• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pengurangan Resiko Pasien Jatuh New

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pengurangan Resiko Pasien Jatuh New"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1) . PEDOMAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH. BAB I DEFINISI Program keselamatan pasien rumah sakit atau lebih terkenal dengan istilah patient safety adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Komponen-komponen yang termasuk di dalamnya adalah pengkajian resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya serta implementasi solusiuntuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya yang aman melalui suatu system yang dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan atau KTD. Kesadaran akan hal tersebutlah yang mendasari pelaksanaan program patient safety. Dalam upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak di harapkan pada pasien yang di rawat perlu di tumbuh kembangkan kepemimpinan dan budaya rumah sakit yang mencakup keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan. Dalam sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dalam hal ini, terdapat berbagai pasien dengan berbagai keadaan dan berbagai macam kasus penyakit. Tiap-tiap pasien adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagai kelainan dan kekhasan masing-masing. Dalam hal kasus penyakit terdapat juga berbagai macam kondisi pasien yang akan berpengaruh terhadap cara pemberian pelayanan dan perawatan yang di berikan karena kondisi pasien yang sarat resiko. Salah satu risiko yang akan timbul adalah pasien jatuh (fall). Untuk mangantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cedera, perlu di lakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah di identifikasi tersebut, pengkajian risiko jatuh ini telah dapat di laksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Tim patient safety atau Tim Keselamatan pasien yang di bentuk RS. AR Bunda Lubuklinggau telah menetapkan Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrument yang di gunakan untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko.      .

(2)  . jatuh. Penilaian pasien anak menggunakan Scoring Humty Dumpty dan pada pasien geriatric menggunakan Ontario modified straftify-sidney Scoring..      .

(3)  . BAB II RUANG LINGKUP A. Ruang Lingkup Lokasi 1. Poli Pelayanan Rawat Jalan 2. Unit Gawat Darurat 3. Ruang Rawat Inap 4. Kamar Operasi 5. Instansi Radiologi B. Ruang Lingkup Usia 1. Anak-anak dari usia 0-13 tahun 2. Dewasa dari rentang usia > 13-65 tahun 3. Geriatri dari usia > 65 tahun.      .

(4)  . BAB III TATA LAKSANA Prinsip. pencegahan. injury. termasuk. pendidikan. mengenai. hal-hal. yang. membahayakan keamanan dan strategi pencegahan, pengontrolan lingkungan dan mesinmesin (keamanan aktif atau pasif di kemudian hari yang mungkin mencegah injury dari produk atau alat yang di gunakan), dan penguatan pada pengaturan di antara peralatan pengaman, tenaga kerja dan sebagainya. Keamanan aktif termasuk pemberian pengaturan pada tingkah laku seseorang yang dapat menguntungkannya. Keamanan pasif atau automatic termasuk pengaturan yang menggunakan mesin dan peralatan dan tidak membutuhkan tingkah laku seseorang yang spesifik untuk menjadi aktif. Kantung udara, pengaman tempat tidur adalah contoh dari keamanan pasif. Keamanan pasif adalah lebih menguntungkan dari pada keamanan aktif dalam pengerjaan nya, karena tidak membutuhkan penjelasan dan pendidikan kepada klien atau individu tersebut. Salah satu risiko keamana pasien selama berada dalam pelayanan di rumah sakit adalah kemungkinan pasien jatuh (fall). Pengkajian resiko jatuh ini telah dapat di laksanakan sejak pasien mulai mendaftar, dangan menggunakan skala jatuh. Tim Patient Safety atau Tim Keselamatan Pasien di bentuk oleh RS. AR Bunda Lubuklinggau telah menetapkan Morse Fall Scale (MFS) sebagai instrumen yang di gunakan utuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh, pada pasien anak manggunakan Scoring humty jatuh, dengan menghitung skor MFS Pada pasien di tentukan resiko jatuh dari pasien tersebut, sehingga dengan demikian di upayakan pencegahan dumpty dan pada pasien Geriatric menggunakan Ontario Stratify-Sidney Scoring. MORSE FALL SCALE (MFS) Merupakan salah satu instrument yang dapat di gunakan untuk mengidentifikasi pasien beriksiko jatuh yang perlu di lakukan. Dengan menghitung skor MFS pada pasien dapat menentukan resiko jatuh pada pasien tersebut, sehingga dengan demikian dapat di upayakan pencegahan yang perlu di lakukan..      .

(5)  . ASESMEN RESIKO JATUH MORSE FALL SCALE Faktor resiko. Skala. Riwayat jatuh. o. Ya. 25. o. Tidak. 0. Diagnosis sekunder. o. Ya. 15. (≥ 2 diagnosis medis ). o. Tidak. 0. Alat bantu. o. Berpegangan pada perabot. 30. o. Tongkat/alat penopang. 15. o. Tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring. 0. o. Ya. 20. o. Tidak. 0. o. Terganggu. 20. o. Tidak. 0. o. Sering lupa atas keterbatasan yang dimiliki. 15. o. Sadar akan kemampuan diri sendiri. 0. Terpasang infus Gaya berjalan Status mental. Poin. Skor. TOTAL. Tingkat risiko. Skor morse. Tindakan. RESIKO RENDAH. 0-24. Tidak ada tindakan. RESIKO SEDANG. 25-44. Pencegahan jatuh standar. RESIKO TINGGI. ≥ 45. Pencegahan jatuh resiko tinggi.      .

(6)  . SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER. KRITERIA. USIA. o o o o o. DIAGNOSIS. GANGGUAN KOGNITIF FAKTOR LINGKUNGAN. o o o o o o o o o. RESPON TERHADAP : 1. Pembedahan/ Sedasi/Anestesi. Jenis kelamin. SKOR. ˂ 3 Tahun 3-7 Tahun 7-13 Tahun. 4 3 2. 3. Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb) Gangguan perilaku/psikiatri Diagnosis lainnya Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri Riwayat jatuh/Bayi di letakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu/bayi di letakkan dalam tempat tidur bayi/perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit. 4 3. o o o. o o o o. Dalam 24 jam Dalam 48 jam ˃ 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/ anestesi Penggunaan multiple sedatif, obat hipnosis, barbiturat, anti depresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya Laki-laki Perempuan. Kategori : RESIKO TINGGI. : ≥ 17. RESIKO SEDANG. : 11-16. RESIKO RENDAH : 7-10.      . 2 1 3 2 1 4 3. 3. 2 1. 2 1 1. o 2. Penggunaan Medikamentosa. NILAI. 3 2 1 1 3 2 1 2 1. 1.

(7)  . Tingkatan risiko jatuh terbagi menjadi risiko tinggi, sedang dan rendah, untuk pasien. dengan risiko jatuh yang tinggi pada tempat tidur pasien di pasang kode atau lambang berupa gambaran orang yang akan jatuh dengan layar warna merah, sedangkan risiko sedang berlatar warna kuning, kode jatuh ini harus menempel pada tempat tidur pasien dan mudah terlihat oleh petugas, kode berupa gambar orang yang akan jatuh tersebut dipasang menempel pada tempat tidur dengan maksud apabila pasien pindah maka kode akan terbawa bersama pasien. Apabila pasien jatuh maka petugas harus dapat segera melakukan penanganan pasien jatuh sesuai dengan SPO yang ada. Buat pelaporan mengenai pasien jatuh ke Tim Patient safety. Dari laporan insiden ini nantinya akan di gunakan sebagai bahan pembelajaran untuk memperbaiki system sehingga dapat mengurangi atau menekan angka KTD karena jatuh.. Pengkajian tersebut di lakukan oleh perawat dan kemudian dapat di jadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tata laksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien atau keluarga tentang maksud pemasangan gelang tersebut. Hal hal umum yang perlu di perhatikan oleh perawat dalam ruang lingkup pelayanan di rumahsakit pada pasien dengan resiko jatuh : 1. Faktor lingkungan Perawat senantiasa memperhatikan resiko pasien jatuh diantara nya : Lantai yang licin, penerangan nya kurang, tidak ada pegangan atau tumpuan, ada tangga di perbatasan ruangan, adanya furniture diruangan yang memungkinkan ruang gerak pasien terbatas, alas kaki klien yang licin, tempat yang disertai dengan pengaman ( hek atau side rail). Antisipasi faktor-faktor lingkungan di lakukan dengan mengadakan ronde lingkungan di tiap-tiap bagian. Dengan ronde lingkungan akan di temukan hal     .

(8)  . hal yang mungkin akan menjadi risiko intuk terjadinya jatuh. Bila di temukan maka perlu di lakukan penanganan segera atau di beri tanda (merah/kuning) agar dapat terlihat oleh pasien, keluarga maupun petugas sehingga akan lebih hati-hatitindakan keperawatan yang perawat ruangan lakukan di RS. AR Bunda Lubuklinggau dalam melaksanakan ronde lingkungan adalah : . Selalu meninggalkan tempat tidur dengan posisi horizontal terendah (untuk tempat tidur dengan ketinggian yang bisa diubah ubah) ketika perawat sudah selesai memberikan asuhan.. . Memasang penghalang tempat tidur dan memeriksa keamanannya. . Memeriksa dan menyesuaikan obyek-obyek yang menonjol seperti roda tempat todur.. . Membersihkan dan memindahkan alat-alat yang tidak di butuhkan lagi. . Menganjurkan untuk menggunakan pegangan sepanjang dinding koridor pada saat berjalan. . Mengobservasi pasien ambulasi dangan baik akan adanya tanda-tanda kelemahan atau gaya berjalan yang tidak stabil.. . Memastikan bahwa ada cukup cahaya, terutama di waktu senja dan malam hari.. 2. Faktor Pasien Faktor pasien yang menjadi perhatian perawat ruangan di RS. AR Bunda Lubuklinggau antara lain : Obat yang di gunakan pasien (multi pharmacy), penglihatan, perubahan status mental atau perilaku pasien , kekurangan cairan dan elektrolit, kelemahan fisik atau anggota gerak, riwayat atau penyakit yang sedang di derita dan lainnya. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh “dengan atau tanpa cidera” perlu di lakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah di identifikasikan tersebut. Pengkajian risiko jatuh telah dapat di laksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh..      .

(9) Risiko jatuh jatuh dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya :.  . . Salah memperkirakan jarak dari tempat tidur ke lantai. . Merasa lemah atau pusing pada saat mencoba untuk bangun.. . Merubah posisi terlalu cepat dan kehilangan keseimbangan ketika mencoba untuk bangun dari kursi. Hal ini umum terjadi khususnya pada pasien lanjut usia.. . Tidak mengenal lingkungan sekelilingnya.. . Meminum obat yang membuat kesadaran mereka terhadap lingkungan berkurang.. . Berada di tempat gelap.. . Gangguan status mental (misalnya : Bingung atau disorientasi). . Gangguan mobilitas ( misalnya : gangguan berjalan, kelemahan fisik, menurunnya mobilitas tungkai bawah, gangguan keseimbangan).. . Riwayat jatuh sebelumnya.. . Obat-obatan ( sedative dan penenang, Obat-obatan yang berlebihan). . Berkebutuhan khusus dalam hal toileting ( memerlukan bantuan untuk buang air, mengalami inkontinensia, diare dan tidak dapat menahan keinginan buang air).. . Usia lanjut. Antisipasi dari faktor pasien adalah melibatkan keluarga / penunggu pasien dan. pencegahan jatuh ini, mengajak untuk terlibat dan berperan aktif.mengajarkan hal-hal tindakan yang dapat di lakukan untuk mencegah pasien jatuh, misalnya tidak meninggalkan pasien sendiri, menutup pengaman tempat tidur dan anjurkan keluarga untuk memberitahukan perawat bila meninggalkan pasien . Segala upaya pencegahan jatuh telah perawat lakukan dalam meminimalkan dan tidak terjadinya pasien jatuh. 3. Penerapan SPO oleh perawat Perawat sebagai anggota ini tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit ( sebesar 40-60 % ) dan pelayanan keperawatan yang di berikan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan dengan latar belakang pendidikan diploma III keperawatan dan S1 keperawatan. Perawat ruangan sudah dapat menerapkan dengan baik dalam melaksanakan standar prosedur operasional : identifikasi risiko pasien jatuh.      .

(10)  . Dengan menggunakan skala jatuh morse, hal ini di ketahui bahwa perawat langsung akan menilai pasien baru di ruangan dengan menggunakan skala jatuh morse dan setelah di peroleh nilainya maka akan memasang kode jatuh tersebut. Perawat di ruangn sudah memahami tanggung jawab dalam hal : memberikan informasi pada pasien dak kaluarga tentang kemungkinan-kemungkinan risiko :  Melaporkan kejadian-kejadian tak di harapkan (KTD) pada yang berwenang.  Berperang aktip dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan kualitas atau mutu pelayanan.  Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan profesional lainnya  Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup  Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety  Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infection control)  Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat meminimalisasi kejadian error  Berhubungan dengan badan badan profesional yang mewakili dokter para ahli farmasi dan lain lain  Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat  Berkolaborasi dengan system pelaporan nasional untuk mencatat, menganalisa data mempelajari kejadian kejadian tak di harap kan (KTD)  Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran , sebagai contoh pelaksanaan akreditasi  Karakteristik dari peberi pelayan kesehatan menjadi tolak ukur terhadap excel dalam patient safety Dalam buku “preventing falls in hospitals”: A Toolkit for Improving Qualit of disebutkan upaya upaya untuk mengurangi terjadinya kejadian pasien terjatuh di rumah yaitu :  Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya  Menunjukan pada pasien alat bantu panggilan darurat  Posisikan alat bantu panggil darurat dalam jangkauan      .

(11)  Posisikan barang barang pribadi dalam jangkauan pasien.  .  Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan lorong  Posiskan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien sedang beristirahat , dan posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien tidak tidur  Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal rumah sakit  Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner  Gunakan alas kaki yang nyaman , baik , dan tepat pada pasien  Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan  Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua tumpahan  Kondisikan daerah perawatan pasien rapi  Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat tidur dan meninggalkan tempat tidur.      .

(12)  . BAB IV DOKUMENTASI 1. Lembar monitoring pencegahan pasien jatuh 2. Formulir Assesmen Resiko Pasien Jatuh “MORSE” 3. Formulir Assesmen Resiko Pasien Jatuh “Humpty Dumpty” 4. Intervensi Pencegahan Pasien jatuh. Di Tetapkan di: Lubuklinggau Pada tanggal : 01 Desember 2015 Direktur dr. Sarah Ainar Rahman. Referensi : 1. Panduan Nasional Pasien Rumah Sakit. Dep Kes RI. Tahun 2008 2. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). KKP-RS. Tahun 2008 3. PMK No. 1691 Tahun 2011, Tentang keselamatan Pasien Rumah Sakit.      . ;.

(13)  . ASESMEN RESIKO JATUH MORSE FALL SCALE Faktor resiko. Skala. Poin. Skor. Riwayat jatuh. o. Ya. 25. 0. o. Tidak. 0. Diagnosis sekunder. o. Ya. 15. (≥ 2 diagnosis medis ). o. Tidak. 0. Alat bantu. o. Berpegangan pada perabot. 30. o. Tongkat/alat penopang. 15. o. Tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring. 0. o. Ya. 20. o. Tidak. 0. o. Terganggu. 20. o. Tidak. 0. o. Sering lupa atas keterbatasan yang dimiliki. 15. o. Sadar akan kemampuan diri sendiri. 0. Terpasang infus Gaya berjalan Status mental. TOTAL. KATEGORI : RESIKO TINGGI. : ≥ 45. RESIKO SEDANG. : 25-44. RESIKO RENDAH : 0-24.      . 15 15. 20 20 15 85.

(14)  . TATALAKSANA PENCEGAHAN PASIEN RESIKO JATUH NO 1 2 3 4 5 6. RESIKO RENDAH Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang Pastikan lorong bebas hambatan Pastikan lingkungan aman Edukasi pasien dan keluarga Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan Informasikan dan mendidik pasien atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien RESIKO SEDANG Pastikan lantai tidak licin, ruangan dan toilet terang Tempatkan alat bantu, seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien Pasang bed side rel Pastikan lingkungan aman Edukasi pasien dan keluarga Berkolaborasi dangan perawat dan keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien. Jangan biarkan pasien beresiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi Informasikan dan mendidik pasien atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh RESIKO TINGGI Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien. 7 8 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 NO 1 2 3. Pencegahan jatuh akibat kecelakaan (pastikan lantai tidak licin, ruangan dan toilet terang) Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien Pasang bed side rel Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur Jangan biarkan pasien beresiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan, yang mempengaruhi tingkat kesadaran Pastikan pasien yang diangkut dengan brancard/tempat tidur, posisi bed side rel dalam keadaan terpasang Informasikan dan mendidik pasien atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh Berkolaborasi dengan perawat atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien. 4 5 6 7 8 9 10 11.      . YA TIDAK. KET. YA TIDAK. KET. YA TIDAK. KET.

(15)  . SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER USIA. DIAGNOSIS. GANGGUAN KOGNITIF. KRITERIA o ˂ 3 Tahun. 4. o 3-7 Tahun. 3. o 7-13 Tahun. 2. o Diagnosis neurologi. 4. o Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik,. 3. LINGKUNGAN. SKOR 3 3. dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb) o Gangguan perilaku/psikiatri. 2. o Diagnosis lainnya. 1. o Tidak menyadari keterbatasan dirinya. 3. o Lupa akan adanya keterbatasan. 2. o Orientasi baik terhadap diri sendiri. 1. o Riwayat jatuh/Bayi di letakkan di tempat tidur. 4. dewasa FAKTOR. NILAI. 2. 1. 3. o Pasien menggunakan alat bantu/bayi di letakkan dalam tempat tidur bayi/perabot rumah o Pasien diletakkan di tempat tidur. 2 1. o Area di luar rumah sakit RESPON. o Dalam 24 jam. 3. TERHADAP :. o Dalam 48 jam. 2. 1. Pembedahan/. o ˃ 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/. 1. Sedasi/Anestesi 2. Penggunaan Medikamentosa. Jenis kelamin.      . 1. anestesi o Penggunaan multiple sedatif, obat hipnosis,. 3. 1. barbiturat, anti depresan, pencahar, diuretik, narkose o Penggunaan salah satu obat di atas. 2. o Penggunaan medikasi lainnya. 1. o Laki-laki. 2. o Perempuan. 1. 1.

(16)  . Kategori : RESIKO TINGGI. : ≥ 17. RESIKO SEDANG. : 11-16. RESIKO RENDAH : 7-10 ASESMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN 1.. PENGKAJIAN. NO A. PENILAIAN / PENGKAJIAN. YA. TIDAK. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih) 1.. Tidak seimbang/sempoyongan. 2.. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, tripot, kursi roda,. orang lain) B. Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi atau meja/benda lain sebagai penopang saat akan duduk.. 2. NO. HASIL HASIL. PENILAIAN / PENGKAJIAN. 1. Tidak beresiko. Tidak ditemukan a & b. 2. Resiko rendah. Ditemukan salah satu dari a/b. 3. Resiko tinggi. Ditemukan a & b. 3.. KET. TINDAKAN TTD /. NO. HASIL KAJIAN. TINDAKAN. YA. TIDAK. Nama Petugas. 1. Tidak beresiko. Tidak ada tindakan. 2. Resiko rendah. Edukasi. 3. Resiko tinggi. . Pasang pita kuning. . Edukasi.      .

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Hartrisari, 2017) : (1) Perlu disinergikan dengan kebijakan berkait dengan pengelolaan lingkungan, (2) Perlu memuat tentang aturan dan sanksi dari akibat

Ada satu ba a satu bagian dari gian dari alat uk alat ukur yang ur yang sangat penting yang berfungsi sebagai penerus, pengubah atau pengolah semua isyarat yang diterima oleh

Efek Perlakuan Ekstrak Andaliman (Zanthoxyllum acanthopodium) Pada Tahap Praimplantasi Terhadap Fertilitas Dan Perkembangan Embrio Mencit (Mus musculus L.). Jurnal

- Sludge dari IPAL - Absorban dan filter bekas - Alat yang terkontaminasi Hg - Sludge hasil proses pengawetan - Limbah laboratorium. - Logam berat (terutama Hg) -

Populasi merupakan suatu Populasi menurut Sugiyono (2000) mengemukakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

Jika Helaian Data Keselamatan kami telah diberikan kepada anda bersama bekalan Asal bukan HP yang diisi semula, dihasilkan semula, serasi atau lain, sila berhati-hati bahawa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Produk media pembelajaran yang dihasilkan berupa pembuatan slide persentasi

mengetahui sifat fisika yang meliputi kadar air, berat jenis dan perubahan dimensi dari jenis kayu kemiri berdasarkan arah aksial yang tumbuh di Kabupaten Sigi