti 106,63 0,15 0,93 3,97 104,44 0,12 0,75 2,47 105,21 0,27 1,19 3,08 Harga Diatur Pemerintah 116,50 0,34 1,19 15,24 119,08 0,14 0,75 16,40 117,14 0,06 0,24 14,36 Bergejolak 110,78 -0,81 3,65 2,63 119,51 1,42 3,02 18,21 111,01 -1,18 -0,71 6,48 Komponen

Kota Palopo Kota Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan

IHK Mar 2014

Perubahan IHK (%) IHK Mar 2014

Perubahan IHK (%) IHK Mar 2014 Perubahan IHK (%) Mar 2014 Tahun Kalender 2014 Year on Year Mar 2014 Tahun Kalender 2014 Year on Year Mar 2014 Tahun Kalender 2014 Year on Year (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) U M U M 108,84 -0,15 1,75 6,22 117,21 0,03 2,13 13,94 109,16 0,02 1,44 5,88 Inti 105,28 0,22 1,12 3,22 115,55 0,77 2,16 9,41 106,56 0,18 0,98 3,93 Harga Diatur Pemerintah 115,50 0,00 1,40 14,12 124,31 0,31 1,93 19,98 116,84 0,29 1,13 15,31 Bergejolak 114,19 -1,21 3,71 9,02 116,91 -1,86 2,24 22,07 111,69 -0,75 3,26 4,62

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi

Luas Wilayah, Ketinggian dari Permukaan Laut dan Kedalaman Air Tanah (Sumur) Dirinci Menurut Desa dalam Wilayah Kecamatan Patani Utara,

Hal ini dimaksudkan agar evaluasi dari Program Kerja yang akan dilakukan setiap tahun sesuai dengan isu strategis yang telah dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo

Serta pihak-pihak lain yang turut membantu penulis baik secara langsung.. maupun

Berdasarkan hasil uji kualitas modul dengan metode validasi oleh ahli, respon peserta didik dalam uji kelas terbatas dan uji keterbacaan dapat disimpulkan bahwa

Memohon ampunan kepada Allah adalah cara terbaik untuk terus memperbaiki diri, sungguh Allah maha pengampun atas segala kesalahan – kesalahan hambanya. Allah akan

Hasil analisa menunjukkan bahwa dari lima orang mahasiswa yang diwawancarai, ada tiga orang mahasiswa yang menyatakan bahwa buku teks reading yang digunakan