• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vivin Ariestania, drg, Sp.Pros* Dian Valentina *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vivin Ariestania, drg, Sp.Pros* Dian Valentina *"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vivin Ariestania, drg, Sp.Pros* Dian Valentina *

* Departement Prosthodonsia

* Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah Surabaya * Koresponden: vivinariestaniadrg@gmail.com

ABSTRACT

In the process of making prosthetic tooth, such as full denture, the exact vertical dimension measurement is needed to complete the rifht function of chewing. The wrong measurement can cause the bad effect, such as disturbance of chewing function of the full denture user.

Respondents were patients from the Prosthodontic Department of Hang Tuah University, Surabaya from September 2009 until January 2011. From 28 patients, 11 were chosen for this study. All of data in this study is analyzed using cross tabulation and chi square effect testing.

Result showed: here is an effect between the vertical dimension and chewing function of full denture user.

Key words: vertical dimension, full denture, chewing function.

PENDAHULUAN

Gigi tiruan lengkap merupakan suatu piranti yang dibuat tidak hanya untuk menggantikan seluruh gigi yang hilang, beserta jaringan sekitarnya, akan tetapi juga dapat memperbaiki fungsi kunyah, estetik, serta fonetik penderita (Neill & Nairn, 2990)

Pemakaian gigi tiruan lengkap dapat digunakan sebagai alat bantu dalam memperbaiki defisiensi pengunyahan serta memperbaiki nutrisi pada penderita. Oleh karena itu, salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan pembuatan gigi tiruan lengkap, adalah gigi tiruan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan fungsi kunyah (Neill & Nairn, 1990).

Salah satu keluhan yang sering dijumpai pada pasien gigi tiruan lengkap diantaranya adalah kesulitan pada saat mengunyah. Hal ini dapat dikarenakan

PENGARUH DIMENSI VERTIKAL TERHADAP FUNGSI KUNYAH PENGGUNA GIGI TIRUAN LENGKAP DI KLINIK PROSTODONSIA RSGMP

UNIVERSITAS HANG TUAH PERIODE TAHUN 2009-2010

(2)

adanya kesalahan dalam tahap pembuatan gigi tiruan lengkap, salah satunya pada tahap penentuan dimensi vertikal (Harshanur, 1996).

Kesalahan dalam pengukuran dimensi vertikal pada pengguna gigi tiruan lengkap, dapat memberikan efek yang buruk terhadap sistem pengunyahan makanan pada pengguna gigi tiruan lengkap (Harshanur, 1996).

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dimensi vertikal terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita pengguna gigi tiruan lengkap yang dirawat di Klinik Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi RSGMP Universitas Hang Tuah Surabaya, pada periode September 2009-Januari 2010.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 11 orang penderita, dengan teknik pengambilan total sampling, serta memenuhi criteria, yaitu: penderita tidak mempunyai kelainan sistemik, sudah memakai gigi tiruan lengkap ( RA/RB atau kombinasi RA dan RB) pada saat kontrol, tidak ada deformitas rahang, relasi rahang normal, dan penderita dapat serta bersedia untuk diwawancarai.

Hasil pengukuran dimensi vertikal dan pengambilan data dalam bentuk kuesioner, dilakukan minimum 2 bulan setelah insersi.

Pengukuran dimensi vertikal dengan metode Niswonger (Physiologic Rest Position Test) dilakukan dengan mengukur jarak titik subnasion ke titik gnasion pada saat rahang pasien berada dalam posisi istirahat. Pengukuran ke-2 titik ini dilakukan ke-2 kali, yaitu saat penderita tanpa menggunakan gigi tiruan lengkap serta pada saat penderita menggunakan gigi tiruan lengkap. Di dalam penelitian ini, jarak free way space ditentukan sebesar 2-4 mm. Setelah mendapatkan hasil pengukuran dimensi vertikal, misalnya x mm (tanpa menggunakan gigi tiruan lengkap) dan y mm (menggunakan gigi tiruan lengkap), maka peneliti dapat menentukan dimensi vertikal penderita tersebut dikatakan: normal, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.

Pengukuran terhadap fungsi kunyah penderita dapat diketahui melalui pengisian kuesioner, yang meliputi ada tidaknya rasa sakit pada Temporo Mandibular Joint, kelelahan pada otot-otot pengunyahan, kesulitan saat mengunyah, serta kenyamanan terhadap penggunaan gigi tiruan lengkap. Makin banyak gangguan terhadap fungsi kunyah, maka fungsi kunyah dikatakan buruk.

Hasil penelitian pengukuran dimensi vertical dan fungsi kunyah, selanjutnya akan diuji dengan uji korelasi Chi-Square.

HASIL

(3)

Dimensi

Vertikal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Terlalu Tinggi 3 27.3 27.3 27.3

Normal 7 63.6 63.6 90.9

Terlalu rendah 1 9.1 9.1 100.0

Total 11 100.0 100.0

Berdasarkan hasil pada tabel ke-1, didapatkan 7 penderita mempunyai dimensi vertikal yang normal, 3 penderita mempunyai dimensi vertikal yang terlalu tinggi , dan 1 penderita mempunyai dimensi vertikal yang terlalu rendah.

Tabel 2. Frekuensi Fungsi Kunyah Pengguna gigi Tiruan Lengkap Fungsi Kunyah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Buruk 5 45.5 45.5 45.5

Baik 6 54.5 54.5 100.0

Total 11 100.0 100.0

Berdasarkan tabel ke-2, peneliti mendapatkan dari 11 orang penderita pengguna gigi tiruan lengkap, didapatkan 6 orang penderita memiliki fungsi kunyah yang baik dan 5 penderita lainnya memiliki fungsi kunyah yang buruk. Tabel 3. Uji Korelasi Chi-Square antara Dimensi Vertikal dan Fungsi Kunyah Pengguna Gigi Tiruan Lengkap

Fungsi Kunyah Total Signifik ansi Chi Square Buruk Baik Dimensi vertikal Terlalu Tinggi Count 3 0 3 p=0,023 % within Dimensi vertikal 100.0 % .0% 100.0 % Normal Count 1 6 7 % within Dimensi vertikal 14.3% 85.7% 100.0 % Terlalu Count 1 0 1

(4)

rendah % within Dimensi vertikal 100.0 % .0% 100.0 % Total Count 5 6 11 % within Dimensi vertikal 45.5% 54.5% 100.0 %

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Chi-Square, didapatkan hasil berupa adanya pengaruh dimensi vertikal terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap, dengan p<0,05/ p=0,023.

PEMBAHASAN

Penderita yang memiliki dimensi vertikal lebih besar atau lebih kecil dari free way space (2-4 mm) berarti terdapat kesalahan pada saat penentuan dimensi vertikal.

Pada Dimensi Vertikal yang terlalu tinggi, penderita akan mengalami gangguan fungsi kunyah, berupa: ketegangan pada otot maseter dan kelelahan pada saat pengunyahan makanan. Hal ini ditunjang oleh pendapat Watt & Mac Gregor (1992) dan Zarb et al (2002) bahwa penderita yang memiliki dimensi vertikal terlalu tinggi akan menyebabkan perpanjangan dimensi wajah, sehingga pada saat posisi istirahat, bibir akan terbuka. Otot pembuka dan penutup mulut yang berperan dalam fungsi pengunyahan tidak dapat mencapai posisi istirahat dengan benar sehingga berdampak pada ketidaknyamanan penderita pada gigi tiruan lengkap tersebut (Saleh, 2006).

Dimensi vertikal yang terlalu rendah akan menyebabkan berkurangnya efisiensi pengunyahan makanan, karena gigi-gigi rahang atas dan bawah belum berkontak pada saat otot-otot selesai berkontraksi untuk mengunyah makanan, sehingga ketika gigi-gigi tersebut bertemu pada saat mengunyah makanan, daya kunyah yang terjadi sudah jauh berkurang. Selain itu, tekanan pada daerah persendian dan ligamen pada saat mengunyah makanan akan lebih besar apabila dimensi vertikal terlalu rendah. Hal ini menyebabkan rasa sakit pada Temporo Mandibular Joint (Harshanur, 1996 dan Saleh 2006).

Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dimensi vertikal dan fungsi kunyah dengan menggunakan tabulasi silang, serta dilakukan uji korelasi Chi-Square, didapatkan adanya pengaruh antara dimensi vertikal terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap, dengan signifikansi Chi-Square lebih kecil dari 0,05 (p<0,05/ p=0,023), dimana pada penetapan dimensi vertikal yang salah, dapat menyebabkan gangguan fungsi kunyah.

KESIMPULAN

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara dimensi vertical terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap.

(5)

SARAN

Peneliti berharap agar dapat memperbanyak jumlah sample yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal..

REFERENSI

1. Boucher RM, Davenport JC, Tomlin HR: Prosthodontic Treatment For Edentulous patients, 7th edition. St Louis: The Mosby Co.,1975: 273-274. 2. Fillion L, Kilcast D: Food Texture and Eating Difficulties In The Elderly.

United Kingdom: Leatherhead Food Research Association.

3. Harshanur IW: Geligi Tiruan Lengkap Lepas, edisi ke-3. Jakarta: EGC. 1996: 64-69.

4. Neill DJ, Nairn RI: Complete Denture Prosthetics, 3rd edition. London: Wright. 1990:1-2,55-58.

5. Saleh S: Dimensi Vertikal, Kesalahan pengukuran dan Akibatnya, Ceril No. XV!!!, 2006: 98-101.

6. Watt DM, Mac Gregor AR: membuat Desain Gigi Tiruan lengkap, edisi ke-2. Jakarta: Hipokrates. 1992: 46-47.

7. Yanuarini: Dimensi Vertikal Fisiologis dengan Metode Physiologic Rest Position dan Teori Leonardo Da Vinci I serta II pada Laki-laki dan Perempuan (Kajian pada Kelompok Usia 18-23 tahun). Skripsi, Universitas Indonesia, Surabaya. 2008.

8. Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE: Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher, edisi 10. Jakarta: EGC. 2002: 232-234,237

(6)

Gambar: Dimensi vertikal yang normal (sebesar 75mm) pada pasien usia 55 tahun. A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap

tiruan lengkap (75mm)

Dimensi vertikal yang terlalu tinggi (over opening) pada saat menggunakan gigi tiruan lengkap

ambar: Dimensi vertikal yang normal (sebesar 75mm) pada pasien usia 55 tahun. A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (65mm) dan B= sesudah mengg

imensi vertikal yang terlalu tinggi (over opening) pada saat menggunakan gigi tiruan ambar: Dimensi vertikal yang normal (sebesar 75mm) pada pasien usia 55 tahun. A= dan B= sesudah menggunakan gig

(7)

Dimensi vertikal yang terlalu tinggi pada pasien usia 81 tahun pada saat A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (65 mm)

lengkap (75mm)

Dimensi vertikal yang terlalu tinggi pada pasien usia 81 tahun pada saat A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (65 mm) dan B= setelah menggunakan gigi tiruan Dimensi vertikal yang terlalu tinggi pada pasien usia 81 tahun pada saat A= sebelum dan B= setelah menggunakan gigi tiruan

(8)

Dimensi vertikal yang terlalu rendah

sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (75mm) dan B= sesudah tiruan lengkap (70mm)

Dimensi vertikal yang terlalu rendah pada pasien usia 65 tahun, yaitu pada saat A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (75mm) dan B= sesudah menggunakan gigi pada pasien usia 65 tahun, yaitu pada saat A= menggunakan gigi

(9)

Gambar

Tabel 2. Frekuensi Fungsi Kunyah Pengguna gigi Tiruan Lengkap  Fungsi Kunyah

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang

Dari hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara bersama sama antara jumlah hunian hotel, jumlah lokasi wisata dan jumlah wisatawan dengan jumlah tenaga kerja

Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment untuk variabel umur, berat cangkul serta lama kerja, dan yang menggunakan

telah terbukti normal dan linier dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi, uji regresi berganda, serta mencari sumbangan relatif dan sumbangan

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan diketahui bahwa dimensi responsiveness, emphaty, dan tangibles mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah, itu artinya

Berdasarkan hasil pemetaan geologi dan korelasi bor serta singkapan batubara diperoleh data bahwa terdapat 10 lapisan batubara dengan penyebaran dapat mencapai 5 km hingga 15 km,

Analisa yang dilakukan meliputi uji mekanik (kekuatan tarik dan kemuluran) sesuai ASTM D638, uji sifat termal menggunakan TGA dan DSC serta uji gugus fungsi komposit menggunakan

3 Hasil analisis pengaruh berbagai suhu pati dan lama pemanasan modifikasi pada suhu puncak gelatinisasi (SPG) dengan menggunakan general linear model unvariate dan