• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar belakang

Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai jenis usaha yang sering dilaksanakan oleh masyarakat. Fungsi kredit secara umum yaitu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasa dalam melayani kebutuhan masyarakat untuk membantu produksi dan konsumsi rakyat yang juga ditujukan untuk menaikkan taraf hidup masyarakat.

Pada saat ini pemerintah telah menempuh kebijakan dengan mendorong lembaga-lembaga keuangan yang bersedia menjadi fasilitator dalam masalah permodalan. Hal ini merupakan salah satu solusi yang bermanfaat bagi para peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu lembaga yang mendukung adanya bantuan kredit sebagai modal usaha ini adalah Perbankan. Bank-bank saat ini bahkan mempermudah jalur proses peminjaman modal usaha kepada para pelaku usaha guna memberikan kesempatan agar setiap usaha di bidang peternakan mampu berkembang serta dapat meningkatkan taraf kehidupan ekonomi para peternak di desa. Menurut informasi dari Direktorat Pembiayaan (2010), di Kementrian Pertanian terdapat beberapa kredit yang sudah diluncurkan meliputi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha Mikro dan Kecil, Kredit Usaha Rakyat, Program Kemitraan Bina Lingkungan. Kredit dengan jenis program ini lebih diminati petani karena bunga

(2)

yang relatif rendah. Salah satu kredit yang paling banyak diakses oleh petani adalah Kredit Ketahanan Pangan dan energi (KKP-E).

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) yang dulu dikenal dengan Kredit ketahanan Pangan (KKP), sudah berjalan sejak Oktober 2000. Kredit ini merupakan penyempurnaan dari KUT, KKPA (Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya) serta Kredit Koperasi pangan. KKP ditujukan untuk membantu permodalan petani dan peternak dengan suku bunga terjangkau sehingga mereka dapat menerapkan teknologi rekomendasi budidaya yang dapat mengembangkan usaha agribisnisnya secara layak. Penyempurnaan KKP juga ditujukan untuk mendukung ketahanan energi sehingga mulai Oktober 2007 KKP berubah menjadi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

Pemberian Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang telah berjalan dalam waktu yang lama dan melibatkan daerah-dareah yang berada di Kabupaten Sumedang. Pada pelaksanaannya, kredit ini memang terlihat mendapatkan antusiasme yang besar dari pala pelaku usaha yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan energi. Pemberian bantuan kredit dengan nominal yang cukup besar dan bisa dilakukan berulang-ulang menjadikan masyarakat desa yang rata-rata bermata pencaharian di bidang tani ternak ini merasa terbantu. Meskipun pada kenyataannya masih banyak penerima-penerima kredit yang tidak menggunakan dana bantuan dari program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi ini secara benar. Hal ini mengakibatkan masih adanya para peternak yang skala usaha nya selalu tetap meskipun telah mendapatkan bantuan kredit.

Para peternak di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang ini memiliki skala usaha yang beragam. Selain dari kepemilikan ternak yang beragam

(3)

antara satu dengan yang lain, pengalaman beternak diantara mereka pun bermacam-macam. Usaha peternakan sapi perah yang berjalan di daerah ini sudah berjalan bertahun-tahun dan dianggap sebagai pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Usaha ini memang menjadi salah satu usaha yang potensial dimana budidaya sapi perah ini mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar serta penerimaan para peternak pun bersifat harian yang berasal dari produksi susu sapi.

Sejauh ini informasi mengenai kondisi atau perkembangan usaha ternak penerima kredit belum diangkat melalui suatu kajian akademis, oleh karena itu peneliti berminat untuk meneliti “Peranan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) Terhadap Perkembangan Aset Usaha dan Penerimaan Peternak Sapi Perah”.

1.2. Identifikasi masalah

1. Seberapa besar peranan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI) terhadap penambahan jumlah aset peternak di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

2. Apakah ada pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI) terhadap kenaikan penerimaan peternak sapi perah di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui besarnya peranan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI) terhadap penambahan jumlah aset peternak di kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

(4)

2. Mengetahui pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (BRI) terhadap kenaikan penerimaan peternak sapi perah di kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi :

1. Efektivitas pemberian kredit terhadap para peternak khususnya peternak sapi perah di kelompok peternak Kecamatan Pamulihan dan umumnya para peternak yang akan mengajukan kredit usaha ke lembaga keuangan perbankan.

2. Pihak Perbankan untuk mengetahui kelancaran dan kendala dari pelaksanaan program Bank pemberi kredit.

3. Bidang ilmu pengetahuan agar menjadi bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya di bidang yang sama.

1.5. Kerangka Pemikiran

Menurut Undang-undang No. 10/1998 (pasal 21 ayat 11): Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Manfaat yang didapatkan dengan adanya kredit yaitu peningkatan usaha bagi setiap debitur. Kredit dapat dimanfaatkan untuk pengadaan atau peningkatan berbagai faktor produksi, tambahan modal, mesin, penyediaan bahan baku, ataupun peningkatan sumber daya manusia. Di sisi lain, kredit juga memberikan manfaat bagi bank yang bersangkutan. Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur. Disamping itu, bank juga

(5)

dapat sekaligus memasarkan produk-produk/jasa-jasa lainnya seperti giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Adanya kegiatan pemberian kredit ini, maka bank juga dapat mendidik dan meningkatkan kemampuan para personilnya untuk lebih mengenal secara rinci kegiatan usaha riil dalam berbagai sektor ekonomi (Rachmat, 2009).

Perbankan merupakan salah satu bentuk badan usaha yang memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi dalam suatu negara, peran yang penting tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat. Fungsi itulah yang dapat mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Adanya fasilitas penyediaan bantuan kredit oleh bank akan menghasilkan hubungan antara peternak dan bank di dalam pemenuhan modal usaha. Kredit yang disediakan oleh pihak bank bermacam-macam, jika para peternak akan memanfaatkan fasilitas yang diberikan, maka harus dapat menyesuaikan diri dengan salah satu jenis kredit yang mudah dan tidak membebankan dirinya.

Bank pada umumnya memiliki beberapa jenis kredit yang disesuaikan dengan kebutuhan para nasabah. Bank Rakyat Indonesia telah mengklasifikasikan kredit-kredit ini ke dalam beberapa golongan pinjaman, yakni : Pinjaman Mikro, Pinjaman Ritel, Pinjaman Menengah, Pinjaman Program Bank Rakyat Indonesia, dan Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penggolongan ini merupakan penyesuaian jenis kredit yang akan diberikan kepada nasabah, dilihat dari jumlah plafon, lama peminjaman, lama usaha yang telah dijalankan, dan sebagainya. Selain itu pada saat ini ada satu jenis kredit yang dikhususkan untuk menunjang usaha agribisnis yaitu Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Kredit

(6)

Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) termasuk ke dalam jenis pinjaman program Bank Rakyat Indonesia, karena merupakan program kerja perusahaan yang telah disetujui dan mendapatkan bantuan subsidi bunga dari pemerintah.

Kredit Ketahanan Pangan & Energi adalah Kredit investasi atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati. Beberapa obyek yang dapat dibiayai yaitu, Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, Pangan, Pengadaan / Peremajaan alat dan mesin, Perikanan (Pedoman KKPE, 2014). Kredit yang dijalankan oleh salah satu Bank Umum Milik Negara (BUMN) dalam kasus ini diambil salah satunya yaitu Bank Rakyat Indonesia, bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana kredit yang disediakan oleh perbankan untuk petani/peternak yang memerlukan pembiayaan usahanya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Kredit inipun dapat meningkatkan taraf kelayakan usaha, penambahan jumlah aset dan produksi para peternak yang telah menjadi nasabah bank pemberi kredit. Pemberian kredit ini pun diharapkan juga untuk program jangka panjang perusahaan yang nantinya dapat membantu memulihkan perekonomian nasional.

Di kebanyakan daerah, peternakan sapi perah sudah biasa dijalankan turun temurun. Kendala kurangnya modal pun banyak menjadi permasalahan utama perjalanan usaha para peternak. Perjalanan usaha para peternak ini memang mengharuskan mereka untuk menyiapkan modal yang cukup dari mulai persiapan awal usaha hingga proses berlangsungnya usaha mereka. Bagi sebagian peternak yang belum bisa menyiapkan anggaran usaha dengan jumlah besar, kredit adalah salah satu cara yang bisa dijadikan pilihan utama agar usaha mereka tetap berjalan dengan lancar. Setelah peternak mendapatkan bantuan dana yang berasal dari

(7)

pinjaman kredit melalui Bank, maka harus juga dilihat seberapa besar pengaruh kredit ini terhadap perkembangan usaha yang dijalankan oleh peternak. Jumlah aset dan keuntungan yang di dapatkan oleh peternak adalah beberapa indikator penentu seberapa besar peranan pinjaman kredit ini bekerja dalam membantu kesejahteraan para peternak di pedesaan. Bagi para peternak yang menerima pinjaman dana kredit, penggunaan dana ini dapat bermanfaat sebagai tambahan modal kerja, mesin produksi, bahan baku, ataupun peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang akan menunjang keberlangsungan usahanya (Rachmat, 2009). Keberhasilan manajemen yang dilaksanakan oleh peternak penerima kredit akan memberikan dampak positif saat kepemilikan aset usaha mereka mengalami pertambahan dengan adanya bantuan kredit. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil penjelasan bahwa Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) berperan dalam tingkat perkembangan aset usaha peternak sapi perah.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Jangka waktu penelitian ini selama 1 bulan sejak Oktober sampai November 2015. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan sistem wawancara yang disesuaikan dengan kuesioner yang telah dibuat dan ditujukan kepada peternak yang menjadi anggota KSU Tandangsari dan mendapatkan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini termasuk rekening yang dimiliki oleh warga negara dan penduduk AS, badan hukum atau persekutuan AS yang didirikan atau dibentuk di Amerika Serikat serta

Selain karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP pemindahbukuan dapat dilakukan juga jika terdapat kesalahan pengisian data pembayaran pajak melalui

yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini adalah yuridis sosiologis. yaitu pendekatan yang berusaha mensinkronisasikan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Untuk kontraktor dengan kualifikasi usaha gred 2, faktor utama yang mempengaruhi kualitas pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten Manggarai Timur adalah frekuensi pembayaran

Sehingga perlunya suatu bentuk kegiatan pendampingan masyarakat untuk lebih memasyarakatkan tanaman obat keluraga (TOGA) ini sebagai suatu bentuk kemandirian

Selanjutnya untuk 2 – 5, tentukan volume benda putar yang dihasilkan jika daerah yang ditentukan berikut diputar terhadap sumbu atau garis yang diberikan; 2.. A diputar terhadap

Berdasarkan tabel 2 pada penelitian yang dilakukan di Pesantren modern didapatan hasil bahwa kebiasaan jajan cukup berada pada Pe- santren IMMIM Putra sebanyak