• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI HIDUP BERTETANGGA DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN BULUKUMBA ITA IRA HANDAYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI HIDUP BERTETANGGA DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN BULUKUMBA ITA IRA HANDAYANI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI HIDUP BERTETANGGA DI

DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN

BULUKUMBA

ITA IRA HANDAYANI

105651 1044 16

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

(2)

ii SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI HIDUP BERTETANGGA DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN

BULUKUMBA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom)

Disusun dan Diajukan Oleh

ITA IRA HANDAYANI

Nomor Induk Mahasiswa : 105651104416

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

v

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No.259 Gedung Iqra Lt.5

ِِمْيِحَّرلا ِِنَم ْحَّرلا ِِالل ِِمــــــــــــــــــْسِب

HALAMAN PERNYATAAN

Judul penelitian : Komunikasi Antarpribadi Hidup Bertetangga Di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba

Nama Mahasiswa : ITA IRA HANDAYANI Nomor Induk Mahasiwa : 105651104416

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar proposal penelitian ini adalah karya saya sendiri danbukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnyadan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersediamenerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar,.... Mei 2020

Yang Menyatakan,

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan guna menempuh penyelesaian ujian akhir pada pendidikan S1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammdiyah Makassar

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Berbagai bimbingan, doa serta dorongan semangat dari berbagai pihak yang penulis dapatkan merupakan salah satu berkah yang tidak ternilai harganya Untuk itu melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan, bimbingan, saran, dan motivasi kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Siselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammdiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M. Siselaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

4. Bapak Dr. Amir Muhiddin M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Diana Rina M, M Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Kedua orang tua saya yang tercinta, terkasih, dan tersayang Ibunda Mia serta Ayahanda Amir yang selama ini memberikan motivasi, nasehat, dan kasih sayang serta menjadi penyemangat dalam menempuh pendidikan.

6. Keluarga Besar Pondok Aminah merupakan teman yang selalu memberikan keceriaan dan dukungan kepada penulis.

7. Kepada sahabat (PRINCESSA), yang senantiasa memberi semangat dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman (IKOM 2016)yang merupakan angkatan penulis di Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah bersama-sama penulis selama kurang lebih 4 tahun ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis serahkan segalanya kepada Allah SWT diiringi dengan doa dan harapan semoga Allah memberi kebaikan serta pengorbanan yang telah kami berikan selama ini mendapat balasan yang setimpal dan jauh lebih baik. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Makassar, September 2020

(8)

viii ABSTRAK

Ita Ira Handayani. NIM. 105651104416. Skripsi. Komunikasi Antarpribadi Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba”. Pembimbing I : Amir Muhiddin dan Pembimbing II : Diana Rina M.

Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari atau bersosialisasi sejak manusia di ciptakan oleh pencipta-Nya. Komunikasi menjadikan apa yang dimaksud oleh seseorang dapat dimengerti oleh orang lain. Bahkan terciptanya kesepakatan dikarenakan adanya komunikasi. Serta memberi dukungan terhadap apa yang dimaksudkan oleh individu tersebut baik berupa persetujuan maupun suatu kritik yang membangun terhadap apa yang disampaikan oleh individu maupun kelompok itu sendiri.

penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu fenomena di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Seorang ibu rumah tangga disalah satu keluarga di desa tersebut perberilaku suka menceritakan hal-hal yang ia miliki, membangga-banggakan keberhasilan anaknya yang telah berhasil melanjutkan kesekolah perawatan, membicarakan dunia perkuliahan, sedangkan dilingkungannya mayoritas berpendidikan maksimal sampai tingkat sekolah menegah pertama, dan juga memberitahukan tetangga mengenai pengeluaran dan pemasukan yang dialami ketika membiayai anak sampai tingkat perguruan tinggi. Berawal dari kasus tersebut maka dapat diketahui bahwa seorang ibu rumah tangga tersebut memiliki rasa empati yang rendah. Maka intropeksi diri perlu diterapkan, agar lebih bisa melihat keadaan lingkungan dan memahami perasaan orang lain yang keadaannya sudah jelas tidak seperti seorang ibu tersebut.

fokus penelitian ini adalah bagaimana proses komunikasi antarpribadi hidup bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba? Dan bagaimana hasil proses komunikasi antarpribadi hidup bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba?.

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif kompratif. Dalam menganalisa penyebab adanya kurang keharmonisan didalam bertetangga. Dengan membandingkan teori dan hasil proses penelitian dilapangan. Data yang digunakan berupa hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang disajikan dalam bab penyajian data dan analisi data.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv DAFTAR ISI ... v BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A.Latar Belakang ... 1 B.Rumusan Masalah ... 6 C.Tujuan Penelitian ... 6 D.Manfaat Penelitian... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Penelitian Terdahulu ... 8

B.Kajian Teori ... 10

1.pengertian Komunikasi ... 10

2.Tujuan Komunikasi ... 11

3.Manfaat dan Fungsi Komunikasi ... 12

4.Pengertian komunikasi Antarpribadi... 15

5.Fungsi Komunikasi Antarpribadi ... 16

6.Bentuk-bentuk Komunikasi Antarpribadi ... 19

7.Elemen Komunikasi Antarpribadi... 22

8. Peran Komunikasi antarpribadi………..………...24

9. hidup bertetangga………..26

10. Ruang Lingkup Intropeksi Diri dalam Bertetangga……….28

11. bentuk-bentuk intropeksi diri dalam hidup bertetangga………..30

C.Kerangka Pikir ... 44

D.Fokus Penelitian ... 45

E.Deskripsi Fokus ... 45

BAB III.METODE PENELITIAN ... 46

A.Waktu dan Lokasi Penelitian... 46

B.Jenis dan Tipe Penelitian ... 46

(10)

x

D.Teknik Pengumpulan Data ... 49

E.Teknik Analisis Data ... 53

F.Teknik Pengabsahan Data ... 56

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 57

B.Hasil Penelitian ... 57 C.Pembahasan Penelitian ... 67 BAB V.PENUTUP ... 71 A.Kesimpulan... 71 B.Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu akan lingkungan sekitar bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Melalui rasa ingin tahu ini membuat manusia perlu melakukan komunikasi. Komunikasi itu sendiri ada di mana-mana Seperti, di rumah, di sekolah, di kantor, di dalam masyarakat dan di semua tempat di mana mereka melakukan sosialisasi. Artinya hampir kegiatan manusia selalu tersentuh oleh komunikasi.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan dalam lingkungan keluarga maupun dengan masyarakat sekitar, komunikasi antarpribadi sebagai sarana komunikasi yang dalam hubungan interaksi dengan anggota keluarga maupun kelompok. Agar terjadi komunikasi yang seimbang dibutuhkan pengertian antar sesama dalam mengenai suatu tujuan yang diharapkan.

Komunikasi antrpribadi yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam lingkungan keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Komunikasi antarpribadi merupakan kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk melakukan komunikasi, karena kebutuhan manusia terkadang

(12)

2

tidak dapat di penuhi oleh dirinya sendiri maka dari itu membutuhkan bantuan dari orang lain.

Hidup dengan lingkungan sekitar yang bahagia adalah kebersamaan. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan atau pertolongan dari orang lain untuk melangsungkan proses kehidupannya, dari saling ketergantungan itulah yang membuat orang-orang membentuk suatu kesatuan dari lingkup terkecil keluarga yaitu Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) kampung, Kecamatan, Kabupaten sampai Negara dan lebih besar lagi. Semakin luas wilayah semakin banyak peluang untuk berkomunikasi dan menjalin kerukunan juga kedamaian dari banyaknya individu yang memiliki perilaku berbeda-beda.

Dalam sebuah lingkungan, komunikasi merupakan salah satu syarat yang harus terjadi di dalamnya. Tanpa adanya komunikasi suatu hubungan tidak akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Sebuah hubungan juga tidak bisa di pisahkan dari komunikasi antar anggotanya. Banyak manfaat positif jika individu bergabung dalam suatu kelompok, di antaranya adalah sebagai media penyelesaian masalah, berbagi ilmu pengetahuan, sebagai status sosial bahkan sebagai proses pembentukan komunikasi antarpribadi dalam masyarakat.

(13)

3

Perilaku seseorang bukan di sebabkan oleh "pembawaan" mereka, melainkan karena pengaruh komunikasi antarpribadi yang diidentifikasi mereka. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak hanya bisa dijadikan sebagai tempat berkumpulnya individu yang memiliki tujuan yang sama, tetapi kelompok juga dapat mempengaruhi konsep diri anggotanya.

Setiap individu mempunyai norma-norma tertentu, sama halnya hidup dalam bertetangga. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap lingkungan kita dan juga berpengaruh pada perilaku individu. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dalam lingkungannya.

Minat yang tinggi ini telah memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai jenis komunikasi antarpribadi dan pengaruhnya pada perilaku kita. Dengan kata lain ketika tergabung dengan sebuah kelompok, maka individu akan mengikuti norma atau aturan yang ada dalam kelompok tersebut atau akan menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya agar terlihat sama.

Tetangga adalah orang yang sangat dekat dengan kehidupan kita, hidup bertetangga bisa memberikan banyak pelajaran dalam kehidupan kita, tetangga juga bisa menjadi perantara yang hidayah dalam hidup semakin sering bersosialisasi dengan tetangga kita maka semakin banyak hal yang baru

(14)

4

didapatkan, tidak jarang kita saling berbeda pendapat, terkadang saling mendukung ataupun saling memberi nasihat. Ada tiga tipe tetangga yaitu ;pertama, tetangga yang seagama memiliki hubungan keluarga,kedua, mereka memiliki tiga hak yaitu hak tetangga, hak kekerabatan dan hak sesama muslim, ketiga, tetangga yang seagama tidak memiliki hubungan keluarga,tetapi memiliki hak dalam bertetangga.

Hidup dalam lingkungan masyarakat di butuhkan saling pengertian antar pribadi, dapat saling memahami dan saling mengerti sehingga tercipta pola komunikasi yang baik. Komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi yang berlangsung secara tatap muka/langsung yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik dalam organisasi maupun masyarakat.

Sehubung dengan hal bertetangga, pada Hadist dari Bukhari Muslim dan Ibnu Majah, adalah sebagai berikut :

ةرٌره ًبأ يع : ـ نلسو هٍلع الله ىلص ” هراج ذؤٌ لاف ، رخَا موٍلاو للهاب يهؤٌ ىاك يه للهاب يهؤٌ ىاك يهو ، توصٍل وأ ًارٍخ لقٍلف رخَا موٍلاو للهاب يهؤٌ ىاك يهو ، هفٍض مركٍلف ، رخَا موٍلاو “ ، نلسهو يراخبلا هاور هجاه يباو

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan menyakiti tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya.Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.”(Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah).

(15)

5

Wilayah Penelitian berada di Kabupaten Bulukumba, jarak sekitar 168,5 km dari Makassar,adapun Desa Manyampa terletak pada bagian Timur Wilayah Kecamatan Ujung Loe, pada sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Balleanging. Jarak dan waktu tempuh dari Desa Manyampa ke kota Bulukumba sekitar kurang lebih 1 jam, Penduduk Desa Manyampa sebanyak ; 1211 orang, jumlah warga sebanyak 369 Kepala Keluarga, terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan umur/usia yang beragam.

Mata Pencaharian sebahagian besar penduduk sebagai : Petani sebanyak; 70%, yang berprofesi sebagai Pegawai berjumlah ; 20%, dan 10% warga yang tidak bekerja (Narasumber: Kepala Desa Manyampa). Melihat kepadatan penduduk maupun latar belakang sosial yang berbeda namun terkadang menimbulkan konflik antar tetangga.

Sebagaimana yang telah saya temui sebuah fenomena di lingkungan saya, di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Di lingkungan saya itu mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. Rutinitas sehari-hari dari terbitnya fajar sampai hampir matahari terbenam. Ada yang mengelola sawahnya sendiri, da nada juga yang mengelola sawahnya orang alias buruh tani.

Dilihat dari segi pendidikanpun, mayoritas SMP, selain itu banyak yang langsung melanjutkan ke jenjang pernikahan. Ada juga yang kerja, dan uniknya lagi mereka serentak kerja keluar kota, sangat kurang yang bekerja di Desa Manyampa itu sendiri.

(16)

6

Ditengah-tengah kehidupan sehari-hari yang seperti itu, ada tetangga saya yang bernama ibu SK. Beliau kisaran berumur 40 an tahun. Tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Sekarang beliau mempunyai 2 orang anak perempuan, yang pertama menempuh sekolah keperawatan di STIKES Nani Hasanuddin Makassar dan masih semester 3, anaknya yang kedua duduk di kelas 11 SMA. Kebiasaan ibu SK yang kurang disenangi orang-orang sekitar, alasan yang keluar dari uneg-uneg tetangga adalah mengenai semua keberhasilan dan apa-apa yang diperoleh atas anaknya, entah prestasi, nilai, dll. Semuanya diceritakan kepada orang-orang disekitar, dan hal tersebut tanpa ada pertanyaan dari tetangga sekitar.

Sampai-sampai anaknya yang pertama yang bernama YL,juga menjadi bahan untuk diceritakan kepada tetangga-tetangga sekitar, apalagi YL baru saja menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pengeluaran yang dikeluarkan setiap bulan dan pemasukanpun, dijadikan bahan pembicaraan sewaktu kumpul-kumpul bersama tetangga, mengenai di tempat kuliah kegiatan, teman dan lain sebagainya semuanya diceritakan. Apalagi akhir-akhir ini yang sering diceritakan adalah YL yang sangat banyak sekali acara ketika di kampus.

Dalam fenomena yang peneliti temui, terjadi kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat, tidak seharusnya ibu SK tersebut menceritakan seluruh apa yang dia alami, apa yang dia lakukan terhadap anak, dan apa saja keberhasilan yang dicapai anak. Berhubung mayoritas yang di bicarakan

(17)

7

adalah YL yang berposisi sedang menempuh sekolah kampus keperawatan di Makassar, bukan berarti harus menceritakan juga kepada tetangga-tetangga sekitar. Selain mengingat pendidikan yang ditempuh msyarakat sekitar itu tidak sepadan artinya tidak sampai SMA, SMP itu saja sudah bagus menurutnya, pasti tetangga juga merasa tidak nyaman dengan pembahasan mengenai pendidikan, pengalaman dll. Merasa tersinggung juga iya, karena ibu SK dengan bangganya membicarakan hal tersebut dan tidak memposisikan dirinya sendiri yang seharusnya cerita hal seperti itu kepada orang yang tidak merasakan bangku perguruan tinggi, itupun tidak layaknya sampai pengeluaran dan pemasukan yang dia alami harus juga diceritakan.

Melihat fenomena yang terjadi seperti yang saya paparkan diatas dari menceritakan semua yang dia alami ke tetangga-tetangga tanpa ada pertanyaan, dilakukan tidak hanya sekali, tidak memikirkan bahwasannya audien itu posisinya tidak seperti saya, mereka tidak tahu menahu tentang perkuliahan dan lain sebagainya. Oleh karena itu peneliti tergerak untuk melakukan penelitian mengenai komunikasi antarpribadi hidup bertetangga di Desa Manyampa. Dengan penelitian ini peneliti berharap agar subjek dalam cerita ini, lebih meningkatkan keintropeksian dirinya sendiri, menyadari bahwa memposisikan kita terhadap orang lain itu perlu, tidak ada yang bisa melakukan apa-apa melainkan atas ridho Allah SWT. Sehingga peneliti melakukan penelitian dan dipaparkan di dalam karya tulis ini dengan judul

(18)

8

“Komunikasi Antarpribadi Hidup Bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan rasa empati dalam bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba?

2. Bagaimana hasil proses komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan rasa empati dalam bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan rasa empati dalam bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.

2. Untuk mengetahui hasil proses komunikasi antarpribadi untuk meningkatkan rasa empati dalam bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

(19)

9

Penelitian ini di harapakan dapat menambah wawasan keilmuan peneliti dalam wacana ilmu komunikasi yang berfokus pada kajian komunikasi antarpribadi.

2. manfaat praktis

Sebagai bahan acuan mahasiswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi yang mengutamakan proses dan peranan dalam komunikasi antarpribadi.

(20)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Nurul Fauziah (2015) berjudul, komunikasi antarpribadi dalam membentuk karakter anak pada kelas pre school di harapan ibu. Metode pendekatan penelitian adalah pendekatan penelitian kualitatif jenis deskriptif tentang penerapan komunikasi antarpribadi pada kelas pre school dalam proses belajar mengajar. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini, penelitian Nurul Fauziah melakukan penelitian tentang komunikasi antarpribadi dalam membentuk karakter anak sedangkan penelitian ini mengetahui tentang peran komunikasi antarpribadi dalam pembentukan konsep diri. Dari hasil penelitian di dapatkan adalah penerapan komunikasi antarpribadi pada kelas pre school dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan intruksi komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Faktor penunjang proses belajar mengajar adalah tersedianya fasilitas yang memadai, dan hambatannya adalah dikarenakan ada beberapa murid yang tidak fokus pada pembelajaran.

(21)

11

Yuli Wulandari (2015) berjudul, komunikasi antarpribadi komunitas anak vespa sidoarjo dalam membina solidaritas kelompok. Metode pendekatan penelitian adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengembangkan masalah tentang apa hambatan yang di alami komunitas anak vespa dalam membina solidaritas kelompok. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu menjadikan komunitas anak vespa Sidoarjo sebagai subjek sedangkan penelitian terdahulu menggunakan teori self disclosure. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa komunitas vespa tersebut di saat bertemu saling berjabat tangan, hal ini dilakukan sebagai simbol persaudaraan mereka. Selain berjabat tangan, simbol persaudaraan lainnya mereka melakukan interaksi dengan cara menyapa ketika bertemu dengan komunitas vespa lainnya saat berkendara di jalan. Komunikasi antarpribadi berlangsung melalui tatap muka atau bertemu langsung dan juga melalui media komunikasi baik secara formal maupun nonformal untuk menyebarkan informasi-informasi. Namun tidak ada binaan tersendiri secara khusus untuk solidaritas antar anggota.

Tri Ayu Sari (2016) berjudul, komunitas terhadap pembentukan identitas diri (studi deskriptif kualitatif komunitas hijabers USU terhadap pembentukan indentitas diri) fokus penelitian tersebut adalah untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi pada komunitas hijabers USU dalam membentuk identitas diri. Penelitian ini berusaha memahami situasi,

(22)

12

menafsirkan serta menggambarkan suatu peristiwa atau fenomena keadaan objek yang terjadi di masyarakat, dalam hal ini komunitas hijabers USU dan pengaruhnya terhadap identitas diri. Hasil penelitian yang di peroleh ialah komunikasi antarpribadi yang sering di lakukan oleh komunitas membuat anggotanya menjadi aktif dan merasa percaya diri mengeluarkan ide untuk event yang akan diselenggarakan. Para anggota yang sebelumnya merasa canggung dan kaku untuk berbicara di depan banyak orang, dengan rutinitas komunitas yang sering melakukan diskusi kelompok membuat informan menjadi semakin percaya diri dan yakin akan kemampuan serta penampilannya dalam berbusana.

B. Kajian Teori

1. Pengertian Komunikasi

Riska Dwi Novianti (2017:32) Komunikasi berasal dari kata latin communicare atau communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses pengirim pesan yang dilakukan oleh komunikator dan di terima oleh komunikan baik secara langsung maupun melalui media.

(23)

13

Onong Cahyana Efendd (2010:64) komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik dengan secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melewati media).

Raymond Ross (2012:40) komunikasi merupakan proses menyortir, memilih, serta pengiriman simbol-simbol yang membantu komunikan menanggapi danmerespon makna dari pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2. Tujuan Komunikasi

Riant Nugroho (2012:72) tujuan komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yg dapat mengubah perilaku dan mendapat pemahaman yang sama.

a. Pesan yang disampaikan bisa dimengerti b. Dapat memahami orang lain

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu (kegiatan)

3. Manfaat dan Fungsi Komunikasi

Alo Liliweri (2007:18) ada dua fungsi utama dan manfaat komunikasi diantaranya:

(24)

14

a. Pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui penerima, fungsi utama dari informasi adalah untuk memberikan pesan/informasi kepada penerima agar dapat mengetahui sesuatu yang ingin di ketahui.

b. Sumber Memberikan suatu informasi dalam rangka mendidik penerima, fungsi utama dari informasi adalah menyampaiakan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari informasi yang di sebarluaskandapat diterima oleh penerima informasi sehingga menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.

4. Konsep Komunikasi

Komunikasi secra terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian ruben dan steward mengenai komunikasi manusia yaitu: bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk berdaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Di dalam komunikasi terbagi menjadi dua:

(25)

15 a) Komunikasi verbal

Devito (2011:51) Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal di sengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempersentasikan sebagai aspek realitas individual kita.

b) Komunikasi non-verbal

Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal.

5. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Devito, (2011:280) komunikasi antarpribadi ialah merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi

(26)

16

dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi.

Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi ialah komunikasi antara komunikator dan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasi ini positif atau negative, berhasil atau tidak, jika ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Komunikasi antarpribadi juga sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok kecil tersebut.

Mclean (2009:16) yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah sebuah proses dinamis dimana sebagian kecil orang terlibat dalam sebuah percakapan. Komunikasi antarpribadi secara umum didefenisikan sebagai pelibatan dua hingga delapan orang. Semakin besar sebuah kelompok maka akan semakin mudah untuk memecahkanya kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil hingga terjadi komunikasi antarpribadi.

(27)

17

Brilhart Galanes (2012:30) yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi yaitu proses menggunakan pesan-pesan untuk menghasilkan makna yang sama dalam sebuah kelompok kecil manusia.

Reardon (2009) komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang mempunyai ciri-ciri: terjadi karena adanya berbagai faktor pendorong misalnya dalam didorong oleh faktor kesepian yang dirasakan oleh seseorang, berakibat pada sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja, kerap kali berbalas-balasan sehingga komunikasi berlangsung terus-menerus, memperbaiki hubungan yang renggang menjadi lekat kembali. Awal komunikasi masih membahasa sesuatu yang umum, namun lama-kelamaan semakin intens, komunikasi tak pernah berakhir sehingga mengarah kepada bahasa yang bersifat pribadi, suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya keterpengaruhan, sehingga hubungan tidak terkesaan menoton dan membosankan. Menggnunakan berbagai lambing yang bermakna.

Komunikasi antar dua orang mengubah hubungan yang tadinya bersifat inforsonal menjadi intim, dari semula tidak kenal menjadi teman, sahabat, bahkan kekasih. Semuaitu membutuhkan proses dan harus melalui tahapan-tahapan yang ada.

Berikut lima tahapan hubungan antarpribadi menurut Devito (2011;254):

1. Kontak terjadi melalui indra, baik itu melihat, mendengar, serta membaui seseorang. Biasanya penampilan fisik adalah hal yang paling

(28)

18

mudah terlihat, akan tetapi tidak menutup adanya unsur lain seperti sikap hangat, keterbukaan, bersahabat, dan lain-lain yang membuat seseorang mau melanjutkan hubungan ketahap selanjutnya. Kontak adalah reaksi pertama saat bertemu.

2. Keterlibatan merupakan tahap dimana kita menginginkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Keterllibatan berawal dari pertemuan kedua, yakni setelah adanya rasa ketertarikan dalam kontak, lalu berteman.

3. Keakraban terjadi jika kita sering terlibat hubungan dengan orang lain, maka kitapun akan semakin akrab dengan orang tersebut. keakrabaan hubungan bisa dalam wwujud persahabatan atau menjadi sepasang kekasih. Keakrabaan bisa diliat dari kedalamaan dan kepuasaan topic pembicaraan yang mengarah pada hubungan antarpribadi.

4. Perusakaan terjadi jika didalam sebuah hubungan sudah mulai ada konflik, berarti hubungan tersebut sudah tidak harmonis. Konflik yang berkepanjangan ddan tidak bisa dihadapi akan menyebabkan penurunan kualitas komunikasi berupa perusakan hubungan.

5. Pemutusan terjadi jika dua individu tak mampu menyelesaikan konflik yang ada, maka pemutusan hubungan pun akan terjadi. Ini merupakan tahapan terburuk dalam sebuah hubungan karena mereka akan terpisah, meskipun kadang konflik mereda, atau kembali menegang,

(29)

19

saling bermusuhan, dan mengakhiri hubungantidak dengan cara baik-baik.

6. Teori Interaksi Simbolik

Bogdan dan Taylor (2010:270) mengemukakan bahwa pada awalnya perkembangan interaksi simbolik lebih menekankan studinya tentang perilaku manusia pada hubungan antarpribadi bukan pada keseluruhan masyarakat atau kelompok. Esensi model ini ialah suatu aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Perpektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut panjang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia yang membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra mereka.

Dalam pandangan interaksi simbolik, sebagaimana ditegaskan Blumer, proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok. Menurut teoritis interaksi simbolik. Kehidupan sosial pada dasarnya adalah “interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol.

(30)

20 7. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Alo Liliweri (2010:270) berpendapat bahwa keberadaan suatu individu dalam masyarakat di cerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :

a. Fungsi hubungan sosial, yaitu bagaimana suatu individu mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara lingkungannya seperti bagaimana suatu individu secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal santai dan menghibur.

b. Fungsi pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah individu secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.

c. Fungsi persuasi, yaitu seorang berupaya mempersuasi lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

d. Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, yaitu berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.

(31)

21

e. Fungsi terapi, yaitu membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapat manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri.

8. Bentuk-Bentuk Komunikasi antarpribadi

Rakhmat, (2011:175) bentuk komunikasi antarpribadi terbagi dalam dua kategori yaitu :

a. Komunikasi kelompok deskriptif 1. Kelompok tugas

Aubrey Fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas dan menemukan bahwa kelompok melewati 4 tahap orientasi, konflik, pemunculan dan pengetahuan. Pada tahap pertama setiap anggota berusaha saling mengenal, saling menangkap perasaan yang lain mencoba menemukan peranan dalam status. seseorang cenderung tidak seragam dalam menafsirkan usulan. Pada tahap kedua konflik, terjadi peningkatan perbedaan diantara individunya, tindak komunikasi pada tahap ini kebanyakan berupa pernyataan tidak setuju dukungan pada pendirian masing-masing dan biasanya menghubungan diri dengan diri dengan pihak yang pro atau kontra. Pada tahap ketiga pemunculan, orang mengurangi tingkat polarisasi dan perbedaan

(32)

22

pendapat. Disini anggota yang menentang usulan tertentu menjadi bersikap tidak jelas. Tindak komunikasi umumnya berupa usulan-usulan yang ambigu. Pada tahap keempat peneguhan, para individu komentar tentang kerjasama yang baik dalam kelompok dan memperkuat keputusan yang diambil oleh kelompok, pernyataan umumnya bersifat positif dan melepaskan ketegangan.

2. Kelompok Pertemuan

Carl Roger melihat manfaat kelompok pertemuan untuk pengembangan diri pada tahun 1970-an para peneliti menemukan bahwa kelompok pertemuan bukan saja dapat membantu pertumbuhan diri, tetapi juga mempercepat penghancuran diri. Beberapa peneliti mencatat adanya kerusakan psikis akibat kepemimpinan kelompok yang merusak. Seperti kita ketahui orang memasuki kelompok pertemuan untuk mempelajari diri mereka dan mengetahui bagaimana mereka dipersepsikan oleh anggota yang lain.

3. Kelompok Penyadar

Kelompok penyadar ini digunakan untuk menimbulkan kesadaran pada anggota-anggota kelompoknya.Untuk menimbulkan kesadaran diri pada orang yang berkumpul di dalam kelompok harus terdiri dari orang-orang yang mempunyai karakteristik yang menjadi dasar pembentukan kareakter individu.

(33)

23 b. Komunikasi Antarpribadi Preskriptif

komunikasi antarpribadi dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan, atau melahirkan gagasan kreatif, membantu kepribadian seperti dalam kelompok pertemuan atau membangkitkan kesadaran politik. Tidak terlalu salah kalau kita katakan komunikasi antarpribadi berfungsi sebagai pelepas perasaan tidak enak sampai pembuat gerakan revolusioner, sejak sekadar pengisi waktu sampai basis perubahan social. Berbagai komunikasi antarpribadi ini menurut formatnya dapat diklarifikasikan pada dua kelompok besar; privat dan public (terbatas dan terbuka). Kelompok pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia, konferensi (rapat) adalah kelompok privat.Panel, wawancara terbuka, forum termasuk kelompok publik.

1. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi

Perubahan perilaku individu terjadi karena apa yang lazim disebut psikologi sosial sebagai pengaruh sosial. Kita akan mengulas tiga macam pengaruh kelompok terhadap perilaku komunikasi, yaitu:

a) Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok

(34)

24

mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.

Rakhmat (2011:150) berpendapat bahwa konformitas tidak selalu jelek dan tidak selalu baik. Untuk nilai-nilai social yang dipegang teguh oleh sistem sosial, konformitas diperlukan.Untuk kebersihan moral, kita memerlukan konformitas. Tetapi untuk perkembangan pemikiran untuk menghasilkan hal-hal yang baru dan kreatif, konformitas merugikan.

Taylor (2007:54) membagi aspek konformitas :

1) Peniruan: keinginan individu untuk sama dengan orang lain baik secara terbuka atau ada tekanan (nyata atau dibayangkan) menyebabkan konformitas.

2) Penyuesuaian: keinginan individu untuk dapat di terima orang lain menyebabkan individu bersikap konformitas terhadap orang lain. Individu biasanya melakukan penyesuaian pada norma yang ada pada kelompok.

3) Kesepakatan: sesuatu yang sudah menjadi keputusan bersama menjadikan kekuatan sosial yang mampu menimbulkan konformitas.

(35)

25

4) Ketaatan: respons yang timbul sebagai akibat dari kesetiaan atau ketertundukan individu atas otoritas tertentu, sehingga otoritas dapat membuat orang menjadi conform terhadap hal-hal yang disampaikan.

b) Polarisasi

Rakhmat (2011:158) Polarisasi adalah kecenderungan seseorang untuk berkeputusan lebih berani atau lebih takut ketika masuk kelompok atau di luar kelompok dalam menghadapi suatu fenomena. Ketika kita berada dalam kelompok yang kita telah mengenali karakteristik anggotanya dan mereka juga telah mengenali kita secara dekat, kita mungkin akan lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat, beretorika, berkarya dan lainnya di kelompok.

c) Komunitas

Jasmadi (2008:15) dalam ilmu sosiologi komunitas dapat diartikan sebagai individu, orang yang saling berinteraksi yang ada di lokasi tertentu. Namun defenisi ini terus berkembang dan diperluas menjadi individu-individu yang memiliki kesamaan konsep diriistik tanpa melihat lokasi atau tipe interaksinya. Sebuah komunitas memiliki empat ciri utama yaitu:

(36)

26

- Adanya keanggotaan di dalamnya. Sangat tidak mungkin ada komunitas tanpa anggota di dalamnya.

- saling memengaruhi. Antar anggota komunitas dapat saling memengaruhi satu dengan yang lainnya.

- Adanya integrasi dan pemenuhan kebutuhan antar anggota. - Adanya ikatan emosional antar anggota.

Bisa dikatakan bahwa inti komunitas terletak pada kelompok orang yang memiliki identitas yang hampir sama di mana faktor lokasi tidak terlalu relevan lagi. Yang terpenting anggota komunitas harus berinteraksi secara regular.

9. Elemen Komunikasi antarpribadi

Devito (2011:24-30) Peneliti menggunakan elemen komunikasi untuk melihat proses komunikasi antarpribadi yang terjadi. Ada beberapa elemen diantaranya, yaitu:

a. Lingkungan Komunikasi

Lingkungan komunikasi atau beberapa orang menyebutnya dengan konteks komunikasi, memiliki tiga dimensi, yaitu : dimensi fisik, dimensi sosial-psikologis, dan temporal. Dimensi fisik berarti ruang atau lingkungan nyata atau berwujud dimana komunikasi berlangsung.Dimensi sosial-psikologis meliputi hubungan atau status antar individu

(37)

27

yang terlibat komunikasi, peran dan permainan yang dijalankan, dan aturan budaya dimana komunikasi dijalankan. Dimensi temporal (waktu) mencakup waktu ketika menjalankan komunikasi. Ketiga dimensi ini saling berinteraksi, mempengaruhi dan dipengaruhi.

b. Sumber-Penerima

Sumber dan penerima adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, hal ini berarti seseorang yang ikut dalam komunikasi akan menjadi sumber sekaligus penerima. c. Pesan dan Saluran

Pesan komunikasi dapat memiliki banyak bentuk, bisa dalam bentuk verbal

(lisan atau tertulis) maupun nonverbal (tanpa kata-kata : cara berjalan, tersenyum, dan sebagainya) sehingga dapat dikatakan bahwa segala hal dalam diri seseorang, ia melakukan komunikasi.

d. Umpan balik

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya, dan bisa berasal dari siapa saja. Apabila seseorang mengatakan suatu pesan kepada orang lain, ia juga mendengarkan pesannya sendiri, hal ini berarti ia

(38)

28

menerima umpan balik dari dirinya sendiri. Selain dari diri sendiri, umpan balik juga akan di terima dari orang lain. e. Gangguan

Terdapat tiga macam gangguan, yaitu gangguan fisik, psikologis, dan semantic. Gangguan fisik adalah interfensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain. Gangguan psikologis adalah interfensi kognitif atau mental. Gangguan semantic adalah pembicara dan pendengar memiliki arti yang berbeda.

f. Efek komunikasi

Setiap komunikasi pasti akan memberikan efek pada satu orang atau lebih yang ikut dalam kegiatan komunikasi tersebut.

10. Peran Komunikasi antarpribadi

Deddy Mulyana (2010:68) mengatakan sebuah komunikasi yang terjadi akan dikatakan sebagai komunikasi antarpribadi apabila komunikasi tersebut dilakukan oleh 2 orang atau lebih dan dilakukan secara langsung. Komunikasi antarpribadi akan memiliki beberapa peran yang sangat penting di dalam setiap pertukaran informasi yang terjadi. Beberapa peran komunikasi antarpribadi tersebut, antara lain :

(39)

29

Komunikasi antarpribadi juga berperan sebagai wadah untuk menjalin hubungan sosial antara setiap lapisan masyarakat, dan bukan hanya menjalin hubungan antar satu individu saja. Ketika seseorang mampu untuk menjalin hubungan sosial kepada masyarakat, maka individu tersebut akan semakin dikenal dan di hormati oleh masyarakat.

b. Berperan untuk mencari alternatif

Komunikasi antarpribadi tentunya berperan untuk mencari setiap pilihan terbaik, namun ketika pilihan terbaik tidak tercapai maka komunikasi antarpribadi yang dilakukan harus mampu untuk mencari alternative.

c. Pembagi dan pemberi tugas

Komunikasi antarpribadi juga berperan untuk membagikan atau memberi tugas kepada setiap anggota kelompok. Bahkan dibeberapa kondisi, individu juga mampu berperan untuk memberikan tugas kepada orang-orang yang bukan bagian kelompoknya. Biasanya, tugas yang diberikan akan berkaitan dengan program kerja atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok tersebut.

(40)

30

d. Memelihara hubungan dengan baik

Komunikasi antarpribadi yang rutin dilakukan, tentunya akan berperan juga terhadap keberlangsungan dari kelompok tersebut. Jika keberlangsungan sebuah kelompok terjaga dengan terjalinnya komunikasi yang aktif dan efektif, sebuah kelompok akan dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama dan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

e. Pendorong partisipasi

Komunikasi yang dilakukan disetiap kelompok juga sangat berperan untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi ataupun dukungan dari seluruh anggota kelompok.

f. Menjalin kerjasama dengan individu lain

Komunikasi yang dilakukan dalam sebuah hubungan juga sangat berperan ketika masing-masing individu ingin menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya.

10. Hidup Bertetangga

Manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri. Manusia akan membutuhkan orang lain untuk menyempurnakan hidupnya, kodrat manusia membutuhkan

(41)

31

pasangan untuk menikah dan memiliki keturunan, Memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti berbelanja, bekerja, dan memeriksa diri ke doktersaat sakit. Semua itu tidak dapat dilakukan sendiri. Harus ada orang lain yang menjadi rekan kerja, yang menjadi pedagang, juga yang menjadi dokter dalam lingkungan tempat tinggalkita. Ada tetangga lain di samping, de pan, dan belakang rumah kita. Itulah yang disebut sebagai tetangga. Menjalin hubungan yang baik adalah sebuah kewajiban sebagai salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan. Menjalin hubunganbaik bersamatetangga adalahkewajiban untuk memciptakan kehidupan sosial yang rukun dan damai.

a. Memperlakukan tetangga dengan baik

Secara tidak langsung, tetangga adalah teman hidup dalam lingkungan sosial. Ketika membutuhkan pertolongan, maka tetangga bisa menjadi orang pertama yang membantu kita sebelum keluarga kita yang lain. Oleh karena itu, tetangga adalah bagian dari keluarga dan penting menciptakan keluarga harmonis dengan tetangga. Berbuat baik dengan cara bersikap ramah, berlaku sopan dan menyapa dengan hangat adalah salah satu cara untuk memperlakukan tetangga dengan baik.

(42)

32 b. Menghargai kehidupan tetangga

Setiap keluarga memiliki kehidupan sendiridenganlatar belakang sosial yang berbeda dalam kehidupan. Tidak semua keluarga atau tetangga kita memiliki keadaan finansial yang berkecukupan, tidak semua keluarga atau tetangga memiliki apa yang kita miliki dan sebaliknya. Oleh karena itu, menghargai kehidupan bertetangga sebuah keharusan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dengan memahami perbedaan untuk mencapai kebersamaan. c. Memberikan perhatian saat tetangga membutuhkan pertolongan

Pada saat tetangga sedang mendapat musibah, maka kewajiban kita memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan.Jika tidak mampu menolong dengan materi, maka sikap empatipun sudah lebih dari cukup.

d. Toleransi terhadap perbedaan

Salah satu bentuk perbedaan yang mungkin terjadi adalah perbedaan agama.Maka bersikaplah toleran terhadap pilihan masing-masing.

e. Tidak menyakiti hati atau fisik tetangga

Menyakiti hati atau fisik orang lain dapat berdampak buruk bagi kita. Perpecahan akan terjadi dan kita dijauhi oleh tetangga.

(43)

33

11. Ruang Lingkup intropeksi diri dalam bertetangga

Ruang lingkup intropeksi diri dalam komunikasi antarpribadi ada tiga aspek:

a) Aspek beribadah yang berhubungan dengan allah. Dalam pelaksanaan ibadah ini berhubungan dengan ketentuan dalam Al-quran dan rasulnya.

b) Aspek pekerjaan dan perolehan Rezeki. Aspek ini sering dilupakan bahkan ditinggalkan dan tidak dipedulikan.

c) Aspek kehidupan sosial. Aspek kehidupan sosial dalam artian kehidupan, akhlak dan adab terhadap sesame manusia. Bisa juga berarti perlakuaan, kehidupan sosial, hubungan satu sama lain, interaksi sosial, sikap dan tindakan terhadap orang lain, bisnis dan transaksi.

12. Bentuk-Bentuk Intropeksi diri dalam bertetangga

Menurut ibnu qayyim, intropeksi diri ada dua macam yaitu, sebelum beramal dan sesudahnya:

a) Sebelum beramal, yaitu dengan berpikir sejenak ketika hendak berbuat sesuatu dan jangan langsung mengerjakan sampai nyata baginya kemaslahatan untuk melakukan atau tidaknya.

b) Intropeksi diri setelah melakukan perbuatan. Ini ada tiga jenis:

- Mengintropeksi ketaatan berkaitan dengan hak allah yang belum sepenuhnya ia lakukan.

(44)

34

- Intropeksi diri terhadap setiap perbuatan yang mana meninggalkannya adalah lebih baik dari melakukannya. - Intropeksi terhadap diri sendiri tentang setiap perbuatan

yang pernah ia lakukan.

13. Memiliki Rasa Empat Dalam Hidup Bertetangga 1. Pengertian Empati

Konsep empati memiliki sejarah yang pelik. Ditandai dengan banyaknya ketidaksepakataan dan perbedaan diantara para ilmuwan. Oleh karena itu, hingga saat ini belum ada defenisi yang dianggap sebagai defenisi yang paling sesuai atau defenisi yang dapat di terima oleh semua peneliti dan teoritikus. Dengan kata lain defenisi empati yang digunakan sangat tergantung pada perspektif teoritis.

Chaplin mendefenisikan bahwa empati adalah kemampuan memproyeksikan perasaan sendiri pada suatu kejadian, satu objek alamiah atau karya estetis dan pengertian terhadap kebutuhan dan penderitaan pribadi lain. Empati juga merupakan kesanggupan untuk menempatkan diri dalam keadaan orang lain tanpa menjadi orang lain.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa empati merupakan suatu aktifitas untuk memahami orang lain yang

(45)

35

sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain tanpa menjadi orang lain.

2. Aspek-aspek dalam empati

Para teoritikus menyatakan bahwa empati terdiri dari dua komponen yaitu kognitif dan afektif:

a) Komponen Kognitif

Komponen kognitif merupakan komponenyang menimbulkan pemahaman terhadap perasaan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pernyataan beberapa ilmuan bahwa proses kognitif sangat berperan penting dalam proses empati. Kemampuan seseorang dalam menjelaskan suatu perilaku, kemampuan untuk mengingat jejak-jejak intelektual dan verbal orang lain.

Selain itu konsep-konsep dasar tentang komponen kognitif tersebut menjadi referensi bahwa komponen atau kognitif sangat berperan penting dalam berempati. Tanpa kemampuan kognitif yang memadai seseorang akan selalu meleset dalam memahami kondisi orang lain. Karena realita-realitas sosial yang dia tangkap tidak sesuai dengan realtitas yang sebenarnya.

b) Komponen Afektif

Pada prinsipnya empati adalah pengalaman efektif. Yaitu respon emosional yang seolah-olah terjadi pada diri sendiri, pusat

(46)

36

dari pengalaman empati dan proses-proses empati kognitif untuk mendukung atau menuju pengalaman efektif. Dua komponen afektif diperlukan untuk terjadinya pengalaman empati, yaitu kemampuan untuk mengalami secara emosi dan tingkat reaktifitas emosional yang memadai yaitu kecenderungan individu untuk bereaksi secara emosional terhadap situasi-situasi yang dihadapi termasuk emosi yang tampak pada orang lain.

C. Kerangka Pikir

Komunikasi antarpriadi Hidup Bertetangga Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe

Kabupaten Bulukumba Deddy Mulyana (2010:68) a. Menjalin Hubungan Sosial b. memelihara hubungan baik c. menjalin Kerjasama Dengan individu lain

(47)

37 D. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada komunikasi antarpribadi dalam mengatasi hubungan hidup bertetangga pada Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini memberikan fokus pada peneliti yang meliputi komunikasi antarpribadi hidup bertetangga, proses dan hasil proses komunikasi antarpribadi, serta perkembangan masyarakat.

E. Deskripsi Fokus

1. Komunikasi antarpribadi ialah menyampaiakan pesan yang dilakukan 2 orang atau lebih dalam menjalani hubungan yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi.

2. Hidup bertetangga adalah keselarasaan, kesesuaian, dan keseimbangan. Pada masyarakat Desa Manyampa yang sering terjadi pertengkaran akibat saling menceritakan kekurangan antarwarga/keluarga sehingga merusak silaturahmi.

3. Peranan dalam komunikasi sangat penting karena dapat membuat seseorang menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang dilingkungannya.

(48)

38

4. Perkembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang baik.

(49)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, tepatnya di masyarakat manyampa. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus-15oktober 2020

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Bogdan dan Taylor (2009:4) mendefenisikan penelitian kualitatif ini menghasilkan data deskriptif dari perilaku orang sekitar yang telah di amati baik itu fenomena yang terjadi. Lebih lanjut Moleng (2009:11) mengemukakan bahwa penelitian deskriftif menekankan pada data berupa kata-kata,gambar, dan bukan angka-angka yang disebabkan adanya penerapan metode kualitatif. Ditinjau dari lokasi,penelitian ini merupakan penelitian lapangan..Penelitian dilakukan oleh peneliti langsung terhadap obyek, terutama dalam usaha memperoleh data dan berbagai informasi. Penelitian ini, semua karakteristik dan variabel yang diteliti dideskripsikan sebagaimana adanya tanpa ada perlakuan atau pengendalian secara khusus. Subtantif

(50)

40

penelitian ini pada dasarnya adalah fenomena tentang dunia makna sehingga datanya bersifat kualitatif dengan latar alami (natural setting)

2. Tipe penelitian

Tipe yangdigunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mempelajari tentang permasalahan yang ada dalam masyarakat dan situasi yang terjadi, termasuk aktivitas, sikap, pandangan, serta kejadian lainnya. Pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh fakta-fakta yang ada dilapangan pada saat melakukan penelitian. Berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan, peneliti mencoba untuk mengetahui komunikasi antarpribadi hidup bertetangga pada Desa Manyampa.

C. Informan

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi untuk menyelesaikan masalah yang diajukan informan merupakan individu-individu tertentu yang diwawancara untuk keperluan data dan informasi, yaitu orang yang memberikan informasi kepada peneliti sesuai dengan fakta yang ada di lapangan .Moleong (2009:132).

Informan yaitu orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan mengenai fokus penelitian, informan pertama yang libatkan adalah masyarakat Desa Manyampa.

(51)

41

Menentukan teknik triangulasi yang tepat diperlukan pemahaman yang tepat dan benar dalam membaca situasi dan kondisi lingkup penelitian.Pertimbangan yang mendasari pengambilan data penelitian kualitatif. Dengan pemikiran tersebut, tujuan penelitian yang diangkat akan diselaraskan dengan latar belakang peristiwa yang terjadi.

Peneliti menggunakan teknik triangulasi.Teknik ini bertujuan untuk menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama. Peneliti menggunakan observasi pastisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2012:327).

Dengan demikian peneliti melakukan pengumpulan berbagai data dengan sumber yang sama yaitu yang telah diperoleh dari melakukan pengumpulan data dari pemerintah Desa Manyampa selanjutnya melakukan teknik data triangulasi (observasi,wawancara,dokumentasi) sebagai langkah uji keabsahan data yang telah diperoleh peneliti.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih subjek penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Pemilihan informan untuk penelitian ini adalah masyarakat Desa Manyampa.

Berdasarkan kriteria tersebut diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah:

(52)

42

a. Muh. Abbas (Masyarakat Desa Manyampa) b. A. syamsiah (Masyarakat Desa Manyampa)

c. Abdul latif ( ketua Tokoh Masyarakat Desa Manyamp) d. Roslia (Masyarakat Desa Manyampa)

e. Syamsinar (Masyarakat Desa Manyampa)

Jumlah keseleruhan informan pada penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang, melalui informan ini data nantinya akan diperoleh dan lebih akurat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono, (2012:240) pengumpulan data merupakan cara awal mencari data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian dalam pengumpulan data. Jika peneliti tidak mengetahui cara mengumpulkan data bisa saja informasi yang ada tidak sesuai fakta maka data tidak memenuhi standar. Untuk pengumpulan data dan informasi dilapangan, maka teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah pertanyaan di ajukan dan jawaban di terima untuk saling mendapat informasi. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dan observasi.Kegiatan wawancara menjadi teknik untuk mendapatkan atau memperoleh data.Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara verbal kepada responden yang merupakan subjek penelitian.

(53)

43

Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup maka peneliti memilih petunjuk wawancara hanya berisi petunjuk secara garis besar tentang proses da nisi wawancara sehingga pewawancara diharuskan membuat pedoman wawancara yang hanya berisi pokok-popok dan hal penting yang diuraikan tidak mesti dalam bertanya harus berurutan, (Moleong, 2010:187).

Metode wawancara dilakukan dengan perbincangan langsung pada pihak yang terkait dengan penelitian mengenai komunikasi kelompok hidup bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Proses wawancara diawali dengan membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan informan penelitian tentang waktu yang dapat digunakan peneliti untuk melangsungkan wawancara. Peneliti memiliki keleluasan waktu untuk mendapatkan keterangan atau pernyataan yang diinginkan bermaksud agar informan tidak merasa terganggu. Keseluruhan wawancara dengan pihak informan Desa Manyampa dilakukan di lakukan wawancara dengan beberapa informan yakni masyarakat Desa Manyampa, dilakukan ketika mereka berada di rumah dikarenakan informan memiliki waktu luang ketika berada di rumah. Peneliti mengawali wawancara dengan membuka pembicaraan diawali dengan memberitahukan nama dan sebagainya dan memaparkan maksud dan tujuan penelitian.kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pertanyaan-pertanyaan yang telah tertera pada pedoman wawancara. Peneliti juga

(54)

44

menambahkan beberapa pertanyaan di luar pedoman wawancara sebagai tanggapan atas jawaban informan yang menurut peneliti perlu dijelaskan lebih lanjut.Informasi yang disampaikan informan ditulis dengan menggunakan alat tulis.Peneliti juga mencatat hal-hal penting yang perlu disampaikan oleh informan dalam wawancara.

2. Observasi

Observasi non partisipan dilakukan oleh peneliti terhadap implementasi masyarakat dalam mensosialisasikan informasi sesuai dengan sifat penelitian,maka peneliti melihat langsung kegiatan informan. Tujuan dari observasi ini adalah untuk melengkapi data yang ada dari hasil wawancara sebelumnya, sekaligus membandingkan apakah informasi yang disampaikan oleh informan benar-benar dilaksanakan.Peneliti secara langsung melakukan pemantauan atau observasi terhadap subyek penelitian.Kegiatan observasi meliputi mencatat, pertimbangan dan penilaian. (Saryono, 2011:82). Maksudnya ialah keberadaan peneliti diketahui secara jelas oleh para subjek penelitian sehingga peneliti dapat memperoleh data kepada para informan penelitian dengan mudah.

Kunjungan ke Desa Manyampa setelah melalui prosedur membawa surat ijin dari Kasbanpol dan Penanaman Modal sehingga peneliti dapat melakukan wawancara terhadap masyarakat Manyampa. Wawancara beberapa kali dilakukan. Peneliti melakukan wawancara pada hari biasa dan hari libur, untuk mengetahui apakah ada perbedaan keadaan misalnya, masyarakat lebih

(55)

45

susah ditemui pada hari biasa dibandingkan pada saat libur dan masyarakat juga menjadi lebih paham ketika peneliti mengunjungi dan melakukan wawancara.

3.Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara yang di gunakan untuk mencari data terkait dengan penelitian. Dengan demikian metode dokumentasi bermaksud mencari data dengan mengklasifikasikan bahan-bahan tertulis mengenai permasalahan penelitian. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data melalui sumber tertulis.

Pengambilan data melalui teknik dokumentasi dimaksudkan untuk memperkuat dan mengkonfirmasi data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Pada saat berada di lokasi penelitian, peneliti mencari dan mengumpulkan data dokumentasi.Dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variable dari sumber yang diamati (Kriyantono Rachmat, 2008:98).

Penelitian dokumen yang dimaksud yaitu berasal dari dokumen-dokumen resmi maupun pribadi yang berkaitan dengan peraturan yang ada di Desa tersebut. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data tambahan secara jelas dan konkret tentang informasi komunikasi antarpribadi hidup bertetangga di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.Terkait penelitian ini, peneliti mendapat beberapa data berupa dokumen sebagai data pendukung. Dokumen yang didapatkan dari penelitian berupa;

(56)

46 a. Dokumen tertulis

o Jumlah penduduk

1. Jumlah laki-laki 599 orang 2. jumlah perempuan 612 orang 3. jumlah kepala keluarga 369 KK o Mata pencaharian pokok

1. Petani 323 orang 2. buruh tani 37 orang

3. Pegawai Negeri sipil 15 orang

4. pengusaha kecil, menengah dan besar 16 orang

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah tahapan dalam proses penelitian untuk memperoleh data dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, menjadi informasi sehingga data tersebut lebih mudah untuk di mengerti dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan yang terutama masalah tentang sebuah penelitian yang akan dikaji, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain. Data dari hasil wawancara dan observasi dianalisis menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Croker (2009) “in Qualitative studies, data collection and analysis accur simultaneously and continuously. Artinya, dalam studi kualitatif,

(57)

47

pengumpulan dan analisis data muncul secara spontan dan berkelanjutan. Adapun teknik analisis data yang digunakan yakni model analisis Miles dkk (2014:112) yang dideskripsikan pada gambar dibawah ini :

Gambar Model Interaktif (Miles dkk, 2014:112)

Model Interaktif diatas, terbagi 3 aktivitas setelah pengumpulan data yaitu (a) penyingkatan data (data condensation),(b) penyajian data (data display) and (c) penarikan kesimpulan (conclusion: drawing of verification).

Pengumpulan data pengelompokkan data (data collection), peneliti melakukan kategorisasi data berupa keterangan-keterangan yang diperoleh di lapangan dan klasifikasi menurut urutan konsep sesuai masalah yang tercantum dalam penelitian.Pada saat penelitian mengumpulkan data lokasi penelitian melalui wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara

Data collection Data display Data condensation Data drawing/verifying

(58)

48

dengan informan, peneliti mencatat dan menghimpun semua jawabanyang dikemukakan oleh informan.

Demikian pula pada saat dilakukan observasi peneliti menggunakan pedoman observasi dan mencatat semua kegiatan yang diteliti. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengamati secara dokumentasi.

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan penyingkatan data (data condensation), penyingkatan data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, menyabarkan, dan mentransformasikan data yang ada didalam catatan lapangan, transkrip interview, dokumen, dan materi-materi lain (Miles dkk, 2014:112) Dalam penelitian ini, penyingkatan data terjadi secara berkelanjutan selama aktivitas penelitian ini berlangsung selama pengumpulan data terjadi, aktivitas-aktivitas penyingkatan data yakni menulis kesimpulan, melakukan pertayaan dalam penelitian telah terjawab dengan lengkap.

Aktivitas selanjutnya yaitu penyajian data. Adalah proses mengorganisasikan dan memanfaatkan informasi yang akan ditarik menjadi kesimpulan (Milles dkk, 2014:112) Penyajian data dapat berupa teks, diagram,grafik atau matriks yang menyiapkan cara baru dalam menyusun dan memikirkan tentang data yang lebih banyak. Langkah berikutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data, penulis mengadakan perpanjangan pengamatan, trianggulasi.

(59)

49

Langkah terakhir adalah memberikan kesimpulan (Drawing and verifying Conclusion).Setelah menyajikan data, peneliti akan menarik kesimpulan untuk menjawab umusan masalah dan memberikan saran-saran berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diambil. Langkah-langkah yang dilakukan adalah ; (1) Mendeskripsikan fokus masalah yang telah diinterpretasi dan dilakukan penarikan kesimpulan,(2) Kesimpulan sementara direlevansikan dengan hasil observasi lapangan, sehingga pemahaman terhadap masalah yang sesuai dengan kajian teoritis,(3) Melakukan penyimpulan akhir dan mendeskrifsikan sebagai hasil penelitian.

F. Teknik Pengabsahan Data

Verifikasi keabsahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik triangulasi yaitu teknik yang digunakan untuk melakukan survei yang lain diluar data,gunakeperluan verfikasi atau pembanding terhadap data. Teknik triangulasi ialah teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber dan metode. Triangulasi sumber yakni data dari hasil wawancara dengan informan dilakukan perbandingan untuk membuktikan kebenaran data tersebut dengan wawancara lagi beberapa informan lainnya. Triangulasi dengan metode dilakukan peneliti dengan membandingkan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, hal ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh data valid, selain itu dalam penelitian ini hasil data dikumpulkan dan di intetprestasikan sebagai hasil penelitian akurat.

(60)

50 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Kabupaten Bulukumba

Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Bulukumba yang memiliki motto Bulukumba “Berlayar” (bersih lingkungan, alam yang ramah). Kabupaten Bulukumba terusberbenah. Pemerintah terusmenata Kabupaten Bulukumba yang menurut sensus tahun 2019 dihuni kurang lebih 418.326 jiwa dan kabupaten ini memiliki luas wilayah 1. 154,58 km, serta kabupaten Bulukumba mempunyai 10 kecamatan, 27 kelurahan serta 109 Desa. Salah satunya adalah Desa Manyampa yang Telah diteliti oleh peneliti.

2. Deskripsi Desa Manyampa

Wilayah Penelitian berada di Kabupaten Bulukumba, tepatnya di Desa Manyampa.jarak sekitar 168,5 km dari Makassar,Jarak dan waktu tempuh dari Desa Manyampa ke kota Bulukumba sekitar kurang lebih 1 jam, Penduduk Desa Manyampa sebanyak ; 1211 orang,yang

(61)

51

terdiri dari laki-laki sebanyak 599 orang, perempuan 612 orang dan jumlah warga sebanyak 369 Kepala Keluarga.

Mata Pencaharian sebahagian besar penduduk sebagai : Petani sebanyak; 323 orang, buruh tani sebanyak 37 orang dan yang berprofesi sebagai Pegawai berjumlah ; 15 orang dan selebihnya mereka bekerja sebagai pengusaha kecil, menengah dan besar, bahkan juga ada masyarakat yang masih menganggur/tidak bekerja.

Melihat kepadatan penduduk maupun latar belakang sosial yang berbeda namun terkadang menimbulkan konflik antar tetangga.adapun Desa Manyampa terletak pada bagian Timur Wilayah Kecamatan Ujung Loe, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Batas Wilayah

No Batas Wilayah Desa/Kelurahan Kecamatan 1. Sebelah utara Desa

Paccarammengang dan Desa Bontobarua

Kec. Ujung Loe dan Kec. Bontotiro

2. Sebelah selatan Laut Plores Kec. Ujung Loe 3. Sebelah timur Desa Bontomarannu

dan Kelurahan Benjala

Kec. Bontotiro dan kec. Bontobahari

4. Sebelah barat Desa Balleanging dan Desa Garanta

Gambar

Gambar Model Interaktif (Miles dkk, 2014:112)

Referensi

Dokumen terkait