• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN KATA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN KATA KERJA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN KATA KERJA

O L E H ZULNAIDI,SS,M.Hum NIP: 132316223

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2007

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 i

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, serta salawat dan salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas segala rahmat dan karunia Nya lah sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini ditulis untuk menugkatkan salah satu bidang pengetahuan bahasa Jepang bagi penulis maupun mahaiswa yang mempelajari bahasa Jepang pada umumnya dan Departemen Sastra Jepang USU Medan khususnya. Adapun yang menjadi topik penelitian dalam karya ilmiah ini adalah suatu ‘analisis perubahan kata kerja dalam bahasa Jepang’.

Penulis sangat menyadari bahwa disana-sini masih banyak terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan terutama yang berkaitan dengan isi tesis ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Medan, Januari 2007

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 ii

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...i

DAFTAR ISI……….ii

BAB I PENDAHULUAN……….1

BAB II KATA KERJA……….………3

2.1. Jenis Perubahan Kata Kerja……….………3

2.2. Bentuk Perubahan Kata Kerja……….9

2.3. Jidooshi dan Tadooshi………..………..……….11

2.4. Kanoo Dooshi……….13

2.5. Hojo Dooshi………14

2.6. Onbin dari Godan Katsuyoo Dooshi………...………15

BAB III KESIMPULAN………..………..16

3.1. Kesimpulan………..16 DAFTAR PUSTAKA

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 iii

(4)

BAB I PENDAHULUIAN

Kata kerja dalam bahasa Jepang mempunyai perubahan (kunjugasi) menurut pemakainnya dalam kalimat. Konjugasi ini disebut katsuyoo. Kunjugasi atau katsuyoo dalam bahasa Jepang tidak sama dengan dengan konjugasi bahasa Inggeris. Kata kerja dalam bahasa Jepang teridri dari bagian yaitu : bagian depan yang disebut Gokan dan bagian belakang yang disebut Gobi.

Contoh Gokan dan Gobi dalam Kata Kerja

Contoh (kata kerja) Gokan Gobi Arti Kaku Nomu Asobu Au Shinu Wakaru Hanasu Matsu Oyogu Taberu Okiru Suru Kuru Ka No Aso A Tabe Oki Hana Ma Oyo Tabe Oki Su Ku Ku Mu Bu U Ru Ru Su Tsu Gu Ru Ru Ru Ru Menulis Minum Bermain Bertemu Makan Bangun Bercerita Menunggu Berenang Makan Bangun Melakukan Datang

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 iv

(5)

Contoh Perubahan Ka-ku menulis

Ka-kimasu menulis (sopan) Ka-kimashita sudah menulis Ka-kanai tidak menulis

Ka-ite imasu sedang menulis

Dooshi adalah jenis kata yang termasuk salah satu yoogen dan menyatakan kegiatan/aktifitas (nani ga dou suru). Biasanya pada waktu akhir, katanya selalu diakhiri dengan suara “u”.

Contoh: kaku menulis yomu membaca Miru melihat suru melakukan Hanasu berbicara kuru datang Dooshi dapat mengalami perubahan.

Contoh: kaku >kakimasu, kaku toki, kakeba, kako, dan lain-lain.

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa pada kerja terdapat bagian yang berubah dan bagian yang tidak berubah.

Bagian yang berubah (suku kata akhir) disebut gobi. Bagian yang tidak berubah (suku kata awal) disebut gokan.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 v

(6)

BAB II KATA KERJA 2.1. Jenis Perubahan Kata Kerja

Menurut perubahannya dooshi dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu: a. Godan Katsuyoo Dooshi.

Adalah kata kerja yang berakhiran u, tsu, ru, bu, nu, mu, ku, gu, su. b. Kami Ichidan Katsuyoo Dooshi.

Kata kerja yang berakhiran IRU c. Shimo Ichidan Katsuyoo Dooshi.

Kata kereja yang berakhiran ERU

d. Henkaku Katsuyoo Dooshi (Kahen Dooshi). Hanya satu kata kerja yaitu kuru

e. Sagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi (Sahen Dooshi). Hanya satu kata kerja yaitu suru

a. Godan Katsuyoo Dooshi.

Yang dimaksud dengan Godan Katsuyoo Dooshi adalah kelompok kata kerja dimana gobi (suku akhir) dari kata kerja tersebut dapat berubah melalui 5 tingkat kata suara yaitu a, i, u, e, o menurut gojuuonzu.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 vi

(7)

Contoh: Bentuk kamus Suku kata awal(gobi) Mizen kei Renyoo kei Shuushi kei Rentai kei Katei kei Meirei kei 1 2 3 4 5 6 7 8 Kaku Ka- ku Ka Ka-ka - nai - reru - seru Ka- ki - masu - mashita - masen - tai - te - ta Ka-ku Ka-ku - hito - mono - toki Ka-ke - ba Ka- ke

Beberapa contoh kata kerja yang termasuk pada Godan Katsuyoo Dooshi menurut gyoo (a, ka, sa, ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, n). pada bentuk perubahannya disebut nangyoo, nandan katsuyoo no dooshi.

Contoh: kata kaku disebut kagyoo godan katsuyoo dooshi.

Renyookei pada Godan Katsuyoo Dooshi kalau disambungkan dengan Jodooshi “ta” atau joshi “te”, “tari”, pada umumnya gobi-nya banyak berubah menjadi “t” atau “n”.

Contoh: kaku-kakite-kaite

Furu-furite-futte Yomu-yomite-yonde.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 vii

(8)

Meireikei pada Godan Katsoyoo biasanya berubah menurut tingkatan suara “e”. akan tetapi pada kata kerja berikut ini berubah menjadi “i”.

Contoh: Irassharu-irasshai = ada, pergi, datang. Ossharu-osshai = berbicara

Nasaru-nasai = melakukan b. Kami Ichidan Katsuyoo Dooshi.

Yang dimaksud kelompok kata kerja Kami Ichidan Katsuyoo Dooshi adalah kata kerja yang gobi-nya mengalami perubahan suara “i” menurut gojuuonzu.

Contoh: Bentuk kamus Suku kata awal(gobi) Mizen kei Renyoo kei Shuushi kei Rentai kei Katei kei Meirei kei 1 2 3 4 5 6 7 8 Okiru Oki-ru Oki Oki - nai - rareru - saseru - yo Oki - masu - mashita - masen - tai - te - ta Oki-ru Oki-ru - hito - mono - toki Oki-re - ba Oki-ro Okiyo

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 viii

(9)

Beberapa contoh kata kerja yang termasuk Kami Ichidan Katsuyoo Dooshi: Oriru turun

Okiru bangun Miru melihat

c. Shimo Ichidan Katsuyoo Dooshi.

Yang disebut Shimo Ichidan Katsuyoo Dooshi adalah kelompok kata kerja yang suku akhir (gobi) kata kerja tersebut berubah melalui tingkat suara “e” menurut gojuuonzu. Contoh: Bentuk kamus Suku kata awal(gobi) Mizen kei Renyoo kei Shuushi kei Rentai kei Katei kei Meirei kei 1 2 3 4 5 6 7 8 Taberu Tabe-ru Tabe Tabe - nai - rareru - saseru - yo Tabe - masu - mashita - masen - tai - te - ta Tabe-ru Tabe-ru - hito - mono - toki Tabe-re - ba Tabe-ro Tabe-yo

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 ix

(10)

Beberapa contoh kata kerja yang termasuk pada Kami Ichidan KatsuyooDooshi: Deru keluar Taberu makan Oshieru mengajar Neru tidur Shimeru menutup Atsumeru mengumpulkan d. Kagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi.

Kelompok kata kerja Kagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi terdiri dari satu kata kerja, yaitu “kuru”. Istilah Kagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi disingkat menjadi Kahen Dooshi yang mengalami perubahan seperti berikut:

Contoh: Bentuk kamus Suku kata awal(gobi) Mizen kei Renyoo kei Shuushi kei Rentai kei Katei kei Meirei kei 1 2 3 4 5 6 7 8 Kuru Ku Konai Korareru Kosaseru Koyo Kimasu Kimashita Kimasen Kitai Kite Kita Kuru Kuru - hito - mono - toki Kure - ba Koi Koyo

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 x

(11)

Untuk kata kerja Kagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi tidak dapat pembagian gokan dan gobi.

e. Sagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi.

Kata Sagyoo Henkaku Katsuyoo Dooshi disingkat menjadi Sahen Dooshi dan kata ini juga terdiri dari satu kata kerja yaitu “suru” yang mengalami perubahan seperti berikut: Contoh: Bentuk kamus Suku kata awal(gobi) Mizen kei Renyoo kei Shuushi kei Rentai kei Katei kei Meirei kei 1 2 3 4 5 6 7 8 Suru Su Shinai Dekiru Saseru Shiyo Shimasu Shimashita Shimasen Shitai Shite Shita Suru Suru - hito - mono - toki Sure - ba Shiro shiyo

Untuk Sahen tidak juga terdapat pembagian gokan dan gobi. Walaupun Kagyoo ini hanya memiliki satu kata kerja, yaitu “suru” tetapi banyak pula kata-kata yang disambungkan dengan kata “suru”, sehingga membentuk Fukugo Dooshi (kata kerja jadian).

Contoh: Benkyou suru belajar Renshuu suru latihan Nokku suru mengetuk Shuppatsu suru berangkat.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xi

(12)

2.2. Dooshi no katsuyoukei (Bentuk perubahan kata kerja).

Bentuk bentuk perubahan katsuyoukei biasanya dibagi menjadi 6 macam perubahan seperti berikut ini: Mizenkei, Renyoukei, Shushikei, Rentaikei, Kateikei, Meireikei.

a. Mizenkei

Mizenkei ini selalu bersambung dengan jodooshi “nai” dan menyatakan arti yang menyangkal. Namun selain dari itu ada juga yang bersambung dengan jodooshi “u”, “yoo” dan menyatakan suatu perkiraan, niat, atau kehendak hati.

Contoh: kaku (menulis) –kakanai (tidak menulis) Kakoo (mari menulis) Okiru (bangun) – okinai (tidak bangun).

Okiyoo (mari bangun).

Kangaeru (berpikir) – kangaenai (tidak berpikir) Kangaeyoo (mari berpikir).

b. Renyookei

Bentuk ini biasanya seperti mengakhiri bacaan dan selain bersambung dengan yoogen lain, juga bersambung dengan jodooshi “masu, “ta” dan lain-lain.

Contoh:

Yang bersambungan dengan “ta” dan “masu”. Kaku-kakimasu (akan menulis)

Kaita (telah menulis) Okiru-okimasu (akan bangun)

Okita (telah bangun)

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xii

(13)

Kangaeru- kangaemasu (akan berpikir) Kangaeta (telah berpikir) Yang bersambung dengan Yoogen lain:

Kaku-kaki owari (selesai menulis) Yomu-yomi owari (selesai membaca) Kaku-kaki hajime (mulai menulis) Yomu-yomi hajime (mulai membaca)

Renyookei dapat juga digunakan sebagai tanda berhenti (koma) pada tengah kalimat. Cara ini disebut Chuushihoo.

Contoh: Hana ga saki, tori ga naku. (Bunga mekar, burung bernyanyi).

Ani ga ongaku o narai, One wa e o kaku. (Kakak laki-laki belajar musik, kakak perempuan menggambar).

c. Shuushikei

Shuushikei digunakan pada saat berakhirnya kalimat, biasanya kata kerja tersebut dalam bentuk kamus.

Contoh: kaku-menulis miru- melihat Kuru – datang suru – melakukan

d. Rentaikei

Rentaikei digunakan pada waktu disambungkan dengan Taigen. Contoh: kaku – kakeba waktu menulis

Okiru – okiru waktu bangun Kangaeru – kangaeru toki waktu berpikir

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xiii

(14)

e. Kateikei

Kateikei bersambung dengan jodoushi “ba” dan menyatakan arti dugaan. Contoh: kaku – kakeba kalau menulis

Okiru – okireba kalau bangun Kangaeru – kangaereba kalau berpikir Suru – sureba kalau melakukan Kuru – kureba kalau datang.

f. Meireikei

Meireikei digunakan pada saat akan memerintah. Contoh: kaku – kake tulislah

Okiru – okiyo, okiro bangunlah Taberu – tabeyo, tabero makanlah

2.3. Jidooshi dan Tadooshi

Jidooshi adalah kata kerja yang dapat menyatakan aktivitasnya dengan tanpa pelengkap (objek), dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja Intransitif.

Contoh: Okiru bangun Hajimaru mulai Naoru sembuh

Saku berkembang Naku menangis

Hana ga saku – bunga mekar. Tori ga naku – burung berkicau.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xiv

(15)

Pada kalimat di atas, kata “saku” (mekar) dan “naku” (berkicau) tanpa ditambah kata lain dapat menyatakan aktivitas atau kegiatan dari subjek “hana” (bunga) serta “tori” (burung). Maka kata kerja tersebut dinamakan Jidooshi.

Selanjutnya dalam contoh kalimat berikut ini: Kare ga denki o kesu. = Dia memadamkan listrik Tori ga esa o sagasu = Burung mencari makanan

Kata “kesu” (memadamkan) dan “sagasu” (mencari) pada kalimat di atas tanpa ada kata lain yang menjadi objek tidak dapat menyatakan kegiatan/aktivitas dengan sempurna. Kata seperti ini disebut Tadooshi. Jadi Tadooshi adalah kata kerja yang menyatakan sesuatu dengan memerlukan pelengkap, dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja transitif.

Beberapa contoh kata kerja yang termasuk Tadooshi: Okosu = membangunkan

Dasu = mengeluarkan

Naosu = menyembuhkan dan lain-lain

Dilihat dari bentuknya Jidooshi dan Tadooshi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok:

1. Kata kerja yang bentuknya sama, hanya dibedakan fungsi dan pengertiannya oleh kata bantu (joshi).

Contoh: benkyoo ga owaru (jidooshi) = pelajaran selesai

Benkyoo o owaru (tadooshi) = menyelesaikan pelajaran Gakko ga yasumu (jidooshi) = sekolah libur

Gakko o yasumu (tadooshi) = libur sekolah

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xv

(16)

2. Yang berlainan perubahannya.

Okiru – bangun (jidooshi) Okosu – membangunkan (tadooshi) Deru – keluar (jidooshi) Dasu – mengeluarkan (tadooshi) Naoru – sembuh ( jidooshi) Naosu – menyembuhkan (tadooshi) 3. Yang bentuknya berlainan sama sekali

Shinu – mati Korosu – membunuh

2.4. Kanoo Dooshi

Cara pengucapan bentuk Kanoo Dooshi (bentuk dapat) pada kata kerja dalam bahasa Jepang ada beberapa macam. Kata kerja dalam “bentuk dapat” ini disebut kata kerja Kanoo atau Kanoo Dooshi.

1. Kata kerja bentuk kamus + koto ga dekiru

Kaku (menulis) kaku + koto ga dekiru (dapat menulis) Neru ( tidur) neru + koto ga dekiru (dapat tidur). Kuru (datang) kuru + koto ga dekiru (dapat datang)

Benkyoo suru (belajar) benkyoo suru + koto ga dekiru (dapat belajar). 2. Godan Katsuyoo Dooshi diubah menjadi Shimo Ichidan Dooshi.

Kaku (menulis) kakeru (dapat menulis)

Hanasu (berbicara) hanaseru (dapat berbicara) 3. Godan Katsuyoo Dooshi + kata kerja kopula reru.

Iku (pergi ) ika + reru (dapat pergi) Hairu (masuk) haira + reru (dapat masuk)

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xvi

(17)

4. Ichidan Katsuyoo Dooshi + kata kerja kopula rareru. Okiru (bangun) oki + rareru (dapat bangun) 5. Kahenkaku Katsuyoo Dooshi + kata kerja kopula rareru

Kuru (datang) ko + rareru (dapat datang) 6. Bentuk suru dekiru

Unten suru (menyetir) unten dekiru (dapat menyetir).

Semua cara pengucapan di atas dapat dipakai secara bebas, berarti Si pembicara boleh mempergunakan cara yang manapun menurut kemauannya. Misalnya untuk mengatakan dapat pergi kita dapat menggunakan 3 cara pengucapan yaitu:

Iku koto ga dekiru Ikareru

Ikeru

2.5. Hojo Doushi (Kata Kerja Pelengkap)

Kata kerja “aru, iru, ageru, morau, hajimeru, owaru, yaru” sering ditempelkan atau disambungkan pada bentuk “-te” suatu kata kerja yang lain, sebagai penekan.

Kata-kata tersebut di atas disebut hojo dooshi atau kata kerja pelengkap. Contoh: Hanashiteiru (sedang berbicara)

Tabetemiru (mencoba makan) Kaitearu (tertulis)

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xvii

(18)

2.6. Onbin dari Godan Katsuyoo Dooshi

Pada kata kerja Godan Katsuyoo dalam Renyookei bentuk “te”, terjadi asimilasi bunyi pada kata-kata yang ber-gobi: u, ku, gu, bu, tsu, mu, nu, su, ru. Asimilasi ini disebut onbin.

Dalam kata kerja ini terdapat 3 Onbin yaitu: 1. I onbin

Untuk kata-kata yang ber-gobi ku dan gu Contoh: kaku > kakite > kaite

Oyogu > oyogite > oyoide 2. Hatsu onbin (n)

Untuk kata-kata yang ber-gobi bu, mu, nu Contoh: nomu > nomite > nonde

Shinu > shinite > shinde 3. Soku onbin (konsonan rangkap)

Untuk kata-kata yang ber-gobi u, tsu, ru Contoh: Tatsu > tachite > tatte

Toru -> torite -> totte Kau -> kaite ->katte

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xviii

(19)

BAB III KESIMPULAN

Jenis perubahan kata kerja menurut perubahannya dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu: Godan Katsuyoo Dooshi adalah kata kerja yang berakhiran u, tsu, ru, bu, nu, mu, ku, gu, su. Kami Ichidan Katsuyoo Dooshi. adalah kata kerja yang berakhiran iru, Shimo Ichidan Katsuyoo Dooshi adalah kata kereja yang berakhiran eru, Henkaku Katsuyoo Dooshi hanya satu kata kerja yaitu kuru, Henkaku Katsuyoo Dooshi hanya satu kata kerja yaitu suru.

Bentuk perubahan kata kerja biasanya dibagi menjadi 6 macam perubahan seperti berikut ini: Mizenkei, Renyoukei, Shushikei, Rentaikei, Kateikei, Meireikei., Mizenkei. Mizenkei ini selalu bersambung dengan jodooshi “nai” dan menyatakan arti yang menyangkal. Renyookei bentuk ini biasanya seperti mengakiri bacaan dan selain bersambung dengan yoogen lain, juga bersambung dengan jodooshi “masu, “ta” dan lain-lain. Renyookei dapat juga digunakan sebagai tanda berhenti (koma) pada tengah kalimat. Shuushikei digunakan pada saat berakhirnya kalimat, biasanya kata kerja tersebut dalam bentuk kamus. Rentaikei digunakan pada waktu disambungkan dengan Taigen. Kateikei bersambung dengan jodoushi “ba” dan menyatakan arti dugaan. Meireikei digunakan pada saat akan memerintah.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xix

(20)

D A F T A R P U S T A K A

Harimurti Kridalaksana, 1989. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Hiroshi Kabaya, dkk. 1998. Keigo Hyougen. Tokyo: Kabushiki Kaisha Taishuu Shoso. Himeno. Masako, 1999. Fukugo Doushi. Tokyo : Yugen Kaisha.

J. Vance Thimoty dalam Rahayu Ratna Ningsih. 1993, Prefiks dan Sufiks dalam Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Katamba Francis. 1994. Morphology; Modern Linguistics. London : The MacMillan Press.

Moeliono. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. (Edisi ke 12). Jogyakarta: Karyono.

Spencer Andrew. 1991. Morphology Theory; An Introduction to Word Structure in Generative Grammar. Cambridge: Basil Blackwell.

Sudjianto. 1999. Gramatika Bahasa Jepang Modern.Jakarta : Kesaint Blanc.

Shinjiro Muraki. 1996. Nihon Go Bunpou Nyuumon. Japan. Yuugen Kaisha. Reoproduct. Taro Kageyama. 1996. Doushi Imiron. Tokyo : Kuroshio Shuppan.

Yoshikawa Taketoki. 1989. Nihon Go Bunpou Nyuumon. Tokyo : Kabushiki Kaisha.

Zulnaidi : Perubahan Kata Kerja, 2007 xx

Referensi

Dokumen terkait

Selama praktik mengajar di SD Negeri Gedongkiwo, praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman bahwa seorang guru dituntut untuk lebih memahami setiap siswanya

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, maka bersama ini Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pemilihan Langsung Nomor : 027/ 14 / PP.Gdg.Sukorejo/ 405.21/ 2012, tanggal 11 Juli 2012, maka diumumkan kepada para Peserta

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang?. menjadi dasar untuk mengatur lebih lanjut kegiatan

Dengan kata lain, pemilik sertifikat Berkaitan dengan sertifikat sebagai tanda bukti hak yang bersifat kuat,. sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan

Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di desa penulis (desa Bakalan Kalinyamatan Jepara) dan juga di masyarakat Jawa pada umumnya dalam menghadapi peristiwa kematian, hampir

[r]

Al-Ghazali telah mengubah atau paling tidak telah berusaha merubah istilah-istilah yang sulit menjadi mudah bagi pemahaman orang awam.Melalui pendekatan sufistik, al-