• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

TOPIK

CLINICAL SKILLS INTEGRATION – 1

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

2017

(2)

TIM PENYUSUN

Agus Jati Sunggoro, dr., Sp.PD

Amandha Boy Timor R, dr., M. MedEd

Bulan Kakanita H, dr., M. MedEd

Kusmadewi Eka Damayanti, dr., M.Gizi

(3)

2 Abstrak

Keterampilan klinik integrasi atau clinical skills merupakan salah satu aktivitas pembelajaran yang mengakomodir pengembangan telaah kritis dan penalaran klinik mahasiswa kedokteran. Pada modul ini merupakan integrasi keterampilan klinik yang diperuntukan untuk mahasiswa semester 1 dengan mengintegrasikan 5 topik keterampilan klinik, yaitu medical interview, aseptic and personal protective equpiment, basic physical examination, limb motor examination, dan Nutrition and anthropometri. Tujuan keterampilan integrasi semester satu ini adalah mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif. Metode pembelajaran merupakan simulasi dengan berbagai skenario yang mendekati kasus-kasus klinik (early clinical exposure). Keberhasilan kegiatan belajar mahasiswa akan diukur melalui evaluasi keterampilan dalam bentuk OSCE. Penilaian tersebut dilakukan dalam bentuk praktek berdasarkan skenario yang terintegrasi dengan keterampilan klinik lainnya. Penalaran klinis mahasiswa juga dievaluasi melalui kegiatan penilaian ini.

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan bimbingan-Nya pada akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Manual Keterampilan Klinik topik Clinical Skills Integration - 1 bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Semester 1 ini. Buku Manual Keterampilan Klinik ini disusun sebagai salah satu penunjang pelaksanaan Problem Based

Learning di FK UNS.

Perubahan paradigma pendidikan kedokteran serta berkembangnya teknologi kedokteran dan meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perlunya dilakukan perubahan dalam kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Seorang dokter umum dituntut untuk tidak hanya menguasai teori kedokteran, tetapi juga dituntut terampil dalam mempraktekkan teori yang diterimanya, termasuk pengembangan penalaran klinis, pemikiran kritis, dan keterampilan komprehensif. Dengan disusunnya buku ini penulis berharap mahasiswa kedokteran lebih mudah dalam mengembangkan penalaran klinis terkait topik keterampilan pada semester 1.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangannya, sehingga Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dalam penyusunan buku ini.

Terima kasih dan selamat belajar.

Surakarta, Juli 2017

(5)

4

DAFTAR ISI

Halaman sampul ………. i Tim Penyusun ………. 1 Abstrak ………... 2 Kata Pengantar ……… 3 Daftar Isi ………. 4 Pendahuluan ………... 5 Silabus ………... 7

(6)

PENDAHULUAN

Keterampilan klinik integrasi adalah strategi pembelajaran bagi mahasiswa untuk melatih penalaran klinik dan telaah kritis dari topik-topik keterampilan yang telah dilatihkan, pada kegiatan simulasi klinik dengan menggunakan skenario. Pada semester satu ini, terdapat lima keterampilan klinik yang diintegrasikan, yaitu:

1. Medical Interview

2. Aseptic and Personal Protective Equipment 3. Basic Physical Examination

4. Limb motor examination 5. Nutrition and anthropomoteri.

Prior knowledge (pengetahuan awal) yang diharapkan muncul pada integrasi

semester satu ini adalah penguasaan lima keterampilan tersebut. Sehingga pada akhir sesi pelatihan keterampilan klinik integrasi satu ini adalah mahasiswa mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan anamnesis, etika dan sambung rasa, dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan serta menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif.

(7)

6

SILABUS

Program Studi : Kedokteran Kode Keterampilan Klinik :

Topik : Clinical Skills Integration - 1 Bobot : 0.5 SKS

Semester : I (satu) Standar Kompetensi :

Topik integrasi -1 adalah gabungan atau integrasi berbagai topik keterampilan klinik semester satu (yaitu medical interview, aseptic and personal protective equipmetnt/PPE, Basic physical examination, limb motor examination, dan nutrition and anthropometri) dalam bentuk simulasi kasus dengan skenario untuk melatih clinical reasoning dan clinical skill integration mahasiswa kedokteran. Tujuan diberikan pelatihan integrasi ini adalah menghindari fragmentasi pelatihan klinik dan early exposure kasus-kasus klinik integratif.

Prasyarat : mampu menguasi keterampilan medical interview, aseptic and personal protective equpiment, basic physical examination, limb motor examination, dan Nutrition and anthropometri

Tujuan Pembelajaran

Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok Alokasi waktu (menit) Sumber/ Bahan Ajar Penilaian Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasik an hasilnya pada kasus normal secara komprehensif Mahasiswa melakukan penanganan kasus klinik dengan mengintegrasikan keterampilan klinik yang sudah didapatkan selama semester 1. Simulasi Diskusi Umpan balik Konten integrasi 1: - Empati/ sambung rasa; - Teknik cuci tangan - vital sign; - antropometri

atau status gizi

100 menit Modul Keterampilan klinik Formatif OSCE Konten Integrasi - 2: - Dasar teknis anamnesis (History taking) - Teknik cuci 100 menit Modul Keterampilan klinik

(8)

tangan - Teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi - Pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior

(9)

8 MATERI PEMBELAJARAN

INTEGRATED CLINICAL SKILLS 1.1

Tujuan Pembelajaran:

Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif

Konten Keterampilan Klinik Integrasi: - Empati/ sambung rasa;

- Teknik cuci tangan - vital sign;

- antropometri atau status gizi

Simulasi Skenario I:

Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke praktik dokter keluarga ingin memeriksakan kesehatannya dan mengetahui tekanan darah. Pasien mengeluh sejak 3 hari ini mengeluh sering pusing, sehingga khawatir tekanan darahnya tinggi. Sejak tiga hari ini pasien sering lembur kerja dan berat badan terasa semakin naik karena banyak makan saat lembur. Pasien pun cemas dengan keadaan demikian akan mempengaruhi kinerjanya.

Tugas Mahasiswa:

1. Lakukan anamnesis pada pasien! 2. Lakukan pemeriksaan tanda vital

3. Lakukan pengukuran IMT (indeks massa tubuh) pada pasien! 4. Intepretasikan hasil pemeriksaan Anda!

Simulasi Skenario II:

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas untuk medical check up sebagai persyaratan pendaftaran asuransi kesehatan.

Tugas mahasiswa:

1. lakukan anamnesis pada pasien tersebut! 2. Lakukan pemeriksaan tanda vital pasien!

3. Lakukan pengukuran resiko penyakit metabolik pada pasien Simulasi Skenario III:

Seorang anak laki-laki berusia 10 bulan diantar ibunya ke pos pelayanan kesehatan desa untuk posyandu rutin.

Tugas mahasiswa:

1. Komunikasikan tujuan pengukuran antropometri pada ibu pasien! 2. Lakukan pengukuran antropometri pada pasien tersebut!

(10)

Anamnesis pasien

Mahasiswa dapat memulai komunikasi dengan cara membangun hubungan baik dengan pasien misalnya dengan memberi salam, menjabat tangan pasien, dan memperkenalkan diri. Dalam membuka komunikasi, cara yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan setempat sehingga memberikan rasa nyaman kepada pasien.

Setelah membuka komunikasi dengan menyapa, selanjutnya mahasiswa mengkonfirmasi identitas pasien dan menanyakan keluhan dan maksud kunjungan pasien. Dalam menanyakan dan mengeksplorasi keluhan pasien, mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip mendengarkan secara aktif.

Mahasiswa kemudian mengeksplorasi keluhan pasien dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan maksud pasien datang kepada dokter melalui anamnesis. Dalam anamnesis, mahasiswa menerapkan empat pokok pikiran dan tujuh atribut dalam anamnesis. Empat pokok pikiran tersebut adalah Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD), Riwayat Kesehatan Keluarga, dan Riwayat Sosial Ekonomi.

Eksplorasi informasi tentang Riwayat Penyakit Sekarang terdiri dari keluhan utama dan anamnesis lanjutan yang berupa tujuh atribut anamnesis. Tujuh atribut anamnesis tersebut antara lain adalah Lokasi keluhan, Onset / awitan dan kronologis, Kuantitas keluhan, Kualitas keluhan, Faktor-faktor yang memperberat keluhan, serta Faktor-faktor yang meringankan keluhan, dan Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.

Riwayat Penyakit Dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah dialami oleh pasien, baik penyakit yang serupa maupun riwayat penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang. Di samping itu riwayat alergi obat atau makanan juga perlu ditanyakan. Riwayat tentang penyakit yang dialami keluarga kemudian dieksplorasi untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diturunkan atau penyakit yang mungkin ditularkan dari lingkungan keluarga. Selanjutnya Riwayat Sosial Ekonomi dieksplorasi dengan menanyakan status sosial ekonomi dan riwayat kebiasaan pasien yang relevan dengan kondisi kesehatan saat ini atau bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, jelaskan kepada pasien pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan pada pasien, bagaimana prosedurnya, serta tujuan pemeriksaannya. Apabila ada pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, jelaskan potensi ketidaknyamanan tersebut sehingga pasien siap dan mantap dalam menjalani pemeriksaan.

(11)

10 hendaya dan mampu berpindah tempat maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan berbaring di bed pemeriksaan dengan posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien.

Pemeriksaan vital sign dapat dilakukan secara simultan, misalnya dengan cara mempersiapkan thermometer dan menempelkan thermometer di ketiak kiri lalu memeriksa tekanan darah di lengan kanan. Pemeriksaan suhu juga dapat dilakukan setelah pemeriksaan tekanan darah. Sementara menunggu hasil pemeriksaan suhu, dapat dilakukan pemeriksaan nadi dan respirasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu pemeriksaan dan demi kenyamanan pasien.

Pemeriksaan tanda vital tambahan adalah VAS atau skala nyeri.

Tentukan BMI pasien

Pemeriksaan BMI diperoleh melalui pemeriksaan berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan dilakukan pada pasien dalam keadaan berpakaian minimal atau mengenakan pakaian khusus untuk pemeriksaan antropometri. Sebelum melakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, persiapkan alat yang akan digunakan dan persiapkan pasien sesuai persyaratan pemeriksaan antropometri.

Lakukan pemeriksaan yang paling nyaman untuk pasien. Berat badan maupun tinggi badan tidak mensyaratkan preferensi untuk dilakukan terlebih dahulu sehingga lebih diutamakan untuk kenyamanan pasien. Masing-masing pemeriksaan diulang tiga kali untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan. Setelah pemeriksaan pasien dapat mengenakan pakaiannya kembali, selagi mahasiswa mencuci tangan dan melakukan analisis hasil pemeriksaan. Setelah pasien duduk kembali dengan nyaman, mahasiswa menyampaikan hasil pemeriksaan dan interpretasinya dengan jelas kepada pasien.

Pengukuran resiko penyakit metabolik

Risiko penyakit metabolik dapat diketahui melalui pemeriksaan antropometri yaitu rasio lingkar pinggang – lingkar panggul. Lingkar pinggang dan lingkar panggul dapat diukur pada pasien dalam posisi antropometri. Persiapkan pasien dalam pakaian minimal atau pakaian khusus untuk pemeriksaan antropometri. Lalu lakukan pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Setelah pemeriksaan, persilakan pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya sementara mahasiswa mencuci tangan lalu menganalisis hasil pengukuran. Pencatatan hasil pengukuran hendaknya dilakukan segera setelah pengukuran agar tidak lupa dan tidak salah.

Interpretasi hasil pemeriksaan antropometri

Hasil pemeriksaan antropometri lingkar pinggang dan lingkar panggul kemudian dihitung rasionya dengan rumus: lingkar pinggang/lingkar panggul. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan baku rujukan sehingga memperoleh hasil proporsi bentuk tubuh (tipe ginekoid atau tipe android). Masing-masing tipe memiliki risiko yang berbeda terhadap berbagai penyakit. Sampaikan pada pasien hasil interpretasi yang diperoleh. Sampaikan pula apabila masih ada pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan untuk memperoleh interpretasi yang lebih lengkap dan komprehensif.

(12)

Pemeriksaan antropometri pada anak

Mahasiswa dapat memulai komunikasi dengan cara membangun hubungan baik dengan Ibu pasien misalnya dengan memberi salam, menjabat tangan pasien, dan memperkenalkan diri. Dalam membuka komunikasi, cara yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan setempat sehingga memberikan rasa nyaman kepada pasien dan pengantar. Pasien bayi atau anak-anak memiliki kekhasan karakteristik sehingga perlu pendekatan yang berbeda. Mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan kondisi pasien anak-anak, misalnya mengajak bicara atau bercanda, mengalihkan perhatian dan membuat suasana nyaman bagi pasien. Setelah membuka komunikasi dengan menyapa, selanjutnya mahasiswa mengkonfirmasi identitas pasien dan ibu pasien serta menanyakan maksud kunjungan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan antropometri, jelaskan kepada Ibu pasien pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan pada pasien, bagaimana prosedurnya, serta tujuan pemeriksaannya. Apabila ada pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, jelaskan potensi ketidaknyamanan tersebut sehingga Ibu pasien siap dan dapat membantu menenangkan pasien. Kerja sama orang tua atau pengantar pasien sangat penting dalam pemeriksaan antropometri pada bayi dan anak-anak Pada posyandu rutin dilakukan pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Sebelum dilakukan pemeriksaan, persilakan Ibu mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan yaitu dengan pakaian seminimal mungkin dan melepas berbagai asesoris seperti hiasan kepala dan sepatu. Sementara Ibu mempersiapkan pasien, mahasiswa mencuci tangan secara aseptic lalu mempersiapkan alat yang akan digunakan. Upayakan untuk mempersiapkan alat dengan segera agar pasien tidak kedinginan karena terlalu lama berpakaian minimal.

Lakukan pemeriksaan berat badan terlebih dahulu lalu segera dilanjutkan dengan pemeriksaan panjang badan. Upayakan agar Ibu pasien selalu berada di sekitar pasien agar pasien tidak menangis atau gelisah dan mengganggu pemeriksaan. Mahasiswa mencatat hasil pemeriksaan segera setelah pembacaan hasil pemeriksaan. Setelah pemeriksaan selesai, Ibu pasien segera dipersilakan untuk memakaikan lagi pakaian pasien sementara mahasiswa mencuci tangan dan melakukan analisis hasil pemeriksaan antropometri.

Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak digunakan alat bantu berupa growth chart. Siapkan growth chart sesuai dengan usia dan jenis kelamin pasien serta indikator yang akan digunakan untuk analisis. Plot-kan hasil pengukuran pada chart yang telah disiapkan lalu catat z-score yang ditunjukkan titik hasil plotting. Z-score tersebut kemudian dibandingkan dengan baku rujukan yang ada. Lakukan interpretasi pada sedikitnya 3 dari 4 indikator yang ada (BB//U, PB//U, BB//PB, dan IMT//U). Sampaikan hasil interpretasi kepada Ibu pasien.

(13)

12 MATERI PEMBELAJARAN

INTEGRATED CLINICAL SKILLS 1.2

Tujuan Pembelajaran:

Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif

Konten Keterampilan Klinik Integrasi:

Simulasi Skenario 1:

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pusing dan pegal-pegal di tangan.

Tugas mahasiswa:

1. lakukan anamnesis pada pasien tersebut! 2. Lakukan pemeriksaan tanda vital

3. Lakukan pemeriksaan ekstremitas superior pada pasien! Simulasi Skenario 2:

Seorang laki-laki berusia 18 tahun, yang baru lulus SMA, datang ke praktek dokter umum untuk melakukan pemeriksaan (General Check Up) untuk mendapatkan surat keterangan sehat sebagai syarat mendaftar pekerjaan.

Tugas Mahasiswa:

1. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut! 2. Lakukan pemeriksaan fisik dasar!

3. Lakukan pemeriksaan ekstremitas pasien!

Pemeriksaan fisik dasar

Pemeriksaan fisik dasar terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pertama yang dilakukan mahasiswa pada pemeriksaan fisik dasar adalah inspeksi. Langkah pertama dalam inspeksi adalah general survey, yaitu dengan mengobservasi kesan kesadaran, tanda-tanda distress, cara berpakaian dan merawat diri, ekspresi wajah, status mental, habitus (bangunan tubuh), suara dan cara berbicara, cara bergerak, cara berjalan, postur tubuh, inspeksi tangan, bau badan dan bau mulut, dan oedema. Beberapa bagian yang membutuhkan pemeriksaan lebih seksama adalah kulit, kuku, rambut, membrane mukosa, dan limfonodi yang bisa terlihat. Inspeksi dilakukan pula dengan membandingkan antara sisi kanan dan kiri. Setelah inspeksi, mahasiswa melakukan palpasi. Palpasi dilakukan dari bagian proksimal ke distal, dilakukan secara simetri sebelah kiri dan kanan. Pastikan telapak tangan mahasiswa tidak dingin sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien. Bebaskan bagian yang akan dipalpasi dari - Dasar Anamnesis (History taking)

- Teknik cuci tangan

- Teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi - Pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior

(14)

pakaian agar tidak mengganggu pemeriksaan. Pada pemeriksaan di region abdomen, palpasi dan perkusi dilakukan setelah pemeriksaan auskultasi. Lakukan pemeriksaan palpasi secara urut dan sistematis.

Pemeriksaan ekstremitas superior

Pemeriksaan ekstremitas superior dilakukan dalam berbagai posisi, bergantung pada jenis dan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Pemeriksaan dalam beberapa posisi seperti berbaring, duduk, dan berjalan, dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi, palpasi, gerakan, gaya berjalan, dan pengukuran. Gaya berjalan dapat mulai diperiksa ketika pasien memasuki ruangan periksa sehingga dapat menghemat waktu pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan pada sisi yang sakit, kemudian dibandingkan dengan sisi yang sehat. Pemeriksaan dilakukan dari bagian proksimal ke arah distal. Agar pasien tidak merasa bingung dan mahasiswa tidak melewatkan suatu pemeriksaan, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara berurutan sesuai prinsip di atas. Pertama mahasiswa memeriksa keadaan umum dan gaya berjalan pasien ketika masuk ke ruang periksa atau ketika berpindah tempat dari tempat duduk ke tempat pemeriksaan. Selanjutnya mahasiswa melakukan inspeksi pada sisi yang sakit, dari bagian proksimal ke arah distal. Setelah memeriksa sisi yang sakit, mahasiswa membandingkannya dengan sisi yang sehat. Pemeriksaan gerakan dan pengukuran dapat dilakukan setelah pemeriksaan inspeksi dan palpasi. Gerakan dan pengukuran juga dilakukan pada sisi yang sakit terlebih dahulu lalu dibandingkan dengan sisi yang sehat.

Referensi

Dokumen terkait

Matapos ang ginawa naming pagsasaliksik, nalaman namin na ang mga salik ng Study Habits – ang Time Management, ang Study Skills, at ang Learning Skills – ay talagang may

koping ibu terhadap program konversi minyak tanah ke LPG; (3) menganalisis hubungan antara karakteristik ibu dan keluarga dengan penerimaan contoh terhadap program konversi

tidak lepas dari aktivitas pembelajaran fisika yang menggunakan media animasi dimana siswa disuguhi dengan media pembelajaran yang jarang sekali dilihat oleh siswa,

melakukan pekerjaan hanya sesuai dengan tugas yang ada dalam deskripsi kerja, sedangkan perilaku kerja yang melebihi perannya yaitu karyawan yang memberikan sesuatu

1) Mentakhri>j hadis yang menjadi amalan para fuqaha. Dalam kitabnya, Imam Tirmidhi> tidak meriwayatkan hadis kecuali hadis yang diriwayatkan oleh fuqaha, kecuali dua

Pada kenyataannya, armada pukat udang dan pukat ikan yang merupakan alat tangkap dengan target utama udang dan ikan demersal, juga menangkap ikan pelagis kecil

Gambar 2 menyajikan hasil daya serap individu, secara keseluruhan diperoleh skor sebesar 70,4 dengan rincian siswa yang mendapat skor 90 terdapat 2 siswa, siswa

Data Flow Diagram atau DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang