LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
GASTROENTERITIS
GASTROENTERITIS
OLEH :
OLEH :
SAINE KARLA
SAINE KARLA
02.34908.00101.09
02.34908.00101.09
PEMBIMBING :
PEMBIMBING :
Dr. INDRA TAMBOEN Sp.A
Dr. INDRA TAMBOEN Sp.A
LABORATORIU
LABORATORIUM IL
M ILMU KESEHATAN ANAK
MU KESEHATAN ANAK
PSKU UNMUL – RSUD A.W SYAHRANIE
PSKU UNMUL – RSUD A.W SYAHRANIE
SAMARINDA
SAMARINDA
PENDAHULUAN
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare atau tanpa disertai muntah dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Diare merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja penderita. Disebut diare akut bila timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari
sedangkan diare kronis berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari hari ke hari. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986, diare termasuk dalam 8 penyakit utama di Indonesia. Angka kesakitan diare mencapai 200 sampai 400 kejadian tiap 1000 penduduk setiap tahun. Sebagian besar (70%-80%) penderita adalah anak balita dan 1%-2% dari penderita akan jatuh ke dalam dehidrasi. Untuk kelompok usia 1 – 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak (23,2%).
Dari data data diatas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, oleh karena efektif, efisien dan biaya yang memadai. Yang dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: 1) tepat indikasi, 2) tepat obat, 3) tepat dosis, 4) tepat penderita, dan 5) waspada terhadap efek samping obat.
Dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap di beberapa penelitian. Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan
untuk mencegah / menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.
Dengan menelaah laporan kasus yang ada diharapkan mahasiswa dapat menetahui bagaimana melaporkan suatu kasus dengan baik dan tepat. Selain itu menambah ilmu dan pengetahuan mengenai penyakit yang dilaporkan sehingga terampil dalam membuat status pasien dan follow-up pasien serta dapat membandingkan informasi yang terdapat pada literatur dengan kenyataan yang terdapat langsung pada kasus.
Identitas
Ruang : Melati
Nama : An. EA
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 6 bulan
Anak ketiga dari tiga bersaudara.
Anamnesa
Alloanamnesa dilakukan pada 29 januari 2008 pukul 23.00 WITA oleh ibu pasien
Keluhan utama : muntah
Riwayat penyakit sekarang :
Muntah dialami lebih dari 4 kali sehari, sejak 3 hari yang lalu Keluhan lain :
Sebelum muntah-muntah pasien mengalami berak cair sekitar 10 kali sehari, selama 2 minggu, tinja berlendir, dan berbau asam. Sejak muntah-muntah pasien mengalami panas, batuk dan pilek
Pertumbuhan dan perkembangan anak :
Berat badan lahir : 2400 gram Panjang badan lahir : tidak diukur Berat badan sekarang : 5300 gram Tinggi badan sekarang : 49 cm
Gigi keluar : ibu lupa
Tersenyum : 3 bulan Miring : 3 bulan Tengkurap : 4 bulan Duduk : -Merangkak : -Berdiri :
-Berjalan : -Berbicara 2 suku kata : -Makan Minum anak :
ASI : 0 bulan sampai sekarang
Dihentikan :
-Susu sapi/buatan : 4 bulan Jenis susu buatan : Vitalac
Takaran : 3 ½ sendok takar per 120 cc
Buah :
-Bubur susu : 4 bulan
Tim saring :
-Makanan padat dan lauknya :
-Pemeliharaan Prenatal : 3x selama hamil
Periksa di : puskesmas
Penyakit kehamilan :
-Obat-obatan yang sering diminum : tablet penambah darah & vitamin
Riwayat kelahiran :
Lahir di : di rumah di tolong oleh : bidan Berapa bulan dalam kandungan : 9 bulan
Jenis partus : spontan
Pemeliharaan postnatal : Ya
Periksa di : praktek bidan
Keluarga berencana : Ya
Memakai sistem : suntik per 3 bulan Sikap dan kepercayaan : Percaya
Imunisasi Usia saat imunisasi
I II III IV
BCG + 0 bulan //////// ///////// //////////
Polio +2bulan + 5 bulan -
-Campak - - //////////// //////////
DPT + 3 bulan + 5 bulan - //////////
Hepatitis B + 1 bulan - - //////////
Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada tanggal : 29 januari 2008 (pukul 15.00 WITA)
Berat badan : 5300 gram
Tanda vital : Suhu badan :36,3oC, Nadi : 124x/menit,
: Frekuensi nafas : 44x/menit
Kesan umum : Composmentis
Status Gizi : kurang
Kepala
Rambut merah : (-)
Ubun-ubun cekung : (+)
Mata : cowong (+), anemis (-) Hidung : sumbat (-), sekret (-) Telinga : Bersih, sekret (-)
Mulut : Bibir basah, lidah bersih, Leher
Kaku kuduk : (-)
pembesaran kelenjar : (-)
Kulit : dalam batas normal Dada
Inspeksi : Gerakan simetris Palpasi : dalam batas normal
Auskultasi : Vesikuler, ronchi-/-, wheezing-/-Jantung S1/S2 tunggal reguler Bising : (-) Abdomen Inspeksi : cembung
Palpasi : Hepar/ lien tidak teraba, kembung, turgor baik
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Alat kelamin : Dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat, oedema (-)
Pemeriksaan penunjang : tidak ada
Diagnosa kerja sementara : gastroenteritis
Diagnosa Komplikasi : dehidrasi sedang
Penatalaksanaan :
IVFD Ringer Laktat 15 tetes/menit 6 jam 10 tetes/menit Vosedon 3 x 0,25 ml
Paracetamol 3 x ½ cth Colistin 3 x 150.000 iu
Tanggal SOAP Terapi 29 januari 2008
BB : 5,3 Kg
S : muntah lebih dari 4 kali sejak 3 hari yang lalu, sebelumnyamencret lebih dari 10 kali/hari selama 2 minggu, warna kuning, lendir (+), darah (-).
O : Compos mentis, gizi kurang, mata cowong (+),bibir kering, turgor kulit baik, abdomen kembung (+), Bising usus (+) meningkat,ubun-ubun cekung (-), haus, rewel N : 110 x/i RR : 70 x/i T : 37,1 oC A : Gastroenteritis akut • IVFD RL 15 tetes/menit selama 6 jam, dilanjutkan 10 tetes/menit • Colistine 3x150.000 iu • Vosedon 3x0,25 ml • Paracetamol 3 x cth ½ 30 januari 2008 BB : 5,5Kg
S :Mencret (+) lebih dari 10 kali,lendir(-), darah (-), muntah (+)
O :CM, gizi kurang, cengeng / gelisah (+), bibir kering, mata cowong (+),Ubun-ubun
cekung (+),kembung (+),Bising usus (+) normal, Turgor kulit baik,
N : 120 x/i RR : 40x/i T : 37,6°C A : Gastroenteritis akut • IVFD RL 10 tetes/menit • Colistine 3x150.000 iu • Vosedon 3 x 0,25 ml • Paracetamol 3 x cth ½ (kalau perlu)
31 januari 2008 BB : 5,5 kg
S :Mencret (+) ada ampas, banyak air > 5 x,muntah (-), kembung (+),panas (-), O :CM, gizi kurang, cengeng / gelisah (+), bibir basah , mata cowong (+), kembung (+),
Bising usus (+) meningkat, akral hangat N : 100 x/i RR : 24 x/i T : 37 °C A : Gastroenteritis akut • IVFD RL 10 tetes/menit • Colistine 3x150.000 iu • Vosedon 3 x 0,25 ml (kalau perlu) • Cotrimoksazol 3 x cth ½ • Paracetamol 3 x cth ½ (kalau perlu) 1 februari 2008 BB : 5,5 Kg
S :Mencret (+) banyak air dari pada ampasnya 10x dari tadi malam,lendir (+),
darah (-), muntah (+), panas (+)
O :CM, rewel / gelisah (-), gizi kurang, bibir kering (+), mata cowong (-), kembung (+), Bising usus (+) normal, ubun-ubun cekung (-), akral hangat N : 100 x/i RR: 26 x/i T : 38oC A : gastroenteritis akut • IVFD RL 8 tetes/menit • Colistine 3x150.000 iu • Vosedon 3 x 0,25 ml • Paracetamol 3 x cth ½ • Cotrimoksazol 3 x cth ½ 2 Februari 2008 BB : 5,4 kg
S :Mencret (+) 8x sejak kemarin siang,
muntah (-), panas (-), gelisah (-),
O :CM, KU : baik, mata cowong (-), bibir lembab, kembung (+), Bising usus (+)
normal, ubun-ubun cekung (-), akral hangat, turgor baik N : 120 x/i • IVFD RL 8 tetes/menit • Colistine 3x150.000 iu • Paracetamol 3 x cth ½ (kalau perlu)
RR : 26 x/i T : 36,4°C A : Gastroenteritis akut • Cotrimoksazol 3 x cth ½ 4 Februari 2008 BB : 5,2kg
S :berak kental (+) 3x, lendir (+), darah (-),
muntah (-)
O :CM, KU : baik, mata cowong (-), bibir lembab, kembung (+), Bising usus (+)
normal, ubun-ubun cekung (-), akral hangat, turgor baik N : 120 x/i RR : 26 x/i T : 36,4°C A : Gastroenteritis kronik • IVFD RL 25 tetes/menit • Colistine 3x150.000 iu • Cotrimoksazol 3 x cth ½
PEMBAHASAN
Teori Data pasien
Anamnesis :
• BAB encer/cair > 3 x dalam 24
jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 2 minggu
• Dapat disertai lendir ataupun darah
• Panas
• Enek dan muntah
• Warna kuning kehijauan
Pemeriksaan fisik :
• Tanda – tanda dehidrasi
• Status gizi
Anamnesis :
• Muntah lebih dari 4 kali sejak 3 hari
yang lalu
• mencret lebih dari 10 kali/hari selama 2
minggu, warna kuning, lendir (+), darah (-).
• Badan panas ± 3hari yang lalu
Pemeriksaan fisik :
• Nadi 110 x/ mnt, reguler)
• Gizi kurang, berat badan ideal 7500gr
(5300 gr / 7500gr x 100% = 70,6%)
• Pasien gelisah dan rewel
• Mata cowong
• Ubun-ubun cekung
• Bibir kering
• Turgor kulit baik
• Perut kembung, Bising Usus (+) sedikit
meningkat Sebelum memberikan terapi, tentukan
derajat dehidrasi terlebih dahulu dengan cara :
• Objektif :
Membandingkan berat badan sebelum dan sesudah diare
• Subjektif :
Menurut Sistem Maurice King
Derajat dehidrasi :
• Pasien termasuk dalam kategori
Bagian tubuh yang diperiksa 0 1 2 Keadaan umum
Sehat Gelisah, cengeng,
mengantuk, apatis Mengigau, koma Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun – ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering, membiru
Nadi Kuat < 120x/menitSedang (120 – 140) > 140 Nilai : 0 – 2 : dehidrasi ringan
3 – 6 : dehidrasi sedang 7 – 12 : dehidrasi berat
Teori Kasus
• Tindakan rehidrasi diberikan 60-90
ml/kg BB sesuai dengan persentase perkiraan kehilangan cairan pada
dehidrasi sedang
• IVFD Ringer Laktat 15 tetes/menit
selama 6 jam, dilanjutkan 10 tetes/menit
• Kebutuhan cairan cukup adekuat
• Adanya peningkatan jumlah tetesan
IVFD Ringer laktat menjadi 25 tetes/menit pada hari ke-6 sesuai dengan kebutuhan pasien yang memang mengalami penurunan berat badan
Pengobatan
• Jika kausanya penyakit perenteral
dapat diberikan antibiotik sistemik. Jika tidak terdapat infeksi perenteral, antimikroba baru diberikan setelah pemeriksaan lab. menemukan kuman patogen. Karena pemeriksaan ini kadang sulitdan hasilnya lambat, maka
• Colistine 3x150.000 iu
• Vosedon 3x0,25 ml
• Paracetamol 3 x cth ½
• Cotrimoksazol 3 x cth ½
• Pada pasien ini diberi antimikroba
(colistine) dan pada hari ke -3 diberikan cotrimoksazol dengan
antimikroba dapat diberikan dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, keadaan gizi, dan
adanya penyulit.
• Pengobatan simptomatik (obat anti
diare dan absorbent) tidak banyak memberi manfaat. Namun pada kasus tertentu dapat diberikan antipiretik atau antiemetik
tetap memperhatikan umur, sesuai dengan perjalanan penyakit, dan keadaan gizi
• Pemberian antipiretik dan
antiemetik dapat diberikan pada pasien ini karena memang terdapat tanda dan gejala muntah dan panas.
Pengobatan Dietetik (Pemberian makanan):
• Selama diare, ASI tetap diteruskan, • Berikan susu formula yang diencerkan
• MPASI tetap diberikan sesuai umur
pasien
• Bila terdapat tanda-tanda intoleransi
laktosa, berikan untuk sementara susu rendah laktosa atau bebas laktosa
• Pasien tetap meneruskan ASI dan
susu formula yang diencerkan
Pencegahan Diare:
• Pemberian makanan pendamping ASI
yang tepat jenis, tepat waktu dan bersih
• Selalu memasak makanan
• Penyediaan air minum yang bersih
• Penggunaan air bersih untuk
kebersihan dan untuk minum
• Kebersihan perorangan, cuci tangan
sebelum makan
• Kebersihan lingkungan, buang air
besar di jamban
• Pembuangan tinja bayi yang aman
Saran pada ibu
• Berikan susu formula
• MPASI yang tepat jenis, tepat
waktu dan bersih
• Selalu menggunakan botol susu
yang sudah dicuci bersih
• Penyediaan air minum terutama
untuk membuat susu yang bersih
KESIMPULAN
Adanya indikasi pemberian antibiotik (colostine dan kotrimoksazole), antimuntah (vometa) dan antipiretik (paracetamol)
Pemberian IVFD RL harusnya diberikan dengan jumlah yang tepat karena dehidrasi dapat teratasi dengan pemberian cairan sesuai kebutuhan.
1. Lung E, Acute Diarrheal Diseases. In : Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2nd edition, New York: Lange Medical Books, 2003, 131-50
2. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/SK 1216-01.pdf
3. Soewondo ES. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). Dalam : Suharto, Hadi U, Nasronudin, editor. S eri penyakit tropic infeksi
perkembangan terkini dalam pengelolaan beberapa penyakit tropic infeksi. Surabaya : Airlangga University Press, 2002.
4. Ditjen PPM-PL, Depkes RI. 2004. Morbiditas Diare. http://bankdata.depkes.go.id 5. Depkes RI. 1998. Modul Diklat Jarak Jauh (Keterampilan Klinik Diare Bagi
Petugas Kesehatan Terdepan Mengelola Penderita Diare). Jakarta : Depkes RI Direktorat Jendral PPM & PLP.Hal B-1.
6. Tatalaksana Penderita Diare. On line
http://www.depkes.go.id/downloads/diare.pdf
7. Aswitha,D. 2002. dalam symposium bertema Problematik Gastroenterologi Anak Terkini dalam rangka Temu Ilmiah Akbar dan Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran. Jakarta Convention Center.
8. Abdoerrachman, M.H., dkk. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia. Hal 283 – 286.
9. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak edisi. Hal 889
10. Subijanto MS, Reza Ranuh, Liek Djupri, Pitono Soeparto. 2007. Manajemen Diare Pada Bayi dan Anak ( Diarrheal management in infant and children ). Divisi Gastroenterologi Lab / SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair / RSU Dr. Seotomo Surabaya http://www.idai.or.id
11. Pusponegoro D. Handoko, dkk . 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak edisi I 2004. Jakarta : IDAI. Hal 49, 50.
12. Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius. Hal 470.