• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

5.1. UMUM

Kebijaksanaan dan Program Pembangunan Infrastruktur ke Cipta Karyaan Kabupaten Sidrap tidak hanya menyangkut Pembangunan dan Penyedian Fasilitas Umum bagi Masyararakat,melainkan juga menyangkut Pembangunan Prasarana dan Sarana Fisik ke Cipta Karyaan. Dengan demikian peranan Infrastruktur ke Cipta Karyaan sangat penting dalam kebebasan memilih Pembangunan yang memungkinkan Lingkungan Hidup dapat menunjang Proses Pembangunan secara berkelanjutan, sebaiknya kebijaksanaan Pembangunan dan Lingkungan hidup mempunyai pengaruh langsung pada perkembangan Pembangunan.

Dalam hal Penataan Bangunan dan Lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi Bangunan (menata dan mengatur) untuk menjadi dasar pengembangan di masa yang akan dating. Jika ditinjau dari Intensitas Bangunan yang ada saat ini, maka Penataan Bangunan dan Lingkungan belum tertata dengan baik. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian Lingkungan. Untuk itu, maka pada beberapa Wilayah/Kawasan yang Peruntukan sebagai lahan bebas Bangunan akan dijakan sebagai Open Space untuk memberikan nuansa Lingkungan yang Asri .

Pada Sub Bidang Air Limbah bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam Lingkungan yang bebas dari pencemaran Air. Air Limbah yang dimaksud adalah air limbah yang berasal dari Perumahan dan Permukiman Penduduk yang terdiri dari limbah domestic (rumah tangga) yang bersumber dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari Lingkungan

(2)

Perumahan dan Permukiman serta air limbah industry rumah tangga yang tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) .

Sub Bidang Persampahan,diperlukan pengelola lanjutan karena masih dapat dimanfaatkan atau masih memiliki nilai produktif jika dikelola . Produksi sampah yang dihasilakan akan tergantung dari jenis dan frekuensi aktivitas yang berlangsung pada suatu Wilayah/Kawasan, Sedangkan jenis produksi sampah masih sangat kuat dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya dan orientasi ekonomi . Pengelolaan jenis sampah dan intensitas penanganannya antara kawasan dalam suatu wilayah sangat berbeda termasuk jumlah sampah yang dihasilkan. Untuk mengestimasi jumlah sampah yang akan dihasilkan dimasa yang akan dating (waktu /tahapan Perencanaan) dianggap bahwa jumlah sampah yang dihasilakan tergantung dari besaran jumlah penduduk .

Sistem drainase memiliki fungsi sebagai Saluran Pembangunan, dalam bentuk aliran permukaan dan sebagai saluran pembuangan air hujan maupun limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan berpengaruh dalam pembangunan system drainase adalah; kepadatan penduduk , kondisi jaringan yang ada (ada atau belum ada jaringan), kemiringan lereng dan curah hujan .

Sektor air minum, merupakan kebutuhan pokok penduduk dari beberapa kebutuhan pokok lainnya. Sasaran etimasi kebutuhan air minum dikatagorikan bedasarkan jumlah penduduk pendukung dan kebutuhan aktivitas perkotaan (fasilitas umum dan sosial) .

Sektor jalan diperlukan dalam rangka keterhubungan antara satu wilayah/kawasan dengan wilayah/kawasan lainnya. Disamping itu sektor jalan memegang peranan penting dalam pengembangan perekonomian masyarakat. Ketersedian system jaringan jalan memegang peranan penting dan hal mobilisasi dan kelancaran bertransportasi .

Dari uraian tersebut di atas, penysunan RPIJM pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tempat tinggal, tempat berusaha baik dalam segi kualitas maupun kuantitas dalam lingkungan yang sehat dengan

(3)

menciptakan lingkungan yang konduktif bagi pertumbuhan ekonomi yang akan mendukung pengembangan wilayah secara efektif dan efisien serta memperhatikan keseimbangan-keterpaduan hubungan antara perkotaan dan perdesaan. Hal ini berarti bahwa, segala usaha pembangunan tersebut haruslah tercermin dan dapat menjamin terciptanya :

 Peningkatan Produktifitas kabupaten .

 Peningkatan efisien pelayanan dan kegiatan .

 Pembangunan yang berkeadilan sosial .

 Makin mantapnya kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya maupun perseorangan .

 Meningkatnya kualitas fisik lingkungan sesuai dengan baku mutu lingkungan . Dalam pelaksanaan program Pembangunan pada saat ini ada beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan tersebut, untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibuatkan dokumen SAFEGUARD (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ). Peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan Safeguard untuk menilai kemungkinan dampak perencanaan yang ditimbulkan adalah :

 Undang–undang No. 4 tahun 1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup .

 Undang-undang No. 5 tahun 1990, tentang Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya

 Undang-undang No. 24 tahun 1992, tentang Penataan Ruang .

 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 23 tahun 1990 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan .

 Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan .

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup , Kepala Badan pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) No. 056/1994, tanggal 18 Maret 1994 tentang Pedoman Ukuran Dampak Lingkungan .

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep . 12 /MENLH/3/94, tanggal 14 Maret 1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep.11/MENLH/3/94, tanggal 19 Maret 1994 tentang jenis usaha atau kegiatan wajib dilengkapi SAFEGUARD .

(4)

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.Kep.13/MENLH/3/94,tanggal 19 Maret 1994 tentang Pedoman Susunan Keanggotaan dan ata Kerja Komisi Safeguard .

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep. 154/MENLH/3/1994,tanggal 19 Maret 1994 tentang Pedoman Umum Penysun Safeguard .

1. Kendala dan Permasalahan a. Penataan Lingkungan Permukiman

Beberapa permasalahan perumahan dan permukiman di Kabupaten Sidrap, antara lain :

 Tumbuhnya Permukiman liar yang terkesan kumuh di beberapa kawasan dengan mengesampingkan arahan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang .

 Sistem kelembagaan yang bertugas, belum terorganisir dengan baik sehingga komunikasi antara instansi terkait dalam hal pengembangan permukiman tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan .

b. Tata Bangunan dan Lingkungan

Implementasi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Sidrap jika mengacu pada aturan yang dipersyarakatkan oleh peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Direktur Jenderal Cipta Karya maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan tata bangunan gedung dan lingkungan serta peraturan daerah yang mengatur tentang penyelenggaran Bangunan Gedung, maka permasalahan secara fisik sebagai berikut :

 Umumnya bangunan yang ada belum memenuhi syarat tehnis maupun keserasian bangunan dan lingkungannya .

 Masih terdapat bangunan yang melanggar aturan tentang garis sempadan jaln,sungai, pantai dan kawasan non budidaya lainnya .

 Belum adanya aturan yang jelas, antara lain ; peraturan bangunan setempat (PBS) dan peraturan bangunan lainnya .

 Prilaku masyarakat yang tidak menghiraukan aturan dalam membangun . c. Air Minum

Permasalahan pokok yang dihadapi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan air minum, sebagai berikut :

(5)

 Kurangnya sumber-sumber air baku yang dapat dijadikan sebagai sumber air minum dalam suatu wilayah/kawasan .

 Diperlikan Peningkatan kapasitas produksi untuk menjangkau kawasan –kawasan yang selam ini kekurangan air minum,utamanya pada saat terjadi musim kemarau . d. Drainase

Kendala dan permasalahan system drainase di Kabupaten Sidrap, sebagai berikut :

 Jaringan drainase yang ada mengalami penumbatan dan sedimentasi

 Penentuan dimensi dalam pembangunan jaringan drainase tidak sesuai dengan kondisiyang ada .

 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan menjadikan saluran drainase sebagai tempat pembuangan .

e. Persampahan

Masalah persampahan merupakan sesuatu yang sangat rumit dan menjadi problem. Namun dari komplitnya permasalahan tersebut, maka perlu dipikirkan bagaimana system pengelolaannya sehingga problem yang adfa dapat diminimalisasi atau bahkaqn dihilangkan.

Permasalahan system persampahan di Kabupaten Sidrap,sebagai berikut :

 Belum Optimalnya system kelembangaan yang ada dalam pengelolaan system persampahan .

 SDM yang bertugas dalam pengelolaan system persampahan belum terlatih dengan baik .

 Pola Pelayanan yang dilakukan selam ini masih dengan sistem berkala .

 Sistem Operasional pengangkutan sampah yang belum memadai dan memerlukan penambahan armada pengangkutan yang mengalami kerusakan .

f. Prasarana Jalan

Kendala dan Permasalahan dalam pengembangan Infrastruktur jalan di Kabupaten Sidrap, sebagai berikut :

 Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal pemeliharaan jalan .

 Sistem kelembagaan yang bertugas , belum terorganisir dengan baik sehingga komunikasi antara instansi terkait dengan masyarakat tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan .

(6)

Permasalahan pengelolaan air limbah secra umum di kabupaten Sidrap, sebagai berikut :

 Diperlukan penambahan armada truk tinja untuk mengangkut limbah yang dihasilkan .

 Sistem pengelolaan limbah hasil buagan masyarakat masih menggunakan sistem setempat (onsite sanitation) yang berupa jamban keluarga (pribadi) dengan bak penampungan (septic tank individu) .

3. Rekomendasi

Dalam rangka menyelesaian program-program bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Sidrap,rekomendasi yang diusulkan didasarkan pada komponenkegiatan sebagai berikut :

a. Penataan Lingkungan Permukiman

Rekomendasi yang diusulkan adalah penataan/rehabilitasi lingkungan permukiman kumuh perkotaan dan kumuh nelayan.

b. Tata Bangunan dan Lingkungan .

Rekomendasi yang diusulkan sebagai berikut :

 Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional,andal dan efisien .

 Pemda dalam hal ini harus bertindak sebagai policy dalam penyelenggaraannya agar produktif dan berjati diri .

 Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik,social dan ekonomi .

 Menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur bangunan yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya local .

 Mengembangkan tehnologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan .

c. Air Minum

Rekomendasi yang diusulkan dalam pengelolaan system air minum adalah rehabilitasi system perpipaan (pipa transmisi dan ditribusi) untuk pemenuhan kebutuhan penduduk akan air minum melalui peningkatan /perbaikan system distribusi air minum .

d. Drianase

Rekomendasi yang diusulkan dalam pengelolaan system drainase adalah penanggulangan masalah banjir yang selam ini terjadi di Kabupaten Sidrap maka perlu penangan drainase secara sinergitas antara masyarakat dan pemerintah

(7)

dengan memperhatikan segala yang terkait terutam aspek tehnis yang beririentasi pada pembangunan berkelanjutan .

e. Sistem Persampahan

Rekomendasi yang diusulkan dalam pengelolaan sistem persampahan adalah penyedian prasarana dan sarana persampahan dilaksanakan mulai dari proses pengumpulan sampah,system pengangkutan sampah,penampunbgan sementara serta penataan kembali lokasi tempat pembuangan akhir sampah .

f. Prasarana Jalan

Rekomendasi yang diusulkan dalam pembangunan prasarana jalan lingkungan pembangunan jalan untuk memudahkan aksesibilitas dan keterhubungan antara kawasan .

g. Pengelolaan Air Limbah

Rekomendasi yang diusulkan dalam pengelolaan air limbah adalah membangun prasarana dan saran pengelolaan air limbah untuk menetralisir air limbah/buangan sebelum dilepas pada pembuangan akhir yaitu sungai dan laut .

5.1.1. Prinsip Dasar Safeguard

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51/1993, pengertian Safeguard adalah hasil studi mengenai “dampak penting” suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan sedangkan dampak penting adalah suatu perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan .

Untuk ukuran “dampak penting” menurut keputusan kepala Bapedal RI Nomor Kep. 056/1994 adalah sebagai berikut :

 Jumlah manusia yang akan terkena Dampak, Dampak lingkungan suatu kegiatan menjadi penting bila manusi diwilayah studi Safeguard yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari kegiatan jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari kegiatan diwilayah studi .

 Luas Wilaya Persebaran Dampak,dampak lingkungan suatu kegiatan bersifat penting bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbalik dampak atau komulatif dampak .

 Lamanya Dampak Berlangsung ,dampak lingkungan bersifat penting bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan komulatif dampak,yang

(8)

berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan (perencanaan,konstruksi,operasi dan pasca operasi).

 Intensitas dampak, intensitas dampak mengandung pengertian yang timbul bersifat hebat, drastis ,serta berlangsung diareal yang bersifat luas, dalam kurun waktu yang relative singkat. Dengan demikian dampak lingkungan yang tergolong penting antara lain; bila rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut perundang-undangan yang berlaku.

 Banyaknya komponen Lingkungan lain yang terkena Dampak ,Dampak tergolong penting bila rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer .

 Sifat komulatif Dampak, Dampak tergolong penting bila dampak lingkungan berlansung berulang kali dan terus menerus sehingga pada kurun waktu tertentu atau beragamnya terus menerus sehingga pada kurun waktu tertentu sehingga tidak dapat diassimilisasikan oleh lingkungan alam atau social yang menerimanya .

 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak , Dampak bersifat penting apabila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia .

5.1.2 Kerangka Safeguard

Safeguard sesungguhnya merupakan salah satu alat untuk tujuan pengelolaan lingkungan hidup yang berperan untuk memasukkan pertimbangan-pertimbang lingkungan ke dalam proses perencanaan pembangunan . Menurut PP/51/1993, pasal 6 menegaskan bahwa Safeguard merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha atau kegiatan . Ini berarti alternative yang berkembang dalam studi kelayakan juga perlu dipertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan hidup sebelum pilih alternative yang layak secara tehnis, ekonomis dan lingkungan (termasuk social),dengan demikian Safeguard akan berperan untuk meningkatkan kegunaan proyek dengan mengurangi dampak negative dan mempebesar dampak positif .

5.1.3 Pembiayaan

Sumber pembiayaan untuk safeguard ini bersumber dari pemda melalui dana APBD Kabupaten dan APBD Propinsi atau pemrakarsa yang melakukan kegiatan juga bersumber dari dana pusat dan masyarakat serta kalangan swasta.

(9)

Dalam pelaksanaan usaha dan kegiatan pembangunan di bidang pekerjaan umum adalah beberapa kegiatan yang diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan safeguard yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam rangka untuk menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan menitik beratkan pada keseimbangan antara usaha atau kegiatan dengan Lingkungan yang memperoleh manfaat dari usaha atau kegiatan tersebut

5.3 METODE PENDUGAAN DAMPAK

Bagi rencana atau usaha atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan Safeguard disebabkan tidak ada dampak penting secara tehnologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya,tetap diharuskan Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL) dan upaya Pemantauan lingkungan (UPL) sesuai dengan peraturan yang berlaku. UKL dan UPL diatur melalui suatu Pedoman Umum (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 12/MENLH/3/94, tanggal 19 Maret 1994) .

Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan perlu disusun sedemikian rupa sehingga dapat :

 Langsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana usaha atau kegiatan yang merupakan sifat proyek itu sendiri dan dapat menimbulkan dampak potensi terhadap lingkungan

 Informasi komponen lingkungan yang terkena dampak .

 Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh pemrakarsa pada tahap prakonstruksi,konstruksi maupun pasca konstruksi .

Karena UKL dan UPL bukan merupakan bagian dari Safeguard, maka kedua dokumen tersebut tidak dinilai oleh Komisi AMDAL,melainkan diarahkan langsung oleh Instansi Tehnis yang membidangi dan bertanggungjawab atas pembinaan usaha atau kegiatan tersebut melalui suatu petunjuk tehnis yang bersangkutan. Walaupun tidak dinilai oleh Komisi AMDAL, akan tetapi kedua dokumen tersebut merupakan syarat pemberian ijin usaha atau kegiatan dimaksud oleh instansi yang bertanggungjawab (sektoral) .

(10)

Keputusan umum dalam peraturan Pemerintah No. 51/1993 tentang perbedaan jenis Safeguard adalah sebagi berikut :

 Safeguard suatu usaha atau kegiatan seperti yang telah ditetapakn dalam peraturan yang terdahulu .

 Safeguard kegiatan terpadu/multisektor yang merupakan hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan satu instansi yang bertanggungjawab .

 Safeguard kawasan yang merupakan hasil studi mengenai dampak lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan atau instansi yang bertanggungjawab .

 Safeguard Regional yang merupakan hasil studi dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan eksistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan RUTRD fdengan melibatkan kewenangan lebih dari satu Instansi yang bertanggungjawab . 5.5 ANALISIS PENGELOLAAN SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Komisi Safeguard pusat terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap yang dibentuk oleh Menteri atau pimpinan lembaga non Departemen,dan dalam menjalankan tugasnya komisi Safeguard pusat dibantu oleh Tim Tehnis yang bertugas menilai dokumen-dokumen safeguard. Komisi Safeguard Daerah yang terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap yang dibentuk oleh Gebernur dan dalam mejalankan tugasnya. Komisi Safeguard daerah dibuat oleh Tim Tehnis yang bertugas menilai dokumen-dokumen Safeguard. Komisi Safeguard Pusat bertugas untuk :

 Menyusun pedoman tehnis pembuatan Dokumen Safeguard yang meliputi pembuatan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA ANDAL), Analisa Dampak Lingkungan ( ANDAL ),Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) dan Rencana Pemantauan lingkungan (RPL) .

 Menanggapi dokumen KA-ANDAL

 Menanggapi dokumen ANDAL

 Menanggapi dokumen RKL

 Menanggapi dokumen RPL

 Membantu penyelesaian diterbitkan keputusan tentang dokumen ANDAL, RKL,RPL

Referensi

Dokumen terkait

yang tidak baik. Karyawan yang memiliki daya tahan tubuh kurang baik akan memengaruhi produktivitas karena ketidak- hadiran dalam bekerja, sakit dengan berobat jalan

Dengan dimensi pertama, yaitu gairah dan perhatian dalam belajar statistika dengan indikator keinginan untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan

Untuk menentukan apakah program harus mengatur properti Caption dari Objek Label1 menjadi “Yu win!” jika variabel Score mengandung nilai yang lebih besar atau

Tetapi semua yang Allah lakukan dalam diri saya dan untuk saya, tergantung pada satu hal: Saya harus percaya bahwa Dia mendengar ketika saya memanggil-Nya, bahwa Dia membotolkan

Syok Hipovolemik Penurunan volume intravaskuler ↓curah jantung Perembesan cairan interstisial Aldosteron, ADH ↑ volume ↑ curah jantung Kehilangan cairan berlanjut ↓

Investments in the capital of banking, finan - cial and insurance entities that are outside the scope of regulatory consolidation, net of eligible short positions, where the bank

Pengumuman kelima tim yang lolos seleksi berkas tanggal 08 November 2012 melalui telepon oleh panitia dan pengumuman melalui website : gema.sakti1@gmail.com Jika salah satu tim

Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan.Jika Tp telah