• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIAT-KIAT PERCEPATAN SERAPAN ANGGARAN DAN TERTIB PENGELOLAAN ASET BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KIAT-KIAT PERCEPATAN SERAPAN ANGGARAN DAN TERTIB PENGELOLAAN ASET BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KIAT-KIAT PERCEPATAN SERAPAN

ANGGARAN DAN TERTIB PENGELOLAAN

ASET

(2)

PENYEBAB RENDAHNYA PENYERAPAN

1. Lemahnya Perencanaan Kegiatan:

• Satker kurang siap dalam menyusun rencana anggaran sehingga dalam pelaksanaan anggarannya memerlukan waktu untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian termasuk revisi dokumen anggaran.

• Usulan kegiatan belum disertai dengan dokumen pendukung sehingga mengakibatkan alokasi anggaran diblokir.

• Adanya pemindahan lokasi kegiatan yang berbeda dengan yang telah direncanakan, sehingga harus dilakukan revisi dokumen anggaran.

(3)

PENYEBAB RENDAHNYA PENYERAPAN

(cont)

2. Lemahnya Pelaksanaan Kegiatan:

• Terlambatnya penunjukan Pejabat Perbendaharaan terutama untuk Tugas Pembantuan yang harus ditunjuk oleh Menteri/Ketua Lembaga.

• Dokumen pendukung tagihan belum lengkap sehingga belum dapat dilaksanakan pencairan anggaran. Proses pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dari unit pelaksana kegiatan di satker cukup memerlukan waktu karena sebagian besar unit pelaksana kegiatan belum cukup memahami ketentuan perbendaharaan.

• Pengadaan barang/jasa sudah dilaksanakan, namun pengajuan pembayaran per termin belum dilaksanakan sehingga realisasi fisik lebih besar daripada realisasi anggaran. Batas waktu pengajuan tagihan sudah diatur dalam PMK Nomor 170/PMK.05/2010 tentang Penyelesaian Tagihan Atas Beban APBN pada satuan kerja, namun belum dilaksanakan sepenuhnya oleh satker.

(4)

PENYEBAB RENDAHNYA PENYERAPAN

(cont)

3. Kelemahan di bidang Pengadaan (procurement) :

• Adanya kehati-hatian dalam melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa yang mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan barang dan jasa.

• Transisi regulasi pengadaan dari Keppres 80 tahun 2003 ke Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 yang mengakibatkan lelang ulang terhadap pengadaan barang/jasa tahun 2011 yang dilaksanakan sebelum tahun anggaran 2011.

• Satker masih mengalami kesulitan dalam menyusun dokumen pelelangan seperti RKS dan HPS

• Satker kekurangan petugas yang memiliki sertifikasi pengadaan barang dan jasa sehingga proses lelang tidak dapat segera dilakukan mengingat sesuai ketentuan Panitia Lelang wajib bersertifikat.

(5)

PENYEBAB RENDAHNYA PENYERAPAN (cont)

4. Kelemahan di bidang Regulasi :

• Kurangnya pemahaman terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 yang berdampak kegagalan lelang sehingga lelang harus diulang.

• Alokasi anggaran untuk pengadaan tanah/lahan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan

• Ijin multiyears khusus untuk beberapa satker masih belum turun sampai dengan saat ini karena satker belum dapat melengkapi dokumen pendukung yang dipersyaratkan, sehingga kontrak-kontrak paket baru multiyears tahun 2011 s.d. 2013 belum bisa ditandatangani kecuali untuk paket multiyears yang sudah existing

(6)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN

UNTUK MENDORONG PERCEPATAN

(7)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

I. Persiapan Pelaksanaan Anggaran Lebih Awal;

II. Percepatan Penyerapan Anggaran;

III. Strategi Pencapaian Output/Kinerja;

IV. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran;

V. Pertanggung-jawaban Keuangan dan Kinerja.

(8)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

a. Satker segera meneliti kembali RKA-KL/DIPA yang telah diterima dan apabila diketahui terdapat kesalahan (penggunaan akun, kantor bayar, dll) agar segera diajukan revisinya di bulan Januari;

b. Menetapkan/menetapkan kembali Pejabat Perbendaharaan (KPA,

PPK, dan Bendahara) dan mencantumkannya dalam hal 1 DIPA 2012;

c. Mengirim specimen tanda tangan Pejabat Perbendaharaan

kepada KPPN dan pihak terkait;

d. Menetapkan Petugas Pembawa SPM yang memahami prosedur

dan ketentuan perbendaharaan, menyiapkan ID (KIPS);

(9)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

e. Mengidentifikasi jenis-jenis belanja yang pengadaannya melalui proses lelang (tender), pengadaan/penunjukan langsung, swa-kelola;

f. Menunjuk/menetapkan PUMC/Bendahara Pengeluaran

Pembantu bilamana perlu;

(10)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

a. Menyusun Rencana Penyerapan Anggaran (disbursement

plan) yang disertai dengan rencana pengadaan (procurement plan) yang sistematis;

b. Segera mulai melakukan proses tender, bagi yang belum melaksanakannya;

c. Peningkatan koordinasi dengan LKPP untuk:

* mengatasi permasalahan pengadaan barang dan jasa; * peningkatan kompetensi SDM dibidang pengadaan b&j;

* penggunaan e-procurement utk pengadaan b&j;

d. Segera membuat petunjuk teknis pelaksanaan pekerjaan apabila diperlukan;

(11)

e. Meningkatkan kemampuan SDM pengelola perbendaharaan di Satker.

f. Mempercepat proses pembayaran terhadap pekerjaan yang telah selesai/termin yang telah dipenuhi.

g. Merencanakan revisi alokasi untuk menutupi kekurangan anggaran bila perlu.

(12)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

a. Pengeluaran diarahkan untuk pencapaian output yang jelas dan terukur;

b. Output yang dihasilkan dapat dinilai dengan indikator keluaran kegiatannya;

c. Pencapaian output harus mendukung outcome yang

diharapkan;

d. Peningkatan Kualitas Belanja;

e. Mengutamakan pencapaian output/kinerja, dibandingkan menghabiskan anggaran belanja.

(13)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

a. Menetapkan target bulanan/triwulanan capaian output/kinerja;

b. Mengupayakan keselarasan penyerapan belanja dan capaian

output/kinerja;

c. Melakukan pembinaan dan pendampingan bagi unit yang kinerja

keuangan dan outputnya tidak mencapai target;

d. Mencegah terulangnya kembali kinerja yang tidak optimal ditahun yang

lalu.

e. Membentuk helpdesk pelaksanaan anggaran dengan melibatkan unit

pengawasan internal;

(14)

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2012

a. Melaksanakan penatausahaan belanja dan capaian kinerja;

b. Menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai SAP;

V. Pertanggung-jawaban Keuangan dan Kinerja

(15)

RENCANA PENYERAPAN ANGGARAN

1. Satuan kerja menyusun rencana penyerapan anggaran untuk satu tahun anggaran yang dirinci untuk tiap bulan per jenis belanja sebagai alat untuk memantau pelaksanaan pencapaian kinerja satker.

2. K/L dan Kanwil DJPBN menganalisa rencana penyerapan anggaran dari sisi kelayakan penarikan dan memberi solusi apabila terdapat kelemahan penyusunannya.

3. Ditjen Perbendaharaan menyampaikan data realisasi secara periodik kepada K/L sebagai alat untuk membandingkan antara realisasi dan rencana.

4. K/L melakukan pendampingan terhadap Satker yang mempunyai deviasi tinggi antara realisasi dengan rencana.

(16)

Mengidentifikasi jenis belanja atau

kegiatan Non Kontraktual Kontraktual Penetapan target waktu penyelesaian kegiatan Procurement Plan Kalender Kegiatan Pengalokasian Anggaran Penelaahan dan Analisa

(17)

Rincian Rincian

Kode

Prg/Keg/Output/ Komponen/sub

Komp/akun/detil Pagu

Januari Februari Maret s.d Des

% Rp % Rp % Rp Program Kegiatan Output Sub Output Program,Fungsi,Sub Fungsi Kegiatan Output Sub output Komponen Sub Komponen Akun Belanja Rincian/detil Bel Program,Fungsi,Sub Fungsi Kegiatan Output Sub output Komponen Sub Komponen Akun Belanja Rincian/detil Bel Database

RKA-KL Aplikasi POK Database

 Menyusun kalender kegiatan per bulan

Menetapkan target penyerapan anggaran berdasarkan kalender kegiatan dalam % atau Rupiah;

Hasilnya: Rencana Penyerapan

Anggaran

Input data dapat dilakukan pada level

komponen atau Akun belanja atau detil belanja, atau kombinasi ketiganya

PENYUSUNAN DISBURSEMENT PLAN PADA SATKER/KPA 1 2 3 4 Transf er Data

(18)

RPA DJPBN Realisasi RPA Realisasi Monev Kanwil DJPBN Es. I K/L

Kirim Data Realisasi

1a

1b

2b

Keterangan:

1. A) Kanwil DJPBN menerima data realisasi dari server DJPBN

B) DJPBN mengirim data realisasi secara berkala ke unit Es. I

2. A) Atas dasar data DP dan realisasi Kanwil DJPBN melakukan monev dan

Kanpus DJPBN

(19)

Contoh: Analisa DP dan Monev

Disbursement

Plan

Disbursement

Mengapa belanja modal/bansos baru diserap bulan Mei, apa kendalanya apabila dilakukan

bulan Januari/Pebruari? Mengapa trend disb plan tahun

2012 sama dengan tren realisasi 2011?

Mengapa uang

 Berapa besar deviasinya?  Mengapa terjadi deviasi?

Perencanaan Pelaksanaan 1 2 Deviasi? ya  Tindak Lanjut Deviasi harus 3

(20)

Hasil Monev Penarikan Anggaran:

• Lebih spesifik sesuai dengan faktor penyebab, dapat berupa : a. Perbaikan perencanaan

b. Perbaikan peraturan

c. Bimbingan teknis / pendampingan

Tindak Lanjut Monev Penyerapan Anggaran:

• Faktor penyebab rendahnya penarikan anggaran

• Pola penarikan anggaran satker dan Kementerian Negara/Lembaga • Kesesuaian (gap) antara rencana dan realisasi

(21)

TERTIB PENGELOLAAN

ASET

(22)

PENGERTIAN

Pengelolaan BMN adalah :

Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam

rangka menjamin terlaksananya

Tertib

Administrasi dan Tertib Pengelolaan

BMN

yang diperlukan adanya kesamaan

persepsi dan langkah secara integral dan

menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait

dg pengelolaan BMN

(23)

PRESIDEN:

PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLA. KEU. NEG

( PSL. 6 )

MENTERI KEUANGAN

PENGELOLA FISKAL& WK. PEM. DL. KEKY. NEG YG DIPISAHKAN

MENTERI/PIMP.LBG

SELAKU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG

GUB/BUPT/WALKOTA

KEPL. PEMR. DRH

UTK MENGELOLA KEU DAERAH & WK PEMDA ATAS KEKAY DAERAH YG DIPISAHKAN

DISERAHKAN DIKUASAKAN

UU No. 1 / 2004 : PEJABAT PERBENDAHARAAN DAN PENGELOLAAN BMN/D

MENTERI KEUANGAN

BEND UMUM NEGARA : (MENETAPKAN KEBIJ & PEDOMAN PENGELOLAAN

BMN)

MENTERI/PIMP LMBG

PENGGUNA BARANG PADA KEMENTERIAN/LMBG

PUSAT.

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

•MENETAPKAN PJBT PENGELOLA BMD (PS 5) •MENETAPKAN KEBIJKN PENGELOLA BMD (PS

43) PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH DAERAH

PP No. 6 / 2006 : PEJABAT PENGELOLAAN BMN/D

MENTERI KEUANGAN

SELAKU BUN ADALAH PENGELOLA BMN (PS 4) MENTERI / PIMP. LBG SELAKU PIMPINAN KMNTRN / LMBG ADALAH PENGGUNA BARANG (PS 6) GUB./BUPT/WALIKOTA PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN BMD (PS 5)

(24)

Menteri/Pimp Lembaga Selaku Pengguna Barang Menteri Keuangan Selaku Pengelola Barang Pengguna Barang Lainnya

Pihak Lain (Selain Kementerian/Lembaga) Perolehan BMN Penyelesaian Dok. Kepemilikan Penetapan Status Penggunaan BMN Penggunaan sebatas untuk penyelenggaraan tupoksi

Barang Milik Negara:

•Tidak sesuai Tupoksi •Berlebih Tanah / bangunan yg telah diserahkan Tindak Lanjut: • Pengalihan Status Penggunaan • Pemanfaatan • Pemindahtanganan Tanah/bangunan idle wajib diserahkan kpd Pengelola Barang Penggunaan sebatas utk penyelenggaraan tupoksi Fungsi Pelayanan Pemindahtanganan: Jual Tukar menukar Hibah PMPP Pemanfaatan: Sewa KSP BSG/BGS Pinjam pakai

PENGELOLAAN BMN

Perencanaan Perencanaan

(25)

ARAH PENGELOLAAN BMN

1. PENGELOLAAN MEMENUHI AZAS (FUNGSIONAL,KEPASTIAN

HUKUM,TRANSPARANSI,EFISIEN,AKUNTABILITAS,KEPASTIAN NILAI )

2. PERENCANAAN KEBUTUHAN MENGACU KEPADA STANDAR KEBUTUHAN DAN PERSEDIAAN ASSET

3. PENGADAAN MEMENUHI PRINSIP EFISIEN, EFEKTIF, TRANSPARAN, TERBUKA, BERSAING, ADIL, AKUNTABEL.

4. PENGGUNAAN SESUAI TUPOKSI DAN SESUAI TUJUAN PENGADAANNYA

5. PENGAMANAN ASET TERJAMIN (ADMINISTRASI, FISIK, HUKUM).

6. PENYERAHAN ASET IDLE BERUPA TANAH DAN GEDUNG KE DEPT KEUANGAN UNTUK DITETAPKAN STATUS PENGGUNAAN BAGI PENGGUNA LAINNYA.

7. PEMANFAATAN ASET IDLE UNTUK DISEWAKAN, DIPINJAM-PAKAIKAN, DI-KSP-KAN, DSB.

(26)

RUANG LINGKUP

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

Perencanaan kebutuhan dan penganggaran

Pemanfaatan

Sewa

Pinjam pakai

Kerjasama pemanfaatan

Bagun guna serah dan bangun serah guna Pengamanan dan pemeliharaan

Penilaian Penghapusan Pemindahtanganan Penjualan Tukar Menukar Hibah

Penyertaan Modal Pemerintah Penatausahaan

Pembukuan

Inventarisasi Pelaporan

(27)

LANDASAN HUKUM

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BMN

UU NO.17/2003-

Keu Neg

UU NO.01/2004-

Perbend Neg

UU NO.15/2004-

Pemerik & Tj Keu Neg

UU NO. 33/2004-

Perimb Keu PP&PD

KEPPRES 54/202010-

Pengad Brg Jasa

PP. NO.71/2010

- SAP

PP. 6/2006

– Pengel BMN/D

KMK.96/KMK.06/2007

-Tatacara P4 BMN

KMK.29/06/2010-

Kodefikasi BMN

PMK.120/PMK.06/2007-

Penataus BMN

PMK.171/2007-

Sis APK PP

PMK 102/PMK.05/2009-

Rekon BMN

PMK PENYUSUNAN DIPA

DLL

(28)

TUGAS POKOK FUNGSI

PENGELOLA BARANG

MERUMUSKAN KEBIJAKAN

PEMBERIAN IJIN/ PENETAPAN PENGGUNAAN,

PEMANFAATAN, DAN PEMINDAHTANGANAN.

MELAKSANAKAN PEMANFAATAN / PEMINDAHTANGANAN

TANAH/BANGUNAN.

MENGELOLA DAN MENGAMANKAN TANAH/BANGUNAN

YANG SUDAH DISERAHKAN OLEH PENGGUNA BARANG.

MENYIMPAN DOKUMEN KEPEMILIKAN ATAS TANAH.

MELAKUKAN SENDIRI/ MENUNJUK PENILAI UNTUK

MELAKUKAN PENILAIAN ASET UNTUK KEPERLUAN LKPP,

PEMANFAATAN, PEMINDAHTANGANAN.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah yang digunakan untuk menetapkan rencana kerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun

menyampai~~ rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai

Berdasarkan  hal-hal  yang  telah  diuraikan  di atas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan  Flash SWiSHmax  sebagai media 

Waktu : Pukul 08.00 WIB - Selesai (Untuk Daftar Nama Yang Diberi Warna Kuning) : Pukul 13.00 WIB - Selesai (Untuk Daftar Nama Yang Diberi Warna Ungu) Tempat : Gedung A Lantai

Cosplayer dalam tipe ini menyembunyikan cosplay dari teman dan orang tua, sehingga dirinya sehari – hari sama sekali berbeda dengan dirinya yang ber-cosplay. Pada tipe

Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar kecepatan cross feed maka amplitudo dan kekasaran permukaan akan semakin naik sehingga kontribusi yang diberikan

1) Setiap Badan Layanan Umum wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan. 2) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Badan Layanan Umum

Hasil penelitian mengenai pola makan anak sekolah dilihat dari beberapa aspek yang meliputi frekuensi makan dan jenis bahan makanan.. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan