• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

Tinjauan Ekonomi

&

Keuangan Daerah

(2)
(3)

Daftar isi

3

Daftar Isi

Peta Papua ... 2

Daftar isi ... 3

Kata Pengantar ... 4

selayang Pandang ... 5

Geografis dan Demografis ... 6

Kondisi Pelayanan Publik ... 8

Kondisi Perekonomian ... 15

Kesejahteraan Masyarakat ... 24

Potensi Daerah ... 27

Gambaran Umum Keuangan Daerah ... 30

Kondisi Keuangan Daerah ... 43

Ucapan Terima Kasih ... 49

(4)

Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang berbeda-beda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah.

setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah, informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang.

Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Prov. Papua ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Prov. Papua. Kami berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Dr. Marwanto Harjowiryono.

Kata Pengantar

(5)

selayang Pandang

5

Selayang Pandang

Papua adalah sebuah provinsi di indonesia yang terletak di Pulau nugini bagian barat atau West new Guinea. Provinsi ini sempat bernama Provinsi irian Barat (1969-1973) dimana saat itu berdirinya provinsi ini didasari oleh penyerahan kekuasaan dari UnTEA (United nation Temporary Executive Authority) kepada republik indonesia pada tanggal 1 Mei 1963 dan sebagai hasil pelaksanaan PEPErA (Penentuan Pendapat rakyat) yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Agustus 1969.

Provinsi ini kemudian diganti namanya menjadi irian Jaya oleh soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. nama provinsi ini diganti menjadi ‘Papua’ sesuai UU no 21 Tahun 2001 otonomi Khusus Papua. Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.

Pada tahun 2004 Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah indonesia, bagian timur tetap memakai nama ‘Papua’ sedangkan bagian baratnya menjadi ‘irian Jaya Barat’. Provinsi Papua merupakan provinsi yang terluas di indonesia dengan beragam suku asli yang mencapai 255 jenis suku dan beberapa suku pendatang yang ikut membangun tanah Papua. Keanekaragaman flora dan fauna juga terdapat di provinsi ini.

(6)

Geografis dan Demografis

Provinsi Papua merupakan wilayah paling timur di indonesia yang terletak antara 2025’ – 90 Lintang selatan dan 1300 -1410 Bujur Timur. ibu kota provinsi Papua adalah Jayapura. Pada bagian utara berbatasan dengan samudera Pasifik, bagian selatan dengan laut Arafura dan samudera indonesia dan pada bagian timur berbatasan dengan negara Papua nugini.

Daerah-daerah di wilayah Papua secara geografis berbeda satu dengan lainnya. Pegunungan kapur yang tinggi berelief curam, membentang di sebagian besar wilayah Papua, dengan ketinggian mencapai 3000 meter diatas permukaan laut. Deretan pegunungan tersebut diapit oleh daerah aluvial landai, yang terletak disisi utara (dataran Mamberamo), di bagian selatan (kawasan Asmat) serta dataran rendah inanwatan di bagian barat. sementara puncak tertinggi pegunungan yang terdapat di Papua terletak di bagian timur, bernama Puncak Jaya. Dengan ketinggian 4884 meter,Puncak Jaya (Cartenz Pyramid) merupakan puncak tertinggi di Asia Tenggara, didampingi oleh

Puncak Trikora (4750 m), Mandala (4760 m) dan Yamin (4595 m). sebagai sebuah pulau besar dengan topografi berbukit-bukit dan bergunung-gunung dan pengaruh letak geografis dan anatomis, menyebabkan Papua memiliki iklim yang bervariasi di tiap daerah meskipun secara umum beriklim tropis. sepanjang daerah pegunungan hujan turun hampir sepanjang tahun dan di bagian belahan utara, musim hujan pada umumnya lebih panjang daripada musim kemarau. sedangkan pada bagian tenggara musim kemarau berlangsung lebih panjang.

Pada tahun 2005, Provinsi Papua terdiri dari 19 kabupaten dan 1 kota dengan 250 kecamatan dan 2.442 kelurahan/desa. Kemudian pada tahun 2010, mekar menjadi 28 kabupaten dan 1 kota dengan 385 kecamatan dan 3.565 kelurahan/desa. Kabupaten Yahukimo memiliki jumlah kecamatan terbanyak (51 kecamatan dan 518 desa) dan Kabupaten Yalimo memiliki kecamatan paling sedikit (5 kecamatan dan 27 desa).

(7)

Geografis dan Demografis

7

No Daerah Jumlah Penduduk (Orang) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk (Orang/Km2) 1 Kab. Merauke 195.716 430.240,95 0,45 2 Kab. Jayawijaya 196.085 27.649,45 7,09 3 Kab. Jayapura 111.943 14.350,95 7,80 4 Kab. Nabire 129.893 11.544,68 11,25 5 Kab. Kepulauan Yapen 82.951 2.424,56 34,21 6 Kab. Biak Numfor 126.798 1.965,05 64,53 7 Kab. Paniai 153.432 11.479,21 13,37 8 Kab. Puncak Jaya 101.148 5.329,30 18,98 9 Kab. Mimika 182.001 22.903,78 7,95 10 Kab. Boven Digoel 55.784 27.880,73 2,00 11 Kab. Mappi 81.658 25.944,01 3,15 12 Kab. Asmat 76.577 18.427,31 4,16 13 Kab. Yahukimo 164.512 12.955,75 12,70 14 Kab. Pegunungan Bintang 65.434 16.043,91 4,08 15 Kab. Tolikara 114.427 5.176,42 22,11 16 Kab. Sarmi 32.971 10.704,98 3,08 17 Kab. Keerom 48.536 8.767,58 5,54 18 Kab. Waropen 24.639 15.255,78 1,62 19 Kab. Supiori 15.874 969,26 16,38 20 Kab. Mamberamo Raya 18.365 16.852,18 1,09 21 Kab. Nduga 79.053 4.748,97 16,65 22 Kab. Lanny Jaya 148.522 2.961,09 50,16 23 Kab. Mamberamo Tengah 39.537 9.100,01 4,34 24 Kab. Yalimo 50.763 36.739,30 1,38 25 Kab. Puncak 93.218 10.421,83 8,94 26 Kab. Dogiyai 84.230 5.258,67 16,02 27 Kab. Intan Jaya 0,00 0,00 0,00 28 Kab. Deiyai 0,00 0,00 0,00 29 Kota Jayapura 256.705 786,18 326,52

2.730.772 756.881,89 3,608 Provinsi Papua

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi Papua

Luas wilayah Provinsi Papua meliputi 756.881,89 km2. Kabupaten

Merauke memiliki wilayah paling luas yaitu 430.240,95 km2.

sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Jayapura yang luasnya hanya 786,18 km2.

Dari sisi demografi, total jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 2.730.772 jiwa. Kota Jayapura memiliki populasi tertinggi dengan jumlah penduduk 256.705 jiwa, sedangkan daerah dengan populasi terendah adalah Kabupaten supiori dengan jumlah penduduk 15.874 jiwa.

Kepadatan penduduk Provinsi Papua yaitu 3.608 jiwa/km2 yang

cenderung terpusat di ibukota provinsi. Daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kota Jayapura dan Kab. Biak numfor dengan kepadatan penduduk masing-masing sebesar 326,52 jiwa/ km2 dan 64,53 jiwa/km2.

Kabupaten Merauke dengan luas wilayah terbesar di Provinsi Papua hanya memiliki tingkat kepadatan penduduk 0,45 jiwa/km2

dan daerah ini sekaligus merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terendah di Prov. Papua.

(8)

Kondisi Pelayanan Publik

1. Pendidikan

2. Kesehatan

3. Infrastruktur

4.

Perusahaan Air Minum

(9)

Pelayanan Publik

9

No. Daerah Sekolah

Dasar Guru Murid

Rasio Murid / Guru Rasio Murid / Sekolah 1 Kab. Merauke 103 741 16.540 22,32 160,58 2 Kab. Jayawijaya 65 425 11.399 26,82 175,37 3 Kab. Jayapura 67 582 10.429 17,92 155,66 4 Kab. Nabire 69 567 13.879 24,48 201,14

5 Kab. Yapen Waropen 63 429 7.947 18,52 126,14

6 Kab. Biak Numfor 76 662 10.559 15,95 138,93

7 Kab. Paniai 25 87 3.742 43,01 149,68

8 Kab. Puncak Jaya 28 143 5.173 36,17 184,75

9 Kab. Mimika 41 441 15.325 34,75 373,78

10 Kab. Boven Digoel 36 127 4.790 37,72 133,06

11 Kab. Mappi 77 225 10.038 44,61 130,36

12 Kab. Asmat 74 386 9.025 23,38 121,96

13 Kab. Yahukimo 71 402 20.688 51,46 291,38

14 Kab. Pegunungan Bintang 49 347 7.236 20,85 147,67

15 Kab. Tolikara 61 184 13.645 74,16 223,69

16 Kab. Sarmi 32 126 3.419 27,13 106,84

17 Kab. Keerom 55 391 6.802 17,40 123,67

18 Kab. Waropen 31 219 3.175 14,50 102,42

19 Kab. Supiori 21 68 1.493 21,96 71,10

20 Kab. Mamberamo Raya 41 126 4.595 36,47 112,07

21 Kab. Nduga 9 14 1.845 131,79 205,00

22 Kab. Lanny Jaya 44 234 10.288 43,97 233,82

23 Kab. Mamberamo Tengah 22 67 4.264 63,64 193,82

24 Kab. Yalimo 11 15 2.372 158,13 215,64

25 Kab. Puncak 19 70 3.412 48,74 179,58

26 Kab. Dogiyai 30 70 5.696 81,37 189,87

27 Kab. Intan Jaya 20 32 2.811 87,84 140,55

28 Kab. Deiyai 18 72 3.160 43,89 175,56

29 Kota Jayapura 55 752 20.826 27,69 378,65

Provinsi Papua 1.313 8.004 234.573 29,31 178,65

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar (SD) se-Prov. Papua Tahun 2010

sarana pendidikan dasar berupa sD di Provinsi Papua pada tahun 2010 berjumlah 1.313 buah yang bisa menampung 234.573 murid dengan jumlah guru 8.004 guru.

Jumlah sD terbanyak berada di Kab. Merauke yaitu 103 buah, sedangkan jumlah guru terbanyak berada di Kota Jayapura yaitu sebanyak 752 orang. Jumlah murid terbanyak berada di Kab. Yahukimo yaitu sebanyak 20.688 murid.

rasio jumlah murid per guru di Provinsi Papua adalah 29,31 sedangkan rasio murid per sekolah adalah sebesar 178.65. rasio murid per guru tertinggi berada di Kab. Yalimo yaitu 158,13 dan yang terendah berada di Kab. Waropen yaitu 14.50. sedangkan rasio murid per sekolah tertinggi berada di Kota Jayapura yaitu 378,65 dan yang terendah adalah di Kab. supiori yaitu sebesar 71,10.

(10)

No. Kabupaten/Kota Sekolah Guru Murid Rasio Murid / Guru Rasio Murid / Sekolah 1 Kab. Merauke 35 419 7.242 17,28 206,91 2 Kab. Jayawijaya 15 134 3.373 25,17 224,87 3 Kab. Jayapura 30 301 5.702 18,94 190,07 4 Kab. Nabire 21 270 4.618 17,10 219,90 5 Kab. Yapen Waropen 21 194 3.668 18,91 174,67 6 Kab. Biak Numfor 38 273 6.067 22,22 159,66 7 Kab. Paniai 7 36 1.550 43,06 221,43 8 Kab. Puncak Jaya 8 57 1.273 22,33 159,13 9 Kab. Mimika 16 175 4.057 23,18 253,56 10 Kab. Boven Digoel 8 65 1.877 28,88 234,63 11 Kab. Mappi 8 71 2.221 31,28 277,63 12 Kab. Asmat 9 66 1.433 21,71 159,22 13 Kab. Yahukimo 19 104 2.903 27,91 152,79 14 Kab. Pegunungan Bintang 4 64 878 13,72 219,50 15 Kab. Tolikara 15 53 2.087 39,38 139,13 16 Kab. Sarmi 11 69 1.398 20,26 127,09 17 Kab. Keerom 10 168 2.059 12,26 205,90 18 Kab. Waropen 8 78 1.107 14,19 138,38 19 Kab. Supiori 9 41 862 21,02 95,78 20 Kab. Mamberamo Raya 5 47 551 11,72 110,20

21 Kab. Nduga 2 3 144 48,00 72,00

22 Kab. Lanny Jaya 21 55 3.528 64,15 168,00 23 Kab. Mamberamo Tengah 5 33 758 22,97 151,60 24 Kab. Yalimo 5 23 719 31,26 143,80 25 Kab. Puncak 3 37 820 22,16 273,33 26 Kab. Dogiyai 13 50 1.730 34,60 133,08 27 Kab. Intan Jaya 5 8 532 66,50 106,40 28 Kab. Deiyai 3 17 794 46,71 264,67 29 Kota Jayapura 14 345 8.196 23,76 585,43

Provinsi Papua 368 3.256 72.147 22 196

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) se-Prov. Papua Tahun 2010

sarana pendidikan dasar berupa sLTP di Provinsi Papua pada tahun 2010 berjumlah 368 buah yang bisa menampung 72.147 murid dengan jumlah guru 3.256 guru.

Jumlah sLTP terbanyak berada di Kab. Biak numfor yaitu 38 buah, sedangkan jumlah guru terbanyak berada di Kab. Merauke yaitu sebanyak 419 orang. Jumlah murid sLTP terbanyak berada di Kota Jayapura yaitu sebanyak 8.196 murid. rasio jumlah murid per guru di Provinsi Papua adalah 22 sedangkan rasio murid per sekolah adalah sebesar 196. rasio murid per guru tertinggi berada di Kab. intan Jaya yaitu 66.50 dan yang terendah berada di Kab. Mamberamo raya yaitu 11,72. sedangkan rasio murid per sekolah tertinggi berada di Kota Jayapura yaitu 585,43 dan yang terendah adalah di Kab. nduga yaitu sebesar 72.

(11)

Pelayanan Publik

11

No. Daerah APM SD APM SLTP

1 Kab. Merauke 74,34 58,52

2 Kab. Jayawijaya 95,89 49,06

3 Kab. Jayapura 91,29 71,15

4 Kab. Nabire 91,53 59,47

5 Kab. Yapen Waropen 93,87 78,04

6 Kab. Biak Numfor 89,33 67,00

7 Kab. Paniai 96,80 55,58

8 Kab. Puncak Jaya 97,13 58,78

9 Kab. Mimika 96,45 59,20

10 Kab. Boven Digoel 97,67 63,48

11 Kab. Mappi 91,51 47,91

12 Kab. Asmat 93,14 61,61

13 Kab. Yahukimo 93,80 42,37

14 Kab. Pegunungan Bintang 97,69 49,82

15 Kab. Tolikara 98,46 41,44 16 Kab. Sarmi 94,05 64,05 17 Kab. Keerom 90,48 58,53 18 Kab. Waropen 97,27 59,82 19 Kab. Supiori 97,42 62,10 20 Kota Jayapura 96,16 89,05

salah satu indikator keberhasilan pendidikan dasar di daerah adalah dengan melihat seberapa besar tingkat angka partisipasi murni anak usia sekolah sD dan sLTP. APM sD 2009/2010 yang tertinggi terdapat di Kab. Tolikara yaitu 98,46 dan yang terendah terdapat di Kab. Merauke yaitu74,34.

APM sLTP 2009/2010 yang tertinggi terdapat di Kota Jayapura yaitu 89,05, sedangkan APM sLTP yang terendah terdapat di Kab. Tolikara yaitu hanya di kisaran 41,44.

angka Partisipasi Murni SD dan SLTP 2009/2010

(12)

No. Daerah Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling 1 Kab. Merauke 3 13 147 169 2 Kab. Jayawijaya 1 12 30 9 3 Kab. Jayapura 1 17 36 50 4 Kab. Paniai 1 14 18 13

5 Kab. Puncak Jaya 2 8 10 17

6 Kab. Nabire 1 21 42 57

7 Kab. Mimika 4 13 41 49

8 Kab. Yapen Waropen 1 9 43 33

9 Kab. Biak Numfor 3 19 46 107

10 Kab. Boven Digoel 1 16 27 32

11 Kab. Mappi 1 11 33 79

12 Kab. Asmat 1 10 32 19

13 Kab. Yahukimo 1 18 48 6

14 Kab. Pegunungan Bintang - 15 19 7

15 Kab. Tolikara - 15 25 6

16 Kab. Sarmi - 7 25 35

17 Kab. Keerom 1 8 34 30

18 Kab. Waropen - 10 19 26

19 Kab. Supiori 1 5 22 26

20 Kab. Mamberamo Raya - 8 15 11

21 Kab. Nduga - 8 9 4

22 Kab. Lanny Jaya - 10 9 11

23 Kab. Mamberamo Tengah - 6 4 7

24 Kab. Yalimo - 5 7 5

25 Kab. Puncak - 8 4 2

26 Kab. Dogiyai - 8 13 6

27 Kab. Intan Jaya - 8 5

-28 Kab. Deiyai - 6 3

-29 Kota Jayapura 7 12 25 39

30 320 791 855

Provinsi Papua

Jumlah Sarana Kesehatan di Provinsi Papua (2010)

sarana kesehatan yang bisa digunakan oleh masyarakat di Papua meliputi 30 rumah sakit, 320 buah puskesmas, 791 buah puskesmas pembantu dan 855 buah puskesmas keliling.

Dari 16 daerah yang memiliki rumah sakit baik itu rumah sakit umum, swasta maupun Tni maka jumlah rumah sakit yang terbanyak berada di Kota Jayapura. seluruh daerah di Papua memiliki puskesmas dan puskesmas pembantu. Daerah dengan jumlah puskesmas yang terbanyak adalah di Kab. nabire yaitu sebanyak 21 buah, sedangkan daerah dengan puskesmas pembantu terbanyak adalah di Kab. Merauke yaitu sejumlah 147 buah. sedangkan sarana kesehatan berupa puskesmas keliling yang terbanyak berada di Kabupaten Merauke yaitu sebanyak 169 buah .

(13)

Pelayanan Publik

13

Diaspal Kerikil Beton Tanah Tidak

Terinci Jumlah Baik Sedang Rusak Rusak Berat Tidak Terinci Jumlah 1 Kab. Merauke 355,53 369,10 33,00 425,45 - 1.183,08 360,01 207,67 255,78 359,62 - 1.183,08 2 Kab. Jayawijaya 129,00 109,10 - 85,80 - 323,90 105,20 18,00 121,80 78,90 - 323,90 3 Kab. Jayapura 447,13 104,84 1,80 455,44 68,00 1.077,21 522,65 348,16 81,80 56,60 68,00 1.077,21 4 Kab. Paniai - - - - - - - -

-5 Kab. Puncak Jaya - - - - - - - -

-6 Kab. Nabire 194,83 114,60 - - 5,70 315,13 59,45 127,38 127,80 123,80 5,70 444,13

7 Kab. Mimika 25,00 - - 129,00 - 154,00 30,75 - 8,00 - - 38,75

8 Kab. Yapen Waropen 123,45 - - 13,75 52,45 189,65 81,70 - 71,25 16,40 52,45 221,80

9 Kab. Biak Numfor 247,67 - - 45,90 - 293,57 196,84 30,66 49,63 5,00 - 282,13

10 Kab. Boven Digoel - - - 34,46 - 34,46 - - -

-1.522,61 697,64 34,80 1.189,80 126,15 3.571,00 1.356,60 731,87 716,06 640,32 126,15 3.571,00 Provinsi Papua

No Kabupaten/Kota

Jenis Permukaan Kondisi Jalan

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi (km), 2010

Panjang jalan yang terdapat di Provinsi Papua secara keseluruhan mencapai 3.571 kilometer. Dari 29 kabupaten dan kota di Papua maka data panjang jalan yang tersedia adalah di 10 kabupaten.

Berdasarkan jenis permukaannya maka 1.522,61 jalan di Papua sudah teraspal, sedangkan 1.189,80 kilometer masih berupa jalan tanah.

Kondisi jalan di Papua sepanjang 1.356,60 dalam keadaan yang baik, panjang jalan dengan kondisi yang sedang adalah 731.87 kilometer sedangkan sisanya dalam kondisi rusak, rusak berat dan tidak terinci.

(14)

Produksi Dialirkan Terjual Susut (KWH) (KWH) (KWH) (KWH) 1 Kab. Merauke 61.534.253 62.354.827 53.265.342 8.268.911 2 Kab. Jayawijaya 16.064.523 15.721.003 11.654.822 4.409.701 3 Kab. Jayapura 36.562.021 37.862.433 32.065.321 4.496.700 4 Kab. Nabire 998.652 - 1.214.256 (215.604)

5 Kab. Kepulauan Yapen - - -

-6 Kab. Biak Numfor 37.678.534 36.898.678 32.624.132 5.054.402 7 Kab. Paniai 59.568.424 61.896.745 56.241.632 3.326.792 8 Kab. Puncak Jaya 23.452.101 21.067.852 19.123.421 4.328.680 9 Kab. Mimika 49.206.341 51.362.018 43.546.222 5.660.119 10 Kab. Boven Digoel 1.846.241 17.356.002 1.082.531 763.710

11 Kab. Mappi 447.534 452.782 - 447.534

12 Kab. Asmat 263.455 252.115 142.624 120.831

13 Kab. Yahukimo - - -

-14 Kab. Pegunungan Bintang - - -

-15 Kab. Tolikara - - -

-16 Kab. Sarmi 4.686.345 5.026.789 3.096.542 1.589.803

17 Kab. Keerom - 11.283.651 8.745.565 (8.745.565)

18 Kab. Waropen 269.358 232.643 192.323 77.035

19 Kab. Supiori 74.685 33.764 34.986 39.699

20 Kab. Mamberamo Raya - - -

-21 Kab. Nduga - - -

-22 Kab. Lanny Jaya - - -

-23 Kab. Mamberamo Tengah - - -

-24 Kab. Yalimo - - -

-25 Kab. Puncak - - -

-26 Kab. Dogiyai - - -

-27 Kab. Intan Jaya - - -

-28 Kab. Deiyai - - -

-29 Kota Jayapura 236.224.512 224.678.908 189.529.664 46.694.848

Provinsi Papua 528.876.979 546.480.210 452.559.383 76.317.596

Kabupaten/Kota

Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi Terpasang, Terjual dan Susut, 2010

Kebutuhan akan daya listrik di Papua bisa dipenuhi dengan jumlah produksi tenaga listrik yang pada tahun 2010 mencapai 528.876.979 kwh. Tenaga listrik yang terjual di Provinsi Papua pada tahun 2010 mencapai 452.559.383 kwh. namun demikian, hanya 16 dari 29 daerah di Provinsi Papua yang tercatat dialiri listrik.

(15)

Perekonomian

15

Kondisi Perekonomian

1.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2. Perhotelan

3.

Produksi Tanaman Pangan

4.

Produksi Perkebunan

5.

Produksi Ternak

6.

Produksi Perikanan

7. Industri

(16)

Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan usaha (2010)

Kinerja ekonomi Provinsi Papua pada tahun 2009 dan 2010 berfluktuatif dimana pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan PDrB harga konstan sebesar 22,74% lalu di tahun 2010 mengalami kontraksi -2,65%. Meskipun demikian PDrB harga berlaku di Provinsi Papua tahun 2010 mencapai 89.451,25 miliar rupiah, mengalami peningkatan 15,08% dari tahun sebelumnya.

Pada dasarnya besarnya PDrB Provinsi Papua didominasi oleh empat sektor usaha yaitu sektor pertambangan yang porsinya mencapai 63,15%, lalu diikuti oleh sektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap PDrB sebesar 9,45%, sektor bangunan dan konstruksi sebesar 7,81%, dan sektor jasa-jasa sebesar 7,24. sedangkan kelima sektor lainnya bila diakumulasikan memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 12,35%.

Pertambangan 63,15%

Pertanian

9,45% Bangunan dan Konstruksi 7,81% Jasa-Jasa 7,24% Perdagangan, Hotel & Restoran 4,41% Pengangkutan & Komunikasi 4,35% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,08% Industri Pengolahan 1,39%

Listrik, Gas & Air Minum

0,13% Lainnya

(17)

Perekonomian

17

Padi Sawah

dan Padi Ladang

Padi Palawija Jagung Ubi

Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau Kacang Kedelai 1 Kab. Merauke 19.408 19.408 1.505 195 152 224 519 85 330 2 Kab. Jayawijaya 203 203 15.511 430 214 14.395 158 66 248 3 Kab. Jayapura 340 340 1.220 268 228 252 158 130 184 4 Kab. Paniai - - 8.687 226 121 8.104 123 - 113

5 Kab. Puncak Jaya - - 1.094 108 114 706 93 - 73

6 Kab. Nabire 1.903 1.903 945 338 234 - 258 115

-7 Kab. Mimika 115 115 594 77 148 298 71 -

-8 Kab. Yapen Waropen - - 445 111 143 121 - 70

-9 Kab. Biak Numfor - - 586 165 329 78 - 14

-10 Kab. Boven Digoel - - 162 - 142 20 - -

-11 Kab. Mappi - - 7.263 7 77 7.153 - 26

-12 Kab. Asmat - - 425 - 24 401 - -

-13 Kab. Yahukimo - - 1.979 205 126 1.105 165 10 368

14 Kab. Pegunungan Bintang - - 291 23 95 79 54 8 32

15 Kab. Tolikara - - 685 142 46 232 119 - 146

16 Kab. Sarmi - - 607 118 103 137 107 54 88

17 Kab. Keerom - - 2.295 552 191 121 157 87 1.187

18 Kab. Waropen - - 1.065 375 268 78 138 65 141

19 Kab. Supiori - - -

-20 Kab. Mamberamo Raya - - -

-21 Kab. Nduga - - -

-22 Kab. Lanny Jaya - - -

-23 Kab. Mamberamo Tengah - - -

-24 Kab. Yalimo - - -

-25 Kab. Puncak - - -

-26 Kab. Dogiyai - - -

-27 Kab. Intan Jaya *** - - -

-28 Kab. Deiyai *** - - -

-29 Kota Jayapura 2.692 2.692 1.269 563 233 198 176 27 72

24.661 24.661 46.628 3.903 2.988 33.702 2.296 757 2.982 Jumlah 2010

Kab/Kota

Luas Panen Tanaman Bahan Makanan (ha), 2010

(18)

No. Daerah Padi Palawija 1 Kab. Merauke 19.408 1.505 2 Kab. Jayawijaya 203 15.511 3 Kab. Jayapura 340 1.220 4 Kab. Paniai - 8.687 5 Kab. Puncak Jaya - 1.094 6 Kab. Nabire 1.903 945 7 Kab. Mimika 115 594 8 Kab. Yapen Waropen - 445 9 Kab. Biak Numfor - 586 10 Kab. Boven Digoel - 162 11 Kab. Mappi - 7.263

12 Kab. Asmat - 425

13 Kab. Yahukimo - 1.979 14 Kab. Pegunungan Bintang - 291 15 Kab. Tolikara - 685

16 Kab. Sarmi - 607

17 Kab. Keerom - 2.295 18 Kab. Waropen - 1.065 19 Kab. Supiori - -20 Kab. Mamberamo Raya -

-21 Kab. Nduga -

-22 Kab. Lanny Jaya - -23 Kab. Mamberamo Tengah -

-24 Kab. Yalimo -

-25 Kab. Puncak -

-26 Kab. Dogiyai - -27 Kab. Intan Jaya -

-28 Kab. Deiyai -

-29 Kota Jayapura 2.692 1.269 24.661 46.628 Provinsi Papua

Luas Panen Tanaman Bahan Makanan Tahun 2010 (dalam hektar)

Kebutuhan pangan seluruh penduduk di Papua dipenuhi dengan hasil tanaman pangan yang berupa padi dan palawija. Pada tahun 2010 luas panen tanaman pangan berupa padi sebanyak 24.661 hektar dimana luas panen terbesar berada di Kab. Merauke yaitu sebanyak 19.408 hektar.

Tanaman palawija di Papua pada tahun 2010 dihasilkan dari luas panen 46.628 hektar. Tanaman palawija di Papua masih didominasi ubi jalar dan ubi kayu.

(19)

Perekonomian

19

Kuda Sapi Kerbau Kambing Domba Babi

1 Kab. Merauke 1.497 25.773 1.068 5.613 - 4.611

2 Kab. Jayawijaya 41 5.090 101 1.794 90 163.686

3 Kab. Jayapura - 14.332 121 3.766 - 12.055

4 Kab. Paniai - 135 - 890 - 22.590

5 Kab. Puncak Jaya - 15 - 966 - 20.886

6 Kab. Nabire - 8.332 5 11.049 15 44.117

7 Kab. Mimika - 437 - 1.161 - 11.555

8 Kab. Yapen Waropen - 2.638 - 497 - 6.504

9 Kab. Biak Numfor - 1.251 - 7.860 - 7.978

10 Kab. Boven Digoel 51 503 - 850 - 4.485

11 Kab. Mappi - 610 - 194 - 989

12 Kab. Asmat - 204 - 139 - 460

13 Kab. Yahukimo - 105 - 44 - 89.893

14 Kab. Pegunungan Bintang - 99 - 161 - 66.980

15 Kab. Tolikara 5 102 - 211 - 67.785 16 Kab. Sarmi 1 1.800 36 942 - 3.123 17 Kab. Keerom - 11.701 - 6.339 - 1.272 18 Kab. Waropen 4 1.743 12 263 - 1.176 19 Kab. Supiori - 264 - 332 - 2.073 20 Kota Jayapura - 3.563 70 931 - 5.564 1.599 78.697 1.413 44.002 105 537.782 Daerah

No. Jenis Ternak

Jumlah

Jumlah Ternak menurut Jenisnya, 2010

Jumlah populasi ternak di Provinsi Papua pada tahun 2010 didominasi oleh jenis ternak babi yang mencapai 537.782 ekor dimana Kab. Jayawijaya menjadi sentra ternak babi terbanyak yaitu 163.686 ekor. Ternak sapi pada tahun 2010 mencapai 78.697 ekor yang terbanyak berasal dari Kab. Merauke 25.773 ekor.

Ternak kambing relatif banyak juga dimana pada tahun 2010 mencapai 44.002 ekor, dengan sentra ternak kambing yang paling besar berada di nabire yaitu mencapai 11.049 ekor. Ternak Kuda walaupun hanya 1.599 ekor tapi terlihat sebagian besar berasal dari sentra ternak kuda di Kab. Merauke yaitu sebanyak 1.497 ekor.

(20)

Perairan Umum Budidaya 1 Kab. Merauke 119.391,6 2.264,8 112,1 121.769 2 Kab. Mappi 26.750,5 2.685,4 - 29.436 3 Kab. Sarmi 675,8 - - 676 4 Kab. Mimika 7.387,6 69,7 70,0 7.527 5 Kab. Nabire 2.215,7 - 225,6 2.441

6 Kab. Yapen Waropen 6.457,2 - 116,9 6.574

7 Kab. Biak Numfor 31.856,4 - 7,8 31.864

8 Kab. Jayapura 11.125,3 1.087,8 369,6 12.583

9 Kab. Jayawijaya - 686,4 57,1 744

10 Kab. Yahukimo - 137,9 - 138

11 Kab. Paniai - 195,8 8,3 204

12 Kab. Puncak Jaya - - 15,1 15

13 Kab. Tolikara - - -

-13 Kab. Waropen 3.835,4 235,7 32,9 4.104

14 Kab. Boven Digoel - 42,7 - 43

15 Kab. Pegunungan Bintang - - -

-15 Kab. Keerom - - 26,8 27

16 Kab. Supiori 4.576,9 - 10,0 4.587

17 Kab. Asmat 5.482,3 47,6 - 5.530

18 Kab. Mamberamo Raya - - -

-19 Kab. Nduga - - -

-20 Kab. Lanny Jaya - - -

-21 Kab. Mamberamo Tengah - - -

-22 Kab. Yalimo - - -

-23 Kab. Puncak - - -

-24 Kab. Dogiyai - - -

-25 Kab. Intan Jaya - - -

-26 Kab. Deiyai - - - -18 Kota Jayapura 11.788,5 65,7 1.317,8 13.172 231.543,2 7.519,5 2.370,0 241.433 Jumlah Perikanan Darat Provinsi Papua Perikanan Laut No. Daerah

Produksi Ikan Darat dan Ikan Laut Provinsi Papua 2010 (dalam ton)

Produksi perikanan di Provinsi Papua banyak dihasilkan di 18 buah daerah kabupaten/kota. Produksi ikan laut di Provinsi Papua pada tahun 2010 mencapai 231.543.2 ton sedangkan produksi ikan daratnya mencapai 9.889,50 ton., sehingga jumlah produksi ikan di Papua mencapai 241.433 ton. Kabupaten Merauke merupakan daerah yang paling dominan memberikan kontribusi atas produksi ikan yaitu mencapai 121.769 ton., sedangkan produksi ikan yang paling sedikit berada di Kabupaten Keerom yaitu hanya 27 ton.

(21)

Perekonomian

21

Kelapa Kelapa Sawit Kopi

Kelapa

Hibrida Coklat Cengkeh Karet Jambu

Mete Lada Kapuk Randu Panili

Jarak

Pagar Pinang Sagu 1 Kab. Merauke 5.904 518 78 367 2.152 6 561 198 24 -2 Kab. Jayawijaya 3.620 -3 Kab. Jayapura 1.830 - 122 10 6.542 1.211 - 88 0,06 - 19 - 196 50 4 Kab. Paniai 1.290 -5 Kab. Puncak Jaya - - 459 - 13 - - - - - 11 - - 106 6 Kab. Nabire 1.020 1.134 75 3.123 169 68 7 95 2 10 -7 Kab. Mimika 750 - 26 - - - - - - - 1 - 4 78 8 Kab. Yapen Waropen 681 62 1.971 65 65 4 11 -9 Kab. Biak Numfor 5.227 - 127 24 446 89 - 35 - 3 11 269 153 162 10 Kab. Boven Digoel 213 - 10 1.318 -11 Kab. Mappi 1.051 - 41 83 2.997 877 2 18 -12 Kab. Asmat 72 581 3 -13 Kab. Yahukimo 70 479 6 7 -14 Kab. Pegunungan Bintang 99 271 15 -15 Kab. Tolikara 15 17 6 -16 Kab. Sarmi 8.520 37 2.235 46 -17 Kab. Keerom 390 9.300 162 13 4.679 388 2 43 1.074 -18 Kab. Waropen 4.766 29 1.782 71 20 78 202 136 -19 Kab. Supiori 770 - - - - 10 - - - - 2 - 32 112 20 Kab. Mamberamo Raya -21 Kab. Nduga -22 Kab. Lanny Jaya -23 Kab. Mamberamo

Tengah -24 Kab. Yalimo -25 Kab. Puncak -26 Kab. Dogiyai -27 Kab. Intan Jaya -28 Kab. Deiyai -20 Kota Jayapura 37 334 113 18 31.400 9.818 8.826 122 20.964 2.061 4.682 3.356 41 755 341 467 1.653 508 No. Daerah Jenis Tanaman Provinsi Papua Luas Panen Tanaman

Perkebunan di Provinsi Papua 2008 (dalam hektar)

sebanyak 20 daerah di Provinsi Papua mempunyai lahan perkebunan yang terdiri dari beragam komoditi mulai dari Kelapa sawit hingga sagu. Komoditi perkebunan yang paling dominan di Provinsi Papua adalah kelapa. Yang pada tahun 2008 menghasilkan luas panen sebanyak 31.400 hektar, lalu diikuti oleh coklat sebanyak 20.964 hektar. Perkebunan kelapa sawit juga mulai berkembang di Provinsi Papua yang luas panennya mencapai 9.818 hektar walaupun hanya terkonsentrasi di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Merauke.

(22)

Unit Satuan Nilai Produksi

Penambangan

Total bijih ditambang dmt 63.230.619,00

Kadar Cu % 2,28

Kadar Au gr/t 2,70

Kadar Ag gr/t 6,99

Pengolahan

Total bijih diolah dmt 63.170.406,00

Kadar Cu % 2,34 Kadar Au gr/t 2,61 Kadar Ag gr/t 8,88 Pengeringan Total konsentrat dmt 1.831,13 Kadar Cu % 71,67 Total Cu ton 437,39 Kadar Au gr/t 70,95 Total Au kg 43,30 Kadar Ag gr/t 213,84 Total Ag kg 130,52 Pengapalan Total konsentrat dmt 1.934,72 Kadar Cu % 72,24 Total Cu ton 465,88 Kadar Au gr/t 73,92 Total Au kg 47,68 Kadar Ag gr/t 219,60 Total Ag kg 141,62 Produksi Pertambangan PT Freeport (2010)

sektor pertambangan di Papua masih didominasi oleh hasil tambang PT Freeport. Pada tahun 2010 bijih tambang yang dihasilkan mencapai 63.230.619 dry million ton (DMT) atau naik 9,17 persen dibanding tahun sebelumnya. rata-rata produksi per triwulan sama dengan jumlah produksi 21.076.873 DMT

Bijih tambang tersebut lalu diolah dan kemudian dikeringkan yang menghasilkan total konsentrat sebanyak 1.831 dmt, dengan tembaga sebanyak 437,39 ton, emas sebanyak 43,30 kilogram, dan perak sebanyak 130,52 kilogram.

(23)

Perekonomian

23

Hotel Kamar Akomodasi Kamar Hotel Kamar

1 Kab. Merauke - - 13 256 13 256

2 Kab. Jayawijaya 1 14 13 191 14 205

3 Kab. Jayapura 1 96 29 511 30 607

4 Kab. Nabire - - 6 118 6 118

5 Kab. Kepulauan Yapen - - 6 118 6 118

6 Kab. Biak Numfor 3 126 10 235 13 361

7 Kab. Paniai - - 3 33 3 33

8 Kab. Puncak Jaya - - 1 5 1 5

9 Kab. Mimika 3 266 20 450 23 716

10 Kab. Boven Digoel - - 5 52 5 52

11 Kab. Mappi - - 2 39 2 39

12 Kab. Asmat - - 4 75 4 75

13 Kab. Yahukimo - - 7 35 7 35

14 Kab. Pegunungan Bintang - - -

-15 Kab. Tolikara - - 1 6 1 6

16 Kab. Sarmi - - 7 72 7 72

17 Kab. Keerom - - -

-18 Kab. Waropen - - 2 59 2 59

19 Kab. Supiori - - -

-20 Kab. Mamberamo Raya - - -

-21 Kab. Nduga - - -

-22 Kab. Lanny Jaya - - -

-23 Kab. Mamberamo Tengah - - -

-24 Kab. Yalimo - - - -

-25 Kab. Puncak - - -

-26 Kab. Dogiyai - - -

-27 Kab. Intan Jaya - - -

-28 Kab. Deiyai - - -

-29 Kota Jayapura 7 412 38 1.002 45 1.414

15 914 167 3.257 182 4.171

Daerah

Provinsi

Bintang Non Bintang Jumlah

Banyaknya Hotel/Losmen Kamar Berbintang dan Tidak Berbintang, 2010

sarana hotel dan akomodasi di Provinsi Papua yang bisa dimanfaatkan oleh para pebisnis dan wisatawan pada tahun 2010 mencapai 182 buah hotel baik yang berbintang maupun non bintang.

Jumlah hotel terbanyak berada di Kota Jayapura yaitu sekitar 45 buah dengan kapasitas kamar mencapai 1.414 kamar.

Jumlah hotel yang tesedikit berada di Kab. Tolikara dan Puncak Jaya yaitu masing-masing 1 buah. sebanyak 12 daerah di Provinsi Papua tercatat belum diketahui jumlah hotel dan akomodasinya.

(24)

Kesejahteraan Masyarakat

1.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

2.

Tingkat Pengangguran Terbuka

(25)

Kesejahteraan Masyarakat

25

Bulan Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman,

Rokok

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan dan Rekreasi Transport dan Komunikasi Umum Januari 131,43 130,95 110,54 114,61 112,56 107,81 112,42 119,03 Februari 128,69 131,40 110,45 114,35 112,50 107,96 112,62 118,41 Maret 131,17 131,89 110,37 114,27 112,19 107,89 112,66 119,07 April 127,12 133,93 110,39 114,65 112,35 108,05 113,17 118,46 Mei 129,89 134,82 110,33 116,12 112,79 108,05 112,90 119,30 Juni 132,28 137,31 110,57 116,87 113,15 108,06 112,70 120,30 Juli 132,22 137,33 110,48 115,99 113,21 108,08 114,33 120,59 Agustus 132,76 137,70 112,42 115,54 113,22 108,12 114,36 121,22 September 134,61 137,66 113,29 115,87 113,27 108,09 114,50 121,94 Oktober 125,82 139,45 113,75 117,19 113,43 108,09 114,32 120,09 November 127,34 139,66 113,86 118,13 113,71 108,26 114,05 120,54 Desember 132,32 142,63 114,46 119,03 114,30 108,33 115,82 122,80 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

se-Prov. Papua Tahun 2008

indikator angka harapan hidup di Provinsi Papua pada tahun 2008 adalah 68.10 tahun dimana angka harapan hidup tertinggi terdapat di Kab. Mimik ayaitu 69.55 tahun dan yang terendah berada di Kab. Merauke yaitu 62.13 tahun. indikator angka melek hurup di Papua 75,41% dimana yang tertinggi terdapat

di Kota Jayapura yaitu mencapai 99,09% dan yang terendah terdapat di Kab. nduga yaitu 30,52%.

indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua adalah 64 dimana angka iPM tertinggi terdapat di Kota Jayapura yaitu mencapai 74,56 dan yang terendah terdapat di 47,75.

(26)

Garis Kemiskinan (Rp/kap/bulan) (000) % 1 Kab. Merauke 212.148 26,51 15,44 2 Kab. Jayawijaya 223.114 45,41 46,30 3 Kab. Jayapura 290.401 20,42 20,77 4 Kab. Nabire 307.257 36,27 35,69 5 Kab. Yapen Waropen 307.044 27,90 36,13 6 Kab. Biak Numfor 317.590 39,49 36,51 7 Kab. Paniai 260.417 57,85 47,68 8 Kab. Puncak Jaya 305.754 34,37 46,92 9 Kab. Mimika 354.241 35,65 24,74 10 Kab. Boven Digoel 234.964 9,35 27,01 11 Kab. Mappi 184.264 24,41 34,94 12 Kab. Asmat 203.821 26,05 38,69 13 Kab. Yahukimo 198.511 74,49 49,61 14 Kab. Pegunungan Bintang 284.051 41,82 43,77 15 Kab. Tolikara 155.394 21,95 44,63 16 Kab. Sarmi 237.225 5,23 22,63 17 Kab. Keerom 298.989 11,53 25,57 18 Kab. Waropen 309.954 6,73 44,00 19 Kab. Supiori 229.260 6,23 50,66 20 Kab. Mamberamo Raya 323.282 8,79 44,43 21 Kab. Nduga 194.643 13,19 47,28 22 Kab. Lanny Jaya 233.929 27,39 47,73 23 Kab. Mamberamo Tengah 219.167 11,16 47,07 24 Kab. Yalimo 185.425 8,73 47,76 25 Kab. Puncak 315.061 23,99 49,20 26 Kab. Dogiyai 278.520 25,45 36,57

27 Kab. Intan Jaya - -

-28 Kab. Deiyai - - -29 Kota Jayapura 463.629 39,05 17,87 282.776 709,41 34,77 Total No Tahun Penduduk Miskin

Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin (2009)

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua pada tahun 2009 sangat besar yaitu mencapai 709.410 orang miskin. secara persentase seluruh penduduk miskin tersebut mencapai 34.77% dari total populasi di Provins Papua.

Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kab. Yahukimo yaitu sekitar 74.490 orang miskin dan yang paling sedikit ada di Kab. sarmi yaitu 5.230 orang miskin.

(27)

Potensi Daerah

27

Potensi Daerah

(28)

Potensi investasi

a. Industri Pengolahan Hasil Perkebunan

Perkebunan kelapa sawit di Papua yang dikelola oleh PTPn ii di Arso, Kab. Keerom memiliki perkebunan inti seluas 2.300 ha. Kapasitas produksi 60 ton/jam TBs, dengan produktivitas sebesar 7,7 - 12,2 ton/ha/tahun TBs. Kualitas CPo dihasilkan dari perkebunan ini lebih rendah daripada kualitas CPo dari perkebunan di pulau lain. Kondisi tersebut perlu dijadikan sebagai pertimbangan agar para investor minyak sawit mau untuk membangun pabrik minyak goreng disana, karena dengan kualitas yang tidak standar serta waktu pengapalan yang lama, maka hasil minyak sawit yang diolah dari CPo Papua yang dikirim ke pabrik minyak sawit di pulau lain sangat rendah.

B .Industri Pengolahan Hasil Perikanan dan Turunan sektor perikanan Provinsi Papua yang memiliki luas perairan territorial mencapai 45.510 km² yang di dalamnya mengandung berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomis penting. secara umum potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 1.524.800 ton/tahun dan perikanan darat sebesa r 268.100 ton/ tahun (belum termasuk potensi lahan untuk pengembangan budidaya laut dan tambak diperkirakan sebesar 1.663.200 Ha).

Pemerintah Provinsi Papua adalah menjadikan sektor perikanan dan kelautan sebagai salah satu sektor unggulan sumber PAD. oleh karena itu sektor ini mempunyai peluang yang sangat luas untuk terus dipacu perkembangannya. Provinsi Papua memiliki ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi seperti Arowana (scleropages jardinii) di Merauke dan udang cherax di Jayawijaya. Jenis ikan hias lainnya seperti rainbow fish, bambit, iriatherina, kaca, banyak terdapat di perairan umum yang ada di kabupaten/kota di wilayah Provinsi Papua.

C. Industri Pertambangan

Potensi sektor pertambangan dan penggalian adalah batu bara, marmer, granit, pasir kuarsa dan batu gamping. Potensi sumber daya mineral dan energi di Provinsi Papua telah dikenal luas oleh masyarakat international sebelum perang dunia kedua. Pada awalnya minyak bumi merupakan komoditas yang paling menarik untuk dieksploitasi. Pada tahun 1972 dimulai pengapalan konsentrat tembaga untuk pertama kalinya ke Hibi Jepang, sejak saat itu mulailah Provinsi Papua menjadi pengekspor konsentrat tembaga. Produksi Freeport pada saat itu baru mencapai 8.000 ton bijih/hari, kemudian meningkat menjadi 18.000 ton bijih/hari.

(29)

Potensi Daerah

29

D. Program Marauke Integrated Food and Energy

Estate (MIFFE)

Program ini merupakan suatu pengembangan atau pengusahaan pangan dalam skala luas, dengan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi, mencangkup pertanian, perkebunan, dan peternakan yang berada di suatu kawasan lahan yang luas.Misi utama dari program ini adalah mengejar swasembada pangan berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan ekspor pangan. oleh karena program ini dilakukan dalam skala yang luas, maka pengusahaanya dilakukan dengan melibatkan pihak swasta bekerja sama dengan petani.

sesuai dengan UU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), maka Food Estate yang dibangun pada suatu wilayah tertentu akan diberikan fasilitas investasi, baik berupa fiskal (pajak maupun bea) dan fasilitas lainnya.

Lima pertimbangan penetapan Meauke sebagai lokasi food estate, yaitu:

1) Dalam rTrWn (PP 26/2008) Merauke dan sekitarnya ditetapkan sebagai kawasan andalan, di mana pertanian merupakan salah satu unggulannya;

2) Merauke memiliki lahan potensial untuk pertanian 2,5 juta ha,

dengan topografi datar dan subur, ditunjang oleh agroklimat yang sesuai;

3) Berbagai tanaman pangan dapat tumbuh dengan baik di kawasan ini, antara lain padi, jagung, kedelai, shorgum, gandum, dan hortikultura;

4) Memiliki savana yang luas untuk peternakan (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, kanguru, dan rusa); Memiliki pantai, sungai dan rawa untuk pengembangan perikanan.

(30)
(31)

Keuangan Daerah

31

Komposisi APBD Prov. Papua

Agregat Prov., Kab., dan Kota

Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012 Pendapatan 18.433,32 20.062,66 22.408,11 25.693,99 26.866,70 Belanja 18.401,58 19.067,93 21.194,38 24.188,61 27.925,44 Surplus/Defisit 31,75 994,73 1.213,72 1.505,38 (1.058,74) Pembiayaan 930,39 1.185,69 1.235,42 2.554,72 (112,97) (5.000,00) 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 M ilia r R up ia h

(32)

Komposisi Pendapatan APBD Prov. Papua

Agregat Prov., Kab.,dan Kota

Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012 PAD 796,30 887,86 888,28 908,99 1.092,99 Daper 11.775,71 12.916,03 15.546,90 17.874,58 19.201,02 L2PyS 5.861,32 6.258,76 5.972,92 6.910,42 6.572,69 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 M ilia r R up ia h

(33)

Keuangan Daerah

33

Komposisi Belanja APBD Prov. Papua

Agregat Prov., Kab.,dan Kota

Keterangan: 2008-2011 realisasi; 2012 Anggaran

2008 2009 2010 2011 2012 B. Pegawai 4.219,19 4.664,34 5.254,77 6.218,15 7.981,93 B. Barang Jasa 3.664,81 4.377,85 4.996,62 5.627,32 6.809,36 B. Modal 5.843,18 6.102,38 6.785,47 7.634,70 7.615,16 B. Lain2 4.674,38 3.923,36 4.157,52 4.708,44 5.518,99 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00 7.000,00 8.000,00 9.000,00 M ilia r R up ia h

(34)

Uraian PAD Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah

Kabupaten/Kota 500.718 99.353 86.491 93.274 221.597

Provinsi 369.640 257.375 20.087 26.393 65.784

Komposisi Pendapatan Asli Daerah APBD Prov. Papua

Agregat Prov., Kab., dan Kota (rata-rata realisasi APBD 2008-2011)

Komposisi PAD Kab/Kota

Komposisi PAD Prov.

(Dalam Juta Rupiah)

19,8% 17,3% 18,6% 44,3% Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah

69,6% 5,4%

7,1%

(35)

Keuangan Daerah

35

Komposisi Pajak Daerah APBD Prov. Papua

(Perbandingan rata-rata realisasi APBD 2008-2010 dengan realisasi APBD 2011)

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Bawah Tanah Pajak Air Permukaan

Bea Balik Nama Kendaraan di

atas air

rata-rata 2008-2010 36,966 31,250 25,470 6,281 0,033 0,000

2011 32,321 30,369 32,972 0,108 4,230 0,000

(Dalam Juta Rupiah)

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0

Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor

Pajak Kendaraan

Bermotor Bakar KendaraanPajak Bahan

Bermotor

Pajak Air Bawah

Tanah PermukaanPajak Air Bea Balik NamaKendaraan di

atas air

%

(36)

(Dalam Juta Rupiah)

Komposisi Pajak Daerah APBD Kab./Kota Prov. Papua

(Perbandingan rata-rata realisasi APBD 2008-2010 dengan realisasi APBD 2011)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pajak

Restoran Pajak Hotel

Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C Pajak Penerangan Jalan Pajak Air Bawah Tanah Pajak

Reklame HiburanPajak

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor lain-lain BPHTB Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor rata-rata 2008-2010 27,92 22,36 22,02 15,37 3,59 3,83 2,06 0,00 2,70 0,00 0,00 0,00 2011 34,32 18,30 16,71 15,45 7,16 4,08 1,60 1,00 0,82 0,56 0,35 0,32 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 % rata-rata 2008-2010 2011

(37)

Keuangan Daerah

37

Tren simpanan Pemda se-Provinsi Papua di Perbankan

Agregat Prov., Kab., dan Kota

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000

Jan feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt sep Okt Nov Des

M ilia r R up ia h 2009 2010 2011 2012

(38)

Potret Dana simpanan Pemda di Perbankan Prov. Papua

Dalam bentuk Tabungan, simpanan Berjangka dan Giro Agregat Prov., Kab., dan Kota

2008 2009 2010 2011 PAPUA 2.813.083 2.958.021 3.107.609 3.497.065 Nasional 71.601.901 59.812.944 62.088.098 80.445.845 0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 2008 2009 2010 2011 PAPUA Nasional 10.000.000 30.000.000 50.000.000 70.000.000 90.000.000

(39)

Keuangan Daerah

39

Trend Persentase Dana idle Terhadap realisasi Belanja Daerah

Prov. Papua

Agregat Prov., Kab., dan Kota

2009 2010 2011

NAS PAPUA NAS PAPUA NAS PAPUA

Belanja 389,7 19,07 424 21,19 498,1 24,19

Idle 59,8 2,96 62,1 3,11 80,5 3,5

% Idle/Blj 15,35% 15,51% 14,65% 14,66% 16,16% 14,46%

+ Trend persentase dana idle terhadap realisasi belanja daerah di wilayah Provinsi Papua mengalami penurunan pada tahun anggaran 2010 dan 2011

+ Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan belanja di wilayah Provinsi Papua mengalami kenaikan 15,51% 14,66% 14,46% 15,35% 14,64% 16,15% 13,50% 14,00% 14,50% 15,00% 15,50% 16,00% 16,50% 2009 2010 2011 PAPUA Nasional

(40)

Estimasi realisasi Belanja Daerah Agregat Prov., Kab. dan Kota

sampai Dengan Bulan september 2012

(Persentase)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2011 4.766 8.450 14.016 20.283 26.774 33.085 42.448 54.399 58.753 67.065 76.116 98.840 2012 4.890 8.247 13.265 20.141 26.240 34.541 42.777 50.794 57.773 4.766 8.450 14.016 20.283 26.774 33.085 42.448 54.399 58.753 67.065 76.116 98.840 4.890 8.247 13.265 20.141 26.240 34.541 42.777 50.794 57.773 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % 2011 2012

secara persentase, estimasi realisasi belanja daerah sampai dengan bulan september 2012 adalah sebesar 57,8%, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2011.

(41)

Keuangan Daerah

41

Estimasi realisasi Belanja Daerah

Agregat Prov. Papua

sampai Dengan Bulan september 2012

(Persentase)

+ rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan september 2012 agregat per prov. adalah sebesar 57,8%. + Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai

realisasi belanja di atas rata-rata.

+ realisasi belanja terendah adalah Prov. Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi adalah Prov. Maluku Utara sebesar 71,2%.

57,8 00 10 20 30 40 50 60 70 80 Kalt im Riau DK I Ba be l Pa pu a Pap bar Kals el Bali Ba nt en Be ngk ul u Kalb ar Su m ut Ja m bi Su m ba r Ja ba r DI Y Kalt en g Su m se l Ke pr i Ac eh Ja te ng Su ltra NTT Su lb ar N TB Su lte ng M alu ku Jat im La m pu ng Go ro nt alo Su lse l Su lu t M alu t

(42)

opini BPK atas LKPD Pemda

se-Provinsi Papua

Nama Daerah OPINI BPK Nama Daerah OPINI BPK

2008 2009 2010 2008 2009 2010

Prov. Papua WDP WDP TMP Kab. Merauke TMP TMP

Kab. Asmat TMP WDP WDP Kab. Mimika TMP WDP

Kab. Biak Numfor TMP WDP TMP Kab. Nabire TMP TMP

Kab. Boven Digoel TMP TMP TMP Kab. Nduga **

Kab. Deiyai ** Kab. Paniai TMP TMP

Kab. Dogiyai TMP TMP Kab. Pegunungan Bintang WDP WDP TMP

Kab.IntanJaya ** Kab. Puncak **

Kab. Jayapura WDP WDP WDP Kab. Puncak Jaya TMP TMP TMP

Kab. Jayawijaya TMP TMP Kab. Sarmi WDP TMP

Kab. Keerom TMP TMP Kab. Supiori TMP TMP

Kab. Kepulauan Yapen TMP TMP TMP Kab. Tolikara TMP TMP

Kab.LannyJaya ** Kab. Waropen TMP TMP

Kab. Mamberamo Raya TMP* Kab.Yahukimo TMP TMP

Kab. MamberamoTengah ** Kab.Yalimo **

(43)

Kondisi Keuangan Daerah

43

Kondisi Keuangan Daerah

Indikator Kondisi Keuangan Daerah

1.

Rasio Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk

2.

Rasio PAD/ Total Pendapatan Daerah

3.

Rasio Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah

4.

Rasio Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/ PDRB

5.

Rasio Belanja Modal / Total Belanja Daerah

6.

Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah

7.

Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah

8.

Rasio SiLPA tahun sebelumnya / Belanja Daerah

(44)

Kondisi Keuangan Daerah

Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota

Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk

PAD / Total Pendapatan Daerah

+ rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melayani per satu orang penduduknya

+ rasio pendapatan daerah per kapita provinsi Papua memiliki yang fluktuatif tiap tahun anggaran. namun demikian, pendapatan per kapita Provinsi Papua jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan per kapita nasional

+ rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu kemampuan daerah dalam mendanai belanjanya dengan pendapatan asli daerah (PAD)

+ rasio PAD Per Total Pendapatan Daerah Provinsi Papua memiliki tren yang relatif stabil tiap tahun anggaran. namun demikian, rasio PAD per total Pendapatan Daerah Provinsi Papua lebih rendah dibandingkan rasio secara nasional

1.462,69 1.601,20 1.640,40 1.823,58 2.217,44 11.111,21 8.963,37 9.565,12 7.908,61 9.068,31 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 2007 2008 2009 2010 2011 Ri bua n

Nasional prov. Papua

0,16 0,18 0,18 0,19 0,21 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 2007 2008 2009 2010 2011

(45)

Kondisi Keuangan Daerah

45

Kondisi Keuangan Daerah

Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota

Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah

Pajak Daerah + Retribusi Daerah / PDRB

+ rasio ini mengukur seberapa besar ruang fiskal atau keleluasaan yang dimiliki daerah dalam menggunakan dananya secara bebas dalam menentukan prioritas belanja yang akan didanai

+ Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Papua memiliki kecenderungan menurun seperti halnya rasio secara nasional. rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Papua relatif sama dengan rasio secara nasional

+ rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya

+ Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDrB Provinsi Papua memiliki tren yang menurun berbeda dengan tren rasio tren nasional yang cenderung meningkat. Pada tahun 2011, rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDrB Provinsi Papua memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan rasio secara nasional 0,55 0,49 0,44 0,41 0,40 0,55 0,41 0,40 0,43 0,41 0,20 0,40 0,60 2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Papua

1,34% 1,42% 1,27% 1,33% 1,58% 0,56% 0,74% 0,64% 0,53% 0,52% 0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00% 2007 2008 2009 2010 2011

(46)

Kondisi Keuangan Daerah

Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota

Belanja Modal / Total Belanja

+ rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya

+ Tren rasio belanja modal per total belanja Provinsi Papua cenderung stabil pada tiap tahun anggaran, namun pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan. Pada tahun 2011 tersebut, rasio belanja modal per total belanja Provinsi Papua lebih tinggi daripada rasio secara nasional

+ rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam mendanai belanja daerah

+ Tren rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Papua memiliki tren meningkat sebagaimana tren rasio secara nasional. Pada tahun 2011, rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Papua memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional.

Rasio Total Pendapatan Daerah /

Total Belanja Daerah

28,95% 27,46% 26,19% 22,17% 21,67% 33,85% 31,75% 32,00% 32,02% 31,56% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Papua

103,64% 102,66% 97,04% 102,22% 105,70% 137,90% 100,17% 105,22% 105,73% 106,22% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% 140,00% 160,00% 2007 2008 2009 2010 2011

(47)

Kondisi Keuangan Daerah

47

Kondisi Keuangan Daerah

Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota

Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung /

Total Belanja Daerah

Rasio SiLPA Tahun Sebelumnya / Belanja Daerah

+ rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja pegawai tidak langsung terhadap total belanjanya

+ rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Papua cenderung meningkat sebagaimana tren rasio secara nasional. Pada tahun 2011, rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Papua lebih kecil dibandingkan dengan rasio secara nasional.

+ rasio ini mengukur proporsi siLPA tahun sebelumnya terhadap belanja daerah tahun berjalan

+ rasio siLPA terhadap belanja daerah Provinsi Papua cenderung fluktuatif naik dan turun. namun demikian, pada tahun 2011 rasio siLPA terhadap belanja Provinsi Papua lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional.

28,4% 35,9% 39,4% 40,6% 40,2% 13,6% 12,0% 17,8% 19,6% 21,3% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 2007 2008 2009 2010 2011

Nasional prov. Papua

20,06% 17,07% 17,56% 12,29% 11,47% 13,75% 6,01% 8,48% 7,36% 12,07% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Papua

(48)

Kondisi Keuangan Daerah

Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota

Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga /

Total Pendapatan Daerah

+ rasio ini mengukur proporsi pembayaran pokok utang dan bunga yang harus dibayar dari pendapatan daerah dalam satu periode. + rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total pendapatan

daerah di Provinsi Papua memiliki tren yang stabil tiap tahun anggaran. Pada tahun 2011, rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total pendapatan daerah Provinsi Papua lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional.

0,59% 0,45% 0,68% 0,78% 0,70% 1,38% 1,14% 0,60% 0,79% 0,90% 0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2007 2008 2009 2010 2011

(49)

Ucapan Terima Kasih

49

Penyusunan buku “Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah”

dilaksanakan dengan kerjasama yang solid dan tidak akan dapat terselesaikan tanpa kontribusi dari seluruh pihak di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. oleh karena itu apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan dalam rangkaian kata berikut ini:

+ Ucapan terima kasih ditujukan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Dr. Marwanto Harjowiryono – dan Direktur Evaluasi Pendanaan dan informasi Keuangan Daerah Drs. Yusrizal ilyas, MPA – yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan buku ini. + Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada subdirektorat

Data Keuangan Daerah, Direktorat Evaluasi Pendanaan dan informasi Keuangan Daerah yang telah menyediakan data ringkasan APBD 2012 dan realisasi APBD 2011 melalui sistem informasi Keuangan Daerah dan kepada Bagian Umum, sekretariat Jenderal Perimbangan Keuangan

yang telah menyediakan data Daerah Dalam Angka dan memfasilitasi hingga tersedianya buku ini.

+ selanjutnya terima kasih kepada tim dari subdirektorat Evaluasi Dana Desentralisasi dan Perekonomian Daerah yang terdiri dari Putut Hari satyaka, sE. MPP; Krisnandar, sE; Prasetyo indro s.,sE, ME; Aris soedjatmiko, s.sos, MM; Wahyu Widjayanto, sE, MM; Edi soeprijono, s.sos; Arif Zainuddin Fansyuri, Ak., ME; Femmy Ferdiansyah, sH; Chrisliana Tri Ferayanti, sE, ME; Lukman Adi santoso, sE., ME.; Mauliate H. silitonga, sE; nanag Garendra Timur, s.si; rizki Anggunani, s.si; shinta Theresia Purba; virgin Marthalia yang telah melakukan input dan pengolahan data sekaligus mendukung penulisan dan melakukan editing buku ini. Terima kasih atas kerja kerasnya.

(50)

- siKD, Kementerian Keuangan

- Papua Dalam Angka 2010 dan 2011, BPs - http://www.papua.go.id

- http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Data+dan+informasi+Bisnis/ info+Bisnis+regional/Publikasi/Profil/Papua/Demografi.htm

(51)
(52)

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang sama terjadi juga pada penelitian Raka Fitri Ayu (2010) dan Indah Puji Lestari (2014) bahwa terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying. Namun

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah geliat pada mencit yang diinduksi larutan asam asetat 0,6% pada kelompok mencit yang diberi senyawa uji APMS

Pengertian bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas.. makanan, mempunyai atau

Earning surprise yang positif akan memberikan return yang positif (Kinneyet al., 2002).Earnings surprise ini dengan sendirinya akan berpengaruh pada harga saham suatu

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufik, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Agar penelitian yang dilakukan memberikan identitas dan ciri khas Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Citra Bina Nusantara, maka diperlukan Rencana

Skripsi dengan judul, Respon Uni Emirat Arab Terhadap Kebijakan Moratorium Pengiriman Tenaga Kerja Informal Indonesia Sektor Domestik Di Timur Tengah Tahun 2015

Tomogram Vs (Gambar 24c) memberikan anomali negatif pada daerah tersebut yang dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini memiliki temperatur yang lebih tinggi dan